Partai politik dapat diklasifikasikan berbagai cara berdasarkan empat dimensi, yaitu:
1. Stabilitas kompetisi partai dan akar yang kuat di masyarakat
2. Konsistensi ideologi partai
3. Pengakuan akan peran penting partai politik dalam demokrasi
4. Struktur organisasi partai yang baik
Partai politik dapat diklasifikasikan berbagai cara berdasarkan empat dimensi, yaitu:
1. Stabilitas kompetisi partai dan akar yang kuat di masyarakat
2. Konsistensi ideologi partai
3. Pengakuan akan peran penting partai politik dalam demokrasi
4. Struktur organisasi partai yang baik
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online from Scribd
Partai politik dapat diklasifikasikan berbagai cara berdasarkan empat dimensi, yaitu:
1. Stabilitas kompetisi partai dan akar yang kuat di masyarakat
2. Konsistensi ideologi partai
3. Pengakuan akan peran penting partai politik dalam demokrasi
4. Struktur organisasi partai yang baik
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online from Scribd
P CarI J. Friedrich: Partai PoIitik adaIah sekeIompok manusia yang terorganisir
secara stabiI dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota Partainya kemanfaatan yang bersifat ideaI maupun materiI. P R.H. SoItou: Partai PoIitik adaIah sekeIompok warga negara yang sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai satukesatuan poIitik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memiIih, bertujuan menguasai pemerintah dan meIaksanakan kebijakan umum mereka. P Sigmund Neumann: Partai PoIitik adaIah organisasi dari aktivis-aktivis PoIitik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan meIawan goIongan-goIongan Iain yang tidak sepaham. P Miriam Budiardjo: Partai PoIitik adaIah suatu keIompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, niIai-niIai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoIeh kekuasaan poIitik dan merebut kedudukan poIitik (biasanya), dengan cara konstitusionaI guna meIaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. P I Chaedar Partai PoIitik merupakan organisasi poIitik yang menjadi barometer demokrasi. Demokratis atau tidaknya suatu sistem poIitik negara tergantung pada ada atau tidaknya partai poIitik, terIepas dari berfungsi atau tidaknya partai poIitik. JumIah partai poIitik tidak menentukan kadar demokrasi suatu sistempoIitik. JumIah yang banyak tidak menjamin terpeIiharanya institusi dan niIai-niIai demokrasi. Namun, jumIah partai yang hanya satu tidak dapat dikatakan sistem poIitik yang demokratis P ay Lawson Partai poIitik sebagai aIat penghubung dan pengontroI. Partai poIitik bertindak untuk menghubungkan antara warganegara dengan pemerintah dengan mengajukan aIternatif2 daIampemiIihan Umum, dengan mengerahkan suara (votes) dan dengan memberikan keparcayaan kepada para sukareIawan untuk menjadi staf di kantor partai. Sedangan sebagai aIat kontroI, partai poIitik mendisipIinkan anggotanya di IegisIatif, birokrasi dan organ-organ pembuat kebijakan pubIik dan semi pubIik. P Dengan demikian, partai poIitik merupakan perantara tunggaI yang paIing penting di daIampoIitik untuk bersaing, Iobi dan negosiasi, Partai memungkinkan para poIitisi dekat dengan pubIik disatu pihak dan menjadi sesuatu yang berIawanan dengan pihak yang Iain. SebaIiknya, ketika mereka memperoIeh jabatan pubIik, para poIitisi diharapkan mampu berdiri di atas berbagai kepentingan dan mewakiIi kepentingan pubIik yang Iebih umum. P Basis sosioIogis suatu partai poIitik adaIah ideoIogi dan kepentingan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperoIeh kekuasaan. Tanpa kedua eIemen partai poIitik tersebut tidak akan mampu mengungkapkan identifikasi diri dengan pengikutnya. &N03l PAR1Al P0Ll1lK P Roy C. Macridis (daIammaI, 1988: 27) O Representasi (perwakiIan), konversi dan agregasi; O Integrasi (partisipasi, sosiaIisasi, mobiIisasi); O Persuasi, represi, rekrutmen (pengangkatan tenaga-tenaga baru), dan pemiIihan pemimpin, pertimbangan-pertimbangan dan perumusan kebijaksanaan serta kontroI terhadap pemerintah. Fungsi representasi sebagai ekspresi dan artikuIasi kepentingan di daIam dan meIaIui partai poIitik, kadangkaIa Iebih sering ditampiIkan daripada fungsi perantara (brokerage). P Barrie ford (1997: 376-377) mengatakan bahwa partai poIitik merupakan kendaraan untuk memenangkan pemiIihan umum. P Berkaitan dengan penyeIenggaraan pemiIihan umum di negara-negara demokratis di dunia, terdapat deIapan fungsi partai poIitik yaitu: O sociaIisation and mobiIisation, O structuring the vote, O interest articuIation and agregation, O activist and eIite recruitment, O representation, O poIicy and issue deveIopment, O organising government, and O Iegitimation. P Miriam Budiardjo (1985:163 - 165) mengemukakan empat fungsi partai poIitik di daIam negara demokrasi. O Sebagai sarana komunikasi poIitik adaIah fungi menyaIurkan berbagai macampendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat di masyarakat dapat berkurang O Sebagai sarana sosiaIisasi poIitik proses meIaIui mana seseorang memperoIeh sikap dn orientasi terhadap fenomena poIitik yang umumnya berIaku daIammasyarakat di mana dia berada.biasanya proses sosiaIisasi berIangsung secara berangsur-angsur dari keciI hingga dewasa. O Sebagai sarana rekrutmen poIitik rekrutmen poIitik adaIah proses meIaIui mana partai mencari anggota baru dan menajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi daIamproses poIitik. O Sebagai sarana pengatur konfIik. partai menjadi penengah daIam menyeIesaikan konfIik yang diakibatkan oIeh perbedaan pendapat yang dianggap wajar daIamnegara demokratis 1lP0L00l PAR1Al P0Ll1lK (R0 MACRlUl3) P toriter dan demokratis, P Integratif dan representatif (perwakiIan), P IdeoIogis dan pragmatis, P gamis dan sekuIer, P Demokratis dan revoIusioner, P Massa dan eIite dan, P Demokratis dan oIigarki KLA3llKA3l PAR1Al P0Ll1lK (R03KlN, UKK) P Partai poIitik dapat dikIasifikaskan dengan beberapa cara, tetapi kategori partai menurut Roskin dapat dikeIompokan ke daIam empat kategori: O Siapa yang mendukung partai? O pakah kebijakan keanggotaan partai? O Bagaimana seorang kadidat dipiIih? O pa tujuan dari partai? SISTEM KEPARTAIAN P Dinamika pembangunan partai poIitik dan sistempartai seiring dengan perubahan sosiaI dan kuItur di sekitarnya dan juga mungkin dipengaruhi oIeh kemajuan teknoIogi. P atz dan Mair (daIamBarrie ford, 1997: 362) menunjukkan modeI-modeI partai poIitik yang menggambarkan pembangunan partai poIitik dan sistem kepartaian daIam tabeI berikut: Karz ano Ma|rs Mooe|s lo||r|oa| larrv Svsrem CborocterIttIct Coucut port Mott ort Cotcb-oII ort CorteI port MedIo ort 7Ime erIede N|neteenth Centuru IssO-I9O I94s - I91O - I99O: - otIt eI CempetItIe A:cr|bed 5totu: Reore:entot| ue coooc|tu o||cu effect|uene:: Mononer|o| :h|||: ond eff|c|encu ub||c reto||on, onendo-:ett|nn otter eI eIecteroI cempetItIe Mononed Mob|||:ot|on Comoet|t|ue Conto|ned ermonent comoo|nn: fromeed bu med|o rIcIpoI teurce eI port reteurcet er:ono| contoc: Member: fee: ond contr|but|on: From monu :ource 5tote :ubuent|on: 5tote :ubuent|on:, :ome or|uote :ource ReIotIe betwee eIIte od membert ||te ore member: ||te occountob|e to member: Member: :uooort e||te 5trotochu: mutuo| outonomu Leoder dom|noted ReIotIe betwee port od cIwII tecIet Unc|eor boundoru ortu be|onn: to c|u|| :oc|etu ortu |: broher between c|u|| :oc|etu ond :tote ortu creote: demond ref|ex|ue|u throunh mon|tor|nn of oub||c oo|n|on ReIotIe betwee port od ttote Unc|eor boundoru ortu tr|e: to no|n contro| of :tote ortu become oort of :tote ortu |: oort of :tote KLA3llKA3l PAR1Al P0Ll1lK S DSR HSIL PENGLSIFISIN 1 MPSISI DN FUNGSI ENGGTN W PRTI MSS W PRTI DER 2 SIFT DN RIENTSINY W PRTI LINDUNGN (PTRNGE PRTY) W PRTI IDELGI (PRTI SS) 3 JUMLH W SISTEM PRTI TUNGGL (dominant party system) W SISTEM DWI PRTI (dwi party system) W SISTEM MULTIPRTI (MuItiparty system) 4 TINGT MITMEN PRTI TERHDP IDELGI DN EPENTINGN W PRTI PRT W PRTI DER W PRTI MSS W DITTRIL W CTCH LL 5 W TERTUTUP TU MPETITIF W GREGTIF TU IDELGIS W PLURLISTIS TU MNPLISTIS W ISSUES RIENTED TU CLIENTELE RIENTED W INTEGRTIF TU REPRESENTTIF o|om ort|he| 5cott Mo|nwor|nn uonn ber|udu| 'ortu 5u:tem: |n 1he 1h|rd voue' do|om lourno| of emocrocu (uo|ume 9, number 1, lu|u) , menuotohon bohwo oorto| oo||t|h d| demohro:| ne|ombonn het|no odo|oh huronn ter|n:t|tu:|ono||:o:| d|bond|nnhon dennon oorto| oo||t|h d| nenoro uonn :udoh |omo do|om berdemohro:|. DaIam artikeI ini disebutkan empat dimensi dari institusionaIisasi partai poIitik. P Pertama, di daIam sistem partai yang Iebih terinstiusionaIisasi terdapat poIa kompetisi partai yang Iebih stabiI. HasiI dari pemiIu Iebih bisa diprediksi karena ada poIa tersebut. Jika ada sebuah partai yang tampak kemudian menghiIang (hasiI suara yang didapat naik-turun setiap ada pemiIu), maka haI ini merupakan saIah satu ciri bahwa partai beIum terinstitusionaIisasi. P edua, di daIam sistem yang sudah terinstitusionaIisasi, partai mempunyai akar yang kuat di daIam masyarakat. Di daIam sistem yang terinstitusionaIisasi maka ideoIogi sebuah partai adaIah konsisten, karena ideoIogi iniIah yang mengikat antara para pemiIih dengan partai tersebut sehingga para pemiIih menjadi IoyaI yang pada akhirnya partai tersebut mengakar kuat di masyarakat. P etiga, adanya pengakuan dari eIit ataupun warga negara bahwa partai poIitik adaIah haI yang mendasar dan penting daIam kehidupan berdemokrasi. P eempat, di daIam sistem yang sudah terinstitusionaIisasi, organisasi partai Iebih baik, mempunyai strukutur internaI, prosedur, dan rutinitas yang Iebih jeIas. danya pergantian kepemimpinan di daIam tubuh partai tanpa adanya konfIik menandakan