You are on page 1of 2

Pengobatan Demam berdarah dengue tanpa disertai syok, pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan suportif.

Haus dan dehidrasi terjadi akibta demam tinggi, anoreksia dan muntah, sehingga masukan cairan peroral harus diberikan. Penggantian larutan elektrolit atau jus buah lebih dipilih dari pada air saja. Larutan rehidrasi oral, seperti yang digunakan pada pengobatan penyakit diare. Selama fase demam akut terdapat resiko kejang. Antipiretik dapat diberikan pada pasien dengan hiperpireksia, terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat kejang demam. Salisilat harus dihindari karena dapat menyebabkan perdarahan dan asidosis, atau mencetuskan sindrom Reye atau seperti Reye. Parasetamol lebih dipilih untuk menurunkan demam tetapi harus digunakan dengan kewaspadaan. Dosis harus diberikan bila suhu tubuh lebih tinggi dari 39C, tetapi tidak lebih dari 6 dosis harus diberikan dalam periode 24 jam. Pasien harus diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda syok. Periode kritis adalah transisi dari demam ke fase tidak demam, dimana biasanya terjadi setelah hari ke-3. Penentuan hematokrit adalah pedoman penting untuk terapi pada tahap ini, karena pemeriksaan ini secara tidak langsung menunjukkan derajat rembesan plasma dan menunjukkan kebutuhan terhadap cairan intravena. Peningkatan hematokrit harus didahukui dengan perubahan tekanan darah dan nadi. Hematokrit harus ditentukan setiap hari dari hari ke 3 penyakit sampai demam pasien berkurang selama 1 atau 2 hari. Jika pengukuran hematokrit tidak memungkinkan untuk dilakukan, mungkin dapat digunakan penghitungan hemoglobin, meski penghitungan ini kurang sensitif. Terapi cairan parenteral dapat diberikan di unit rehidrasi pasien rawat jalan untuk pasien yang demam, muntah, atau anoreksianya menimbulkan dehidrasi. Cairan yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi dipilih sesuai dengan sifat kehilangan cairan. Dalam kasus dehidrasi isotonik, harus digunakan glukosa 5% (50 g/L) dilarutkan 1:2 atau 1:1 dalam salin fisiologis (normal). Larutan mengandung bikarbonat tidak boleh digunakan dalam penatalaksanaan awal dehidrasi intravena dalam DHF, dan harus dicadangkan untuk kasus dimana terjadi kehilangan cairan menetap karena diare. Perlunya penggantian volume cairan ekuivalen dengan jumlah kehilangan cairan elektrolit: jadi, 10 ml/kg harus diberikan untuk setiap 1% penurunan berat badan normal. Kebutuhan cairan rumatan dihitung berdasarkan formula Halliday & Segar (pada tabel), harus ditambahkan ke dalam penggantian volume cairan. Karena frekuensi rembesan plasma tidak

konstan (lebih cepat bila suhu tubuh turun), maka volume dan kecepatan terapi cairan intravena harus disesuaikan menurut kecepatan dan volume kehilangan plasma. Kehilangan plasma dapat dipantau dengan perubahan hematokrit, tanda-tanda vital, atau volume keluarnya urine. Namun, meskipun ada kehiangan plasma massif, penggantian cairan secara bijaksana perlu untuk menghindari hidrasi yang berlebihan.

Tabel Penghitungan Untuk Infus Cairan Intravena Rumatan Berat badan (Kg) Volume rumatan (ml) yang diberikan dalam 24 jam 10 10-20 >20 100/kg 1000+50 untuk setiap kg pada kelebihan 10 1500+20 untuk setiap kg pada kelebihan 20 (Halliday MA, Segar WE)

You might also like