Professional Documents
Culture Documents
POKOK BAHASAN
I. PENGERTIAN KERJA, BUDAYA KERJA DAN ETOS KERJA II. MANFAAT BUDAYA DAN ETOS KERJA III. TEHNIK PENGEMBANGAN BUDAYA DAN ETOS KERJA IV. HAMBATAN PENGEMBANGAN BUDAYA DAN ETOS KERJA
Budaya ( culture/ bhs latin) = mengerjakan , mengolah , memelihara ladang Budaya berasal dari dua kata yakni budi dandaya. Budi adalah akal dan pikiran Daya adalah potensi atau kemampuan atau kekuatan.
Secara umum
pengertian Budaya kerja adalah suatu falsafah yang dilandasai oleh pandangan hidup sebagai nilainilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong dan membudaya dalam kehidupan suatu kelompok atau organisasi atau masyarakat yang kemudian tercermin dari sikap perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja
6
Secara khusus
pengertian budaya kerja organisasi adalah manajemen yang meliputi perencanaan, pengembangan, produksi, dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomis dan memuaskan ( Triguna Dipl. EC, LLM dalam Buku Budaya Kerja menciptakan lingkungan yang kondusive untuk meningkatkan produktivitas kerja tahun 1995).
Warna budaya kerja : kerja keras, ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab, motivasi, manfaat, kreatif, dinamis, konsekuen, konsisten, responsif, mandiri, makin lebih baik, dll Budaya kerja dapat diwujudkan melalui PROSES PANJANG, Krn melalui perubahan pergeseran paradigma lama ke paradigma baru Pergeseran paradigma hanya terjadi melalui PEMBELAJARAN
Proses transformasi ( BELAJAR) Pengetahuan baru Ketrampilan baru Sikap baru ( Material baru )
PENGETAHUAN
KEBIASAAN
KETRAMPILAN
KEINGINAN
MANFAAT BUDAYA KERJA Menjamin hasil kerja yang lebih berkwalitas Keterbukaan, kekeluargaan, kegotongroyongan Cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan dari luar Mengurangi laporan berupa data-data dan informasi yang palsu Kepuasan kerja meningkat Disiplin meningkat Pergaulan lebih akrap Pengawasan fungsional berkurang Pemborosan berkurang Tingkat absensi turun Ingin belajar terus Ingin memberikan yang terbaik untuk organisasi
13
Roland E Wolseley dan Laurence R Campbell, dalam buku Explorirng Journalisme , bahwa manfaat orang yang bekerja dengan budaya kerja adalah : 1. Orang yang terlatih melalui kelompok Budaya Kerja akan menyukai kebebasan, siap melakukan pertukaran pendapat, terbuka untuk gagasan-gagasan baru, dan fakta baru . 2. Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja akan mampu memecahkan permasalahansecara mandiri dengan bantuan keahliannya 3. Orang yang terlaih melalui Budaya Kerja berusaha menyesuaikan diri antara kehidupan pribadinya dengan kebiasaan sosialnya, 4. Orang yang terdidik dalam kelompok Budaya Kerja akan mempersiapkan diri dengan pengetahuan umum dan keahliankeahlian khusus 5. Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja akan memahami dan menghargai lingkunganya seperti alam, ekonomi, sosial, politik, budaya dan akan menjaga kelestarian sumber-sumber alam. 6. Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja akan berpartisipasi denga loyal kepada kehidupan rumah tangganya, masyarakat dan bangsanya.
15
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM ORGANISASI Nilai adalah pengertian-pengertian yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar dan kurang benar (Andreas A. Danandjaya, 1986, 22) BUDAYA KERJA Arti Sempit Managemen yang meliputi pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang berkwalitas dalam arti Optimal, Ekonomis, Bermanfaat dan Memuaskan. Arti Luas Suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok/organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat, tindakan yang terwujud sebagai Kerja atau Bekerja
16
BUDAYA KERJA BUDAYA = NILAI-NILAI ( LUHUR-INSTRUMEN) KERJA = PROSES YANG MENGHASILKAN BUDAYA = KUALITAS BAD QUALITY = BAD MANAGEMENT BAD MANAGEMENT = BAD LEADERSHIP BAD LEADERSHIP = BAD POLICY KRISIS BUDAYA KERJA Q Q f u c d = F (u + c + d ) = quality = function = understanding = commitment =discipline
17
MEMBIASAKAN CARA KERJA BERKWALITAS A. Bekerja secara Profesional Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian kualitas yang menunjukkan suatu profesi. (Panji Anaraga SE, MM, Sri Suyati, SE, 1995,85). Profesi, bidang pekerjaan yang berdasarkan suatu keahlian. Jadi tenaga professional adalah pekerja yang memiliki keahlian atau menunjukkan kualitas kerja yang memenuhi syarat standar profesi tertentu. Ciri-ciri tenaga yang professional: Mengejar kesempurnaan hasil kerja / berkwalitas Kesungguhan / ketelitan Tekun, ulet, gigih Integritasnya tinggi Konsisten Mandiri Mencintai profesi yang ditekuni
18
B. Karakteristik Budaya Berkwalitas: Perilaku pegawai pada semua level konsisten dengan moto organisasi Memberdayakan pegawai di dalam berbagai aktivitas Memiliki komitmen kualitas Kemampuan pegawai pada semua level dikembangkan sesuai bidang masing-masing. C. Kerja Unggul, berprestasi, Efisien Unggul, dapat menyelesaikan tugas atau lebih cepat dengan hasil kuantitas dan kualitas diatas rata-rata pekerjaan orang lain. Berprestasi, pegawai yang berorientasi pada prestasi memiliki sikap atau perikalu ingin untuk: Membuat yang terbaik Mencapai hasil yang lebih baik (kualitas / kuantitas) Efisien, Ratio antara hasil yang dicapai lebih besar daripada input (biaya) yang digunakan.
19
D. Produktivitas kerja Produktivitas: Kemampuan memproduksi sejumlah produk dalam kurun waktu tertentu dengan sejumlah tenaga kerja (Sumber Daya) yang digunakan: Sumberdaya yang digunakan sedikit / tetap, hasil yang dicapai meningkat Sumberdaya yang digunakan dikurangi, hasil tetap tidak berkurang Sumberdaya yang digunakan bertambah, hasil bertambah lebih besar. SIKAP ATAU PERILAKU CIRI APARATUR PEMERINTAH Kebersamaan (kesatuan) Keterbukaan Semangat kerjasama, saling membantu Keteladanan Kreatif, inovatif, adaptif Partisipatif Saling mempercayai Rasa ikut memiliki
20
BUDAYA KERJA: MERUPAKAN FALSAFAH-CARA HIDUP FAKTOR PENTING: MERUBAH SIKAP DAN PERILAKU ARAH BUDAYA KERJA: PENINGKATAN MUTU TERPADU ARAH DITENTUKAN OLEH: MOTIVASI KETRAMPILAN PERAN KEPRIBADIAN KEJENUHAN KUALITAS: MERUPAKAN PERSEPSI NILAI STANDARD: TERGANTUNG PADA KESEPAKATAN MANUSIA PERUBAHAN BUDAYA DILAKUKAN MELALUI KELOMPOK KECIL DAN SPESIFIK: BICARA DENGAN FAKTA HARGAI ORANG LAIN MULAI DENGAN YANG KECIL DAN BENAR RINGAN SAMA DIJINJING, BERAT SAMA DIPIKUL KERJA BERDASAR RENCANA (SIKLUS P.D.C.A) PENINGKATAN KUALITAS ADALAH TUGAS SETIAP ORANG DALAM ORGANISASI, ADMINISTRASI, MANAGEMEN DLL.
21
Semangat Kerja (Alex S. Nitisemito 1982) Faktor yang mempengaruhi semangat kerja: Gaji cukup Memperhatikan kebutuhan rohani Suasana santai Harga diri (perlu diperhatikan) Penempatan yang sesuai dengan keahliannya Memberi kesempatan untuk maju Perasaan aman menghadapi masa depan Mempunyai loyalitas Mengajak berunding Fasilitas kerja menyenangkan - Teory X dan Y - Teori MASLOW Jenjang Kebutuhan Manusia
22
TEORI Y
1. Pada dasarnya manusia suka bekerja 2. Jika telah mempunyai komitmen, akan bertanggung jawab 3. Manusia memiliki kemampuan berprestasi 4. Manusia mampu menunjang kepentingan orang lain/organisasi 5. Manusia mampumemimpin dan ingin menjadi pemimpin 6. Manusia suka membuat keputusan 7. Jika diberi kesempatan mampu memutuskan sendiri berbagai hal 8. Jika dipercaya akan bertanggung jawab 9. Memerlukan dukungan moral bukan teguran 10.Manusia termotivasi oleh tantangan dan oleh pekerjaan yang menarik baginya 11. Walau sudah tua/dewasa mampu belajar dan berkembang.
23
HARGA DIRI
Kebutuhan untuk berharga di mata orang lain; respek, prestige, pengakuan, harga diri, perasaan kompeten
RASA AMAN
Kebutuhan akan rasa aman, perlindungan, stabilitas dalam arti fisik dan hubungan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari
FISIOLOGIS
Kebutuhan dasar manusia, kebutuhan untuk memelihara aspek-aspek biologis seperti makanan, minuman, reproduksi/sex
24
Kepuasan Kerja Suatu tingkat perasaan seseorang atau hasil pekerjaan yang dilakukan dengan segala kondisi yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan. A.R. Artoyo (1991) pekerja memiliki watak sebagai berikut: Beriman dan takwa kepada Tuhan Rasa hormat menghormati Suka bekerja keras Tahu akan persamaan derajat, peranan hak dan kewajiban antara sesama pekerja Saling mencintai sesama Mengutamakan kepentingan orang lain Suka menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Suka melaksanakan keputusan musyawarah Mengutamakan kepentingan bangsa dan tanah air.
25
Teori Kepuasan Hezberg Faktor yang membuat orang tidak puas, faktor eksternal yaitu kondisi yang jika tidak tersedia , kondisi ini akan membuat orang tidak termotivasi bekerja ( HYGIENEFACTOR) Faktor yang membuat orang puas, faktor internal yaitu kondisi pekerjaan jika tersedia akan mendorong orang termotivasi bekerja ( MOTIVATOR FACTOR ) Hygiene faktor Kebijakan org dan adm Pengawasan/supervisi Hubungan dg lingkungan kerja Kehidupan pribadi Keamanan kerja Motivator-faktor Prestasi kerja Penghargaan/pengakuan Kesesuian jenis kerja Kemajuan/ promosi Pertumbuhan
Semua faktor-faktor diatas memberikan kontribusi kepadaKEPUASAN KERJA dan KETIDAK KEPUASAN KERJA. Terhadap ketidak puasan kerja, Faktor Hygiene menyumbang 69 % dan Faktor motivator menyumbang 31 % Terhadap kepuasan kerja, Faktor Hygiene menyumbang 19 % dan Faktor motivator menyumbang 81 % Empat hal yang perlu dihindari dalam memberikan motivasi Menjadikan uang sebagai alat Menciptakan rasa takut terhadap hukuman Memfokuskan pada tujuan yg kurang realistik Mengobarkan semangat yang berlebihan
26
ETOS KERJA
Pengertian : Etos Kerja merupakan sejumlah nilai atau perangai budaya karakteristik manusia dalam kerja Etos kerja berkaitan dengan sikap moral yang berorientasi pada norma yang harus diikuti dan berkaitan dengan sikap berdasarkan hati nurani
Etos kerja merupakan sikap kerja yang mendasar yang menyangkut sistim nilai seseorang sehingga menentukan nilai kerja seseorang Etos kerja mengandung dasar-dasar etika seperti budi luhur, bergotong royong, berkeadilan sesuai falsafah Pancasila Etos kerja akan melekat dalam sanubari dan akan mendorong kehendak bersikap jujur, disiplin, tanggungjawab dalam melakukan tugas
Tiap peserta diminta menuliskan siapa tokoh/ idolanya ( tokoh nasional, internasional atau orang yg dikenal )
2. Berpikir linier 3. Berpikir bagian 4. Berpikir obyek 5. Berpikir hirarkhi 6. Berpikir struktur
Mengubah pola pikir berarti mengubah diri Manfaat mengubah pola pikir : 1. Berpikir dan bersikap positif 2. Meningkatkan hubungan kerja 3. Komunikasi lebih efektif 4. Mengembangkan potensi diri 5. Bekerja optimal
Peran NLP membantu manusia untuk berkomunikasi lebih baik dengan diri sendiri, mengurangi ketakutan tanpa alasan dan mengontrol emosi negatif dan kecemasan NLP adalah cara efektif untuk membentuk pola pikir positif, merubah pola pikir negatif menjadi positif NLP adalah suatu cara untuk menyaring melalui lima indra Berbagai Pengalaman atau hal-hal yg kita Hadapi dalam kehidupan sehari-hari
EMOTIONAL QUOTIENT 4 Mengenali 4 Mengelola, 4 Mengatur, 4 Memanage, 4 Mengarahkan, 4 Memanfaatkan, 4 Mengoptimalkan emosi Cerdas emosi)
EMOSI
SPRITUAL QUOTIENT/ SQ SQ lebih terfokus pada hubungan manusia dengan Sang Pencipta sebagai dasar berperilaku. Asumsi, hubungan vertikal baik, maka perilaku akan baik.
FAKTOR INTERNAL
BLOK PERSEPSI Memberikan arti pada suatu peristiwa Kurang teliti akan informasi Timbul prasangka krn tdk melihat dari seluruh aspek BLOK EGO Selalu menyalahkan orang lain- merasa diri paling sempurna Memaksa orang lain mengikuti kehendaknya Tidak dapat melihat kelemahan diri BLOK INTELEKTUAL Berfikir hanya mengandalkan logika, Berpegang pada pendapatnya sendiri BLOK EMOSI Takut membuat kesalahan, sedih, khawatir yg berlebihan Emosi yg tidak terkendali Kurang kebesaran hati, kurang iklas Kurang hati-hati, ceroboh
14
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor Lingkungan Sulit menerima perbedaan Kurang menerima dan memberikan penghargaan Kurang terbangunnya kepercayaan Faktor Teman sejawat yang kurang mendukung Teman yg tidak bersemangat Selalu berfikiran negatif Teman mempengaruhi motivasi Faktor anak buah Kompetensi anak buah harus ada Mereka mampu dan mau?, tidak mampu tp mau bekerja, atau tidak mampu dan tidak mau bekerja Faktor iklim kerja yang kurang mendukung Bagaimana pimpinan menciptakan lingkungan yg kondusif Sudah terbangun budaya kerja yg kurang produktif
15
V. SIMPULAN
pengertian Budaya kerja adalah suatu falsafah yang dilandasai oleh pandangan hidup sebagai nilainilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong dan membudaya dalam kehidupan suatu kelompok atau organisasi atau masyarakat yang kemudian tercermin dari sikap perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja Etos Kerja merupakan sejumlah nilai atau perangai budaya karakteristik manusia dalam kerja
Budaya Kerja yang efektif dan efisien tersebut merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan atau penyempurnaan apa yang telah dicapai dengan menerapkan teori-teori dan metoda-metoda baru, Dengan demikian budaya kerja dan etos kerja sangat diperlukan untuk terbentuknya organisasi pembelajar yang anggota-anggotanya selalu belajar, sehingga organisasi dapat mengakomodir segala tantangan perubahan dan pada gilirannya dapat menghasilkan kerja yang efektif, efisien dan produktif Pengembangan budaya dan etos kerja dimulai dari perubahan pola pikir dan pengembangan diri serta meminimalisir hambatan baik intern maupun ekstern
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA. DAN MOHON MAAF LAHIR BATHIN
47