Professional Documents
Culture Documents
Keterangan :
ID : Indeks Diskriminasi
KA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa
kelompok atas
KB : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa
kelompok bawah
NKA atau NKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau
bawah.
Kualitas daya pembeda adalah sebagai berikut:
0,80 1,00 : Sangat Membedakan (SM)
0,60 0,79 : Lebih Membedakan (LM)
0,40 0,59 : Cukup Membedakan (CM)
0,20 0,39 : Kurang Membedakan (KM)
negatif 0,19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)
(Masidjo, 1995: 201).
3) Validitas Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas item adalah
menggunakan rumus product moment dari Pearson dengan rumus angka
kasar, sebagai berikut:
( ) ( )
( ) { ( ) {
2
2
2
2
Y Y N X X N
Y X CY N
r
XY
Keterangan:
XY
r : Koefisian Validitas
36
X : Hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya
Y : Kriteria yang dipakai
Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria
validitas suatu tes ( XY
r
)
0,91 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,71 0,90 : Tinggi (T)
0,41 0,70 : Cukup (C)
0.21 0.40 : Rendah (R)
negatif 0,20 : Sangat Rendah (SR)
(Masidjo, 1995: 243)
4) Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada
subyek yang sama, dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak
sama pada waktu yang sama.
Untuk menghitung koefisien tes bentuk obyektif digunakan rumus
KR 20 yaitu sebagai berikut:
]
]
]
,
`
.
|
t
t
S
PQ S
n
n
r
2 11
1
Keterangan:
11
r : Koefisien reliabilitas
n : Jumlah item
S : Deviasi standar
P : Indeks kesukaran
Q : 1 P
37
Kriteria Reliabilitas:
0,91 1,00 : Sangat Tinggi
0,71 0,90 : Tinggi
0,41 0,70 : Cukup
0.21 0.40 : Rendah
negatif 0,20 : Sangat Rendah
(Masidjo, 1995: 246)
b. Instrumen Afektif
Instrumen penelitian afektif berupa angket. Jenis angket yang
digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif
jawaban. Responden/siswa memberikan jawaban dengan memilih salah
satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Sebelum menyusun angket
terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian
teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya
dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan
penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan
sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.
Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, responden/siswa
hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang
telah disediakan, misalnya:
Tabel 9. Kriteria Skor Aspek Afektif
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
SS. Sangat setuju
S. Setuju
N. Netral
TS. Tidak setuju
STS. Sangat tidak setuju
5
4
3
2
1
38
Keterangan:
Jumlah nilai > 72 sangat baik (A)
Jumlah nilai U 54 71 baik (B)
Jumlah nilai > 36 53 cukup (C)
Jumlah nilai < 35 kurang (D)
Setelah mendapatkan hasil, kemudian dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
c. Uji Validitas
Validitas dari instrumen berupa angket ini adalah validitas
konstruksi atau konsep. Validitas konstruksi adalah validitas yang
menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai
dengan konsep yang seharunya menjadi isi suatu tes atau alat pengukur
tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat
pengukur tersebut. Validitas konstruksi ini akan mudah ditentukan pada
hasil tes belajar yang sungguh-sungguh direncanakan dengan baik oleh
seoran guru, khususnya apabila ditaati langkah merumuskan tujuan
instruksional dan visualisasi kisi-kisi sebagai langkah-langkah
perencanaan tes buatan guru. Apabila isi item-item yang merupakan suatu
kesatuan suatu tes benar-benar sesuai dengan suatu konsep atau
konstruksi yang seharusnya menjadi isinya, maka dikatakan tes tersebut
memiliki validitas konstruksi yang tinggi (Masidjo, 1995: 224).
Untuk menghitung validitas butir soal angket digunakan rumus
sebagai berikut:
( ) ( )
( ) { ( ) {
2
2
2
2
Y Y N X X N
Y X CY N
r
XY
39
Keterangan:
XY
r
: Koefisian Validitas
X : Hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya
Y : Kriteria yang dipakai
Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria
validitas suatu tes ( XY
r
)
0,91 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,71 0,90 : Tinggi (T)
0,41 0,70 : Cukup (C)
0.21 0.40 : Rendah (R)
negatif 0,20 : Sangat Rendah (SR)
(Masidjo, 1995: 243)
d. Uji Reliabilitas
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut
dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan
pengukuran kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui
tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari
reliabilitas yang skornya bukan 0 atau 1), yaitu sebagai berikut:
]
]
]
]
]
]
]
2
1
2
1
11
1
1
n
n
r
Keterangan:
11
r : Reliabiltas Instrumen
n : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
1
: Jumlah kuadrat
masing-masing item
2
1
: Kuadrat
( )
( ) 1
2
2
2
n n
xi xi n
S
2) Menghitung nilai zi
( )
S
X xi
zi
2
1 1
log 1 10 ln S n B
=
3026 , 2
( ) {
2
1 1
log 1 S n B
B =
( ) ( )
1 log
1
2
n S
S
2
=
( )
( )
1
1
1
2
1 1
n
S n
Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho =
2
1
=
2
2
= kedua populasi mempunyai varian yang sama
Ho =
2
2
2
1
= paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku
Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan
menggunakan uji Bartlett sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho =
2
1
=
2
2
H
1
=
2
2
2
1
2) Menghitung varians masing-masing sampel (S
i
2
) dengan rumus:
S
i
2
=
( )
1
2
n
X X
i
42
3) Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S
2
) dengan rumus:
S
2
=
( )
( )
1
1
1
2
1 1
n
S n
4) Menghitung harga satuan
B = (log S
2
)
( )
1
i
n
5) Menghitung Chi_Kuadrat (x
2
), dengan rumus:
( ) ( ) {
2 2
log 1 10 ln
i i
S n B x
6) Menghitung x
2
dari tabel distribusi Chi_Kuadrat pada taraf signifikan
5%.
7) Kriteria uji
Ho diterima apabila x
2
hitung
< x
2
tabel
, yang berarti sampel homogen
(Sudjana, 1996: 261 263)
5. Uji Hipotesis
Teknik analisis data untuk digunakan uji-t pihak kanan, dengan kriteria:
Ho :
2 1
Dimana:
Ho : pencapaian kompetensi pada pembelajaran kimia dengan pendekatan
SAVI bervisi SETS lebih tinggi atau sama dengan pencapaian
kompetensi siswa pada pembelajaran kimia dengan pendekatan non-
SAVI bervisi SETS.
Keterangan:
1
( ) ( )
( ) 2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
+
+
n n
s n s n
S
gab
Keterangan:
X : Mean nilai
S
gab
: Simpangan baku
N : Jumlah sampel
(Sudjana, 1996: 239)
6.. Analisis deskriptif untuk data aspek afektif dan psikomotorik siswa
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Rumus yang digunakan adalah :
Persentase skor =
% 1 0 0
m a x _
_ _
X
s k o r
d i p e r o l e h y a n g S k o r
(Sudjana, 2002:47)
V. JADWAL PENELITIAN
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai
bulan Maret tahun 2012, dengan perincian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan
Desember
2011
Januari
2012
Februari
2012
Maret 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
44
Pelaksanaan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
45
VI.. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Binadja, Achmad. 1999a. Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS (Science,
Environment, Technology and Sociey) Dalam Konteks dan Pendidikan yang
ada. Makakalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk
bidang Sains dan Non Sains. Kerjasama antara SEAMEORECSAM dan
UNNES Semarang 14-15 Desember 1999.
Binadja, Achmad. 1999b. Cakupan Pendidikan SETS untuk Bidang Sains dan Non
Sains. Makalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk
bidang Sains dan Non Sains. Kerjasama antara SEMEORECSAM dan
UNNES Semarang 14 -15 Desember 1999.
Binadja, Achmad 1999c. Pendidikan SETS Penerapannya dalam Pengajaran.
Makalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk
bidang Sains dan Non sains. Kerjasama antara SEAMORECSAM dan
UNNES Semarang. 14 -15 Desember 1999.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning. Bandung : Kaifa
Direktorat Pendidikan Menengah Umun. 2001. Pedoman Pembuatan Alat Peraga
Kimia Untuk SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan.
Mangkuprawira, Sjafri. (2007). Lima Kunci Batasan Kompetensi Jakarta.
Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.
Meier, Dave. 2002 . The Accelarated Learning Hand Book .
Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan Dan
Penelitian . Bandung : Kaifa
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset Bandung.
Purba, Michael. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
46
Purwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rachmawati, Johnson. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis.
Sudjana. 1996. Statistika. Bandung: Tarsito.
Suherman,E. 2009. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi
Siswa. Online at http://educare.e-fkipunla.net [diakses 30/05/11]
Surapranata, Sumarna PhD. 2003. Profil Kemampuan Siswa Indonesia Berusia 14
Tahun dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Benchmark
Internasional TIMSS-R 1999. Jakarta: Balitbang Depdiknas.