You are on page 1of 76

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Triwulan I - 2011

Kantor Bank Indonesia Samarinda

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2011 dapat terselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran, dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2011 adalah sebagai berikut: 1. Pert umbuhan ekonomi pada triwulan I-2011 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 1,34% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,36% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,5% (yoy). 2. Laju inf lasi t riw ulanan Kaltim pada triwulan I-2011 mencapai 7,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 7,28% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 6,65% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing sebesar 7,73% (yoy), 7,21% (yoy) dan 8,20% (yoy). 3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 52,85 t rilyun, mengalami peningkatan sebesar 5,90% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. b) Sementara dari sisi penyaluran dana, t otal kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan I-2011 mencapai sebesar Rp 33,63 t rilyun, meningkat sebesar 3,40% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan IV2010 sebesar 8,46% . Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat 3,08% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 48,37 t rilyun pada triwulan I-2011 (s.d posisi Februari). c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 92,60% , lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 63,64% . d) Pembiayaan berskala mikro, kecil, dan menengah (M KM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 63,92% atau Rp 21,50 t rilyun dari total kredit sebesar Rp 33,63 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan 3,89% (qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 3,40% .

4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 2,5% s.d. 3,5% (yoy). Dari sisi permintaan pertumbuhan positif masih didukung oleh kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Kaltim yang mulai dilakukan. Sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan masih tingginya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi Kaltim pada triwulan dua juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan pelaksanaan even Penas Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2011 (diperkirakan keikutsertaan jumlah peserta dari luar daerah sekitar 30.000 orang). Akhirnya kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna, sehingga memerlukan perbaikan secara terus menerus. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Samarinda, Mei 2011 BANK INDONESIA SAMARINDA

Androecia Darwis

Pemimpin

ii

D A FTA R I SI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................... i iii vi viii 1 1 1 2 2 2 3 3 DAFTAR ISI .................................................................................................................... DAFTAR TABEL ......................................................... DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................

RI N GK A SA N EK SEK UTI F .... I. II. III. IV. Gambaran Umum . Asesmen Perekonomian ......................................................................... Asesmen Inflasi Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ........................................... 1. Perbankan ......................................................................................... 2. Sistem Pembayaran ........................................................................... V. BA B I Perkiraan

PERK EM BA N GA N EK ON OM I M A K RO REGIONA L 1.1 Gambaran Umum ................................................................................... 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ....................................... 1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ............................................................... 1.2.2 Pengeluaran Pemerintah .................................................................... 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) . 1.2.4 Ekspor dan Impor ........................................................................ 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran 1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian . 1.3.3 Sektor Industri Pengolahan 1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih 1.3.5 Sektor Bangunan ................................ 1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............................ 1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ......................................... 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ....................... 1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................

5 5 6 6 8 9 9 13 14 14 15 16 17 17 18 18 19

Bo k s. 1 Pem bangun an In f rast r uk t ur Jal an dan Jem bat an Kal im ant an Ti m ur Tah un 2011

iii

BA B I I EV A LUA SI PERK EM BA N GA N I N FLA SI 2.1 Gambaran Umum ... 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq).... 2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq).. 2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) 2.3. Inflasi Tahunan (yoy)............................ 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda . 2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ................................................ 2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan .. Bok s. 2 Pr ogr am Ket ahan an Pang an dan Gi zi Kal i m an t an Ti m u r 2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)....

22 22 24 24 25 26 27 27 28 29

BA B I I I PERK EM BA N GA N PERBA N K A N D A ERA H. 3.1 Gambaran Umum 3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum 3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif 3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat . 3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim .. b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim 3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Perkembangan Aset BPR b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR .. 3.5 Asesmen Risiko Perbankan ... 3.5.1 Risiko Kredit 3.5.2 Risiko Likuiditas ........................................................................... 3.5.3 Risiko Pasar ................................................................................. BA B IV KEUA NGA N DA ERA H ............... ........................... 4.1 Gambaran Umum ................................................................. 4.2 Pendapatan ......................................................... 4.3 Belanja ..

32 32 33 33 34 35 35 37 40 43 43 43 44 44 44 46 47

48 48 49 51

iv

BA B V PERKEM BA NGA N SISTEM PEM BAYA RA N . 5.1 Gambaran Umum 5.2 Perkembangan Transaksi Tunai ... 5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai 5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring 5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS BA B VI PERKEM BA NGA N KETENA GA KERJA A N DA ERA H DA N KESEJA HTERAA N . 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur .. 6.2Kesejahteraan BA B VII PERKIRA A N EKONOM I DA N INFLA SI DA ERA H ...................................... 7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2011 ....................................... 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ................................................................... LA M PIRA N ..

53 53 53 53 55 55 55

57 57 60 62 62 62 64

DA FTA R TA BEL 1.1 1.2 1.3 1.4 B1.1 B1.2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 B2.1 B2.2 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ..........................

Halaman 6 11 12 13 21 21 22 24 25 25 26 26 27 27 28 29 29 30 31 33 35 37 39 40 41 41 42 44 45 45 46

Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2010 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan I-2011 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ..................................... Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ................................. Pembiayaan Trans Kalimantan TA. 2010 dan 2011 Bidang Bina Marga Sumber Dana APBN Pembiayaan Trans Kalimantan TA. 2010 dan 2011 Bidang Bina Marga Sumber Dana APBD Provinsi . Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2011 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda............................................ Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan............................................ Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa Inflasi tahunan kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa Inflasi tahunan kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota Pemenuhan Kebutuhan Pangan dan Gizi Kalimantan Timur Fokus Pengembangan di Sektor Pertanian . Perkembangan Jumlah aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Jumlah kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota.. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs). Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum.. Struktur Jangka Waktu DPK

vi

4.1 4.2 5.1 6.1 6.2 6.3

Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2011 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2011 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur.. Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan Ketenagakerjaan Menurut Kelompok Usaha Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

50 52 56 57 58 59 60

vii

D A FTA R GRA FI K 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy).. Indeks Kenyakinan Konsumen...................................................................... Indeks Kondisi Ekonomi............................................................................. Indeks Ekspektasi Konsumen ....................................................................... Kredit Konsumsi.......................................................................................... Belanja Modal APBD............................................................................... Rencana Investasi Kredit Investasi........................................................................................ Nilai Ekspor Non Migas Kaltim.. Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Nilai Impor Non Migas Kaltim. Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim. Indeks Produksi Padi Indeks Produksi Sawit.............................................................................. Kredit Sektor Pertanian ................................................................................ Indeks Produksi Pertambangan Batubara..................................... ............ Kredit Sektor Pertambangan Produksi Kilang Minyak. Produksi LNG .. Kredit Sektor Industri .. Kredit Sektor Listrik dan Air Nilai Jembatan ... Indeks Sektor Perdagangan Kredit Perdagangan. Penumpang Angkutan Darat .. Perkembangan Kredit Kaltim Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy).. Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm).. Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq) Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Perkembangan Simpanan Masyarakat Suku Bungan Kredit Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim 5 7 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12 14 14 14 15 15 16 16 16 16 17 18 18 18 18 22 23 23 32 32 34 35 36

vi ii

3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 4.1 4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6

Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Perkembangan Aset BPR Perkembangan DPK BPR Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Pendapatan APBD Kalimantan Timur Triwulan I-2011 Belanja APBD Kalimantan Timur Triwulan I-2011 Perbandingan Pendapatan APBD 2010-2011 Pendapatan Perbandingan Komponen Pendapatan APBD 2010 dan 2011 Peredaran Uang Kartal di Kaltim.. Peredaran Uang Kartal di Wilker KBI............................................................. Perkembangan PTTB per Wilker KBI.............................................................. Perkembangan Transaksi Kliring di Kaltim..................................................... Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim...................................................... Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI................................................... Komposisi Jenis Kelamin Angkatan Kerja Kalimantan Timur.......................... Pertumbuhan Angkata Kerja, Bekerja & Pengangguran................................ Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek................................................. Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen........................................... Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan............................................ Indeks Kenyakinan Konsumen..................................................................... Harga Komoditas Minyak dan Batubara........................................................ Harga Komoditas Gula................................................................................. Harga Minyak Kelapa Sawit.......................................................................... Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1).......... Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)..........

38 43 43 44 47 48 49 49 51 53 54 54 55 55 56 58 58 59 60 60 62 62 62 63 63 63 63

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-20111
I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2011 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 1,34% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang tumbuh sebesar 2,36%. Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan I-2011 dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor Kaltim yang disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor migas Kaltim karena menurunnya produksi migas. Sisi positif pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 didukung oleh peningkatan kegiatan investasi dan belanja pemerintah, serta masih stabilnya konsumsi rumah tangga. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan dan jasa perusahaan. Selain itu sektor lain yang turut berkontribusi positif adalah pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode laporan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan IV2010. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olah raga karena meningkatnya biaya akademi perawatan di Tarakan, diikuti oleh meningkatnya harga pada kelompok bahan makanan. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan I2011 menunjukkan perkembangan yang positif. Total aset perbankan mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 12,17%(yoy). Sementara itu penyaluran pinjaman juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi secara tahunan baik kredit atas dasar lokasi kantor sebesar 30,64% maupun kredit atas dasar lokasi proyek sebesar 21,65%(yoy). Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 2,5% s.d. 3,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut adalah Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) hasil Survey Konsumen Bank Indonesia yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 139. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja. Dari sisi permintaan pertumbuhan positif masih didukung oleh kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Kaltim yang mulai dilakukan. Sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang
1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan masih tingginya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi Kaltim pada triwulan dua juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan pelaksanaan even Penas Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2011. Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan II2011 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan seperti gula meskipun harga minyak sawit mengalami kenaikan. Sementara itu dari data pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan makanan kebutuhan pokok di Samarinda mengalami penurunan pada awal triwulan II-2011.
II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,34%(yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,36%(yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh sebagian besar komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari investasi sebesar 1,08%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,70%, serta pengeluaran pemerintah 0,40% . Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode laporan ini berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,68%, dan diikuti oleh kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,45%. Pertumbuhan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran disebabkan oleh meningkatnya arus masuk tamu maupun pendatang di Kaltim dan meningkatnya kegiatan ekonomi di Kaltim sehingga meningkatkan pertumbuhan pada sektor tersebut. Sementara itu pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian dipengaruhi oleh masih positifnya kinerja pertambangan Kaltim yang disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional
III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2011, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,59% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV2010 sebesar 7,28% (yoy). Selain itu, laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 6,65% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 12,63% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan sebesar 10,81%, dan kelompok komoditas sandang sebesar 8,41%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,38%. Laju inflasi triwulanan di Kota Samarinda triwulan I-2011 mencapai 2,77%(qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2010 yang sebesar 0,75%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas perumahan yaitu sebesar 5,45% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya sewa rumah pada bulan Januari 2011 yang menyumbangkan andil inflasi 1,18%; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (3,76%) karena peningkatan harga nasi yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2011 Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan I-2011 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,38%(qtq), berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2010 yang mengalami deflasi sebesar 0,21%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 4,05% (qtq) karena kenaikan cabe rawit, daging ayam ras, berbagai jenis ikan seperti bandeng, tongkol, layang dan kembung. Laju Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan I-2011 mengalami kenaikan 3,16%(qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2010 yang sebesar 1,47%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang mencapai 6,42% (qtq) karena meningkatnya tarif akademi keperawatan.
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

1. Perbankan Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan I-2011 dari sisi penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 13,45%(yoy) sehingga posisinya menjadi Rp 52,85 trilyun. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang tumbuh sebesar 22,41% dan; deposito yang tumbuh sebesar 19,75%(yoy); sedangkan giro mengalami kontraksi 3,91%(yoy). Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp 33,63 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 30,64%(yoy). Sementara itu berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 21,65% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (s.d posisi Februari), atau mencapai Rp. 48,37 trilyun. Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 92,60%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 63,64%. Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 15,45% dan 10,79%(yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 254,55 milyar dan DPK meningkat menjadi Rp 157,30 milyar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 14,51%(yoy), menjadi Rp 178,02 milyar.
3

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2. Sistem Pembayaran Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan I-2011 mencapai Rp 1,86 trilyun atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,45% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 886 milyar dan jumlah outflow sebesar Rp 997 milyar; sehingga pada triwulan I-2011 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 130 milyar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat yang menggunakan uang kartal. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 469,62 milyar atau naik 101,08%(yoy). Sementara itu jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan I-2011 tercatat sebesar Rp 5,28 trilyun, mengalami pertumbuhan sebesar 16,50%(yoy); sedangkan transaksi RTGS mencapai Rp 42,33 trilyun, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,37%(yoy).
V. Outlook

1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 2,5% s.d. 3,5%(yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan April 2011 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 139. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi erhadap penghasilan dan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja. 2. Inflasi Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan II2011 diperkirakan akan mengalami penurunan dan berada pada kisaran 6,8% 7,8% (yoy), yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti gula, meskipun harga minyak sawit mengalami peningkatan. Selain itu berdasarkan pemantauan harga di bulan April 2011, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kaltim, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mayoritas mengalami penurunan yang cukup signifikan diantaranya beras, cabe merah besar dan semua jenis cabe lainnya, bawang merah, dan daging sapi. Faktor pendorong inflasi pada triwulan depan antara lain meningkatnya permintaan kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi karena pelaksanaan even Penas KTNA pada bulan Juni 2011.

BAB I

PERK EM BA N G A N EK ON OM I M A K RO REGI ON A L

1.1

Gam b ar an Um um Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,34% (yoy), namun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,36% dan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,5% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2011 terkontraksi sebesar -0,36% (qtq), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 0,46% .
(% yoy) 8 6 4 2 0 -2 Kaltim Nasional

1 2011

2006 Kaltim

2007

2008

2009

2010

1.6 2.3 3.8 3.5 0.1 0.3 1.2 3.1 6.6 6.8 4.5 1.4 0.3

-0. 2.8 5.5 6.8 7.0 3.7 2.3 1.3

Nasional 5.0 5.0 5.9 6.1 6.0 6.3 6.5 6.5 6.2 6.4 6.3 5.5 4.5 4.0 4.1 5.4 5.6 6.1 5.8 6.1 6.5

Graf i k 1.1 Per t um buhan PDB Nasi on al d an PDRB Kal t im (y oy ) Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan I-2011 dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor Kaltim yang disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor migas Kaltim karena menurunnya produksi minyak dan LNG. Sisi positif pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 didukung oleh peningkatan kegiatan investasi dan belanja pemerintah, serta masih stabilnya konsumsi rumah tangga. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan dan jasa perusahaan. Selain itu sektor lain yang turut berkontribusi positif adalah pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan I-2011.
5

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

1.2 Perk em bang an Indik at or PDRB Si si Perm int aan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh sebagian besar komponen permintaan. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari kegiatan investasi yaitu sebesar 1,08% , diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,70% , serta pengeluaran pemerintah sebesar 0,40% . Sementara itu kinerja ekspor Kaltim memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan Kaltim di triwulan I-2011 yaitu sebesar -0,39% (Tabel 1.1). Tabel 1.1 Pert u m buh an PDRB Si si Per m i nt aan Kal i m ant an Ti m ur
Jenis Penggunaan Per t um buhan (% yoy) Tw 2-10 Tw 3-10 Tw 4-10 Tw 1-11 Kont r ibusi Per tum buhan Tw 2-10 Tw 3-10 Tw 4-10 Tw 1-11

Konsumsi R umah Tangga Makanan Non Makanan Pengeluaran KLSN Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan S tok Ekspor Ekspor LN Ekspor Antar Daerah Impor Impor LN Impor Antar Daerah Ekspor Neto PDRB

4.93 3.63 6.21 6.24 3.07 4.14 3.85 14.17 13.14 16.47 20.31 23.15 17.45 8.86 7.04

5.40 3.30 7.47 5.21 3.64 4.45 4.04 1.78 2.48 0.20 0.24 -2.95 3.42 3.13 3.76

5.46 3.07 7.82 5.17 5.93 7.35 5.81 1.30 1.34 1.19 2.88 3.65 2.06 -0.16 2.36

5.31 3.33 7.25 4.84 7.03 7.86 5.40 -0.36 -0.47 -0.13 1.39 0.73 2.09 -1.98 1.34

0.64 0.23 0.41 0.01 0.17 0.56 0.03 15.86 10.30 5.53 9.13 5.71 3.54 5.93 7.04

0.75 0.22 0.53 0.01 0.21 0.64 0.03 1.88 1.88 0.06 0.10 -0.63 0.67 2.04 3.76

0.75 0.20 0.55 0.01 0.35 1.05 0.05 1.40 1.03 0.38 1.23 0.86 0.40 -0.11 2.36

0.70 0.21 0.49 0.01 0.40 1.08 0.04 -0.39 -0.35 -0.04 0.57 0.16 0.39 -1.32 1.34

Sumber : BPS Kaltim, diolah 1.2.1 Konsum si Rum ah Tan gga Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 mengalami ekspansi sebesar 5,31% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,46% . Konsumsi rumah tangga pada periode laporan ini mengalami perlambatan, dipengaruhi oleh melambatnya permintaan masyarakat karena berakhirnya faktor musiman hari raya natal dan pergantian tahun baru 2011 pada triwulan lalu. Sementara faktor positif yang masih mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah ekspektasi meningkatnya pendapatan karena peningkatan UMP/UMK di awal tahun. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan I tahun 2011, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum menunjukkan perlambatan optimisme masyarakat Kaltim. Secara rata-rata triwulanan, IKK masih berada diatas level optimis 100 yaitu sebesar 114,33 meskipun lebih rendah jika dibandingkan rata-rata triwulan sebelumnya yang sebesar 119,67(Grafik 1.2).
6

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen 160 140 120 100 80 60 40 20 0

Indeks Kondisi Ekonomi Garis 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2008 2009 2010 2011

Gr af i k 1.2 Per k em b an gan Indek s Key ak i nan Kon sum en Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan menurunnya optimisme pada triwulan laporan ini disebabkan oleh menurunnya Indeks Ekonomi (IKE) terutama yang berasal dari menurunnya pembelian barang tahan lama, serta dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terutama berasal dari menurunnya ekspektasi kondisi ekonomi. Meski demikian, ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.3 dan Grafik 1.4. Semakin banyaknya proyek pembangunan di Kaltim serta meningkatnya investasi swasta diperkirakan meningkatkan ekspektasi masyarakat Kaltim terhadap ketersediaan lapangan kerja.

P enghasilan S Ini aat Ketersediaan Lapangan Kerja S Ini aat 160 140 120 100 80 60 40 20 0

P embelian Durable G oods G 100 aris


180 160 140 120 100 80 60 40 20 0

E kspektasi Penghasilan E kspektasi Ketersediaan Lap.Kerja

E kspektasi Ekonomi Garis 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2009 2010 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2009 2010 2011

Graf i k 1.3 Indek s Kond i si Ek o nom i Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Gr af i k 1.4 Indek s Ek sp ek t asi Konsum en Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

(Rp. trilyun) 14 12 10 8 6 4 2 -

Kredit Konsumsi

g Kredit Konsumsi

Indikator
(yoy) 50% 40% 30% 20% 10% 0%

perlambatan juga ditunjukkan pertumbuhan

kegiatan oleh kredit

konsumsi rumah tangga di Kalimantan Timur melambatnya

konsumsi pada triwulan I-2011 yang mengalami perlambatan pertumbuhan secara tahunan sebesar 30,20% , atau meningkat dari Rp. 9,07 trilyun pada triwulan I-2010 menjadi Rp. 11,81 trilyun pada triwulan I-2011 (Grafik 1.5). Pertumbuhan ini lebih rendah

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2007 2008 2009 2010 2011

Gr af i k 1.5 Kr edi t Kon su m si Sumber : LBU Bank Indonesia

dibandingkan tahun lalu yang dapat tumbuh mencapai 38,74% (yoy). Namun demikian, perkembangan kredit konsumsi ini mengalami peningkatan secara triwulanan yaitu sebesar 6,55% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang tersalurkan sebesar Rp. 11,08 trilyun.

1.2.2 Pengel uar an Pem eri nt ah Pengeluaran Pemerintah pada


170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2009 2010 2011 0% 10% 20% 30%

Belanja Modal APBD

g (yoy)

40%

triwulan awal tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 7,86% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 7,35% . Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan positif belanja pemerintah triwulan I-2011 daerah dimana selama terjadi karena

Gr af i k 1.6 Bel an ja M odal APBD Sumber : Prompt Indicator BPS

peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan yang cukup tinggi,

terjadi peningkatan realisasi terutama belanja operasi dalam bentuk belanja pegawai dan belanja barang pada triwulan awal 2011. Sementara itu belanja modal belum menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik secara tahunan dan relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh masih tertundanya jadwal beberapa kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang seharusnya sudah mulai dilakukan pada awal triwulan I-2011 karena baru memasuki tahap persiapan pekerjaan di awal pelaksanaan proyek. Selain itu terdapat beberapa kelanjutan proyek multiyears yang masih menghadapi berbagai permasalahan proyek seperti bandara Samarinda Baru dan KIPI Maloy.
8

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.2.3 Pem bent uk an M odal Tet ap Do m est ik Brut o (PM TDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 mengalami ekspansi sebesar 7,86% (yoy), setelah tumbuh 7,35% pada triwulan IV-2010. Faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Rencana Investasi (Grafik 1.7) dan Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan adanya tren peningkatan. Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan Kaltim pada triwulan I-2011 mencapai Rp. 8,94 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 30,25(yoy) dari Rp. 6,69 trilyun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan IV-2010 yang meningkat sebesar 16,04% (yoy) (Grafik 1.8). Selain peran perbankan Kaltim dalam pembiayaan investasi di Kalimantan Timur, peran investasi yang dilakukan oleh swasta diperkirakan juga mengalami peningkatan yang tinggi diantaranya ditunjukkan dengan pembukaan beberapa perusahaan seperti pengolahan kelapa sawit, bertambahnya perusahaan di kawasan industri Kariangau serta pembangunan beberapa infrastruktur perhubungan yang melibatkan swasta nasional maupun asing.
R encana Investasi
120 115 110 105 100 95 90 85 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2009 2010 2011 0%
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 8 6 4 2

g (yoy)
10%

(Rp. trilyu n) 10

Kredit Investasi

g Kred it Investasi

(yoy) 70% 60% 50%

5%

40% 30% 20% 10% 0%

2007

2008

2009

2010

Gr af i k 1.7 Rencana Inv est asi Sumber : LBU Bank Indonesia 1.2.4 Ek sp or dan Im p or

Gr af i k 1.8 Kr edi t In vest asi Sumber : LBU Bank Indonesia

Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu -0,36% (yoy), berbeda arah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan IV-2010 yaitu sebesar 1,30% . Pertumbuhan negatif diperkirakan disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor migas Kaltim, sedangkan ekspor non migas kaltim diperkirakan masih tumbuh positif terlihat dari perkembangan ekspor Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 25,37% (yoy) dengan volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 12,67 juta ton. Sementara itu, berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

I-2011 (data sampai dengan Februari 2011) mencapai USD 2.456 juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 36,70% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.796 juta. Pertumbuhan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan IV2010 yang hanya mencapai 18,15% (yoy).
(Jut a USD)
4,000 3,500 3,000 2,500 60% 2,000 1,500 1,000 500 0 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2011 40% 20% 0% -20%

Nilai Ekspor

g Nilai Ekspor

(yoy)
120% 100% 80%

2007

2008

2009

2010

Gr af i k 1.9 Ni l ai Ek sp or Nonm i gas Kal t i m Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah, * )periode Jan-Feb
Share 30% MALAYSIA C. INDIA C. R.R.C C. SOUTH KOREA C. TAIWAN

20%

10%

0% 1* 2 2007 3 4 1* 2 3 4 1* 2 2009 3 4 1* 2 3 4 1* 2011

2008

2010

Gr af i k 1.10 Per k em bangan Shar e Negara Tuj uan Ut am a Ek sp or Non M i gas Kal t i m Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah, * )periode Okt-Nov Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, Korea Selatan memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 16,77% , diikuti oleh China (16,10% ), dan India (15,30% ) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan
10

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 91,07% dengan nilai USD 2.237 juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 38,55% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar 35,11% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan. Tabel 1.2 Ko m od i t as Ut am a Ek spor no n M i gas Kal t i m Tr i w u l an I-2011 (HS2 Di gi t , dalam USD s.d Febr u ar i 2010)
Ko m od i t as 27 - Mineral fuels, mineral oil products 44 - Wood and articles of wood 28 - Inorganic chemicals 15 - Animal or vegt. fats and oils 03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 29 - Organic chemicals lainnya Total Ni l a i (Jt USD) 2,237.05 53.89 50.88 44.33 27.21 29.93 13 2,456.32 Pan g sa 91.07% 2.19% 2.07% 1.80% 1.11% 1.22% 0.53% 100.00% Gr o w t h (yo y) 38.55% -6.19% 31.17% 46.51% 21.60% 19.49% 54.81% 36.70% Ko n t r i b u si 35.11% -0.14% 0.65% 0.84% 0.24% 0.24% 0.29% 36.70%

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan I2011 mengalami pertumbuhan sebesar 1,39% (yoy); triwulan lebih IV-2010 rendah yang (melambat) mengalami dibandingkan dengan pertumbuhan pada

pertumbuhan secara tahunan sebesar 2,88% . Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan I-2011 (data sampai dengan Februari 2011) berjumlah USD 202,23 juta, atau tumbuh negatif 17,96% (yoy), berbeda arah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang meningkat 6,52% (yoy) (Grafik 1.11).
(Jut a USD)
800 700 600 500 400 300 200 100 0 1* 2 3 2007 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2011 50% 0% -50% -100%

Nilai Impor

g Nilai Impor

(yoy)
250% 200% 150% 100%

2008

2009

2010

Gr af i k 1.11 Ni lai Im por Non m i gas Kal t i m Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
11

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 38,12% ) dengan impor sebesar USD 77,09 juta atau meningkat 20,48% (yoy), diikuti oleh komoditas fertilizer dengan nilai USD 28,28 juta (pangsa 13,98% ) atau meningkat 12,06% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 42,20 juta (pangsa 20,87% ), diikuti oleh Singapura sebesar USD 38,19 juta (18,88% ), dan Jepang sebesar USD 19,40 juta (9,59% ) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 1.12. Tabel 1.3 Ko m od i t as Im po r Non M i gas Ut am a dan Neg ar a A sal Im po r Ut am a Kal t im Tr i w ul an I-2011 (HS2 Di ji t , dalam USD s.d Febr u ar i 2011)
Ko mo d i t as 84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 31 - Fertilizers 87 - Vehicles other than railway 40 - Rubber and articles thereof 73 - Articles of iron and steel 85 - Elect. machinery, sound rec., tvetc lainnya To tal Ni l ai (Jt USD) 77.09 28.28 20.69 17.94 15.92 8.50 33.82 202.23 Pan gsa 38.12% 13.98% 10.23% 8.87% 7.87% 4.20% 16.72% 100.00% Gr ow t h (yo y ) 20.48% 12.06% -38.85% -0.05% 19.88% 44.72% -60.84% -17.96% Kon t r i b usi 7.81% 1.69% -3.98% 0.00% 1.56% 1.88% -10.17% -17.96%

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah


Share 60%

SINGAPORE

C. USA

C. JAPAN

C. R.R.C

GERM ANY

40%

20%

0% 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2011

2006 -20%

2007

2008

2009

2010

Gr af i k 1.12 Per k em b angan Shar e Negar a2x Asal Ut am a Im por Non m i gas Kal t im Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim lebih besar

12

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 2.254 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 45,39% (yoy). 1.3 Perk em bang an Indik at or PDRB Si si Penaw ar an Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada periode triwulan I-2011 berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,68% , dan diikuti oleh kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,45% . Pertumbuhan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran disebabkan oleh meningkatnya arus masuk tamu maupun pendatang di Kaltim dan meningkatnya kegiatan ekonomi di Kaltim sehingga meningkatkan pertumbuhan pada sektor tersebut. Sementara itu pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 48,34% ) dipengaruhi oleh masih positifnya kinerja pertambangan Kaltim yang disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Faktor penghambat dari pertumbuhan sektor ini adalah faktor curah hujan yang meningkat sehingga kurang mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-I 2011. Tabl e 1.4. Per t um b uhan PDRB Sek t or al Kal i m an t an Ti m u r
Lapangan Usaha Pert umbuhan (% yoy) Tw 2-10 Tw 3-10 Tw 4-10 Tw 1-11 Kont ribusi Pert um buhan Tw 2-10 Tw 3-10 Tw 4-10 Tw 1-11

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri P engolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, P ersewaan, dan Jasa P erusahaan Jasa-jasa PDRB PDRB TANPA MIGAS

3.78 11.92 -0.99 5.36 9.79 11.57 9.86 9.92 7.80 7.04 12.79

1.54 7.68 -5.49 5.36 9.95 10.64 9.24 8.51 8.19 3.76 10.68

-0.26 4.44 -4.87 4.65 10.08 8.70 8.15 7.44 6.59 2.36 7.78

0.91 0.92 -3.87 5.56 10.68 8.27 8.07 8.56 6.57 1.34 7.62

0.22 5.68 -0.25 0.01 0.77 0.82 0.31 0.00 0.01 7.04 7.33

0.09 3.67 -1.32 0.02 0.84 0.81 0.31 0.00 0.01 3.76 6.44

-0.01 2.14 -1.17 0.01 0.85 0.66 0.27 0.00 0.01 2.36 4.64

0.06 0.45 -0.94 0.01 0.29 0.68 0.29 0.20 0.27 1.34 4.55

Sumber : BPS Kaltim, diolah Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri pengolahan (pangsa 24,23% ) mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan IV2010 yaitu sebesar -3,87% (yoy), sehingga berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -0,94% . Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas sehingga produksi LNG mengalami penurunan, serta produksi kilang minyak yang juga mengalami penurunan produksi (pertumbuhan negatif secara tahunan) pada periode triwulan laporan. Pada triwulan depan diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan
13

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

produksi Gas disebabkan oleh bertambahnya permintaan gas dari Jepang sebagai alternatif pembangkit listrik pengganti kerusakan PLTN di Fukushima. 1.3.1 Sek t or Per t ani an, Pet er n ak an, Kehut anan dan Peri k an an Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan I-2011 mengalami ekspansi pertumbuhan sebesar 0,91% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi atau tumbuh sebesar -0,26% . Pertumbuhan positif sektor pertanian dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas produksi jagung pada sub sektor tanaman bahan makanan, meskipun padi sawah mengalami penurunan (Grafik 1.13) yang disebabkan pergeseran masa tanam (masa tanam yang biasa terjadi pada Agustus dan September bergeser ke bulan November dan Desember) menyebabkan menurunnya luas panen, sehingga masa panen raya diperkirakan baru akan terjadi sekitar bulan April 2011.
Padi Saw ah
120 110 100 90 80 70 60 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2009 2010 2011
2009 2010 2011

g (yoy)
30% 20% 10% 0% -10% -20%
210 190 170 150 130 110 90 70 50

Produksi Kelapa Saw it (TBS)

g (yoy)
40%

30%

20%

10%

0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3

Gr af i k 1.13 Indek s Pr od uk si Padi Sumber : Prompt Indicator BPS

Gr af i k 1.14 Indek s Pr od uk si Saw i t Sumber : Prompt Indicator BPS Sementara itu dari subsektor

(Rp. milyar) 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1 2 2009 3

Pertanian

grow th (yoy)

(yoy) 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%

perkebunan dapat dilihat tren produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang mulai menunjukkan peningkatan yang terlihat pada indeks produksi sawit (Grafik 1.14). Sementara itu pertumbuhan positif sektor pertanian juga didukung oleh kinerja positif sub sektor peternakan terutama dari peternakan sapi dan ayam, serta sub

2 2010

1 2011

Gr af i k 1.15 Kr ed i t Sek t or Per t ani an Sumber : LBU Bank Indonesia

sektor perikanan dari tambak dan budiddaya. Pertumbuhan positif sektor pertanian juga masih didukung oleh penyaluran kredit lokasi proyek pada sektor pertanian di triwulan I2011 yang mencapai Rp. 16,23 trilyun atau meningkat 55,11% (yoy) (Grafik 1.15). 1.3.2 Sek t or Per t am b ang an d an Pen ggal i an Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2011 mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu tumbuh 0,92% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan
14

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang tumbuh sebesar 4,44% (yoy). Faktor penghambat yang menyebabkan melambatnya sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan yang terus berada pada tingkat menengah level atas (201-300mm) di kawasan Kalimantan Timur selama bulan Januari sampai dengan Maret 2011, sehingga mengganggu aktivitas/operasional kegiatan pertambangan. Perlambatan sektor pertambangan dan penggalian dapat dilihat dari Indeks Produksi Batubara yang menunjukkan adanya tren melambat (Grafik 1.16).
170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2009 2010 2011 0% 10%
2000 0 1 2 2009 3 4 1 2 2010 3 4 1 2011 0% -40%

Produksi Bat ubara

g (yoy)

40%

(Rp. milyar) 10000 8000 6000 4000

Pertambangan

growth (yoy)

(yoy) 160% 120% 80% 40%

30%

20%

Gr af i k 1.16 In dek s Pr oduk si Per t am bang an Bat ubar a Sumber : Prompt Indicator BPS

Gr af i k 1.17 Kr edi t Sek t or Per t am b angan Sumber : LBU Bank Indonesia

Selain itu perkembangan sektor pertambangan dan penggalian yang melambat juga ditunjukkan oleh perkembangan kinerja kredit lokasi proyek sektor pertambangan dan penggalian yang secara tahunan tumbuh sebesar 10,34% (yoy) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 49,88% (yoy) (Grafik 1.17). Sementara itu faktor positif yang masih mendorong pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian ini didukung oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian terutama minyak dan batubara di pasar internasional sehingga perusahaan tetap berusaha untuk mengoptimalkan produksinya. 1.3.3 Sek t or In dust r i Pengol ahan Sektor ini mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan I-2011, yaitu sebesar -3,87% , masih tumbuh negatif seperti pertumbuhan negatif yang terjadi pada triwulan IV-2010 yang sebesar -4,87% (yoy). Penurunan yang terjadi pada sektor ini dipengaruhi oleh produksi pengilangan minyak pada triwulan laporan yang mengalami penurunan sebagaimana dialami produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan pada triwulan I-2011 yang turun 3,49% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya juga terkontraksi 15,68% (yoy). Penurunan industri pengolahan minyak ditunjukkan oleh penurunan Perkembangan Produksi Kilang Minyak Pertamina Balikpapan (Grafik 1.18). Penurunan kinerja industri pengolahan juga disebabkan oleh masih menurunnya produksi LNG (Grafik 1.19), yang
15

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

memiliki pangsa terbesar dalam industri pengolahan (sekitar 65% ), karena jumlah pasokan gas yang semakin terbatas.. Selain itu faktor yang kurang mendukung kinerja industri pengolahan juga ditunjukkan oleh melambatnya kredit lokasi proyek sektor industri yang mencapai Rp. 2,26 trilyun tumbuh 1,71% atau lebih rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,92% (yoy) (Grafik 1.20).
Juta barrel 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 7 8 9 10 11 12 1 2009 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 2011 3 -42.3% -5.2% -9.7% -13.5% -18.0% -0.1% 5.33% -7.2% -6.04% Vol. Produksi (barrel) g. Produksi yoy (yoy) 20% 10% 0% -10% -8.60% -20% -30% -40% -50%

2010

Gr af i k 1.18 Pr o duk si Ki lang M i n y ak Sumber : Pertamina UPV Balikpapan


110 Produksi LNG g (yoy) 15% 10% 90 5%
3000 (R milyar) p. 4000 P erindustrian growth (yoy) (yoy) 120% 100% 80% 2000 60% 40% 1000 20%

0% -5% 70 -10% -15% 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2009 2010 2011


2009 2010 2011

-20%
0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 0%

Gr af i k 1.19 Pr oduk si LNG Sumber : Prompt Indicator BPS 1.3.4 Sek t o r Li st r i k, Gas, dan Ai r ber si h Sektor listrik, gas, dan air bersih pada periode triwulan lebih tinggi laporan sebesar jika

Gr af i k 1.20 Kr ed i t Sek t or Ind ust r i Sumber : Prompt Indicator BPS

(R milyar) p. 500 400 300

Listrik, Gas dan Air

growth (yoy)

(yoy) 60% 40% 20% 0%

mengalami 5,56% (yoy),

pertumbuhan

dibandingkan dengan pertumbuhan sektor ini pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,65% . Salah satu indikator yang menunjukkan peningkatan kinerja sektor ini adalah

200 -20% 100 0 1 2 2009 3 4 1 2 2010 3 4 1 2011 -40% -60%

Gr af i k 1.21 Kr edi t Sek t o r Li st r i k d an Ai r Sumber : LBU Bank Indonesia


16

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek perbankan pada triwulan I-2011 mencapai Rp. 317 milyar sedikit meningkat dibandingkan jumlah nominal pada triwulan IV-2010 yang sebesar Rp. 271 milyar. Meskipun secara tahunan pertumbuhan kredit pada triwulan ini masih negatif (-12,43% ), tren pergerakan pertumbuhan kredit menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar 32,17% (yoy) (Grafik 1.21). 1.3.5 Sek t o r Ban gunan Sektor bangunan pada triwulan I-2011 mengalami pertumbuhan sebesar 10,68% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang mampu tumbuh sebesar 10,08% . Peningkatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai bangunan bukan tempat tinggal dan bangunan jembatan yang
110 105 100 95 90 85 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2009 2010 2011 2% 1% 0%

Nilai Jembat an

g (yoy)

mengalami kenaikan pada triwulan I5% 4% 3%

2011 (Grafik 1.22). Namun demikian peningkatan sektor bangunan ini kurang didukung oleh kinerja kredit konstruksi yang disalurkan oleh perbankan ke Kalimantan Timur triwulan I-2011 yang mencapai Rp 2,38 trilyun, atau masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar 13,58% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh -32,17% (yoy).

Gr af i k 1.22 Ni lai Jem bat an Sumber : Prompt Indicator BPS

1.3.6 Sek t or Per dag ang an, Hot el dan Rest or an Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2011 mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 8,27% , melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV-2010 yang tumbuh sebesar 8,70% (yoy). Faktor penyebab melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan ini adalah menurunnya permintaan masyarakat terutama terhadap kamar terjual (hotel) dan omset restoran akibat faktor musiman berakhirnya masa liburan natal dan tahun baru. Perlambatan permintaan kamar terjual terlihat dari Indeks Malam Kamar Terjual yang melambat di triwulan I-2011 (Grafik 1.23). Faktor positif pendorong pertumbuhan pada sektor perdagangan adalah peningkatan kredit lokasi proyek perbankan yang disalurkan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 yang mencapai Rp 7,21 trilyun, mengalami pertumbuhan sebesar 26,06% (yoy) atau sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 22,48% secara tahunan (Grafik 1.24).

17

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

130

Malam Kamar Terjual (Hotel)

g (yoy)

15%

(Rp. milyar) 7000

Perdagangan

grow th (yoy)

(yoy) 40%

110

10%

6000 5000

90

5%

4000 20% 3000

70

0%

2000 1000 0 1 2 2009 3 4 1 2 2010 3 4 1 2011 0%

50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2009 2010 2011

-5%

Gr af i k 1.23 In dek s Sek t or Perd agangan Sumber : Prompt Indicator BPS

Gr af i k 1.24 Kr edi t Per dagan gan Sumber : LBU Bank Indonesia

1.3.7 Sek t or Pengangk ut an dan Kom u nik asi Sektor


Jumlah Penumpang Angkutan Darat g (yoy)
140 130 120 110 100 90 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2009 2010 2011 20% 15% 10% 5% 0%

pengangkutan pada triwulan

dan I-2011

komunikasi

mengalami pertumbuhan sebesar 8,07% (yoy), lebih lambat 2010 yang sebesar jika dibandingkan 8,15% . Faktor dengan pertumbuhan pada triwulan IVpendorong aktivitas melambatnya pertumbuhan yang

Graf i k 1.25 Penum p ang A ngk ut an Dar at Sumber : Prompt Indicator BPS

sektor ini dipengaruhi oleh melambatnya perjalanan masyarakat

disebabkan oleh berakhirnya faktor musiman liburan natal dan tahun baru pada triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama terlihat dari perkembangan Indeks Jumlah Penumpang Angkutan Darat yang menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan periode sebelumnya (Grafik 1.25). sementara itu Jumlah Penumpang Angkutan Udara dan Laut relatif sama dengan triwulan sebelumnya. 1.3.8 Sek t or Keuan gan, Persew aan d an Jasa Per usahaan Sektor keuangan, persewaan dan
(Rp. milyar) 30,000 25,000 30% 20,000 15,000 10,000 10% 5,000 0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 0% 20%

Kredit

g Kredit

(yoy) 40%

jasa perusahaan pada triwulan I-2011 ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,44% (yoy), mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 sebesar 8,56% . Faktor positif yang masih mendukung sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triwulan I-2011 ini ditunjukkan oleh
18

2007

2008

2009

2010

Grafik 1.26 Perkembangan Kredit Kaltim


Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

penyaluran kredit perbankan berlokasi di Kaltim dimana penyaluran kredit mencapai Rp. 33,63 trilyun, atau tumbuh sebesar 30,60% (yoy) atau sedikit meningkat 30,25% (yoy) (Grafik 1.26). 1.3.9 Sek t or Jasa-j asa Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 6,57% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV2010 sebesar 6,59% . Sedikit melambatnya kinerja pada sektor jasa ini salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan beberapa proyek pembangunan di Kaltim yang masih tertunda pelaksanaannya. jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar

19

Perkembangan Ekonomi M akro Regional

Bok s 1. PEM BA NGUNA N INFRA STRUKTUR JA LA N DA N JEM BA TA N KA LIM ANTA N TIM UR TA HUN 2011 Lat ar Bel ak ang Peningkatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Kalimantan Timur perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat, provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. Hal ini perlu dilakukan untuk memperlancar distribusi berbagai macam kebutuhan masyarakat terutama untuk masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan. Selain itu peningkatan kualitas dan ketersediaan jalan perlu dilakukan untuk meningkatkan akses bagi kelancaran kegiatan ekonomi termasuk meningkatkan kegiatan investasi di daerah. Sesuai dengan UU No.38 tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2004 tentang Jalan, maka klasifikasi, kewenangan, dan struktur pembiayaan pembangunan jalan di provinsi Kalimantan Timur adalah : 1. Jal an Nasi o nal , dengan panjang 2.118,167 Km, sumber pembiayaan dari APBN murni, APBN dan Bantuan Luar Negeri, meliputi : Jalan Poros Selatan + 1.448,167 Km yang terbentang dari Batu Aji Tanah Grogot Balikpapan Samarinda Bontang SangattaTj.RedebTj.Selor SimanggarisSei Ular. Jalan Poros Tengah + 390,647 Km, yang terbentang dari : Samarinda Loa Janan Tenggarong Senoni Kota Bangun Blusuh Batas Kalteng Jalan Perbatasan + 20,685 Km, yang terbentang dari : Simanggaris Batas Negara (Serudong) Jalan Penghubung + 258,657 Km, yang tersebar di 10 Kabupaten dan 4 Kota di provinsi Kalimantan Timur Ke depan untuk pelaksanaan proyek ini, memungkinkan pula pendanaan dari APBD Provinsi sebagai pendamping APBN maupun bantuan luar negeri. 2. Jal an Pro v i nsi , dengan panjang 1.702,07 Km, pembiayaan dari APBD provinsi murni, yang tersebar di 10 Kabupaten dan 4 Kota. Untuk kedepannya memungkinkan pula pendanaan dari bantuan langsung swasta (bukan investasi), investasi swasta maupun APBN/BLN dengan pendamping dana APBD Provinsi. Dalam pelaksanaan tugasnya bidang Bina Marga bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum pada tingkat kabupaten/kota. Pen i ngk at an Pem b angun an Jalan dan Jem b at an Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum memperkirakan pembangunan infrastruktur pembangunan jalan dan jembatan akan meningkat cukup tinggi pada 2011. Dari anggaran yang berasal dari APBN tahun 2010 dan 2011 (Tabel B1.1) yang dialokasikan untuk pembiayaan trans Kalimantan mengalami kenaikan sebesar 83,56% dari Rp. 522 milyar menjadi Rp. 960 milyar. Dari total anggaran tersebut porsi terbesar anggaran dialokasikan untuk Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) pembangunan jalan dan jembatan perbatasan (PJN wilayah II Kaltim), yaitu sebesar 40,98% dari total anggaran.
20

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Apabila dilihat dari anggaran yang berasal dari APBD Provinsi Kaltim (Tabel B1.2), bidang Bina Marga juga mendapatkan alokasi anggaran yang mengalami peningkatan sebesar 43,81% dari Rp 671 milyar menjadi Rp 965 milyar. Anggaran terbesar dialokasikan untuk program pembangunan jalan dan jembatan dengan porsi sebesar 82% , mengalami peningkatan anggaran dari Rp. 545 milyar menjadi Rp. 792 milyar.

Tab el B1.1 Pem b i ay aan Tr an s Kal i m an t an TA. 2010 d an 2011 Bi d an g Bi n a M ar g a Sum b er Dan a APBN
No 1 2 3 4 5 Uraian Bidang/Tugas Preservasi Wilayah Kaltim (PJN Wil. I Kaltim) Pembangunan J alan dan Jembatan (PJN Wil. II Kaltim) SNVT Pemb. Jalan Jembatan Perbatasan (P Wil.III Kaltim) JN SKPD Pemeliharaan Jalan dan Jembatan SNVT Perencanaan dan Pengaw asan Tot al Anggaran TA (Rp Juta) 2010 200,054 100,341 165,075 40,188 17,322 522,980 2011 242,705 222,352 393,366 60,000 41,576 960,000 Prosent ase 2010 38.25% 19.19% 31.56% 7.68% 3.31% 100.00% 2011 25.28% 23.16% 40.98% 6.25% 4.33% 100.00% Kenai kan 21.32% 121.60% 138.29% 49.30% 140.02% 83.56%

Sumber : Bidang Bina Marga Dinas PU Provinsi Kaltim

Tab el B1.2 Pem b i ay aan Tr an s Kal i m an t an TA. 2010 d an 2011 Bi d an g Bin a M ar g a Su m b er Dan a APBD Pro v i n si
No 1 2 3 4 5 Uraian Bidang/Tugas Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/P emeliharaan Jalan dan jembatan Program Bangunan, Saluran, Drainase dan Gorong2x Program Pembuatan Turap/Talud/Bronjong Program Inspeksi Kondisi J alan dan J embatan Total Anggaran TA (Rp Jut a) 2010 545,909 102,211 1,800 20,500 914 671,334 2011 792,285 115,808 12,412 44,439 500 965,444 Prosentase 2010 81.32% 15.23% 0.27% 3.05% 0.14% 100.00% 2011 82.06% 12.00% 1.29% 4.60% 0.05% 100.00% Kenaikan 45.13% 13.30% 589.53% 116.78% -45.29% 43.81%

Sumber : Bidang Bina Marga Dinas PU Provinsi Kaltim

Fak t or Pengh am b at Faktor penghambat pembangunan jalan dan jembatan adalah biaya yang cukup tinggi karena mayoritas karakteristik struktur tanah di Kaltim yang gembur dan mudah longsor sehingga memerlukan treatmen tertentu pengerasan terlebih dahulu. Selain itu pasokan kebutuhan bangunan yang hampir keseluruhan berasal dari luar Kaltim juga menyebabkan tingginya biaya pembangunan jalan di Kalimantan Timur. Sebagai contoh untuk pembuatan jalan dan jembatan 90% batu yang digunakan harus didatangkan dari daerah Sulawesi Tengah. Selain itu harga bahan baku semen di Kaltim juga tergolong tinggi. Oleh karena itu perencanaan pembangunan yang tepat harus dilakukan demi tercapainya target/sasaran pembangunan yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas.

21

BAB II

EV A LUA SI PERK EM BA N GA N I N FLA SI

2.1 Gam bar an Um u m Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2011, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,59% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2010 sebesar 7,28% (yoy). Selain itu, laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 6,65% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 12,63% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan sebesar 10,81% , dan kelompok komoditas sandang sebesar 8,41% . Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,38% (Tabel 2.1).
% yoy
16 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2008 2009 2010 2011

Kaltim

Nasional

Gr af i k 2.1 Laj u In f l asi Kal t i m d an Nasi o nal (yoy ) Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tab el 2.1 Inf l asi d i Kal i m an t an Tim u r Tr i w ul an I-2011


KELOM POK BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBAKAU PER UMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOMUNIKASI T UM UM Tw III-2 01 0 qt q 8.20 1.55 2.02 2.46 1.59 9.52 1.02 3 .89 yoy 13.66 6.74 3.97 7.64 4.91 11.69 2.42 7 .4 5 Tw IV-20 10 qtq -1.33 1.34 1.27 2.14 1.27 1.56 0.19 0.47 yo y 12.99 6.26 4.88 7.98 5.02 11.92 1.71 7 .28 Tw I-2 01 1 qt q 3.41 3.24 3.35 1.63 1.35 1.19 1.11 2.6 7 y oy 10.81 6.19 7.50 8.41 5.34 12.63 2.38 7.59

Sumber : BPS Kaltim, diolah


22

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan di Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada awal triwulan I-2011, dengan laju inflasi secara tahunan mencapai 14,87% , kemudian laju inflasi volatile food menurun sampai dengan posisi akhir triwulan I-2011 mencapai 10,62% (yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I 2011, dipicu oleh kenaikan inflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Januari 2011 yang mengalami peningkatan sebesar 3,34% , lebih tinggi dibandingkan kenaikan inflasi pada bulan Februari (inflasi 0,03% ) dan Maret 2010 (inflasi -0,18% ) (Grafik 2.3). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan hampir semua jenis beras, minyak goreng, telur, jagung, kedelai, cabe, kacang-kacangan, minyak tanah, dan ikan segar.
(% yoy)
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2008 2009 2010 2011

Administered

Volatile Foods

Core

Graf i k 2.2 Di sagr egasi Inf l asi Int i dan Non Int i Kal t i m (y oy ) Sumber : BPS Kaltim, diolah
(% mtm)
6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 2009 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 2011 3

Core

Volatile Foods

Administered

2008

2010

Gr af i k 2.3 Di sag r egasi Inf l asi In t i dan Non Int i Kal t i m (m t m ) Sumber : BPS Kaltim, diolah

23

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 8,20% (yoy), diikuti oleh kota Samarinda dan Balikpapan masing-masing sebesar 7,73% (yoy) dan 7,21% (yoy). Secara umum, faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-I 2011 dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain :

Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh


meningkatnya konsumsi masyarakat akibat meningkatnya pendapatan masyarakat karena adanya peningkatan UMP/UMK dan gaji tunjangan swasta pada awal tahun.

Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas bahan makanan seperti
komoditas beras, bawang merah, dan cabe rawit yang disebabkan oleh gagal panen akibat cuaca dan curah yang tidak menentu, serta banjir yang terjadi di beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut di Jawa dan Sulsel, sehingga menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada awal tahun 2011. 2.2 Inf l asi Tr i w ul an an (q t q) 2.2.1 Inf l asi Tr i w u l anan Ko t a Sam ari nda (qt q) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan I-2011 mencapai 2,77% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2010 yang sebesar 0,75% . Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas perumahan yaitu sebesar 5,45% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya sewa rumah pada bulan Januari 2011 yang menyumbangkan andil inflasi 1,18% ; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (3,76% ) karena peningkatan harga nasi yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2011 (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Tabel 2.2 In f l asi Tr i w ul anan (qt q) d i Kot a Sam ar i nd a
KELOM POK BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PER UMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOMUNIKASI T UM UM In f l asi qt q (%) Tw I-10 2.98 5.13 0.87 1.55 1.38 0.51 0.60 2.07 Tw II -1 0 Tw III -10 Tw IV-10 1.50 -0.74 0.78 3.03 1.13 0.05 0.07 0.7 4 7.68 0.88 2.31 2.90 2.30 2.86 0.88 3.28 -0.66 2.34 1.04 2.97 0.93 0.23 0.03 0.75 Tw I-11 2.25 3.76 5.45 0.90 0.56 0.03 0.83 2.77

Sumber : BPS Kaltim, diolah

24

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Sementara itu, kelompok komoditas bahan makanan merupakan juga mengalami inflasi yaitu sebesar 2,25% (qtq). Beberapa komoditas bahan makanan yang memiliki andil inflasi terbesar antara lain daging ayam ras, ikan tongkol, ikan layang dan beberapa komoditas sayuran seperti jagung manis dan bayam. Tabel 2.3 A nd i l Inf l asi Tert i n ggi p er Ko m odi t as Kot a Sam ar i nda
JANUARI KOM ODITI
SEWA RUMAH AYAM NASI JAGUNG MANIS DAGING AYAM R AS LELE CABE RAWIT EMAS PERHIASAN UDANG BASAH BANDENG

FEBRUARI ANDIL
1.18 0.26 0.22 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.04

M ARET ANDIL
0.08 0.06 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 LAYANG SEPEDA MOTOR JERUK UDANG BASAH SEMEN LELE BAWANG PUTIH MIE KERING INSTANT EMAS PERHIASAN BIAWAN

KOM ODITI
AYAM GORENG NASI TONGKOL KUE KERING BERMINYAK DAGING AYAM R AS TER I PATIN BAYAM LABU PARANG/MANIS/MER AH GADO-GADO

KOM ODITI

ANDIL
0.13 0.08 0.06 0.05 0.05 0.05 0.03 0.03 0.03 0.02

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.2 In f l asi Tr i w ul anan Kot a Bal i k pap an (qt q) Laju inflasi triwulanan di kota Balikpapan pada triwulan I-2011 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,38% (qtq), berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2010 yang mengalami deflasi sebesar 0,21% . Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 4,05% (qtq) karena kenaikan cabe rawit, daging ayam ras, berbagai jenis ikan seperti bandeng, tongkol, layang dan kembung. Tabel 2.4 In f l asi Tr i w ul anan (qt q) d i Kot a Bali k papan
KELOM POK BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PER UMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOM UNIKASI T UM UM In f l asi q t q (% ) Tw I-10 8.24 1.47 0.62 0.59 0.80 0.76 0.35 2.55 Tw II-10 Tw III-10 Tw IV-10 Tw I-11 2.01 0.46 0.51 0.64 0.15 0.09 0.00 0.76 7.73 1.26 1.61 2.50 0.42 17.59 1.10 4.14 -2.02 0.56 0.17 1.11 0.84 0.17 0.58 -0.21 4.05 3.02 1.48 3.30 1.53 0.94 0.89 2.38

Sumber : BPS Kaltim, diolah

25

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Selanjutnya, sub kelompok komoditas yang mengalami inflasi cukup tinggi adalah kelompok komoditas sandang, serta kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 3,30% dan 3,02% (qtq), sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas emas perhiasan dari kelompok sandang, serta kenaikan harga teh manis, rokok kretek, dan nasi dari kelompok makanan jadi. Tabel 2.5 A nd i l Inf l asi Ter t i n ggi per Ko m odi t as Kot a Bali k pap an
JANUARI KOM ODITI
LAYANG CABE RAWIT DAGING AYAM R AS KONTRAK RUMAH TEH MANIS SEWA RUMAH MINYAK GORENG BERAS CABE MERAH PISANG

FEBRUARI ANDIL
0.35 0.25 0.20 0.14 0.09 0.07 0.07 0.06 0.05 0.05 TONGKOL BANDENG KELAPA ROKOK KRETEK UDANG BASAH TRAKULU NASI BIJI NANGKA EMAS PERHIASAN SOTO

M ARET ANDIL
0.12 0.10 0.06 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02

KOM ODITI

KOM ODITI
UDANG BASAH KEMBUNG/GEMBUNG TONGKOL BANDENG EMAS PERHIASAN TRAKULU NASI MIE ANGKUTAN UDARA PAPAN

ANDIL
0.12 0.09 0.09 0.09 0.06 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.3 In f l asi Tri w ul anan Kot a Tarakan (qt q) Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan I-2011 mengalami kenaikan 3,16% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2010 yang mengalami laju inflasi sebesar 1,47% . Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang mencapai 6,42% (qtq) karena meningkatnya tarif akademi/perguruan tinggi (biaya akademi keperawatan). Tabel 2.6 In f l asi Tri w ul anan (qt q) d i Kot a Tar ak an
KELOM POK BAHAN M AKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PER UMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOM UNIKASI T UM UM In f lasi q t q (% ) Tw I-1 0 6.38 2.16 1.22 1.77 0.51 -0.25 0.25 2.8 9 Tw II-1 0 Tw III -10 Tw IV-1 0 -7.15 0. 93 0. 87 1. 31 3. 06 0. 09 0. 07 -1 .77 11.19 4.68 2.18 0.64 2.21 -0.21 1.29 5.23 -1.64 0.03 5.35 1.72 3.59 14.17 -0.44 1.47 Tw I-11 5.52 2.07 1.28 -0.04 3.73 6.42 2.74 3 .16

Sumber : BPS Kaltim, diolah

26

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Kelompok komoditas selanjutnya yang mengalami inflasi adalah komoditas bahan makanan (5,52% ) yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabe rawit, beras, telur ayam ras, bawang merah, diikuti oleh kelompok kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 3.73% (qtq). Tabel 2.7 A ndi l Inf l asi Tert i n ggi p er Kom odi t as Kot a Tar ak an
JANUARI KOM ODITI
CABE RAWIT BERAS AKADEMI/PT ROKOK KRETEK FILTER KANGKUNG BAWANG PUTIH SENG UDANG BASAH KULKAS BAYAM

FEBRUARI ANDIL
0.66 0.22 0.20 0.13 0.12 0.11 0.09 0.08 0.08 0.07 BANDENG TELUR AYAM RAS BATU BATA/BATU TELA KACANG PANJANG MINYAK GORENG BERAS LAYANG DAGING AYAM R AS TARIP GUNTING RAMBUT PRIA TEMPE

M ARET ANDIL
0.22 0.15 0.12 0.11 0.10 0.10 0.09 0.07 0.06 0.05

KOM ODITI

KOM ODITI
ANGKUTAN UDARA BERAS LEMARI PAKAIAN BAWANG MERAH TEMPE MINYAK GORENG TELUR AYAM RAS GARAM CELANA PANJANG JEANS GULA PASIR

ANDIL
0.17 0.08 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3 Inf l asi Tahunan (y oy ) 2.3.1 Inf l asi Tah unan Kot a Sam ar i n da Laju inflasi kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 7,73% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 7,00% . Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (11,02% ), diikuti kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 10,14% , diikuti oleh kelompok komoditas perumahan (9,86% ). Tab el 2.8 Inf l asi Tahu nan Kot a Sam ar i nda M enur ut Kel om pok Bar ang & Jasa
KELOM POK BAHAN M AKANAN M AKANAN JADI, M INUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOM UNIKASI T UM UM In f l a si y o y (% ) Tw I-1 0 6.52 9.86 2.15 4.48 6.13 2.24 1.47 4.65 Tw II-1 0 Tw III-10 Tw IV -1 0 7.66 7.95 2.20 9.87 7.25 1.21 1.21 4.99 11.88 6.52 4.07 10.09 5.77 3.57 1.70 6 .51 11.81 7.74 5.09 10.86 5.87 3.68 1.59 7 .0 0 Tw I-1 1 11.02 6.33 9.86 10.14 5.00 3.19 1.82 7.7 3

Sumber : BPS Kaltim, diolah

27

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Laju inflasi pada bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras, bumbu-bumbuan dan sayuran yang disebabkan pergeseran musim panen padi, serta gagal panen pada komoditas sayuran/tanaman holtikultura dan bumbubumbuan yang terjadi pada beberapa sentra penghasil akibat cuaca yang kurang baik pada triwulan I-2011. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-masing sebesar 1,82% dan 3,19% . 2.3.2 Inf l asi Tah unan Kot a Bal i k papan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada triwulan I-2010 mencapai 7,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2010 yang mencapai 7,38% . Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 18,99% (yoy) mengalami peningkatan dibandingkan inflasi tahunan triwulan sebelumnya (18,79% ), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada awal tahun baru 2011. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan I-2011 adalah kelompok komoditas bahan makanan (12,03% ). Kenaikan inflasi pada kelompok bahan makanan ini disebakan oleh kenaikan harga mayoritas jenis ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat seperti ikan tongkol, ikan kembung, trakulu dan tongkol. Hal ini disebabkan keterbatasan jumlah tangkapan karena cuaca buruk yang menyebabkan nelayan tidak berani melaut sehingga jumlah tangkapan menjadi berkurang. Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi dan komunikasi, yaitu sebesar 2,59% . Tabel 2.9 Inf l asi Tah unan Kot a Bal i k papan m enur ut Kel om p ok Bar an g & Jasa
KELOM POK BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PER UMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOMUNIKASI T UM U M Inf lasi y o y (% ) Tw I-10 5.81 8.48 4.55 1.97 3.02 20.80 3.23 6.21 Tw II-10 Tw I II-10 Tw IV-10 9.46 7.03 3.85 3.35 2.60 20.53 3.21 6.70 16.42 5.67 3.50 4.35 2.61 21.72 3.57 8.35 16.54 3.80 2.94 4.92 2.22 18.79 2.04 7.38 Tw I-11 12.03 5.39 3.82 7.74 2.97 18.99 2.59 7 .21

Sumber : BPS Kaltim, diolah

28

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

2.3.3 Inf l asi Tah unan Kot a Tar ak an Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2011 mencapai 8,20% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan IV-2010 yang sebesar 7,92% . Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 13,19% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan (9,98% ). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di kelompok pendidikan Kota Tarakan secara tahunan masih dipengaruhi oleh adanya SK penyesuaian tarif pendidikan akademi keperawatan di Tarakan. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 3,66% (yoy). Tabel 2.10 Inf l asi Tah unan Kot a Tar akan m enur u t Kel om pok Bar ang & Jasa
KELOM POK BAHAN M AKANAN M AKANAN JADI, M INUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PER UMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH R AGA TR ANSPOR & KOM UNIKASI T UM UM In f l asi y o y ( % ) Tw I-10 14.69 18.04 3.58 7.33 7.18 3.26 1.11 9.7 3 Tw II-1 0 Tw III-10 Tw IV-1 0 7.57 11.85 3.48 9.82 7.52 1.12 0.21 6 .3 7 12.37 10.38 5.04 7.60 8.25 0.27 1.58 8 .1 2 8.03 7.96 9.91 5.54 9.67 13.76 1.16 7.92 Tw I-11 7.16 7.87 9.98 3.66 13.19 21.36 3.68 8.20

Sumber : BPS Kaltim, diolah Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) sampai dengan triwulan I-2011 inflasi kumulatif Kaltim sampai dengan Maret 2011 mencapai 2,68% , lebih tinggi dari inflasi kumulatif di Maret 2010 (2,37% ). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional sampai dengan triwulan I tahun 2011 yang tercatat 0,70 (ytd), inflasi kumulatif Kaltim juga lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim, Kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi yaitu 3,16% , diikuti oleh laju inflasi Samarinda (2,77% ), dan Balikpapan (2,38% ). Tab el 2.11 Perk em ban gan Inf l asi Tah un Kal en der Nasi o nal, Kal t im , dan Ko t a
TA HUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 INFLA SI KA LEND ER JA NUA RI-M A RET Sm r 1.43 1.72 3.97 1.49 2.07 2.77 Bp p 2.53 0.81 3.75 0.03 2.55 2.38 Tr k 7.88 0.53 2.89 3.16 Ka lt i m 1.94 1.3 3.87 0.79 2.37 2.68 Na s 1.97 1.91 3.42 0.36 0.99 0.70 INFLA SI KA LENDER JA N UA RI-DESEM BER Sm r 6.50 9.18 12.69 4.06 7.00 Bp p 5.52 7.27 11.30 3.60 7.38 Tr k 19.85 7.21 7.92 Kalt im 6.04 8.30 13.06 4.31 7.28 Nas 6.60 6.59 11.06 2.78 6.96

Sumber : BPS Kaltim, diolah

29

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Bok s 2. PROGRA M KETAHA NA N PA NGA N DAN GIZI KA LIM A NTA N TIM UR Berdasarkan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 2013, dalam rangka mewujudkan Kaltim Bangkit 2013 ditetapkan 3 (tiga) Agenda Pembangunan, yaitu :

1. Menciptakan Kaltim yang aman, demokratis dan damai didukung pemerintahan yang
bersih dan berwibawa.

2. Mewujudkan ekonomi daerah yang berdaya saing dan pro-rakyat. 3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan prioritas pembangunan yang menitikberatkan pembangunan pada pembangunan infrastruktur, sumberdaya manusia, pertanian dalam arti luas, serta penunjang lainnya, maka dijabarkan pada beberapa prioritas, salah satunya adalah prioritas ketahanan dan kemandirian pangan Kalimantan Timur. Dari prioritas tersebut dapat dirinci menjadi empat fokus program yaitu pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi, pengembangan ekspor, pengembangan klaster industri, dan pengembangan komoditi unggulan berbasis pertanian. Fokus pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi terdiri atas peningkatan produksi, peningkatan pemasaran, hingga peningkatan kesejahteraan petani (Tabel B2.1). Tabel B2.1 Pem enuhan Kebut uh an Pan gan dan Gi zi Kali m an t an Tim u r
FOKUS DAN PROGRAM PRIORITAS
FOKUS 1 : PEM ENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN GIZI 1
1

KEGIA TAN
Food Estate Ekstensifikasi pertanian Intensif ikasi Pertanian Pengadaan sapi ternak Penjaringan betina produktif Intensif ikasi Kawin alam Pengolahan pupuk Organik Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan (Inf ormasi pasar) Pemberdayaan Penyuluh Perkebunan 1 2 3 VBC Ayam lokal, kerbau, sapi, babi Pembangunan sarana dan prasarana peternakan Pengendalian A1 Pengendalian Rabies Eliminasi Pengendalian Jembrana Pengendalian penyakit Parasit Gastro Intestinal Peternakan teknologi tepat guna

Program P eningkatan P roduksi P ertanian dan Nilai Tambah Pertanian dalam Arti Luas

2 3 1

Program P eningkatan P roduksi Ternak Program P eningkatan P enerapan Teknologi Peternakan Program P eningkatan P emasaran Produksi Perkebunan Program P emberdayaan Penyuluhan Perkebunan

2 3

3 4 5

Program P encegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan

4 5 6 7

7 8

Program P engembangan Ternak Sapi Program P eningkatan Kesejahteraan P etani

1 2
1 2 3 4

Pelatihan Penyuluhan dan Pendampingan petani Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan


Peningkatan produksi perikanan Penyediaan sarana dan prasarana penangkap ikan Pembangunan sarana perikanan tangkap Pengembangan keramba

Program P eningkatan P roduksi dan Nilai Tambah P ertanian dalam Arti Luas

Sumber : Bahan Rakor RPJMD Kaltim2012

30

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

Salah satu program untuk meningkatkan produksi pertanian adalah rencana pembangunan food estate di Salimbatu kabupaten Bulungan dengan rencana pembukaan lahan 3000 hektar. Rencana pengembangan food estate tersebut akan memberi pengaruh besar terhadap pemenuhan kebutuhan beras beberapa kabupaten/kota di wilayah utara seperti Berau, Nunukan, Malinau, Tana Tidung, dan kota Tarakan. Program ini juga menjadi bagian dari program pemerintah pusat yang akan mulai berkonsentrasi untuk melakukan pengembangan areal persawahan di luar Jawa. Selain melakukan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kaltim, pemerintah daerah juga akan melakukan program-program pengembangan diantaranya pengembangan ekspor komoditas yang cukup potensial dikembangkan di Kaltim seperti rumput laut dan udang, pengembangan kluster industri berbasis pertanian, serta pengembangan beberapa komoditi unggulan pertanian, peternakan, dan perikanan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel B2.2. Tab el B2.2 Fo k us Pengem bangan di Sek t or Per t ani an
FOKUS 2 : PENGEMBANGAN EKSPOR

P engembangan budi daya udang dan rumput laut

1 2

Pengembangan rumput laut Pengembangan komoditi perikanan

FOKUS 3 : PENGEM BANGAN KLUSTER INDUSTRI BERBASIS PERTANIAN

1 2

P eningkatan Penerapan teknologi pertanian P eningkatan produksi perkebunan dan nilai tambah 1 2 3

Peningkatan sarana dan prasarana Pengembangan tanaman kelapa sawit 1.500 ha Pengembangan tanaman karet rakyat 500 ha Pengembangan tanaman kakao 500 ha

FOKUS 4 : PENGEM BANGAN KOM ODITI UNGGULAN

1 2 3

P rogram Pencegahan dan P enangulangan P enyakit Tanaman, Ternak dan Ikan P rogram Pengembangan Bibit Unggul P rogram Optimalisasi Pengelolaan dan P emasaran Produksi Perikanan

Pengadaan sarana dan prasarana obat-obatan di14 Kab/Kota Pengadaan Varietas Unggulan 14 Kab/Kota Pengadaan sarana dan prasarana P ertanian

Sumber : Bahan Rakor RPJMD Kaltim2012

31

BAB III

PERKEM BA NGA N PERBA NKA N DA ERA H

3.1. Gam baran Um um Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan I-2011 secara umum masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan.
Kaltim Nasional 3.40% 0.46%
Kaltim Nasional 30.64% 24.15%

Kredit

Kredit

DPK
-2.18%

5.90%

DPK

13.45% 18.44% 12.17% 18.92%

Aset
-0.52% -4% -2% 0% 2% 4% 6%

6.21%

Aset

8%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Pertumbuhan qtq

Pertumbuhan yoy

Gr af i k 3.1 Kin er j a t r i w u l an an Keg i at an Usah a Per ban k an Kal t i m d an Nasion al (q t q )

Sumber: LBU Bank Indonesia

Gr af i k 3.2 Kin er j a t ahu n an Keg i at an Usah a Per b an k an Kal t i m d an Nasi on al (yo y)

Sumber: LBU Bank Indonesia

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2011) menurut pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi pertumbuhan DPK dan aset di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang berbeda arah. Jumlah DPK dan aset yang disalurkan bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan negatif masing-masing sebesar -2,18% dan -0,52% , dimana pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan DPK dan pertumbuhan aset masing-masing sebesar 5,90% dan 6,21% . Sementara itu dari sisi penyaluran kredit secara nasional mengalami peningkatan 0.46% , memiliki arah yang sama dengan penyaluran kredit di Kaltim yang secara triwulanan mengalami penurunan 3,40% . Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dan searah dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing
32

Perkembangan Perbankan Daerah

sebesar 12,17% , 13,45% , dan 30,64% , searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,92% , 18,44% dan 24,15% . Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan kinerja yang menurun. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 15,45% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya (21,87% ). Hal ini terutama disebabkan karena penurunan pertumbuhan DPK yang berhasil dihimpun. Sementara itu, kredit BPR juga tumbuh melambat sebesar 14,51% atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 20,34% (yoy). Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko (penurunan kualitas kredit), begitu pula dengan risiko likuiditas dalam kondisi yang sedikit meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya. 3.2. Per k em bangan Usaha Bank Um um 3.2.1 Tot al Aset dan A k t i va Pr o duk t i f Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2011 tercatat Rp 67,72 trilyun, mengalami peningkatan 6,21% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang dialami oleh bank pemerintah (pangsa 69,69% ) cukup tinggi yaitu sebesar 8,75% (qtq), sedangkan bank swasta mencatat peningkatan aset bersih hanya sebesar 0,79% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2010, total aset perbankan secara tahunan mencatat pertumbuhan sebesar 12,17% . Tabel 3.1 Per k em bang an Ju m l ah A set Bersi h dan A k t i v a Pro duk t i f Ban k Um um di Kal t i m
Ket er an gan
Ju mlah Aset Bersih Bank Pemerintah Bank Swasta A kt iva Pr odu ktif Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain Surat berharga yang dimiliki Kredit yang diberikan Lainnya

Posisi (dal am Rp mi ly ar ) Tw 2-10


61,816 44,614 17,202 35,931 5,936 1,102 745 28,135 13

Kom p osi si Tw 4-10


100.00% 68.06% 31.94% 100.00% 4.92% 7.31% 1.52% 86.17% 0.09%

Per t u mb. Tw 1-11 qt q


6.21% 8.75% 0.79% 8.77% 199.49% -52.88% -1.17% 3.40% 35.71%

Tw 3-10
63,958 45,253 18,705 37,897 5,840 1,413 636 29,995 13

Tw 4-10
63,765 43,397 20,368 37,753 1,856 2,759 572 32,532 34

Tw 1 -11
67,725 47,195 20,530 41,062 5,558 1,300 565 33,639 46

Tw 1-11
100.00% 69.69% 30.31% 100.00% 13.54% 3.17% 1.38% 81.92% 0.11%

yoy
12.17% 7.08% 25.96% 20.01% 370.04% -78.82% -50.19% 30.64% 307.25%

Sumber : LBU Bank Indonesia Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 81,92% , menurun jika dibandingkan dengan triwulan-IV 2010. Sementara itu penempatan pada Bank

33

Perkembangan Perbankan Daerah

Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 199,49% dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan penempatan pada bank lain menurun sebesar 52,88% jika dibandingkan triwulan IV-2010.

3.2.2 Pengh i m pu nan Dana M asy ar ak at Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan pertama di tahun 2011 mencapai Rp 52,85 trilyun, atau meningkat 5,90% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2010, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 13,45% (yoy). Peningkatan DPK pada triwulan laporan berasal dari peningkatan giro dan deposito, sementara tabungan mengalami kontraksi secara triwulanan.
DPK (Rp trily un)
60 50 40 30 20 0% 10 0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 -10% 10%

DPK

g y oy

g qtq

% grow th
30% 20%

2008

2009

2010

Gr af i k 3.3 Per k em b ang an Sim p anan M asy ar ak at Sumber: LBU Bank Indonesia Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), giro dan deposito mencatat pertumbuhan positif masing-masing sebesar 16,64% dan 10,37% . Sementara itu tabungan menurun sebesar 2,76% . Menurut kelompok bank, peningkatan positif simpanan secara triwulanan terjadi pada kelompok bank pemerintah, yaitu sebesar 8,08% dengan peningkatan besar pada giro dan deposito, sementara itu bank milik swasta sedikit meningkat yaitu sebesar 1,10% dengan peningkatan juga pada giro dan deposito (Tabel 3.2). Sementara itu secara tahunan pertumbuhan DPK di Kaltim juga mengalami perkembangan yang positif yaitu tumbuh sebesar 13,45% . Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang cukup tinggi masingmasing sebesar 22,41% dan 19,75% (yoy). Menurut kelompok bank, pertumbuhan tinggi DPK secara tahunan dicapai oleh bank swasta yang tumbuh 18,13% , sedangkan bank pemerintah tumbuh 11,57% (yoy).
34

Perkembangan Perbankan Daerah

Tab el 3.2. Perk em bang an Pen ghi m punan Dana p ada bank Um um di Kal t i m
Je ni s Si mp an an
Total DPK Giro Tabungan Deposito Ban k Pemerin tah Giro Tabungan Deposito Ban k Sw ast a Giro Tabungan Deposito

Po si si (Rp m il y ar ) Tw 2-10
47,825 13,456 18,646 15,724 34,341 10,915 12,814 10,611 13,485 2,541 5,831 5,113

Ko m p o si si Tw 1-11
52,856 13,864 22,043 16,949 37,070 11,047 14,981 11,042 15,786 2,817 7,062 5,907

Pe rt u m b. Tw 1-11 qt q
5.90% 16.64% -2.76% 10.37% 8.08% 20.91% -3.63% 14.84% 1.10% 2.46% -0.87% 2.91%

Tw 3-10
49,366 13,305 19,601 16,460 35,094 10,621 13,275 11,198 14,272 2,684 6,326 5,262

Tw 4-10
49,912 11,886 22,670 15,356 34,298 9,137 15,545 9,615 15,614 2,749 7,124 5,740

Tw 4-10
100.00% 23.81% 45.42% 30.77% 100.00% 26.64% 45.32% 28.03% 100.00% 17.61% 45.63% 36.76%

Tw 1-1 1
100.00% 26.23% 41.70% 32.07% 100.00% 29.80% 40.41% 29.79% 100.00% 17.84% 44.74% 37.42%

yo y
13.45% -3.91% 22.41% 19.75% 11.57% -6.52% 21.38% 21.81% 18.13% 7.90% 24.67% 16.10%

Sumber : LBU Bank Indonesia

3.2.3 Peny al ur an Kr ed i t Ban k Um um Penyaluran kredit bank umum di Kaltim triwulan I-2011 menunjukkan pertumbuhan pertumbuhan positif. kredit Peningkatan diperkirakan
(%) 18 16 14 12 10 8 6 4 4 2008 1 2 2009 3 4 1 2 2010 3 4 1 2011
K Inv K Kons K MK BI rate

disebabkan oleh menurunnya tingkat bunga pinjaman, terutama penurunan suku bunga kredit konsumsi. Sementara itu suku bunga kredit modal kerja dan investasi relatif tetap di sekitar level 12% . Kenaikan BI-rate 6,75% pada akhir triwulan laporan

Gr af i k 3.4 Suk u Bu nga Kr edi t Sumber: LBU Bank Indonesia

belum berpengaruh terhadap suku bunga kredit perbankan (Grafik 3.4).

a. Kr edi t Bank Um um ber-k an t or di Kal t im Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan I-2011 mencapai Rp. 33,63 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 3,40% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 sebesar 8,46% . Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2010, penyaluran kredit pada triwulan I-

35

Perkembangan Perbankan Daerah

2011 telah tumbuh sebesar 30,64% (yoy) atau relatif sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 30,25% sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5.
Kredit (Rp trilyun)
40 30 20 10 0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011

Kredit

g yoy

g qt q

% grow th
40% 30% 20% 10% 0%

2008

2009

2010

Gr af i k 3.5 Per k em ban gan Kr edi t Bank Um um b er k ant or di Kal t i m Sumber: LBU Bank Indonesia Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp. 20,96 trilyun (pangsa 62,33% ) atau mengalami peningkatan 3,01% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp. 12,67 trilyun (pangsa 37,67% ) atau meningkat sebesar 4,05% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit modal kerja sebagai pangsa terbesar (38,32% ) mencatat pertumbuhan triwulanan sebesar 1,28% menjadi Rp 12,89 trilyun. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 35,11% ) mencatatkan pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu 6,55% menjadi Rp 11,81 trilyun, sedangkan kredit investasi (pangsa 26,57% ) mengalami pertumbuhan triwulanan sebesar 2,49% menjadi Rp 8,93 trilyun. Sementara itu secara tahunan baik kredit modal kerja, konsumsi, maupun investasi mencatat pertumbuhan yang tinggi masing-masing 29,13% , 30,19% , dan 33,49% (yoy) Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi kredit secara triwulanan terjadi pada sektor pertanian yaitu sebesar 12,70% , diikuti sektor jasa sosial sebesar 4,69% , dan sektor jasa dunia usaha 3,38% . Sementara itu kredit sektoral yang mengalami kontraksi adalah kredit konstruksi turun sebesar 6,92% , kredit sektor listrik, gas, dan air yang turun sebesar 4,64% dan kredit sektor industri yang turun sebesar 3,01% (qtq) (Tabel 3.3).

36

Perkembangan Perbankan Daerah

Sementara itu, beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif dan cukup tinggi secara tahunan antara lain sektor jasa sosial (112,98% ), sektor pertanian (70,23% ), sektor jasa dunia usaha (45,42% ), sektor pertambangan (41,60% ), serta sektor perdagangan (27,11% ). Nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami penurunan dari 65,18% pada triwulan IV tahun 2010 menjadi 63,64% pada triwulan I-2011. Tabel 3.3. Per k em b ang an Kredi t Bank Um um berk ant o r di Kal t im
Ket er angan
Kredit Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain 913 1,274 1,119 172 2,757 5,396 1,589 2,736 1,511 10,620 1,133 1,236 1,067 164 2,688 6,085 1,615 3,077 1,496 11,435 1,295 1,697 1,142 159 2,699 6,449 1,726 3,492 1,797 12,076 1,460 1,712 1,107 151 2,513 6,562 1,728 3,610 1,881 12,914 3.98% 5.22% 3.51% 0.49% 8.30% 19.82% 5.31% 10.73% 5.52% 37.12% 4.34% 5.09% 3.29% 0.45% 7.47% 19.51% 5.14% 10.73% 5.59% 38.39% 12.70% 0.90% -3.01% -4.64% -6.92% 1.74% 0.14% 3.38% 4.69% 6.94% 70.23% 41.60% 4.80% -3.97% -0.09% 27.11% 21.44% 45.42% 112.98% 29.12% 10,677 7,622 9,836 11,764 7,747 10,484 12,729 8,719 11,085 12,892 8,936 11,811 39.13% 26.80% 34.07% 38.32% 26.57% 35.11% 1.28% 2.49% 6.55% 29.13% 33.49% 30.19% 17,889 10,247 18,686 11,308 20,353 12,180 20,966 12,673 62.56% 37.44% 62.33% 37.67% 3.01% 4.05% 26.71% 37.70%

Posisi (Rp m il yar ) Tw 2-10


28,135

Ko m p osi si Tw 1 -11
33,639

Pert . Tw 1-11 q tq
3.40%

Tw 3-10
29,994

Tw 4-10
32,532

Tw 4-10
100.00%

Tw 1-11
100.00%

yo y
30.64%

LDR

58.77%

60.76%

65.18%

63.64%

Sumber : LBU Bank Indonesia b. Kredi t b ank um um ber l okasi pr oy ek di Kalt i m Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2011) tercatat sebesar Rp 48,37 trilyun, mengalami peningkatan sebesar 3,08% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2010, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 21,65% (yoy) (Grafik 3.6).
37

Perkembangan Perbankan Daerah

Kredit (Rp trilyun)


60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4

Kredit

g yoy

g qtq

% grow th
50% 40% 30% 20% 10% 0% -10%

1 2011

2008

2009

2010

Gr af i k 3.6 Per k em b ang an Kr edi t Bank Um um Berl ok asi Pr oy ek d i Kal t i m Sumber: LBU Bank Indonesia Perkembangan kredit berdasarkan kelompok bank, baik bank milik pemerintah maupun bank swasta mengalami pertumbuhan kredit yang positif secara triwulanan, masing-masing tumbuh sebesar 6,08% dan 0,37% (qtq) (Tabel 3.4). Menurut sektor ekonomi, beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan kredit yang positif secara triwulanan yaitu sektor jasa sosial (63,62% ), sektor listrik, gas, gas, air bersih (16,99% ), sektor pertanian (5,26% ) dan sektor perindustrian (3,92% ). Pertumbuhan negatif terjadi pada sektor jasa dunia usaha (-27,51% ), sektor konstruksi (-6,03% ), sektor perdagangan (-6,00% ) serta sektor pertambangan yang turun sebesar 4,32% (qtq) (Tabel 3.4). Secara tahunan berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit lokasi proyek bank pemerintah cukup tinggi yaitu sebesar 24,78% , sedangkan bank swasta tumbuh 18,81% (yoy). Berdasarkan penggunaannya pertumbuhan kredit lokasi proyek tertinggi adalah kredit konsumsi dan kredit investasi masing-masing tumbuh sebesar 28,62% dan 28,15% (yoy). Menurut sektor ekonomi pertumbuhan tahunan kredit lokasi proyek tertinggi terjadi pada sektor pertanian yaitu sebesar 55,11% , diikuti oleh sektor jasa sosial 44,24% , dan sektor perdagangan sebesar 26,06% (yoy). Sementara itu beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan negatif antara lain sektor konstruksi dan listrik, gas, dan air masing-masing sebesar -13,58% dan 12,43% (yoy). Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 43,18% , diikuti oleh kredit investasi sebesar 32,44% , dan kredit konsumsi 24,38% . Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan dan perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,85% dan 14,90% .
38

Perkembangan Perbankan Daerah

Tabel 3.4. Jum l ah Kr edi t Bank Um u m Ber l ok asi Pr oy ek di Kal t i m


Ket er angan
Kredit Lokasi Proyek Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Sw asta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain 4,398 9,291 3,313 302 2,807 6,026 2,680 2,700 3,384 10,024 5,545 9,219 2,868 270 2,709 6,911 2,486 3,224 2,835 10,575 5,925 9,023 2,182 271 2,535 7,670 2,644 3,591 2,652 10,437 6,236 8,633 2,267 317 2,382 7,210 2,591 2,603 4,339 11,795 12.63% 19.23% 4.65% 0.58% 5.40% 16.34% 5.63% 7.65% 5.65% 22.24% 12.89% 17.85% 4.69% 0.66% 4.92% 14.90% 5.36% 5.38% 8.97% 24.38% 5.26% -4.32% 3.92% 16.99% -6.03% -6.00% -1.98% -27.51% 63.62% 13.01% 55.11% 10.34% 1.71% -12.43% -13.58% 26.06% 2.45% 22.63% 44.24% 28.32% 21,091 13,837 9,997 22,864 13,232 10,546 21,542 14,950 10,437 20,888 15,692 11,795 45.90% 31.86% 22.24% 43.18% 32.44% 24.38% -3.04% 4.96% 13.01% 13.84% 28.15% 28.62% 21,029 23,897 21,598 25,044 22,283 24,647 23,637 24,737 47.48% 52.52% 48.86% 51.14% 6.08% 0.37% 24.78% 18.81%

Posisi (Rp m i l yar )

Kom posi si Tw 1-11


100.00%

Per t . Tw 1-11 qt q
3.08%

Tw 2-1 0 Tw 3-10 Tw 4-10 Tw 1-11 Tw 4-1 0


44,926 46,641 46,930 48,374 100.00%

y oy
21.65%

LDR - lokasi proyek

85.91%

94.48%

94.02%

92.60%

Sumber : LBU Bank Indonesia Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 13,78 trilyun (pangsa 28,49% ) dan di kota Balikpapan sebesar Rp 13,21 trilyun (pangsa 27,32% ). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar Rp. 47 milyar (pangsa 0,10% ) dan Kabupaten Malinau sebesar Rp. 186 milyar (pangsa 0,38% ). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 203,76% , diikuti oleh kabupaten Pasir (123,89% ), kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 116,78% , kabupaten Berau (116,36% ) dan kota Balikpapan (100,60% ). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Bulungan dan kota Tarakan dengan nisbah masing-masing sebesar 20.20% dan 38,65% (Tabel 3.5).

39

Perkembangan Perbankan Daerah

Tab el 3.5. Per bandi n gan Kr edi t Lok asi Pr o y ek dan DPK m en ur ut Kab/Kot a di Kal t i m
Kab /Ko t a
Kab. Kutai Kartanegara Kab. Berau Kab. Pasir Kab. Bulungan Kab. Kutai Timur Kab. Nunukan Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Kota Bontang Kab. Kutai Barat Kab. Malinau Kab. Tana Tidung Kab. Penajam Paser Utara Kaltim

No m i n al (Rp m i ly ar) Kr ed it
4,755 2,433 1,407 623 1,955 330 13,782 13,217 1,552 6,550 1,344 186 47 195 48,374

Pan g sa Kr ed i t
9.83% 5.03% 2.91% 1.29% 4.04% 0.68% 28.49% 27.32% 3.21% 13.54% 2.78% 0.38% 0.10% 0.40% 100.00% 100.00%

DPK
4,071 2,091 1,135 3,083 2,038 605 18,849 13,138 4,014 3,214 * ** ** *** 52,239

DPK
7.79% 4.00% 2.17% 5.90% 3.90% 1.16% 36.08% 25.15% 7.68% 6.15%

LDR
116.78% 116.36% 123.89% 20.20% 95.91% 54.58% 73.12% 100.60% 38.65% 203.76%

92.60%

Ket :

Dp k t erm asu k d al am DPK * Kab Ku t ai Kar t aneg ar a, * * Bul un gan , * * * Bali kp ap an

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Bank Indonesia 3.3. Per k em bangan Kr ed i t M i k ro , Keci l dan M eneng ah (M KM ) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan I-2011 mencapai Rp. 21,50 trilyun atau dengan pangsa 63,92% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 3,89% atau searah dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 3,40% (qtq). Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi kredit MKM terjadi pada kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) yang tumbuh sebesar 7,49% . Kredit berskala kecil juga merupakan pangsa terbesar dari kredit MKM. Sementara itu, kredit berskala menengah (Rp. 500 juta s.d Rp. 5 milyar) sebagai pangsa kedua terbesar kredit MKM mengalami penurunan sebesar 0,45% (qtq). Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp 12,67 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 3,89% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta yang tercatat Rp 8,82 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 5,83% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

40

Perkembangan Perbankan Daerah

(Tabel 3.7). Menurut jenis penggunaan, kredit modal kerja dan kredit investasi yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 7,14 trilyun (pangsa 33,21% ) dan Rp. 2,67 trilyun (pangsa 12,42% ). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit investasi tumbuh sebesar 6,28% . Sementara itu kredit modal kerja mengalami pertumbuhan yang berbeda yaitu turun sebesar 1,55% (qtq). Tabel 3.6. Per k em bangan Kr edi t Bank Um um M enur ut Sk al a Kr edi t di Kal t im
Skala Kredit
Mikro (s.d R 50 jt) p Kecil (R 50 jt s.d 500 jt) p Menengah (R 500 jt s.d 5 miliar) p Kredit UMKM (s.d R 5 miliar) p Besar (> R 5 miliar) p Total

Posisi (Rp milyar) Tw 2-10


4,027 7,056 7,177 18,260 9,875 28,135

Komposisi Tw 1-11
4,615 8,918 7,967 21,500 12,138 33,639

Pert . Tw 1-11 qt q
4.98% 7.49% -0.45% 3.89% 2.55% 3.40%

Tw 3-10
4,301 5,486 7,680 17,468 12,528 29,995

Tw 4-10
4,396 8,297 8,003 20,696 11,836 32,532

Tw 4-10
15.94% 21.99% 25.83% 63.75% 36.25% 100.00%

TW1-11
13.72% 26.51% 23.68% 63.92% 36.08% 100.00%

yoy
23.26% 41.88% 20.14% 29.04% 33.57% 30.64%

Sumber : LBU Bank Indonesia Tabel 3.7. Per k em bangan Kr edi t M KM Bank Um um M enur ut Kel om p ok Bank , Jen i s Pen ggun aan dan Sek t or Ek on om i d i Kal t i m
Ket er an g an
Kredit MKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain 176 204 341 12 981 3,890 473 1,039 772 10,372 227 240 370 24 1,075 4,450 491 1,114 796 10,955 231 244 365 15 998 4,535 495 1,318 759 11,736 240 265 351 23 867 4,407 522 1,484 732 12,609 1.11% 1.18% 1.76% 0.07% 4.82% 21.91% 2.39% 6.37% 3.67% 56.71% 1.11% 1.23% 1.63% 0.10% 4.03% 20.50% 2.43% 6.90% 3.41% 58.65% 3.82% 8.71% -3.67% 50.30% -13.15% -2.81% 5.45% 12.59% -3.50% 7.44% 45.78% 14.72% 12.66% 31.69% -5.38% 22.04% 27.70% 35.43% 75.66% 32.89% 6,434 2,187 9,639 7,126 2,310 10,306 7,254 2,513 10,929 7,141 2,671 11,688 35.05% 12.14% 52.81% 33.21% 12.42% 54.36% -1.55% 6.28% 6.95% 17.67% 38.08% 35.00% 11,045 7,215 11,730 8,012 12,355 8,341 12,673 8,827 59.70% 40.30% 58.94% 41.06% 2.57% 5.83% 24.91% 35.48%

Po sisi (Rp m i ly ar ) Tw 2-1 0


18,260

Ko m po sisi Tw 1-11
21,500

Per t . Tw 1-11 qt q
3.89%

Tw 3-10
19,742

Tw 4-1 0
20,696

Tw 4 -10
100.00%

Tw 1-11
100.00%

y oy
29.04%

Sumber : LBU Bank Indonesia


41

Perkembangan Perbankan Daerah

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 20,50% ), sektor jasa dunia usaha (pangsa 6,90% ) dan sektor konstruksi (pangsa 4,03% ). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan tertinggi pada sektor listrik, gas, dan air (50,30% ), diikuti pleh sektor jasa dunia usaha yang tumbuh 12,59% , dan sektor pertambangan (8,71% ). Sedangkan sektor konstruksi, sektor perindustrian, dan sektor jasa sosial mengalami pertumbuhan negatif masing-masing sebesar -13,15% , -3,67% , dan 3,50% (qtq). Sementara itu perkembangan kredit MKM secara tahunan menunjukkan peningkatan kredit sektoral terjadi pada sektor jasa sosial yang tumbuh 75,66% , sektor pertanian yang tumbuh 45,78% , dan sektor Jasa dunia usaha yang tumbuh 35,43% (yoy). Satu-satunya sektor yang tumbuh negatif adalah sektor konstruksi yang mengalami pertumbuhan -5,31% (yoy). Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan I 2011 menunjukkan kinerja yang menurun seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,96% atau meningkat jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,38% . Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (9,97% ), sektor jasa sosial (6,18% ) dan sektor pertanian (6,19% ). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada triwulan I-2011 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Per k em bangan Kr ed i t M KM Ber m asal ah Br ut o (Gr oss-NPLs) m enur ut Sek t o r Ek o nom i Kal t im
Kete rangan
NPLs Kredit UM KM Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan J Dunia Usaha asa J Sosial asa Lain-Lain 5.97 7.44 8.65 91.64 111.33 16.40 28.07 44.01 169.15 9.08 5.04 20.07 65.69 141.11 24.82 34.34 39.74 180.71 7.82 5.71 5.37 61.60 132.73 21.16 40.97 41.87 175.68 14.82 6.52 15.42 86.45 183.81 23.07 62.40 45.24 198.49 -13.86% 13.30% -73.26% -6.23% -5.94% -14.73% 19.30% 5.37% -2.78% 89.38% 14.32% 187.24% 40.33% 38.49% 9.01% 52.31% 8.05% 12.99% 3.39% 2.34% 1.47% 6.17% 2.93% 4.27% 3.11% 5.52% 1.50% 6.19% 2.46% 4.39% 9.97% 4.17% 4.42% 4.21% 6.18% 1.57%

Posisi (Rp m il iar ) Tw 2-10


482.67

Per t . qt q Tw 1-11
636.22

Ni sbah NPL Tw 4-10


2.38%

Tw 3-10
520.60

Tw 4-10
492.91

Tw 4-10
-5.32%

Tw 1-11
29.07%

Tw 1-1 1
2.96%

Sumber : LBU Bank Indonesia

42

Perkembangan Perbankan Daerah

3.4 Per k em ban gan Usaha Ban k Per k r edi t an Rak y at (BPR) a. Per k em b ang an A set BPR di Kal t i m
(Rp milyar) 300 250 200 150 100 50 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 20% 10% 0% Tot al Aset grow t h aset (yoy) 50% 40% 30%

Jumlah

aset

BPR di

wilayah

Kalimantan Timur pada triwulan I tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 15,45% (yoy), dengan total nilai mencapai Rp. 254,55 milyar (Grafik 3.7). Pertumbuhan aset ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang sebesar 21,87% (yoy). Sementara itu secara triwulanan, aset BPR juga mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah aset pada

2008

2009

2010

Gr af i k 3.7 Perk em b an g an A set BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

triwulan IV-2010 yang mencapai Rp. 271,09 milyar atau turun sebesar 6,10% (qtq). Penurunan aset BPR ini terutama disebabkan oleh penurunan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR Kalimantan Timur. b. Per k em bangan Dana Pi hak Ket i ga BPR di Kal t i m Jumlah dana pihak ketiga (DPK)
(Rp m il yar) 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 1 2 3 2008 4 1 2 3 2009 4 1 2 3 2010 4 1 2011 0% 10% 20% 30% Deposi t o Tabungan grow t h DPK (yoy) 40%

BPR di Kalimantan Timur pada triwulan I2011 mengalami pertumbuhan sebesar 10,79% (yoy), dengan nilai Rp 157,30 milyar (Grafik 3.8). Pertumbuhan ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV2010 yang tumbuh sebesar 23,05% . Penurunan oleh pertumbuhan (melambat) pertumbuhan DPK pada triwulan I-2011 dipengaruhi menurunnya

Gr af i k 3.8 Perk em b ang an DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

tabungan yang tumbuh sebesar 7,60% menjadi Rp 64,88 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 10,66% (yoy), begitu pula jumlah deposito yang mengalami penurunan pertumbuhan yaitu 13,14% menjadi Rp 92,42 milyar setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh secara tahunan sebesar 33,21%.

Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

43

Perkembangan Perbankan Daerah

c. Peny al ur an Kr edi t /Pem bi ay aan BPR di Kal t im Penyaluran


(Rp milyar) 200 160 120 80 40 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 0% 40% Invest asi Modal Kerja Konsumsi grow t h Kredit (yoy) 60%

kredit

oleh

BPR

pada triwulan I-2011 mencapai Rp 178,02 milyar atau memiliki jumlah yang kredit sama dibandingkan tersebut triwulan sebelumnya. Secara tahunan jumlah

20%

mengalami

pertumbuhan sebesar 14,51% (yoy) dibandingkan triwulan I-2010 (Grafik 3.9). Pertumbuhan tahunan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan

2008

2009

2010

Gr af i k 3.9 Per k em bangan Kr ed i t BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

IV-2010 yang tumbuh sebesar 20,34% . Penurunan pertumbuhan kredit ini terutama disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan pada komponen kredit modal kerja sebagai pangsa terbesar yang tumbuh sebesar 16,77% (yoy) menjadi Rp. 99,47 milyar, setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 22,12% (yoy) atau mencapai Rp. 101,67 milyar. Tabel 3.9. Per k em bang an Usah a BPR d i Kal t im
INDIKATOR
Total Aset (Rp Miliar) DPK (Rp M iliar) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp Mil iar) Modal Kerja Konsumsi Investasi Rasio NPL Gross (%) LDR

Posisi 2010 (dalam Rp milyar) Tw 2-10


234.23 150.86 58.48 92.38 163.49 90.51 56.09 16.89 17.62 108.37%

Pert . Tw 4-10 qt q
13.06% 15.59% 30.37% 7.29% 7.13% 8.15% 9.63% -6.24%

Pert . Tw 1-11 qt q
-6.10% -10.89% -9.34% -11.94% 0.00% -2.16% 7.05% -12.38%

Tw 3-10
239.78 152.71 54.89 97.82 166.17 94.01 54.71 17.46 17.78 108.81%

Tw 4-10
271.09 176.52 71.56 104.95 178.02 101.67 59.98 16.37 16.68 100.85%

Tw 1-11
254.55 157.30 64.88 92.42 178.02 99.47 64.21 14.34 16.58 113.17%

yoy
21.87% 23.05% 10.66% 33.21% 20.34% 22.12% 19.00% 14.70%

yoy
15.45% 10.79% 7.60% 13.14% 14.51% 16.77% 15.81% -3.39%

Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. A sesm en Ri si k o Per bank an 3.5.1 Ri sik o Kr edi t Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim mengalami peningkatan karena terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.
44

Perkembangan Perbankan Daerah

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan I-2011 sebesar 2,57% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs pada triwulan IV-2010 sebesar 2,22% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat mengalami peningkatan sebesar 19,59% (qtq) bila dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2010. Tabel 3.10. Perk em ban gan Kolek t i bil t as Kredi t Bank Um um di Kal t i m
Ko l ek t ib i li t as 1-Lancar 2-Dalam Perhatian Khusus 3-Kurang lancar 4-Diragukan 5-Macet NPLs (3+4+5) To tal Kred it Po sisi (Rp m il y ar ) Tw 2-10 25,045 2,403 154 189 343 687 28,135 Tw 3 -1 0 26,636 2,596 206 139 418 763 29,995 Tw 4-10 29,836 1,973 125 138 461 723 32,532 Tw 1-11 30,074 2,699 141 121 603 865 33,639 Ko m p o si si Tw 4 -1 0 91.71% 6.07% 0.38% 0.42% 1.42% 2.22% 100.00% Tw 1-11 89.40% 8.02% 0.42% 0.36% 1.79% 2.57% 100.00% Pe rt . Tw 1-11 qt q 0.80% 36.81% 12.61% -12.03% 30.93% 19.59% 3.40% yoy 30.83% 33.31% -54.78% 37.05% 78.41% 17.31% 30.64%

Sumber : LBU Bank Indonesia Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs dibawah 5% . Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,74% (Tabel 3.11). Tabel 3.11 Per kem bangan Kr ed i t Ber m asal ah Br ut o Bank Um u m
Ket er an gan
Jeni s Pengg u naan M odal Kerja Investasi Konsumsi Sekt or Eko no mi Pert anian Pert ambangan Perindust rian Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain Tot al NPL 5.97 49.67 8.65 178.64 115.76 41.01 51.74 51.09 184.19 686.72 9.08 47.26 20.07 132.41 154.11 84.83 71.41 56.31 188.02 763.50 14.49 41.90 5.37 117.75 151.10 75.37 89.50 51.87 175.68 723.02 20.15 45.36 15.42 135.91 223.85 81.63 96.03 45.24 201.11 864.69 5.66 3.46 10.05 18.16 72.75 6.26 6.53 -6.63 25.43 141. 66 39.09% 8.26% 187.24% 15.42% 48.14% 8.31% 7.29% -12.78% 14.47% 19.59% 1.12% 2.47% 0.47% - 4.36% 2.34% 4.37% 2.56% 2.89% 1.45% 2.22% 5.41% 3.41% 4.72% 2.66% 2.40% 1.56% 2.57% 1.38% 2.65% 1.39% 396.22 122.06 168.44 410.67 178.83 173.98 396.00 164.47 162.18 482.15 197.19 185.35 86.15 32.72 23.17 21.75% 19.89% 14.29% 3.11% 1.89% 1.46% 3.74% 2.21% 1.57%

Nom i nal NPL (Rp m i l yar ) Tw 2-10 Tw 3 -10 Tw 4-10 Tw 1-11

Pert . Tw 1 -11 +/qt q

Ni sb ah NPL (% ) Tw 4-10 Tw 1-11

Sumber : LBU Bank Indonesia


45

Perkembangan Perbankan Daerah

Persentase NPLs kredit modal kerja mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,11% . Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masingmasing sebesar 2,21% dan 1,57% . Berdasarkan sektor ekonomi, nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah 5% ), kecuali nisbah NPLs untuk sektor konstruksi yang diatas 5% yaitu sebesar 5,41% . Nisbah NPLs lainnya yang tergolong tinggi terjadi pada sektor angkutan dan sektor perdagangan masing-masing tercatat sebesar 4,72% dan 3,41% . 3.5.2 Ri sik o Li k u i di t as Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 91,93% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan I-2011 ini mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 92,55% . Tabel 3.12 St r uk t ur Jangk a Wak t u DPK Per bank an di Kal t i m
Ket erangan
Jangka pendek Giro Tabungan S impanan berjangka s.d 3 bulan Total DP s.d 3 bulan K Jangka menengah panjang Total DP > 3 bulan K Total DP K 3,274 47,825 3,127 49,359 3,719 49,912 4,267 52,856 7.45% 100.00% 8.07% 100.00% 13,456 18,646 12,450 44,552 13,307 19,594 13,331 46,232 11,887 22,670 11,636 46,193 13,864 22,043 12,682 48,589 23.82% 45.42% 23.31% 92.55% 26.23% 41.70% 23.99% 91.93%

Posisi (Rp milyar) Tw 2-10 Tw 3-10 Tw 4-10 Tw 1-11

Komposisi Tw 4-10 Tw 1-11

Sumber : LBU Bank Indonesia

46

Perkembangan Perbankan Daerah

3.5.3 Ri sik o Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2006 s.d triwulan I2011 (Grafik 3.10), terlihat adanya pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan 0,6447. Oleh koefisien karenanya korelasi2 dapat kedua variabel tersebut yang hanya
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bunga Kredit (sumbu kiri) Gross NPLs (sumbu kanan) 4 3 2 1 0 8 7 6 5

Gr af i k 3.10 Per k em bangan Bu nga Kr ed i t dan Rasi o NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia

dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga kredit.

Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

47

BAB IV

KEUA NGA N DA ERA H

4.1 Gam b ar an Um u m Realisasi APBD Kalimantan Timur 2011 pada triwulan I belum menunjukkan tingkat realisasi yang signifikan. Sebagaimana realisasi anggaran triwulan I pada tahun-tahun sebelumnya, realisasi pendapatan menunjukkan prosentase yang lebih tinggi, sedangkan realisasi belanja masih cukup rendah terutama untuk belanja modal. Pendapatan pada realisasi APBD Kaltim triwulan I tahun 2011 secara total mencapai Rp. 1,73 trilyun atau secara prosentase mencapai 26,93% dari Total pendapatan APBD 2011 yang sebesar Rp. 6,45 trilyun. Apabila dilihat realisasi tiap komponen pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh lain-lain pendapatan yang sah dengan prosentase sebesar 48,70% . Meski demikian share lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap total keseluruhan pendapatan merupakan yang terkecil (0,16% ), dibandingkan pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer yang masing-masing memiliki share sebesar 40,95% dan 58,89% dari total pendapatan. Adapun tingkat realisasi pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer masing-masing mencapai 25,59% dan 27,56 (Grafik 4.1).
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

5 10

PENDAPATAN TRANSFE R

1,047 3,798 685 2,641


REALISASI

PENDAPATAN ASLI DAERAH

P ENDAPATAN

1,737 6,450 2,000 4,000 6,000 8,000

ANGGARAN

Graf i k 4.1 Real i sasi Pendapat an A PBD Kal t i m Tr i w ul an I- 2011 Belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2011 secara total mencapai Rp. 7,25 trilyun dengan tingkat realisasi mencapai Rp. 635 milyar atau secara prosentase baru mencapai 8,75% . Apabila dilihat realisasi per komponen belanja, belanja transfer bagi hasil memiliki prosentase realisasi tertinggi yaitu 30,91%. Sementara itu belanja operasi sebagai pangsa terbesar (59,35% ), memiliki prosentase realisasi terbesar kedua yaitu 13,24% , sedangkan belanja modal memiliki realisasi yang sangat kecil yaitu 0,83% karena belum dimulainya berbagai proyek pembangunan fisik infrastruktur jalan, jembatan dan infrastruktur perhubungan di Kalimantan Timur.

48

Keuangan Daerah

TRANSFER BELANJA TAK TERDUGA BELANJA MODAL

291 942 0 15 17

1,994 570 REALISASI 4,307 ANGGARAN

BELANJA OPERASI

BELANJA 0

635

7,258 4,000 6,000 8,000

2,000

Gr af i k 4.2 Reali sasi Bel anj a APBD Kal t i m Tr iw ul an I-2011 4.2 Pendap at an Secara total, pendapatan pada APBD Kaltim tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 2,32% (yoy) dari tahun sebelumnya atau mencapai Rp. 6,449 trilyun. Pendapatan asli daerah (PAD) tercatat sebesar Rp. 2,641 trilyun atau mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan PAD pada APBD 2011. Sementara

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

10 7

PENDAPATAN TRANSF ER

3,798 4,015

PENDAPATAN ASLI DAERAH

2,641 2,280 2011 2010 8,000

TOTALPENDAPATAN

6,450 6,303 2,000 4,000 6,000

Gr af i k 4.3 Per ban di ngan Pend apat an A PBD 2010 dan 2011 Jika dilihat realisasi pendapatan asli daerah (PAD) sampai dengan triwulan I-2011 tercatat sebesar Rp. 685 milyar (Tabel 4.1) atau secara prosentase realisasi tersebut sebesar 25,95% dari total PAD yang direncanakan pada APBD tahun 2011. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama realisasi pendapatan berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 639 milyar dengan tingkat prosentase realisasi sebesar 32,10% dari jumlah pendapatan pajak daerah 2011. Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 30,89%

49

Keuangan Daerah

terhadap total keseluruhan pendapatan dan secara total mengalami peningkatan 20,25% (yoy) dari pendapatan pajak daerah tahun sebelumnya. Tabel 4.1 Reali sasi Ko m po nen Pen dapat an APBD Kal i m ant an Ti m ur 2011
NOM OR URUT 1 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH P endapatan P ajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil P engelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain P endapatan Asli Daerah yang Sah URA IAN JUM LA H 6,449.63 2,641.23 1,992.50 14.34 130.15 504.24 REA LISA SI 1,737.06 685.31 639.65 2.29 0.18 43.20 % Th d To t al 100.00% 40.95% 30.89% 0.22% 2.02% 7.82% % Realisasi 26.93% 25.95% 32.10% 15.98% 0.14% 8.57%

1.2 1.2.1 1.2.1.1 1.2.1.2 1.2.1.3 1.2.1.4

PENDAPATAN TRANSFER Transfer Pemerint ah Pusat - Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil P ajak Dana Bagi Hasil Bukan P ajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus

3,798.31 3,798.31 592.08 3,116.60 51.45 38.19

1,046.83 1,046.83 50.79 978.89 17.15 -

58.89% 58.89% 9.18% 48.32% 0.80% 0.59%

27.56% 27.56% 8.58% 31.41% 33.33% 0.00%

1.3 1.3.1

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH P endapatan Hibah

10.09 10.09

4.91 4.91

0.16% 0.16%

48.70% 48.70%

Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, dengan angka realisasi sampai dengan triwulan I-2011 sebesar Rp. 43 milyar atau 8,57% dari yang direncanakan pada APBD 2011. Sedangkan pada komponen yang berasal dari retribusi daerah, yang terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki tingkat prosentase realisasi yang cukup tinggi 15,98% . Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) yang memiliki share terbesar dari total pendapatan (58,89% ), mencapai realisasi pada triwulan I-2011 sebesar 27,56% . Dana perimbangan yang mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil bukan pajak (dana bagi hasil SDA), mengalami penurunan 5,41% (yoy) dibanding tahun 2010. Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasieksploitasi (royalti) merupakan komponen pembentuk yang memiliki kontribusi sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA).

50

Keuangan Daerah

4.3 Bel anj a Anggaran belanja pada APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2011 secara total diperkirakan mencapai Rp. 7,257 trilyun atau mengalami peningkatan 8,05% jika dibandingkan dengan anggaran belanja APBD 2011 yang sebesar Rp. 6,717 milyar. Apabila dilihat setiap komponennya, belanja operasi, belanja modal, dan belanja transfer masingmasing mengalami kenaikan sebesar 12,19% , 1,62% , dan 4,18% dari APBD tahun 2010 (Tabel 4.2).

TRANSF BAGI HASIL ER

942 904

BELANJA TAK TERDUGA

15 12

BELANJA M ODAL

1,994 1,962

BELANJA OPERASI

4,307 3,839 2011

TOTALBELANJA

7,258 6,717 2,000 4,000 6,000 8,000

2010

Gr af i k 4.4 Per band i ngan Kom pon en Pend apat an A PBD 2010 dan 2011 Apabila dilihat realisasi pada triwulan I-2011, secara total realisasi belanja mencapai Rp. 635 milyar atau baru mencapai 8,75% dari total belanja yang direncanakan. Belanja operasi sebagai share terbesar dari total keseluruhan belanja (59,35% ) pada triwulan I-2011 mencapai realisasi yang terbesar yaitu Rp. 570 milyar atau secara prosentase sebesar 13,24% . Jika dilihat komponennya, realisasi belanja terbesar adalah belanja pegawai yang mencapai Rp. 133 milyar atau 12,33% . Belanja barang yang memiliki kontribusi terbesar terhadap total belanja (18,47% ) mencapai realisasi sebesar Rp. 37 milyar atau mencapai 2,77% dari total rencana pada APBD 2011 (Tabel 4.2). Sementara itu komponen lainnya yaitu belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja bantuan keuangan masing-masing mencapai realisasi 7,91% , 0% , dan 8,38% . Realisasi belanja modal pada triwulan I-2011 masih sangat kecil yaitu sebesar Rp. 16 milyar atau 0,83% dari rencana total belanja modal APBD Kaltim 2011. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang memiliki kontribusi terbesar yaitu 17,25% terhadap total keseluruhan belanja mencapai realisasi Rp. 7 milyar atau secara prosentase baru mencapai 0,57% . Sangat kecilnya angka realisasi ini dikarenakan berbagai macam proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang pada awal tahun 2011 baru memasuki tahap persiapan. Prosentase

51

Keuangan Daerah

realisasi terbesar pada belanja modal terjadi pada jenis belanja gedung dan bangunan yang mencapai Rp. 8,5 milyar atau secara prosentase mencapai 1,76% . Tabel 4.2 Reali sasi Ko m po nen Belanj a A PBD Kal im ant an Ti m ur 2011
NOM OR URUT 2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.5 2.1.6 2.1.7 BELANJA BELANJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan S osial Belanja Bantuan Keuangan P rov/Kab/Kot a URAIAN JUM LA H 7,257.63 4,307.11 1,080.13 1,340.78 524.63 111.01 1,250.57 REALISA SI 635.01 570.45 133.14 37.20 41.50 104.80 % Thd Tot al 100.00% 59.35% 14.88% 18.47% 7.23% 1.53% 17.23% % Realisasi 8.75% 13.24% 12.33% 2.77% 7.91% 0.00% 8.38%

2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5

BELANJA MODAL Belanja Tanah Belanja Peralat an dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya

1,993.89 43.00 209.32 485.68 1,252.06 3.83

16.61 0.85 8.57 7.19 -

27.47% 0.59% 2.88% 6.69% 17.25% 0.05%

0.83% 0.00% 0.40% 1.76% 0.57% 0.00%

2.3 2.3.1

BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga

15.00 15.00

0.21% 0.21%

0.00% 0.00%

2.4 2.4.1 2.4.1.1

TRANSFER Transfer Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa Bagi Hasil Pajak

941.63 941.63 941.63

291.01 291.01 291.01

12.97% 12.97% 12.97%

30.91% 30.91% 30.91%

Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah

52

BAB V

PERKEM BA NGA N SISTEM PEM BA YA RA N

5.1. Gam baran Um um Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar dari kas Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun terjadi penurunan dibandingkan triwulan IV-2010 (secara triwulanan). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB mengalami peningkatan. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2011, diakibatkan oleh aktivitas perekonomian di Kaltim, baik kegiatan konsumsi, investasi maupun perdagangan pada periode triwulan laporan. 5.2. Per k em bangan Transak si Tun ai 5.2.1. Per k em bangan Pengedar an Uan g Kart al
(Rp m i l yar) 6,000 Outf low Inflow Grow t h (yoy) 200%

Transaksi perbankan dengan di Kantor

tunai Kalimantan Bank

antara Timur Indonesia

4,000

100%

2,000

0%

Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan I-2011 mencapai Rp 1,864 trilyun pertumbuhan atau sebesar mengalami 14,45%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011

-100%

2008

2009

2010

Gr af i k 5.1 Peredar an Uan g Kart al d i Kalt i m

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.1).

Sumber: Bank Indonesia

Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan IV-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 22,66% (yoy). Secara triwulanan, perkembangan transaksi tunai di Kaltim Triwulan I-2011 mengalami penurunan sebesar 58,01% (qtq). Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 997 milyar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 125,38% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp. 866 milyar atau

53

Perkembangan Sist em Pembayaran

naik sebesar 30,29% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan IV-2010, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang yang masuk lebih kecil dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 130 milyar.
(Rp m il yar) 2,500 2,000 1,500 1,000 500 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 Inflow Smd Inflow Bpp Outflow Smd Outflow Bpp

2008

2009

2010

Gr af i k 5.2 Per edar an Uang Kar t al d i Wi l ker KBI Sumber: Bank Indonesia Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan I-2011 mencapai Rp 469,62 milyar atau mengalami pertumbuhan sebesar 101,08% (yoy) (Grafik 5.3). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 13,80% .
Smd (Rp milyar) 500 400 300 200 100 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011 0% -100% 300% 200% 100% Bpp Kaltim Growth (yoy)

2008

2009

2010

Gr af i k 5.3 Per k em bangan PTTB per Wi l k er KBI Sumber: Bank Indonesia

54

Perkembangan Sist em Pembayaran

5.3 Per k em ban gan Tr ansak si Non -Tu nai 5.3.1. Per k em bangan Transak si Kli r i ng
(Rp milyar) 6,000 Nilai Growth yoy 50%

Transaksi Kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada Triwulan I2011 mengalami pertumbuhan

4,000 0% 2,000

dibandingkan dengan triwulan yang


-50% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011

sama tahun sebelumnya (Grafik 5.4). Jumlah transaksi kliring triwulan I-2011 mencapai Rp 5,28 trilyun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami

2008

2009

2010

Graf i k 5.4 Per kem b an g an Tr an sak si Klir in g

Sumber: Bank Indonesia

pertumbuhan 16,05% (yoy). Sementara itu volume transaksi pada triwulan I-2011 yang mencapai 190.175 bilyet, dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2010 volume transaksi ini mengalami peningkatan transaksi sebesar 2,37% (yoy). Secara triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan I-2011 juga mengalami peningkatan sebesar 2,24% (qtq). 5.3.2 Per k em bangan Transak si BI-RTGS Nilai Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada Triwulan I-2011 mencapai Rp 42,33 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 27,72% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi RTGS periode berjalan dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada nilai transaksi yang masuk ke Kaltim yang tumbuh sebesar 23,64% (yoy) dan nilai transaksi keluar dari Kaltim yang juga mengalami pertumbuhan sebesar 32,26% (yoy). Selain karena peningkatan nilai transaksi
(Rp t rilyun) 60 Jumlah Growth yoy Growth qtq 50% 25% 0% 20 -25% -50% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011

baik yang keluar maupun yang masuk ke Kaltim, pertumbuhan RTGS juga dipengaruhi oleh pertumbuhan volume transaksi RTGS yang tumbuh sebesar 10,68% (yoy) dari 59.876 transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 66.273 transaksi (Grafik 5.5). Secara RTGS 17,26% pada triwulan, triwulan (qtq), transaksi I-2011

40

2008

2009

2010

Gr af i k 5.5 Perk em b ang an Tr an sak si RTGS di Kal t i m Sumber: Bank Indonesia

mengalami pertumbuhan sebesar sedangkan

55

Perkembangan Sist em Pembayaran

pertumbuhan volume transaksi pada triwulan I-2011 sebesar -5,59% (qtq). Pertumbuhan negatif secara triwulanan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan negatif baik nilai transaksi maupun volume transaksi yang keluar ke Kaltim maupun yang masuk ke Kaltim (Tabel 5.1). Tab el 5.1 Per k em b angan Tr ansak si RTGS di Kal i m ant an Ti m ur (Rp M i ly ar)
Tr ansaksi RTGS Kel uar Kaltim Jumlah (dlm milyar Rp.) Volume Masuk Ke Kalt im Jumlah (dlm milyar Rp.) Volume Total Jumlah Volume 33,143 59,876 40,925 63,289 45,603 47,135 51,160 70,197 42,331 66,273 -17.26% -5.59% 27.72% 10.68% 17,623 34,762 22,235 36,670 24,010 26,907 26,460 39,395 21,789 36,302 -17.65% -7.85% 23.64% 4.43% 15,520 25,114 18,690 26,619 21,593 20,228 24,700 30,802 20,542 29,971 -16.83% -2.70% 32.36% 19.34% Posisi Tw 1-10 Tw 2-10 Tw 3- 10 Tw 4-10 Tw 1- 11 Pert umb. Tw 1- 11 qtq yoy

Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan Lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, nilai transaksi RTGS di Samarinda pada periode Triwulan I-2011 mencapai Rp 29,70 trilyun atau tumbuh sebesar 30,47% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp 12,62 trilyun atau tumbuh sebesar 21,69% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.6).

Samarinda Kaltim (Rp trilyun) 60

Balikpapan Growth Kaltim yoy 100%

40

50%

20

0%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2011

-50%

2008

2009

2010

Gr af i k 5.6 Per k em ban gan RTGS per Wi lk er KBI Sumber: Bank Indonesia

56

BA B VI

PERKEM BA NGA N KETENA GA KERJA A N DA ERA H DA N KESEJA HTERA A N

6.1 Perk em bang an Ket en agak er j aan di Kal im ant an Ti m ur Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas berdasarkan Survei Ketenagakerjaan bulan Februari 2011, berjumlah 2.531.668 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 9,72% (yoy) (dibandingkan data bulan Februari 2010) atau bertambah sebanyak 224.311 orang. Pertambahan tersebut dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 128.868 orang dan penduduk perempuan sebanyak 95.443 orang. Dari keseluruhan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah 1.712.896 orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,59% (yoy) atau bertambah sebanyak 177.856 orang dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 67,66% , lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK bulan Februari 2010 yang sebesar 66,53% . Jumlah pengangguran di Kalimantan Timur mengalami peningkatan sebesar 8,93% (yoy) menjadi 174.807 orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 10,45% menjadi 10.21% (Tabel 6.1) . Tabel 6.1 Perkembangan Ket enagakerjaan di Kalimant an Timur
Kegiatan Utama 1 Penduduk 15+ 2 Angkatan Kerja Bekerja Penganggur 3 Bukan Angkatan Kerja 4 Tingkat P artisipasi Angkatan Kerja (% ) 5 Tidak P engangguran terbuka (% ) 2009 Februar i 2,242,398 1,488,456 1,323,369 165,087 753,942 66.38 11.09 Agustus 2,268,230 1,460,996 1,302,772 158,224 807,234 64.41 10.83 Febr uari 2,307,357 1,535,040 1,374,563 160,477 772,317 66.53 10.45 2010 Agust us 2,482,319 1,648,455 1,481,898 166,557 833,864 66.41 10.10 2011 Februari 2,531,668 1,712,896 1,538,089 174,807 818,772 67.66 10.21

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah. Berdasarkan jenis kelaminnya, komposisi angkatan kerja di Kalimantan Timur didominasi oleh laki-laki sebesar 67,88% , sedangkan angkatan kerja perempuan sebesar 32,12% (Grafik 6.1). Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun keatas tertinggi terjadi pada pada penduduk laki-laki yaitu sebesar 128.686 orang atau tumbuh 10,59% (yoy), sementara

57

Prospek perekonomian Daerah

penduduk perempuan tumbuh sebesar 95.443 orang atau 8,75% (yoy). Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk laki-laki mengalami pertumbuhan sebesar 142.645 orang atau tumbuh 13,98% (yoy), sedangkan pada penduduk perempuan sebesar 35.211 orang atau tumbuh 6,84% (yoy). Tingkat pengangguran di Kalimantan Timur tumbuh sebesar 8,93% (yoy) atau 14.330 6.2). Komposisi pengangguran sebesar oleh penduduk laki-laki orang (Grafik didominasi
Gr af i k 6.1 Ko m po si si A ng k at an Kerj a Kal t im Berd asar kan Jen i s Kel am in
Per em p u an , 32.12% Lak i -Lak i, 67.88%

Sumber: BPS Prov. Kaltim, diolah.

84,52% , sedangkan perempuan sebesar 15,48% .


(ri b u) 2 ,000 1 ,600 1 ,200 800 400 0 Februari A gustus Februari Agustus Februari 2011 A ngkatan Kerja Bekerja Penganggur

2009

2010

Graf i k 6.2 Per t um buhan A ng k at an Kerj a, Beker j a, dan Pen gan ggur an Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah Menurut istilah ekonomi, lapangan usaha terdiri dari 3 kelompok yang dibagi dalam 9 sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian (kelompok primer); sektor industri, listrik, gas dan air minum dan bangunan (kelompok sekunder); sektor perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa (kelompok tersier). Pada periode ini secara tahunan (yoy) untuk kelompok premier terjadi pertumbuhan tenaga kerja sebesar 1,49% , kelompok sekunder 3,97% , dan kelompok tersier 23,67% (Tabel 6.2). Tabel 6.2 Perkembangan Ket enagakerjaan M enurut Kelompok Usaha
Ke lo m p o k Pre m ier Sek u n d er Ter sier TO TA L 2009 Feb r u ari 533 ,573 178 ,763 611 ,033 1,32 3,369 A g u st u s 53 3,429 16 4,692 60 4,651 1,3 02,7 72 Feb ru a ri 582,4 24 165,8 27 626,3 12 1,374 ,563 2 010 A g u st u s 572 ,299 177 ,852 731 ,747 1,48 1,89 8 2 011 Feb ru ar i 5 91,13 0 1 72,41 5 7 74,54 4 1, 538,0 89

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah.

58

Perkembangan Ket enagakerjaan Daerah

Dilihat dari status pekerjaan utama, dari 1.538.089 orang pekerja di Kaltim, status pekerjaan utama terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar 794.293 orang atau 51,64% (yoy), diikuti oleh berusaha sendiri sebesar 264.431 orang atau 17,19% (yoy), dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 193.910 orang atau 12,61% (yoy) (Tabel 6.3). Tabel 6.3 Pend uduk Usi a 15 Tah un k e A t as y ang Bek er j a m enu r ut St at u s Pek er j aan Ut am a
Stat us Pek erjaan Utama Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/ Karyawan Pekerja Bebas di P anian ert Pekerja Bebas di Non Pertanian Pekerja Tak Dibayar TOTAL 2009 Febr uari 252,668 213,058 37,600 550,585 36,652 33,807 198,999 1,323,369 Agust us 262,263 218,248 34,899 563,645 21,853 32,181 169,683 1,302,772 Februar i 264,123 192,357 32,212 611,684 31,728 23,151 219,308 1,374,563 2010 Agustus 314,953 190,359 44,813 699,370 24,305 28,198 179,900 1,481,898 2011 Februari 264,431 193,910 62,380 794,293 18,696 37,038 167,341 1,538,089

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah.

Apabila ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) data Jamsostek kondisi ketenagakerjaan di Kaltim menunjukkan adanya penurunan. Indikasi ini terlihat dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami peningkatan dari Rp 12,35 milyar pada triwulan IV-2010 menjadi Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 atau mengalami peningkatan sekitar 25,99% (qtq) (Grafik 6.2).
(Rp Ju t a) 20,000 16,000 12,000 8,000 4,000 Q I Q II Q Q Q I Q II Q Q Q I Q II Q Q Q I III IV III IV III IV 2008 2009 2010 2011 J aminan Hari Tua y-o-y (% ) 300 250 200 150 100 50 0 -50

Gr af i k 6.3 Per k em bangan Nom i nal Jam i n an Har i Tua (JHT) di Sam ar i n da Sumber : PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda, diolah.

59

Prospek perekonomian Daerah

6.2 Kesej aht er aan Kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan I-2011 diperkirakan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena Indeks Kenyakinan Konsumen mengalami kecenderungan menurun (Grafik 6.4). Kondisi tersebut tercermin dari turunnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini menurut Survei Konsumen di Kaltim. Indeks tersebut turun dari rata-rata 108,11 pada triwulan IV-2010 menjadi rata-rata 102,00 pada triwulan I-2011. Sementara itu kondisi yang sama juga terjadi pada Indeks Ekspektasi Konsumen yang turun dari rata-rata 131,22 pada triwulan IV-2010 menjadi rata-rata 126,66. Meski demikian baik Indeksi Kondisi Ekonomi maupun Ekspektasi Konsumen masih berada diatas level optimis.
I n d e ks 200 150 100
In d eks Keyakin an Ko n su m en In d eks Ko n d i si Ek o n o m i Saat In i In d eks Ek sp ekt asi Ko n su m en

Level Optimis Level Pesimis

50 0 N A J B E F R R A P M A

I E I N M U J

I L U J

T S U G A

P E S

T C O

V O N

C E D

N A J

B E F

R A M

2010

2011

Graf i k 6.4 Per k em b angan In dek s Keny ak i nan Konsum en Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi Penghasilan (Grafik 6.5). Kondisi tersebut tercermin dari rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan triwulan 1-2011 sebesar 144,83 namun mengalami penurunan 7,17 poin dibandingkan rata-rata pada triwulan IV-2010.
Ind eks 200 150 100 50 0 N A J
Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan

B E F

R A M

R P A

I E I N M U J 2010

I L U J

T S U G A

P E S

T C O

V O N

C E D

N A J

B E F

R A M

2011

Gr af i k 6.5 Ind ek s Peng hasil an dan Ek spek t asi Pengh asi l an Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
60

Perkembangan Ket enagakerjaan Daerah

Sementara itu, optimisme konsumen terhadap ekspektasi penghasilan pada 6 (enam) bulan yang akan datang berasal dari jumlah konsumen yang mengatakan tingkat penghasilan mengalami kenaikan/lebih baik sebanyak 49,50% , penghasilannya tetap sebanyak 44,00% dan sisanya 6,50% menyatakan penghasilannya mengalami penurunan.
Kondisi ketersediaan lapangan kerja

Indeks 150

Ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bln y.a.d

100

50

0 N A J B E F R A M R P A

I E M

I N U J

I L U J

T S U G A

P E S

T C O

V O N

C E D

N A J

B E F

R A M

2010

2011

Gr af i k 6.6 Per k em bangan Ind ek s Keny aki n an Konsum en Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

61

BAB VII

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2011


Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 2,5% s.d. 3,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan April 2011 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 139,00. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis (Grafik 7.1), terutama disebabkan ekspektasi terhadap penghasilan dan ekspektasi terhadap ketersediaan

lapangan kerja. Dari sisi permintaan pertumbuhan positif masih didukung oleh kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Kaltim yang mulai dilakukan. Sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan masih tingginya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional (Grafik 7.2). Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi Kaltim pada triwulan dua juga diperkirakan meningkat seiring dengan pelaksanaan even Penas KTNA yang akan

dilaksanakan pada bulan Juni 2011 (diperkirakan keikutsertaan jumlah peserta dari luar daerah sekitar 30.000 orang).
Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 2008 2009 2010 2011

Ekspektasi Ekonomi Garis 100

USD 160 140 120 100 80 60 40 20 1 3 5 7 2007 9 11 1

minyak w ti (per barel)

coal (per MT)

7 2008

11

7 2009

11

7 2010

11

3 2011

Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen BI 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Grafik 7.2 Harga Komoditas Minyak dan Batubara Sumber : Data Stream Bloomberg

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami penurunan dan berada pada kisaran 6,8% - 7,8% (yoy) yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia

62

Prospek Perekonomian Daerah

seperti gula, meskipun minyak sawit masih mengalami tren peningkatan (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Berdasarkan pemantauan harga di bulan April 2011 yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mayoritas mengalami penurunan yang cukup signifikan

diantaranya beras, cabe merah besar dan semua jenis cabe lainnya, bawang merah, dan daging sapi (Grafik 7.5 dan Grafik 7.6). Faktor pendorong inflasi pada triwulan depan antara lain meningkatnya permintaan kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi karena pelaksanaan even Penas KTNA pada bulan Juni 2011. Selain itu, beberapa produksi beberapa produk pertanian dan perikanan seperti sayuran dan produksi ikan segar masih berpotensi terganggu disebabkan faktor cuaca yang kurang mendukung.
USD/pound 40 30 20 10 0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2007 2008 2009 2010 2011 36.13 USD/MT 1,400 1,200 31.2 1,000 800 600 400 200 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 2007 2008 2009 2010 2011 773.25 1230

Grafik 7.3 Harga Komoditas Gula


(mtm)
80% 60% 40% 20% 0% -20% -40%

Grafik 7.4 Harga Minyak Kelapa Sawit

Sumber : Data Stream Bloomberg


Cabe Merah Besar Tepung Terigu Gula Pasir (DN) Minyak Goreng Beras Bengawan Bawang Merah

Grafik 7.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim
(mtm)
40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi

Grafik 7.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
2009 2010 2011

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
2009 2010 2011

63

Tab el In d ik at o r Ek o n o m i

TA BEL INDIKA TOR EKONOM I


1. In f l asi d an PDRB
INDIKATOR MAKRO EKONOM I Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan PDR - harga konstan (miliar Rp) B Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan P DRB(yoy,%) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta)* Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)* Nilai Impor Nonmigas (USD juta)* Volume Impor Nonmigas (ribu ton)* 2009 Tot al 121.65 121.60 118.55 131.39 4.30 4.06 3.60 7.21 105,368.81 6,947.07 42,262.88 31,666.16 337.69 3,977.67 8,897.65 5,851.25 3,277.74 2,150.70 2.13 9,809.18 144,279 2,681.45 655.48 2010 QI 124.54 124.12 121.57 135.19 5.96 4.65 6.21 9.73 27,436 1,897.24 11,293.22 7,769.58 86.65 1,039.88 2,373.26 1,540.75 866.26 562.01 6.82 2,847.50 45,853 425.99 260.96 Q II 125.03 125.04 122.50 132.80 5.84 4.99 6.70 6.37 27,570 1,787.47 11,361.85 7,785.44 88.23 1,078.80 2,426.60 1,579.42 883.50 572.04 7.04 3,221.59 45,815 390.07 344.30 Q III 129.89 129.14 127.57 139.74 7.45 6.51 8.35 8.12 27,694 1,741.20 11,523.14 7,620.41 90.24 1,113.69 2,494.79 1,621.23 902.39 583.26 3.76 3,399.77 47,035 395.13 304.33 Q IV 130.5 130.11 127.30 141.80 7.28 7.00 7.38 7.00 27,900 1,723.23 11,677.17 7,546.33 90.52 1,149.94 2,539.08 1,649.72 926.65 594.73 2.36 3,470.00 44,052 398.67 371.77 2011 QI 133.99 133.72 130.33 146.28 7.59 7.73 7.21 8.20 27,799 1,914.52 11,397.35 7,469.11 91.47 1,150.92 2,569.59 1,665.01 940.45 598.92 1.34 2,456.00 29,999 202.23 93.50

Keterangan (*): Data sampai dengan Februari 2011

62

Tabel Indikat or Ekonomi

2.

Per b an k an
INDIKATOR 2009 Tot al 2010 QI Q II Q III Q IV 2011 QI

PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp triliun) DP (R triliun) K p Tabungan (Rp triliun) Giro (Rp triliun) Deposito (Rp triliun) Kredit (R triliun) - berdasarkan lokasi proyek * p Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit (R triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab p Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit MKM (R triliun) p Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? R 500 juta) (Rp triliun) p Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? R 5 miliar) (R triliun) p p Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Total Kredit MKM (Rp triliun) NP MKM gross (%) L NP MKM nett (%) L BPR: Total Aset (Rp miliar) DP (R miliar) K p Tabungan Giro Deposito Kredit (R miliar) p Modal Kerja Konsumsi Investasi Kredit UMKM (R miliar) p R asio NP Gross (%) L R asio NP Nett (%) L LDR

53.15 43.70 18.92 12.60 12.19 36.42 18.53 8.11 12.17 83.34% 24.98 10.31 7.99 6.68 57.15% 3.98 0.56 0.14 3.29 5.49 1.48 0.61 3.40 6.45 4.09 1.33 1.03 15.92 2.56

60.38 46.58 18.01 14.43 14.15 39.76 18.35 9.17 12.25 85.37% 26.30 9.98 9.07 6.69 55.27% 3.74 0.55 0.09 3.10 6.29 1.49 0.47 4.33 6.63 4.03 1.38 1.22 16.66 2.41

61.81 47.83 18.65 13.46 15.72 41.09 21.09 10.00 13.84 85.83% 28.13 10.68 9.84 7.62 58.77% 4.03 0.54 0.10 3.39 7.06 1.53 0.52 5.00 7.18 4.36 1.57 1.25 18.26 2.64

63.96 49.37 19.60 13.31 16.46 46.48 22.86 10.55 13.23 94.16% 30.00 11.76 10.48 7.75 60.76% 4.301 0.661 0.058 3.581 7.760 1.733 0.541 5.486 7.680 4.731 1.710 1.238 19.741 2.64

63.77 49.91 22.67 11.88 15.36 46.30 21.54 10.44 14.95 92.77% 32.53 12.73 11.08 8.72 65.18% 4.380 0.670 0.070 3.640 8.290 1.720 0.600 5.960 8.000 4.850 1.820 1.320 20.680 2.38

67.18 52.86 22.04 13.86 16.95 48.37 20.89 11.79 15.69 91.52% 33.64 12.89 11.81 8.94 63.64% 4.615 0.709 0.093 3.812 8.918 1.727 0.662 6.530 7.967 4.705 1.915 1.347 21.500 2.96

222.44 143.46 64.67 78.79 147.93 83.25 50.40 14.27 147.93 18.00 103.12%

220.48 141.98 60.29 81.69 155.47 85.18 55.44 14.85 155.47 19.00 109.50%

234.23 150.86 58.48 92.38 163.49 90.51 56.09 16.89 163.49 17.62 108.37%

239.78 152.71 54.89 97.82 166.17 94.01 54.71 17.46 166.17 17.78 108.81%

271.09 176.52 71.56 104.95 178.02 101.67 59.98 16.37 178.02 16.68 100.85%

254.55 157.30 64.88 92.42 178.02 99.47 64.21 14.34 178.02 16.58 113.17%

63

Prospek perekonomian Daerah

3.

Sist em Pem b ayar an


INDIKATOR 2009 Tot al 10.45 2.31 8.15 491.28 138.68 199,592 0.58 831.63 1.98 170,201 0.0082 709.17 18.18 697,674 0.08 2,906.98 0.66 16,309.00 0.01 271.82 0.42 12,197.00 0.0071 203.28 2010 QI 1.10 0.66 0.44 233.55 33.14 59,876 0.55 998 0.56 48,089 0.0093 801.48 4.74 190,841 0.079 3,181 0.18 5,067 0.003 84 0.16 4,119 0.0027 69 Q II 1.62 0.17 1.45 167.07 40.92 63,289 0.68 1,055 0.53 45,306 0.0088 755.10 4.89 191,645 0.082 3,194 0.22 4,910 0.004 82 0.19 3824 0.0032 64 Q III 4.04 0.81 3.23 195.98 45.603 47,135 0.76 786 0.55 44,083 0.0092 734.72 4.927 187,878 0.082 3,131 0.15 5117 0.002 85 0.13 4116 0.0022 69 Q IV 4.44 0.47 3.97 412.68 51.16 70,197 0.85 1,169 0.64 47,880 0.0100 798.00 5.38 169,784 0.089 2,829 0.21 5744 0.003 95 0.17 4339 0.0028 72 2011 QI 1.86 0.87 1.00 469.63 42.33 66,273 0.71 1,105 0.59 47,785 0.0098 796.42 5.47 195,151 0.091 3,253 0.18 4976 0.003 83 0.14 3706 0.0023 62

SISTEM PEMBAYARAN Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) Inflow (Rp triliun) Outflow (Rp triliun) Pemusnahan Uang (Rp miliar) Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) Volume Transaksi RTGS (transaksi) Rata-rata harian nominal transaksi RTGS Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Volume Kliring Kredit (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) Nominal Kliring Debet (Rp triliun) Volume Kliring Debet (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) Volume Kliring Pengembalian Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong

64

You might also like