You are on page 1of 10

RESUME AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK

Disusun Oleh Kelompok 6 : 1. 2. 3. 4. 5. Qomarudin Alfatah Rufandi (26) (27)

Rury Melissa Gultom (28) Teguh Purwanto Warsito (29) (30)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG TAHUN 2010

AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK


I. Pengertian Audit Kinerja Secara etimologi, istilah audit kinerja terdiri dari dua kata, yaitu audit dan kinerja. Definisi audit menurut arens adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara kondisi yang ditemukan dan kriteria yang ditetapkan. Sedangkan menurut Stephen P. Robbin kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Di lain pihak, ahuya menjelaskan: Performance is the way of job or task is done by an individual, a group of an organization. [Kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas.] Dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa istilah kinerja mengarah pada dua hal, yaitu proses dan hasil yang dicapai. Definisi yang cukup komprehensif tentang audit kinerja diberikan oleh Malan, Fountain, Arrowsmith, dan lockridge (1984) sebagai berikut: Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis dalam mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas kinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau kegiatan. Evaluasi dilakukan berdasarkan aspek ekonomi, dan efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan, serta kepatuhan terhadap peraturan, hukum, dan kebijakan terkait. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria yang ditetapkan serta mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Fungsi audit kinerja adalah memberikan review independen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan menilai apakah kinerja operasi dapat memenuhi harapan. Audit kinerja merupakan perluasan dari audit laporan keuangan, dalam hal prosedur dan tujuan. II. Istilah dalam Audit Kinerja Beberapa istilah umum yang digunakan dalam audit kinerja, diantaranya:

a. VLM (Value for Money) mengacu kepada penilaian apakah manfaat yang dihasilkan oleh suatu program lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (Spending well) atau masih mungkinkah melakukan pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak (spending wisely) b. Audit manajemen, audit operasional, atau audit ekonomi dan efisiensi. Istilah ini untuk menilai aspek ekonomi, dan efisiensi dari pengelolaan organisasi. c. Audit program atau efektivitas. Jenis audit ini untuk menilai manfaat atau pencapaian suatu program. Gabungan dari audit manajemen/operasional dan audit program merupakan audit kinerja. III. Perbedaan Antara Audit Kinerja dan Audit Keuangan a) Lingkup Audit Keuangan meliputi seluruh laporan keuangan, sedangkan audit kinerja lebih spesifik dan fleksible dalam pemilihan subyek, obyek, dan metodologi audit. b) Audit keuangan merupakan audit reguler, sedangkan audit kinerja bukan merupakan audit reguler karena tidak harus dilaksanakan setiap tahun/berkala. c) Opini/pendapat yang diberikan dalam audit keuangan bersifat baku, yaitu unqualified, qualified, adverse, atau disclaimer; sedangkan audit kinerja bukan merupakan audit dengan jenis opini yang sudah ditentukan (formalized opinion) d) Audit kinerja dilaksanakan dengan dasar pengetahuan yang bersifat multidimensi dan lebih banyak menekankan pada kemampuan analisis daripada hanya sebatas pengetahuan akuntansi. e) Audit kinerja bukanlah bentuk audit berdasarkan checklist. Kompleksitas dan keragaman pertanyaan dalam audit kinerja mensyaratkan agar auditor dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik. IV. Manfaat audit kinerja a) Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya. b) Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya. c) Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidakefisienan d) Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi

e) Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal f) Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemen g) Melaporkan ketidakberesan V. Siklus Audit Kinerja

Tujuan utama survey pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas, dalam waktu yang relatif singkat.

Pelaksanaan audit kinerja juga dikenal sebagai pengujian terinci. Tujuan utama dalam pengujian terinci adalah: a) Menilai apakah kinerja entitas yang diaudit sesuai dengan kriteria. b) Menyimpulkan apakah tujuan audit tercapai. c) Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas yang diaudit, yang akan direkomendasikan kepada auditee. VI. Penjelasan Siklus Audit Kinerja a) Pemahaman Entitas Pemahaman ini penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu kritis dan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif. Informasi yang diperlukan untuk memahami entitas adalah: 1) Gambaran umum entitas 2) Pemahaman atas input, proses, dan output entitas 3) Informasi lain b) Mengidetifikasi area kunci Area kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam entitas. Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara lebih efisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada area audit yang memiliki nilai tambah yang maksimum. Penentuan area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan yang terdiri atas (a) resiko manajemen (b) signifikansi suatu program, yang mencakup materialitas keuangan, batas kritis keberhasilan, dan visibilitas (c) dampak audit, (d) auditabilitas. c) Penetapan tujuan dan lingkup audit Proses penetapan tujuan audit kinerja berbeda dengan audit keuangan. Tujuan audit keuangan yaitu menguji asersi manajemen dengan periode penyajian laporan keuangan biasanya 1 tahun. Pada audit kinerja, penetapan tujuan audit diawali dengan menetapkan tujuan audit sementara (tentative audit objektive-TAO). TAO ditentukan berdasarkan informasi umum yang diperoleh

saat pemahaman entitas sehingga diketahui identifikasi aspek manajemen atau bidang auditee yang mempunyai kelemahan dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut melalui tujuan audit tetap (firm audit objective-FAO). TAO dapat berupa evaluasi atas kinerja manajemen dengan aspek 3E, yang biasanya masih bersifat umum dan luas. Saat menentukan FAO, auditor dapat memilih salah satu dari aspek 3E tersebut untuk dilakukan pengujian terinci. Lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari suatu audit. Pada umumnya lingkup audit kinerja memuat pernyataan mengenai hal-hal sebagai berikut: 1) luasnya tujuan audit yang akan dilakukan 2) permasalahan yang akan diperiksa 3) waktu yang diperlukan dalam audit dan besarnya sample yang akan diambil. d) Penetapan kriteria audit Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan dan praktik terbaik yang seharusnya dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor dapat menggunakan dua pendekatan untuk menetapkan kriteria yaitu kriteria proses dan kriteria hasil. Penerapan kriteria proses dan kriteria hasil dikaitkan dengan tujuan audit sebagai berikut: 1) Pada audit kinerja, kriteria proses berkaitan dengan cara kerja dan sumber daya yang seharusnya digunakan dalam proses pekerjaan. Kriteria hasil berkaitan dengan tercapainya ekonomi, efisiensi dan efektivitas sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2) Pada audit keuangan, yang ditujukan untuk menilai kewajaran informasi keuangan dan informasi lainnya, kriteria proses berkaitan dengan standar, cara kerja, dan penggunaan sumber daya untuk menghasilkan informasi yang benar dalam rangka pengambilan keputusan. Kriteria hasil diwujudkan dalam bentuk informasi yang benar dan dapat dipercaya sebagai bahan pengambilan keputusan. Berikut ini adalah beberapa panduan dalam menentukan kapan sebaiknya kriteria proses atau kriteria hasil digunakan untuk menilai kinerja auditee. 1) Apabila auditee mempunyai kriteria yang jelas dan hasil yang ingin dicapai, penelaahan kegiatan melalui kriteria hasil tampaknya lebih efektif jika dibandingkan dengan melalui proses. 2) Apabila hasil dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan tidak dinyatakan secara jelas dalam bentuk kuantitatif, auditor sebaiknya menggunakan kriteria proses.

3)

Dalam hal auditee tidak memiliki proses atau cara yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan, auditor akan lebih banyak menekankan audit pada kriteria hasil dibandingkan dengan kriteria proses.

e) Identifikasi bukti audit Jenis bukti audit: 1) bukti fisik 2) bukti dokumenter 3) bukti kesaksian, 4) bukti analitis. f) Penyusunan laporan survey pendahuluan Laporan survey pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului atau sebelum laporan audit akan diterbitkan. Unsur laporan survey pendahuluan: 1) Tujuan survey pendahuluan 2) Penjelasan kegiatan/program entitas yang diaudit 3) Risiko audit 4) Hasil penelaahan sistem pengendalian intern 5) Hasil penalaahan peraturan perundang-undangan 6) Identifikasi kriteria audit 7) Identifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti dengan pengujian terinci 8) Usulan apakah audit akan dilanjutkan atau tidak g) Penyusunan program pengujian terinci Langkah langkah penyusunan program pengujian terinci adalah sebagai berikut: 1) Memahami istilah baku 2) Menetapkan pendekatan audit 3) Memfokuskan pada pembuktian kriteria audit yang telah ditetapkan 4) Menetapkan prosedur audit yang tepat

5) Menetapkan format program audit h) Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit Teknik-teknik pengumpulan bukti audit: 1) Review dokumen 2) Wawancara 3) Kuesioner 4) Observasi fisik Langkah-langkah pengujian bukti audit: 1) Menentukan teknik pengujian 2) Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit dengan kriteria audit 3) Mengidentifikan sebab dan akibat dari perbedaan 4) Mengidentifikan usulan rekomendasi atas temuan i) Kertas kerja audit Menurut SPKN, hal-hal yang harus dimuat dalam kertas kerja audit adalah meliputi: 1) Tujuan, lingkup, metodologi audit, termasuk kriteria pengambilan uji petik yang digunakan 2) Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan untuk mendukung temuan signifikan dan pertimbangan profesional 3) Bukti tentang review pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan 4) Penjelasan auditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada beserta alasan dan akibatnya. Karakteristik KKA: 1) Lengkap dan akurat 2) Mempunyai tujuan yang jelas

3) Jelas dan singkat 4) Mendukung simpulan audit 5) Mudah dipersiapkan 6) Mudah dimengerti dan berurutan 7) Relevan 8) Terstruktur 9) Mudah diakses 10) Mudah diriview j) Temuan Audit Temuan audit merupakan fakta yang ditemukan oleh auditor sebagai hasil perbandingan antara kondisi yang ditemui auditor dan kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan audit tetap (firm audit objective-FAO) k) Penyusunan Laporan Hasil Audit Karakteristik laporan audit yang baik menurut SPKN adalah sebagai berikut: 1) Tepat waktu 2) Lengkap 3) Akurat 4) Objektif 5) Meyakinkan 6) Jelas 7) Ringkas

Dalam performance auditing guideliness-CAG India (Mei 2004) proses pelaporan digambarkan sebagai berikut: Lembar diskusi (selama pelaksanaan audit) 8) Observasi Audit (observasi entitas secara dekat) Tanggapan dari entitas/catatan mengenai diskusi

Tanggapan entitas, pertemuan akhir/wawancara

Draf laporan audit lapangan (setelah simpulan audit)

Pejabat entitas

Tanggapan entitas

Draf laporan audit kinerja

Diserahkan pada entitas

Tanggapan entitas

Draf laporan kinerja final

You might also like