You are on page 1of 5

FORUM SHOPPING DAN SHOPPING FORUMS PENYELESAIAN SENGKETA DI NAGARI MINANG KABAU, SUMATRA BARAT.

Di minang kabau tersdapat berbagai lembaga yang dapat menagani sengketa. Beberapa lembaga mendapatkan

kewenangannya dari adat, suatu system aturan Minang Kabau yang normatif serta kebiasaan, lembaga-lembaga lain mendapatkan kewenangannya dari system hukum nasional yang dulunya

merupakan system hukum kolonial Belanda. Forum Shopping : Orang-orang yang bersengketa dapat

memilih berbagai lembaga dan mendasarkan pilihannya pada hasil akhir apakah yang diharapkan dari sengketa tersebut. Shopping Forums : Upaya memperoleh dan memanipulasi sengketa yang diharapkan dapat memberikan keuntungan politik, atau menolak sengketa yang mereka khawatirkan akan

mengancam kepentingan mereka. Dalam hal ini Forum Shopping dan Shopping Forums merupakan suatu analogi hukum perdata internasional yang digunakan oleh lembaga-lembaga penaganan sengketa dalam

penyelesaian suatu masalah akan tetapi praktik penerapannyalah yang sangat berbeda. Ada dua asas yang menjadi inti pembuatan keputusan orang minangkabau yang diungkapkan dalam petatah-petitih adat. Asas yang pertama, watak yang berjenjang, yangmana dalam proses pembuatan keputusan, sesorang itu tunduk kepada

mamaknya dan mamak ini pada giliranya tunduk pada penghulunya dan pembuatan keputusan hendaknya di buata pada tingkat serendah mungkin dan hanya bila upaya ini sudah tidak mungkin masalahnya harus diteruskan satu anak tangga lebih tinggi dan seterusnya sampai menjadi urusan nagari dan kerapatan adat nagari (bajanjang naik, batanggo turun). Namun keputusan

akhirnya harus mendapat persetujuan semua pihak yang terlibat , sampai pada tingkat yang paling bawah. Asas yang kedua yaituasas Persamaan, yang mana setiap keputusan yang sah harus dibuat secara bulat oleh seluruh anggota dari lembaga yang menangani masalah tersebut dan harus di penuhi dengan mufakat. Namun, bila kita lihat dewasa ini

penanganan sebuah sengketa pada suatu nagari sudah sangat sulit kita laksanakan pada saat ini demi mencapai kesepakatan akhir

yang sesuai dengan yang seharusnya, karena para pelaksana yang terdapat dalam suatu kerapatan adat nagari dan forum-forum lain yang menangani penyelesaian masalah inipun sebagian besar larut dalam keberpihakan dari masing-masing kelompok yang

bersengketa. Untuk memahami keterpauan pada uturan prosedur hukum adat sebagai kerangka politik nagari membicarakan aturan substantive, dan ketidaksediaan pertama-tama kita untuk bisa

menyoroti organisasi politik adat serta pembagian wewenangnya, dimana yuridiksi dan prosedur dapat saling mengisi dalam dimensi hukum. Alternatif dan keterbatasan forum Shopping Pengdilan negri adalah suatu alternative bagi penanganan sengketa di nagari-nagari. Kehadiran pengadilan negri merupakan ancaman bagi lembaga-lembaga nagari sementaraia

menyelenggarakan pengawasan terhadap manipulasi sengketa yang keterlaluan pada tingkat nagari. Orang-orang dinagari sangat sadar bahwa pengadilan memberikan putusan yang dapat

dilaksanakan dan putusan itu dapat membatalkan penyelesaian terdahulu yang telah dibuat oleh nagari.

Orang nagari sering sekali menggunakan pengadilan dalam upaya forum shopping mereka, dengan demikian menunjukan sifat relative dari penyelesaian sengketa dinagari. Namun, ada beberapa factor yang menyebabkan kendala apabila suatu sengketa sudah di serahkan kepada pengadilan tinggi, salah satunya adalah apabila suatu perkara sengketa sudah sampai ke pengadilan maka akan mengeluarkan biaya yang mahal, memakan banyak waktu, dan penuh resiko. Orang-orang dinagari sangat sulit menghitung

seberapa banyak kemungkinan mereka akan menang sehingga pengeluaran biaya yang besar akan semakin riskan. Mereka

cenderung menganggap pengadilan negeri sebagai suatu yang berjarak dan menakutkan karena terlalu berbelitnya proses suatu perkara yang harus dilalui sampai dengan keadaan diprosesnya. Dari uraian diatas dapat kita gambarkan bagaimana para pihak dalam suatu sengketa melakukan tawar-menawar diantara berbagai lembaga dan penaganan bagaimana sengketa lembaga disuatu nagari juga di

minangkabau

tersebut

tawar-

menawar uantuk menagani sengketa. Shooping yang timbale balik ini berlangsung terutama dalam arti argumentasi yuridiksi. Bergantung pada aspek sengketa

mana yang memperoleh tekanan, suatu lembaga yang berbeda dapat memperoleh yuridiksinya. Begitu yuridiksi ditetapkan, segala sesuatu yang terjadi dalam kasus itu sebagi procedural. Para pemangku adat mulai pada tahap itu mengajukan argumentasi tentang tahap prosedur, demikian juga mereka yang berperan ganda sabagai pihak yang bersengketa dan lembaga penaganan sengketa. Hal ini merupakan konsekuensi dari tatanan social-politik nagari dan juga prinsipprinsip adat tentang pengambilan dinilai oleh orang banyak

keputusan yang mencerminkan tatanan social-politik. Keputusan harus dibuat secara bulat dan diterima oleh semua orang yang terlibat.

You might also like