You are on page 1of 49

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Saat ini, banyak masyarakat kita yang cenderung memilih suatu pelayanan yang dapat memenuhi segala kebutuhannya secara efisien, praktis, dan cepat dalam artian tidak membuang-buang waktu. Melihat hal tersebut, banyak produsen yang mengambil kesempatan tersebut dengan menyediakan suatu media dimana para konsumen mendapatkan kepuasan tersendiri khususnya dalam pelayanan. Melihat fenomena tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana suatu media pelayanan bisa memuaskan. Pada kasus ini, penulis mengambil media toko ritel Indomaret. Setelah menganalisis, toko ritel Indomaret ini memiliki satu kelemahan dalam pelayanannya, yaitu antrian yang panjang pada saat melakukan pembayaran di kasir. Hal tersebut kadang sangat mengganggu dan mengurangi kenyamanan konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan antrian ini terjadi, seperti misalnya dari faktor SDM yang ada (petugas kasir bergerak sangat lambat dan tidak tanggap) dan faktor dari teknologi yang digunakan. Dalam paper ini, akan membahas dan membandingkan mengenai teknologi yang digunakan dan yang seharusnya digunakan oleh Indomaret agar dapat menghilangkan antrian di meja kasir dan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Indomaret selama ini menggunakan sistem barcode di meja kasirnya. Terkadang, saat melakukan barcoding, scan barcode tidak dapat membaca code yang terdapat dalam barang yang dibeli. Sehingga karyawan Indomaret harus melakukan pengecekan manual untuk mengetahui harga dari produk tersebut, yang tentunya memerlukan banyak waktu, sehingga
1

dapat menimbulkan antrian di kasir. Hal ini tentu sangat tidak efisien dan mengganggu kinerja perusahaan. Untuk itu, Indomaret memerlukan suatu sistem yang dapat meningkatkan keefisienan kinerja dan mengganti sistem lama yang saat ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengurangi ke efisienan dalam kinerja karyawan. Dunia sistem informasi yang telah berkembang saat ini tentunya menawarkan suatu solusi untuk Indomaret dalam me re-design sistem yang digunakan saat ini. Salah satu adalah dengan menggunakan teknologi RFID. Suatu teknologi baru yang tentunya lebih canggih dan dapat mempermudah sistem di meja kasir Indomaret. Hingga saat ini, penerapan sistem RFID sendiri telah banyak digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem pembayarannya. Sehingga diharapkan, sistem RFID ini sendiri dapat diaplikasi kan untuk Indomaret dan dapat menciptakan suatu perubahan yang berarti.

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana sistem RFID menggantikan sistem Barcode pada toko ritel indomaret sehingga tercapainya suatu kepuasaan konsumen? 1.3 Tujuan 1. Untuk menyelesaikan masalah antrian di Indomaret. 2. Untuk mengetahui teknologi apa saja yang perlu digunakan untuk memperbaiki sistem di Indomaret. 3. Solusi untuk mengatasi masalahn antrian sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan 1.2 Manfaat 1. Mengetahui sistem apa yang saat ini digunakan oleh Indomaret
2

2. Dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh Indomaret saat ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasaan Konsumen Kepuasan pelanggan yaitu respon atau tanggapan yang diberikan para konsumen setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan sebuah produk ataupun jasa, sehingga para konsumen memperoleh rasa nyaman dan senang karena harapannya telah terpenuhi. Selain itu kepuasan pelanggan juga sering dijadikan sebagai salah satu tujuan utama dari strategi pemasaran bisnis, baik bisnis yang dijalankan dengan memproduksi barang maupun bisnis jasa. (http://bisnisukm.com/strategi-meningkatkan-kepuasan-pelanggan.html) Mengukur kepuasan pelanggan telah menjadi semakin populer di terakhir dua dekade dan saat ini merupakan sumber penting pendapatan untuk pasar penelitian perusahaan (Oliver, 1999, Perkins, 1993). Kepuasan konsumen telah mendapatkan peran penting dalam literatur pemasaran. Hal ini diterima secara luas antara peneliti sebagai prediktor yang kuat untuk variabel perilaku seperti niat pembelian kembali, word-of-mouth, atau loyalitas (Ravald dan Gronroos, 1996; Liljander dan Strandvik, 1995). Penelitian kepuasan pelanggan terutama dipengaruhi oleh diskonfirmasi yang paradigma (Parasuraman et al, 1988.). Paradigma ini menyatakan bahwa perasaan kepuasan pelanggan merupakan hasil dari proses perbandingan antara dirasakan kinerja dan satu atau standar perbandingan yang lebih, seperti harapan. Pelanggan dipenuhi bila dia merasa bahwa produk kinerja sama dengan apa yang diharapkan (konfirmasi). Jika produk kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas (positif disconfirming), jika masih di bawah harapan, pelanggan akan tidak puas (negatif disconfirming). (Rich, 2002)
3

Keberhasilan strategi pemasaran suatu usaha dapat dicapai jika kepuasan pelanggan telah terpenuhi. Namun untuk memperoleh kepuasan pelanggan tidaklah mudah, karena tiap pelanggan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda walaupun membutuhkan produk yang sama. Proses pemenuhan kepuasan pelanggan tidak hanya membutuhkan produk atau jasa yang berkualitas saja, namun juga membutuhkan adanya sistem pelayanan yang mendukung. Sehingga para pelanggan akan merasa senang dengan produk atau jasa yang dibutuhkan, serta nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Adanya kepuasan pelanggan ternyata juga dapat mempengaruhi omset penjualan yang dihasilkan. Jika pelanggan merasa puas akan suatu produk maka permintaan akan meningkat dan omset penjualan pun ikut naik, sebaliknya jika pelanggan tidak merasa puas maka permintaan akan menurun begitu juga dengan omset penjualannya. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu, pelanggan yang kurang puas dengan suatu produk tidak akan membeli ataupun menggunakan lagi produk yang kita tawarkan. Selain itu pelanggan yang kurang puas juga dapat menceritakan kepada konsumen lain tentang keburukan produk yang mereka dapatkan, sehingga dapat menimbulkan citra buruk di kalangan para konsumen. Untuk itu, berikut diberikan beberapa strategi meningkatkan kepuasan pelanggan, agar dapat terhindar dari kemungkinan buruk seperti diatas : 1. Berikan produk yang berkualitas, serta bebas dari kerusakan ataupun kecacatan saat sampai di tangan pelanggan. Sebaiknya cek terlebih dahulu kualitas produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan
2. Berikan kualitas pelayanan yang ramah, ketepatan waktu penyampaian, serta

menggunakan sistem yang mudah dipahami para pelanggan. Sehingga para pelanggan tidak merasa kesulitan dengan pelayanan yang diberikan, baik pelayanan langsung maupun pelayanan online
4

3. Fokus pada kepentingan atau pencapaian kepuasan pelanggan, sehingga produk serta pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan pelanggan
4. Memperhatikan harga produk maupun biaya pelayanan yang sesuai dengan kondisi

pasar saat ini, serta sesuaikan dengan nilai produk atau jasa yang ditawarkkan. Karena pelanggan akan membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh dari suatu produk 5. Berikan jaminan keamanan dari produk maupun pelayanan yang diberikan, sehingga para pelanggan percaya dengan produk ataupun jasa yang ditawakan dan akan terus menjadi pelanggan setia perusahaan kita. Misalnya dengan mencantumkan ijin dari Badan POM bagi produk makanan dan obat. Setelah memiliki beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, langkah berikutnya Anda dapat mengukur kepuasan pelanggan Anda dengan beberapa cara sederhana berikut : 1. Menggunakan sistem saran dan kritik dari para pelanggan. Misalnya dengan

menyediakan kotak saran maupun kritik, atau menyediakan layanan telepon suara konsumen 2. Dengan mengadakan survey kepuasan pelanggan. Biasanya dilakukan dengan

memberikan kuesioner pada pelanggan yang sedang membeli produk kita, atau dapat juga melakukan survey dengan melakukan telepon acak untuk menanyakan pelayanan yang selama ini telah diberikan 3. Dengan mencoba menghubungi kembali pelanggan yang sudah lama tidak

membeli produk kita. Sehingga kita bisa mengetahui penyebab mereka berhenti berlangganan, apakah karena kecewa dengan produk kita atau karena ada faktor lain. Sehingga kita dapat mengevaluasi produk serta pelayanan yang selama ini diberikan.

Dengan adanya penilaian kepuasan pelanggan kita dapat mengetahui kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Yang berpengaruh pula terhadap omset penjualan produk. (http://bisnisukm.com/strategi-meningkatkan-kepuasan-pelanggan.html) 2.2 Barcode System Sebuah kode batang atau kode palang (bahasa Inggris: barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, barcode ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai barcode atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang. Penggunaan awal barcode adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas dimana mereka semua menjadi universal saat ini. Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). 2.2.1 Kegunaan Barcode Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah menjadi bagian penting dalam peradaban modern. Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan berkembang dengan baik,seperti:
1.Hampir

semua barang yang dijual di toko grosir, department store, sudah

menggunakan dan memiliki barcode UPC. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.

2.Penggunaan

pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga,

kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory outlet) untuk mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.
3.Pelacakan

gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak

tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D barcode di boarding pass (BCBP)
4.Beberapa

2D barcode embed hyperlink ke halaman web page. Sebuah telepon

genggam mampu dapat digunakan untuk membaca barcode dan browsing situs yang terhubung.
5.Pada

1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode sumber ini kadang-kadang

dikodekan dalam kode batang dan dicetak di atas kertas. 2.2.2 Kategori Berdasarkan Kegunaan Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu:
1. Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya

adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.
2. Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan

untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
3. Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan

pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
4. Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya

digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.

5. Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan

barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
6. Barcode untuk keperluan lain.

2.2.3. Pembaca Barcode Pada awalnya pembaca barcode yaitu scanner atau pemindai dibangun dengan dengan mengandalkan cahaya yang tetap dan satu photosensor yang secara manual digosokkan pada barcode. Barcode scanner dapat digolongkan menjadi tiga katagori berdasarkan koneksi ke komputer, yaitu : Jenis RS-232 barcode scanner. Jenis ini membutuhkan program khusus untuk mentransfer data input ke program aplikasi. Jenis lain,adalah bercode yang menghubungkan antara komputer dan PS 2 atau AT keyboard dengan menggunakan kabel adaptor. Jenis ketiga adalah USB barcode scanner, yang merupakan lebih modern dan lebih mudah diinstal perangkat daripada RS-232 scanner, karena scanner barcode ini memiliki keuntungan yaitu tidak membutuhkan kode atau program untuk mentransfer data input ke program aplikasi, ketika anda melacak barcode datanya dikirim ke komputer seakan-akan telah mengetik pada keyboard. Cara membaca Barcode
1.Barcode

terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam

adalah bagian dari kode.


2.Ada

perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis 1, yang sedang 2, yang lebih

tebal 3, dan yang paling tebal 4.

3.Setiap

digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3

= 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) 13. EAN-13 standar terdiri dari:
1.Kode

negara atau kode sistem: 2 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana

manufacturer terdaftar.
2.Manufacturer

Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari

wewenang penomoran EAN.


3.Product

Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer

untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.


4.Check

Digit atau Checksum: Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi

bahwa barcode telah dipindai dengan benar. 2.2.4. Keuntungan menggunakan barcode

Proses Input Data lebih cepat, karena : Kode batang Scanner dapat membaca /

merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.

Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi Kode batang mempunyai ketepatan

yang tinggi dalam pencarian data.

Proses Input lebih akurat mencari data, karena : Teknologi Kode batang mempunyai

akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.

Mengurangi Biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data,

dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.

Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan

akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Kemampuan bersaing dengan perusahaan saingan / kompetitor akan lebih terjaga.

(id.wikipedia.org/wiki/Kode_batang) 2.2.5. Kelemahan Menggunakan Barcode :


1. Permukaan barcode yang tidak rata atau permukaan yang rusak sehingga sulit untuk

dideteksi atau dibaca oleh reader, hingga operator hatus mengetikkan kode secara manual.
2. Kode barcode makin lama makin terbatas sehingga untuk beberapa tahun lagi akan

dinilai tidak efektif


3. Kode pada barcode yang tertutup dalam suatu kemasan tidak dapat dibaca dari luar,

sehiingga penggunaan kode dalam kemasan tertutup tidak dapat digunakan. (http://www.cert.or.id/~budi/courses/ec7010/dikmenjur-2004/supandri-proposal.pdf)
4. Barcode memiliki kehidupan terbatas, tergantung dari degradasi dengan penanganan. 5. Barcode mudah digandakan dan dilampirkan dan produk, maka dengan mudah dapat

di palsukan atau di duplikasi.


6. Setelah Barcode dicetak, barcode ini akan tetap beku. Kode dan proses yang

melampirkan barcode tidak mendukung pembaruan dari real time. Ini merupakan tenaga kerja intensif proses untuk memperbarui informasi apapun pada barcode.
7. Barcode terbatas ke seluruh kelas produk dan tidak dapat menelusuri ke item yang

unik.
8. Barcode menawarkan berbagai atas inci dan membutuhkan saling berhadapan untuk

membaca kode. Barcode yang harus disampaikan ke scanner dalam orientasi dan jarak
10

yang sangat terbatas. Masing-masing membaca mewajibkan setiap kotak pada pallet dibuka dan item diambil untuk presentasi ke scanner atau di hadapkan ke scanner. (Triyanto ,2009)

2.3 RFID Radio Frequency Identification (RFID) atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip slikon dan antena. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi. Teknologi RFID menjadi jawaban atas berbagai kelemahan yang dimiliki teknologi barcode yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi dengan cara mendekatkan barcode tersebut ke sebuah reader, juga karena mempunyai kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa deprogram ulang sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah besar untuk sebuah item. Salah satu solusi menarik yang kemudian muncul adalah menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip, teknologi inilah yang dikenal dengan RFID. Kontak antara RFID tag dengan reader tidak dilakukan secara kontak langsung atau mekanik melainkan dengan pengiriman gelombang electromagnet. Berbeda dengan smart card yang biasa dipakai di kartu telepon atau kartu bank yang juga menggunakan silikon chip, kode-kode RFID tag bisa dibaca pada jarak yang cukup jauh.

11

Gambar 2.1 contoh RFID 2.3.1 Komponen RFID Suatu sistem RFID secara utuh terdiri atas 3 komponen yaitu : 1. Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Didalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu. 2. Terminal Reader RFID, terdiri atas RFID-reader dan antena yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer. 3. Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengaturkomunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN / Internet untuk komunikasi dengan server.

Gambar 2.2 Gambar Komponen pada RFID


12

2.3.2 Label RFID Label RFID atau yang biasa disebut RFID tag sendiri, pada dasarnya merupakan suatu microchip berantena, yang disertakan pada suatu unit barang.Dengan piranti ini, perusahaan bisa mengidentifikasi dan melacak keberadaansuatu produk. Seperti halnya barcode, yang memiliki Universal Product Code(UPC), sebuah tag RFID memiliki Electronic Product Code (EPC) berisiidentitas produk tersebut, mulai dari nomor seri, tanggal produksi, lokasimanufaktur, bahkan tanggal kadaluarsa. EPC adalah identifikasi produk generasi baru, mirip dengan UPC atau barcode. Seperti halnya barcode, EPC terdiri dari angka-angka yangmenunjukkan kode produsen, produk, versi dan nomor seri. Namun, EPCmemiliki digit ekstra untuk mengidentifikasi item yang unik. Ukuran bit EPCyang mencapai 96-bit memungkinkannya secara unik mengidentifikasi lebihdari 268 juta produsen, masing-masing memiliki lebih dari satu juta jenisproduk, sementara sisanya masih mencukupi untuk melabel seluruh produkindividualnya. Informasi EPC inilah yang tersimpan di dalam chip RFID. 2.3.3 Type RFID RFID tag dapat bersifat aktif atau pasif. 1. RFID Pasif

RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply sendiri. Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh adanya frekuensi radio scanning yang masuk, sudah cukup untuk memberi kekuatan yang cukup bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan power dan biaya, maka respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya, hanya nomor ID saja. Dengan tidak adanya power
13

supply pada RFID tag yang pasif maka akan menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari RFID tag yang mungkin dibuat. Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran ada yang bisa diletakkan di bawah kulit. Pada tahun2005 tercatat bahwa RFID tag terkecil berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas. Dengan ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata. RFID tag yang pasif ini memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6meter. RFID tag yang pasif harganya bisa lebih murah untuk diproduksi dan tidak bergantung pada baterai. 2. RFID aktif RFID tag yang aktif, di sisi lain harus memiliki power supply sendiri dan memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya jugalebih besar sehingga bisa menampung berbagai macam informasi didalamnya. Jarak jangkauan dari RFID tag yang aktif ini bisa sampai sekitar100 meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai beberapa tahun lamanya. Perbedaan sifat antara RFID aktif dan pasif dapat dilihat pada tabel dibawah ini (ludovika88.files.wordpress.com/2009/06/rfid.doc)

14

Tabel 2.3 perbedaan RFID aktif dan RFID pasif 2.3.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penulisan tentang RFID adalah : 1. Penelitian difokuskan pada bagaimana cara kerja RFID dan kegunaannya pada

kehidupan sehari hari 2. 3. 4. Menjelaskan bagaimana cara kerja RFID Penerapan RFID pada perpustakaan Penerapan RFID pada supermarket seperti hero

2.3.5 Kategori Sistem RFID Secara kasar sistem-sistem RFID dapat dikelompokkan menjadi empat kategori sebagai berikut 1) Sistem EAS (Electronic Article Surveillance) : Umumnya digunakan pada toko-toko untuk menyensor ada tidaknya suatu item. Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar ditempatkan di masing-masing pintu keluar toko untuk mendeteksi pengambilan item secara tidak sah. 2) Sistem Portable Data Capture : dicirikan oleh penggunaan reader RFID yang portabel yang memungkinkan sistem ini digunakan dalam seting yang bervariasi.

15

3) Sistem Networked : dicirikan oleh posisi reader yang tetap yang terhubung secara langsung ke suatu sistem manajemen informasi terpusat, sementara transponder berada pada orang atau item-item yang dapat dipindahkan. 4) Sistem Positioning : Digunakan untuk identifikasi lokasi item-item atau kendaraan. 2.3.6 Pemanfaatan Teknologi RFID Jika di masa lalu barcode telah menjadi cara utama untuk pelacakan produk, kini sistem RFID menjadi teknologi pilihan untuk tracking manusia, hewan peliharaan, produk, bahkan kendaraan. Salah satu alasannya adalah kemampuan baca tulis dari sistem RFID aktif memungkinkan penggunaan aplikasi interaktif. Selain itu, tag jugadapat dibaca dari jarak jauh dan melalui berbagai substansi seperti salju, asap, es, atau cat di mana barcode telah terbukti tidak dapat digunakan. Gagasan untuk menggunakan teknologi RFID akhir-akhir ini merebak, baik di kalangan agen-agen pemerintah maupun perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh nyata agenda berbagai organisasi pemerintah maupun perusahaan dalam rencananya untuk mengimplementasikan teknologi RFID : 1) Pelacakan pakaian : Produsen pakaian Benetton merencanakan untuk memasang tag RFID di dalam item-item ritel. Peralatan yang ditanam tersebut memungkinkan Benetton untuk melacak individu-individu dan barang inventaris yang mereka miliki dengan me-linkkan nama konsumen dan informasi kartu kredit dengan nomor seri pada suatu item pakaian. Demikian juga Marks & Spencer, salah satu peritel terbesar di Inggris, mengumumkan untuk memulai memasang tag pada item-item pakaian dengan tag UHF mulai musim gugur 2003. Tag UHF adalah teknologi RFID generasi baru yang menyediakan kecepatan transfer data

16

yang cepat dan rentang baca yang lebih jauh. Marks & Spencer telah secara ekstensif menggunakan peralatan tracking pada divisi penjualan makanannya. 2) Pelacakan barang dagangan dalam kemasan : Gillette, Wal-Mart, dan Tesco, rantai supermarket berbasis di Inggris, bergabung untuk menguji rak-rak yang dapat melacak secara real-time terhadap barang-barang dalam toko. Rak-rak pintar akan dapat membaca gelombang frekuensi radio yang diemisikan oleh chip mikro yang ditanam dalam jutaan silet dan produk-produk lainnya. Wal- Mart merencanakan untuk menguji rak Gillette diawali di toko yang berlokasi di Brockton. Jika sukses, Wal-Mart juga merencanakan untuk bergabung dengan Procter & Gamble untuk menguji hal serupa pada produk-produk kosmetik dan telah mendukung 100 top suppliernya untuk menggunakan pelacak barang nirkabel pada 2005. Para eksekutif Wal-Mart mengatakan bahwa perusahaan hanya akan menggunakan chips RFID untuk melacak barang dagangan dan akan melepasnya jika sudah dibeli. 3) Pelacakan ban : pembuat ban Michelin baru-baru ini memulai pengujian sistem identifikasi ban dengan frekuensi radio untuk ban mobil penumpang dan truk kecil. Transponder RFID dipasang di dalam ban dan menyimpan informasi identifikasi yang dapat diasosiasikan dengan nomor identifikasi kendaraan. 4) Pelacakan uang : Bank Sentral Eropa melaju dengan rencananya untuk menanamkan tag RFID setipis rambut manusia di dalam serat uang kertas Euro pada tahun 2005 meskipun menuai banyak protes. Tag-tag tersebut memungkinkan uang untuk mencatat informasi tentang setiap transaksi. Pemerintah dan agen-agen peradilan menyambut teknologi tersebut sebagai cara untuk mencegah pencucian uang, transaksi pasar gelap dan bahkan permintaan kuitansi kosong dari koruptor. 5) Pelacakan pasien dan orang : Rumah Sakit Alexandra di Singapura belum lama ini menerapkan sistem tracking di bagian gawat daruratnya karena sadar akan kekuatiran wabah
17

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dengan sistem ini seluruh pasien, pengunjung dan karyawan yang memasuki rumah sakit diberi sebuah kartu yang ditanami chip RFID. Kartu dibaca oleh sensor yang dipasang di langit-langit yang mencatat secara tepat waktu masuk dan keluarnya seseorang. Informasi ini tersimpan dalam komputer selama 21 hari. Teknologi ini juga memungkinkan untuk dengan segera melacak orang-orang yang pernah kontak dengan seorang penderita SARS. 6) Sistem pembayaran : Pada tahun 1997, ExxonMobil mengembangkan aplikasi

pembayaran nirkabel yang diberi nama Speedpass. Sejak itu enam juta konsumen dapat melakukan pembayaran dengan cara ini pada 7.500 lokasi Speedpass-enabled.

(http://deddyprihadi.wordpress.com/2008/09/11/teknologi-rfid/

2.4 Database Secara logis data diorganisasikan menjadi characters, records, files, dan databases.

Character terdiri dari satu alfabet, nomer atau simbol lainnya. Character

merupakan elemen dasar dari sebuah data yang bisa diamati dan dimanipulasi.

Field atau item data terdiri dari kumpulan character. Secara khusus, data field

merupakan sebuah attributes (sebuah karakteristik atau kualitas) dari beberapa entity (objek, orang, tempat atau acara).

Record adalah kelompok data field yang berhubungan.

Record merupakan

kumpulan attributes yang menjelaskan entity.

File atau tabel adalah kumpulan records. File sering diklasifikasikan berdasarkan

aplikasi yang biasa digunakan, seperti file penggajian atau sebuah file persediaan. File juga
18

diklasifikasikan berdasarkan jangka waktunya seperti master file penggajian versus transaction file penggajian mingguan.

Database merupakan kumpulan data, tabel, hubungan dan lainnya yang yang menyimpan data dan asosiasi antara mereka. Database

berhubungan,

mengkonsolidasikan records yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah ke dalam pusat data yang umum dari data records yang menyediakan data untuk banyak aplikasi. Data yang disimpan dalam database independen dari program aplikasi untuk menggunakan data tersebut dan merupakan tipe perangkat penyimpanan sekunder.(OBrien, 1999) 2.4.1 Pendekatan Manajemen Database Pendekatan manajemen database mengkonsolidasikan data records dan objek menjadi sebuah database yang bisa diakses dengan menggunakan banyak aplikasi program yang berbeda. Selain itu, sebuah paket software yang penting yang disebut database management system (DBMS) melayani layaknya software interface yaitu antara pengguna dan database. DBMS membantu pengguna dengan mudah mengakses records dalam sebuah database. Pendekatan manajemen database terdiri dari tiga dasar aktivitas, yaitu
1. Memperbarui dan memelihara database umum untuk mencerminkan transaksi bisnis

baru dan peristiwa lain yang memerlukan perubahan terhadap records sebuah organisasi
2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi pengguna akhir dengan

menggunakan program aplikasi yang membagikan data dalam database umum

19

3. Menyediakan penyelidikan atau renspon dan pelaporan kemampuan melalui paket

DBMS sehingga pengguna akhir dapat dengan mudah mengintrogasi database, menghasilkan laporan dan menerima respon yang cepat. (OBrien, 1999) 2.4.2 Tipe Database Enam kategori konseptual yang utama dari database yang mungkin ditemukan dalam organisasi yang menggunakan komputer: 1. Operational Database Database ini menyimpan detail data yang dibutuhkan untuk mendukung operasi dari keseluruhan perusahaan. Database ini biasa disebut subject area data bases (SADB), transaction databases dan production databases. 2. Analytical Databases Database ini menyimpan data dan informasi yang diekstraksi dari database operational dan eksternal yang dipilih. Database ini terdiri dari ikhtisar data dan informasi yang paling diperlukan oleh manager organisasi dan pengguna akhir lainnya. Database ini juga biasa disebut management databases atau information databases. Analytical database juga bisa disebut multidimensional database, karena sering menggunakan struktur database multidimensional untuk mengorganisasikan data. 3. Data Warehouse Data warehouse menyimpan data dari tahun ini dan tahun sebelumnya yang telah diekstraksi dari berbagai database operasional organisasi. Ini merupakan pusat data yang telah disaring, diubah, distandarisasikan dan diintegrasikan sehinga bisa digunakan oleh

20

manager dan pengguna akhir lainnya untuk berbagai bentuk analisis bisnis, penelitian pasar dan mendukung pengambilan keputusan. 4. Distributed Databases Distributed database merupakan salinan dari operational atau analytical database, hypermedia atau discussion database, atau tipe database lainnya. Replikasi dan distribusi berbasis data melakukan peningkatan kinerja database dan keamanan. Memastikan bahwa semua data dalam organisasi distributed database secara konsisten dan merangkap update merupakan tantangan utama manajemen distributed database. 5. End User Database Database ini terdiri dari berbagai file data yang dibangun oleh pengguna akhir (end users) di tempat kerja mereka. 6. External Databases Akses ke banyak informasi dari external databases bisa dikenakan biaya dari jasa layanan online komersial dan juga dengan atau tanpa biaya dari banyak sumber dari Internet, khususnya World Wide Web. (OBrien, 1999)

2.4.3

Pertimbangan Manajerial untuk Pengelolaan Sumber Daya Data

Managemen database adalah aplikasi yang penting dari sistem tekhnologi informasi untuk manajemen data sumber daya perusahaan. Namun, upaya lain sumber daya utama manajemen data diperlukan untuk mengimbangi beberapa masalah yang dapat dihasilkan dari penggunaan pendekatan manajemen database. Upaya tersebut adalah database
21

administration, data planning dan data administration.

1. Database Administration Database administration adalah tanggung jawab sumber daya data fungsi manajemen yang penting untuk penggunaan yang tepat dari tekhnologi manajemen database. Database administration mencakup tanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan data organisasi, mendisain dan memonitor kinerja database dan menegakkan standar dari kegunaan dan keamanan database. 2. Database Planning Database planning adalah perencanaan perusahaan dan fungsi analisis yang fokus pada data sumber daya manajemen. Ini mencakup tanggung jawab pengembangan seluruh arsitektur data untuk sumber daya perusahaan yang berhubungan dengan misi strategik dan rencana perusahaan, serta tujuan dan proses dari unit bisnis. 3. Data Administration Data administration adalah fungsi data sumber daya manajemen lain yang vital. Ini melibatkan pembentukan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk mengelola data sebagai sumber daya strategik perusahaan. Fokus dari data administration adalah kontrol data dalam mendukung fungsi bisnis organisasi dan tujuan bisnis strategis. (OBrien, 1999) 2.4.4 Manfaat dan Keterbatasan dari Manajemen Database

Manajemen database memiliki banyak manfaat yang berguna. Manajemen database mengurangi duplikasi data dan mengintegrasikan data sehingga bisa diakses dengan berbagai program dan pengguna. Program tidak bergantung pada format data dan tipe hardware penyimpanan data sekunder. Manajemen database menyediakan penyelidikan / respon dan pelaporan yang memungkinkan pengguna dapat dengan mudah memperoleh informasi yang
22

mereka butuhkan tanpa harus menulis program komputer. Akhirnya, integritas dan keamanan dari data yang disimpan dalam database bisa meningkat karena akses ke data dan modifikasi database diawasi oleh sistem software manajemen database, data dictionary, dan sebuah fungsi database administrator. Keterbatasan dari manajemen database datang dari kompleksitas tekhnologi yang meningkat. Dengan demikian, pendekatan manajemen database dapat mendatangkan masalah pada sumber daya data manajemen. Membangun database yang besar dengan tipe data yang kompleks dan menginstal DBMS akan sulit dan mahal. Kemampuan hardware lebih diperlukan, karena persyaratan penyimpanan untuk data organisasi, data pengendalian overhead dan program DBMS lebih besar. Lama waktu pengolahan bisa dihasilkan dari volume transaksi tinggi program aplikasi pengolahan dan sistem operasi. Akhirnya, jika sebuah organisasi mengandalkan database yang terpusat, kerentanan akan error, penipuan dan kegagalan meningkat. Namun masalah inkonsistensi data dapat terjadi jika suatu pendekatan basis distributed data yang digunakan. Sehingga keamanan dan integritas database organisasi merupakan fokus utama dari upaya pengelolaan sumber daya data organisasi. (OBrien, 1999) 2.4.5 Software Database Perangkat lunak basis data yang banyak digunakan dalam pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras tinggi (high level):

Microsoft SQL Server Oracle Sybase Interbase


23

XBase Firebird MySQL PostgreSQL Microsoft Access dBase III Paradox FoxPro Visual FoxPro Arago Force Recital dbFast dbXL Quicksilver Clipper FlagShip Harbour Visual dBase Lotus Smart Suite Approach

Selain perangkat lunak di atas, terdapat juga perangkat lunak pemrograman basis data aras rendah (low level), diantaranya:

Btrieve Tsunami Record Manager (http://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data)


24

2.4.6

Membuat Database Konseptual proses menciptakan database mencakup tiga langkah utama, yaitu

menentukan kebutuhan data, lalu mendeskripsikan data dan yang terakhir memasukan data ke dalam database. Menentukan Kebutuhan Data Definisi dari menentukan kebutuhan data adalah langkah kunci untuk mencapai sistem informasi berbasis komputer. Ada dua pendekatan yaitu process oriented and enterprise modeling.
Pendekatan process oriented

Ketika perusahaan menggunakan pendekatan process oriented , mereka menggunakan urutan langkah-langkah berikut ini:
1. 2. 3. 4. 5.

Mendefinisikan masalah Mengidentifikasi keputusan yang dibutuhkan Mendeskripsikan informasi yang dibutuhkam Menentukan proses yang dibutuhkan Menetukan data yang diperlukan dan

Pendekatan process oriented kadang disebut pendekatan problem-oriented

process-oriented modeling. Kekuatan pendekatan process oriented adalah pendekatan ini membahasakan masalah dengan baik
Pendekatan enterprise modeling 25

Kekuatan pendekatan enterprise modellung

adalah pendekatan ini memberikan

keuntungan dari pandangan yang luas dari sumber daya data perusahaan. Semua wilayah dipertimbangkan dan sinergi sumber daya data antara area bisnis dapat dimanfaatkan. Meskipun pendekatan process-oriented memungkinkan data kebutuhan setiap sistem didefinisikan secara logis, kelemahannya adalah sulitnya menghubungkan data dari satu masalah bisnis ke masalah bisnis lainnya. Kelemahan ini diatasi dengan menentukan kebutuhan seluruh data perusahaan dan menyimpan data dalam database. Ini adalah logika yang mendasari pendekatan enterprise modeling. (McLeod, 2004)

2.4.7

Teknik Pemodelan Data

Pemodelan suatu data perusahaan yang dibutuhkan didukung oleh teknik yang mendeskripsikan data dan bagaimana data dikumpulkan ke dalam tabel, serta bagaimana tabel berhubungan satu sama lain. Dua contoh teknik pemodelan data yang digunakan adalah entity-relationship diagrams dan class diagram. Entity-relationship diagrams digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara kumpulan konseptual dari data sehingga hubungan record nya dapat bergabung bersama. Class diagram digunakan untuk mendeskripsikan tentang hubungan data dan tindakan yang dioperasikan pada hubungan data. Teknik ini merupakan perangkat untuk memfasilitasi komunikasi antara manager dan spesialis sistem informasi tentang struktur data yang digunakan pada aplikasi sistem informasi. Entity-Relationship Diagrams Entity-relationship diagrams (ERDs) menghadapi data dalam entities dan berhubungan dengan entities. Ketika pengguna dan spesialis informasi memulai untuk mengomunikasikan tentang data yang diperlukan untuku sebuah sistem informasi, mereka
26

berbicara dalam hal kumpulan dari data field yang terkait yang dibandungkan dengan data field individu. Kumpulan konseptual dari data field yang berhubungan ini disebut entities. ERDs juga mengemukakan entities mana yang seharusnya secara konseptual berhubungan dengan yang lainnya. Namun, pengguna dan profesional sistem informasi bisa mengkonseptualisasikan bagaimana record dalam entities berhubungan dengan record dalam entities lain. Hubungan ERD akan menunjukkan jika sebuah record dalam suatu entity akan berhubungan dengan lebih dari satu record dalam entity lain. ERDs adalah alat komunikasi dan dokumentasi yang kuat antara profesional sistem informasi dan pengguna informasi. Ketika ide dengan jelas didokumentasikan dan

dikomunikasikan, akan lebih baik dalam melengkapi stuktur sistem manajemen database yang dibangun oleh spesialis sistem informasi untuk pengambilan keputusan. Class Diagram Sebuah diagram entity-relationship adalah representasi grafis hanya tentang data dan hubungannya, bukan tindakan yang diambil pada data. Ada teknik yang mencakup data yang dipakai dalam aplikasai dan tindakan yang diasosiasikan dalam data yang bisa direpresentasikan secara grafis. Ini yang disebut class diagram dan ini merukan satu dari beberapa design model yang berorientasi objek. Objek adalah potongan konseptual dari sebuah sistem informasi-data, tindakan yang akan diambil pada data dan hubungan antar objek. Objek memiliki karakteristik lain yang bergunan pada analisis dan desain dari sistem informasi. (McLeod, 2004)

2.4.8

Menggunakan Database

27

Kita biasanya berhubungan dengan bentuk database dari komputer personal. Bentuk, laporan dan queries adalah metode umum untuk mengakses database yang diadakan oleh sistem manajemen database. Sebuah bahasa query adalah untuk menanyakan pertanyaan pada database. Banyak sistem manajemen database memberikan kemudahan penggunaan interface untuk pengguna. Laporan database sebenarnya diproses dengan DBMS yang dihasilkan dari interface. sistem manajemen database relasional sebenarnya proses pernyataan bahasa query terstruktur yang ditindaklanjuti oleh database. Laporan dan Bentuk Interaksi pengguna yang utama dengan database adalah melalui laporan dan bentuk. Grafik interface pengguna disediakan oleh pemasok software manajemen database yang membangun laporan dan format menjadi simpel. Banyak laporan dan bentuk yang dibutuhkan penggunan bisa dibuat tanpa bantuan profesional sistem informasi. Perbedaan yang cukup besar antara laporan dan bentuk adalah pada formatnya. Bentuk biasanya memperlihatkan satu record dalam satu waktu dan tidak menyediakan data ikhtisar dan umumnya tidak menggabungkan data dari banyak tabel database. Laporan adalah penggabungan data dari database yang di format dengan cara yang membantu pengambilan keputusan. Query-by-Example Beberapa pengguna ingin melampaui laporan dan bentuk untuk langsung menanyakan pertanyaan pada database. Sebuah query adalah permintaan pada database untuk menampilkan record yang dipilih. Sebuah query biasanya memilih data field yang terbatas dan membatasi record yang ditampilkan untuk membuat kriteria. Formatnya disebut queryby-example karena software sistem manajemen database menampilkan bentuk yang
28

terstandarisasi yang pengguna selesaikan sehingga sistem dapat menghasilkan query yang benar. Alasan mengapa konsep query-by-example (QBE) sangat signifikan adalah karena kepentingan manager untuk bisa mengakses nilai database secara langsung. Laporan dan bentuk akan memproduksi sejumlah hasil yang mengaburkan apa yang manajer cari. Manager dapat memanfaatkan QBE untuk menemukan data spesifik dengan cepat untuk menyelesaikan masalah. Structured Query Languange Structured Query Languange (SQL) adalah kode yang digunakan sistem manajemen database relasional untuk melakukan tugas-tugas database. SQL menjadi topik penting karena dua alasan. Pertama, semakin banyak database yang bisa diakses melalui Web, manager dan profesional lainnya harus mengerti bahwa SQL adalah pilihan metode untuk berinteraksi dengan database berbasis Web. Kedua, manager harus tahu bahwa menulis laporan SQL tidak susah untuk kebanyakan data-data yang mereka butuhkan. Jika manager membutuhkan untuk mempekerjakan programmer untuk menulis kode SQL, mereka harus tahu bahwa tugas tersebut bukan merupakan satu-satunya yang membutuhkan kemampuan teknis yang besar. (McLeod, 2004)

29

BAB III PEMBAHASAN dan ANALISIS

3.1 Gambaran Umum Perusahaan Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan Perusahaan Waralaba 2003 dari Presiden Megawati Soekarnoputri.Hingga Mei 2010 Indomaret mencapai 4261 gerai. Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, Lampung dan Medan. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.

Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto mudah dan hemat.

Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari. 3.2 Kepuasan Customer Ketika Berbelanja di Indomaret Ketika berbicara tentang kepuasaan pelanggan, tentunya banyak aspek yang harus dilihat terlebih dahulu. Seperti misalnya melihat kepuasaan dari segi harga yang ditawarkan,
30

ketersediaan barang, dan bahkan yang sangat penting adalah kepuasaan pelayanan ketika berbelanja di suatu toko. Mengutip satu kata dari moto Indomaret yaitu mudah, tentunya dapat diambil suatu gambaran bahwa Indomaret menawarkan suatu kemudahan bagi konsumen ketika berbelanja. Kemudahan yang diambil disini adalah harapan suatu konsumen ketika berbelanja di toko ritel adalah karena terdapat mesin kasir yang tidak terdapat pada toko-toko kelontong kecil. Tapi terkadang, mesin kasir yang dianggap sebagai suatu inovasi dalam sistem pembayaran pun masih tidak sesuai harapan. Hal ini dapat dilihat dari, antrian yang biasanya terjadi di meja kasir. Salah satu penyebab dalam antrian ini adalah proses scanning barcode, terkadang, barcode yang terdapat di mesin kasir tidak dapat me- scan dengan baik kode barcode yang terdapat dalam kemasan suatu produk, sehingga kasir harus melakukan pengecekan melalui komputer atau bahkan harus melihat harga di rak barang yang tentunya akan memakan waktu dan dapat membuat antrian. Hal ini lah yang sering menjadi keluhan para pelanggan. Sehingga kepuasan konsumen tidak dapat tercapai dengan baik. 3.3 Aplikasi Sistem Pembayaran dengan Barcode di Indomaret Barcode adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan kegunaan untuk menyimpan datadata spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, nomor identitas dengan mudah serta murah dan merupakan produk Auto-ID yang pertama kali digunakan secara meluas terutama untuk identifikasi barang dan produk. Teknologi ini dimanfaatkan dengan menempelkan barang atau produk dengan suatu kode digital berbentuk label Barcode. Kode tersebut terhubung dengan basis data yang kemudian merepresentasikan keberadaan barang atau produk kepada pemakai melalui barcode scanner ke komputer. Saat ini Indomaret masih mengggunakan sistem barcode, yang mana saat dibawa ke kasir, barang akan di-scan menggunakan barcode reader. Sistem barcode yang umum digunakan untuk bisnis retail adalah UPC Barcode. UPC Barcode adalah sebuah barcode
31

yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Indomaret sendiri telah menggunakan sistem ini.

Gambar 3.1 Contoh Barcode

3.3.1. Metode Barcode yang Digunakan oleh Indomaret Dalam suatu unit usaha ritel seperti Indomaret, tentunya jenis dan jumlah barang yang dikelola tidak hanya satu jenis saja, bahkan ada yang sampai ratusan ribu. Dalam menghadapi permasalahan pengelolaan sistem inventori semacam ini perlu dilakukan pemilahan, sebab sebagaimana diketahui tidak semua barang mempunyai tingkat kepentingan dan penggunaan yang sama. Oleh sebab itu, untuk mencapai tingkat pengendalian inventori yang efisien tidak semua barang akan dikendalikan dengan cara yang sama pula. Yang menjadi pertanyaan bagaimana memilah dan mengendalikannya? Cara pemilahan yang laazim adalah berdasarkan tingkat kepentingannya. Barang yang termasuk kategori urgent (penting) akan
32

mendapatkan perhatian yang lebih sehingga akan dikendalikan secara lebih intesif bila dibandingkan dengan barang yang tidak penting (not urgent). Kriteria tingkat kepentingan bersifat subjektif, misalnya pada Indomaret, tingkat kepentingan barang diukur berdasarkan tingkat kebutuhan dari konsumennya. Bagi pengelola barang, kecepatan pemakaian, yaitu yang sering dipakai (fast moving) dan jarang dipakai (slow moving) merupakan ukuran yang cukup penting dan biasa untuk dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan inventori. Dari berbagai ukuran kepentingan, salah satu yang cukup dikenal dalam pengendalian sistem inventori adalah metode yang dikemukakan oleh parreto, yang lebih dikenal dengan analisis ABC. Pada prinsipnya analisis ABC ini adalah mengklarifikasikan jenis barang yang didasarkan tingkat investasi tahunan yang terserap didalam penyediaan inventori untuk setiap barang. Berdasarkan prinsip parreto, barang dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori sebagai berikut : 1. Kategori A(80%): Terdiri dari jenis barang yang menyerap dana sekitar 80% dari seluruh penjualan yang telah dilakukan. 2. Kategori B (15%) Terdiri dari barang yang menyerap dana sekitar 15% dari seluruh total penjualan yang yang dilakukan (sesudah kategori A) 3. Kategori C (5%) Terdiri dari barang yang menyerap dana hanya sekitar 5% dari seluruh penjualanyang telah dilakukan (yang tidak termasuk kategori A dan B) 3.3.2. Cara kerja barcode : Pada bar code seperti di Gambar 3.1 kita melihat dua macam kode, yaitu kode berbentuk batang yang merupakan bar code atau kode yang bisa dibaca oleh komputer, serta kode berbentuk angka-angka sebanyak 12 digit yang bisa dibaca oleh manusia. Enam digit
33

pertama merupakan kode produksi, sedangkan lima digit berikutnya merupakan kode barang. Digit yang terakhir merupakan check digit yang berfungsi sebagai kontrol yang bisa mendeteksi adanya kesalahan pada pembacaan kode. Pada Gambar 3.1 kita melihat kode 12 digit: 0 12000 00230 4. Jika kita menjumlahkan angka-angka pertama, ketiga, kelima, ketujuh, kesembilan, dan kesebelas (angka-angka di urutan ganjil): 0 + 2 + 0 + 0 + 0 + 2 = 4. Angka ini kemudian dikalikan dengan angka 3 = 4 x 3 = 12. Kemudian angka-angka yang di urutan genap juga dijumlahkan (angka kedua, keempat, keenam, kedelapan, dan kesepuluh): 1 + 0 + 0 + 0 + 3 = 4. Angka ini kemudian ditambahkan ke angka 12 tadi = 12 + 4 = 16. Kemudian kita harus mencari angka yang harus ditambahkan ke angka 16 supaya hasilnya merupakan kelipatan 10. Ini berarti kita harus menambahkan angka 4 (16 + 4 = 20) supaya didapatkan angka 20 yang merupakan kelipatan 10. Angka yang ditambahkan ini harus cocok dengan kontrol yang tertulis sebagai digit terakhir tadi (yaitu angka 4). Jika terdapat ketidak cocokan, berarti ada kesalahan pembacaan sehingga proses pembacaannya harus diulang kembali. Jika sudah cocok, kode ini kemudian dikirimkan ke komputer pusat di toko yang bersangkutan. Komputer itu mencari kode yang sesuai untuk menampilkan harga barang. Harga barang tersebut kemudian langsung dikirimkan ke mesin hitung di kasir sehingga seolah-olah harga barang dikodekan dalam 12 digit bar code tadi. Padahal sebenarnya harga barang sama sekali tidak tertera di sana.

3.3.3. Kelemahan Sistem Barcode 1. Barcode memiliki kehidupan terbatas, tergantung dari degradasi dengan penanganan. 2. Barcode mudah digandakan dan dilampirkan dan produk, maka dengan mudah dapat di palsukan atau di duplikasi.

34

3. Setelah Barcode dicetak, barcode ini akan tetap beku. Kode dan proses yang melampirkan barcode tidak mendukung pembaruan dari real time. Ini merupakan tenaga kerja intensif proses untuk memperbarui informasi apapun pada barcode. 4. Barcode terbatas ke seluruh kelas produk dan tidak dapat menelusuri ke item yang unik. 5. Barcode menawarkan berbagai atas inci dan membutuhkan saling berhadapan untuk membaca kode. Barcode yang harus disampaikan ke scanner dalam orientasi dan jarak yang sangat terbatas. Masing-masing membaca mewajibkan setiap kotak pada pallet dibuka dan item diambil untuk presentasi ke scanner atau di hadapkan ke scanner.

3.3.4. Hardware dan Software pendukung barcode di Indomaret Hardware Barcode terdiri dari cetak barcode yang terdapat pada (dus, dan item terkait), barcode reader (banyak jenis, model dan cara membacanya). Software barcode adalah TechnoRiverStudio yang dapat membaca database dari Microsoft Access, MySQL, Oracle, Excel dan Delimited file teks.

Gambar 3.2 Software Barcode


35

3.3.5 Proses Pembayaran Indomaret dengan Sistem Barcode Pada saat ini, Indomaret masih menggunakan sistem transaksi yang menggunakan bantuan barcode dalam pengaplikasiannya, dimana setiap barang yang dibeli oleh pelanggan harus discan satu persatu oleh kasir, sehingga waktu yang dibutuhkan oleh seorang kasir dalam melayani seorang pelanggan sangat lama. Terlebih lagi apabila pelanggan membeli barang dalam jumlah yang banyak dan macamnya juga bervariasi, maka waktu yang dibutuhkan kasir tersebut juga menjadi sangat lama. Ada juga permasalahan yang sering muncul adalah waktu memberikan uang pengembalian kepada pelanggan, jarang sekali pelanggan membayar barang belanjaannya tersebut dengan menggunakan uang pas, saat kasir kehabisan uang untuk kembalian, ia harus pergi ke counter kasir sebelah / menukar ditempat lain untuk menukar pecahan uang milik pelanggan tersebut. Oleh sebab itu, banyak pelanggan Indomaret yang sering mengeluhkan mengenai lamanya antrian di kasir Indomaret.

3.3.5 Data Flow Diagram untuk Sistem Barcode Indomaret

Data flow diagram untuk sistem barcode diatas menunjukkan sistem alur konsumen berbelanja menggunakan barcode sistem. Pertama setelah konsumen memilih item-item apa saja yang dibeli, barcodde scanner , menscan code pada item yang telah dibeli, setelah itu
36

UPC system dapat membaca dan melihat harga yang tercantum dalam code barcode, file- file yang disimpan oleh sistem UPC mengirimkan data harga dan tipe item pada kasir. Setelah itu kasir dapat menghitung total biaya yang harus dibayar kepada konsumen dan konsumen dapat melakukan pembayaran dengan opsi tunai, cek, atau kartu debit, dan dari pihak petugas kasir memberikan dan mengumpulkan nota.

3.4 Aplikasi Pembayaran Baru di Indomaret dengan Memanfaatkan Teknologi RFID Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah pengembangan teknologi pengambilan data secara otomatik atau pengenalan atau identifikasi obyek (Kenzeller,1999). Selama ini sistem otomatik yang dikenal adalah sistem bar code. Sistem barcode mempunyai keterbatasan dalam penyimpanan data serta tidak dapat dilakukan program ulang atas data yang tersimpan di dalamnya. Namun pada teknologi RFID, proses mengambil atau mengidentifikasikan obyek atau data dilakukan secara contacless (tanpa kontak langsung). Identifikasi obyek atau data pada teknologi RFID dilakukan dengan mencocokkan data yang tersimpan dalam memori tag/transponder dengan data yang dikirimkan oleh reader. RFID dibentuk oleh komponen utama tag (transponder), reader dan antena. Tag dapat menggunakan daya (tag aktif) atau tidak (tag pasif) serta diletakkan pada obyek yang akan diidentifikasi. Pada tag pasif sinyal dikirimkan oleh reader melalui gelombang elektromagnetik, kemudian tag akan merespon dan mengirimkan data/informasi didalamnya (AIM Frequency Forums). Reader juga memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan data pada tag selain membaca dan mengambil data informasi yang tersimpan dalam tag. Sedangkan antenna pada sistem RFId berpengaruh terhadap jarak jangkauan pembacaan atau identifikasi obyek.
37

Frekuensi yang digunakan pada tag adalah 125 KHz, 13,56 KHz dan microwave. Dalam konteks ini digunakan frekuensi 13,56 MHz dengan carrier 7 KHz dan sideband 9 dB A/m dengan jangkauan 30 meter (Dziersk, 2004). Kelebihan pada frekuensi 13,56 MHz antara lain tidak menggunakan baterai, biaya murah dan umur pakai lebih lama. Sedangkan pada tag dapat berupa card, riqid industrial, smart label dan harga tag berkisar antara $0,05 $0,10. 3.4.1. Cara Kerja RFID 1. Sebuah alat pembaca RFID akan selalu memancarkan signal / freq tertentu secara terus-menerus sampai terdapat sebuah chip RFID menerima signal tersebut pada jarak jangkauan tertentu tergantung dengan antena yang terpasang. 2. Sebuah chip RFID melintasi area dari pembaca RFID tersebut, dimana chip tersebut akan secara otomatis aktif jika freq yang dipancarkan sesuai dengan freq yang di set didalam chip RFID tersebut yaitu membalas dengan cara mengirimkan data yang terdapat didalamnya. 3. Alat pembaca yang menggirimkan freq tersebut akan menerima data yang dikirimkan oleh chip RFID, lalu melanjutkan data tersebut ke komputer/microkontroller untuk diolah. 4. Jika data yang terkirim tersebut sesuai dengan yang diinginkan, maka akan dilakukan sesuai sesuai dengan keinginan. Sebagai contoh membuka pintu, mengabsen, dll. 3.4.2. Rancangan RFID di Indomaret RFID chips Teknologi RFID ini memanfaatkan komponen chip memori yang mampu menampung informasi lebih banyak. Dimana chips ini akan ditempelkan di setiap product Indomaret, agar saat pelanggan melewati RFID Gateway, maka produk-produk tersebut dapat teridentifikasi
38

secara otomatis di komputer. Begitu juga pada saat supplier mengirimkan barang-barang mereka kepada Indomaret, RFID chips ini akan terdeteksi saat barang-barang tersebut melewati RFID Gateway pada gudang Indomaret.

Gambar 3.3 RFID Chips

RFID gateway RFID Gateway terdiri dari RFID reader dan antena perangkat. Mesin ini dapat mendeteksi semua barang yang dibawa oleh pelanggan saat pelanggan melewati RFID Gateway termasuk berapa jumlah dari setiap barang yang dibawa oleh pelanggan tersebut, kemudian secara otomatis akan memotong inventory yang ada di gudang sesuai dengan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan tersebut pada saat pelanggan melewati RFID Gateway ini. RFID Gateway juga kami sarankan pada pintu gudang Indomaret, sehingga karyawan Indomaret tidak perlu lagi menghitung secara manual barang-barang yang datang dari supplier, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses penghitungan kuantitas barang-barang yang dikirim oleh supplier, bagian gudang hanya perlu mencocokkan kunatitas dan jenis barang yang terdeteksi oleh alat RFID ini dengan surat jalan yang dikirim oleh supplier Indomaret. Barang yang akan masuk ke gudang saat melewati RFID Gateway ini akan langsung terdeteksi dan saldo inventory akan secara otomatis bertambah sesuai dengan jumlah stock barang yang masuk tersebut, dan kemudian dengan menggunakan RFID Gateway ini juga dapat mengurangi adanya pencurian barang yang dilakukan oleh karyawannya, dan dapat mengurangi adanya kesalahan penghitungan pada saat menghitung
39

kuantitas dan jenis barang yang dikirim oleh supplier, serta mengefisienkan waktu dalam proses penghitungan. Pada siklus penjualan manfaat yang diperoleh dengan menggunakan RFID Gateway ini adalah kasir tidak perlu lagi meng-scan satu persatu barang yang dibeli oleh pelanggan, tenaga kerja yang dialokasikan pada saat itu dapat dikurangi, sehingga dapat menghemat biaya gaji perusahaan, dengan menggunakan teknologi RFID ini prosesnya lebih cepat daripada menggunakan system barcode, karena system barcode sangat rentan terhadap debu dan bila produk tersebut basah maka akan susah terdeteksi oleh barcode, dan hanya dapat terdeteksi pada jarak tertentu. Sehingga dengan menggunakan teknologi RFID Gateway ini sangat menghemat waktu dan dapat mengurangi lamanya antrian pelanggan di mesin kasir tersebut.

RFID tag (Kartu Pelanggan) Kartu tiket digunakan untuk mengidentifikasi account tiap pelanggan. Masing-masing kartu Ticket akan berisi RFID tag pasif yang unik, yang berisi data mengenai kode pengenal kartu tersebut. Disini pelanggan diharuskan untuk mengisi uang pada kartu RFID ini. Disini ada tujuan untuk mengikat pelanggan berpindah ke pesaing, karena bila pelanggan telah memiliki saldo deposit pada kartu pelanggan Indomaret, maka pelanggan akan merasa malas untuk berbelanja di pesaing Indomaret. Sehingga secara tidak langsung, dengan adanya kartu pelanggan ini dapat mengurangi resiko pindahnya pelanggan ke pesaing.

Gambar 3.4 Sistem RFID


40

Entry Machine Mesin antri ini integrasi dari RFID tranceiver, sensor infra merah, dan pintu mekanis buka tutup. RFID transceiver digunakan untuk membaca RFID tag, kemudian informasi ini akan dikirimkan kepada server, kemudian server akan memeriksa database account dan akan memeriksa account pelanggan. Server akan mengirimkan kembali informasi mengenai boleh tidaknya pelanggan keluar melewati mesin ini. Bila saldo pelanggan cukup maka pintu akan membuka secara otomatis, bila saldo tidak cukup makan pintu tidak akan membuka, sehingga pelanggan harus mengisi terlebih dahulu saldo account pada kartu pelanggan tersebut. Sensor infra merah digunakan untuk mendeteksi pergerakan pelanggan dan akan mengirimkan sinyal menutup pada pintu mekanis apabila pelanggan telah melewati sensor tersebut.

Customer Deposit/Ticketing machine Mesin deposit pelanggan merupakan integrasi dari beberapa teknologi. Tampilan pengguna (Display dan user interface) Mesin ini menggunakan teknologi display LCD dan touch screen untuk memudahkan proses penambahan account pada kartu RFID. Mesin ini juga menggunakan Operation System sederhana yang disesuaikan dengan tampilan dan fungsi mesin. Mesin penghitung uang (Currency counting machine) Mesin ini menghitung uang yang dimasukkan oleh pelanggan, baik uang lembar atau uang koin, selain itu mesin ini juga menerima transaksi pengisian lewat transfer dari kartu ATM maupun dari Bank yang bekerja sama dengan Indomaret, sehingga pelanggan tidak perlu ke menuju ke mesin deposit, dan bisa juga pengisian saldo account ini dapat melalui kartu kredit milik konsumen, sehingga konsumen yang tidak membawa uang tunai dapat melakukan pengisian account pada kartu pelanggan miliknya dengan menggunakan cara tersebut.
41

RFID Transceiver dan Communication device Mesin ini juga mempunyai RFID Transceiver untuk mengidentifikasi RFID tag pelanggan. Selain itu, mesin ini juga memiliki alat komunikasi untuk menyampaikan informasi jumlah deposit pelanggan ke server pusat.

3.4.3 Proses Transaksi dengan Menggunakan RFID Dalam pembayarannya, pelanggan diwajibkan membayar menggunakan kartu pelanggan, dimana kartu ini adalah kartu RFID, yang nantinya disebut sebagai kartu pelanggan agar lebih user friendly. Pelanggan yang akan membayar barang-barang belanjaannya tersebut diharuskan mempunyai saldo account yang cukup pada kartu pelanggannya, jika pelanggan tersebut tidak mempunyai saldo yang cukup, maka ia harus mengisi terlebih dahulu saldo account miliknya pada kartu pelanggan tersebut, jika tidak maka pintu otomatis tidak akan terbuka, sehingga pelanggan tidak dapat keluar. Pelanggan dapat melewati pintu keluar, yang akan terbuka otomatis saat pembayaran atas barang-barang belanjaannya selesai dilakukan oleh pelanggan tersebut. Didekat RFID Gateway akan disediakan mesin deposit, agar saat saldo pelanggan tidak mencukupi untuk membayar barang-barang belanjaannya tersebut, ia tidak perlu keluar lagi untuk mengisi saldo pada kartu pelanggan miliknya. Proses pembuatan kartu pelanggan Indomaret adalah sebagai berikut:
1. Pelanggan menyerahkan kartu identitas yang berupa KTP / SIM / Paspor dan uang

deposit beserta uang jaminan untuk pembuatan kartu pelanggan Indomaret tersebut kepada petugas. 2. Petugas akan menginputkan data diri dan jumlah saldo deposit pelanggan ke dalam database.

42

3. Setelah selesai, maka kartu pelanggan tersebut juga selesai dibuat, kemudian oleh petugas akan diserahkan kepada pelanggan.
4. Pelanggan menerima kartu pelanggan tersebut, dan pelanggan dapat memulai untuk

berbelanja di Indomaret. Selesai

Proses Deposit pada Kartu Pelanggan Indomaret Proses deposit pada kartu pelanggan Indomaret dengan menggunakan mesin deposit adalah sebagai berikut: 1. Pelanggan memasukkan kartu pelanggannya ke mesin deposit 2. Pelanggan memilih cara pembayarannya, bisa dengan menggunakan uang tunai maupun tidak tunai, seperti transfer dari kartu ATM maupun dari kartu kredit.
3. Kemudian komputer akan memproses dan mengupdate saldo account pelanggan pada

kartu pelanggan tersebut. Selesai.

Proses deposit pada kartu pelanggan Indomaret dengan menggunakan jasa transfer lewat Bank adalah sebagai berikut: 1. Sebelumnya pihak Indomaret telah mengadakan kerjasama dengan bank-bank tertentu, untuk memberi kemudahan bagi para pelanggannya dalam pengisian saldo account pada kartu pelanggan miliknya tersebut. 2.Pelanggan melakukan transaksi transfer lewat Bank, kemudian Bank akan mentransfer dana yang ditransfer oleh pelanggan ke rekening milik Indomaret, kemudian Indomaret akan secara otomatis mengupdate saldo milik pelanggan tersebut.

43

3.4.4

Data Flow Diagram untuk sistem RFID Indomaret

Id n sD e tita iri PL N GN EA G A U e ID sr R g tra i e is s

S ld a o Bn ak S ld a o S ld a o P la g a e ngn

S ld a o

U E ID SR P n u n as ld p la g a e g ra g a o e n g n

T nas ra s k i Pn a n e ju la

D taT n a s a ra s k i

Pn a n e ju la In o a t d m re

D taT n a s a ra s k i

Pn o h n e g la a D ta a Pn a n e ju la

D taT n a s a ra s k i

L p ra ao n T nas ra s k i

MN J MN A AE E

Gambar 3.5 Alur Data Flow Diagram Indomaret

Dalam DFD diatas, dijelaskan bahwa pelanggan Indomaret harus melakukan proses registrasi terlebih dahulu dengan memasukkan user id pelanggan yang diperlukan untuk proses pengisian saldo, dalam proses ini bisa dilakukan di bank yang bersangkutan / dengan pengisian deposit di Indomaret. Setelah data-data pelanggan ter-entry, dan saldo pelanggan telah terisi, maka proses penjualan dapat dilakukan , saat proses ini terjadi, RFID akan mengecek data pelanggan yang telah diisi sebelumnya dan akan mengurangi saldo milik pelanggan sesuai dengan jumlah harga barang yang dibeli. Data transaksi yang secara otomatis tercatat, digunakan untuk pengolahan data penjualan dan pelaporan kepada pihak manajemen.

44

K a sir

D a ta Pe n ju a lan

P e ng e sah an D a ta P e n g e ce ka n D a ta P e r se d iaa n P e r sed iaa n P e n jua la n D a ta V a lidD ata D ip r ose s

G ud an g

D a ta P e n ju a la n V alid

Gambar 3.6 Perluasan DFD

Gambar DFD 3.5 diperluas karena bagaimanapun juga proses penjualan harus diurai tersendiri. Alur pertama dari penjualan adalah data dari meja kasir dimasukkan kedalam data penjualan. Setelah itu data diproses menjadi pengesahan data penjualan, daya yang telah valid akan dimasukkan ke dalam data penjualan terakhir yang telah valid. Adanya proses penjualan ini sendiri pasti juga akan berpengaruh terhadap persediaan di gudang Indomaret, dengan adanya RFID, secara otomatis apabilaterjadi proses penjualan, barang yang ada digudang dapat berkurang dengan sendirinya di data inventori Indomaret, setelah adanya pengecekan, maka data persediaan yang telah final terproses akan dimasukkan dalam data valid yang akan digunakan oleh pihak manajemen Indomaret.

3.4.5 Flowchart Penjualan Indomaret dengan RFID


45

P roses P enjua d lan i


Pelanggan
S R TA T

In m do aret

saa ini t
Kasir EDP

M B ra F a ng

P elan ggan m ilih ba em rang ba ng y g ra an ing dibe in li

K sir m ng -sca satu a e n pe tu b rsa arang bela an nja pe ngga ters ut la la n eb lu m ye en butk total be njaan an la p elangg untuk m m an e inta pem aya n b ra -

P elan ggan m u ke k ir en ju as un k m b ar tu em ay b ng ara belan anny ja a ters ut eb

B rang & a h arga b aran g

K m te o pu r m ngak s e se da base je ta nis bara dan h ng arga

M ncu Total u l ya h ng arus dib ar o h ay le pela ga ng n

Tran saksi

T F

P elan ggan m ye en rahk an pe baya n m ra (tun /k ai artu k dit /kartu re d ebet )

R p T sak ran si TF

R p

K ir ak diba tu oleh as an n s seoran un k e g tu m m kk b e asu an arang be njaa p la n elan n k gga e plas tik & kas m ginpu an ir en tk jum p bay lah em aran pela ga ng n

K m te o pu r m ngak s e se da base je ta nis bara dan h ng arga in put

Tran si sak

TF Jurnal

K sir a m yera an en hk ba ng k ra e k nsum n o e

FIN H IS

Gambar 3.7 Flowchart Penjualan Indomaret dengan RFID

3.4.6 Database untuk Sistem RFID Indomaret


46

Gambar 3.7 Database Indomaret dengan RFID Untuk membuat analisa database Indoimaret yang telah mengunakan sistem, RFID, digunakan software database xampp dari sekian banyaknya software yang menwarkan aplikasi untuk mem,buat database karena xampp sangat easy user. Selanjutnya masuk ke dalam proses pembuatan database. Dalam membuat database pertama-tama kita harus menentukan field terlebih dahulu. Dalam database ini, contoh field adalah id user, user name, password. Kumpulan dari beberapa field yang saling berhubungan adalah adalah record. Dari record tersebut, kita mulai mengentrikan data. Data tersebut dinamakan file, sekelompok record yang jenisnya sama. Dari file-file tersebut kita membuat relationship (hubungan) antara file yang satu dengan file yang lainnya. Sekelompok file yang saling berhubungan dinamakan database. Database adalah kumpulan tabel-tabel yang saling berelasi dan digambarkan oleh entity relationship diagram (ERP) seperti pada gambar 3.7. Antar tabel yang satu dengan yang lain saling berelasi, sehingga sering disebut basis data relasional. Relasi antar tabel dihubungkan oleh suatu key, yaitu primary key dan foreign key. Tabel memiliki primary key, yaitu suatu atribut yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian tetapi juga mewakili setiap kejadian dari suatu entitas. Jadi data yang memiliki primary key adalah data yang tidak mungkin sama antara data yang satu dengan data yang lainnya. Contoh nya dalam kasus ini adalah id pengguna pada tabel pelanggan. Foreign key adalah atribut yang melengkapi relationship dan menunjukkan hubungan antara tabel induk
47

dengan tabel anak. Foreign key ditempatkan pada tabel anak. Contohnya dalam kasus ini adalah id barang pada tabel barang. Setelah report relationship telah dibuat, maka kita harus membuat form yang memudahkan kita apabila ada perubahan pada yang kita buat sebelumnya atau menambahkan data baru untuk file kita.

BAB IV Kesimpulan dan Saran


48

Kesimpulan : 1. Sistem barcode yang digunakan oleh Indomaret masih dinilai belum baik untuk sistem Indomaret 2. Sistem barcode masih sering membuat antrian di meja kasir Indomaret 3. Indomaret membutuhkan sistem baru untuk menjalankan proses penjualannya sehari-hari 4. Pelanggan indomaret masih ada yang tidak puas dengan pelayanan di kasir Indomaret Saran : 1. Teknologi RFID dapat digunakan untuk mendukung mempercepat sistem pembayaran yang ada di Indomaret 2. Untuk meningkatkan kepuasaan konsumen sangat perlu adanya inovasi Dalam hal teknologi 3. Sistem barcode yang ada saat ini perlu diganti dengan teknologi RFID yang dapat mempercepat kinerja dari Indomaret sehingga kepuasaan konsumen dapat tercapai.

49

You might also like