You are on page 1of 17

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI BMT WIRA ARTHA TANI

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wattamwil WIRA ARTHA TANI dengan nama singkat KJKS BMT WIRA ARTHA TANI, dan selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga ini disebut Koperasi. 2. Koperasi beralamat/bertempat kedudukan di Komplek Balai Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Koperasi BMT WIRA ARTHA TANI mempunyai cap (stempel) berbentuk bulat bertuliskan I ( wawu alif tak) huruf arab. BAB II VISI DAN MISI Pasal 2 Koperasi mempunyai Visi : Berfikir dan berbuat untuk membangun ekonomi umat. Pasal 3 Koperasi mempunyai Misi : a. Membangun Lembaga Keungan Syariah (LKS) yang jujur, amanah dan profesional. b. Menjadi mitra umat untuk mengembangkan perekonomian khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan prinsip Taawunniah (tolong-menolong). c. Memberikan jasa keuangan dengan akhlakul tulus dan setia hati. BAB III LANDASAN ASAS DAN PRINSIP Pasal 4 Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas Kekeluargaan. Pasal 5 Koperasi melakukan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi yaitu : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka untuk semua warga Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. f. Melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggota. g. Kerjasama antar koperasi.

BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN SERTA BIDANG USAHA Bagian Pertama Maksud dan Tujuan Pasal 6 1. Koperasi bermaksud memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bagian Kedua Bidang Usaha Pasal 7 Untuk mencapai tujuan maka Koperasi menyelenggarakan usaha : Simpan Pinjam Pola Syariah / Bagi Hasil. Pasal 8 1. Kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah : BAB V KEANGGOTAAN Bagian Pertama Anggota Koperasi Pasal 9 Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi ini ialah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak berada di bawah perwalian dan / pengampuan). b. Berdomisili di Kabupaten Bantul, Desa Wirokerten. c. Mata pencaharian bergerak di bidang usaha ekonomi produktif. d. Telah melunasi Simpanan Pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1). e. Telah disetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku. Pasal 10 1. Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota. 2. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota. 3. Setiap orang yang masuk menjadi anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengurus. 4. Dalam waktu yang telah ditentukan, Pengurus harus memberi jawaban apakah permohonan ini diterima atau ditolak. 5. Permintaan berhenti menjadi anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengurus.

Pasal 11 Keanggotaan berakhir, bilamana anggota : a. Meninggal dunia. b. Minta berhenti atas kehendak sendiri. c. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan. d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota atau karena berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi. Pasal 12 Setiap anggota mempunyai kewajiban : a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota. b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan Koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan. Pasal 13 Setiap anggota mempunyai hak : a. b. c. d. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota. Memilih dan / atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta. e. Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota. f. Mendapat keterangan dari Pengurus mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar. Pasal 14 1. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahkantangankan. 2. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaanya dapat diteruskan oleh ahli waris yang memenuhi syarat keanggotaan sebagaimana diatur dalam Pasal 9. Bagian Kedua Anggota Luar Biasa Pasal 15 Yang dapat masuk menjadi anggota luar biasa ialah penduduk Indonesia yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : a. Mampu melakukan tindak hukum (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan /pengampunan). b. Mempunyai mata pencaharian bergerak di bidang usaha ekonomi produktif. c. Bertempat tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Telah melunasi simpanan pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1). e. Menyetujui Anggara Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku. Pasal 16 1. Seseorang yang masuk menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan kepada Pengurus. 2. Seseorang yang akan berhenti menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan kepada Pengurus.

3. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berlaku hanya dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota luar biasa. 4. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berakhir hanya dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota luar biasa. 5. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan dalih apapun. Pasal 17 Keanggotaan berakhir bilamana anggota luar biasa : a. b. c. d. Meninggal dunia. Minta berhenti atas kehendak sendiri. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota luar biasa terutama dalam hal keuangan atau karena berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.

Pasal 18 Setiap anggota luar biasa mempunyai kewajiban : a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota. b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan. Pasal 19 Setiap anggota luar biasa mempunyai hak : a. Menghadiri Rapat Anggota. b. Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota luar biasa. c. Anggota Luar Biasa mempunyai hak bicara dalam Rapat Anggota Tahunan, tetapi tidak boleh memilih dan dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas Koperasi. d. Anggota Luar Biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. BAB VI RAPAT ANGGOTA Pasal 20 1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. 2. Rapat Anggota sah jika yang hadir lebih dari separoh jumlah anggota Koperasi. 3. Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini maka rapat ditunda paling lama 7 (tujuh) hari, dan bila pada rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka berlaku syarat-syarat seperti rapat dalam keadaan luar biasa. Pasal 21 Rapat Anggota menetapkan : a. Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga. b. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha Koperasi. c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan Pengawas.

d. Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapat dan Belanja Koperasi, serta pengesahan Laporan Keuangan. e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan tugasnya. f. Pembagian Sisa Hasil Usaha. g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi. Pasal 22 1. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. 2. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. 3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara. 4. Rapat Anggota untuk menetapkan Anggara Dasar harus dihadiri sekurangkurangnya (tiga per empat) dari jumlah anggota Koperasi dan kepusannya harus disetujui (tiga per empat) dari jumlah yang hadir. 5. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan ketentuan Undang-Undang atau peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan pelaksanaannya Rapat Anggota sah bila dihadiri (tiga per empat) dari jumlah anggota Koperasi. 6. Rapat Anggota untuk penggabungan, peleburan dan pembagian Koperasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya (tiga per empat) dari jumlah anggata Koperasi, sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara sekurang-kurangnya (tiga per empat) dari jumlah anggota yang hadir. 7. Rapat Anggota untuk pembubaran Koperasi harus dihadiri oleh (tiga per empat) Anggota Koperasi, sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara (tiga per empat) Anggota yang hadir. Pasal 23 1. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas mengenai pengelolaan Koperasi. 2. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 24 Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah Buku Daftar Berita Acara Rapat Anggota dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Rapat. 1. 2. 3. 4. Pasal 25 Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus disebut Rapat Anggota Tahunan diadakan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tutup tahun buku. Tanggal dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat. Undangan Rapat Anggota disertai laporan pertanggungjawaban Pengurus dikirim kepada anggota dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat. Acara dan tata tertib rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dimintakan pengesahan terlebih dahulu dengan Rapat Anggota.

Pasal 26 1. Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa.

2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan apabila situasi dan kondisi Koperasi dalam keadaan luar biasa dan tidak bisa menunggu diselenggarakan Rapat Anggota. 3. Keadaan luar biasa dalam ayat (2) pasal ini adalah : a. Apabila koperasi berjalan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung ketentuan Undang-Undang atau peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan pelaksanaannya. c. Apabila keadaan Negara atau karena peraturan-peraturan / ketentuanketentuan Penguasa Pusat maupun setempat tidak memungkinkan untuk mengadakan Rapat Anggota. 4. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan : a. Atas permintaan tertulis 1/10 dari jumlah anggota. b. Atas kehendak Pengurus. 5. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas permintaan anggota apabila anggota menilai bahwa Pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Koperasi dan menimbulkan kerugian Koperasi. 6. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas kehendak Pengurus untuk kepentingan pengembangan Koperasi. 7. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20. 8. Rapat Anggota Luar Biasa sah bila dihadiri 20 % dari jumlah anggota koperasi. BAB VII PENGELOLAAN Bagian Pertama Pengurus 1. 2. 3. 4. 5. Pasa 27 Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Susunan dan nama anggota Pengurus dicatat dalam buku daftar Pengurus. Susunan Pengurus tidak diperbolehkan merangkap sebagai anggota Pengawas. Pengurus Koperasi tidak boleh merangkap sebagai Pengurus Koperasi lain yang sejenis.

Pasal 28 1. Masa jabatan Pengurus 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal menerimanya tugas dan jabatan sebagai Pengurus, yang dibuktikan dengan Berita Acara dan berakhir pada tanggal penyerahan tugas dan jabatan sebagai Pengurus kepada Pengurus yang terpilih yang dibuktikan dengan Berita Acara. 2. Anggota Pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode berturut-turut. 3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus adalah sebagia berikut : a. Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. c. Mempunyai sifat jujur dan trampil bekerja.

d. Mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memimpin Koperasi. e. Bersifat adil dan obyektif (tidak dapat dipengaruhi oleh karena perbedaan agama, politik, famili, teman dan lain-lain). f. Tabah, sabar, teliti serta mampu dan cakap mengambil keputusan yang cepat dan tepat. g. Berwibawa, disegani, dan dapat menjadi suri tauladan dalam masyarakat. h. Bukan Pengawas atau Karyawan Koperasi ini. i. Diutamakan bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman mengenai organisasi. j. Telah mendapat pendidikan Perkoperasian. k. Telah menjadi anggota sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, sehat jasmani dan rohani. l. Diutamakan yang memiliki jiwa Kewira Koperasian. m. Tidak mempunyai usaha yang bersaing dengan usaha Koperasi atau mempunyai usaha yang merugikan Koperasi. n. Belum pernah melakukan perbuatan tercela. 4. Pengurus sebelum memangku jabatannya lebih dahulu mengucapkan sumpah / janji di hadapan Rapat Anggota. Pasal 29 1. Bilamana seseorang Anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatannya habis, maka Pengurus lainnya dapat mengangkat gantinya akan tetapi pengangkatan harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya. 2. Pengurus yang berhenti dari jabatannya wajib menyiapkan berita acara serah terima jabatan. 3. Tata cara serah terima jabatan Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 30 1. Pengurus bertugas untuk : a. Mengelola Koperasi dan Usaha. b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi. c. Menyelenggarakan Rapat Anggota. d. Menyusun Laporan Tahunan yang memuat sekurang-kurangnya Laporan Keuangan beserta penjelasannya dan keadaan Koperasi. 2. Pengurus wajib untuk : a. Mewakili Koperasi di dalam dan di luar Pengendalian b. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya. 3. Pengurus berwenang untuk memutuskan menerima dan atau menolak anggota baru serta memberhentikan anggota. 4. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d Pasal ini ditandatangani oleh semua anggota Pengurus. 5. Apabila salah seorang anggota Pengurus tidak menandatangani Laporan Tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan menjelaskan alasannya secara tertulis. Pasal 31 Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pasal 32 Pengurus dapat mengangkat Pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha. Sesuai dengan kepentingan Koperasi, Pengelola dapat sebagai Manager atau Direksi. Rencana pengangkatan Pengelola harus mendapat persetujuan dari Rapat Anggota. Apabila rencana pengangkatan Pengelola mendapat persetujuan Rapat Anggota, sebelum melaksanakan tugas Pengelola harus menandatangani kontrak kerja yang telah disiapkan oleh Pengurus. Isi perjanjian kerja/kontrak kerja diatur dalam Peraturan Khusus. Pengelola bertanggungjawab kepada Pengurus. Pengelolaan usaha oleh Pengelola tidak mengurangi tanggung jawab Pengurus sebagaimana ditentukan dalam Pasal 31. Dalam hal Koperasi mengangkat Pengelola, dan Pengurus telah melimpahkan wewenang dan kuasa yang dimilikinya, maka tugas Pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang dan kuasa yang dilakukannya Pengelola. Besarnya wewenang dan kuasa yang dilimpahkan ditentukan sesuai dengan kepentingan Koperasi yang diatur dalam Peraturan Khusus. Pasal 33 Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dilakukan oleh Pengelola yang diangkat oleh Pengurus. Pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah bertanggung jawab kepada Pengurus. Pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah dapat berupa perorangan atau Badan Usaha, termasuk yang berbentuk Badan Hukum. Dalam melaksanakan pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Pengelola wajib mengadakan kontrak kerja dengan Pengurus. Dalam hal Pengelola adalah perorangan, wajib memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut : a. tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindakan pidana di bidang keuangan. b. Memiliki akhlak dan moral yang baik. c. Mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau magang dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dalam hal Pengelola adalah Badan Usaha, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki kemampuan keuangan yang memadai. b. Memiliki tenaga managerial yang berkualitas baik. Dalam hal Pengelola dilakukan oleh lebih dari 1 (satu orang maka) : a. Sekurang-kurangnya 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah Pengelola wajib mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan Koperasi Jasa Keuangan syariah atau magang dalam Koperasi Jasa Keuanagan Syariah. b. Diantara Pengelola tidak boleh memiliki hubungan keluarga sampai derajat kesatu menurut garis lurus ke bawah maupun ke samping.

1. 2. 3. 4. 5.

6.

7.

Pasal 34 Tugas dari tiap anggota Pengurus ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus. 1. 2. 3. 4. Pasal 35 Pengurus harus segela mengadakan catatan pada waktunya dalam Buku Daftar Anggota tentang masuk dan berhentinya anggota. Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam Buku Daftar Pengurus tentang dimulai dan berhentinya jabatan Pengurus. Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam Buku Daftar Anggota. Setiap anggota Pengurus harus memberi bantuan kepada Pengawas untuk melakukan tugasnya dan ia diwajibkan untuk memberi keterangan yang diperlukan dan diperlihatkan segala buku, warkat, persediaan barang, alat-alat perlengkapan dan uang Koperasi yang ada padanya. Tiap anggota Pengurus harus berusaha agar pemeriksanaan sebagaimana tersebut dalam ayat (4) tidak dihambat baik disengaja atau tidak oleh anggota Pengurus atau Pengelola.

5.

Pasal 36 1. Pengurus diwajibkan agar tiap kejadian dicatat sebagaimana mestinya dalam buku yang ditentukan. 2. Pengurus diwajibkan memberitahukan kepada anggota tiap kejadian yang mempengaruhi jalannya Koperasi. Pasal 37 1. Pengurus wajib memberikan laporan kepada anggota tentang keadaan serta perkembangan organisasi dan usaha-usahanya sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun. 2. Pengurus wajib berusaha agar segala laporan pemeriksaan Koperasi dapat diketahui oleh setiap anggota. 3. Pengurus wajib supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota diketahui dan dimengerti oleh setiap anggota. 4. Pengurus wajib untuk memelihara kerukunan antara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham. 5. Perselisihan yang timbul karena hanya kepentingan khusus Koperasi atau dalam hubungan sebagai anggota harus diselesaikan oleh Pengurus dengan jalan damai tanpa memihak salah satu pihak. 6. Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Koperasi, Peraturan-Peraturan Khusus dan Keputusan-Keputusan Rapat Anggota terutama pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan. Pasal 38 1. Pengurus baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang diderita Koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan dan atau kelalaian. 2. Disamping penggantian kerugian tersebut apabila tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.

Pasal 39 1. Anggota Pengurus Koperasi ini tidak boleh menjadi anggota Pengurus Koperasi lain. 2. Anggota Pengurus Koperasi ini boleh merangkap sebagai anggota Pengurus Koperasi Sekundernya. Bagian Kedua Pengawas Pasal 40 1. Pengawas dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi dalam Rapat Anggota. 2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. 3. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah mereka yang memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : a. Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. b. Setia dan taat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. c. Mempunyai kemauan dan kemampuan melakukan pengawasan/pemeriksaan. d. Bersifat adil dan obyektif (tidak dapat dpengaruhi oleh karena perbedaan agama, politik, famili, teman dan lain-lainnya). e. Tabah, sabar, teliti serta bijaksana dalam mengambil keputusan. f. Berwibawa, disegani, dan dapat menjadi suri tauladan dalam masyarakat. g. Bukan Pengurus atau Karyawan Koperasi ini. h. Diutamakan bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman mengenai pembukuan. i. Telah mendapat pendidikan Perkoperasian. j. Telah menjadi anggota sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, sehat jasmani dan rohani. k. Diutamakan yang memiliki jiwa Kewira Koperasian. 4. Pengawas sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. 5. Masa jabatan Pengawas 3 (tiga) tahun. 6. Anggota Pengawas tidak diperbolehkan merangkap sebagai Pengurus atau Pengelola Koperasi ini. Pasal 41 1. Pengawas bertugas untuk : a. Melakukan pengawas terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali. b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. 2. Pengawas berwenang untuk : a. Meneliti catatan yang ada pada Koperasi. b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. 3. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga. 4. Pengawas sebelum memangku jabatannya terlebih dahulu mengucapkan sumpah/janji di hadapan Rapat Anggota. Pasal 42 1. Bilamana seorang anggota pengawas berhenti sebelum masa jabatannya habis, maka Pengawas lainnya dapat mengangkat gantinya, akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya.

2. Pengawas yang berhenti dari jabatannya wajib menyiapkan berita acara serah terima jabatan. 3. Tata cara serah terima jabatan Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 43 1. Dalam hal Koperasi mengangkat Pengelola, Pengawas dapat diadakan secara tetap atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. 2. Pengawas yang diadakan pada waktu diperlukan, melakukan pengawasan sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh Rapat Anggota. Pasal 44 1. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan yang bersifat terbuka dan melindungi pihak yang berkepentingan, Koperasi dapat meminta jasa audit kepada Akuntan Publik. 2. Permintaan audit oleh Akuntan Publik dilakukan oleh Pengurus maupun Pengawas. 3. Yang dimaksud dengan jasa audit adalah audit terhadap Laporan Keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan Koperasi. 4. Selain jasa audit Koperasi dapat meminta jasa lainnya dari Akuntan Publik antara lian konsultasi dan pelatihan. 5. Untuk terlaksananya audit sebagaimana mestinya, Rapat anggota dapat menetapkan : a. Frekuensi audit oleh Akuntan Publik dalam 1 (satu) tahun buku yang harus dilaksanakan. b. Rencana anggaran biaya audit dalam 1 (satu) tahun buku. 6. Apabila audit dalam 1 (satu) tahun buku tidak dapat dilaksanakan karena belum mampu membayar biaya audit, Koperasi wajib membentuk penyisihan dana setiap tahun yang besarnya ditetapkan Rapat Anggota. 7. Penyisihan dana audit harus disimpan di Bank atas nama Koperasi. Bagian Ketiga Keuangan Pasal 45 1. Tahun buku Koperasi berjalan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. 2. Koperasi wajib mengadakan pembukuan tentang perusahaannya. 3. Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku, mengadakan perhitungan keuangan minimal berupa Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha yang penyusunannya sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku di Indonesia. 4. Laporan Keuangan yang disusun dalam ayat 3 pasal ini merupakan konsolidasi dari unit-unit usaha yang ada di Koperasi, serta wajib diaudit oleh Lembaga Audit. 5. Rapat Anggota menetapkan jumlah setinggi-tingginya yang dapat disediakan sebagai uang kas dan kelebihannya dengan segera harus disimpan atas nama Koperasi pada Bank.

BAB VIII PERMODALAN Pasal 46 1. Koperasi mempunyai modal sendiri dan modal pinjaman. 2. Modal sendiri berasal dari : a. Simpanan Pokok. b. Simpanan Wajib. c. Dana Cadangan. d. Hibab. 3. Modal pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota. b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya. c. Bank dan lembaga keuangan lainnya. d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya. e. Sumber lain yang sah. 4. Selain modal sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini, Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. 5. Modal pada awal berdirinya Koperasi Rp. 102.970.000,00 (seratus dua juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah) terdiri dari : a. Simpanan Pokok Rp.2.700.000,00 (dua juta tujuh ratus rupiah). b. Simpanan Wajib Rp. 270.000,00 (dua ratus tujuh puluh ribu rupiah). c. Hibah Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 1. Pasal 47 Setiap anggota harus menyimpan atas namanya kepada Koperasi, Simpanan Pokok sejumlah Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah), pada waktu keanggotaan diakhiri merupakan tagihan atas Koperasi sejumlah tadi, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian Koperasi. Uang Simpanan Pokok harus dibayar sekaligus. Setiap anggota diwajibkan membayar Simpanan Wajib atas namanya pada Koperasi sebesar Rp. 5.000,- tiap bulan. Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan lainnya atas namanya kepada Koperasi. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak diberi bagi hasil tetapi diberi bagian Sisa Hasil Usaha yang besarnya ditetapkan dalam Rapat Anggota. Simpanan lainnya diberi bagi hasil yang besarnya ditetapkan dalam Peraturan Khusus.

2. 3. 4. 5. 6.

Pasal 48 1. Uang Simpanan Pokok tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai anggota. 2. Uang Simpanan Wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai anggota. 3. Uang Simpanan lainnya dapat diminta kembali sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga / Peraturan Khusus. Pasal 49 1. Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Modal penyertaan dapat berasal dari Pemerintah, maupun masyarakat dalam rangka memperkuat kegiatan usaha Koperasi terutama yang berbentuk investasi.

3. Modal penyertaan ikut menanggung resiko. 4. Pemilik modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan dalam menentukan kebijaksanaan Koperasi secara keseluruhan. 5. Pemilik modal penyertaan dapat diikut sertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi oleh modal penyertaan sesuai dengan perjanjian. BAB IX JANGKA WAKTU BERDIRI Pasal 50 1. Koperasi ini didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas. 2. Walau jangka waktu tidak terbatas akan tetapi Rapat Anggota atau Pemerintah menghendaki Koperasi tersebut bubar karena alasan-alasan tertentu seperti : a. Bertentangan dengan Undang-Undang Perkoperasian dan Undang-Undang /Peraturan Perundangan yang lain. b. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan sopan santun, ketertiban umum, dan kesusilaan. c. Kelangsungan hidup Koperasi tidak ada lagi. Maka koperasi tersebut harus dibubarkan. BAB X PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA 1. 2. Pasal 51 Sisa Hasil Usaha Koperasi, yaitu pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan biaya lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa Hasil Usaha Koperasi dibagi sebagai berikut : a. Untuk Dana Cadangan. b. Untuk Anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota dengan Koperasi. c. Untuk Dana Pendidikan Perkoperasian. d. Untuk keperluan lain. Bagian Sisa Hasil Usaha untuk keperluan lain, jenisnya ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk dana Pengurus dan Pengawas. b. Untuk dana Karyawan. c. Untuk dana Sosial. d. Untuk dana Pembangunan Daerah Kerja. Bahwa besarnya prosentase pembagian Sisa Hasil Usaha sebagaimana dimaksud di dalam ayat 2 dan 3 diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga. Yang dimaksud dengan jasa usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf b pasal ini ialah transaksi usaha dan partisipasi modal. Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau dimasukkan dalam simpanan anggota yang bersangkutan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

3.

4. 5. 6.

Pasal 52 1. Uang Cadangan adalah kekayaan Koperasi yang disediakan untuk memperbesar modal usaha dan untuk menutup kerugian Koperasi bila terjadi.

2. Kerugian Koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, diatur labih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75 % (tujuh puluh lima per seratus) dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan perusahaan Koperasi. 4. Sekurang-kurangnya 25 % (dua puluh lima per seratus) dari uang cadangan disimpan di Bank dalam bentuk Deposito. 5. Bagian dari cadangan Koperasi dapat dibagikan kepada anggota dalam bentuk simpanan khusus, apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari (satu per dua) bagian atau 50 % bagian dari jumlah seluruh simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan khusus anggota. 6. Anggota Koperasi yang berhenti dari keanggotaan Koperasi secara sah dapat memperoleh bagian atas cadangan Koperasi berdasarkan prosentase jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang dimilikinya pada Koperasi, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XI SANKSI ANGGOTA, PENGURUS DAN PENGAWAS Pasal 53 1. Anggota yang melanggar ketentuan Anggaran Dasar ini dapat dikeluarkan dari keanggotaan. 2. Tingkatan pelanggaran ketentuan Anggaran Dasar ini bersifat sanksinya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Anggota yang tidak aktif dalam kegiatan usaha ini tidak mendapat bagian hasil usaha. 4. Anggota yang tidak hadir dalam suatu Rapat Anggota tidak dapat mewakilkan suaranya. 5. Anggota yang tidak dapat mengindahkan kewajibannya terutama dalam hal keuangan atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi, dan apabila kerugian Koperasi tersebut dinilai cukup material maka anggota yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi sebagai berikut : a. Dikeluarkan dari keanggotaan. b. Simpanan pokok menjadi kekayaan Koperasi dan pengembalian simpanan wajib diserahkan kepada Keputusan Rapat Anggota dengan mempertimbangkan kesalahannya. c. Diminta segera menyelesaikan kewajibannya dan mengganti kerugian yang diderita Koperasi. 6. Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 huruf c pasal ini tidak tercapai maka penyelesaiannya diselesaikan sesuai hukum yang berlaku. Pasal 54 1. Pengurus Koperasi yang tidak melaksanakan kewajibannya dapat dimintai pertanggung jawabannya dalam Rapat Anggota / Rapat Anggota Luar Biasa yang diselenggarakan untuk itu. 2. Jika tindakan Pengurus oleh Rapat Anggota dinilai merugikan Koperasi, maka anggota Pengurus yang merugikan dapat diberhentikan dari kedudukannya sebagai Pengurus. 3. Jika Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar ini dan atau menyalahgunakan jabatannya sehingga merugikan Koperasi, maka sesuai dengan keputusan Rapat Anggota / Rapat Anggota Luar Biasa, Pengurus yang

bersangkutan diberhentikan dari kedudukan sebagai Pengurus dan selanjutnya dapat dikenakan sanksi seperti dalam pasal 53 ayat 5 dan 6. 4. Mengganti kerugian dan dikeluarkan dari keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini, tidak berlaku bagi Pengurus lain apabila dapat membuktikan bahwa kerugian tadi bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan secukupnya mencegah perbuatan yang dapat merugikan Koperasi. 5. Apabila Pengurus melanggar larangan tentang perangkapan jabatan, akan diberhentikan dari jabatannya sebagai Pengurus dan mempertanggung jawabkan tugas pekerjaannya sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. 6. Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengurus setiap waktu bila terbukti bahwa : a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan Koperasi. b. Pengurus tidak mentaati Undang-Undang Koperasi serta Peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan pelaksanaan. c. Pengurus baik dalam sikap maupun tindakan-tindakannya menimbulkan pertentangan dalam gerakan Koperasi. Pasal 55 1. Jika Pengawas melanggar ketentuan Anggaran Dasar ini maka akan dimintai pertanggung jawaban dalam Rapat Anggota. 2. Pengawas yang tidak merahasiakan hasil pemeriksaannya sesuai dengan Anggaran Dasar ini sehingga merugikan kepada Koperasi, dapat diberhentikan dari jabatannya dan atau dituntut untuk mengganti kerugian tersebut sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. BAB XII PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN Pasal 56 1. Dengan memperhatikan pasal 21 huruf g, maka Rapat Anggota dapat mengambil keputusan untuk penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi. 2. Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan : a. Keputusan Rapat Anggota, atau, b. Keputusan Pemerintah. 3. Dengan memperhatikan pasal 22 ayat 7, maka pembubaran Koperasi berdasarkan keputusan Rapat Anggota tidak dapat diberlakukan apabila ada sebagian anggota sekurang-kurangnya 3 orang yang masih sanggup / bersedia menjadi Pengurus dan sekurang-kurangnya 1 orang yang masih sanggup / bersedia menjadi Pengawas. Pasal 57 1. Keputusn pembubaran Koperasi oleh Rapat Anggota diberitahukan secara tertulis oleh Kuasa Rapat Anggota kepada : a. Semua Kreditor. b. Pemerintah. 2. Yang dimaksud dengan Kuasa Rapat Anggota dalam ayat 1 pasal ini adalah mereka yang ditunjuk dan diberi kuasa serta tanggung jawab oleh Rapat Anggota untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan Pembubaran Koperasi.

3. Pemberitahuan tersebut dalam ayat 1 pasal ini harus disertai dengan berita acara yang antara lain memuat : a. Tanggal, tempat diadakan Rapat Anggota untuk pembubaran Koperasi tersebut. b. Jumlah anggota dan jumlah anggota yang hadir. c. Acara rapat. d. Alasan pembubaran Koperasi. e. Jumlah suara yang setuju dan tidak setuju terhadap pembubaran itu. Pasal 58 Keputusan pembubaran oleh Pemerintah dilakukan apabila : 1. Terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 2. Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan / atau kesusilaan. 3. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan. Pasal 59 Untuk kepentingan Kreditur oleh dan para Anggota Koperasi, terhadap pembubaran Koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian. Pasal 60 1. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesai. 2. Untuk menyelesaikan berdasarkan keputusan Rapat Anggota, Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota. 3. Untuk penyelesaian berdasarkan Keputusan Pemerintah, Penyelesaian ditunjuk oleh Pemerintah. 4. Penyelesai bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota dan kepada Pemerintah dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah. Pasal 61 1. Penyelesai mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut : a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi serta mewakilinya di depan dan di luar pengadilan. b. Mengumpulkan segala keterangan-keterangan yang diperlukan. c. Memanggil Pengurus, angota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik sendiri-sendiri maupu bersama-sama. d. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan segala catatan dan arsip Koperasi. e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari pembayaran hutang lainnya. f. Mempergunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban Koperasi. g. Membagi sisa penyelesaian kepada anggota. h. Membuat berita acara penyelesaian. 2. Yang dimaksud dengan bekas anggota tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c, pasal ini ialah mereka yang keluar dari keanggotaan selama tahun buku yang belum dipertanggung jawabkan sampai dengan adanya pembubaran.

Pasal 62 1. Dalam hal terjadi pembubaran Koperasi, anggota hanya menanggung kerugian sebatas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang dimilikinya. 2. Besarnya tanggungan anggota diperhitungkan dari besarnya kerugian yang diderita Koperasi pada saat pembubaran. 3. Modal pinjaman Koperasi dari anggota tidak termasuk dalam ketentuan ayat 1 Pasal ini. BAB XIII PENUTUP Pasal 63 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam RAT dan Rapat Pengurus. Demikian Anggaran Rumah Tangga ini dibuat dan berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di Bantul, .2011 Ketua

You might also like