You are on page 1of 19

Tinjauan Umum Lapangan Sumur Talang Akar 66 (TAP #066) pertama kali dibor pada tanggal 8 Januari 2002

dengan target pemboran pada kedalaman 1100 m. Sebelumnya, pada tahun 1934 telah dibor sumur didekat wilayah tersebut pada kedalaman 700 m untuk didapat korelasi lapisan batuan. Berdasarkan data yang didapatkan pada sumur terdahulu tersebut,maka dilakukan pemborn Talang Akar 066 dengan harapan dapat menemukan cadangan minyak. Oleh karena itu, dilakukan korelasi untuk menyamakan data lapisan sumur TAP 066 dengan sumur yang terdahulu tersebut. Dalam pemboran disumur Talang Akar 066 dudah ditargekan pemboran selama 15 hari dengan TD 1100 m,tetapi mengalami hambatan yang menyebabkan pemboran terhambat. Probelma yang terjadi adalah adanya fish yang ada dalam lubang bor. Oleh karena itu dilakukan fishing job untuk mengambil fish tersebut tetapi dikarenakan sulitnya dilakukan fishing job maka dilakukan miling job yaitu pekerjaan untuk menghancurkan fish di dalam lubang bor. Pembatasan Masalah Dalam penulisan laporan ini,materi yang akan dibahas adalah tentang : 1. Fishing Tools. 2. Lumpur Bor. 3. XO/Reducing/Sub Tools. Adapun bahasan yang akan diketengahkan adalah meliputi cara kerja,spesifikasi alat dan properties. Fishing Job Pada operasi pemboran sering terjadi suatu peralatan tertinggal dalam lubang sumur. Pekerjaan untuk mengambil peralatan yang tertinggal di dalam lubang sumur itu dinamakan Fishing Job. Hal-hal yang menyebabkan dilakukannya Fishing Job adalah : 1. Peralatan tersebut terjepit dalam lubang bor dan tidak dapat dibebaskan sehingga diputuskan untuk ditinggalkan pada bagian yang terjepit. 2. Rangkaian drill pipe atau drill collar yang tidak dengan sengaja putus. 3. Tubing yang mengalami kerusakan sehingga tidak dapat diambil (kepermukan) speri tubing putus . 4. Peralatan jatuh dari permukan, biasanya perlatan yang jatuh adalah perlatan yang kecil pada perlengkapan derrick seperti baut, mur, martil dll. Prosedur Kerja Fishing Job Adapun prosedur kerja dari Fishing Job adalah sebagai berikut : 1. Masukkan rangkaiaan untuk sirkulasi sampai puncak fish untuk ( untuk membersihkan tutup lubang sumur ). 2. Masukkan impression block untuk untuk melihat penampang permukaan fish. 3. Masukkan fishing tools yang sesuai dengan kondisi fish dengan, rangkaian yang lebih

kuat dan lebih memungkinkan untuk mempermudah back off bila alat fishing tools terjepit (rangjaian dilengkapi Jar). 4. Pancing fish, usahakan tercabut ke permukaan (indikasi kalau fish dapat tercabut adalah naiknya beban rangkaian fishing tools saat cabut rangkaian). Fishing Job Tools Peralatan perlatan yang digunakan pada operasi fishing job ini adalah : 1. Magnet : Digunakan untuk memancing fish yang kecil dan ringan. 2. Tapper Tap : Digunakan untuk memancing pipa DP atau DC yang mempunyai sambungan Pin conection. 3. Spear (casing spear) : Digunakan sebagai alat untuk memancing casing. 4. Over Shot : Digunakan untuk memancing pipa bor (drill pipe,drill collar atau tubing). 5. Scratcher : Digunakan untuk memancing kabel bor atau wireline. 6. Junk Scratcher : Digunakan untuk memancing benda-benda asing yang belum diketahui bentuk dan jenisnya. XO/Reducing/Sub Tools Dalam operasi pemboran peralatan yang digunakan untuk menembus lapisan batuan disebut dengan rangakaian Drill Steam/String. Bagian-bagian dari drill string tersebut adalah : 1. Bit/pahat bor : Digunakan untuk memotong atau menggerus lapisan tanah untuk membuat lubang sumur. 2. Bit Sub : Adalah alat yang digunakan untuk untuk Menyambung antara bit dengan drill collar atau bit dengan Cross Over. 3. Cross Over : Adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua jenis pipa yang berbeda draft atau diameternya. Biasanya yang sambung adalah : - Drill Collar dengan Drill Collar. - Drill Collar dengan Tubing. - Drill Collar dengan bit. - Drill Pipe dengan HWDP/HWDC. - Drill Collar dengan HWDP/HWDC. 4. Drill Collar : Adalah pipa baja yang berfungsi sebagai penerus gerak putar dari Drill Pipe ke pahat dan pemberat pada pahat untuk membatu dalam laju penembusan dan meluruskan rangkaian pipa permboran/rangkaian Drill String. 5.Drill Pipe : Adalah pipa baja yang ukurannya dan beratnya lebih kecil dan ringan dibandingkan dengan Drill Collar, Drill pipe ini berfungsi untuk : - Menghubungkan Kelly dengan Drill Collar. - Memperpanjang string untuk memungkinkan penembusan yang lebih dalam . - Meneruskan tenaga putar dari Rotary Table ke pahat. - Memungkinkan pahat bor dinaik-turunkan. - Menjadi media untuk aliran fluida Lumpur bor dari swivel ke pahat bor. 6. Stabilizer : Adalah alat yang digunakan untuk menengahkan mensentralkan Drill String sehingga mengurangi Friksion atau gaya gesekan antara Drill string dangan dinding lubang bor pada saat proses pemboran berlangsung. Cross Over (XO) yang digunakan pada Sumur Talang Akar 066 ada 3 jenis yaitu :

- XO pahat dengan Drill Collar. - XO Drill pipe dengan Drill Collar. - XO Drill Collar dengan Drill Collar. Ukuran Cross Over yang digunakan pada Sumur Talang Akar 066 adalah : Panjang : 0.47, 0.14, 0.22, 0.58, 0.36, 0.21 (dalam ft). Lumpur Pemboran Lumpur pemboran adalah hal yang paling utama dalam sistem sirkulasi karena berfungsi untuk mengangkat serbuk bor atau cutting dari lubang bor ke permukaan, selain itu fungsi lain dari lumpur pemboran adalah : 1. Melumasi bit/pahat bor dan rangkaian pipa pemboran. 2. Membentuk lapisan dinding lubang bor (mud cake) yang bersifat kedap(impermeable). 3. Mengontrol tekanan formasi. 4. Menahan serbuk bor agar tidak mengendap pada saat sirkulasi berhenti. 5. Menahan berat rangkaian pipa pemboran. 6. Megurangi efek yang timbul dari formasi ke dalam lubang bor (gugur formasi). 7. Media informasi untuk mengetahui formasi yang sedang ditembus. 8. Mentrasfer Hydrolik Horse Power ke pahat bor. 9. Media Logging. 10. Mengangkat sisa serbuk bor (Cutting). Jenis Lumpur Pemboran. Berdasarkan cairan pembentuknya lumpur pemboran dibagi menjadi dua yaitu: 1. Water Base Mud Water Base Mud lumpur pemboran yang dibentuk dengan bahan dasar air,Water Base Mud dibagi menjadi : - Fresh Water Base Mud dan - Salt Water Base Mud. Pada sumur Talang akar 066 menggunakan lumpur Lignosulfonat sengan bahan dasar Fresh Water. 2. Oil Base Mud Adalah lumpur berbahan dasar minyak (diesel atau crude oil),dibagi dua jenis yaitu - Invert Emultion (yang terdiri dari air sebagai fase terdispersi dan minyak sebagai fase continue. - Oil Mud Pertimbangan pemilihan Lumpur Pemboran. - Tipe sumur. - Tipe Formasi. - Casing Design. - Sifat formasi produksi. - Korosi. - Aquifer/Water source Sifat Lumpur Pemboran Lumpur pemboran mempunyai sifat-sifat sebgai berikut : - Berat jenis(lb/gal).

Berfungsi untuk mengontrol tekanan formasi yang akan ditembus. Alat untuk menghitung berat jenis adalah Mud Balance. - Viscositas. Kekentalan lumpur yang berfungsi untuk gaya tahan lumpur untuk mengalir.Alat untuk menghitung Viscositas adalah Mars Funnel dan Fan VG Meter. - Gel Strenght (Static) dan Yield Point Berfungsi agar cutting tidak mengendap dalam lumpur pengeboran. - Fluid Loss Untuk mengetahui besarnya filtration loss pada suhu dan tekanan tertentu. - Sand Contant. - Salt Contant. - Solid Contant. Peralatan Pada Sistem Sirkulasi Peralatan yang digunakan untuk sistem sirkulasi adalah : 1. Pompa. 2. Stand House dan Swivel. 3. Rangkaian Drill String. 4. Tangki air. 5. Tangki bahan kimia. 6. Mixing Hopper dan Solid control. Lapangan Talang Akar 066 menggunakan lumpur pemboran dengan jenis fresh base mud dengan komposisi : 1. Air. 2. Alkomer (sebagai viscosifier dan menurunkan Drill Solid). 3. Caustic Soda (untuk mejaga pH lumpur 9-10) 4. Bentonite (untuk membentuk viskositas). 5. Calcium Bicarbonat dan Soda Ash digunakan sebagai Treater. 6. Mika sebagai Loss Circulating material Additive Lumpur Pemboran Additive yang terdapat pada lumpur pemboran adalah : 1. Viscosifier : Berguna untuk menaikkan viscositas (bentonite,attapulgite dan polymer). 2. Viscositas Reducer : Berguna untuk mengurangi viscositas (lignosulfonat,lignite). 3. Maerial Pemberat : Berguna untuk menaikan berat jenis lumpur (barite, iron oxide). 4. Fluid Loss Reducer : Berguna untuku mengurangi kehilangan cairan (bentonite, polymer san emulsifier). 5. LCM : Berguna untuk mengurangi sirkulasi yang hilang atau masuk ke dalam formasi (CaCO3,Fracseal,Kwikseal,Nut plug dan mika yang terdiri dari fine,medium, dasn coarse). 6. Special Additives - Corrosion Control Chemical : Berguna untuk mengurangi korosi dan fluida formasi. - Defoamers

- pH Controls : Berguna untuk mengatur pH lumpur pemboran. 7. Polymer - XCD : Berguna untuk menaikkan Yield Point, Barite Suspension dan viscosifier. - Drispac o Regular : Berguna untuk menurunkan water loss dan menaikkan Viscositas. o Low : Berguna untuk menurunkan Water loss dan tidak menaikkan Viscositas. - CMC, Polypac, Alkomer. Nama Satuan Jumlah Barite Bentonite Pac HV(pac R) Pac LV XCD Polymer KCL KOH Caustic Soda (NaOH) CMC-LV Chrom Free Ligno Lignite Soda Ash CC-16 Dextrid Defomer Soaltex EZ spot/pipe tax SAPP Detergent Kampil Kampil Kampil Kampil Kampil Kampil Kampil Kampil Kampil] Kampil Kampil Liter Kampil Kampil Drum Kampil Drum Kampil

Drum 300 300 30 40 30 10 40 30 20 40 40 30 20 80 1 40 2 10 1 KESIMPULAN 1. fishing Tools digunakan sesuai dengan Fish/benda yang jatuh ke dalam lubang sumur. 2. Untuk mengetahui bentuk dan jenis fisf yang jatuh digunakan Impression Block. 3. Fishing Job teridri dari : Magnet. Tapper Tap. Casing Spear Over Shot. Scratcher. Junk Scracther. 4. XO digunakan untuk menghubungkan dua jenis pipa yang berberda draft dan diameternya. 5. Macam-macam XO antara lain : Bit Sub dengan Drill Pipe. Drill Pipe dengan Drill Collar. Drill Collar dengan Drill Collar (diameter berbeda). Drill Pipe dengan Drill Pipe(diameter berbeda) dll. 6. Fungdi utama lumpur pemboran adalah mengangkat serbk bor (cutting) sampai ke permukaan. 7. Lumpur yang digunakan pada Talang Akar Sumur 066 adalah Lignosulfonat mud dengan Fresh Water Base Mud. SUB SURFACE EQUIPMENT TAP 066 Peralatan bawah permukaan adalah semua peralatan yang harus dipasang dibagian bawah dari Well Head sampai ke dasar sumur. Alat-alat tersebut sangat penting keberadaannya, dalam mengalirkan fluida produksi dari dasar sumur sampai ke permukaan dengan

kondisi yang efisien dan benar. Pada laporan ini kami akan memabahas mengenai peralatan bawah permukaan (SubSurface Equipment). Subsurface Equipment terdiri dari : Tubular Product Tubular product dalam industri mewakili setiap pipa baja yang diturunkan ke dalam lubang sumur minyak atau gas. Terdapat empat jenis Turbular product yang umum digunakan ; 1. Casing Casing adalah pipa baja dengan panjang berkisar 16 34 ft,dngan diameter 41/2 s/d 30. Fungsi utama dari casing adalah menyekat lubang pemboran sehingga tidak terjadi hubungan antara formasi yang berdekatan, mempertahankan kestabilan lubang bor sehingga tidak terjadi gugur formasi serta melindungi lingkungan dari pengaruh filtrate lumpur pemboran yang lolos di sekitar lubang bor. Umumnya dalam pemboran minyak atau gas memerlukan beberapa tipe casing yaitu: - Conductor Casing - Intermediate Casing - Liner Casing - Surface Casing - production Casing 2. Drill Pipe Drill Pipe adalah pipa yang digunakan pada waktu operasi pemboran berlangsung. Pipa ini berupa tubing tanpa las (Heavy Seamless Tubing) yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran dari meja putar ke Drill Collar dan ke pahat dan juga sebagai bagian peralatan sirkulasi lumpur. Setiap joint Drill Pipe panjangnya berkisar antara 30 ft. 3. Drill Collar Drill Collar adalah pipa baja yang berdinding tebal dan lebih berat dibandingkan dengan Drill Pipe. Pipa ini dapat melewatkan fluida pemboran dan terletak pada sambuingan pertama setelah pahat. Fungsi dari Drill Collar ini adalah sebagai pemberi berat pada pahat sehingga dapat menembus formasi atau lapisan-lapisan dengan efektif (WOB) fungsi kedua dari Drill Collar adalah mendukung dan memperkaku serta menjaga ketegangan bagian bawah batang bor selama pemboran berlangsung. Tipe Drill Collar dapat dibedakan menjadi : - Drill Collar Standart (memiliki permukaan yang halus,sambungan box di atas dan dambungan pin berada di bawah). - Drill Collar Spiral (pada permukaannya dibubutkan alur berbentuk spiral mengeliling). - Drill Collar Bertakik (pada permukaannya dibuat bertakik-takik elevator,takik slip dan takik elevator dan slip). 4. Tubing Tubing adalah pipa baja dengan panjang kurang lebih 20 s/d 34 ft dan diameter 11/4 s/d 41/2. Tubing merupakan pipa terakhir yang diturunkan ke dalam sumur yang berda dalam Production Casing. Fluida produksi masuk melalui tubing lalu ke permukaan. Production Packer Adalah alat yang berfungsi untuk meyanggah dan mensentralkan tubing agar tidak jatuh. Ukuran packer disesuaikan berdasarkan ukuran tubing yang digunakan. Blast Joint Adalah alat yang berguna untuk menahan semburan dari flulida produksi bertekanan

tinggi yang menyembur dari lubang perforasi, agar semburantersebut tidak merusak,mengikis pipa tubing sehingga tubing tidak bocor dan patah. Perforated Pup Joint Adalah pipa yang memiliki lubang-lubang perforasi deepanjang joint pipa yang berfungsi untuk tempat masuknya fluida produksi denganmelindungi dan menjaga pasir ikutan agar tidak terproduksi. Nipple Adalah alat yang dipasang untuk menjaga, mengatur, menyusun sambungan tuiap tubing dan sambungan peraltan subsurface equipment yang berlainan ukuran. Sleding Sleve Doors Adalah alat yang dipasang pada sambungan tubing, berada di atas atau di bawah packer. Alat ini berfungsi untuk menutup aliran fluida produksi masuk kedalam tubing apabila tidak diperlukan aliran tersebut dan membuka kembali aliran produksi apabila diperlukan kembali fluida untuk diproduksi. Flow Coupling Adalah suatu alat yang berbentuk pipa panjang berukuran antara 12 s/d 22 ft. mempunyai ukuran OD bermacam-macam (3 , 4 . 5 , 6 5/8 ) dan disambung pada rangkaian tubing. Berada pada atas packer yang berfungsi untuk mempercepat aliran fluida produksi sampai ke permukaan. Safery Control Subsuface Valve (SCSSV) Adalah alat yang berfungsi untuk menutup aliran produksi di dalam tubing secara otamatis apabila terjadi gangguan pada sumur seperti : - Terjadi tekanan balik produksi ke permukaan. - Tekanan gas saturasi minyak naik. - Pipa tubing bocor. - Terjadi kebakaran. Pembahasan Untuk Lapisan Talang Akar 066 tersedia pipa casing atau pipa selubung sebagai berikut : 1. Stove Pipe Ukuran inchi Grade Berat (lb/ft) Koneksi Panjang (ft) Kedalaman (m) 13 3/8 J-55 54.5 BTC 10 0-10 2. Surface Casing 9 5/8 sampai kedalaman 200 m,dengan konfigurasi sbb: No Grade Berat Koneksi Panjang (m) Kedalaman (m) 1. J-55 36 BTC 11.120 11.120 2. J-55 36 BTC 10.45 21.570

3. J-55 36 BTC 10.90 32.470 4. J-55 36 BTC 10.65 43.120 5. J-55 36 BTC 12.10 55.220 6. J-55 36 BTC 10.65 65.870 7. J-55 36 BTC 10.85 76.720 8. J-55 36 BTC 0.00 76.720 9. J-55 36 BTC 11.05 87.770 10. J-55 36 BTC 10.85 98.620 11. J-55 36 BTC 10.92. 109.540 12. J-55 36 BTC 10.96 120.500 13. J-55 36 BTC 10.85 131.350 14. J-55 36 BTC 10.65 142.000 15. J-55 36 BTC 10.62 152.620 16. J-55 36 BTC 10.63 163.250 17. J-55 36 BTC 11.50 173.750 18. J-55 36 BTC 10.01 18.760 19. J-55 36 BTC 10.53 195.290 20. J-55 36 BTC 0.00 195.290 Landing Nipple 4.75 200.040 Casing yang tidak terpakai : No.8 (12.2 m) dan No.22 (10.66 m) 3. Production Casing Menggunakan ukuran 7 dengan grade J-55, berat 20 lbs/ft dan koneksi tipe BTC diser sampai ke dalaman 1100m, dengan jumlah total joint kurang lebih 90 joint, namun jumlah joint yang ada di lapangan hanya 29 joint, sedangkan sisanya tidak ada di lapangan, dengan kopnfigurasi sebagai berikut : No.Casing Panjang kedalaman 1 11.94 11.94 2 12.19 24.13 3 12.10 36.23 4 12.18 48.41 5 12.14 60.55 6 11.18 72.73 7 12.20 84.93 8 11.77 96.70 9 12.18 108.88 10 12.17 121.05 11 12.15 133.2 12 12.21 145.41 13 12.14 157.55 14 12.17 169.72 15 11.75 181.47 16 12.02 193.46 17 12.17 205.66 18 12.17 217.83

19 12.16 229.99 20 12.11 242.1 21 12.05 252.14 22 11.08 265.23 23 12.19 277.42 24 11.99 289.41 25 11.90 301.31 26 11.93 313.24 27 12.03 325.27 28 12.08 337.35 29 12.20 349.55 . - Untuk Sumur Talang Akar 066 tersedia Drill Pipe sebagai berikut : Dengan Pounder : 23 dan 26 lbs/ft Grade : J-55 Koneksi : Pin-Box No.DP Panjang(m) Total (m) 1 9.57 9.57 2 9.68 19.250 3 9.50 28.75 4 9.58 38.33 5 9.16 47.49 6 9.65 57.14 7 9.75 66.89 8 9.00 75.89 9 9.58 85.47 10 9.76 95.23 11 9.57 104.08 12 9.44 114.24 13 9.67 123.91 14 9.48 133.39 15 9.65 142.44 16 9.65 15269 17 9.63 161.72 18 9.52 171.24 19 9.57 180.81 20 9.77 190.58 21 9.52 200.01 22 9.50 209.6 23 9.54 219.14 24 9.67 228.81 25 9.62 238.43 26 9.67 248.1

27 9.62 257.72 28 9.68 267.4 29 9.67 277.077 30 9.62 286.69 31 9.58 296.27 32 9.67 305.94 33 9.68 315.62 34 9.38 325 35 9.68 334.68 36 9.55 334.23 37 9.57 353.8 38 9.06 363.4 39 9.65 373.5 40 9.92 382.97 41 9.58 392.55 42 9.68 402.23 43 9.65 411.88 44 9.05 421.38 45 9.68 431.0.6 46 9.62 440.68 47 9.37 450.05 48 9.64 459.69 49 9.58 469.27 50 9.46 478.73 51 9.64 488.37 52 9.66 498.03 53 9.58 507.61 54 9.53 517.14 55 9.68 526.82 56 9.63 536.45 57 9.72 546.2 58 9.47 555.67 59 9.53 565.2 60 9.49 547.69 61 9.13 583.82 62 9.60 593.42 63 9.53 602.95 64 9.68 612.63 65 9.44 622.07 66 9.63 631.70 67 9.32 641.02 68 9.56 650.58 69 9.16 659.74 70 9.67 669.41 71 9.48 678.89

72 9.64 688.53 73 9.63 698.16 74 9.64 707.80 75 9.68 717.48 76 9.44 726.92 77 9.66 736.58 78 9.56 746.14 79 9.56 755.70 80 9.63 765.33 81 9.69 775.02 82 9.56 784.58 83 9.68 794.26 84 9.36 803.62 85 9.57 813.19 86 9.64 822.83 87 9.69 832.52 88 9.00 841.52 89 9.67 851.19 90 9.59 860.78 91 9.70 870.48 92 9.68 880.16 93 9.56 889.72 94 9.58 899.30 95 9.68 908.98 96 9.58 918.56 97 9.48 928.04 98 9.67 937.71 99 9.68 947.390 100 9.63 957.020 101 9.52 966.540 102 9.64 976.180 - Untuk Sumur TAP 066 tersedia Drill Collar sebagai berikut : Drill Collar : 6 Pounder : 85 lb/ft Grade : J-55 Koneksi : 4 IF No. Panjang (m) Total (m) 1 9.24 92.40 2 9.34 18.680 3 9.35 28.030 4 9.47 37.500 5 9.13 46.630 6 9.66 56.2900

Drill Collar : 4 Pounder : 46.7 lb/ft Grade : J-55 Koneksi : 4 IF No. Panjang(m) Total(m) 1 9.43 9.43 2 9.7 19.13 3 9.45 28.58 4 9.38 37.96 5 9.31 47.27 6 9.47 56.74 7 8.75 65.49 8 8.76 74.25 9 8.82 83.07 10 8.90 91.97 11 8.79 100.76 12 8.74 109.5 13 8.62 118.12 14 8.57 126.69 15 8.77 135.46 16 8.46 144.92 - Untuk lapangan TAP 066 Tersedia Tubing sebagai berikut : Tubing : 2 7/8 Grade : J-55 Pounder : 6.5 lb/ft Koneksi : EUE No Panjang(m) Total(m) 1 9.20 920 2 9.46 18.66 3 9.47 28.13 4 9.52 37.68 5 9.45 47.10 6 9.49 56.59 7 9.46 66.05 8 9.48 75.53 9 9.52 85.05 10 9.36 94.41 11 9.51 103.92 12 9.51 113.43 13 9.48 122.91 14 9.50 132.41 15 9.52 141.93 16 9.39 151.32

17 9.48 160.80 18 9.35 170.15 19 9.46 179.61 20 9.48 189.09 Kesimpulan 1. Dari data pengamatan di lapangan Talang Akar Pendopo-066 didapat bahwa panjang pipa mulai dari Casing,Drill Pipe, Drill Collar tidak sama dan selisihnya berkisar antara 0.01-1.12m. 2. Akibat dari tersebut,maka pada saat pemasangan joint pipa casing,Drill Pipe, tubing maupun Drill Collar kita harus mengukur setiap panjang joint pipa secara akurat sebelum memasukkannya ke dalamm lubang sumur, agar perhtungan ke dalaman sesuai dengan joint pipa yang tersedia. KESELAMATAN KERJA PADA LAPANGAN TAP-066 TALANG AKAR Tinjauan Umum Dalam operasi pemboran tingkat keselamatan kerja haruslah sangat diperhatikan. Seperti diketahui, kegiatan operasi pemboran sangat beresiko tinggi. Kelalaian dan kecerobohan yang dilakukan pada operasi pemboran dapat berakibat sangat fatal dan dapat mengakibatkan kematian. Keselamatan kerja yang akan dicoba dibahas pada laporan ini antara lain adalah : 1. Keselamatan Kerja Bagi Para Pekerja Idealnya dalam kegitan operasi pemboran (eksplorasi atau eksploitasi), para pekerja atau para kru berada di lokasi pemboran dan sekitarnya diharuskan menggunakan beberapa peralatan keselamatan kerja antara lain : a. Safety Helm. b. Safety Shoes. c. Wearpack. d. Sarung tangan. e. Kacamata. Pada kegiatan operasi pemboran di lapangan TAP-066 Talang Akar untuk point a, b, dan d telah dipenuhi. Dalam artian para pekerja sudah menggunakannya. Sedangkan untuk Werpack tampaknya belum semua para pekerja menggunakannya. Memang dalam prakteknya, sebenrnya pakaian ini tidak mutlak harus digunakan, asalkan setiap pekerja sudah berpakaian yang tidak menganggu pekerjaan dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. 2. Keselamatan Kerja Bagi Peralatan. Selain pekerja, hal lain yang harus diperhatikan keselamtannya adalah peralatan pemboran itu sendiri. Keselamatan kerja bagi peraltan dapat ditinjau sebagai berikut : Blow Out Preventer (BOP)

Blow out preventer atau labih dikenal dengan pencegah semburan liar adalah suatu unit peralatan yang berfungsi untuk mencegah semburan liar dari suatu tekanan formasi selama operasi pemboran berlangsung. Peraltan ini terdiri beberapa komponen yaitu : 1. Susunan pencegah kebocoran, merupakan peralatan yang berfungsi menutup annulus (Annular Ram), pipa (Pipe Ram), dan menutup annulus serta pipa secara bersamaan (Blind Ram). 2. Akumlator, berfungsi untuk memberikan tekanan hiddrolik agar Annular Ram dan Blind Ram dapat bekerja sewaktu terjadinya kick yang mengakibatkan semburan liar (Blow Out). 3. Saluran Penjinak, yang berfungsi untuk segera menyalurkan gas atau fluida yang berasal dari kick atau semburan liar. 4. Manifold Pengatur, yang berfungsi untuk mengeluarkan gas atau fluida yang berasal dari kick atau semburan liar. Sistem pencegah semburan liar secarah keseluruhan mempunyai fungsi utama yaitu : untuk menutup lubang sumur bila terjadi kick atau semburan liar baik sewaktu adanya rangkaian pipa bor di dalam lubang atau pada saat tidak ada rangkaian pipa bor di dalam lubang, sehingga tekanan yang berasal dari kick atau semburan liar dapat langsung ditanggulangi secara cepat dan dilepaskan melalui Manifold pengatur. Pencegahan terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kick atau semburan liar adalah melaksanakan suatu program pemboran dan pemilihan lumpur bor serta pemasangan casing yang tepat sehingga tidak ada fluida maupungas yang memiliki berat jenis serta tekanan yang lebih besar dari tekan hydrostatis lumpur. Bila hal ini tidak terjadi maka kemunkinan terjadinya kick dapat dihindari. Kesimpulan 1. Secara keseluruhan penggunaan peralatan kerja telah terpenuhi dan wajib dipenuhi selama operasi pemboran berlangsung. 2. Untuk peralatan pengamanseperti BOP dan peralatan lainnya perlu diuji dan diperiksa sevara berkala agar dapat bekerja dengan sempurna. SOLID CONTROL (PENGONTROLAN PADATAN LUMPUR PEMBORAN) Pengertian Solid Control Pada lapangan TAP 066 Talang Akar dailaksanakan pemboran vertikal dengan kedalaman akhir 1100 m, pada operasi pemboran ini digunakan lumpur lignosulfonate. Lumpur ini dipilih karena berbahan dasar air tawar dan sangat toleransi terhadap clay , shale dan kandungan padatan yang tinggi. Secara garis besar lumpur lignosulfonate ini terdiri dari : 1. Fresh Water (air tawar) sebagai bahan dasar lumpur. 2. Bentonite yang berfungsi untuk membangaun viscositas lumpur. 3. Lignisulfonate, berfungsi sebagai thiner atau pengencer dan menjaga viscositas lumpur serta menurunkan water loss dari lumpur. 4. Coustic Soda,berfungsi menjaga pH lumpur (9-10). 5. Polymer, Pada lulmpur ini digunakan Alkomer yang berfungsi sebagai viscosifer atau

menjaga viscositas lumpur serta menurunkan Drill Solid. Pada kondisi terentu lumpur Lignosulfonate ditambahkan : 1. Soda Ash yang berfungsi untuk menurukan kandungan kalsium (Ca) dalam lumpur. 2. LCM (Loss Circulation Mud), yang berfungsi untuk menurunkan water loss dari lumpur pada saat terjadinya Partial loss Circulation (kehilangan lulmpur sebagian). Untuk menjaga kondisi lumpur pemboran selama dilaksanakan pemboran berlangsung diperlukan suatu treatment (pengkodisian pada lumpur). Sehingga lumpur yang digunakan sesuai dengan kondisi formasi yang akan dibor. Salah satu pengkodisian lumpur yang sangat diperlukan adalah pengontrolan padata dan serbuk bor pada lumpur (solid control). Dimana lumpur yang telah digunakan dan keluar dari sumur harus dikondisikan melalui beberapa peralatan pengkodisian lumpur, yaitu; a. Mud Gas Separator. b. Shale Shaker. c. Desander. d. Desilter. Metode Solid Control Pengkodisian lumpur adalah proses lumpur yang telah diguanakan dalam proses pemboran akan kembali ke permukaan dengan membawa cutting (serbuk bor), dan untuk menjaga kondisi lumpur agar selalu sama dengan properties lumpur pada programnya,maka padatan dan serbuk bor harus segera dipisahkan dari lumpur dan ditambahkan chemical lumpur sebelum lumpur tersebut dipompakan kembali ke dalam sumur. Beberapa Pengkodisian Lumpur 1. Mud Gas Separator Merupakan alat yang berfungsi memisahkan gas dari lumpur,karena apabila kandungan gas terdapat dalam jumlah besar di dalam lumpur akan mengakibatkan turunnya SG dan viscositas lumpur. Oleh karna itu kandungan gas dari formasi Talang Akar sangat kecil maka pada pemboran sumur TAP-066 tidak menggunakan peralatan ini. 2. Shale Shaker Pada pemboran sumur Talang Akar 066 menggunkan Shale Shaker dengan ukuran 80 mesh, yang berfungsi mengeluarkan cutting beerukuran besar dari lumpur pemboran. 3. Desander Merupakan alat yang berfungsi mengeluarkan pasir dari lumpur. Dimana alat ini akan menyaring lumpur yang telah melalui Shale Dhaker sehingga partikel-partikel pasir sari lumpur yang tidak / belum tersaring di Shale Shaker akan terpisah di sini. Setelah lupur melalui Shale Shaker dan Desander maka lumpur akan dikondisikan kembali di dalam Active Mud Tank,dimana pada alat ini dapat dilihat kondisi akhir lumpur sebelum lumpur dipompakan kembali ke dalam sumur. KESIMPULAN 1. Solid control perlu dilaksanakan agar Cutting (serbuk bor),yang terdapat pada lumpur bor dapat dipisahkan dimana secara umum peralatan pengkodisian lumpur yang terdapat

di Lapangan Talag Akar 066 adalah : - Shale Shaker. - Desander. 2. Selailn itu untuk menjaga sifaat lumpur perlu ditambahkan Chemical tertentu kedalam Mud Tank, seprti Polymer untuk menjaga viscositas lumpur atau LCM sewaktu terjadinya Mud Loss. HOISTING SYSTEM DAN PENYEMENAN PADA TAP 066 I. TEORI DASAR Dalam tahap pemboran terdapat lima komponen utama, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Hoisting System. 2. Rotating System. 3. Circulating System. 4. Power System. 5. BOP System. Rotating system adalah perlengkapan yang berfungsi untuk memutar Drill String selama operasi pemboran, sehingga daya yang akan dihasilkan oleh Prime Mover dapat ditransmisikan sampai pahat bor. Circulating System merupakan komponen pemboran yang berfungsi untuk memberi servis yang berupa penyedian lumpur serta pengontrolan sifat-sifat fisiknya selama pemboran berlangsung. Power System adalah komponen yang memberi daya untuk mendukung terlaksananya semua proses pemboranyang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan BOP System merupakan peralatan pendukung untuk mengotrol dan savety tekanan selam pemboran berlangsung. Hoisting system adalah sistem perlengkapan utama dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengangkat, menahan dan menurunnkan peralatan serta mendukung peralatan Rotary pada rig. Hoisting System terdiri dari dua komponen yaitu Rig Equipment dan Hoisting Equipment. 1. Rig Equipment Rig terbuat dari kerngka baja yang terletak tepat diatas lubang pemboran. Rig terdiri dari : - Drilling Tower (Derick atau Must). - Sub Strucrutur, yang menahan rangkaian dari Must atau Derick. - Rig floor, memberikan ruang bebas untu kegiatan pemboran. 2. Hoisting Equipment Adalah perlengkapan yang berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan rangkaian peralatan pemboran yang terdiri dari :] - Drawworks. - Hook. - Over Head Tools. - Elevator - Crown Block.

- Drillling Line. - Traveling Block. Pada umumnya operasi penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sunur, melindungi casing dari masalah-masalah mekanisme sewaktu operasi pemboran berlangsung, melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang satu dengan yang lain. Menurut alasan dan tujuannya, penyemenan dibagi dua yaitu : A. Primary Cementing Primary cementing adalah penyemenan pertama kali setelah casing diturunkan kedalam sumur bor. Penyemenan casing pada lubang bor dipengaruhui oleh jenis casing yang akan disemen. Penyemenan Conductor Casing. Penyemenan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi fluida pemboran dengan formasi dan agar lumpur untuk trayek pemboran selanjutnya tidak banyak yang terbuang. Penyemenan Surface Casing. Penyemenan ini berfungsi untuk melindungi air tanah agar tidak tercemar dari lumpur pemboran, memperkuat kedudukan surface casing sebagai tempat dudukan BOP. Penyemenan Intermediate Casing. Penyemenan ini berguna untuk menutup tekanan formasi abnormal atau untuk mengisolasi daerah lost circulation. Penyemenan Production Casing. Penyemenan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya aliran antar formasi ataupun aliran fluida formasi yang tidak diinginkan untuk masuk ke dalam sumur. B. Secondary Cementing Secondary Cementing adalah penyemenan ulang yang bertujuan untuk memperbaiki dari Primary Cementing atau menutup zona yang tidak produktif. Penyemenen ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Squezee Cementing Penyemenan ini bertujuan untuk menutup lubang perforasi yang sudah tidak produktif. Re-Cementing Penyemenan ini bertujuan untuk mengulang atau menyempurnakan dari Primary Cementing yang gagal. Plug Back Cementing. Penyemenan ini berfungsi untuk menutup zona air formasi atau untuk sumur yang akan ditinggalkan (Abondoment Well). II. PEMBAHASAN Urutan Hoisting System ysng terdapat pada TAP 066 adalah : 1. Engine Adalah mesin yang menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk operasi pemboran dalam bidang pekerjaan pengangkatan. 2. Drawwork Adalah mesin yang terdiri dari Wireline yang berguna untuk menaikkan dan menurunkan

rangkaian Drill String sewaktu operasi pemboran berlangsung. 3. Crown Block Alat ini terletak di atas rig/menara, Crown Block mempunyai ukuran tertentu tergantung dari Wirelinenya, jadi disini ukuran Crown block 1 karena ukuran dari wirelinenya 1. 4. Block Tang Adalah alat yang berfungsi sebagai penyambung pipa kelly , pada TAP 066 menggunakan Block Tang yang memiliki kekuatan 125 ton. 5. Rig / Menara Dan Pompa. Rig yang digunakan pada TAP 066 adalah rig yang memiliki kapasitas 350 Horse Power dan ukuran 2 joint / stand. Sedangkan pompa yang digunakan adalah pompa dengan jenis Tripplex (Single String) Proses Penyemenan Casing Bubur semen yang dibuat pada Cementing unit, lalul dipompakan melalui Cementing Head dipasang diatas diatas meja bor, didalam Cementing Head terdapat Bottomj Plug dan Top Plug. Pertama-tama Bottom plug dijatuhkan, lalu pompakan bubur semen sesuai dengan program. Setelah itu Top Plug dijatuhkan, kemudian dipompakan lumpur untuk mendorong / menekan Top Plug hingga kolom semen yang diantara Top Plug dan Bottom Plug, memberi tekanan sehingga membrane yang ada pada Botom Plug akan pecah sehingga semen akan keluar dan masuk ke Float Collar dan menuju Float Shoe lalu masuk mengisi annulus yang akan disemen. Setelah itu ditunggu sampai semen benarbenar mongering untuk kemudian melanjutkan pemboran dengan mebor Float Collar dan Shoenya sampai kedalaman berikutnya sesuai dengan pogram pemboran. Proses Squeeze Cementing 1. Sumur diisi dengan Killing Fluid. 2. Lakukan test Line untuk menguji peralatan Squeeze Cementing dipermukaan. 3. Lakukan test rate untuk mengetahui ailran diformasi yang berguna untuk mengetahui besarnya rate injeksi yang bisa dipompakan saat penyemenan. 4. Tahap awal dari proses Balance Plug yaitu memasukkan Spacer dari tubing sampai kedalaman yang sudah ditentukan. 5. Mix dan pompa Slurry melalui tubing. 6. Masukkan Water Behind / spacer yang berguna untuk menyamakan tinggi level spacer di annulus dengan tinggi spacer dalam tubing. 7. Lakukan Displacement deangan mengijeksi killing fluid. 8. Pull Out Open Hole (POOH) untuk mengangkat tubing yang masih terendam dalam semen dan Spacer. 9. Sirkulasikan untuk membersihkan sisa semen dalam tubing (reverse circulation). 10. Injeksikan Killing fluid untuk menekanSpacer dan semen sehingga semen masuk kedalam formasi dan menutup lubang perforasi.

You might also like