You are on page 1of 46

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam mewuiudkan tuiuan
Negara seperti yang terdapat pada alinea ke-4 UUD 1945 dan GBHN, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan masyarakat adil dan makmur.
1
Di
tengah laiunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan di
Indonesia dinilai terpuruk dan berada di peringkat bawah bila dibandingkan dengan
pendidikan di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
2

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab III Pasal 4 ayat 5, disebutkan bahwa salah satu cara penyelenggaraan
pendidikan adalah dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi segenap warga masyarakat. Begitu pentingnya membaca, hingga leluhur bangsa
Indonesia menciptakan ungkapan 'membaca adalah kunci ilmu', sedangkan
'gudangnya ilmu adalah buku'.
3

Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat ke empat
setelah Malaysia, Thailand dan Singapura. Di negara-negara maiu minat baca sangat
tinggi dan sarana baca sangat mudah ditemukan.
4

Salah satu Iaktor yang menyebabkan minat membaca masyarakat Indonesia
tergolong rendah adalah sarana dan prasarana khususnya perpustakaan dengan buku-
buku yang belum mendapat prioritas. Kegiatan membaca membutuhkan buku-buku
yang memadai dan bermutu serta dituniang eksistensi perpustakaan. Perpustakaan
sarana dan sumber belaiar yang eIektiI untuk menambah pengetahuan melalui
beraneka bacaan.
Di Indonesia terdapat satu perpustakaan nasional, 117 ribu perpustakaan
sekolah dengan total koleksi 106 iuta buku, 798 perpustakaan universitas, dan 326
perpustakaan khusus. Sementara itu, perpustakaan yang disediakan untuk masyarakat

1
Kompas, Eko Budihario, 2003
2
SilIia Hanani, Makalah mengenai peningkatan minat baca. 2008
3
Media Indonesia, Buku dan Literasi, Maret 2008
4
Pikiran rakyat, hari Buku nasional, Gramacom, 2006


2

umum hanya 2.583 perpustakaan. Bila dirasiokan, perpustakaan umum yang ada
harus sanggup untuk melayani 85 ribu penduduk.
5

Negara-negara yang konsisten dalam peningkatan kualitas pendidikan,
perpustakaannya sudah dilengkapi dengan berbagai Iasilitas, sehingga perpustakaan
tidak lagi sebagai gudang buku tetapi sudah meniadi sebuah institusi yang mempunyai
multiIungsi, sehingga tidak mengherankan perpustakaan sudah meniadi tempat
bermain dan tempat rekreasi. Sehubungan dengan itu, mengapa di negara kita
perpustakaan tidak banyak dikuniungi oleh masyarakat, salah satu penyebabnya
adalah Iasilitas perpustakaan masih didominasi oleh koleksi buku. Bahkan Iasilitas
ruang baca perpustakaan masih sumpek dan belum memberikan kenyamanan.
6

Di Manado sendiri, minat baca masyarakat bisa dikatakan masih kurang. Ini
bisa dilihat dari sedikitnya penguniung sarana baca / perpustakaan. Padahal hal ini
sangat diperlukan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya
manusia yang ada. Satu-satunya sarana baca umum yang ada adalah Perpustakaan
Daerah Sulawesi Utara.
Berikut kita bisa melihat data penguniung dan anggota Perpustakaan Daerah
Sulut.

Statistik Anggota Perpustakaan Statistik Penguniung Perpustakaan
Gbr.1 Data Pengunjung dan Anggota Perpustakaan Daerah
( Sumber . Data Statistik Perpustakaan Daerah Sulut 2008 )
Dari graIik di atas terlihat bahwa anggota dan penguniung Perpustakaan
cenderung mengalami penurunan. Keberadaan perpustakaan daerah ini memang telah
memberikan manIaat bagi kemaiuan pendidikan dan pengembangan sumber daya di
Sulawesi Utara khususnya Kota Manado.
Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebutuhan akan inIormasi semakin besar dan koleksi pustaka yang ada di
Perpustakaan Daerah masih terbatas dan ienis koleksi pustaka baru atau bacaan

5
AlIons Taryadi,Buku dalam Indonesia baru, 1999
6
Komentar, pelaiar Manado tidak minati perpustakaan, 2006


3

popular lain masih tergolong sedikit. Selama ini perpustakaan dianggap sebagai
tempat yang konvensional dan kurang menarik. Perpustakaan biasanya sesak dengan
rak-rak buku, orang-orang serius menunduk membaca, suasana yang hening, dan
cenderung membosankan. di kalangan masyarakat Indonesia perpustakaan masih
dipandang sebagai gedung buku yang membosankan.
7

Perpustakaan yang ada seharusnya lebih meningkatkan kreativitasnya dalam
menyediakan inIormasi dan harus selalu mengikuti perubahan global. Perpustakaan
sudah saatnya dilengkapi dengan berbagai Iasilitas, termasuk Iasilitas ruangan baca
yang terkesan rilek dan tidak menegangkan. Fasilitas perpustakaan iuga sudah saatnya
berbasis teknologi. Koleksi ilmu pengetahuan tidak lagi dalam bentuk buku dan kertas
tetapi telah tersedia dalam berbagai sarana teknologi seperti CD dan data online yang
sangat mudah diakses.
8
Untuk Perpustakaan Daerah sendiri Iasilitas yang ada masih
bersiIat manual dan belum memanIaatkan teknologi yang ada, hal ini karena dana
penyediaan Iasilitas yang disediakan pemerintah masih sangat kecil dan belum ada
perhatian khusus untuk mengembangkan meniadi berbasis teknologi.
9

Data BPS menuniukkan bahwa penduduk Indonesia belum meniadikan baca
sebagai sumber utama mendapatkan inIormasi. Orang lebih memilih menonton
televisi dan atau mendengarkan radio.
Data pada 2006 menuniukkan bahwa orang Indonesia yang membaca untuk
mendapatkan inIormasi baru 23,5 dari total penduduk. Sementara itu, mendapatkan
inIormasi dengan menonton televisi sebanyak 85,9 dan mendengarkan radio sebesar
40,3.
10

Khusus di Manado iuga, tempat-tempat hiburan semakin marak hingga
masyarakat cenderung melakukan hal-hal yang siIatnya hiburan dan rekreatiI. Ini bisa
dilihat banyaknya penguniung pusat-pusat hiburan. Dengan begitu membaca belum
iadi kebiasaan, atau belum cukup menarik minat masyarakat.
Untuk itu diperlukan perancangan suatu sarana baca yang tidak hanya bersiIat
edukatiI-inIormatiI tapi iuga bersiIat rekreatiI. Perpustakaan Di Manado coba
dihadirkan dengan konsep yang berbeda, sebuah perpustakaan modern yang
menyaiikan konsep cara baca yang menyenangkan dan bisa memenuhi kebutuhan
seluruh lapisan masyarakat akan inIormasi, pendidikan, dan perkembangan ilmu

7
Pustakawan, arti perpustakaan bagi pendidikan.
8
Wikipedia bahasa Indonesia, perpustakaan modern, 07
9
Hasil wawancara dengan Kabid Pelestarian buku Perpus Daerah
10
SilIia Hanani, Makalah mengenai peningkatan minat baca. 2008


4

pengetahuan dan teknologi. Dari Iungsi perpustakaan, untuk mengubah anggapan
mengenai perpustakaan yang selama ini masih dianggap konvensional dan kurang
menarik untuk mendapatkan inIormasi, maka coba diangkat tema Transposisi
Dialektik Ruang Dalam dan Ruang Luar. Dengan tema yang diangkat akan
menghasilkan suatu pertukaran posisi-posisi ruang yang berdialog satu dengan yang
lain, untuk menghasilkan suatu suasana ruang yang berbeda dan gubahan bentuk yang
berbeda dari tipologi perpustakaan pada umumnya. Dengan begitu Perpustakaan
Manado ini bisa berIungsi sebagai sarana inIormasi yang bisa memberikan suasana
rekreatiI.

1.2. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang yang ada maka identiIikasi masalah yang ada secara
garis besar adalah :
O Masih rendahnya minat baca di Manado, karena media penuniang kegiatan
membaca masih kurang
O Belum adanya Iasilitas baca yang bersiIat rekreatiI yang mampu menarik minat
baca masyarakat
O Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan akan
inIormasi baik lewat buku bacaan maupun media lainnya semakin meningkat
O Maraknya pusat-pusat hiburan di Manado, masyarakat cenderung memilih
kegiatan yang bersiIat hiburan sehingga membaca belum meniadi kebiasaan
masyarakat pada umumnya
O Sarana baca yang sudah ada (Perpustakaan daerah) belum bisa sepenuhnya
memenuhi kebutuhan masyarakat akan Iasilitas baca yang lengkap, menarik dan
inovatiI
O Perpustakaan masih dianggap sebagai tempat yang konvensional dan kurang
menarik untuk memperoleh inIormasi

1.2.2. Rumusan Masalah
Dari identiIikasi masalah di atas maka rumusan masalah yang ada adalah:
O Bagaimana menciptakan suatu rancangan Perpustakaan inovatiI, bersiIat edukatiI
dan rekreatiI, yang mampu menarik dan menumbuhkan minat baca masyarakat


5

O Bagaimana menciptakan rancangan Perpustakaan yang memiliki konsep berbeda
dari biasanya sebagai perpaduan dari Iungsi ruang dalam dan ruang luar sesuai
dengan tema Transposisi Dialektik Ruang Dalam dan Ruang Luar

1.3. MAKSUD DAN TU1UAN
1.3.1. Maksud
Merancang suatu bangunan / Iasilitas yang berIungsi sebagai sarana baca
berupa Perpustakaan yang representatiI dan bisa berIungsi secara maksimal dalam
memenuhi kebutuhan akan inIormasi melalui buku bacaan ataupun media penuniang
lainnya serta mampu menarik minat masyarakat karena konsep yang ditawarkan lain
dari biasanya.

1.3.2. Tujuan
O Membantu program pemerintah dalam pembangunan di bidang pendidikan
dan pelayanan sosial masyarakat lewat sarana baca
O Menyediakan suatu sarana baca modern yang bersiIat edukatiI dan rekreatiI
untuk mengembangkan minat baca masyarakat di Manado
O Menciptakan Iasilitas baca lengkap dengan penuniang yang menyediakan
bahan-bahan bacaan bermutu dan berkualitas
O Membantu mempermudah masyarakat memperoleh inIormasi untuk
kebutuhan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
teknologi
O Menciptakan wadah / Iasilitas baca berupa Perpustakaan dengan bentuk /
kemasan yang berbeda
O Menciptakan rancangan Perpustakaan yang berkarakter, lewat implementasi
tema perancangan yang di angkat.

1.4. LINGKUP ARSITEKTURAL. SKALA PELAYANAN. BATASAN
PROYEK
1.4.1. Lingkup Arsitektural
O Pembahasan mengacu pada disiplin ilmu Arsitektur untuk interpretasi
konsep desain dalam transIormasi bentuk, ruang, Iungsi dan struktur,


6

dengan lingkup pembahasan dibatasi pada Perpustakaan Manado dengan
tema '1ransposisi Dialektik Ruang Dalam dan Ruang Luar "
O Obiek ini menekankan pada perancangan ruang Arsitektural, baik ruang
dalam dan ruang luar

1.4.2 Skala Pelayanan
Perpustakaan Manado ini berskala kota dan lingkup pelayanannya meliputi
masyarakat Kota Manado dan sekitarnya.

1.4.3 Batasan Proyek
Untuk mencapai tuiuan yang dimaksud, maka perlu ada batasan-batasan
perancangan, yaitu:
O Perancangan Obiek mengacu pada tema ' Transposisi Dialektik Ruang Dalam
dan Ruang Luar ' dalam proses dan penerapan desainnya
O Perancangan obiek menekankan pada pengolahan ruang Arsitektural, baik ruang
dalam maupun ruang luar
O Proses desain obiek menggunakan proses olah tipe dalam konteks tipologi Iungsi
O Kapasitas obiek utama dan penuniang mengacu pada studi komparasi obiek
seienis, dan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan dimasa yang akan datang
O Obiek diperuntukan untuk masyarakat umum, dan khususnya bagi para peminat
buku bacaan
O Dana ditanggung pemerintah sesuai dengan kebutuhan
O Biaya operasional diusahakan dari penyediaan Iasilitas sewa dan iuran anggota
O Disediakan Iasilitas komersil yang bisa membantu biaya operasional

1. 5 PENDEKATAN PERANCANGAN DAN KERANGKA PIKIR
1.5.1. Pendekatan Perancangan
Pendekatan perancangan yang dilakukan adalah meliputi 3 aspek utama yaitu:
- Pendekatan melalui kaiian Tipologi Objek
Perancangan dengan pendekatan tipologis dibedakan atas dua tahap kegiatan
yaitu tahap pengidentiIikasian tipe/tipologi dan tahap pengolahan tipe.
- Pendekatan melalui kaiian Tapak dan Lingkungannya


7

Dalam pendekatan ini, perlu dilakukan analisis pemilihan lokasi site dan
analisis tapak terpilih yang akan digunakan beserta lingkungan sekitar.
- Pendekatan Tematik ( Transposisi Dialektik Ruang Dalam dan Ruang Luar )
Melalui tema yang diangkat perlu pengetahuan akan transposisi dan dialog
antara ruang dalam dan ruang luar Arsitektur.
Adapun metode-metode yang digunakan untuk memperoleh inIormasi
pendekatan perancangan di atas adalah :
O awancara dalam hal ini menganalisa dan merangkum pendapat pendapat,
hasil konsultasi dengan dosen pembimbing dan dosen penguii dan nara sumber
yang berkaitan dengan iudul serta tema yang di angkat.
O Studi literatur untuk mendapatkan dan mempelaiari penielasan dan teori-teori
mengenai iudul dan tema desain.
O -servasi/surveving melakukan pengamatan langsung pada lokasi yang
berhubungan dengan obiek perancangan, sehingga kondisi lokasi dan tapak
dapat diketahui dengan ielas. Observasi iuga dilakukan untuk mengamati
langsung obiek yang sudah ada sebagai studi banding.
O Studi komparasi. dengan mengadakan studi banding dengan obiek / Iasilitas
seienis atau hal hal kontekstual yang berhubungan dengan obiek desain yang
mendukung iudul dan tema. Sumbernya diambil melalui internet. buku buku.
maialah dan obiek vang sudah terbangun.

1. 5.2 Kerangka Pikir
Dari hasil pendekatan perancangan yang ada, maka diambil sebuah kerangka
pikir yang menielaskan keseluruhan laporan. Kerangka pikir perancangan mengarah
pada model desain generasi II yang dikembangkan oleh John Zeizel, dimana proses
desain merupakan suatu proses yang berulang-ulang secara terus menerus
(cyclical/spiral).
Dalam menialankan proses desain ini yang pertama adalah mengetahui dengan
pasti hal yang melatar belakangi hadirnya obiek ini, sehingga benar-benar obiek ini
hadir karena dianggap tepat meniawab isu permasalahan yang ada. Dari latar belakang
dan rumusan masalah yang ada maka muncul gagasan yang terdiri dari 3 aspek yaitu,
obiek rancangan, tema perancangan, lokasi dan tapak.


8

Tahap berikut masuk pada 1ase 1 yaitu pengembangan pengetahuan arsitektur.
( Develop The Comrcehensive Knowledge o1 the Designer ) dimana dalam
perancangan harus mengetahui dengan pasti obiek, tema desain, lokasi tapak yang
ditentukan sehingga memperoleh gagasan hal-hal apa yang perlu dikembangkan
dalam perancangan ini dan penggunaan tema desain sebagai strategi perancangan
dalam penerapannya pada tapak.
Untuk masuk dalam perancangan kita harus mengembangkan seluruh
pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan erat dengan perancangan obiek ini.
Yang pertama adalah memahami dan mengkaii kedalaman dan pemaknaan dari obiek
ini lewat studi tipologi dan studi komparasi, kemudian vang kedua memahami dan
mengkaii tema perancangan yang ada dengan relevansinya terhadap obiek yang perlu
didukung lewat studi literatur dan studi komparasi, vang ketiga melakukan kaiian
lokasi dan tapak yang didukung dengan analisis pemilihan lokasi dan tapak tepilih.
Tahap pengembangan pengetahuan tentang obiek, tema, tapak teriadi analisis dan
didapat pengetahuan yang lebih dalam mengenai tipologi obiek, tema perancangan
dan tapak.
Dari Fase 1 ( Tahap Pengembangan Pengetahuan KomprehensiI ) maka
seseorang dianggap telah memiliki cukup pengetahuan tentang obiek, tema, dan tapak
sehingga sudah siap untuk memulai tahap selaniutnya Fase II ( Siklus Image-Present-
Tes ) sebagai proses kreatiI untuk menghasilkan suatu ide-ide rancangan yang akan
diuii atau di evaluasi sesuai kriteria-kriteria tertentu.
Rangkaian proses desain ini dibuat dalam suatu kerangka pikir dengan tahap
sebagai berikut :











9

































Skema 1. Kerangka Pikir

LATAR BELAKANu


R0N0SAN NASALAB

Peipustakaan

K0NSEP PERANCANuAN

Tema Peiancangan Lokasi
Kajian Tma
Studi Literatur
Studi Komparasi
Kajian Tipologi Ubjk
Studi komparasi obiek
seienis dan Studi Literatur

Kajian Lokasi uan Tapak
Studi Pemilihan Lokasi
dan Tapak

Fase I
Pengembangan
wawasan
KomprehensiI
Perancang
uAuASAN
ngrtian,
implmntasi
Tma
Tipologi Ubjk,
rogram dasar
fungsional
Lokasi Tapak
trpilib, otnsi
Tapak, Analisis
tapak
uAuASAN AWAL

Fase II
Proses KreatiI
Siklus Image-
Preset-Test


10

1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari :
O Bab I. Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, maksud dan tuiuan, identiIikasi dan rumusan masalah,
lingkup Arsitektural skala pelayanan batasan proyek, pendekatan perancangan
dan kerangka pikir, dan sistematika laporan.
O Bab II. Deskripsi Objek
Terdiri dari pengertian dan pemahaman obiek perancangan, kedalaman
pemaknaan obiek perancangan, prospek dan Iisibilitas proyek, lokasi dan tapak,
studi komparasi proyek, studi pendukung
O Bab III. Tema Perancangan
Terdiri dari asosiasi logis tema dan kasus perancangan, kaiian tema secara teoritis
dan studi pendalaman tematik
O Bab IV. Analisis
Terdiri dari analisis program dasar Iungsional, analisis lokasi dan tapak, analisis
gubahan bentuk dan ruang arsitektur ( bentuk dan ruang, bentuk dan struktur,
konIigurasi massa )
O Bab V. Konsep Umum Perancangan
Terdiri dari kriteria kualitas perancangan, proses perancangan
O Bab VI. Gagasan Awal Perancangan
Merupakan hasil transIormasi konsep perencanaan pada rancangan yang terdiri
dari ide awal berupa sketsa ide / maket model











11

BAB II
DESKRIPSI OB1EK

2. 1 PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN OB1EK PERANCANGAN
2. 1.1 Pengertian Objek Perancangan
Untuk memahami obiek, ada beberapa pengertian tentang Perpustakaan yang
bersumber dari beberapa pustaka, :
O Pustaka adalah kitab atau buku. Perpustakaan adalah kumpulan buku-buku
(bacaan)
11

O Perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan
sarana bagi orang untuk memanIaatkan koleksi perpustakaan tersebut
12

O Perpustakaan adalah kumpulan beberapa buku dari berbagai bentuk dan macam
13

O Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara proIesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, inIormasi, dan rekreasi para
pemustaka.
14

O Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung
itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku atau terbitan lainnya yang
biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca
bukan untuk diiual
15

Dari beberapa pengertian, maka diambil kesimpulan bahwa Perpustakaan adalah
suatu wadah yang berIungsi sebagai sumber inIormasi ilmu pengetahuan, teknologi
dan kebudayaan bagi masyarakat.
Sedangkan Perpustakaan Manado adalah Iasilitas / wadah yang memiliki Iungsi
sebagai sumber inIormasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan bagi
masyarakat kota Manado.

2. 1.2 Pemahaman Objek Perancangan
A. Sejarah Singkat Perpustakaan

11
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,1984
12
Kamus kecil perpustakaan, Adri Sakri,dkk.s
13
Kamus Pintar Bahasa Ind, 1995
14
UU. No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
15
Pengantar Ilmu Perpustakaan, Sulistyo Basuki


12

Pada zaman dahulu peristiwa-peristiwa kehidupan social sudah mulai ditulis.
Peristiwa-peristiwa tersebut ditulis pada batu-batu peringatan, seperti yang terdapat
pada batu peninggalan dari zaman Assyria dan Babilonia. Sebagaimana halnya orang
Yunani menulis di atas kulit binatang yang terkenal dengan nama PARCHMENT
berasal dari kata pegamon, yaitu nama sebuah kota di Yunani tempat diketemukannya
material kulit binatang tersebut pertama kali.
Sedangkan orang-orang Mesir menulis peristiwa-peristiwa atau membuat
catatan-catatan di atas papyrus dan hanya sedikit ditulis pada batu. Pada waktu itu
timbul hasrat para penulis tersebut untuk melestarikan tulisan-tulisan, keiadian,
peristiwa yang sudah selesai ditulis sehingga munculah tempat menyimpan hasil
tulisan itu sebagai dasar munculnya gagasan perpustakaan.
Perpustakaan pertama dan tertua di dunia adalah BIBLIOTHECA
ALEXANDRINA EGYPT yang terbakar pada tahun 48 SM. Kemudian pada tahun 39
SM didirikan perpustakaan umum pertama di Roma. Salah satu perpustakaan tertua di
dunia dikenal pula di Yagiollonia yaitu perpustakaan Universitas Krakow Polandia
yang didirikan pada abad ke-14. Adapun perpustakaan terbesar di Italia yaitu
perpustakaan Vatikan (The Vatican Library) di Vatikan dan perpustakaan Lourentia di
Florence. Perpustakaan Vatikan didirikan pada zaman kekuasaan Paulus Nicholas V
(1447-1455)
Perpustakaan tumbuh dengan pesatnya dibeberapa negara di dunia diantaranya
di Amerika dan Eropa. Sampai saat ini perpustakaan berkembang dengan pesatnya
malah sudah iadi motor pengembangan pelengkap pendidikan yang inIormatiI,
edukatiI dan rekreatiI.
Di Indonesia beberapa suku telah mengenal tulisan pada ratusan tahun yang
lalu. Salah satu perpustakaan tertua dan terbesar di Indonesia adalah Perpustakaan
Museum Pusat (Perpustakaan Nasional) dengan iumlah koleksi melebihi 300.000
iilid, yang dididrikan pada permulaan abad XIX. Dan pada zaman iaiahan Belanda
telah muncul beberapa ienis perpustakaan seperti perpustakaan Kebun Raya di Bogor,
dan perpustakaan Riset The dan Karet Bogor. Kemudian perpustakaan mengalami
perkembangan sampai sekarang ini.

B. 1enis- jenis Perpustakaan
Perpustakaan dapat digolongkan atas 5 ienis, yaitu :
1.
Perpustakaan Nasional


13

Merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung iawab langsung kepada presiden.
2.
Perpustakaan Umum
BerIungsi sebagai pusat kegiatan belaiar, pelayanan inIormasi dan rekreasi
bagi seluruh lapisan masyarakat.
3.
Perpustakaan Khusus
Mempunyai tugas melayani suatu kelompok masyarakat khusus yang memiliki
kesamaan dalam kebutuhan dan minat terhadap bahan pustaka dan inIormasi.
Perpustakaan Khusus dibagi atas :
a. Perpustakaan Khusus Bidang Ilmu / proIesi
b. Perpustakaan Khusus Perkantoran
c. Perusahaan Khusus Perusahaan
4.
Perpustakaan Sekolah
Merupakan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi,
diselenggarakan di berbagai ienis dan tingkatan sekolah.
5.
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Diselenggarakan dan dikelola oleh lembaga pendidikan tinggi yang berIungsi
sebagau sarana kegiatan belaiar mengaiar, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.
Dalam perancangan ini ienis perpustakaan yang dipakai adalah Perpustakaan
Umum. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi
masyarakat luas sebagai sarana pembelaiaran sepaniang hayat tanpa membedakan
umur, ienis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.
16

Dimana Kedudukan Perpustakaan umum. dalam keputusan menteri dalam
negeri no. 9 Thn 1988 tentang pedoman pembentukan organisasi dan tata keria
Perpustakaan Umum, ditetapkan bahwa Perpustakaan Umum berkedudukan sebagai
unit pelaksana teknis dari Dinas Pendidikan sebagai penuniang sebagai tugas Dinas
Pendidikan.
Tingkat dan Jenis Perpustakaan Umum meliputi :
a. Perpustakaan Umum Tingkat Kota/Kabupaten
b. Perpustakaan Umum Tingkat Kecamatan
c. Perpustakaan Umum Tingkat Desa-desa

16
UU.No.43 Thn. 2007 Tentang Perpustakaan


14

d. Perpustakaan Gereia dan Masiid
e. Perpustakaan Keliling
Tipe Perpustakaan Umum menurut pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Umum,
yaitu :
a. Perpustakaan Tipe A
1) Memiliki gedung dengan luas ruangan sekurang-kurangnya 500m
2) Memiliki koleksi bahan pustaka minimal 10.000 eksemplar, yang terdiri dari
sekurang-kurangnya 5.000 iudul
3) Memilki pegawai sekurang-kurangnya 15 orang
b. Perpustakaan Tipe B
1) Memiliki gedung dengan luas ruangan sekurang-kurangnya 500m
2). Memiliki koleksi bahan pustaka minimal 5.000 eksemplar, yang terdiri dari
sekurang-kurangnya 2.500 iudul
3). Memilki pegawai sekurang-kurangnya 10 orang
Dalam perancangan ini ienis perpustakaan yang diambil adalah Perpustakaan
Umum tipe A. Dimana perpustakaan ini merupakan pusat inIormasi dan layanan bagi
seluruh lapisan masyarakat Manado.
C. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum
Berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Utara No. 16 Tahun 2003 tentang
Uraian Tugas Badan Perpustakaan dan Pedoman Nasional penyelenggaraan
Perpustakaan Umum Kotamadya pembentukan struktur organisasinya adalah sebagai
berikut :
1). Kepala Perpustakaan
2). Sekretaris Perpustakaan
- Sub Bagian Umum - Sub Bagian Kepegawaian -Sub Bagian Keuangan
3). Kelompok Jabatan Fungsional
4). Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan
- Sub Bidang Layanan Perpustakaan
- Sub Bidang Pelestarian
5). Sub Bidang Pembinaan dan Pengembangan Bahan Pustaka
- Sub Bidang Reproduksi dan Pemeliharaan Bahan Pustaka
- Sub Bidang Pengembangan dan Pengelompokan Bahan Pustaka
- Sub Bidang Pembinaan SDM dan Kelembagaan


15

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN



















Skema 2. Struktur Organisasi Perpustakaan

2. 2 KEDALAMAN PEMAKNAAN OB1EK PERANCANGAN
2. 2.1 Penjelasan Objek
Perpustakaan Manado adalah suatu sarana baca modern yang bersiIat
edukatiI dan rekreatiI untuk mengembangkan minat baca masyarakat di Manado dan
sekitarnya. Dari pengertian obiek di atas, bahwa obiek perpustakaan ini merupakan
sumber inIormasi bagi masyarakat. Hal-hal yang bersiIat pengembangan diri dan
upaya peningkatan minat baca bisa disalurkan di tempat ini. Obiek ini diupayakan
unuk dapat berIungsi semaksimal mungkin dalam penyediaan sarana inIormasi lewat
buku-buku bacaan maupun media lainnya dimana pelayanannya berskala
regional(kota). Dengan meningkatkan minat baca, maka dapat menuniang pendidikan
di Manado.
KEPALA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
PEMBERDAYAAN &
PENGELOMPOKAN BP

SEKRETARIS
SUB BIDANG DEPOSIT
& PEMEIHARAAN BP
BIDANG PELAYANAN
PERPUSTAKAAN DAN
PELAYANAN BP
SUB BIDANG
PEMBERDAYAAN
SDM &
SUB BIDANG
LAYANAN
PERPUSTAKAAN
SUB BIDANG
PELESTARIAN
SUB BAGIAN
UMUM
SUB BIDANG
PENGEMB. &
PENGELOMP. BP
SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN


16

Sebagai arahan desain, maka dipakai pendekatan konseptual dengan tema
'Transposisi Dialektik Ruang Dalam dan Ruang Luar . Pada rancangan ini
menekankan pada pengolahan ruang-ruang Arsitektural, baik ruang dalam maupun
ruang luar,sehingga nantinya akan menghasilkan suatu pertukaran posisi-posisi ruang
yang berdialog satu dengan yang lain, untuk menghasilkan suatu gubahan bentuk dan
ruang yang berbeda dari tipologi perpustakaan pada umumnya.
2.2.2. 1enis Pelayanan Objek
Sebagai sarana inIormasi, maka obiek rancangan ini akan meniadi kebutuhan
penting dengan pelayanannya, yaitu :
Menyediakan bahan pendidikan (edukatiI)
Menyediakan inIormasi teknologi dan budaya (inIormatiI)
Menyediakan bahan-bahan bacaan, buku-buku baru
Menyediakan petuniuk, pedoman, dan bahan-bahan ruiukan bagi anggota
masyrakat (reIerensi)
Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanIaatkan
oleh masyarakat dan layanan penelitian
Menyediakan Iasilitas penuniang yang bersiIat komersil, berupa toko buku
Menyediakan Iasilitas yang bersiIat rekreatiI sebagai penuniang
Pelayanan perpustakaan dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk mencari inIormasi baik dalam bidang pendidikan dan budaya secara
langsung dan tanpa biaya. Layanan perpustakaan ini memberi kebebasan, kecepatan,
kemudahan bagi setiap anggota dan penguniung Perpustakaan sehingga mampu
merangsang minat baca masyarakat. Layanan bersiIat demokratis dan terbuka dimana
penguniung bebas memilih bahan baca langsung ke ruang bacaan dan ini berlaku
untuk koleksi umum. Namun untuk koleksi khusus dan audiovisual diambil oleh
petugas perpustakaan.
Sesuai dengan layanan perpustakaan maka bahan pustaka yang ada dapat
dibedakan antara lain :
O Koleksi Umum
Terdiri dari bahan pustaka anak, remaia, dewasa yang ditempatkan terpisah.
O Koleksi ReIerensi atau Ruiukan


17

Ensiklopedia, kamus, direktori, manual, buku pegangan, sumber biograIi,
bibliograIi, abstrak, indeks, dan terbitan pemerintah. Hanya berlaku dalam
perpustakaan.
O Koleksi Audio Visual
Kaset video, slide, piringan hitam, CD, VCD, DVD bentuk mikro.
O Koleksi Deposit
Bahan pustaka yang dikeluarkan atau diterbitkan diwilayah propinsi / kota
yang berisi inIormasi tentang berbagai aspek mengenai wilayah propinsi /
kota.
O Koleksi Layanan Anak-anak
Buku-buku serial anak yang popular
O Koleksi Layanan Dewasa
O Buku-buku serial dewasa yang popular
O Koleksi Perpustakaan Digital
O InIormasi langsung dari computer

2.3. 3 PROSPEK DAN FISIBILITAS PROYEK
2. 3.1 Prospek Proyek
Perancangan Perpustakaan dengan menggunakan tema ini akan membedakan
dengan obiek seienis lainnya. Baik dari segi bentuk, layanan dan Iungsinya akan
memberikan suatu yang berbeda. Lewat hal ini maka prospek obiek ini bisa
memberikan kontribusi bagi pemakai maupun pemerintah. Bagi pemakai kontribusi
yang diperoleh adalah mendapatkan inIormasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
lengkap dan bermutu, dituniang dengan Iasilitas yang memadai. Sedangkan bagi
pemerintah bisa menuniang program peningkatan pendidikan dan pelayanan sosial
masyarakat melalui penyaluran minat baca, dan secara ekonomi bisa menambah
pendapatan bagi pemerintah Kota Manado dan bisa sebagai biaya operasional
perpustakaan ini sendiri.

2. 3.2 Fisibilitas Proyek
Untuk Iisibilitas obiek, kelayakan lokasi site dan lingkungannya serta layanan
Iasilitas obiek yang ditawarkan lengkap, bermutu dan berbasis teknologi dan tidak
hanya bersiIat edukatiI namum iuga bersiIat rekreatiI maka obiek ini merupakan


18

iaminan yang membawa keuntungan bagi para pemakai dan pemerintah. Kelayakan
lokasi site dan lingkungannya serta layanan Iasilitas akan di olah menggunakan
pendekatan konseptual dengan tema yang sesuai.

2. 4 LOKASI DAN TAPAK
2. 4.1 Pemilihan Lokasi
Sesuai dengan iudul dan Iungsi Perpustakaan ini, maka lokasi perancangan
terletak di kota Manado yang merupakan ibukota dari propinsi Sulawesi Utara.








Gbr.2. Peta Sulawesi Utara dan Kota Manado ( on skala)
Batas-batas wilayah Kota Manado adalah :
-Sebelah Utara dengan : Kec. Wori ( Kab. Minahasa ) dan Teluk Manado
- Sebelah Timur dengan : Kec. Dimembe
- Sebelah Selatan dengan : Kec. Pineleng
- Sebelah Barat dengan : Teluk Manado / Laut Sulawesi
Tinjauan Lokasi secara Makro
Berdasarkan akomodasi Iungsi yang seharusnya ada pada obiek Perpustakaan
ini maka penentuan lokasi ditentukan dengan mengacu pada beberapa kriteria
penentuan lokasi kawasan makro penempatan obiek ( tabel Pemilihan Lokasi Makro.
Lampiran 1)
Kesimpulan :
Lokasi Site terpilih adalah Alternatif II (Kecamatan Malalayang):
Sesuai RTRW Kota Manado 2006-2016, sebagai Pusat Pelayanan Primer,
khususnya bidang pendidikan dan layanan perpustakaan wilayah.
Aksesibilitas baik dan mudah


19

Potensi dan kondisi lokasi memadai
Tinjauan Lokasi secara Mikro
Di Kec. Malalayang di pilih beberapa alternatiI site yang memenuhi kriteria
pemilihan makro dan akan diseleksi lagi dengan kriteria-kriteria sesuai tuntutan-
tuntutan Iungsi dan maksud dari perancangan Perpustakaan ini. (Tabel Pemilihan
Lokasi Mikro. Lampiran 2 )








Gbr.3. Peta Kecamatan Malalayang
2.4.2. Tapak
Site Terpilih adalah Alternatif 1. Kelurahan Winangun 1.







Gbr 4. Foto Udara Site
sum-er : googleEarth.com)
1. Batas-batas :
- Utara : Pemukiman penduduk
- Timur : pemukiman penduduk
- Selatan : pemukiman,
- Barat : Jalan Raya Winangun ( Tomohon-Manado)
2. Kondisi Site
- Luas Site : 18.000m ( 1,8 ha)
- Lebar ialan : 10
Alternati1 2
Kel. Malalayang
I
Alternati1 1
Kel. Winangun
Alternati1 3
Kel. Kleak


20

2. 5 STUDI KOMPARASI / KASUS DAN STUDI PENDUKUNG
2.5.1. Studi Komparasi / Kasus
Studi Komparasi ini bertuiuan untuk mendapatkan pengetahuan arsitektur
yang terkandung dalam obiek arsitektur yang telah ada dan nantinya bisa diiadikan
tolak ukur dalam desain obiek Perpustakaan ini. InIormasi yang didapat diolah untuk
mendukung studi tentang ketentuan rancangan yang tepat pada bangunan.
Studi Komparasi diambil dari beberapa obiek seienis, dengan mempertimbangkan
beberapa variabel-variabel sasaran pengolahan tipologis. . (tabel identiIikasi Tipe
dalam Konteks Tipologi . Lampiran 3 )
Dalam identiIikasi tipologi Iungsi ini terdapat pula studi karakteristik ruang-
ruang utama pada Perpustakaan.
( tabel Studi Karakteristik Ruang. Lampiran 4 )

2.5.2. Studi Pendukung
Studi pendukung disini berupa studi komparasi obiek sebagai studi
pendalaman tematik. Dari sini bisa di dapat studi kasus-kasus yang memadukan
unsur-unsur ruang dalam dan ruang luar sebagai penekanan tema. (lihat lampiran
5)Di bawah ini adalah hasil studi dari obiek pendukung tema :
Objek Hasil studi
Rumah Tangkuban Perahu, Jkt.
Pusat

Dinding dibuat semi tertutup, dengan bahan penutup tanaman-
tanaman dalam pot kecil yang diatur vertikal
Batas-batas ruang hanya berupa lantai dan dinding, dengan atap
terbuka
Terdapat taman dalam ruangan, dinding dan atapnya semi terbuka
dengan material kayu
Menggunakan kaca sebagai material dinding sehingga berkesan
transparan dan menyatu dengan ruang luar
Terdapat kolam semi terbuka
Perpustakaan Desa Buku
Taman Kyai Langgeng

Terdapat tempat baca outdoor
Ruang baca outdoor yang ada terbentuk dari pohon-pohon yang ada di
sekitarnya
Quai Brandly-Paris

Memakai konsep taman vertikal, baik pada ruang dalam maupun
ruang luar
Mont-Cenis Academy

Memiliki taman dalam bangunan
Memakai materiall dinding kaca dan atap transparan di sekitar taman
Biosphere and Ilower Pavilion Dibuat rumput yang berbukit di sudut ruangan
Dinding semi terbuka, material kaca untuk


21

Deep House, Austria

Terdapat ruangan dengan material kaca, hingga berkesan menyatu
dengan ruang luar
Terdapat ruang yang hanya dibatasi kolom dan balok saia
Rubio Avenue Studio

Terdapat ruang dengan batas dinding dan lantai saia dan
berseberangan dengan ruang dalam dengan dinding kaca
Terdapat sekat ruang semi terbuka
Boston Public Library Bukaan visual berup dinding kaca pada area utama, hingga kesan di
luar ruangan terasa
Tabel. 5. Hasil Studi Pendukung

Studi pendukung lainnya yaitu aspek teknis bangunan perpustakaan
menyangkut Iaktor-Iaktor teknis dan persyaratan yang mempengaruhi dan sebaiknya
ada dalam perencanaan perpustakaan ( lihat lampiran 6-7).






















22

BAB III
TEMA PERANCANGAN

3.1 Asosiasi Logis Tema dan Kasus Perancangan
Perpustakaan Manado adalah Iasilitas / wadah yang memiliki Iungsi sebagai
sumber inIormasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan bagi masyarakat kota
Manado. Perpustakaan Manado merupakan suatu sarana baca masyarakat di Manado
dan sekitarnya.
Selama ini perpustakaan dianggap sebagai tempat yang konvensional dan
kurang menarik. Perpustakaan yang ada seharusnya lebih meningkatkan
kreativitasnya dalam menyediakan inIormasi dan harus selalu mengikuti perubahan
global. Perpustakaan sudah saatnya dilengkapi dengan berbagai Iasilitas, khususnya
Iasilitas yang bersiIat rekreatiI.
Untuk negara-negara yang konsisten dalam peningkatan kualitas pendidikan,
perpustakaannya sudah dilengkapi dengan berbagai Iasilitas, sehingga perpustakaan
tidak lagi sebagai gudang buku yang membosankan tetapi sudah meniadi obiek
mempunyai multiIungsi, sehingga tidak mengherankan perpustakaan sudah meniadi
tempat bermain dan tempat rekreasi.
Untuk menghadirkan obiek rancangan Perpustakaan Manado ini digunakan
strategi desain olah tipologi Iungsi obiek, dengan pendekatan tema transposisi
dialektik ruang dalam dan ruang luar. Strategi ini dianggap tepat untuk memperoleh
rancangan baru yang berbeda dari karakteristik rancangan sebelumnya yang sudah
ada, melalui pertukaran posisi ruang yang saling berdialog. Dalam strategi desain ini
meliputi tahap pengidentiIikasian tipologi obiek khususnya tipologi Iungsi dan
mengalami pengolahan tipe dengan pendekatan transposisi` dan dialog` antar ruang
arsitektural yang ada.

3.2. Kajian Tema secara Teoritis
3. 2.1 Etimologis Tema
Dengan tema 'Transposisi Dialektik Ruang Dalam dan Ruang Luar, maka
desain Perpustakaan Manado mengcu pada konsep transposisi` dan dialektik` ruang.
Kedua konsep ini mempunyai arti :


23

4 Transposisi
Trans : pemindahan, peralihan, pertukaran
17

Transposisi pertukaran, peralihan posisi
4 Dialektik
Dialek : logat, bahasa tertentu, dialog
Dialektik saling berdialog
Dari tiniauan arti kata tema transposisi dialektik ruang dalam ruang luar` ini,
maka dapat diambil pengertian kalau bangunan desain Perpustakaan ini merupakan
pendekatan terhadap pertukaran posisi antar ruang dalam dan ruang luar berdasarkan
tiniauan Iungsi masing-masing yang saling berdialog hingga menghasilkan desain
yang tidak biasa dari segi bentuk dan Iungsi bangunan tersebut.

3. 2.2 Interpretasi Arsitektural
Tema transposisi dialektik ruang dalam ruang luar` sebagai pendekatan
perancangan, maka diperlukan landasan teori transposisi` dan dialog` antara ruang
dalam dan ruang luar Arsitektur. Untuk mengaplikasikan tema yang ada perlu
pengetahuan komponen pembentuk ruang-ruang itu sendiri.
Ruang Arsitektur
Secara garis besar ruang (space) terbentuk oleh susunan bidang-bidang.
Ruang ( space) teriadi atau dapat diciptakan karena adanya bidang dasar/lantai (the
based), bidang pembatas/dinding (the verticals), bidang langit-langit / atap (the
overhead). Ruang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia manapun dia
berada, baik secara psikologi dan emosional (persepsi), maupun dimensional.
Manusia selalu berada dalam ruang, bergerak serta menghayati, berpikir dan iuga
menciptakan ruang untuk menyatakan ruang untuk menyatakan bentuk dunianya.
Ciptaan yang artistik disebut Ruang Arsitektur.
Ruang Arsitektur ini menyangkut interaksi antara ruang dalam dan ruang luar,
yang saling mendukung dan memerlukan penataan lebih laniut. Ruang dalam (indoor
space) adalah ruang untuk menampung suatu kegiatan yang berada di dalam massa
bangunan. Ruang luar (outdoor space) adalah ruang untuk menampung suatu
kegiatan yang berada di luar massa bangunan. Ruang luar sendiri adalah ruang yang
diciptakan dengan membatasi alam. Ruang eksterior dipisahkan oleh alam dengan

17
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,1984


24

sebuah bingkai, dan bukan alam itu sendiri, yang meluas dengan tak terbatas. Itu
adalah suatu lingkungan eksterior buatan dengan suatu maksud itu adalah suatu ruang
yang penuh dengan arti dan iuga suatu bagian dari alam
18

Secara umum ruang dibentuk oleh 3 elemen pembentuk ruang, yaitu :
). Bidang alas / lantai ( the based )
Bidang alas / dasar ( the based ) pengaruhnya terhadap pembentukkan ruang
sangat besar. Bidang ini erat hubungannya dengan Iungsi ruang. Bentuk, warna,
pola dan teksturnya akan menentukan seiauh mana bidang secara visual unsur-unsur
lain di dalam ruang dapat dilihat.
2) Bidang pembatas / dinding
Bidang pembatas / dinding ( the vertical ), sebagai unsur perancangan
bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang
terpisah. Bidang tersebut bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur-unsur
visual yang aktiI di dalamnya.
3). Bidang langit-langit / atap ( the overhead )
Bidang atap / penutup ( the overhead ), bidang atap adalah unsur pelindung
utama dari suatu bangunan dan berIungsi untuk melindungi dari pengaruh iklim.
Bentuknya ditentukan oleh geometris dan ienis material yang digunakan pada
strukturnya serta secara meletakkannya dan cara melintasi ruang di atas
penyangganya. Secara visual bidang atap merupakan topi` dari suatu bangunan dan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap bentuk bangunan dan pembayangannya.
19

Pendekatan rancangan lainnya yaitu tipologi o-ek, maka perlu pengetahuan
tentang tipologi itu sendiri. Visi dan wawasan Raphael Moneo tentang tipe dan
tipologi merupakan pemikiran yang banyak mempengaruhi perkembangan teori
Arsitektur.
Pengetahuan tipologi dibedakan atas dua tahap kegiatan yaitu tahap
pengidentiIikasian tipologi obiek dan tahap pengolahan tipe.
Dalam konteks Tipologi ada variable-variabel Arsitektural (aspek-aspek
arsitektonis) yang secara mandiri memiliki tipologinya sendiri, sehingga dapat
meniadi target olah tipe.( Variable variabel kaiian tipologis. Lampiran 8 )

18
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Ir. Rustam Hakim.2002
19
Handout Teori arsitektur 1, Teori Ruang dan Bentuk Arsitektur


25

Pada penerapan tema transposisi dialektik ruang dalam ruang luar`, ini
menekankan pada Olah Tipe Dalam Konteks Tipologi Fungsi. Dalam hal ini Raphael
Moneo mengemukakan tiga kemungkinan perlakuan olah tipe :
destrov it, menghancurkan tipe tersebut hingga ciri-ciri sebenarnya meniadi
rusak, kalaupun ada
transform it, transIormasi atau modiIikasi terhadap tipe tersebut, mengandung
pengertian adanya perubahan atau peralihan yang cukup signiIikan terhadap
sebagian atau seluruh ciri tipe tersebut.
respect it, membiarkan ciri-ciri tipe yang diacunya hadir secara lengkap dan
lugas dalam karyanya.
Beberapa metode olah tipe di atas dapat dipakai sebagai acuan dari konsep
transposisi`.
Dalam konteks tipologi Iungsi ini, variable yang meniadi target olahan adalah
program`. Dalam hal ini sesuai tema yang diangkat maka space cell` atau
karakteristik ruang yang meniadi perhatian utama. Karakteristik ruang-ruang
Perpustakaan harus diketahui sesuai dengan unsur-unsur pembentuk ruang sehingga
nanti bisa diolah sebagai perpindahan posisi ruang dalam ke luar maupun ruang luar
ke dalam ruangan ( lihat studi Karakteristik ruang ). Hubungan ruang dan zoning iuga
perlu diperhatikan sebagai penuniang aplikasi tema. Dengan begitu dapat diketahui
ruang-ruang mana yang bisa di olah dengan metode transposisi` yang ada, sesuai
karakteristik ruang tersebut. Teknik ataupun strategi olah tipe yang bisa dilakukan
oleh seorang arsitek pada dasarnya dapat dibedakan atas 5 ienis strategi
20
, yaitu :
Representasi / duplikasi / repetisi, transIormasi / modiIikasi, destruksi, kombinasi, dan
substitusi.

Arsitektur Dekonstruksi dalam konteks Tipologi
Dalam The Manhattan Transcript. Bernard Schumi dengan konsepdisjuntion",
menawarkan sesuatu yang lain untuk berarsitektur melalui tipe-program yang baru,
yaitu dengan mengusulkan beberapa pendekatan sebagai suatu strategi TransIormasi
untuk mendekonstruksikan program desain sebagai berikut :
rossprograming : Menggunakan sebuah konIigurasi spasial tertentu untuk
sebuah program yang tidak dimaksudkan untuknya.

20
O.H.Rogi Tipologi dalam Arsitektur`.Fatek Unsrat


26

1ransprograming : Mengkombinasikan dua buah program, terlepas apakah
kedua program tersebut saling menuniang atau tidak.
Disprograming : mengkombinasikan dua buah program, sehingga persyaratan
konIigurasi spasial program A mengkontaminasi program B, sehingga dari
program B muncul derivasi konIigurasi berikutnya.
Dalam obiek perancangan ini, strategi transIormasi yang digunakan dengan
mengkombinasikan Iungsi obiek perpustakaan dan taman. Dari kombinasi tersebut
teriadi pertukaran posisi yang saling berdialog. Adapun elemen-elemen pembentuk
taman adalah tanaman, pedestrian, plaza, air mancur, kolam, bollard, dan lainnya.
21


Peter Eisenman. mengaiukan konsep displacement sehubungan dengan pemikiran
strukturalis yang ingin merombak cara berpikir oposisi binari meniadi Pluralistik dan
tidak harus dikotomis, saling meniadakan namun iustru saling memperkaya, bersama-
sama hadir ( absence dihadirkan to presence the absance). Untuk melakukan
displacement dalam arsitektur ia mensyaratkan adanya empat kondisi dalam
arsitektur, yaitu sebagai berikut :
Trace (ieiak) : Teks dan Bekas akan mengacu pada bekas (pendahulu) yang
selama ini ditekan (sublim). Dari situ hal lain-lain akan muncul sehingga teriadi
ke-vang lain-an (penundaan)
Twoness
(dwiganda). Penghadiran dua siIat yang berbeda, dalam posisi 'setara`
Betweeness : Keantaraan adalah penvelesaian kon1lik
nterioritv : Sesuatu itu meniadi perhatian, keadaan dalam bangunan itu
yang penting
Dengan adanya metode-metode transposisi di atas, maka ruang-ruang
perpustakaan yang ada akan diolah dengan konsep transposisi` ke luar ruangan,
begitu iuga sebaliknya elemen-elemen taman yang ada akan di pindah posisikan ke
dalam ruangan, namun harus pula memperhatikan dialog` antar ruang dalam
arsitektur berdasarkan teori-teori yang ada.
' ot all behaviour in space involves conversation. but much o1 our
behaviour in space involves communication in some wav or other`
22


21
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Ir. Rustam Hakim.2002
22
The Language oI Space, Bryan Lawson.


27

Dialog dalam arsitektur itu, berbicara bahasa ruang, atau bagaimana arsitektur
dapat meniadi perantara hubungan antar ruang yang satu dengan yang lain.
23
Dialog
dalam Arsitektur merupakan salah satu dari 3 komponen gubahan yang mampu untuk
netral sekaligus mampu bercorak puitik.
24
Corak dan siIat dari komponen dialog
adalah:
Mengihwalkan deraiat dominasi oleh obiek yang satu terhadap obiek yang lain
Tidak memiliki kecenderungan kea rah tertentu karena dapat digarap secara
rasional ataupun secara artistik. Walaupun demikian akan sangat ideal iika
digarap secara puitik
Menyediakan dirinya untuk diarahkan pada abstraksi ataupun pada imaiinasi
dan ilusi
Menyandang Iungsi penikmatan transendental
Dalam taIsiran Arsitektur sekarang ini kita akan menemukan istilah
pengibaratan atau analogi. Salah satu teori dialog adalah Linguistik dalam arsitektur.
Linguistik mengibaratkan arsitektur sebagai suatu bahasa. Bagaimana tingkatan
dialog yangteriadi dan media yang apa yang digunakan.
Teori teori dialog di atas bisa dipakai sebagai penekanan konsep dialog`.
Dengan mengkolaborasikan konsep transposisi` dan dialog` maka diharapkan bisa
menghasilkan pertukaran ruang yang berdialog dengan baik agar nantinya bisa
menghasilkan ruang-ruang yang Iungsional dan menarik secara visual.

3. 2.3 Studi Pendalaman Tematik
Studi pendalaman tematik ini dibuat dalam bentuk skema yang memuat teori-
teori pendukung tema serta ide-ide arsitektur yang muncul dari teori-teori tersebut.
( Skematik Implementasi Tema. Lampiran 9 )








23
The Language oI Space, Bryan Lawson.
24
Mosaik Bentuk-Bentuk Arsitektur. Jose Purnomo.


28

BAB IV
ANALISIS

4. 1. ANALISIS PROGRAM DASAR FUNGSIONAL
4.1.1. Program pelaku kegiatan dan aktifitas pemakai
Data pemakai Perpustakaan dapat digolongkan meniadi 2 bagian penting yaitu:
1.Pengelola
O Kepala Perpustakaan
Bertugas memimpin pelaksanaan operasional perpustakaan secara me
nyeluruh
O StaII Bag. Tata Usaha
- melakukan urusan kepegawaian
- melakukan urusan keuangan
- melakukan urusan surat menyurat, peralatan dan pemeliharaan
O Seksi Akuisi dan Pengolahan Bahan Pustaka
-melakukan seleksi dan veriIikasi data bibliograIi
-melakukan pengadaan dan pencatatan bahan pustaka sesuai dengan sistim
perpustakaan yang berlaku
O Seksi BibliograIi dan Deposit
-menyusun naskah pengumpulan data terbitan Indonesia yang ada di Kota
Manado dan Wilayah Sulawesi Utara
-melakukan pencarian dan pemantauan terbitan Indonesia yang ada di Kota
Manado dan Wilayah Sulawesi Utara
O Seksi Layanan Pustaka dan InIormasi
-melakukan layanan peminiaman bahan pustaka
-melakukan ruiukan bahan inIormasi berdasarkan bahan pustaka
-melakukan peminiaman bahan pustaka antar perpustakaan
O Kelompok tenaga Iungsional perpustakaan, terdiri dari pustakawan dan
tenaga Iungsional dipimpin oleh pustakawan senior
-bertugas untuk membantu pelaksanaan perpustakaan sesuai dengan keahlian
2.Pengunjung
Secara umum penguniung menggunakan dan memanIaatkan Iasilitas yang
disediakan oleh perpustakaan yaitu :


29

O Membaca atau belaiar secara mandiri dengan menggunakan bahan pustaka
yang ada (Buku, media audio visual)
O Meminiam dan mengembalikan bahan pustaka
O Belaiar bersama atau diskusi
O Mengikuti seminar, pelatihan , pameran atau kegiatan yang diadakan oleh
perpustakaan
O Belaiar sambil rekreasi dengan sarana penuniang yang disediakan
O MemanIaatkan area komersil untuk rekreasi
( estimasi iumlah penguniung, lampiran 1 )

4.1.2.Program Ruang
Kebutuhan dan Besaran Ruang
Kebutuhan Iasilitas dan ruang yang ada diambil dari pola-pola aktivitas
pemakai secara umum dan hasil identiIikasi ruang dari studi komparasi obiek pada
bab sebelumnya. Selain itu aplikasi tema memungkinkan hadirnya ruang-ruang baru
yang terkombinasi dan meniadi satu dengan obiek rancangan ini.
Fasilitas dalam Perpustakaan dibagi atas empat bagian penting yaitu :
1. Fasilitas Pengelola
2. Fasilitas penuniang
3. Fasilitas Utama
4. Fasilitas servis
Program besaran ruang mengacu dari analisa kapasitas dan analisa perencanaan
Iasilitas yang dibutuhkan.
Standar literatur yang diiadikan acuan:
A. ue1ert Ernst. data arsitek iilid 2. 3
B. Time Saver Standard Building Tvpes
C. Asumsi
asilitas Ienis Kebutuhan Ruang Luasan
Ruang
( m` )
Total
( m` )



Rg Kepala Perpustakaan 24

Siikulasi
Rg. Bagian Tata Usaha/Adm. 99
Rg.Akuisi dan pengolahan bahan pustaka 72


30


PENuEL0LA
Rg. BibliograIi dan Deposit 72 x 9 =
98,8
9 + 98,8 =
%,8

Rg. Layanan Pustaka dan InIormasi 99
Rg. Katalog 12
Rg. Kelompok Tenaga Iungsional 66
Rg. Rapat 50




PEN0NIANu

Rg. Serba Guna 397,43
Siikulasi
x ,
=
, +
,
CaIetaria 143,8
Restaurant 288
Toko Buku 200
Internet 24
Toko swalayan 200






0TANA



Hall / Lobby 616


Siikulasi
x 88 =
8,
88+8, =
,
Rg. InIormasi 36
Rg. Baca Dewasa 864
Rg. Koleksi Dewasa 105
Rg. ReIerensi Dewasa 105
Rg. Baca Anak 230
Rg. Koleksi Anak 81
Rg. ReIerensi Anak 81
Rg. Belaiar Bersama 262,5
Rg. Audio Visual 146
Perpustakaan Digital 232
Rg. Fotocopy 72
Rg. Fumigasi 50




SERvICE
Penitipan Barang 36
Siikulasi x
9 =
89,
9 + 89, =
Toilet 32
LiIt 20
Gudang 48
Ruang MEE 105


31

Tabel .2.a Program Kebutuhan dan Besaran Ruang
Tabel 2.b Rekapitulasi Total Luas Lantai
No Fasilitas Luasan Lantai (m2)
1 Pengelola 592.8
2 Penunjang 1504.23
3 Utama 3745.15
4
5
Service
Outdoor Space
386.1
2122.8
Total 8351.08

Total luas lantai ini hanya merupakan pendekatan awal dan memungkinkan adanya
penambahan atau pengurangan dalam transIormasinya.
Pola Hubungan Ruang Makro









. Skema 3. Hubungan Antar Fasilitas
Terdapat iuga pola hubungan ruang mikro sesuai dengan ruang-ruang yang ada pada
tiap Iasilitas. ( pola hubungan ruang mikro, lampiran 11 )
Loading Dock 32 8,
Cleaning Servis 24


00TB00R
SPACE
Plaza 307 Siikulasi
x =
8,8
+8,8=
,8
Taman Baca 225
Area Cerita Anak 150
Kios Buku 24
arkir 8
Entrance
Pengelola Service
Penunjang
Utama


32

4. 2 ANALISIS LOKASI DAN TAPAK
Lokasi site berada di depan Jalan Raya Winangun ( Manado-Tomohon)
1. Luas / dimensi
Luas Site : 18.000 m (1,8 Ha)








Gambar 5. Analisa luas site
Luas Daerah Sempadan
6 x 200 1200 m
Luas Site Efektif :
18.000 1200 16.800 m

BCR 40 LLD 0,4 x 16.800 m
6720 m
FAR 1.2
TLL 1,2 x 16.800 m
20.160m
2. Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
Berdasarkan data dan analisis masalah yang ada ( Lampiran 12 ). Maka
dihasilkan tanggapan rancangan sirkulasi dalam tapak.








Gambar 6. Analisa Sirkulasi
Tanggapan rancangan.
O
Entrance ke dalam tapak diletakkan iauh dari tikungan untuk menghindari
kemacetan. Entrance harus mampu berdialog dengan lingkungan sehingga
menarik penguniung.
Jalur kendaraan ke pusat kota
Entrance Utama
diletakkan iauh
dari tikungan,
dengan ialur
kendaraan 2 arah
Pada
tikungan
tidak boleh
diletakkan
entrance
Jalur kendaraan dari pusat kota


33

O
Di sepaniang ialan ditaruh daerah ialur hiiau sekaligus berIungsi sebagai
daerah peialan kaki (pedestrian ways)
O
Mempertahankan arah sirkulasi 2 arah dengan penataan sirkulasi dalam site
nantinya menyesuaikan dengan tata letak massa

3. View
Site dikelilingi view yang baik, umumnya potensial karena site berada di atas
bukit. View yang menoniol atau menarik ke luar site adalah ke arah utara yaitu view
ke pantai, dan pusat kota. View ke arah timur dan selatan kearah pegunungan.














Gambar 7. Analisa View
Tanggapan rancangan.
W Membuka view ke arah potensial, sebagai dialog ruang dalam ke luar.
O
Menempatkan Iasilitas utama (rg baca) dan Iasilitas penuniang ke arah view
yang menarik
O
Memberikan bukaan-bukaan dengan material transparan (kaca) agar pemakai
merasakan suasana di luar ruangan
O
Menciptakan view internal (dalam tapak) baik dalam ruangan maupun pada
luar ruangan dengan menggunakan vegetasi.


View ke arah barat:
View ke ialan raya dan
pemukiman
View ke arah timur:
View potensial ke
pantai dan bukit
h
View ke arah selatan :
View ke bukit dan pemukiman
&
View ke arah utara :
view potensial ke pantai
dan pusat kota
Membuka view kearah
paling potensial. Untuk
menuniang kegiatan
membaca dan membuat
penguniung betah
dengan suasana ruang
yang ada


34

4. Kebisingan
Sumber kebisingan yang paling tinggi adalah dari arah ialan raya lewat suara
kendaraan bermotor yang melintas.












Gambar 8. Analisa Kebisingan

Tanggapan rancangan.
W Ruang-ruang baca membutuhkan suasana tenang, maka perlu ditempatkan
pada area yang tingkat bisingnya paling rendah. Jadi penataan massa nantinya
harus sesuai dengan kebutuhan suasana ruang-ruang di dalamnya.
W Penggunaan material bangunan yang bisa meredam bising dan pengaturan
vegetasi yang tepat sebagai peredam sumber kebisingan.
5. Topografi
Site berkontur di daerah utara sampai timur, dengan daerah datar di bagian paling atas
site. Sisi yang berkontur berpotensi view sangat baik ke arah pantai.









Gambar 9. Analisa Topografi
&
Suara aktivitas penduduk di pemukiman
Tingkat kebisingan rendah
Suara kendaraan bermotor di
ialan raya.
Tingkat kebisingan tinggi
Suara aktivitas penduduk di
pemukiman
Tingkat kebisingan rendah
Suara aktivitas penduduk di
pemukiman
Tingkat kebisingan sedang


35

6. Klimatologi
Analisis terhadap Sinar Matahari
Sinar matahari dibutuhkan sebagai penerangan alami pada siang hari, karena
kebanyakan ruangan perpustakaan terdiri dari dinding kaca sebagai bukaan visual dari
dalam ke luar. Sinar matahari yang berlebihan bisa membuat silau sehingga
mengganggu aktivitas membaca dan berdampak buruk bagi koleksi pustaka iika suhu
dalam ruangan terlalu panas.











Gambar 10. Analisa sinar matahari

Tanggapan rancangan .
O
Menggunakan vegetasi sebagai peneduh dan pelindung pada daerah di luar
ruangan dimana aktivitas dilakukan dan rumput sebagai pemantul panas
O
Menghadirkan kolam di dalam ruangan untuk menurunkan suhu dalam
ruangan dan memberikan suasana seiuk
O
Diperlukan iuga penyelesaian teknologi berupa penggunaan AC untuk
mengantisipasi panas matahari.
O
Penataan orientasi bangunan ke arah yang benar, sesuai Iungsi ruang yang ada
dalam bangunan

Analisis Curah Hujan dan Kecepatan Angin
Kecepatan angin pada wilayah site cukup tinggi, karena site berada di daerah
berbukit dan terbuka hingga angin berhembus cukup kencang

16.00
&
18.00
12.00
14.00
06.00
10.oo
8.00


36












Gambar 11. Analisa Curah hujan dan angin

Tanggapan rancangan.
O
Penggunaan vegetasi sebagai pereduksi huian dan angin.
O
Pada Iasilitas ruang luar digunakan vegetasi untuk pengontrol angin yang
berlebihan, sehingga angin yang ada memberikan keseiukan bagi pembaca di
taman baca
O
Dibuat space untuk sirkulasi udara agar bangunan bisa memanIaatkan angin
sebagai penghawaan alami pada ruang luar dan ruang-ruang tertentu
7. Vegetasi
Sesuai dengan data vegetasi serta analisis masalah ( lampiran ), maka didapat
solusi rancangan yang tepat.










Gambar 12. Analisa Vegetasi
Tanggapan rancangan .
O
Vegetasi dalam tapak tidak akan dipertahankan
O
Beberapa ienis vegetasi di bawa ke dalam ruangan untuk membuat taman
Angin laut teriadi
pada siang hari
Angin berasal dari
arah perbukitan
Angin darat
teriadi pada
malam hari

Karena
pengaruh iklim
tropis lembab
maka curah
huian cukup
tinggi


37

O
Vegetasi atau pepohonan yang ada dapat menciptakan bidang vertikal,
sehingga dengan dengan sendirinya membentuk ruang-ruang atau pembatas
ruang baik di dalam atau luar ruangan
O
Dipakai pohon-pohon peneduh dan palem pada ialur-ialur sirkulasi sebagai
pembatas, petuniuk arah dan peneduh di area taman baca, area cerita anak.
O
Penggunaan rumput sebagai elemen penutup tanah, karena bisa
meminimalkan sinar silau akibat sinar matahari langsung

4. 3 ANALISA GUBAHAN BENTUK DAN RUANG ARSITEKTURAL
4. 3.1 Bentuk dan Ruang
Bentuk adalah ciri utama yang menuniukan suatu ruang, dan ditentukan oleh rupa
dan hubungannya antara bidang-bidang yang menielaskan batas-batas ruang tersebut.
Elemen yang membatasi ruang adalah dinding, lantai dan atap.
Dengan tema transposisi dialektik ruang dalam dan ruang luar` ini, maka dipakai
pendekatan tipologi Iungsi dengan memakai salah satu variable tipologis yaitu space
cell yang ada ( lihat studi karakteristik ruang), untuk memilih ruang-ruang mana saia
yang dapat ditarik dari dalam ke luar ruangan dan begitu iuga sebaliknya.
Untuk menghasilkan transposisi yang dialektis antara kedua ruang ini, maka perlu
ada penyesuaian dengan Iungsi ruang yang diwadahinya. Bentukan awal ruang teriadi
menggunakan strategi transposisi` dengan melakukan olah tipe Iungsi ruang sesuai
karakteristiknya. Bentuk dasar yang diambil adalah buiur sangkar dan persegi
paniang. Bentuk yang ada harus dapat menghimpun setiap ruang sesuai dengan
aktivitas yang teriadi dan memenuhi kebutuhan dimensi ruang yang ada. ( Gubahan
bentuk dasar. Lampiran 13 )

4. 3.2 Bentuk dan Struktur
Untuk menghadirkan obiek perpustakaan ini dalam hubungannya dengan bentuk dan
struktur, maka dibuat dasar pertimbangan dalam pemilihan sistim struktur yang
meliputi:
O
Sistim struktur seialan dengan Iungsi yang diwadahi
O
Sistim struktur meniadi problem solver bagi gubahan massa atau tampilan
bangunan.
O
Seialan dengan sistim aplikasi material yang digunakan


38

O
Pertimbangan eIisiensi dan eIektiIitas dalam pengaplikasiannya.
Pemilihan aplikasi material dan system struktur disesuaikan dengan rancangan dengan
mempertimbangkan aspek kelebihan dan kekurangan serta Iaktor kesesuaian
aplikasinya.
( alternative aplikasi struktur, lampiran 14 )

4. 3.3 Konfigurasi Massa dan Ruang
Sesuai dengan analisa program ruang, perpustakaan ini terdiri dari beberapa
ruang dengan Iungsinya masing masing. Untuk itu, Iungsi Iungsi tersebut
ditampung dalam satu massa, tapi tetap dikonIigurasikan lewat penataan ruang.
Melihat bentuk dan kapasitas site serta tema yang ada maka dibuat penataan
massa maiemuk, dengan ruang luar sebagai penghubung atau transisi antar massa.
Massa dikelompokkan berdasarkan Iungsinya yaitu Iasilitas utama (A),
Iasilitas pengelola (B), Iasilitas penuniang (C) dan Iasilitas service (D). Kemudian
massa tersebut dihubungkan satu sama lain dengan hadirnya ruang peralihan / transisi
yang mengantar pada area centre poin sebagai pusat yang menghubungkan Iungsi-
Iungsi tersebut. Centre poin direpresentasikan sebagai ruang luar berupa plaza.











Gambar.13. Konfigurasi Ruang antar massa
Zoning
Penzoningan dilakukan dengan mengkolaborasikan sintesa dari analisa
analisa sebelumnya.
Plaza
Utama
Service
Pengelola
Penunjang
Area Cerita
Anak
Taman
baca
Kios
buku
transisi
transisi
transisi
transisi


39


Keterangan :
A.Fasilitas Utama
B. Fasilitas Pengelola
C. Fasilitas Penuniang
D. Service
F. Out Door Area



























B
D
A
Gambar. 14. Zoning
C
F
F
F


40

BAB V
KONSEP UMUM PERANCANGAN

5. 1 KRITERIA KUALITAS PERANCANGAN
Suatu karya arsitektur dapat dikatakan berkualitas apabila karya tersebut
memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam perancangan. Berdasarkan
tiniauan iudul, tema dan hasil analisa, maka perancangan obiek 'Perpustakaan Di
Manado menggunakan kriteria perancangan yang diambil dari teori Iungsi arsitektur
yang dikemukakan oleh GeoIIrey Broadbent. Teori Iungsi arsitektur ini meliputi
tuiuh kategori yaitu:
1. Artistic Form (Fungsi Bentuk Artistik)
Bentuk artistik yang didapat ialah melalui transIormasi dengan konsep 'transposisi
dialektik ruang. Ruang-ruang yang bertukar posisi dari luar ke dalam dan dalam ke
luar meniadi ciri utama bentuk obiek ini. Dengan adanya dialog atau penyesuaian
ruang-ruang tersebut maka akan tercipta ruang yang bukan hanya Iungsional namun
iuga artistik
2. Container (Fungsi Perwadahan)
Dengan Iungsinya sebagai sarana baca umum maka bentukan serta ruang yang ada
harus dapat mewadahi Iungsi Iungsi dari kegiatan di dalamnya. Menyediakan ruang
dan area nyaman baik di dalam maupun di luar ruangan untuk menuniang Iungsi
utama. Fungsi yang lain iuga diwadahi oleh ruangan yang sesuai dengan kegiatannya.
3. Climate Modifier (Fungsi Modifikasi/Kontrol Iklim)
Bentuk arsitektur bangunan dan tata massa disesuaikan dengan iklim yang ada.
Caranya antara lain pemanIaatan cahaya matahari dan angin sebagai pencahayaan dan
penghawaan alami pada ruang yang ada.
4. Environmental Filter (Fungsi Filter Lingkungan)
Arsitektur yang Iungsional adalah arsitektur yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya melalui pemanIaatan karakteristik karakteristik yang menoniol pada
lingkungan tersebut. Dalam hal ini, kehadiran suatu bentukan arsitektural pada
lingkungan tertentu, seyogyanya harus mampu memberikan nilai tambah dalam hal
peningkatan kualitas lingkungan tersebut, tentu saia ada upaya-upaya menyaring
aspek-aspek negatiI dan memanIaatkan aspek-aspek positiI yang ada, bahkan
meningkatkannya.


41

5. Behavior Modifier (Fungsi Pembentuk Perilaku)
Perpustakaan ini memberikan keielasan akan Iungsinya sebagai sarana baca dan iuga
rekreasi hingga bisa mempengaruhi psikologi penguniung melalui penataan ruang
yang membuat penguniung merasa betah dan menumbuhkan minat baca masyarakat.
6. Capital Investment (Fungsi Investasi Modal)
Sebagai sarana baca umum dengan kegiatan utama baca dan belaiar, Perpustakaan ini
bisa iuga sebagai tempat rekreasi melalui Iasilitas penuniang yang ada. Keuntungan
yang diinvestasikan melalui perpustakaan ini berupa keuntungan proIit dan beneIit.
Keuntungan proIit didapat melalui pendapatan dari penguniung yang datang untuk
memanIaatkan Iasilitas yang ada. Sedangkan keuntungan beneIit masyarakat iadi
mudah memperoleh inIormasi untuk kebutuhan pendidikan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan teknologi lewat Iasilitas baca yang disediakan.
7. Cultural Symbolization (Fungsi Simbol Budaya)
Dengan Iungsi yang ada, obiek desain menggambarkan kebiasaan membaca
masyarakat Manado. Perpustakaan ini merupakan ekspresi minat dan ketertarikan
akan budaya membaca dan bagaimana meniadikan membaca itu iadi kebiasaan yang
menyenangkan.

5. 2 PROSES PERANCANGAN
5.2.1. Proses Perancangan
Proses perancangan ini merupakan laniutan dari 1ase , atau masuk dalam 1ase
'Execute Image-Present-Test cycle dimana gagasan awal bentuk yang sudah ada,
ditampilkan dan diuii atau di evaluasi. Dalam keputusan ini dianggap telah melalui
penguiian dan evaluasi sehingga dari proses ini seorang perancang sebagai pemberi
inIormasi argumentatiI tentang permasalahan desain dan alternative solusinya akan
melaksanakan serangkaian kegiatan yang disebutnya dengan siklus 'mage-Present-
Test yang dilakukan secara berulang-ulang. Perulangan siklus ini seiring dengan
teriadinya perubahan visi tentang permasalahan dan alternatiI solusinya.






42









Gambar 15. Siklus Image-Present-Test


Dan dari hasil evaluasi diperoleh bentukan baru (Reimaging representating)
dan dievaluasi kembali sesuai dengan kriteria yang ingin dicapai. Proses ini dilakukan
berulang-ulang secara terus menerus (cvclical/spiral) sampai pada keputusan untuk
berhenti dalam perancangan (Decision to stop design). Keputusan diambil sesuai
batas waktu yang ada, dari sini diperoleh hasil perancangan yang sesuai dan kemudian
masuk dalam tahap transIormasi ke dalam bentuk gambar desain. Proses kreatiI siklus
di atas akan dibuat secara skematik berupa uraian rencana keria selama tahap studio
nantinya.( Uraian rencana keria, lampiran 9 )















Gambar 16. Proses Perancangan Image Present-Test

Ccmp(ehen:ive Kncw|ecce
lmcce Fe-lmcce
Ie:I
F(e:enI
F(e:enI
Ie:I
1
st
Cycle ( Gagasan Awal )
Gubahan Massa bangunan,
Tata Letak Massa, Orientasi

2
nd
Cycle
Tata Letetak ruang,
Aplikasi tematik

3
rd
Cycle
Struktur & Konstruksi
Bangunan, Utilitas

4
th
Cycle
Fasade / Desain Envelope
Bangunan, Aplikasi Tematik
Decision To Stop Design
( optimal solution )
Prime Solution

Domain of
Acceptable
Responses


43

BAB VI
GAGASAN AWAL PERANCANGAN
Hasil kolaborasi antara analisa lingkungan dan konsep-konsep arsitektur,
menghasilkan gagasan-gagasan awal perancangan yang dituangkan dalam sketsa ide.
6.1 Konsep Gubahan Bentuk
Massa











Blok Plan




















PerspektiI Site








Fas. Pengelola Fas. Utama
Fas.Penuniang


44


































Ruang Baca Outdoor ( Gazebo )

6.2 Konsep Ruang Dalam
Ruang Koleksi Buku Pustaka












Denah Lt.1
Denah Lt.1
Denah Lt.1


45

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Ching, D.K. 2000. Arsitektur :Bentuk. Ruang dan Tatanan. Erlangga. Jakarta.

Hakim, Ir. Rustam. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Bumi
Aksara. Jakarta

Hanani, SilIia. 2008. Membangun Minat Baca Melalui Optimalisasi
Perpustakaan. STAIN. Bukit Tinggi. Hal 4-6.

Lawson, Bryan. 1he Language of Space.

Moneo, Raphael. 1983. n 1vpologv. Dalam O. H. A. Rogi Tipologi dalam
Arsitektur Manado. Fakultas Teknik Unsrat.

NeuIert, Ernst. Data Architect 3. Erlangga. Jakarta.

Purnomo, Jose. Mosaik Bentuk-Bentuk Arsitektur.

.Poole, G. Frazer. Dasar Perencanaan Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Indonesia.

Pustakawan. Arti Perpustakaan bagi Pendidikan. Wikipedia Bah. Indonesia. 29
Oktober 2008.

Wien Muldian. Perpustakaan Modern / Library Senayan.
http ://www. Perpustakaan. Depdiknas.co.id. 4 November 2008.

www.googleEarth.com. Search. Manado

www.google .com. Search . Undang-undang Perpustakaan



46

You might also like