You are on page 1of 17

ANALISA PENGARUH KEBIJAKAN FREE TRADE ZONE (FTZ) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI WILAYAH BATAM,BINTAN,KARIMUN(BBK)

Disusun oleh : MIRZA AYUNDA PRATIWI 120210080032

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Banyak perdebatan yang terjadi antar para ekonom. Para ekonom yang pro

dengan perdagangan bebas menyatakan bahwa perdagangan bebas dapat meningkatkan efesiensi ekonomi dan opportunity cost, yang dijelaskan oleh comparative advantage. Namun bagi pihak yang tidak setuju dengan kebijakan perdagangan bebas mengemukakan bahwa , penghapusan hambatan perdagangan dapat mematikan industri domestik secara perlahan-lahan sehingga pada akhirnya merugikan beberapa pihak atau golongan terutama golongan menengah kebawah, seperti petani,penjahit,dan sebagainya. Secara teori, perdagangan bebas melibatkan penghapusan semua hambatan tersebut, kecuali mungkin yang dianggap perlu untuk kesehatan atau keamanan nasional. Indonesia merupakah Negara kepulaun terbesar di dunia. Banyak pulau pulau besar ataupun kecil yang memiliki berbagai potensi sumber daya alam. Banyak daerah atau pulau kecil yang memiliki kondisi geografis dengan dengan Negara tetangga, atau disebut wilayah perbatasan. Kondisi geografis tersebut dapat dimanfaatkan perbatasan tersebut menjadi peluang untuk menyerap investasi dan berbagai kemudahan transaksi ekonomi terbuka (open economy). Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar dan kecil. Wilayah ini

memilik potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti granit, pasir dan kuarsa. wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usaha pembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Potensi wilayah ini membuat pemerintah berpikir untuk menciptakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau yang disebut Special Economic Zone (SEZ) atau juga Free Trade Zode (FTZ) Sebuah zona perdagangan bebas (FTZ) adalah wilayah dimana ada beberapa normal hambatan perdagagan seperti tariff dan kuota dihapuskan dan mempermudah urusan birokrasi dengan harapan menarik bisnis baru dan investasi asing. Ini adalah kawasan dimana sekelompok Negara telah sepakat untuk mengurangi atau

menghilangkan hambatan perdagangan. Selain Indonesia sebelum FTZ juga telah diterapkan di beberapa Negara berkembang seperti brazil, elsavador, cina, Filipina , Malaysia , Bangladesh , Pakistan , Meksiko , Kosta Rika , Honduras , Guatemala , Kenya , dan Madagaskar. Provinsi kepri menerapkan 3 kawasan yang menjadi wilayah KEK dan FTZ, yakni Bintan, Batam, Karimun (BBK). Berdasarkan payung hukum peraturan pemerintah republik indonesia nomor 46,47,48 tahun 2007, pada tanggal 1 april 2009 secara resmi BBK menjalankan FTZ Terhitung tanggal tersebut BBK secara efektif menjalankan

sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas . namun apakah kebijakan ini akan membawa dampak positif pada perekonomian terhadap wilayah BBK itu sendiri. Secara teoritis perdagangan bebas mampu meningkatkan investasi didalamnya. Untuk peneliti merasa perlu untuk memcari tahu apakah penerapan FTZ ini sudah cukup efektif untuk menigkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah BBK.

1.2 Identifikasi masalah Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kebijakan free trade zone di wilayah BBK sudah mampu memberikan kontribusi ekonomi makro secara signifikan di wilayah tersebut ? 2. Apakah BBK sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik daripada daerah Kepri yang tidak termasuk kawasan FTZ ?

1.3 Tujuan penelitian Tujuan Umum : 1. Mengetehui seberapa besar dampak FTZ mempengaruhi perekonomian di daerah BBK. 2. Mengetahui apakah kebijakan free trade zone di wilayah BBK sudah mampu memberikan kontribusi ekonomi makro secara signifikan di wilayah tersebut ? 3. Mengetahui apakah BBK sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik daripada daerah Kepri yang tidak termasuk kawasan FTZ ?

Tujuan Khusus : 1. Mengetahui kebijakan kebijakan FTZ di masing-masing daerah BBK. 2. Mengetahui tingkat tenaga kerja yang terserap akibat kebijakan FTZ. 3. Mengetahui hubungan antara tingkat investasi terhadap total PDRB di masing-masing kawasan BBK.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya efesiensi kebijakan ekonomi khususnya mengenai FTZ di wilayah BBK 2. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang Free Trade Zone khususnya di wilayah BBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Perdagangan Bebas Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individualindividual dan perusahaanperusahaan yang berada di negara yang berbeda. Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semua hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar. Banyak ekonom yang berpendapat bahwa perdagangan bebas meningkatkan standar hidup melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain berpendapat bahwa perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara berkembang dan merusak industri lokal, dan juga membatasi standar kerja dan standar sosial. Sebaliknya pula, perdagangan bebas juga

dianggap merugikan negara maju karena ia menyebabkan pekerjaan dari negara maju berpindah ke negara lain dan juga menimbulkan perlombaan serendah mungkin yang menyebabkan standar hidup dan keamanan yang lebih rendah. Perdagangan bebas dianggap mendorong negara-negara untuk bergantung satu sama lain, yang berarti memperkecil kemungkinan perang.

2.1.2 Beberapa argumentasi perdagangan bebas Alasan pemerintah tidak mengintervensi dalam hal perdagangan. Ada tiga alasan yang menjelaskan :    Perdagangan bebas dan efesiensi Skala ekonomi produksi Masalah politis.

 Perdagangan Bebas dan Efisiensi Efesiensi perdagangan menjadi kebijakan yang terbaik apabila diterapkan pada kasus Negara kecil. Hal ini dikarenakan tarif menyebabkan kerugian bersih bagi perekonomian dan menyebabkan kesejahteraan meningkat.

 Skala ekonomi Dalam Negara kecil (small country) tidak akan membiarkan perusahaan untuk memproduksi dengan skala ekonomi. Setiap produksi ada batasan-batasan prosuksi tertentu. Misalnya, dalam industri otomotif, majelis skala efisien harus membuat minimal 80.000 mobil per tahun.Di Argentina, 13 perusahaan memproduksi total 166.000 mobil per tahun.  Political Argument for Free Trade Alasan politis selalu mengizinkan dan setuju dengan ide perdagangan bebas Kebijakan perdagangan pada praktenya didominasi oleh kepentingan khusus daripada pertimbangan biaya nasional dan manfaat perdagangan itu sendiri 2.1.3 argumentasi non-free trade Kebijakan perdagangan oleh kaum Aktivis kadang-kadang dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan.Ada dua argumen teoritis terhadap kebijakan perdagangan bebas: 1. Argumen perdagangan tarif Untuk negara besar (yaitu, sebuah negara yang dapat mempengaruhi harga dunia melalui perdagangan (non-small country), Tarif menurunkan harga impor dan menghasilkan segi manfaat perdagangan. Manfaat ini harus dibandingkan dengan biaya tarif (produksi dan konsumsi distorsi). Ada kemungkinan bahwa manfaat perdagangan tarif lebih besar daripada biaya. Oleh karena itu, perdagangan bebas

mungkin bukan kebijakan terbaik bagi sebuah negara besar bukan untuk Negara kecil (small country).

Tarif yang optimal Tingkat tarif yang memaksimalkan kesejahteraan nasional Itu selalu positif tetapi kurang dari tingkat penghalang yang akan menghilangkan semua impor. Untuk itu nol untuk sebuah negara kecil karena tidak bisa mempengaruhi syarat perdagangan. Apa kebijakan yang akan persyaratan argumen perdagangan mendikte untuk sektor ekspor? Sebuah subsidi ekspor memperburuk kondisi perdagangan, dan karena itu jelas mengurangi

kesejahteraan nasional. Oleh karena itu, kebijakan yang optimal di sektor ekspor harus subsidi negatif, yaitu, pajak pada ekspor. Seperti tarif optimal, pajak ekspor

optimal selalu positif tetapi lebih kecil dari pajak mahal yang akan menghilangkan ekspor sepenuhnya. 2. Kegagalan pasar domestik Selain itu kegagalan pasar domestik menjadi Argumen Melawan Perdagangan Bebas.

Produsen dan surplus konsumen tidak benar mengukur biaya sosial dan manfaat. Konsumen dan surplus produsen mengabaikan kegagalan pasar dalam negeri seperti ; Pengangguran atau setengah pengangguran tenaga kerja, Teknologi spillovers dari industri yang baru atau yang inovatif, Eksternalitas lingkungan. Tarif mungkin meningkatkan kesejahteraan jika ada manfaat sosial marjinal untuk produksi yang baik yang tidak ditangkap oleh tindakan surplus produsen. 2.1.4 Negoisasi internasional

Pascaperang liberalisasi perdagangan dicapai melalui negosiasi internasional. Pemerintah setuju untuk terlibat dalam penurunan tarif bersama. Keuntungan Negosiasi Lebih mudah untuk tarif yang lebih rendah sebagai bagian dari kesepakatan bersama daripada melakukannya sebagai kebijakan sepihak karena Ini membantu memobilisasi eksportir untuk mendukung perdagangan bebas. Hal ini dapat membantu pemerintah menghindari terjebak dalam kehancuran akibat perang perdagangan

Meskipun setiap negara bertindak sendiri-sendiri akan lebih baik dengan perlindungan, mereka berdua akan lebih baik jika kedua memilih perdagangan bebas. Dalam teori permainan, situasi ini dikenal sebagai Prisoners dilemma. Jepang dan AS dapat membentuk suatu kesepakatan yang mengikat untuk mempertahankan perdagangan bebas. Perjanjian perdagan internasional : sejarah singkat organisasi Perjanjian Terkoordinasi secara internasional pengurangan tarif sebagai kebijakan perdagangan pada tahun 1930 (UU Smoot-Hawley).

Pengurangan tarif multilateral sejak Perang Dunia II telah terjadi di bawah Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan (GATT), didirikan pada tahun 1947 dan berlokasi di Jenewa.

sekarang disebut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sistem GATT-WTO adalah organisasi hukum yang mencakup seperangkat aturan perilaku untuk kebijakan perdagangan internasional. for international trade policy.

GAAT WTO melarang adanya hambatan perdagangan, seperti : Export Subsidies (kecuali produk pertanian) Import quotas (kecuali impor mengancam gangguan pasar) Tariffs (setiap tarif baru atau kenaikan tarif harus diimbangi dengan penurunan tarif lain untuk mengkompensasi negara-negara pengekspor terpengaruh)

Trade round Sebuah kelompok besar negara-negara berkumpul untuk bernegosiasi satu set pengurangan tarif dan langkah-langkah lain untuk liberalisasi perdagangan.

2.1.5 Special Economic Zone (SEZ) :

adalah wilayah geografis yang telah dan lain hukum ekonomi yang lebih bebas berorientasi pasar khas dari negara atau hukum nasional suatu. "Nasional" hukum dapat ditangguhkan dalam zona ekonomi khusus. Kategori 'SEZ' mencakup berbagai tipe zona yang lebih spesifik, termasuk termasuk Kawasan Perdagangan Bebas

(FTZ), Kawasan Pengolahan Ekspor (EPZ), Kawasan Bebas (FZ), Industri taman atau Industrial Estates (IE), Pelabuhan Bebas , Urban Enterprise Zona dan lain-lain.

2.1.5 Free Trade Zone (FTZ) : Sebuah free trade zone (FTZ) atau export processing zone (EPZ) adalah wilayah negara mana beberapa normal hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota dihapuskan dan dan kemuduhan birokrasi dengan harapan menarik bisnis baru dan investasi asing . Ini adalah kawasan di mana sekelompok negara telah sepakat untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan perdagangan. 2.2 Kajian empiris 2.2.1 Chi-Yung Ng -John Whalley (Geographical Extension Of Free Trade Zones As Trade Liberalization: A Numerical Simulation Approach) . Makalah ini membandingkan liberalisasi perdagangan melalui perluasan geografis zona perdagangan bebas dengan yang dicapai oleh konvensional pengurangan tariff layanan

nasional. Analisis ini dimotivasi oleh adanya bentuk

liberalisasi dengan perluasan cakupan geografis layanan yang diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan besar antara analisis kebijakan numerik menggunakan iklan konvensional setara tarif-pendekatan valorem pemodelan untuk mengevaluasi dampak liberalisasi hambatan geografis dan pemodelan eksplisit kebijakan tersebut.

2.2.2 Kawasan Ekonomi Khusus Dan Dampaknya Terhadap Industrialisasi Di Batam : Tulus Tambunan (Kadin Indonesia/Pusat Studi Industri dan UKM,
Universitas Trisakti)

Penelitian ini membahas tentang FTZ secara khusus di batam atau pun secara menyeluruh . dalam kajian penulisan tersebut membahas apakah sudah cukup mengenai pembentukan FTZ di batam,dan Faktor-faktor Utama Peningkatan Daya Saing yang Harus dimiliki oleh Batam. Dan menjelaskan tentang pandangan teoritis mengenai dampak positif dari FTA. 2.2.3 A Review of the Role and Impact of Export Processing Zones: Dorsati Madani Jurnal ini membahas tentang definisi dan karakteristik serta pengenalan mengenai EZP. Dimana EZP atau zona pemrosesan ekspor (EPZ) telah menjadi instrumen kebijakan perdagangan agak populer sejak akhir 1950-an. Sedangkan pada tahun 1970 hanya sedikit zona dari negara yang diizinkan , sebuah publikasi OECD barubaru ini (1996), menempatkan jumlah zona pada 500 terletak di 73 negara. Kemudian kajian ini juga membahas mengenai tujuan tujuan utama dari sebuah zona pemrosesan ekspor yaitu: 1. Untuk memberikan penerimaan devisa dengan mempromosikan ekspor nontradisional 2. Untuk menyediakan lapangan kerja untuk mengurangi masalah pengangguran atau di bawah-kerja di negara dan membantu dalam penciptaan pendapatan. 3. Untuk menarik investasi langsung asing (FDI) dan menimbulkan transfer teknologi, pengetahuan spill-over dan efek demonstrasi yang akan bertindak sebagai katalis untuk domestik pengusaha untuk terlibat dalam produksi produk non-tradisional.

Dalam kajian ini juga membahas mengenai argumentasi perlawanan terhadap EPZ, globalisasi EPZ , Regional Integration Agreements dan WTO , administrasi dan

peraturan lingkungan . dalam contoh kasus , peneliti mengambi kasus yang terjadi di afrika

2.3 Kerangka berfikir


 SEZ FTZ   EFESIENSI KEBIJAKAN INVESTASI TENAGA KERJA

PERTUMBUHAN EKONOMI

BINTAN BATAM KARIMUN Perbandingan dengan wilayah kepri lainnya

2.4 Model Ekonometrik Model dalam penelitian ini menggunakan data panel dengan asumsi koefisien tetap antar waktu dan individu (common effect). Adapun data terdiri dari 3 wilayah yaitu ; batam , bintan , karimun. Periode yang akan diteliti yaitu dari tahun 2007 2010. Model untuk masing masing daerah digunakan secara terpisah. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


PDRBit-btm= produk domesetik regional bruto kawasan batam FDIit-btm = Foreign Direct Investmen kawasan batam

NXit-btm

= net ekspor kawasan batam


PDRBit-btn = produk domesetik regional bruto kawasan bintan FDIit-btn NXit-btn
= Foreign Direct Investmen kawasan Bintan = net ekspor kawasan bintan


PDRBit-tbk = produk domesetik regional bruto kawasan tg.balai karimun FDIit-tbk NXit-tbk
2.5 Hipotesis

= Foreign Direct Investmen kawasan tg.balai karimun = net ekspor kawasan tg.balai karimun

Berdasarkan kajian literature dan beberapa kajian empiris sebelumnya dengan model ekonometrik menggunakan panel data maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : kebijakan Free trade zone akan membawa pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan pada ketiga kawan tersebut (Batam,binta,karimun).

Jadwal kegiatan

BULAN KEGIATAN penyusunan proposal pengumpulan data mengolah data analisis data penyusunan skripsi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Rencana anggaran KEPERLUAN KEGIATAN Pengumpulan Data (transpotasi,dll) Skripsi (fotocopy, Penjilidan,dll) total Rp. 200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.000.000 BIAYA

You might also like