Professional Documents
Culture Documents
ep u ep R
b
P U T U S A N DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
gu
Palalakang, Desa Palalakang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, dalam hal ini memberi kuasa kepada
NASIRUDDIN PASIGAI, SH. Dkk, para Advokat, berkantor di Jalan Karunrung No. 8 A, Makassar ;
ah
am
H. SIRAJONG DG. NGAWING, bertempat tinggal di Dusun Pa'lalakang, Desa Pa'lalakang, Kecamatan Galesong Utara, Kapupaten Takalar ;
ah k
A gu ng
Pemohon Kasasi
Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Takalar pada pokoknya atas dalil-dalil :
ah
sebagaimana diatur dalam pasal 362 jo. 55, 56 KUHPidana. Laporan Tergugat tersebut didasarkan pada hilangnya 2 (dua) batang balok-balok kayu ulin (sappu) miliknya dengan ukuran 15 cm X 15 cm, panjang 5 meter, pada tanggal 27 Maret 2000 jam 16.00 wita di Kampung Pa'lalakang, Kecamatan Galesong
ka
Bahwa laporan tersebut, dilakukan oleh Tergugat secara gegabah atau setidak-tidaknya kurang teliti sehingga dalam proses penyidikan yang dilakukan oleh Kapolisian Sektor Galesong Utara, telah melakukan penyidikan kurang lebih 3 (tiga) bulan lamanya dan sepanjang itu tidak ditemukan adanya buktibukti yang cukup menurut KUHAP ;
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 1
on
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Bahwa berdasarkan hasil penyidikan final dari perkara dimaksud, maka pihak penyidik menarik sebuah kesimpulan di mana dinyatakan secara tegas tidak cukup bukti atau perstiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana. Sebagai tidak lanjut dari kesimpulannya itu maka penyidik mengambil sebuah keputusan sebagaimana tertuang dalam Surat Ketetapan tanggal 10 Juli 2000.
ah
gu
Di mana isinya memutuskan serta menetapkan menghentikan perkara atas nama Tersangka H. Paramma Dg. Mone terhitung mulai tanggal 10 Juli 2000 dan terhadap Tersangka tidak dilakukan penahanan ;
Negeri Takalar, tetapi berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan di Makassar No. 204/PT/2000/PT.MKS, yang memeriksa dan mengadili perkara
permohonan Pra Peradilan dalam tingkat banding atas nama H. SIRAJONG DG. NGAWING, telah menjatuhkan putusan yang menyatakan Surat Penetapan tanggal 10 Juli 2000 No. Pol. A. 302/06/VII/Serse tentang Penghentian Penyidikan beralasan hukum sehingga sah adanya, dengan demikian Surat Penetapan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ; Bahwa perbuatan Tergugat tersebut adalah dapat dikualifikasir sebagai
ah k
am
ah
A gu ng
terganggu. Selain itu tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar dari Tergugat telah menjadi beban fisikologis dan moril oleh karena masalah yang diperhadapkan kepada Penggugat itu telah dipublisir oleh media cetak yang bersamaan dengan
itu telah dibicarakan pula oleh masyarakat khususnya di Desa Pa'lalakang tempat domisili Penggugat. Keadaan yang demikian ini, Penggugat benar-benar terpojok dan tersisih dalam pergaulan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun di dalam berinteraksi dengan masyarakat luas ;
berbulan-bulan (selama dalam proses) sebenarnya tidak dapat dinilai dengan apapun bentuknya tetapi sebagai konpensasi dari kekecewaannya maupun terhadap pengembalian nama baik Penggugat, baik sebagai orang yang dituakan dalam keluarga maupun sebagai tokoh masyarakat di Kampung Pa'lalakang
ka
Tergugat dihukum membayar ganti rugi yang dianggap sepadan dengan penderitaan yang dialami Penggugat ;
ah
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 2
on
es
ep
ub
lik
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
: Dg. Tobo ; : Jalan ;
b
Biaya yang telah dikeluarkan Penggugat selama masa pemeriksaan bolak balik ke Kantor Polisi dan Pengadilan Negeri Takalar serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan Penggugat kurang lebih Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) ; b. Kerugian Moril : Oleh karena hal ini berkaitan dengan soal kehormatan ataupun martabat dari
ah
gu
dituakan dalam keluarga sehingga wajar jika kerugian moril yang Penggugat
tuntut dan dibebankan kapada Tergugat untuk membayar ganti rugi di taksir sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) ;
gugat serta adanya kekhawatiran Tergugat akan membangkang terhadap putusan kelak maka adalah wajar dan patut menurut hukum jika pada kesempatan ini barang-barang yang menjadi milik Tergugat baik bergerak maupun yang tidak bergerak diletakkan di atasnya sita jaminan secara sah dan berharga. Adapun barang-barang milik Tergugat dimaksud seperti di bawah ini : Mobil Kijang Super pick up warna merah DD 8137 JC tahun 1986/1987 dengan harga sekitar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) ;
ah k
am
A gu ng
Mobil Cool/mobil truk cool warna kuning tahun 1995 DD 9018 JC, dengan harga sekitar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) ;
Satu buah rumah kediaman atas nama H. SIRAJONG DG. NGAWING yang terletak di Kampung Palalang, Desa Palalang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar dengan luas tanahnya sekitar 10 Are dengan batasbatas : -
ah
Dengan harga rumah tersebut dii atas diperkirakan Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) ; -
ka
Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar yang termasuk Lompok JAIKALUARA dengan luas 50 Are dengan batas- batas sebagai berikut : Sebelah barat Sebelah timur Sebelah selatan
ah
: Yoripa ;
ng
: Batas Lompok ;
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 3
on
es
ep
Satu petak tanah basah yang terletak di Kampung Palalang, Desa Palalang,
ub
lik
In do ne si
Mobil Kijang bungkus merek extra tahun 1996/1997 warna abu-abu DD 497
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
: Ballaparang ; : sawah Siking ; : Jalanan ; : saluran air ;
b
Sebelah utara Dengan harga tanah tersebut di atas sekitar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) ; Satu buah gudang kayu terletak di Kampung Tamalalang, Desa Galesong Baru, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar dengan luas
gu
tanahnya 15 Are batas-batas sebagai berikut : - Sebelah barat - Sebelah timur - Sebelah selatan - Sebelah Utara
ah
Dengan harga gudang tersebut di atas sekitar Rp 20.000.000,- (dua puluh uta rupiah) ;
am
- Satu petak sawah yang terletak di Kampung Kalukuang, Desa Pa'rasangang Beru, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar dengan luas 34 Are, dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Barat - Sebelah Timur : H. Bolo ;
ah k
- Sebelah Utara
ah
A gu ng
Dengan harga tanah tersebut diperkirakan seharga Rp 15 000.000,- (lima belas juta rupiah) ;
Bahwa karena gugatan didasarkan pada alat-alat bukti yang kuat, dan
sudah mempunyai kekuatan hukum yang final dari lembaga peradilan yang berkempoten maka beralasan bila putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terleb dahulu walaupun Tergugat banding, kasasi atau verzet ;
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan sita jaminan secara sah dan berharga ;
3. Menyatakan secara hukum bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad) ;
ka
- Kerugian materiil Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) ; - Kerugian moril Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) ; 5. Pembayaran dimaksud dilakuksn secara tunai dan langsung kepada Penggugat atau melalui Bank yang ditunjuk untuk itu ;
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 4
on
es
In do ne si
ep
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
: Dg. Tobo ; : Yoripa ;
b
6. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun Tergugat naik banding, kasas atau verzet (uitvorbaar bij voorraad); Atau : Apabila Pengadilan berpendapat lain mohon diberikan utusan seadiladilnya (Ex aequo et bono) ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
ah
gu
Konvensi telah menguraikan jumlah kerugian yang telah diderita oleh Penggugat Konvensi sebesar lebih kurang Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah), Penggugat
Konvensi tidak menguraikan rincian-rincian secara detail dari pada kerugian meteriil tersebut, dengan tidak menguraikannya rincian-rincian secara mendetail dan cermat dari pada kerugian materiil tersebut, maka gugatan Penggugat Konvensi adalah kabur (obscuur libel) ;
am
Bawha memperhatikan dan menelaah dari gugatan Penggugat Konvensi pada point ke-8 dengan uraian sebagai berikut : Satu buah rumah kediaman atas nama H. SIRAJONG DG. NGAWING yang
ah k
A gu ng
Sebelah timur
Sebelah selatan
Satu petak tanah basah yang terletak di Kampung Palalang, Desa Palalang,
ah
Baru, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Utara : Larigau Dg. Rurung ;
ka
ah
: H. Bolo ;
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 5
on
es
ep
ub
lik
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Di mana Penggugat Konvensi menguraikan batas-batas rumah dan batasbatas tanah serta batas-batas gudang milik Tergugat Konvensi, Penggugat Konvensi menyebut nama-nama orang pada batas-batas tersebut. Dengan hanya menguraikan dan atau mencantumkan/menyebut nama orang yang namanya terurai dalam gugatan tersebut, maka gugatan Penggugat Kon-
ah
gu
vensi disusun secara tidak cermat, maka barang tentu gugatan Penggugat Konvensi kabur (obscuur libel) ;
menguraikan secara jelas dan cermat mengenai barang-barang yang menjadi sita jaminan pada hal Penggugat Konvensi telah menguraikannya mengenai barang yang menjadi sita jaminan itu dalam petitum, maka gugatan Penggugat Konvensi itu kabur (obscuur libel) ;
am
Bahwa Penggugat Konvensi dalam gugatan konevnsi vide petitum (point ke-4) telah menguraikan dalam hal memohon untuk menghukum Tergugat membayar ganti rugi, padahal Penggugat Konvensi tidak menguraikan lebih dahulu dalam petitum mengenai sebab masalah timbulnya kerugian tersebut dalam petitum. Dengan tidak terurainya kerugian mengenai sebab musabab
ah k
ah
A gu ng
Pol. A302/06/VII/2000/Serse sebagai dasar dihentikannya diri H. PARAMMA DG. MONE (Penggugat Konvensi) sebagaimana terurai dalam point ke-4 vide
gugatan konvensi, sama sekali tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta yang
sebenarnya karena surat tersebut tidak ditujukan atas diri Penggugat Konvensi.
Memperhatikan hal tersebut berarti gugatan konvensi Penggugat adalah kabur (obscuur libel) ;
telah diuraikan mengenai kaburnya gugatan Penggugat Konvensi dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvakelijk verklaard) ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat telah menyangkal dalil-dalil gugatan tersebut dan sebaliknya mengajukan gugatan balik
ka
Bahwa Tergugat Rekonvensi (H. PARAMMA DG. MONE) telah pernah membongkar/menyimpan kayu ditempat/tanah lokasi milik Penggugat Rekonvensi tersebut terletak di Dusun Palalakang, Desa Pa'lalakang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah utara berbatasan dengan tanah/rumah milik (alm) Nabang ;
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 6
on
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
- Sebelah timur berbatasan dengan jalan ; - Sebelah selatan berbatasan dengan tanah/rumah milik (alm) H. Baco LeLeng ; - Sebelah utara berbatasan dengan tanah/rumah milik Patanreng ; Adapun luas tanah tersebut adalah 752 m ; Bahwa jumlah kayu yang dibongkar/disimpan oleh Tergugat Rekonvensi
ah
gu
untuk setiap kali pembongkaran/penyimpanan adalah sejumlah 40 M dengan lama penyimpanan antara 1 sampai dengan 2 minggu ;
melarang Tergugat Rekonvensi untuk membongkar/menyimpan kayu di atas tanah tersebut, tetapi Tergugat Rekonvensi tidak mentaati larangan tersebut ;
Bahwa larang tersebut dilakukan oleh Penggugat Rekonvensi selain karena Tergugat Rekonvensi membongkar/menyimpan kayu balok di atas tempat/tanah milik Penggugat Rekonvensi tanpa sepengetahuan Penggugat Rekonvensi, juga Penggugat Rekonvensi berkeinginan untuk membongkar/ penyimpan kayu balok di atas tenpat/tanah tersebut ;
am
ah k
Bahwa perbuatan Tergugat Rekonvensi yang sengaja membongkar dan menyimpan kayu balok di atas tanah/tempat milik Penggugat Rekonvensi
pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2000 adalah merupakan suatu per-
ah
A gu ng
bongkar dan menyimpan kayu balok di atas/tanah milik Penggugat Rekonvensi mengakibatkan Tergugat Rekonvensi menderita kerugian baik kerugian materiil maupun kerugian immateriil : Kerugian Materiil : -
Besarnya uang sewa tersebut dapat dikalkulasi sebagai berikut : 8 (delapan) kali pembongkaran ; Jumlah/besar 40 M ;
ka
Besar tarif/uang sewa sebesar 10% setiap M, atau dengan gambaran matematika sebagai berikut: 8 X 40 M X Rp 600.000,- X 10% = Rp 19.200.000,-
ah
ep
ub
lik
Kerugian Immateriil :
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 7
on
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
dengan
b
Hilangnya harga diri/martabat Penggugat Rekonvensi sebagai akibat perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad) yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi jalan melakukan
penyimpanan kayu balok di atas tempat/tanah milik Tergugat Rekonvensi tanpa sepengetahuan dengan pemilik. Dengan kata lain Tergugat
ah
gu
Penggugat Rekonvensi yang bilamana dinilai dengan uang adalah sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Sehingga jumlah total
adalah sebeasr Rp 1.019.200.000,- (satu milyar sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah) ;
Bahwa untuk menjamin pemenuhan kewajiban untuk membayar kerugian-kerugian yang diderita oleh Penggugat Rekonvensi sebagai akibat perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi terhadap Penggugat Rekonvensi, maka sudah sepatutnyalah bila diadakan sita jaminan (conservatoir beslag) atas harta milik Tergugat Rekonvensi sebagaimana diuraikan dalam gugatan Rekonvensi ;
am
ah k
ah
A gu ng
membayar kerugian terhadap Penggugat Rekonvensi untuk setiap bulannya ditetapkan uang paksa (dwangsom) sebeasr 1% dari keseluruhan jumlah kerugian yang diderita oleh Penggugat Rekonvensi ;
Bahwa untuk dapat dilaksanakannya putusan ini kelak dan dengan tanpa
ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) tanpa dihalangi adanya banding ataupun kasasi ;
menuntut kepada Pengadilan Negeri Takalar supaya memberikan putusan sebagai berikut :
ka
ah
3. Menyatakan tanah/tempat yang digunakan oleh Tergugat Rekonvensi membongkar/menyimpan kayu balok yan terletak di Dusun Pa' lalakang Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar dengan batas-batas : : Sebelah utara berbatasan dengan tanah/rumah milik (alm) NA'BANG ;
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 8
on
es
In do ne si
ep
ub lik
In do ne si a
pembongkaran/
ng
hk am
ep u ep
dengan
b
Sebelah timur berbatasan dengan jalanan ; Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah/rumah milik (alm) H. BASO LE'LENG ; Sebelah Barat berbatasan dengan tanah/rumah milik PATANRENG, adalah milik Penggugat Rekonvensi ;
ah
gu
4. Menyatakan Penggugat Rekonvensi telah menderita kerugian Materiil maupun kerugian Immateriil dengan rincian sebagai berikut : Kerugian Materiil : -
Hilangnya uang sewa tempat/tanah yang seharus didapat dari pembokaran/penyimpanan kayu yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi di atas tanah/tempat milik Penggugat Rekonvensi ;
Besarnya uang sewa tersebut dapat dikalkulasikan sebagai berikut : 8 (delapan) kali pembongkaran ; Jumlah/besar 40 M ;
am
Harga tiap M dari kayu balok tersebut sebesar Rp 600.000,- ; Besar tarif/uang sewa sebesar 10% setiap M, atau dengan gambaran matematika sebagai berikut: 8 X 40 M X Rp 600.000,- X 10% =
ah k
Kerugian Immateriil : -
A gu ng
Hilangnya harga diri/martabat Penggugat Rekonvensi sebagai akibat perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad) yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi jalan melakukan
penyimpanan kayu balok di atas tempat/tanah milik Tergugat Rekonvensi tanpa sepengetahuan dengan pemilik. Dengan kata lain Tergugat
ah
5. Menyatakan putusan dapat dilaksanakan lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) dan atau tanpa dihalangi dengan adanya upaya Banding atau upaya Kasasi ;
ka
Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, dengan batas-batas : - Sebelah Utara berbatasan dengan rumah milik Siang Dg. Bau ; - Sebelah Timur berbatasan dengan rumah milik Dg. Te'ne ; - Sebelah Selatan berbatasan dengan jalanan ; - Sebelah Barat berbatasan dengan jalanan ;
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 9
on
es
In do ne si
pembongkaran/
Rp 19.200.000,-
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
7. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar semua kerugian yang diderita Penggugat Rekonvensi (Materiil dan Immateriil) dengan rincian sebagai berikut : - Kerugian Materiil sebesar Rp 19.200.000,- (sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah) ;
ah
gu
diderita oleh Penggugat Rekonvensi pada setiap kali keterlambatan untuk tiap-tiap bulan ;
9. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar semua biaya yang muncul berkenaan dengan perkara ini ; SUBSIDAIR :
am
Bilamana Ketua Majelis Hakim yang terhormat berpendapat lain, mohon kiranya dapat menjatuhkan putusan seadil-adilnya ;
ah k
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Takalar telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 03/Pdt.G/2001/PN.TK, tanggal 15 Mei
Membebankan biaya yang timbul kepada pihak Penggugat dalam Konvensi yang hingga kini ditaksir Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) ;
DALAM REKONVENSI : -
ah
nya ; -
Membebankan biaya yang timbul dalam Rekonvensi ini pada Penggugat dalam Rekonvensi yang hingga kini ditaksir nihil ;
ka
ah
Penggugat/Pembanding pada tanggal 25 Februari 2002 kemudian terhadapnya oleh Penggugat/Pembanding (dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 10
on
es
ep
ub
lik
In do ne si
A gu ng
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
surat kuasa khusus tanggal 17 Januari 2002) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 7 Maret 2002 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 03/Pdt.G/2001/PN.TK, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Takalar, permohonan mana disertai dengan/diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
ah
gu
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 7 Maret 2003 (pada hari itu juga) ;
Bahwa setelah itu oleh para Tergugat yang pada tanggal 11 Naret 2003
jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Takalar pada tanggal 28 Maret 2002 ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah : 1. Mengenai Majelis Hakim Tinggi telah melakukan pelanggaran prosedural :
ah k
am
ah
A gu ng
keberatan ini, maka terlebih dahulu akan dikemukakan hal-hal yang menyertai kelemahan-kelemahan prosedural dari pertimbangan dimaksud
mengingat pasal 178 (1) HIR maupun pasal 189 (1) Rbg. Di mana mewajibkan para Hakim karena jabatannya melengkapi segala alasan
hukum yang tidak dikemukakan oleh para pihak, selain itu Mahkamah Agung berpendapat bahwa putusan yang tidak lengkap atau kurang lengkap
Dasar-dasar hukum yang Penggugat kasasi kemukakan ini adalah sebagai acuan untuk menganalisis putusan Majelis Hakim Tinggi yang nampak sangat tidak jelas dan tidak lengkap, di mana sebuah putusan seharusnya
ka
argumentasinya tanpa memperlihatkan adanya keragu-raguan ataukah penegasan-penegasan yang bersifat alternatif seperti pada pertimbangan Majelis Hakim Tinggi yang hanya merupakan pengulangan dari putusan Majelis Hakim tingkat pertama, seperti pertimbangan Majelis Hakim Tinggi
ah
ep
ub
lik
kasasi dan harus dibatalkan (MA. 22 Juli 1970 No. 638 K/Sip/1969, MA 16
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 11
on
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
yang hanya menggunakan kalimat "telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar" ; Hal ini tidak bisa dianggap sepele mengingat tidak jelasnya konteks hukum yang melahirkan kalimat yang demikian itu atau setidak-tidaknya tidak ada pertimbangan-pertimbangan yang dapat memperjelas yang mana yang
ah
gu
dianggap sudah tepat dan yang mana yang dianggap sudah benar ;
Menurut hemat Pemohon, bahwa putusan yang seperti ini tidak layak
dianggap sebagai sebuah keputusan hukum, oleh karena penegakkan asas obyektifitas sebagai prasyarat dalam setiap proses-proses hukum yang
diterapkan dalam hukum acara, UU Mahkamah Agung, UU Pokok Kekuasaan Kehakiman, tidak terakomodir didalam pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim Tinggi ;
am
2. Mengenai Majelis Hakim telah keliru menerapkan pasal 1 sub 24 KUHP : Bahwa judex facti Pengadilan tingkat pertama dalam pertimbangannya halaman 23 yang mengurai istilah "Laporan" dengan mengutip redaksi dan pasal 1 sub 24 KUHAP, telah sangat kaku (rigid) dalam menafsirkan maksud dan laporan tersebut, hal ini tidak secara cermat diperhatikan mengingat
ah k
telah atau sedang atau diduga akan terjadi peristiwa pidana. Jika dari kasus
ah
A gu ng
ini, maka nampak jelas-jelas menuduh Penggugat melakukan pencurian atas kayu milik Tergugat, hanya saja tuduhan tersebut ditindak lanjuti dengan jalan melaporkan pada pihak kepolisian ;
Seharusnya judex facti Pengadilan tingkat pertama dapat membedakan yang mana yang dimaksud laporan dan yang mana yang dimaksud tuduhan. Di dalam kasus ini, jauh lebih menonjol sifat tuduhan dan pada laporan. Hal ini
secara jelas dapat dilihat dan bukti-bukti yang ditandai dengan PI, PII, PIII,
tuduhan yang dilakukan oleh Tergugat dengan maksud mencemarkan nama baik Penggugat dengan jalan mengeksploitir tuduhannya melalui pemberitaan-pemberitaan media massa yang sifatnya telah memvonis Penggugat telah melakukan pencurian tanpa mengindahkan asas praduga tak
ka
ah
Jika sekiranya pertimbangan yang keliru ini menjadi suatu acuan, maka pada akhirnya akan menciptakan kegelisahan dan keresahan di dalam masyarakat oleh karena tuduhan maupun fitnahan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat dilegalkan atau dapat dibenarkan apabila fitnahan dan
ep
ub
lik
PV dan PVI, dengan bukti-bukti ini sudah cukup membuat terang sifat
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 12
on
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
tuduhan tersebut disalurkan melalui mekanisme "Laporan" kepada aparat yang berwenang. Pertimbangan semacam ini justru telah menginjak-nginjak harkat dan martabat manusia serta pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia ; 3. Mengenai pertimbangan hukum yang Irrasional.
ah
gu
Bahwa judex facti Pengadilan tingkat pertama halaman 24 yang pada intinya
berbunyi "bahwa tindakan Tergugat (H. Sirajong Dg. Ngawing) tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan yang bersifat melawan hukum, tetapi justru merupakan tindakan yang diwajibkan dan dilindungi oleh undang-undang" ;
Bahwa memang benar bahwa tindakan melaporkan sesuatu tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana adalah sesuatu hal yang diwajibkan dan dilindungi oleh undang-undang, tetapi laporan tersebut harus tidak bersifat menuduh atau memfitnah, karena kalau setiap laporan dapat dianggap sebagai suatu kewajiban maupun dilindungi oleh
am
undang-undang tanpa membawa konsekwensi kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan, maka hal ini akan menjadi bumerang, di mana setiap orang dapat saja menuduh atau memfitnah orang lain dengan maksud
ah k
ah
A gu ng
A sebagai Penggugat dan B sebagai Tergugat sedangkan XYZ menjadi Majelis Hakim dalam perkara A dan B. Di mana di dalam putusan XYZ ternyata B berada pada posisi yang dimenangkan. Oleh karena kecewa,
tidak terbukti, oleh karena memang laporan tersebut hanya bersifat memfitnah, maka sekarang timbul pertanyaan apakah tindakan A dapat dikategorikan sebagai tindakan yang diwajibkan atau dilindungi oleh undangundang ataukah tidak dapat dikategorikan sebagai suatu tindakan yang
ka
tindakan yang semacam ini ternyata dapat dibenarkan dan dianggap sebagai suatu kewajiban yang dilindungi oleh undang-undang. Suatu pertimbangan yang sangat irrasionil yang justru dapat mencederai dunia penegakkan hukum, oleh karena setiap orang dapat saja menempuh proses-proses hukum yang sebenarnya sangat bertentangan dengan hakekat dan tujuan
ah
ep
melawan hukum. Jika kita mengacu pada pertimbangan judex facti ini maka
ub
lik
hukum. Dan hasil dan pemeriksaan tsb ternyata B serta XYZ dinyatakan
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 13
on
es
In do ne si
mencemarkan nama baik seseorang, walaupun hal itu sama sekali tidak
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
dari hukum itu sendiri serta mekanisme di dalam dunia peradilan dan penegakan hukum ; 4. Mengenai Pertimbangan hukum yang tidak Logis ; Bahwa judex tacti Pengadilan tingkat pertama yang dalam pertimbangannya halaman 24 dan 25 yang pada intinya memberi batasan kepada pihak
ah
gu
kepada pihak Kepolisian Negara Rl bukan kepada pelapor atau Tergugat yang jelas-jelas hak dan kewajibannya telah dijamin dan dilindungi oleh Undang-Undang. Berdasarkan pertimbangan judex facti tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa setiap kewajiban yang disyaratkan bagi seseorang tidak memiliki konsekuensi hukum yang dapat dituntut ganti kerugian, tetapi judex facti ternyata tidak konsisten dengan pertimbangannya sendiri jika kita mengacu pada pasal 7 ayat 1 sub a, b, e dan i UU Nomor : 8 tahun 1981 tentang KUHAP, bukankah itu juga merupakan kewajiban dari penyidik yang dilindungi oleh undang-undang.
am
ah k
Mengenai pertimbangan hukum yang didasarkan pada pasal 1 sub 2 dan pasal 80 jo. pasal 81 UU Nomor: 8 tahun 1981, sangat tidak logis jika
Negara Rl), oleh karena pihak penyidik telah benar mengambil sikap dengan
ah
A gu ng
mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), mengingat laporan dari Tergugat tidak dapat dibuktikan ;
Bahwa pasal 80 jo pasal 81 KUHAP, menurut hemat kami baru dapat diterapkan jika pihak penyidik (Kepolisian) yang menyimpulkan sendiri
tentang siapa tersangkanya. Sedangkan di dalam kasus ini sudah jelas bahwa pihak Tergugatlah yang telah melaporkan sekaligus menuduh/
tentang KUHAP telah membenarkan tindakan penyidik (Kepolisian), sehingga pasal 80 jo. pasal 81 KUHAP tidak dapat diterapkan dalam kasus ini ;
ka
Sungguh sangat ironis jika setiap laporan yang disertai tuduhan yang
penyidiklah yang sepenuhnya harus dibebani tanggungjawab sementara pelapor sama sekali tidak dibebani tanggungjawab terhadap laporan tersebut. Hal ini akan menimbulkan keengganan dari pihak penyidik (Kepolisian) untuk menindak lanjuti setiap laporan tentang terjadinya suatu tindak pidana justru sebaliknya akan menjadikan lembaga penyidikan
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 14
on
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
menampung
b
(Kepolisian) fitnahan. tempat tuduhan-tuduhan maupun fitnahanMenimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat : mengenai alasan ke 1, 2, 3, 4 :
ah
gu
Pengadilan Tinggi/judex facti sudah tepat yaitu tidak salah menerapkan atau
Bahwa di dalam KUHAP Pasal 1 Sub 24 telah diatur adalah hak setiap orang untuk mengajukan tuntutan hak/laporan kepada pejabat yang berwenang (Polisi) jika ada dugaan terjadinya suatu tindak pidana ;
Bahwa persoalan apakah laporan tersebut pada akhirnya dikeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), tidaklah dapat dikatakan bahwa pelapor telah melakukan perbuatan melawan hukum ;
am
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
ah k
A gu ng
Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;
ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundangundangan lain yang bersangkutan ;
ah
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : H. PARAMMA DG. MONE tersebut ;
ka
ah
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 19 Februari 2008, oleh Iskandar Kamil, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Abbas Said, SH. dan Dr. Susanti Adi Nugroho, SH., MH. Hakim-
ep
dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) ;
ub
lik
MENGADILI :
ng
gu
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 15
on
es
In do ne si
ep
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Sumpeno, SH., MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;
gu
Hakim-Hakim Anggota
ttd./H. Abbas Said, SH. ttd./Dr. Susanti Adi Nugroho, SH., MH.
Panitera Pengganti :
ah
ub lik
1.000,-
am
ah k
Untuk Salinan
a.n. Panitera
A gu ng
ah
ka
ah
ep
ub
lik ng gu
Hal. 16 dari 16 hal. Put. No. 2075 K/Pdt/2002
ik
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum. Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
In d
Halaman 16
on
es
In do ne si
MAHKAMAH AGUNG RI
In do ne si a
Ketua : ttd./ ttd./
ng