You are on page 1of 17

START TIME Title: Start Time Genre: Friendship Rating: General Language: Indonesia Opening theme song: Endless

Dream Ending theme song: Star Time (Ballad version) Contribute: absolutely for Yamada Ryosukes birthday 18th 2011 Author: Amel Chan

Synopsis:

Perasaan tidak tenang apa ini? Merasa harus membawa kalian kembali ke Tokyo tetap dengan nama Hey! Say! JUMP. Aku tidak akan pergi kemanapun, akan tetap menunggu disini, karena aku tahu kalian akan kembali.

Ryosuke Yamada

Cast: Yamada Ryosuke Yabu Kota Yuto Nakajima Hikaru Yaotome Chinen Yuri Takaki Yuya Daiki Arioka Kei inoo Morimoto Ryutaro Keito Okamoto

START TIME Part 1 Sari buah strawberi yang manis memenuhi mulut Yamada saat giginya melumatkan buah favoritnya didalam mulut. Matahari terasa hangat dipunggung ketika Yamada turun dari taksi dan berjalan masuk kantor Jhonny Entertaiment menuju tempat latihan. Sudah beberapa minggu langit Tokyo berubah cerah, menjadi warna biru terang dengan sinar matahari hangat yang memancar lembut. Perasaan senang yang meluap -luap seperti ini selalu muncul setiap Yamada berjalan ketempat latihan. Member Hey! Say! JUMP yang ia sayangi. Yei, akhirnya bertemu dengan teman-teman lagi. Ia mempercepat langkah kaki lalu menjulurkan tangan menarik knop pintu tempat latihan. Suara berdenyit halus terdengar saat pintu tergeser melebar. Aaaa, matanya sedikit terbelalak, cukup mengejutkan. Biasanya ia orang pertama yang tiba. Tapi yang ia lihat sekarang se mua member sudah berkumpul kecuali Yabu Kota. Rasa terkejut tadi berubah menjadi senyum lebar yang ceria, Minna, ohayo! Yamada mencari posisi untuk meletakkan tas yang berisi perlengkapannya untuk latihan. Ia membungkuk mempererat ikatan tali sepatu kets. Aku sudah tidak mau menu nggu lagi! Suara Hikaru mengejut kan Yamada karena nadanya yang sedikit tinggi. Mata Yamada menatap heran. Krieeek.. suara dernyitan halus terdengar lagi, kali ini Yabu yang muncul dari balik pintu. Tak sepatah katapun keluar dari mulut Yabu. Wajahnya tidak seperti biasa. Semua orang dapa t melihat beban besar yang ada diwajahnya sekarang. Hikaru berjalan mendekati Yabu, kau senang melihat kami menunggu seperti ini? Yabu melayangkan tatapan tidak suka pada sahabatnya, Kenapa? Jangan buat masalah , aku lelah.. Aku sudah tidak tahan lagi s eperti ini. Sudah tiga tahun kalian menganggapku sebagai pemimpin Hey! Say! JUMP, tapi apa kalian tahu bagaimana bebanku menyandang julukan itu? Dan kau Hikaru, biasanya kau selalu membantuku mencari jalan keluar setiap kita ada masalah. Tapi kemana kau sa tu bulan terakhir ini? Setiap aku menghubungi mu untuk menanyakan keputusan terbaik saat Hey! Say! JUMP dihadapkan dengan pilihan sulit kau tidak pernah ada. Kemana kau sebulan ini disetiap ak u membutuhkan mu?! nada suara Yabu juga mulai meninggi. Kau bilang lelah kan? Aku juga lelah. Beri aku waktu sebentar untuk diriku sendiri. Bisa tidak jangan libatkan aku dalam masalah mu sebentar saja? Aku juga butuh istirahat. Hikaru menjawab sinis. Masalahku...?? Yabu menelan kelanjutan kata -katanya... Masalah ku? Heh, sudahlah kita latihan sekarang Orang yang dianggap p emimpin HSJ itu mengalah. Tapi tersimpan rasa marah yang besar didadany a. Yamada diam tidak bergeming setelah mendengar itu semua dari dua orang yang sangat ia hormati. Latihan berlangsung de ngan atmosfer yang tidak mengenakkan. Gerakan terasa berat karena tidak dilakukan dengan hati. Sepertinya daiki juga merasakan hal itu. Daiki

terlihat tidak serius mengikuti latihan, kakinya terselip dan tidak sengaja menyenggol Yuto sampai terjatuh. Yuto segera bangun dan menarik kerah baju Daiki, Cari masalah ya? Dari tadi aku perhatikan kau tidak niat latihan Apa!! Daiki menarik balik kerah baju Yuto. Yutokun, Daichan sudahlah Yamada mencoba melerai. Apa kau ingin membela Daiki? Jangan mentang -mentang kau yang paling jago nge dance disini bisa seenaknya. Yuto kun melepaskan tangannya dari kerah baju Daiki dan berbalik menatap Yamada. Yamada menggelengkan kepala pelan, Aku sama sekali tidak berfikir begitu. Hentikan!!!! Bodoh! Selama ini aku ha nya diam saja. Aku pura -pura tutup mata dengan apa yang terjadi diantara kita akhir -akhir ini. Kalau memang sudah tidak ada kecocokan lagi diantara kita lebih baik Hey! Say! JUMP bubar saja! kata -kata Chinen keluar begitu saja. Hati rasanya menciut, Yamada tersentak kaget. Chii jangan bicara seperti itu. Bukankah kita pernah bilang kalau Hey! Say! JUMP itu keluarga. Bukankah kita akan saling melindungi? Ya, tapi sekarang semuanya sudah berbeda. Kita yang seharusnya saling melindungi sekarang berbalik saling menyakiti. Kalau begitu l ebih baik Hey! Say! JUMP bubar. Chinen berjalan mengambil tasnya. Mana bisa begitu , seminggu lagi Hey! Say! JUMP akan mengadakan konser besar . Ryutaro mencoba menghalangi Chinen. Chinen benar, tidak ada gunanya Hey! Say! JUMP tetap berdiri kalau sudah tidak ada kecocokan diantara kita. Penggemar tidak buta, mereka akan melihat kondisi kita yang kacau diatas panggung. Aku sudah lelah menyandang nama Hey! Say! JUMP dan kalian yang menganggapku sebagai pemimpin. Apa kalian t ahu beban yang aku tanggung? Aku benar-benar sudah lelah. Yabu bicara tanpa melihat mata teman -temannya. Dengan sigap Hikaru menyambar tasnya,Aku setuju, lebih baik kita bubar ia berjalan meninggalkan ruangan. Yabu, Chinen, Yuto, Daiki, Kei, Ryutaro, Ke ito juga mengambil jalan yang sama. Mereka pergi meninggalkan tempat latihan. Yutokun.. Yamada mencoba menghentikan Yuto sahabatnya. Tapi tidak ada tanggapan. Teman-teman, jangan seperti anak kecil!! .. Aaaaah! Yuya menendang dinding memang salah membentuk group yang anggotanya seba nyak ini. Yuya menoleh kearah Yamada lalu pergi. *** Keesokan harinya b erita ketidakcocokan diantara member Hey! Say! JUMP suda h sampai ketelinga Jhonny -san. Ia memberikan waktu kepada member Hey! Say! JUMP untuk beristirahat sampai mereka benar-benar tenang. Masalah konser besar seminggu lagi yang

akan dilaksanakan, Jhonny -san bilang tidak apa -apa dibatalkan tapi berusahalah untuk tidak membatalkannya. Padahal puluhan ribu tiket sudah terjual habis. Pihak manajemen akan mengganti rugi mengenai hal itu. Jhonny-san tidak hanya memikirkan keuntungan semata. Tetapi lebih ke personal anak -anaknya. Sekarang mereka semua sudah meninggalkan Tokyo. Kenapa mereka sanggup pergi dan meninggalkan semua masalah ini? Apakah ke bersamaan kita selama ini sangat tidak berharga sehingga begitu mudah untuk meninggalkannya? Apakah aku juga harus pergi? Kemana? Dalam hati Yamada terus bertanya-tanya sambil menghela nafas panjang yang berat. Sudah tiga tahun lebih berjalan , tapi mengapa sekarang jadi seperti ini? Mengapa diantara kami muncul saling ketidakcocokan? Lelah karena beban dengan nama Hey! Say! JUMP. Benarkah? Teman-teman yang lain sudah pergi berlibur menenangkan diri. Mereka tau harus kemana. Sedangkan aku? Kemana aku harus pergi sebenarnya? Yamada bergulat dengan pikirannya sendiri. Ia melirik jam tangannya lalu membaca tulisan wednesday, May 4th 2011.

Part 2 Yabu Kun! Inoo Kun! Bisa kesini sebentar? suara Bibi Inoo menyeruak keruang nonton tempat Kei dan Yabu sedang bermalas-malasan. Yabu menaikkan sebelah alisnya kearah Inoo. Inoo mengangkat bahu dan mulai beranjak ke belakang. Di pekarangan belakang rumah bibi Inoo, terdapat sebuah perterna kan kecil yang menernakkan domba. Mereka berdua menghampiri bibi inoo yang se dang memegang cangkul dan garpu pengeruk. Ada apa Bi? Tolong bantu bibi. tanpa basa-basi bibi menyerahkan 2 buah garpu pengeruk kepada mereka berdua, kumpulkan pupuk di kandang sapi itu . Pupuk apa, Bi? Tanya Yabu.

Bibi inoo menunjuk kearah tumpukan kotoran domba dengan dagunya. Yabu dan Inoo memucat.
Ouwhh... iakh!! Bau sekali Kei Inoo mengeluh sambil tetap mengumpulkan kotoran sapi , Yabukun, cepat ambil airnya. Yabu datang terburu-buru dengan air dalam ember di tangan lalu terpeleset keatas gundukan kotoran domba yang sudah Inoo kumpulkan. Aaaaa.. dasar sial.. keluh Yabu. Ahahaha.. kau tidak apa -apa? Inoo terbahak-bahak, ia tidak mau menolong Yabu dengan kondisi seperti itu. huffh.. bau sekali. Aku mandi dulu yah. Kau lanjutkan saja sendiri Yabu berjalan menuju rumah. Dengan tidak sabar ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sudah hampir 2 hari ini Yabu dan Inoo tinggal di Hokkaido, di peternakan tempat paman Ke i Inoo. Desa yang masih sangat alami. Udara segar menyeruak kedalam rumah setiap pagi.

Penduduk yang masih ramah seramah alamnya. Tidak jauh dari peternakan ada kuil tua yang bersahaja. Ketenangan terpancar dari dalam kuil. Yabu yang meninggalkan K ei untuk membersihkan kandang domba memandangi tangga tinggi yang menuju pekarangan kuil, ia mengingat-ingat sudah berapa lama tidak mampir ditempat seperti ini. Dua belas tangga yang sudah dinaiki cukup menguras tenaga, ia melihat seorang nenek tidak sengaja menjauhkan sesaji tidak jauh didepannya. Spontan Yabu berlari membantu memungut sesaji yang bergelinding kedasar tangga. Nenek tidak apa-apa? Tanya Yabu sambil membantu nenek menaiki tangga, Ia membawa sesaji dengan tangan kiri. Tidak apa-apa Terima kasih yah nak Nak? Hati Yabu sedikit berdenyit mendengar kata itu. Nak? Kata yang penuh kasih sayang. Setelah nenek itu selesai berdoa, Yabu dan nenek duduk di kursi yang terletak dipinggir pekarangan kuil. Di d epan mereka ada kolam kecil berisi tujuh ekor ikan mas. Berapa umur mu nak? Tanya nenek. Dua puluh satu tahun. Kenapa nek? Umur mu sama dengan anak nenek, sebulan yang lalu dia berulang tahun yang ke dua puluh satu. Benarkah? Kenapa dia tidak ikut ke kuil? Karena dia pergi ke Kyoto. Dia sudah janji akan pulang nanti, nenek setiap hari datang ke kuil untuk berdoa agar dia bisa pulang lebih cepat . Senyuman kecil terbentuk disudut bibirnya. Yabu dapat melihat perjuangan perasaan ne nek saat mencoba untuk bersabar, Apa dia pergi untuk kuliah? Nenek memalingkan pandangannya kearah kolam, bayangan pohon sakura terpantul diatas air. Sudah lima tahun sejak dia pergi, saat itu umurnya masih enam belas tahun, dia baru tamat Sekolah menengah bawah. Keinginan belajarnya sangat kuat, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah di Kyoto . Tapi tidak apa -apa, dia sudah janji akan pulang. Harapan besar terpancar dari matanya. Percakapan sore itu membekas diingatan Yabu. Ia pulang kerumah dan menceritakan pengalamannya hari ini kepada bibi Inoo. Nenek itu yah, sudah lim a tahun setiap hari dia selalu datang ke kuil untuk berdoa. Menanti anaknya yang berjanji akan pulang da n bertemu dengan ibunya di kuil itu. Yabu menoleh kearah bibi, hatinya tersentuh. Seperti ada ruang kosong dihatinya . Lima tahun dengar sabar selalu menan ti anaknya. Lima tahun... Setelah hari itu Yabu dan Inoo pergi ke kuil. Nenek itu tidak ada. Yabu k eliling mencari alamat nenek . Tidak susah mendapatkan alamatna, lalu secepat mungkin Yabu dan Inoo pergi menuju rumah nenek. Ditengah perjalanan langkah Yabu terhenti. Tidak jauh dari

hadapannya sekarang , nenek yang ia cari sedang berjuang berja lan dengan tongkat kearah kuil. Tubuhnya sudah lemah dan bungkuk. Kakinya sudah tidak kuat lagi untuk menopang badan. Sang nenek menolak bantuan yang ditawarkan Y abu. Ia ingin berjalan sendiri. Bagi sang nenek berjalan dengan kondisi payah itu bukanlah sebuah penderitaan. Harapan bertemu anaknya mengalahkan rasa lelah. Sudah beberapa hari ini Yabu dan Inoo menemani nenek itu berja lan pergi dan pulang dari kuil. Mereka berdua mendengarkan cerita sang nenek tentang anaknya. Dari cerita Yabu dapat merasakan betapa besar kasih sayang yang tercurah. Sampai suatu sore bibi Inoo melengkapi cerita sang nenek , bahwa sebenarnya anak yang dinantikan s udah meninggal satu setengah tahun yang lalu karena sakit. Tapi mereka sepakat tidak mengatakan berita duka itu. Karena harapan untuk bertemu anaknya lah yang membuat nenek punya semangat hidup selama ini. Harapan untuk bertemu anaknya lagi.. kata -kata itu masuk dalam kehati Yabu. Anaknya yang sudah meninggal. Inoo, kita harus segera pulang... Yab u memegang kedua pundak teman yang sabar berada disampingnya. Jangan menyia-nyiakan sahabat-sahabat kita. Mengapa baru sekarang aku sadar kalu aku benar -benar menyayangi mereka. Besok Yamachan ulang tahun, kita harus pulang secepatnya! Yabu bersemangat. Berlari sambi l menarik tangan sahabatnya. Inoo tersenyum senang atas semua ini. Arigatou Obachan.. Hontouni arigatou *** Chinen berlarian diatas pasir pantai y ang lembut. Keito mengejarnya dengan cepat, ia ingin membalas gelitikan chinen tadi. Chinen dan keito tertawa lepas. Cahaya matahari pagi menghangatkan wajah. Angin bertiup menggelitik wajah mereka. Angin pantai tidak berhenti bertiup membawa pergi beban m asalah yang ada. Chinen berhenti berlari, matanya tertuju pada seorang gadis yang menggendong keranjang ikan. Kaki gadis itu pincang. Tapi ia tetap berusaha berjalan tertatih menuju kapal yang membawa ikan. Beberapa ibu nelayan berebutan mengambil ikan. Ibu yang tidak sabaran mendorong gadis itu sampai jatuh tersungkur. Ikan yang ada dalam keranjang berjatuhan ke pasir. Dengan refleks Chinen dan keito menolong memungut ikan yang berserakan. Terima kasih gadis itu menundukkan ke pala. Izinkan aku membantu mu membawa ikan ini. Mem angnya ikan-ikan ini mau dibawa kemana? Oh iyah, aku Chinen ini sahabatku Keito Chinen mengangkat keranjang ikan. Uhh cukup berat. Terima kasih, maaf sudah merepotkan. Aku Yura. Rencananya aku akan memb awa ikan itu pulang kerumah, harus dibersihkan dulu. Ucap Yura pelan.

Yeai, tunggu apa lagi. Kita harus cepat -cepat membersihkan ikan ini sebelum kering whahah Chinen bersemangat sekali. Keito membantu Yura berjalan.
Chinen menatap rumah Yura lama. Rumah kecil yang dindingnya belum selesai ha nya ditempel dengan batu bata. Sesampai dirumah Chinen mencuci ikan dan Keito dapat giliran

membersihkan isi perut ikan. Yura sudah melarang mereka bekerja, tapi sama sekali tidak digubris. Setelah semua i kan bersih Yura memasukkan kedalam keranjang dan membawa kepasar untuk dijual. Chinen dan Keito dengan setia menemani Yura sampai pekerjaannya selesai. Dengan perjuangan yang berat dan proses yang panjang keuntungan hasil penjualan yang diperoleh hanya tig a puluh ribu. Chinen dan Keito seakan -akan tersadar dengan nasib dan betapa susahnya mencari uang. Selama ini hanya dengan menyanyi satu lagu ia bisa dapat uang berjuta -juta. Tapi ternyata tidak semua orang bernasib seberuntung itu. Yura, 17 tahun seumuran dengannya. Tapi sudah harus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga. Nasib yang kurang beruntung memilihkan Y ura mempunyai ayah seorang penjudi dan ibu yang stress. Berbicara dengan Yura menyenangkan bagi Chinen dan Keito. Ini hari ke lima mereka menolong Yura. Sebenarnya mengapa kalian menolongku? Apa kasihan melihat kondisik u yang seperti ini? Yura melontarkan pertanyaan sambil mencuci ikan. Ah tidak, kami hanya ingin melakukannya. Lagi pula sangat menyenangkan bertemu denganmu Yura balas Chinen. Chinen dan Keito sudah tau bagaimana keadaan ayah dan ibu ku, aku rasa kalian kasihan pada ku kan? Yura membuat Chinen dan Keito saling bertatapan. Sebenarnya memang iya. Ada rasa kasihan yang besar sekali. Tidak apa-apa kasihan padaku. Seharusnya seka rang aku bersekolah seperti anak -anak yang lain. Tapi aku harus mencari uang untuk makan keluargaku. Aku menjalani semua ini dengan tulus, karena aku sangat menyayangi Ayah dan Ibu bagaimanapun kondisi mereka. Ketulusan menyayangi seseorang. Berusaha untuk selalu tersenyum. Itu lebih baik dari pada menuntut mereka menjadi sempurna seperti yang kita inginkan. Yura bicara pelan, tidak ada beban dalam kata -katanya. Apa Chinen dan Keito punya orang yang kalian sayangi? Langsung muncul wajah -wajah sahabat mer eka di Hey! Say! JUMP untuk menjawab pertanyaan Yura. Dada Chinen menyeruak. Ia telah melakukan kesalah besar dalam hidupnya. Aku ingin bertemu teman -teman yang lain ucap Chinen tanpa sadar. Yura tersenyum, kalian pasti punya sahabat yang hebat yah. A ku tidak tahu apa-apa, tapi sepertinya kalian punya masalah dengan mereka. Jangan menuntut sahabat kalian untuk menjadi sempurna seperti yang diinginkan, tapi pikirkanlah, apakah kalian sudah menjadi sahabat yang baik untuk sahabat kalian? Benar, Chinen dan Keito hampir melupakan hal penting itu. Harus segera pulang. Sekarang senyum sudah menyatu dihati. Chinen ingin sekali bertemu teman -teman yang lain dan minta maaf karena sudah mengatakan lebih baik bubar. Itu kebohongan terbesar yang ia ucapkan. Aaaa... Keito. Sekarang tanggal berapa? Chinen mengguncang erat pundak Keito.

Delapan Mei, memangnya kenapa? Keito menyisihkan tangan Chinen dari pundaknya. Delapan?? Aaaah bodoh! Mengapa bisa sampai lupa.. besok Yamachan ul ang tahun... Bodoh! Bodoh! Harus cepat pulang.. *** Yuto dan Ryutaro cemberut sambil duduk di pinggir trotoar. Tidak habis pikir mengapa mereka berdua bisa lupa membawa dompet. Jalan -jalan yang harusnya menyenangkan jadi mimpi buruk. Diomel dan diturunkan oleh sopir taksi di tengah jalan. Apa -apaan ini? Mau tak mau Yuto dan Ryu harus berjalan menuju Osaka Hotel . Sudah setengah jam mereka berjalan, tapi osaka hotel belum kelihatan juga. Kaki terasa sudah mau tanggal dari engsel. Akhirnya mereka berdua terduduk ditrotoar mengeluhkan nasib buruk mereka hari ini. Malam itu jalanan tidak terlalu ramai. Beberapa kendaraan hilir mudik dengan sesekali membunyikan klakson. Anak-anak muda berkelompok masuk ketemp at karaoke. Sepasang kekasih dewasa keluar dari restoran. Yuto hanya mengawasi keadaan disekitarnya. Ia membenarkan letak topi dan masker yang ia pakai. Jangan sampai penggemarnya tahu ia dan Ryu berlibur di osaka sekarang. Ryu menurunkan letak topinya.

Terima kasih banyak


Yuto menoleh kearah sumber suara. Dua orang laki -laki seumuran dengannya berdiri tidak jauh dari tempat Yuto dan Ryu duduk. Ah sudahlah Akito, kitakan teman, lain kali kalau kau tidak punya uang untuk bayar uang sekolah bicarakan pada ku. Aku akan mencoba membantu ucap seorang lagi yang bernama Eiji. Yuto dan Ryu jadi tidak sengaja mendengar pembicaraan itu.

Aku kangen Yamachan ucap Ryu dengan tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan. Malam itu dilewati perlahan dengan lelah .
Suara kicauan burung membuat semarak suasana pagi di Osaka. Di pagi hari taman kota Osaka ramai dikunjungi orang -orang yang ingin berolah raga, termasuk Yuto dan Ryu . Cukup sampai disini saja larinya, aku sudah tidak tahan lagi Ryu menghentikan larinya. Nafasnya megap-megap. Seolah oksigen berlomba memasuki paru -paru. Tiba-tiba punggung Ryu ditabrak dari belakang oleh seseorang terjungkal. Orang itu terus lari tanpa minta maaf. sampai dia hampir

Hey! seru Ryu sedikit marah. Belum sempat dia berdiri deng an benar, dia ditabrak lagi oleh orang yang lebih besar, kali ini dia benar -benar terjungkal. Sepertinya orang itu sedang mengejar laki -laki yang menabraknya pertama kali. Tidak jauh didepan mereka berdua, orang yang menabrak ryu yang kedua kali berhasil menangkap orang yang menabraknya pertama kali. Laki-laki yang lebih tua mengangkat kerah baju orang yang berhasil ia tangkap . Saat pukulan yang dilayangkan hampir mendarat, seorang remaja berjaket biru tua datang dan menghalangi pukulan itu.

Hentikan! teriaknya. Minggir kau anak kecil! Dia telah mencuri barang di toko ku, Apa benar itu, Akito? Tanya Eiji. Itu tidak benar. Akito berusaha melepaskan tangan pemilik toko dari kerah bajunya, tapi ternyata lawannya sangat kuat. Gerah mendengar pernyata an bohong dari bocah pencuri itu, pemilik toko dengan marah memukul wajah Akito. Tidak, tolong hentikan Eiji berusaha menahan kepalan tangan yang memukul Akito berkali kali. Akito, aku hanya ingin kau jujur! Katakan yang sebenarnya.. Wajah Akito terasa panas karena pukulan yang keras, pukulan tadi mengenai tulang pipinya. Iya, aku hanya mencuri jam tangan Ia mengeluarkan jam tangan curian dari saku celananya. Eiji terdiam melihat pengakuan sahabatnya. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kenapa mencuri? Pemilik toko langsung merampas jam tangan itu, Benarkan!!! Berarti ini sudah jelas. Aku akan membawa mu ke kantor polisi. Akito diseret paksa dengan kasar. Tidak! Aku mohon Eiji menghalangi mereka. Aku mohon jangan lakukan itu. Aku tidak tahu kenapa dia mencuri, tapi tolong jangan lakukan itu Kau ingin bajingan seperti ini tetap berkeliaran dan mencuri barang orang lain lagi? Aku tidak bisa membiarkan hal itu. Masih dengan emosi tinggi, pemilik toko menyeret Akito. Eiji bersujud dikaki pemilik toko, menanam wajahnya dalam -dalam sampai mencium tanah.Tolong kabulkan permintaanku kali ini. Pukul aku sampai kau puas, tapi jangan bawa Akito ke kantor polisi. Aku mohon Jangan-jangan sebenarnya kau ini juga pencuri? Ia menatap hina kearah Eiji. Komplotan seperti kalian ini memang tidak bisa didiamkan saja. Kau yang meminta aku memukulmu kan. Laki-laki itu memukul Eiji sesuka hatinya, memperlakukan Eiji seperti pencuri yang tertangkap basah . Akito dengan cepat berlari melindungi sah abatnya dari pukulan beringas itu. Ia melindungi Eiji dengan tubuhnya. Mulutnya terasa asin, ia sadar kalau bibirnya berdarah karena tendangan. Cukup hentikan! Jangan memukuli mereka lagi. Teriak Yuto, Ryu berlari kecil meny usul Yuto dari belakang. Aku akan mengganti semua kerugian yang kau derita. Setelah itu tinggalkan kami disini. Ucap Yuto lantang.

Sang pemilik toko menghentikan pukulannya.Berapa kau berani membayarku? Yuto mengeluarkan uang disaku jaketnya, Aku hanya punya 500 Yen, semoga ini cukup untuk ganti rugi. Melihat uang ditangan Yuto, pemilik toko tersungging, tangannya dengan cepat mengambil alih uang itu, lalu pergi tanpa memperpanjang masalah. kalian tidak apa-apa? Yuto dan Ryutaro membantu kedua orang yang tergeletak ditanah. AAAHhh! Kau orang yang kemarin Yuto kaget saat melihat wajah Eiji dan Akito secara jelas. Orang itu mengernyit heran, Apa aku mengenalmu? tanyanya. Nanti saja ku jelaskan, sek arang kita keklinik terdekat dulu untuk mengobati luka kalian.

Eiji dan Akito meringis -ringis saat dokter membersihkan luka dengan alkohol. Maaf yah Eiji, kemarin malam aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian berdua saat duduk ditrotoar. Panggil aku Yuto dan ini panggil saja Ryu . Yuto memukul pundak Ryu pelan. Akito, dia teman ku sejak sekolah dasar. Kami dekat sekali jawab Eiji. Teman sejak kecil, seperti Yuto dan yamachan yah Ryu balik memukul pelan pundak Yuto. Bisa berhenti membicarakan soal dia? Yuto cemberut. Aku benar-benar menyesal... Aku janji akan berubah, jadi tolong maafkan aku Eiji. Akito memegangi kepalanya. Ia mencoba mengumpulkan tenaga. Tentu saja Eiji dan Akito tertawa walaupun mereka babak belur. Persahabatan itu terlihat indah sekali. Berubahlah demi sahabatmu Akito.. jangan menyia-nyiakan temanmu. Katakan kata-kata menyesal itu untuk Eiji dari dalam hati . Yuto tersenyum dan permisi pergi . Ryu menyusulnya dari belakang..Hey Yutokun, aku suka kata -kata jangan menyia-nyiakan temanmu. Yuto terdiam memikirkan kata -katanya sendiri. Ia teringat sahabat baiknya Yamada Ryosuke. Yuto berlari kencang menuju Osaka Hotel. Hari ini Yamachan ulang tahun. Yamachan pasti sedih sekali. Idiot. Kau bodoh sekali Yuto, jangan men yia-nyiakan sahabat mu!! Dengan sigap ia mengatur kepulangannya dan Ryutaro ke Tokyo malam ini juga, pukul 4 sore. *** WOOOOOOOOOOOOAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!! Hikaru, daiki dan Yuya sekencang-kencangnya. Naik Roller Coaster memang sangat mengasyikkan. berteriak

Sudah empat hari berturut -turut mereka bersenang -senang menghabiskan waktu seperti ini.

Daiki menjilati es krimnya yang hampir mencair, Disneyland Hongkong ! aku puas sekali liburan disini. Tempatnya ramai , bisa bersenang-senang tiap hari. Semua beban jadi tidak terasa. Yah, tempat yang asik. Akhirnya kita malah liburan keluar negeri hahhhahaha.. Hikaru menguyah popcorn jagung manis yang dibelikan Daiki. Suara musik, teriakan, dan tawa terdengar dimana -mana. Menambah semarak l iburan. Yuya hanya melihati es krimnya mencair, Ramai sekali, tapi disini, ia menunjuk dadanya Disini terasa sepi. Keramaian tempat ini sama sekali tidak bisa mengisi kekosongannya. Maksud mu? tanya Hikaru. Apa kalian tidak merasa tawa yang ada saat ini hanya untuk memuaskan pikiran dan perasaan kita saja? Tapi tidak untuk menyelesaikan masalah. Apa selama ada disini kalian sama sekali tidak terbayang wajah teman -teman yang lain? Setiap detik wajah yabu, Yamachan, Ryu, Chinen, Yuto, Inoo, Keito s elalu masuk dalam pikiran ku.. Yuya menatap tajam kearah kedua sahabatnya. Kata-kata Yuya membangkitkan perasaan yan g Daiki bohongi selama ini,...Benar, hati ku merasa sepi, bibir memang bisa tertawa tapi hati terasa pedih.. Hikaru, jujurlah. Kau ingin minta maaf dengan Yabu kan? Jujurlah Yuya menoleh keara h Hikaru, mencari kejujuran dimatanya. Hikaru berhenti mengunyah popc orn, Aku merindukan Yabu, Yamachan dan yang lainnya, aku ingin bermain ketaman hiburan bersama mereka, ngedance dan berbagi tawa dengan mereka Hikaru merasa panas di matanya, entah mengapa air mata t erasa ingin jatuh. Es krim Daiki terjatuh saat ia tiba -tiba berdiri, Yama!! Karena kau bilang Y amachan, aku jadi ingat kalau Yamachan ulang tahun besok. Aaaaa benar.. bagaimana ini.. kita harus segera membeli tiket penerbangan ke Tokyo sekarang juga Yuya mengacak -acak rambutnya, menyesali diri karena melupakan ulang tahun Yamada. *** Yamada berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Dentuman sepatunya terdengar pelan. Bau khas obat-obatan tercium disudut -sudut ruangan. Beberapa orang berjalan cepat dan beberapa orang berjalan perlahan. Yamada ingin menjenguk teman sekelasnya yang dirawat disini. lalu Ia merasa ada yang menarik bajunya dari belakang, Yamada menoleh. Yamada Ryosuke kun! seorang gadis kecil sembilan tahunan tertawa riang , ia mengenakan piyama rumah sakit . Wajahnya yang pucat terlihat senang. Yamada duduk jongkok menyetarakan tingginya dengan gadis manis itu lalu mem berikan senyuman yang tulus, Iyah, ada apa adik ma nis? Ia mengelus -elus rambut anak itu. Aku Ai, Ai sangat menyukai Yamada kun. Senang sekali rasanya bisa bertemu Yamada kun. Ai ingin digendong Yamada Kun. Pintanya. Yamada mengangkat Ai perlahan dalam gendongannya.

Yamada kun tahu tidak, Ai mau di kemoterapi biar bisa nonton konser Hey! Say! JUMP . Ai mau sembuh biar bisa nonton konser Yamada kun. Ai mau sembuh biar bisa nonton langsung Ucap Ai lugu penuh semangat . Benarkah? Ai sakit apa? Tanya Yamada hati -hati. Ai merasakan kehangatan yang sangat dalam dekapan Yamada, Kanker Otak, dokter bilang Ai punya kanker otak jadi harus rajin -rajin berobat. Tapi itu tidak masalah karena Yamada Kun dengan Hey! Say! JUMP selalu menyemangati Ai. Banyak pasien disini yang punya perasaan sama seperti Ai. Ingin sembuh untuk berterima kasih pada kalian karena sudah menyemangati kami. HeheheheMungkin Hey! Say! JUMP tidak mengenal kami. Tapi itulah yang kami rasakan. Jadi Yamada kun dan yang lainnya harus semangat latihan yah untuk konser besok. Ai tersenyum senang. Kata -kata yang lugu dan menyentuh. Yamada dapat merasakan betapa lemahnya tubuh Ai , tapi didalam hatinya ada harapan yang sangat besar. Ai, ayo saatnya berobat seorang suster berdiri dihadapan Yamada. Ia menyambut Ai dari gendongan yamada. Ternyata benar Yamada Ryosuke ya, yama da kun pasti sudah tahu apa yang membuat Ai ingin sembuhkan? Jadi tolonglah dia. Yamada kun harus bersemangat untuk konser besok , Sudah beberapa bulan aku bekerja part time untuk membeli tiket konser kalian. Jadi, bersemangatlah, tampilkan yang terbaik yah . suster tersenyum setelah memberikan keyakinan kepada Yamada. Yamada terdiam dan mengucapkan terimakasih yang dalam karena sudah diberi kesempatan bertemu dengan orang hebat seperti mereka.

Benar... Siapa aku sebenarnya? Apakah kalau Hey! Say! JUMP bubar masih bisa melihat senyum mereka lagi? Siapa kami sebenarnya? Kami hanya orang biasa. Didunia yang tidak ada batas antara tokoh hiburan dengan orang biasa. Bagaimana cara membuat mereka tersenyum? Aku harus bisa membawa teman-teman pulang. Aku tidak akan pergi kemanapun. Aku harus menunggu teman -teman disini, di Tokyo. Malam itu Yamada tidak bisa tidur. Suara detak jam terd engar nyaring ditelinganya. Ketiga anjing kesayangannya sudah pulas melingkar di keranjang tidur masing -masing. Cahaya bintang tertutup kumpulan awan yang pekat. Apa sebentar lagi awan pekat itu akan p ergi dan membiarkan cahaya bintang sampai kebumi? Pikir Yamada. Yamada mengambil sehelai kertas dan pulpen. Tangannya bergerak menggoreskan perasaan yang ingin ia sampaikan kepada teman -temannya sekarang.

Teman-teman, aku mengerti perasaan kalian Kalian pergi menenangkan diri demi Hey! Say! JUMP kan? Aku tetap ada di Tokyo karena percaya kalian akan kembali. Tapi itu terlalu menyakitkan. Apakah kalian puas dengan itu? Teman-teman, Hatiku tidak bisa tenang karena tidak bisa melihat kalian yang baik -baik saja. Kalian pernah bilang k ita adalah keluarga Tapi apa itu benar? Kita memang punya banyak perbedaan, tapi k ita adalah keluarga. Bukankah itu cukup? Apa ada hal lain yang lebih penting? Aku benar-benar bersyukur menjadi bagian dari kalian di Hey! Say! JUMP. Kalian lebih pintar, tubuh yang lebih besar, lebih berbakat dan punya lebih banyak kemampuan. Tapi yang terpikirkan oleh ku, aku harus melindungi kalian... Sebenarnya aku mau melindungi dari apa? Aku yang seorang diri ini mau melindungi kalian dari apa? Teman-teman, Kita tidak sendiriankan? Kita ada untuk saling melengkapi dan melindungi. Ketika pergi, kalian tidak bilang selamat tinggal padaku. Jadi, aku yakin kita akan bersatu lagi... terpisah sejauh apapun juga. Kalian sahabat terbaikku... Suara detikan jam membuat Yamada merasa mengantuk, ia menyandarkan kepalanya diatas kertas yang ia tulis. Matanya terasa berat dan tertidur disana. Perlahan-lahan awan pekat menyingkir dan membuat malam itu m enjadi cerah dengan cahaya bintang . Part 3 Benarkah? Jadi Hikaru, Yuya dan Daichan akan pulang sore in i dari Hongkong? Suara Yamada terdengar riang dan semangat. Iyah, jadi jangan lupa jemput kami di bandara. Ok! Disela -sela suara hikaru terdengar suara deru pesawat terbang dari kejauhan. Aku akan menunggu kalian, jadi cepatl ah pulang! Percakapan sore itu seperti menjawab semua penantian yang terasa sangat panjang. Akhirnya satu persatu temannya akan pulang. Penantian yang panjang sekali sampai berita kedua ini diumumkan ditelevisi.

Pemirsa, kami baru saja mendapatkan infor masi bahwa sebuah pesawat penerbangan tujuan Hongkong -Tokyo terbakar saat akan lepas landas. Polisi belum mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan. Diperkirakan korban meninggal dunia dari musibah itu adalah sekitar 17 orang, 41 orang mengalami luka bakar serius. Polisi dan tim SAR masih berusaha mengevakuasi korban yang belum diketahui identitasnya dari tempat terjadinya kecelakaan

Hampir semua channel TV menayangkan berita tentang kecelakaan pesawat yang sama. Boiing 737 tujuan Hongkong -Tokyo, waktu pemberangkatan pukul 15.00. Itu adalah pesawat yang ditumpangi Hikaru , Yuya, dan Daiki. Kepala Yamada terasa berputar. Tidak mungkin. Baru sebentar ini sahabatnya menelponnya untuk menyampaikan kabar berita kepulangan mereka. T api, apa maksud dari ini semua??? Apa Yamada harus kehilangan sahabat tersayang untuk selamanya? Yamada mencoba menghubungi lagi nomor Hikaru, Yuya, dan daiki. Tapi tidak ada jawaban. Ia mencoba sekali, sekali dan sekali lagi. Tapi tetap tidak ada jawaban. Yamada segera menghubungi Yabu , Inoo, Keito, Ryutaro , Chinen dan Yuto untuk memberikan kabar yang mengejutkan ini. Mereka memang lagi diperjalanan pulang ke Tokyo, tapi berita ini membuat panik perasaan di sepanjang jalan . Tidak ingin membiarkan dirinya tenggelam dalam kepanikan, Yamada berangkat ke bandara Narita, Tokyo. Ia menginjak gas mobil tanpa berfikir untuk mengerem. Satu per satu pesawat penerbangan dalam negeri tiba di bandara Narita. Yabu dan Inoo menuju ruang in formasi. Kemudian menyusul Chinen dan Keito tiba disana. Diruang informasi suasana terasa tegang dan mengharukan. Yuto dan Ryutaro masih diperjalan menuju kesana. Pihak Johnnys entertainment bergerak cepat memastikan kondisi anak anaknya. Jhonny-san dengan tenang berusaha memberikan su gesti positif kepada Hey! Say! JUMP yang merupakan anak-anak kesayangannya. Mengapa harus dengan cara seperti ini untuk menyadarkan betapa mereka itu saling menyayangi? Mobil yang Yamada kendarai tiba -tiba kehilangan keseimb angan, setir mobil memutar otomatis kesebah kiri. Yamada berusaha mengin jak rem dan mengendalikan setir. Mobil menepi dengan menggesek trotoar sepanjang sepuluh meter. Ban mobil belakang seb elah kiri pecah karena melindas paku. Tidak ingin menghabiskan wak tu dan dimakan kecemasan, Yamada keluar dari mobil dan memberhentikan taksi. Ia meminta sopir taksi menambah kecepatan mobil . Tapi sekitar dua kilometer dari bandara Narita jalanan macet. Entah apa yang menyebabkan kemacetan, keadaan itu membuat Yamada terasa tidak bisa bernafas lagi karena cemas. Tik..Tik..Tik..Tik waktu terus berlalu , mobil berjalan seperti merayap. Yamada memberikan uang kepada sopir dan keluar dari taksi. Ia berlari sepenuh tenaga, secepat ia bisa. Keringat mengalir, udara malam ter asa panas. Ia melewati jalanan macet dengan berlari. Terus berlari kebandara Narita. Yamada memasuki bandara Narita dan menuju ruang informasi , Disana sudah berkumpul kesembilan sahabatnya. Termasuk Hikaru, Yuya, dan Daiki. Yamada terkejut tidak percaya, ia menghentikan larinya dan berjalan perlahan. Kesembilan sahabatnya tersenyum lebar. Apa benar it u mereka? Atau hanya halusina si saja? Yamachan!! teriak Chii sambil melambaikan tangan. Suara itu menyadarkan Yamada bahwa itu benar-benar mereka. Dadanya yang dipenuhi kecemasan berganti dengan rasa senang secara tiba -tiba. Ia ingin tersenyum tapi tubuhnya terasa lemas. Yamada jatuh terduduk dihadapan teman -temannya. Ia tidak bisa bicara apa apa.

Yamachan, kau mencemaskan kami ya? tanya Hikaru sambil ikut menjongkok. Yamada menoleh kearah Hikaru, Pertanyaan bodoh.. Maaf membuat mu khawatir Yamachan.. Yuya memeluk sahabatnya yang kecil. Diikuti dengan Daiki, Chinen, Ryutaro, Keito, Inoo dan Yuto. Mereka saling berangkulan. Aku mau minta maaf Yuto mengambil alih pembicaraan, Yamachan aku tidak ingin kehilangan sahabat seperti mu, maaf, aku benar -benar minta maaf. Yamada memeluk sahabat dekatnya, aku juga minta maaf, ayo kita mulai semuanya dari awal Yuto kun. Tapi bagaimana dengan berita kecelakaan pesawat itu? tanya Yamachan. Hikaru tersenyum, Hahahaha untung saat itu aku sakit perut dan berjam -jam di toilet. Jadi kami ketinggalan pesawat. Dan membeli tiket pesawat lain yang menuju Tokyo AAAAAAAA. Yamachan bagaimana ini, selamat ulang tahun yah. Yabu mengubah topik pembicaraan. Benar, maaf yah Yamachan hari ulang tahun mu jadi seperti ini ucap Chinen. hahahah Teman -teman, kita sudah berkumpul lagi seperti ini saja aku sudah sangat senang. Jawab Yamachan bahagia. Hikaru merangkul erat Yamachan, Apa yang kau inginkan sebagai hadiah ulang tahun? Aku akan mengatakannya, tapi kalian harus mengabulkannya untuk ku menaikkan alisnya. Apa? Jawab teman -temannya kompak. Aku ingin kita selalu bersama, aku ingin JUMP tetap a da sebagai satu keluarga Ucap Yamachan. Yabu mengepalkan tangannya, YOSH!! Aku rasa semuanya sudah jelas! Kita akan tampil dikonser besok... jadi teman -teman ayo semangat!! suara sorak setuju terdengar dari anggota Hey! Say! JUMP. *** Konser Hey! Say! JUMP dimulai dengan lagu ringan Tobira no Mukou. Entah aura apa yang terpancar dari semua anggota Hey! Say! JUMP sekarang. Aura yang membuat hati semua orang bahagia jika melih atnya. Yabu Kota dan anggota Hey! Say! JUMP y ang lain merayakan ulang tahun Y amada di konser kali ini. Mereka saling berbagi cerita tentang pengalaman liburan masing -masing. Pengalaman yang sangat berharga. Dan puncaknya saat berita kecelakaan pesawat yang ditumpangi Hikaru, Yuya dan Daiki. Disana mereka baru menyadari betapa mereka sa ling menyayangi. Arigato minna san.... Terima kasih teman-teman.. Yamachan

Siapa aku sebenarnya? Siapa kami sebenarnya? Kami adalah Hey! Say! JUMP Kami ingin menjadi bintang yang menyinari hati semua orang.. . Bintang yang muncul dimalam hari saat dunia diselimuti kegelapan. .. -----Star time song (Ballad Version) ----Penggemar setia Hey! Say! JUMP yang datang ke konser itu, tidak sanggup menahan air mata, melihat persahabatan dan k etulusan yang sangat indah. Tulisan tangan Yamachan yang tercurah disehelai kertas yang ditayangkan di layar LCD saat mereka menyanyikan lagu star time berhasil menggugah hati penggemar yang mencintai mereka. Hey! Say! JUMP terima kasih karena kalian sudah ada dihati kami. Teman-teman, aku mengerti perasaan kalian Kalian pergi menenangkan diri demi Hey! Say! JUMP kan? Aku tetap ada di Tokyo karena percaya kalian akan kembali. Tapi itu terlalu menyakitkan. Apakah kalian puas dengan itu? Teman-teman, Hatiku tidak bisa tenang karena tidak bisa melihat kalian yang baik -baik saja. Kalian pernah bilang kita adalah keluarga Tapi apa itu benar? Kita memang punya banyak perbedaan, tapi kita adalah keluarga. Bukankah itu cukup? Apa ada hal lain yang lebih penting? Aku benar-benar bersyukur menjadi bagian dari kalian di Hey! Say! JUMP. Kalian lebih pintar, tubuh yang lebih besar, lebih berbakat dan punya lebih banyak kemampuan. Tapi yang terpikirkan oleh ku, aku harus melindungi kalian... Sebenarnya aku mau melindungi dari apa? Aku yang seorang diri ini mau melindungi kalian dari apa? Teman-teman, Kita tidak sendiriankan? Kita ada untuk saling melengkapi dan melindungi. Ketika pergi, kalian tidak bilang selamat tinggal padaku. Jadi, aku yakin kita akan bersa tu lagi... terpisah sejauh apapun juga. Kalian sahabat terbaikku...

BOKUTACHI GA..... HEY!.... SAY!..... J U M P !!! -------- THE END----------

You might also like