You are on page 1of 18

35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian SDN 016 Loa Kulu terletak jalan Poros Samarinda-Tenggarong kecamatan Loa Kulu Kab.Kukar Ruang belajar sebanyak 11 kelas dengan luas areal keseluruhan adalah 1.562 m 2 masing-masing kelas berukuran 8 X 8 meter. SDN 016 Loa Kulu memiliki NSS 101150305018 dan NIS 10305018 dengan sarana UKS, ruang perpustakaan, ruang Kepala Sekolah, dan ruang guru. Jumlah guru seluruhnya 32 orang. Sementara jumlah siswa pada SDN 016 Loa Kulu tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 395 orang. Latar belakang pensisikan di SDN 016 Loa KUlu terdiri atas Sarjana Pendidikan (S1) sebanyak 6 orang. Diploma Kependidikan (D.II) sebanyak 1 orang, lulusan SMA sebanyak 29 orang. Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan tindakan kelas pada setiap awal kegiatan adalah: 1. Mempelajari dan mempersiapkan materi pelajaran yang menjadi objek penelitian yaitu mata pelajaran IPS kelas III di SDN 016 Loa Kulu pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang menggunakan tahapan model CTI (contextual teching and learning) dalam silabus dan buku teks. 2. Menginformasikan kepada siswa kelas III pada pertemuan sebelumnya untuk membawa buku teks IPS yang relevan serta alat pelajaran lainnya.

36

3.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok jenis-jenis pekerjaan dan pennggunaan uang.

4.

Menyiapkan rekan kerja selaku observer dengan format observasi untuk pengamatan aktivitas belajar.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 1. Perencanaan Pada tahapan ini guru menyiapkan dan menyusun RPP dengan materi IPS tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang dan mempersiapkan LKS, kemudian guru menyiapkan gambar observasi aktivitas siswa belajar sesuai tahapan penggunaan LKS dan buku pelajaran serta menunjuk teman sejawat selaku observer Guru juga menyiapkan media dan gambar-gambar jenis pekerjaan dan penggunaan uang untuk kegiatan proses pembelajaran. Terakhir disiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis pada setaip akhir siklus beserta kunci dan kriteria penilaian. Guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi dan motivasi tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang, melalui tanya jawab tentang pekerjaan yang sedang digeluti oleh seseorangdemi mendapatkan uang dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. 2. Pelaksanaan Pada kegiatan inti guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang, serta cara memanfaatkannya dengan

37

tepat, sesuai kebutuhan. Guru membagi peserta didik secara berpasangan. Guru menugaskan siswa membaca bahan belajar tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang serta melakukan tanya jawa, selanjutnya mengerjakan tugas yang ada pada LKS sesuai dengan materi. Guru memeriksa kegiatan peserta didik, apakah sudah dilakukan dengan benar. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat melakukan kegiatan yang benar, guru dapa langsung memberikan bimbingan. 3. Observasi Pasca pelaporan hasil kerja kelompok kemudian siswa bersama guru mencatathal-hal terbaik dalam pelaksanaan tindakan siklus antara lain: a. Siswa termotivasi belajar karena melihat kongrit gambar-gambar uang sehingga menjadi pengalaman belajar baru bagi mereka. b. Kemampuan siswa menguasai bahan belajar semakin baik karena berusaha memahami LKS dalam kegiatan kelompok. c. Siswa mampu merasakan adanya perubahan kegiatan belajar dengan menerapkan model CTL (contextual teaching learning), khususnya pada pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Sementara hal-hal yang masih belum tercapai dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I antara lain: a. Masih terdapat siswa yang membagi peran anggota kelompok kurang tepat sehingga tidak berpartisipasi dalam membahas LKS akibatnya tidak mampu menjelaskan hasil kerja kelompok dalam diskusi kelas.

38

b.

Siswa yang telah tuntas dalam kelompok sebelum waktunya terkadang ribut sehingga dapat mengganggu kelompok lain yang belum menyelesaikan LKS.

c.

Siswa masih terlihat sulit menyampaikan pendapat dalam menyampaikan hasil kerja LKS dalam kelompok sehingga terkadang kurang percaya diriserta dimonopoli siswa pandai saja.

d.

Sebagian kecil siswa masih belum mengerti tahapan-tahapan belajardengan model CTL (contextual teaching learning)

4. Refleksi Siswa yang belum berhasil menguasai bahan belajar tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang ditinjau dari masalah dan faktor penyebabnya, maka direfleksikan untuk tindakan kelas berikutnya sebagai upaya perbaikan antara lain: a. Guru mejelaskan kembali tahapan belajar menggunakan model CTL (contextual teaching learning), khususnya pada pembagian peran anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas LKS yang harus sesuai dengan kemampuan anak menguasai bahan belajar sebelumnya. b. Guru bertindak sebagai fasilitator dalam kerja kelompok sehingga siswa mampu berpran aktif saat berbagi peran maupun menyelesaikan tugas LKS. Berdasarkan temuan tersebut maka direkomendasikan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada tindakan kelas siklus II untuk mengatasi masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPS dengan menggunakan model CTL (contextual teaching learning) sesuai dengan hasil yang diharapkan.

39

C. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 1. Perencanaan Berdasarkan refleksi tindakan kelas siklus 1 untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kerja kelompok menyelesaikan tugas LKS tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang sekaligus hasil belajar siswa, maka proses pembelajaran pada tindakan siklus II diarahkan pada pemandirian kerja siswa. 2. Pelaksanaan Guru memberi penjelasan model CTL (contextual teaching learning) dengan menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam siklus I yaitu jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang sebab dan akibat dari perbedaan pendapat di antar siswa dengan cara menggunakan kerja kelompok. Guru membagi peserta didik secara berpasangan. Guru menugaskan siswa membaca buku teks teks tentang berbagai macam pekerjaan yang ada di Indonesia. Guru menugaskan siswa menyelesaikan LKS tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di Indonesia seperti Guru, Petani, PNS dan sebagainya. Guru memeriksa kegiatan peserta didik yang belum dapat melakukan kegiatan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. Setiap siswa berusaha menguasai hasil kerja dalam kelompok agar nanti mampu menjelaskan kembali secara baik tahapan diskusi kelas. Aktivitas belajar yang interaktif dalam kelompok membuat penyelesaian tugas semakin cepat. Namun ada beberapa kelompok yang terlihat lebih lama menyelesaikan tugas

40

LKS karena masing-masing anggota kelompok berusaha meyakinkan anggota lainnya untuk memahami hasil kerja yang dilaporkan. 3. Observasi Beberapa hal yang menjadi catatn dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II menerapkan CTL (contextual teaching learning) tentang jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang ini antara lain: a. Siswa masih keulitan menyusun laporan tentang hasil kerja kelompok karena pembahasan tugas LKS tidak tuntas sehingga hanya memperhatikan uraian dalam buku teks. b. Siswa masih kurang aktif bertanya atau memberi tanggapan dalam penyajian kelompok lain. 4. Refleksi Ditinjau dari segi masalah dan faktor penyebabnya, maka perlu direkomendasikan perbaikan pembelajaran sebagai refleksi tindakan kelas siklus II ini antara lain: a. Guru memberikan bimbingan terhadap kelompok untuk menggunakan contoh konkret dengan gambar beberapa jenis pekerjaan mudah memahami perbedaan pekerjaan itu secara nyata. b. Guru memotivasi siswa untuk aktif bertanya atau memberi tanggapan kepada anggota kelompok denganmemberi penghargaan kepada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Dari temuan pelaksanaan tindakan kelas siklus II, maka secara umum terlihat perbaikan aktivitas siswa maupun hasil belajar sehingga dapat dinyatakan

41

ada peningkatan keberhasilan guru dalam menerapkan model CTL (contextual teaching learning).

D. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 1. Perencanaan Sebagaimana direkomendasikan pada refleksi tindakan kelas siklus II untuk lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelaksanakan tindakan kelas menerapkan model CTL (contextual teaching learning), maka guru memulai pembelajaran dengan mengutamakan pemandirian siswa dalam proses belajar melalui tahapan-tahapan yang sudah dilakukan pada siklus II minggu lalu. 2. Pelaksanaan Guru menuliskan bahan belajar tentang berbagai macam pekerjaan dan penggunaan uang guru sekali lagi menjelaskan tahapan model CTL (contextual teaching learning) guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang pekerjaan dan penggunaan uang menggunakan gambar-gambar uang membagi peserta didik secara berpasangan. Guru menugaskan siswa membaca bahan belajr tentang serta melakukan tanya jawab macam-macam pekerjaan tersebut. Guru mendemontrasikan cara orang-orang beraktivitas. Guru mendemontrasikan cara orang-orang beraktivitas melalui model yang dibuat oleh peserta didik. Melalui LKS siswa ditugaskan secara berkelompok menggambar alat jual beli dan menguraikan fungsi dari masing-masing alat fungsi seorang guru. Guru berkeliling kelas memperhatikan aktivitas belajar siswa yang sudah mulai terbiasa dengan aktivitas kerja pada kelompok. Siswa juga terlihat mulai

42

aktif bertanya dan memberi tanggapan ketika tahapan presentasikan laporan tentang tentang hasil kerja kelompok sehingga setiap memperoleh tambahan skor. Pada akhir kegiatan guru memberi penguatan hasil kerja kelompok yang sudah dilaporkan hasil pengamatan terlihat ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada tindakan kelas siklus III ini begitu pula nilai hasil belajar diakhiri pertemuan terjadi peningkatan di atas nilai rerata KKM yang ditetapkan sebagai indikator ketuntasan. 3. Observasi Beberapa temuan yang menjadi catatan penting dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus III menerapkan model CTL (contextual teaching learning) antara lain: a. Siswa yang aktif sudah merata dalam kerja kelompok sehingga penyelesaian tugas LKS dapat dituntaskan tepat waktu. b. Sebagian kecil siswa masih yang ada belum mampu bertanya atau memberi tanggapan pada saat laporan hasil kerja kelompok. 4. Refleksi Ditinjau dari maslah dan faktor penyebabnya, maka perlu

direkomendasikan perbaikan pembelajaran sebagai refleksi tindakan kelas Siklus III dapat dinyatakan bahwa tahapan pembelajaran menerapkan model CTL telah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa memahami fungsi pekerja dan alat tukar uang. Hal ini dapat direkomendasikan bahwa penerapan alat peraga gambar uang dengan tahapan individu dan kelompok melalui percobaan sederhana dapat mempertinggi nilai hasil belajar siswa.

43

E. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir tindakan kelas siklus I, II, dan III penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Rentang Nilai Tes Hasil Belajar No 1 2 3 4 Jumlah Siswa pada Persentasi (%) Siklus I II III I II III 17 12 3 6 17 7 2 32 0 9 18 6 32 53,12 18,75 0 37,50 53,12 28,12 9,37 0 100 21,87 56,25 6,25 100 18,75 100

Rentang Nilai Rendah (10 59) Cukup (60 70) Tinggi (71 80)

Sangat Tinggi (81 100) 0 32

Jumlah

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai rendah (1,0 5,9) sebanyak 17 (53,12%) orang pada siklus I menjadi 6 orang (18,75) pada iklus II. Kemudian siswa memperoleh nilai cukup (6,0 7,0) sebanyak 12 orang (37,50%) pada siklus I menjadi 7 orang (53,12%) pada siklus II dan 9 orang (28,12%) pada siklus III. Siswa yang memperoleh nilai tinggi (7,1 8,0) pada siklus 1 sebanyak 3 orang (9,37%) meningkat menjadi 7 orang (21,87%) pada siklus II dan 18 orang (56,25%) pada siklus III. Sementara nilai yang sangat tinggi (8,1 10,0) diperoleh siswa sebanyak 2 orang (6,25%) pada siklus II menjadi 6 orang (18,75%) pada siklus III. Berdasarkan temuan tersebut di atas dapat digambarkan kecenderungan peningkatan hasil belajar setiap siklus pada grafik berikut:berdasarkan data tabel

44

4.1 diatas maka dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I nilai rendah (53,12%) hingga tidak ada lagi siklus III. Begitu pula pada siklus I nilai rendah (9,37%) menjadi nilai tinggi (56,25%)dan nilai sangat tinggi (18,75%) pada siklus I peningkatan hasil belajar setiap siklus pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Nama Siswa Rahmah Rahmatia Sapnah Tasya Dwi. U. Vandi Livaldi Dela Rahmawati Dian Anggraini Firman Kurnia Nur Patimah Prananda AHD Rahman Rahmadani Rahmat Rahmat Misran Rahmawati Raihana Ramadan Rena Anjani Ridho.N.S Riska.K.T Risky Ramadan Risma Putri Ruda Yanti Sabila Aprilia Subhan Sela Junian Susan Apriani Siti Novianti Nilai Hasil Belajar Siklus II Siklus III 6 7 6 7 5 6 6 7 8 9 6 7 6 7 6 7 7 10 5 6 7 7 6 7 7 9 6 7 5 7 6 7 6 7 8 9 5 6 6 7 7 7 5 6 7 7 6 6 6 7 7 7 5 6 6 7 6 6

Siklus I 5 6 5 5 7 5 6 6 7 5 6 6 6 5 5 6 5 7 5 6 6 5 6 5 5 6 5 5 5

45

30 Siti Wahyuni 31 Taufik Kurnia 32 Wahyuni Jumlah Rata-rata

6 5 5 178 55

7 6 6 197 61

7 6 6 224 70

Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dengan rerata nilai 55 kemudian rerata nilai siklus II adalah 61 serta meningkatkan meningkat menjadi rerata 70 pada tindakan kelas siklus III. Berikutnya dari hasil pengamatan yang dilakukan sekan sejawat selaku observer terhadap aktivitas siswa menerapkan model CTL (contextual teaching learning) terhadap proses pembelajaran IPS pada materi pokok jenis pekerjaan dan penggunaan uang dapat digambarkan tabel berikut: Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Skor Siklus I No Pengamatan 3 1 2 3 4 5 Perhatian Konsentrasi Aktivitas Interaksi Kerjasama 4 5 5 6 5 25 5 2 14 13 14 17 16 74 1 14 11 13 9 9 56 3 11 18 17 16 16 78 15,6 2 13 10 9 12 12 56 11,2 1 8 4 6 4 4 26 5,2 3 30 28 19 21 17 115 23 2 2 4 13 11 15 45 9 1 0 0 0 0 0 0 0 Skor Siklus II Skor Siklus III

Jumlah Rata-rata

14,8 11,2

Keterangan skor 3 baik, 2- cukup aktif, 1 kurang aktif

46

Berdasarkan data tabel aktivitas belajar tersebut di atas diketahui bahwa pada siklus I yaitu 5 orang (15,62%) memperoleh kualifikasi baik, kemudian 15 orang ( 46,87%) kualifikasi cukup aktif serta 11 orang (34,37%) kualifkasi

kurang aktif. Terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus II yaitu 16 orang (50,00%) kualifikasi baik, berikutnya 11 orang (34,37%) kualifikasi cukup aktif serta 5 orang (15,62%) kualifikasi kurang aktif. Sementara aktivitas belajar pada siklus III diketahui 23 orang (71,87%) kualifikasi baik, kemudian 9 orang (28,12%) kualifikasi cukup aktif serta tidak ada kualifikasi kurang aktif. Berdasarkan temuan tersebut di atas dapat digambarkan kecenderungan peningkatan aktivitas belajar pada setiap siklus dalam grafik berikut: Berdasarkan temuan tersebut di atas dapat digambarkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus dalam tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Keterangan Rerata Tes Nilai Tertinggi Nilai Terkecil Jumlah Siswa Tuntas Aktivitas Siswa Siklus I 55 70 50 9,37% Cukup Siklus II 61 80 50 28,12% Baik Siklus III 70 100 50 75,00% Baik

47

F. Pembahasan 1. Aktivitas siswa Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menyelesaikan LKS tentang jenis-jenis dan penggunaan uangmelalui tahapan model CTL (contextual teaching learning) pada siklus I hingga siklus III dapat dinyatakan beberapa temuan berikut: a. Setiap siklus terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa sebagai akibat dari pelaksanaan tindakan model CTL (contextual teaching learning) melalui tahapan kerja kelompok. b. Aktivitas siswa menjadi aktif setelah melakukan demontrasi dan permodelan pada tahapan model CTL (contextual teaching learning)tentang jenis-jenis dan penggunaan uang. c. Pengamatan dilakukan oleh rekan sejawat untuk mengidentikasi aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlagsung indikator konsentrasi, perhatian, aktivitas, interaksi dan kerjasama dengan kriteria skor 3 kualifikasi baik, skor 2 kualifikasi cukup, dan skor 1 kualifikasi kurang aktif. Selanjutnya dijumlahkan untuk mengetahui kategori secara individu maupun kelompok sebagai pengukuran aktivitas belajar. 2. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis dari perolehan tes pada setiap akhi pertemuan r tindakan kelas menggunakan model CTL (contextual teaching learning)dapat digambarkan sebagai beikur:

48

a.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I diketahui hasil belajar siswa yang mencapai indikator ketuntasan sebanyak 3 orang (9,37%) sehingga perlu peningkatan hasil belajar pada siklus berikutnya.

b.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II diketahui hasil belajar siswa yang mencapai indikator ketuntasan meningkat menjadi 9 orang (28,12%) sementara siswa lain masih berada dibawah nilai KKM untuk diperbaiki pada tindakan kelas siklus berikutnya.

c.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus III diketahui hasil belajar siswa yang mencapai indikator ketuntasan menjadi 24 orang (75,00%) di atas nilai KKM ditetapkan. Berdasarkan temuan di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan model

CTL (contextual teaching learning) pada pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III di SDN 016 Loa Kulu.

49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa menjadi lebih antusias dalam proses pemblajran menyelesaikan LKS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uangmelalui demontrasi dan pemodelan dalam tahapan model CTL (contextual teaching learning) pada siswa SDN 016 Loa Kulu 2. Penerapam model CTL (contextual teaching learning) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III di SDN 016 Loa Kulu 3. Penerapan model CTL (contextual teaching learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SDN 016 Loa Kulu Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model CTL (contextual teaching learning) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajr IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang pada siswa Kelas III di SDN 016 Loa Kulu

50

B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitin maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kepada guru disarankan untuk menggunakan model CTL (contextual teaching learning) karena telah terbukti mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok. 2. Kepada siswa disarankan agar giat berlatih dengan melakukan percobaan sedrhana menggunakan model CTL (contextual teaching learning), se bagai pengalaman belajar dan menambah wawasan pengetahuan IPS guna mempertinggi nilai hasil belajar secara maksimal. 3. Sekolah dan guru disrankan untuk menggunakn metode pembelajaran yang bervariasi supaya anak didik tertarik atau bertmbah minatnya untuk berpartisipasi dalam pembelajaran

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2006. Penelitian tindaka kelas.jakarta: bumi aksara Depdiknas, 2003 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta Balai pustaka Depdiknas, 2006. Silabus mata pelajaran matematika. Jakarta: dirjen dikdasmen Hamalik, oemar.2000. media pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Harsoyo, dkk. 2001. Media pembelajaran. Modul pelatihan gur. Jakarta: dirjen Dikdasmen Mudjiono, 2002. Proses belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Roestiyah, N. K, 2001. Masalah pengajaran sebagai suatu sistem. Rineka cipta. Jakarta Sudjana. 2006. Penilaian hasil belajar. Bandung: remaja Rosdakarya Slameto, 2006. Proses belajar mengajar. Jakarta: rineka cipta Usman, uzer. . 2001. Optimalisasi kegiatan belajar mengajar. Bandung: remaja rosdakarya.

52

LAMPIRAN

You might also like