You are on page 1of 15

BAB XVI

QUALITY OF SERVICE (QoS) DAN PENGUKURANNYA


Pengukuran performansi merupakan salah satu upaya dalam peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja suatu jaringan guna meningkatkan produktifitas kerja pada jaringan. Letak pengukuran performansi dalam suatu jaringan merupakan suatu performansi. Walaupun ada suatu nilai performansi, nilai tersebut hanyalah menggambarkan tingkat utilitas dari suatu performansi jaringan. Dalam kaitannya dengan pengukuran performansi dibuat suatu skala penilaian yang dapat mengukur prestasi pencapaian target nilai performansi. Target itu sendiri ditetapkan setelah adanya data-data nilai performansi sebelumnya sehingga target sangat realistis. Baik tidaknya nilai performansi ternyata sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan perawatan pencegahan serta skill dari teknisi perawatan. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan nilai performansi. Di samping itu semakin tinggi dan ahli seorang teknisi nilai pengukuran performansi terutama yang menyangkut aspek manusia menjadi sangat tinggi. Peningkatan skill ini dapat dicapai melalui training yang teratur dan terjadwal. Hal terpenting guna menunjang keberhasilan penerapan pengukuran performansi adalah menumbuh kembangkan kesadaran akan arti pentingnya pengukuran performansi. 16.1 PARAMETER-PARAMETER QoS QoS (Quality Of Service) merupakan kemampuan jaringan untuk menyediakan service yang lebih baik pada suatu trafik tertentu mulai berbagai macam teknologi meliputi jaringan IP, frame relay, ATM dan SDH. Beberapa arsitektur telah diajukan untuk mengelola QoS dalam jaringan IP. Dua arsitektur utama yaitu : Integrated Services (IntServ) Bertujuan menyediakan sumberdaya seperti bandwidth untuk trafik dari end to end. Ditujukan untuk aplikasi yang peka terhadap delay dan keterbatasan bandwidth seperti video conference dan VoIP. Arsitekturnya didasarkan pada system pemesanan sumber daya per aliran trafik. Sistem pemesanan sumber daya memerlukan protokol tersendiri. Salah satu protokol yang sering digunakan adalah RSVP. IntServ sesuai untuk VoIP

dan video tetapi sangat tidak tepat untuk aplikasi semacam web yang aliran trafiknya banyak tetapi datanya kecil. Differntiated Services (DiffServ) Bertujuan untuk membagi trafik atas kelas-kelas yang kemudian diberi perlakuan yang berbeda. DiffServ menyediakan diferensiasi layanan dengan membagi trafik atas kelas-kelas dan memperlakukan setiap kelas secara berbeda. Secara khusus QoS mampu memberikan service yang lebih baik dengan cara : o mendukung dedicated bandwidth o memperbaiki / memperkecil timbulnya loss packet dalam jaringan o menghindari timbulnya congestion o memberikan prioritas pada suatu traffic tertentu melalui jaringan Elemen QoS tergantung dari informasi yang ditransmisikan (voice, data atau video). Faktor yang mempengaruhi QoS pada jaringan IP yang dibatasi pada masalah seperti berikut : Availability , yaitu persentase hidupnya sistem atau subsistem telekomunikasi. Idealnya, availability harus mencapai 100 %. Nilai availability yang diakui cukup baik adalah 99,9999 % (six nines), yang menunjukkan tingkat kerusakan sebesar 2,6 detik per bulan. Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Header dalam paket data mengurangi nilai ini. Throughput dapat dihitung dengan melihat jumlah paket yang datang terhadap yang dikirim. Throughput (S) adalah total waktu yang digunakan mengirim paket dengan sukses per satuan waktu tertentu yang dapat dihitung dengan : S= Jumlah paket sukses x waktu transmisi paket ___________________________________________ Lama pengamatan

Offered Traffic (G) adalah total waktu paket yang ditawarkan per satuan waktu yang dapat dihitung dengan : G = Jumlah paket muncul x waktu transmisi paket _____________________________________ Lama Pengamatan

309

Sedangkan waktu transmisi paket (t trans) terdiri dari dua komponen yaitu waktu paket (t paket) dan delay propagasi (t prop). t transmisi = t paket + t prop Dalam pengiriman paket atau frame secara logikal, terjadi link setup antara dua atau lebih link yang digunakan. Link management mengatur link set-up dan disconnect. Waktu total pengiriman data, T dapat dinyatakan sebagai nTix. T = n Tix Dimana : Tix merupakan waktu pengiriman satu frame dan penerimaan acknowledgement. n menyatakan banyaknya frame data. Timer started
Time started
Primary P

Timer stopped

Time stopped

I(N)
I(N)

I(N+
I(N+1) ACK(N) ACK(N+1)

Secondary S

I(N)

I)N+

Tp Tix Tip Tp Tax Tap

Tp = Frame propagation delay (P Tix = Frame transmission time (P Tip = Frame processing time in S Tp = ACK propagation delay (S Tax = ACK transmission time (S Tap = ACK processing time in P

S) S)

P) P)

Gambar 16.1 Skenario Pengiriman 1 paket

Tt = Tix + Tip + Tap + 2Tp berikutnya dikirim.

Total waktu yang dibutuhkan sebelum frame

Karena Tip dan Tap keduanya sangat cepat, jika dibandingkan dengan waktu transmisi

310

Jadi total waktu yang dibutuhkannya menjadi : Tt = Tix + 2Tp Utilitas Saluran yaitu parameter efisiensi kapasitas link yang tersedia dimana merupakan rasio fungsi waktu Tix untuk mentransmisikan I-Frame dengan Tt (= Tix ditambah waktu yang dibutuhkan untuk menunggu acknowledgement). Tix = waktu yang dibutuhkan transmitter untuk mengirim single frame Tt = total waktu suatu saluran digunakan untuk transmisi single frame tersebut. Jitter Jitter merupakan masalah khas dari connectionless network atau packet switched network. Jitter didefinisikan sebagai variasi delay yang diakibatkan oleh panjang queue dala suatu pengolahan data dan reassemble paket-paket data di akhir pengiriman akibat kegagalan sebelumnya Secara umum jitter merupakan masalah dalam slow speed links. Diharapkan bahwa peningkatan QoS dengan mekanisme priority buffer, bandwidth reservation (RSVP, MPLS dll) dan high speed connections dapat mereduksi masalah jitter di masa yang akan datang. Jitter diantara titik awal dan akhir komunikasi seharusnya kurang dari 150 ms sedangkan untuk wireless kurang dari 5 ms. Tabel 16.1 Jitter Kategori Degredasi sangat bagus bagus sedang jelek Packet Loss Komunikasi real time didasari oleh protokol UDP dimana bersifat connectionless dan jika paket gagal dikirim maka paket tersebut tidak akan dikirim lagi dan menjadi masalah besar jika packet loss yang terjadi sangat besar. Packet loss untuk aplikasi voice dan multimedia dapat ditoleransi sampai dengan 20% untuk single Access Point. Peak Jitter 0 ms 75 ms 125 ms 225 ms

311

Tabel 16.2 Packet Loss Kategori Degredasi sangat bagus bagus sedang jelek Packet Loss 0% 3% 15% 25%

Untuk menghindari problem packet loss antara lain dengan tidak mengirimkan silence packet (terutama dalam network dengan kecepatan rendah atau congesty), teknik redudancy (paket n diberi tambahan header, yaitu paket (n-1) dengan steram audio yang resolusinya lebih rendah dari paket n sebagai informasi redudant), teknik interleaving (pada interleaving terjadi pembagian masing-masing paket menjadi beberapa bagian, lalu disatukan kembali dengan potongan paket lain, sehingga paket yang dikirim merupakan gabungan dari potongan masing-masing paket). Delay Delay adalah waktu tunda saat paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik lain yang menjadi tujuannya. Delay didalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut : Packetisasi delay Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan paket IP dari informasi user, yang harus melewati proses enkapsulasi melalui 7 layer OSI atau 4 layer TCP/IP. Delay ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di source informasi

Queuing delay Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di dalam menangani transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 ms. Delay propagasi Proses pejalanan informasi selama media transmisi, misalnya SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi.

312

Packet delay dapat menyebabkan kualitas suara menjadi turun. Jika delay tidak diminimalkan maka sinyal suara yang diterima akan menyebabkan kuslitas yang buruk akibat dari akumulasi seluruh delay yang terjadi di dalam jaringan. Penyebab terjadinya delay diklasifikasikan sebagai berikut : o Fixed delay o Variable delay Tabel 16.3 Komponen delay Jenis Delay Algorithmic delay Packetization delay Keterangan Delay ini disebabkan oleh standar codec yang digunakan. Contohnya, Algorithmic delay untuk G.723.1 adalah 7.5 ms Delay yang disebabkan oleh peng-akumulasian bit voice sample ke frame. Seperti contohnya, standar G.711 untuk payload 160 bytes memakan waktu 20 ms. Delay ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari sisi originating (pengirim). Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan. Paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti contohnya delay propagasi di dalam kabel akan memakan waktu 4 sampai 6 s per kilometernya. Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang digunakan di dalam sistem transmisi.

Serialization delay Propagation delay

Component Delay.

Rekomendasi ITU G.114 merekomendasikan standar delay, bahwa ada 3 band yang ditunjukkan oleh tabel dibawah ini :

313

Tabel 16.4 Rekomendasi ITU-T G.114 untuk delay Range in Milisecon 0 150 msec 150 400 msec Acceptable application Description for most user

Acceptable provided that administrators are aware of the transmission time and its impact on transmission quality of user application Unacceptable for general network planning purpose, it is recoqnized that in some exceptional cases this limit will be exceeded.

> 400 msec

15.3.6 Metode Pengukuran Kualitas VoIP. Untuk mementukan kualitas layanan suara dalam jaringan IP dapat digunakan beberapa metode di bawah ini : a. Mean Opinion Score (MOS) Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kualitas suara dalam jaringan IP berdasar kepada standart ITU-T P.800. Metode ini bersifat subjektif, karena berdasarkan pendapat orangperorangan. Untuk menentukan nilai MOS terdapat dua cara pengetesan yaitu, conversation opinion test dan listening test. Rekomendasi nilai ITU-T P.800 untuk nilai MOS adalah sebagai berikut : Tabel 16.5 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk kualitas berdasarkan MOS Nilai MOS 5 4 3 2 1 Opini sangat baik baik cukup baik tidak baik buruk

Metode MOS dirasakan kurang efektif untuk mengestimasi kualitas layanan suara untuk VoIP, hal ini dikarenakan : 314

1. Tidak tedapatnya nilai yang pasti terhadap mempengaruhi kualitas layanan suara dalam VoIP

parameter

yang

2. Setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda terhadap suara yang mereka dengar dengan hanya melalui percakapan. Dibutuhkan pendapat banyak orang untuk mengestimasi nilai MOS tersebut. b. Estimasi MOS dengan Metode E-Model (ITU-T G.107) Di dalam jaringan VoIP, tingkat penurunan kualitas yang diakibatkan oleh transmisi data memegang peranan penting terhadap kualitas suara yang dihasilkan, hal yang menjadi penyebab penurunan kualitas suara ini diantaranya adalah delay , paket loss dan echo. Pendekatan matematis yang digunakan untuk menentukan kualitas suara berdasarkan penyebab menurunnya kualitas suara dalam jaringan VoIP dimodelkan dengan E Model yang distandardkan kepada ITUT G.107 . Nilai akhir estimasi EModel disebut dengan R faktor . R faktor didefinisikan sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti signal to noise ratio dan echo perangkat, codec dan kompresi, packet loss, dan delay. R Faktor ini didefinisikan sebagai berikut : R = 94,2 - Id - Ief dengan : Id = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh one way delay Ief = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan packetloss yang terjadi Nilai Id ditentukan dari persamaan berikut ini : Id = 0.024 d + 0.11(d 177.3) H(d 177.3) Nilai Ief tergantung pada metoda kompresi yang digunakan. Untuk teknik kompresi sesuai dengan rekomendasi G.107 nilai Ief sesuai dengan persamaan berikut ini : Ief = 7 + 30 ln (1 + 15 e) Maka secara umum persamaan nilai estimasi R Faktor menjadi : R = 94,2 [0.024 d + 0.11(d 177.3) H(d 177.3)] [7 + 30 ln (1 + 15 e)] Dengan : R = faktor kualitas transmisi

315

d = H=

one way delay (milli second) fungsi tangga ; dengan ketentuan H(x) = 0 H(x) = 1 jika x < 0, lainnya (dalam bentuk untuk x >= 0

e =

persentasi besarnya paket loss yang terjadi desimal)

Nilai R faktor mengacu kepada standar MOS , hubungannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
R faktor Nilai Maksimum ITU - T G.107 100 94 90 Baik 80 Cukup Baik 70 Kurang Baik 60 50 0 Buruk / berkualitas rendah Buruk / tidak diperkenankan 3,1 2,6 1,0 3,6 4,0 Tingkat Kepuasan Sangat Baik MOS 4,4 4,3

Gambar 16.2 Korelasi E Model (ITU G.107) dengan MOS (ITU P.800)

Untuk mengubah estimasi dari nilai R kedalam MOS (ITU P.800) terdapat ketentuan sebagai berikut : 1.Untuk R < 0 2.Untuk R > 100 3.Untuk 0 < R < 100 : MOS = 1 : MOS = 4.5 : MOS = 1 + 0.035 R + 7x10-6 R(R-60)(100-R)

16.2 PENGUKURAN QoS a. Tool Ethereal 1. Penyetingan Ethereal

316

Gambar 16.3 Setup ethereal

2. Melakukan komunikasi dengan end user melewati konfigurasi jaringan yang akan diamati

Gambar 16.4 capture paket

3. Melakukan capture packet

317

Gambar 16.5 Proses capture paket

4. Menganalisa hasil capture paket

Throughput dalampacket/second

Gambar 16.6 analisa hasil capture

5. Menghitung rata-rata delay pengiriman packet satu arah (one way delay), jitter dan packet loss 6. Menghitung MOS dari parameter yang telah diperoleh

318

b. Tool command : ping Ping digunakan untuk memeriksa suatu server bekerja dengan cara mengirimkan beberapa byte data dan menerima pantulannya. Jika pantulan diterima berarti komputer tujuan memberi respon dan menunjukkan bahwa komputer tujuan sedang beroperasi. Setelah data ditransfer pada saat melakukan ping ke server, hasil ping tersbut digunakan untuk menentukan : Byte data yg dikirim Waktu yg dikirim TTL (Time to Live) Banyaknya paket yang dikirim Banyaknya paket yang diterima Average (rata-rata) Beberapa cara untuk meng-ping diantaranya : 1. Start >> Run >> ketik cmd 2. Ketik ping ip_address Misal : akan melakukan ping ke ip address 192.168.1.60 maka pada command prompt ketik ping 192.168.1.60 3. Kemudian akan muncul box

Gambar 16.7 Hasil command ping

319

Dari hasil ping tersebut diperoleh bahwa : o Data yang dikirimkan sebesar 32 byte o Waktu pengiriman diperoleh < 1 ms o TTL nya 128 o Packet data yang dikirimkan sebanyak 4 o Packet data yang diterima sebanyak 4 o Tidak ada Loss karena semua packet terkirim o Rata rata waktu pengiriman adalah 0 ms karena waktu pengirimannya kurang dari 1 ms c. Tool command : traceroute Untuk mengetahui karakteristik jalur internet / koneksi maka dilakukan performansi jaringan berdasarkan parameter bandwidth, latensi dan rugi-rugi data. Mekanisme traceroute dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang jalur yang dilaluinya berdasarkan TTL (Time to Live) Sebagai contoh hasil pengukurannya sebagai berikut :

Gambar 16.8 Setup ethereal

320

Berdasarkan informasi diatas, maka dapat dilihat informasi bandwidth, latensi serta rugi2 paket datanya. Sehingga kita dapat memperkirakan karakteristik jalur internet di atas. d. Tool Speed Test Secara teori, kecepatan di internet tidak dapat dihitung, karena kecepatan transfer data pada protokol / aturan komunikasi data di internet didesain sedemikian rupa untuk dapat menentukan sendiri jalur transfernya secara mandiri. Berbagai metode dilakukan untuk melaksanakan hal itu, namun pada umumnya menggunakan path / jalur tercepat atau terpendek seperti OSPF (Open Shortest Path First). Pada saat melakukan request untuk Speed Test, maka dikirimkan sejumlah data (yang besarnya sesuai pilihan) ke browser, dan menghitung kapan data tersebut mulai dan selesai ditransfer. Dengan perhitungan sederhana, sehingga dapat menentukan berapa besar koneksi yang terjadi pada saat data tersebut di transfer Dalam memilih test, harus dapat menyediakan beberapa pilihan dalam hal besarnya data yang ditransfer pada saat melakukan Speed Test. File yang kecil akan lebih cepat didapat hasilnya dan cocok bagi yang memiliki koneksi kecepatan rendah seperti Dial-up. File yang lebih besar akan lebih dapat menunjukkan stabilitas kecepatan karena pengujian dilakukan dalam rentang waktu lebih lama. Perhitungan yang dapat dilakukan setelah data ditransfer pada browser, maka beberapa hal yang perlu dicatat yaitu : o Besar File yang dikirim dalam Byte o Waktu mulai Transfer o Waktu Selesai Transfer Dari data yang didapat, dilakukan perhitungan sebagai berikut : Waktu Transfer = Waktu Selesai - Waktu Mulai Kecepatan dalam Bit/s = Besar File / Waktu Transfer Kecepatan dalam Bytes/s = Kecepatan dalam Bit / 8 Hasil pengujian speed test akan sangat tergantung pada kondisi jaringan dan berbagai hal lain yang sangat beragam, namun secara umum beberapa hal yang dapat mempengaruhinya yaitu : Lokasi Server yang dapat menentukan banyaknya hop yang harus dilalui paket data PC yang dapat melakukan proses download / transfer data yang lain Menggunakan aplikasi yang melakukan transfer data ke jaringan / Network, khususnya yang satu subnet dengan koneksi anda ke internet

321

Kualitas jaringan, khusunya pada transfer data analog yang sangat mungkin terpengaruh oleh noise, atau adanya interferensi elektromagnetis pada jaringan Apabila menggunakan modem 56KBps, secara real bandwidth maksimal yang mungkin didapat hanyalah 53 KBps, keterbatasan ini ada pada spesifikasi FCC-nya Pembatasan besarnya bandwidth efektif pada jaringan, seperti pembatasan akses oleh Bandwidth management, Firewall dan sebagainya Cache Engine, yang memungkinkan didownload data dari cache, tidak secara langsung dari server

322

You might also like