You are on page 1of 3

PENATALAKSANAAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS LUMBALIS PADA PASIEN HIPERTRIGLISERID ABSTRAK Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah

satu penyebab dari nyeri punggung bawah (NPB) yang penting.1 Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis adalah yang paling sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5.2 Berdasarkan anamnesis ditemukan adanya keluhan nyeri punggung bawah sampai kaki disertai keluhan kedua tangan sering kesemutan sejak I tahun SMRS. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda berupa TD: 150/80 mmHg, Test laseque (+), Test Patrick (+), test anti Patrick (+). Sedangkan dari pemeriksaan penunjang diperoleh data kadar trigliserid sebesar 288 dan MRI lumbal menunjukkan hasil berupa herniated disc sinistra L5-S1, canal stenosis ringan L4-L5, penyempitan neural foramen setinggi L4-5, dan L5-S1. Pasien telah mendapatkan terapi medikamentosa serta rencana tindakan operatif. Kata kunci : Hernia nukleus pulpousus lumbalis, hiperkolesteromia KASUS Seorang pasien laki-laki. usia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung bawah sampai dengan kaki. Keluhan mulai dirasakan sejak 1 tahun SMRS. Pasien mengatakan keluhan tiba-tiba saja muncul. Pasien telah menjalani pengobatan rutin, namun jika obat habis pasien kembali mengeluhkan nyeri pada punggung bawah. Sejak 1 MSMRS keluhan semakin memberat, obat yang biasa diminum untuk mengurangi nyeri dirasakan tidak mampu lagi mengurangi nyeri muncul, pasien juga mengeluh tangan kiri sering kesemutan yang dirasakan terutama saat bangun di pagi hari. Pasien juga mengeluh sulit BAB. Dari pemriksaan fisik diperoleh tanda hipertensi berupa TD: 150/80 mmHg, BB: 75 kg pemeriksaan neurologis berupa Test laseque (+), Test Patrick (+), test anti Patrick (+). Sedangkan dari pemeriksaan penunjang diperoleh data kadar trigliserid sebesar 288 dan MRI lumbal menunjukkan hasil berupa herniated disc sinistra L5S1, canal stenosis ringan L4-L5, penyempitan neural foramen setinggi L4-5, dan L5-S1. DIAGNOSIS KERJA Diagnosis Klinik : Low back pain Diagnosis Topik : Radikulopati L5-S1, penyempitan neural foramen L4-S1 Diagnosis Etiologi : Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis (HNP) Multiple. Diagnosis tambahan : Hipertriglisidemia dan Hipertensi stage II.

PENATALAKSANAAN

Pasien pada kasus ini diberikan terapi berupa terapi kausatif dengan rencana rujuk untuk menjalani tindakan operatif dan gemfibrozil 2x1, tindakan simptomatik berupa injeksi Ketorolak 1 Amp/12 jam, MST tablet 2 x 1, Gabapentin tablet 2 x 300mg, terapi suportif berupa IVFD Ringer Asetat + Diazepam 1 Amp 20-30 tpm Meloxicam tablet 2 x 15 mg dan pasang Korset lumbal. DISKUSI Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau Potrusi Diskus Intervertebralis (PDI) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (rupture discus).1 Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terjadinya HNP lumbalis adalah faktor usia dimana makin bertambah usia risiko makin tinggi, jenis kelamin dimana pada umumnya laki-laki lebih sering terkena dari pada perempuan, dan riwayat cedera punggung atau pernah mengalami HNP sebelumnya. Sedangkan faktor-faktor risiko yang masih dapat diubah diantaranya faktor pekerjaan dan aktivitas misalnya duduk yang terlalu lama, olahraga yang tidak teratur, merokok dimana nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus untuk menyerap nutrient yang diperlukan dalam darah, berat badan berlebihan, serta batuk lama dan berulang.2 Faktor resiko yang ditemukan pada pasien ini adalah jenis kelamin laki, usia menjelang tua, faktor pekerjaan yang sering duduk dalam jangka waktu lama, dan merokok.3 Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang dengan MRI lumbal sebagai gold standart. Diagnosis HNP lumbalis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis diperoleh riwayat nyeri punggung bawah sampai kaki yang bersifat kambuh-kambuhan, pemeriksaan neurologis untuk meregangankan sarag ischiadicus diperoleh tanda berupa Test laseque (+), Test Patrick (+), dan test anti Patrick (+). Sedangkan dari pemeriksaan penunjang dengan MRI Lumbal yang merupakan gold standart menunjukkan hasil berupa herniated disc sinistra L5-S1, canal stenosis ringan L4-L5, penyempitan neural foramen setinggi L4-5, dan L5S1. Keluhan berupa kedua tangan sering kesemutan serta kadar trigliserid mencapai 288 mengarah ke diagnosis hipertrigliseridemia. Penatalaksanaan pasien HNP lumbalis meliputi terapi konservatif dan operatif. Terapi konservatif meliputi tirah baring, terapi medikamentosa dengan pemberian analgetik non opiod seperti golongan NSAID dan jika tidak membaik diberikan analgetik opiod dan analgetik adjuvant berupa benzodiazepin.4 Terapi fisik yang dilakukan terhadap penderita NPB misalnya traksi pelvis, kompres dingin, teanscutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), korset lumbal. 1 Indikasi dilakukan tindakan operatif antara lain diantaranya pada kondisi setelah satu bulan dirawat konservatif tidak ada kemajuan, iskhialgia yang berat, menetap, atau bertambah berat, ada gangguan miksi/defekasi dan seksual, ada bukti klinik terganggunya radiks saraf, dan terdapat paresis otot tungkai bawah. 4 Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi terapi konservatif tirah baring selama 4 hari, dengan memberikan obat-obat anlgetik non opiod golongan NSAID, obat tranquilizer golongan benzodizepin, analgetik opiod berupa MST dan analgetik untuk nyeri neuropatik berupa gabepentin. Terapi fisik yang diberikan berupa pemasangan korset lumbal. Terapi kausatif dilakukan tindakan
2

operatif dengan indikasi setelah satu bulan dirawat konservatif tidak ada kemajuan, iskhialgia yang berat, menetap, atau bertambah berat, ada gangguan miksi/defekasi dan seksual, ada bukti klinik terganggunya radiks saraf. KESIMPULAN Diagnosis pada pasien ini adalah Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan neurologis dan MRI Lumbal sebagai gold standar. Faktor resiko yang dimiliki pasien antara lain jenis kelamin laki-laik, usia menjelang tua, berat badan berlebih, merokok dan profesi dengan aktivitas duduk yang lama. Terapi pada pasien ini meliputi terapi konservatif dan terapi operatif dengan indikasi yang sesuai. DAFTAR PUSTAKA 1. Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat, 2006 2. Purwanto T.E. Hernia Nukleus Pulposus. Dalam: Nyeri Punggung Bawah. Edisi II. Kelompok Study Nyeri; Perdossi, Jakarta; 2003: 133-48 3. Foster M.R. Herniated Nucleus Pulposus. Available at http://www.emedicine.com/htm. March 16 2005 4. Chen A.L. Herniated Nucleus Pulposus (slipped disk). Available at http://www.healthline.com/network/htm .April 28 2004 PENULIS Irmawati Suling, 20050310037. Bagian Ilmu Penyakit Syaraf, RSUD Panembahan Senopati Bantul

You might also like