You are on page 1of 2

Aqidah Islamiyah.doca.txtir.doctmtra.

Org Kisah dan Artikel Pribadi Wong Blitar tentang e-Learning - Server Management - Research - Economics - Online Business - Open Source - PHP Programming - cPanel.htmAQIDAH~1.DOCsulullah SAW tertolak at au mengikuti Rasulullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpam anya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah ke pada Tuhannya." Perkembangan Aqidah Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kalaupun t erjadi langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para s ahabat yang artinya berbunyi : "Kita diberikan keimanan sebelum Al-Qur'an" Nah, pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib timbul pemahaman -pemaha man baru seperti kelompok Khawarij yang mengkafirkan Ali dan Muawiyah karena mel akukan tahkim lewat utusan masing-masing yaitu Abu Musa Al-Asy'ari dan Amru bin Ash. Timbul pula kelompok Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib dan timbul pu la kelompok dari Irak yang menolak takdir dipelopori oleh Ma'bad Al-Juhani (Riwa yat ini dibawakan oleh Imam Muslim, lihat Syarh Shohih Muslim oleh Imam Nawawi, jilid 1 hal. 126) dan dibantah oleh Ibnu Umar karena terjadinya penyimpangan-pen yimpangan. Para ulama menulis bantahan-bantahan dalam karya mereka. Terkadang aq idah juga digunakan dengan istilah Tauhid, ushuluddin (pokok-pokok agama), As-Su nnah (jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad), Al-Fiqhul Akbar (fiqih terbesar), A hlus Sunnah wal Jamaah (mereka yang menetapi sunnah Nabi dan berjamaah) atau ter kadang menggunakan istilah ahlul hadits atau salaf yaitu mereka yang berpegang a tas jalan Rasulullah SAW dari generasi abad pertama sampai generasi abad ketiga yang mendapat pujian dari Nabi SAW. Ringkasnya : Aqidah Islamiyah yang shahih bi sa disebut Tauhid, fiqih akbar, dan ushuluddin. Sedangkan manhaj (metode) dan co ntohnya adalah ahlul hadits, ahlul sunnah dan salaf. Bahaya Penyimpangan Pada Aqidah Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam selur uh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personaliti. Biasanya peny impangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya : Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian dan p erhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah yang benar. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. Karena itu dia menolak aqidah yan g benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang keberatan menerim a aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalam Surat Al-Baqarah 170 yang artinya : "D an apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutlah apa yang telah diturunkan Allah," m ereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." (Apabila mereka akan mengikuti juga), wala upun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat p etunjuk." Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi ya ng tepat sesuai dengan argumen Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh panu tannya sesat, maka ia ikut tersesat. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh y ang sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka sebagai penengah/arbiter antara dia dengan Allah. Kuburan-kuburan mereka dijadikan temp at meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Demikian itu pernah dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka men gagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : "Dan jangan p ula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yagh uts, Ya'uq dan Nasr." Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau terhadap pe

radaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan i lmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima ting kah laku dan kebudayaan mereka. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam, sehin gga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada hal Nabi Muhammad SAW telah me mperingatkan yang artinya : "Setiap anak terlahirkan berdasarkan fithrahnya, mak a kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya" (HR: Bukhari). Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh acara / program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan keaga maan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu dalam pel ajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsin ya secara besar-besaran. Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan Aqid ah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai kehen dak Sang Khalik demi kebahagiaan dunia dan akherat kita, Allah SWT berfirman dal am Surah An-Nisa' 69 yang artinya : "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Ra sul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang -orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan ama l shaleh baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhn ya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami be ri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah merek a kerjakan." Faedah Mempelajari Aqidah Islamiyah Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya t idak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah Islami yah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebah agiannya dunia akherat. Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara si ang dan malam, antara bumi dan langit dan antara ibadah dan adat serta antara du nia dan akherat. Faedah yang akan diperoleh orang yang menguasai Aqidah Islamiya h adalah : Membebaskan dirinya dari ubudiyah / penghambaan kepada selain Allah, baik bentuk nya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suk a maupun duka. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang ri zki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati . Sehingga dia penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control). Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepa da Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah. Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda an tara miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT. Aqidah Islamiyah

You might also like