You are on page 1of 8

Nama NIP Judul Pembimbing

: : : :

HANS NICO AGUSTINUS SINAGA 710028848 Perdagangan Jenis Kura-kura Darat dan Kura-kura Air Tawar di Jakarta Prof. Ani Mardiastuti & Dr. Mirza D. Kusrini Ilmu Pengetahuan Kehutanan (Kekhususan Konservasi Keanekaragaman Hayati) Sekolah Pascasarjana IPB Bogor

Program Studi :

KATA PENGANTAR Makalah ini merupakan cuplikan dari Tesis S2 a.n. Hans Nico A. Sinaga / NIP. 710028848 dengan judul Perdagangan Jenis Kura-kura Darat dan Kura-kura Air Tawar di Jakarta, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran ringkas mengenai hasil penelitian Penulis yang dipaparkan pada Presentasi di Pusdiklathut Bogor sebagai pertanggungjawaban atas Tugas Belajar sesuai SK Menhut No. 3213/Menhut-II/Peg/2006 tanggal 27 Juni 2006. I. PENDAHULUAN

Kura-kura, sebagai salah satu jenis satwaliar, telah lama dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan subsisten manusia dan bentuk pemanfaatan lainnya (Van Dijk 2000), utamanya sebagai makanan (Lau & Shi 2000; van Dijk 2000; Cheung & Dudgeon 2006) atau obat-obatan, seperti di China (Lau & Shi 2000). Compton (2000) mendeskripsikan bentuk pemanfaatan kura-kura dalam 5 kategori: sebagai makanan (daging dan telur), obat-obatan tradisional China (Traditional Chinese Medicine atau TCM), satwa peliharaan atau penangkaran herpetofauna, barang kerajinan dan pelepasan untuk tujuan religius. Ancaman paling nyata bagi populasi alami kura-kura darat dan kura-kura air tawar di Indonesia adalah perburuan untuk diperdagangkan (Samedi & Iskandar 2000) serta kerusakan habitat (Klemens & Thorbjarnarson 1994; Samedi & Iskandar 2000; Iskandar & Erdelen 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perdagangan kura-kura darat dan kurakura air tawar di Jakarta serta menganalisis persepsi para pihak tentang konservasi jenis hayati Indonesia pada umumnya dan jenis kura-kura darat dan kura-kura air tawar pada khususnya. II. METODE PENELITIAN Total

Penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2007 hingga Desember 2007. jumlah hari survei lapangan adalah 24 hari.

Data perdagangan (ekspor dan impor) dari dan ke Indonesia diperoleh dari database CITES-WCMC dan database Departemen Kehutanan (CITES Managemen Authority untuk Indonesia). Data kasus peredaran satwaliar, khususnya untuk jenis kurakura darat dan kura-kura air tawar di Indonesia, diperoleh dari database Direktorat KKH Ditjen PHKA.

Lokasi survei lapangan adalah Jalan Kartini (dekat Pasar Baru), Pasar Kemuning (Jatinegara), Jalan Barito (dekat Blok M Plaza), dan Kemang. Lokasi lain: Pasar Petak Sembilan (Glodok), Jalan Sumenep dan Pasar Jatinegara (depan Stasiun Jatinegara). Kegiatan yang dilakukan: Identifikasi jenis-jenis yang dijual dan pengambilan foto jenis-jenis tersebut bila memungkinkan. Identifikasi mengacu pada Ernst & Barbour (1989) dikombinasikan dengan turtles field guide ATCN (diperbaharui pada tahun 2006) dan CITES Identification Guide Turtles & Tortoises (1999). Nama jenis disesuaikan dengan Fritz & Havas (2006). Penghitungan jumlah individu setiap jenis. Pendugaan panjang individu (panjang karapas/plastron) secara garis lurus (straightline), bila memungkinkan. Pengelompokan ukuran individu adalah (a) kecil (3-6 cm) dan (b) sedang (6-10 cm), dan besar (>10 cm). Pendataan harga individu yang dijual. Wawancara dengan (1) penjual atau pemilik toko; (2) pembeli; (3) petugas BKSDA; (4) pengurus IRATA (asosiasi eksportir reptilia). Pengisian kuesioner dengan (1) penjual atau pemilik toko dan (2) pembeli. Analisis data dilakukan secara deskriptif.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis kura-kura darat dan kura-kura air tawar yang diperdagangkan di seluruh lokasi pengamatan sebanyak 48 jenis, dimana 33,33% merupakan jenis asli sedangkan 66,67% jenis merupakan jenis asing.
Tabel 1. Familia JENIS ASLI Carettochelyidae Geoemydidae Jenis kura-kura darat & kura-kura air tawar yang dijual di lokasi pengamatan. Sangat umum (>15 ekor) Umum (6-15 ekor) Jarang (1-5 ekor) Carettochelys insculpta Batagur baska Callagur borneoensis Malayemys subtrijuga Orlitia borneensis Indotestudo forsteni Manouria emys Amyda cartilaginea Dogania subplana Chelodina parkeri Chelodina sp. 11 jenis (22.92 %) Macrochelys temminckii Clemys guttata Graptemys barbouri Graptemys nigrinoda Graptemys pseudogeographica Malaclemys terrapin centrata Malaclemys terrapin terrapin

Cuora amboinensis Heosemys spinosa Siebenrockiella crassicollis

Notochelys platynota

Testudinidae Trionychidae Chelidae 3 jenis (6.25 %) JENIS ASING Chelydridae Emydidae Macrochelodina rugosa 2 jenis (4.17 %) Chelydra serpentina Trachemys scipta elegans

Geoemydidae

Morenia ocellata Mauremys sinensis

Kinosternidae Paltysternidae Testudinidae

Trionychidae Pelodiscus sinensis Chelidae

Chinemys sp. Cuora mouhouti Geoclemys hamiltoni Kachuga sp. Sternotherus carinatus Platysternon megacephalum Astrochelys radiate Chelonoides carbonaria Geochelone elegans Geochelone sulcata Indotestudo elongate Pyxis arachnoids Stigmochelys pardalis Testudo graeca Testudo horsfieldii Lissemys punctata Chelus fimbriatus Phrynops geoffroanus Platemys platycephala Pelomedusa subrufa Podocnemis unifilis 27 jenis (56.25 %)

Pelomedusidae Podocnemididae 2 jenis (4.17 %) 3 jenis (6.25 %)

Jenis-jenis yang sangat umum ditawarkan (>15 ekor) adalah 3 jenis asli Cuora amboinensis, Siebenrockiella crassicollis dan Heosemys spinosa serta 2 jenis asing Trachemys scripta elegans dan Pelodiscus sinensis. Ada 5 jenis yang umum ditawarkan (6-15 ekor) yaitu 2 jenis asli Macrochelodina rugosa dan Notochelys platynota serta 3 jenis asing Chelydra serpentina, Morenia ocellata dan Ocadia sinensis. Ada 3 jenis asli Indonesia yang telah dilindungi peraturan perundang-undangan diperdagangkan di lokasi pengamatan, yaitu Carettochelys insculpta, Batagur baska dan Orlitia borneensis.
Tabel 2. Lokasi Barito Kartini Kemang Pasar Kemuning Survei pendahuluan & lokasi lainnya Jumlah jenis dan jumlah individu kura-kura darat dan kura-kura air tawar yang dijual di setiap lokasi pengamatan. Asli Jenis 5 5 1 5 Ind 56 11 1 52 1)

Asing Jenis 5 20 22 1 Ind 11 51 36 46 -

Total Jenis 10 25 23 6 Ind 67 62 37 98 -

Kunj2) 4 5 1 4 10

120

144

483)

264

14

Keterangan: 1) Jumlah individu; 2) Jumlah kunjungan; 3) Jumlah jenis berdasarkan Tabel 1.

Ukuran individu kura-kura yang banyak diminati atau umumnya ditawarkan di seluruh lokasi survei lapangan adalah ukuran kecil (3-6 cm), kecuali di lokasi Barito.

JATINEGARA

KEMANG

KARTINI

BARITO

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

UKURAN Kecil (3-6 cm)

UKURAN Sedang (6-10 cm)

UKURAN Besar (>10 cm)

Gambar 1.

Persentase kura-kura yang diperdagangkan di setiap lokasi pengamatan berdasarkan ukuran.

Harga penawaran terendah untuk Kura-kura Ambon Cuora amboinensis dan Kurakura Brasil Trachemys scripta elegans yaitu Rp 10 ribu. Harga penawaran tertinggi untuk Kura-kura radiata atau Radiated Tortoise Astrochelys radiata sebesar Rp 32 juta (Kemang) dan Rp 35 juta (Jalan Kartini)(setara dengan US$ 3.368,4 dan US$ 3.684,2 pada kurs US$ 1 = Rp 9.500).
Tabel 3. Alamat situs www.tokobagus.com Beberapa situs internet yang menawarkan jenis-jenis satwaliar termasuk kura-kura. Komoditi Berbagai jenis Kelengkapan informasi Foto, kondisi, harga, ukuran, karakteristik khusus Jenis akses Terbuka Cara transaksi Telepon, e-mail Keterangan

Tipe Situs Portal

www.duniasatwa.com

Forum

Berbagai jenis

Akses dng ID & password Foto, kondisi, harga, ukuran, karakteristik khusus Foto, kondisi, harga, ukuran, karakteristik khusus Foto, kondisi, harga, ukuran, karakteristik khusus Foto Terbuka Telepon, e-mail

www.jakartapets.com

Portal

www.turtlesale.com

Portal

Ular, burung, anjing, kucing; berbagai kelengkapan Berbagai jenis

Terbuka

Telepon, e-mail

Luar negeri

www.ronsreptiles.com

Portal

Berbagai jenis

Terbuka

Telepon, e-mail

Luar negeri

www.jungleshop.be

Portal

Berbagai jenis

Tertutup

E-mail

Luar negeri

Tabel 4.

Karakteristik pasar konvensional dan pasar maya (cyber market).

Karakteristik Identitas pembeli Identitas penjual Lokasi pasti pasar/penjual Tempat perdagangan Tatap muka Presentasi barang Serah terima barang Pemeriksaan mutu barang Pembayaran

Jenis pasar Konvensional Diketahui Diketahui Diketahui

Maya (Cyber) Tidak diketahui Tidak diketahui Diketahui/Tidak diketahui Bangunan fisik, eceran Situs, blog, forum (chatting, mailinglist) Ya Tidak Langsung (di toko atau Tidak langsung (lewat tempat pajangan) laman situs) Langsung Tidak langsung Langsung Tidak langsung Tunai, elektronik Elektronik, tunai

Keberadaan pasar maya meningkatkan tingkat kesulitan pengaturan peredaran tumbuhan dan satwaliar mengingat sifatnya yang tertutup dan tidak adanya tempat transaksi. Bentuk pemanfaatan lain adalah sebagai makanan dan pelepasan untuk tujuan religi di pasar Petak Sembilan. Jenis yang dijual yaitu Amyda cartilaginea, Dogania subplana, Cuora amboinensis dan Notochelys platynota. Harga penawaran Rp 60.000/kg (daging), Rp 50.000/botol (minyak bulus) serta Rp 40.000 (empedu). Tulang-tulangnya bernilai Rp 15.000/kg. Nasi tim labi-labi atau pie oh tim dijual Rp 35.000/porsi. Ada 8 orang penjual dan 8 orang pembeli yang diwawancarai. Rentang usia Penjual antara 34 hingga 53 tahun sedangkan pembeli antara 21 hingga 47 tahun. Seluruh penjual berjenis kelamin laki-laki sedangkan pembeli terdiri atas 7 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Tabel 5. Beberapa hal penting yang dirangkum dari wawancara dengan perwakilan IRATA, BKSDA DKI Jakarta dan Penjual.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Perihal Peraturan perundang-undangan sudah cukup memadai Penegakan hukum perlu ditingkatkan Masih ada oknum yang memanfaatkan celah hukum untuk mendapatkan keuntungan pribadi Penyelundupan ke luar negeri masih berlangsung dan belum dapat dicegah Upaya pengawasan peredaran telah dilakukan oleh BKSDA DKI Jakarta Kerja sama antar instansi perlu ditingkatkan Pembinaan instansi terkait terhadap penjual & pembeli masih kurang Pengaturan kuota belum tepat Belum ada pendataan yang lengkap mengenai jenis asli Indonesia Adanya jaringan perdagangan antar penjual dan antara penjual dengan pemasok Banyak pembeli membeli kura-kura sebagai tanda gengsi Pelanggaran peredaran satwaliar telah diperkarakan dan ada yang sudah divonis Satwaliar yang disita direhabilitasi dan ada yang sudah dilepasliarkan

Penguatan pengendalian peredaran satwaliar dapat dilakukan melalui: (1) penerbitan aturan khusus perdagangan jenis satwaliar di dalam negeri, termasuk bagi jenis asing yang diimpor ke Indonesia; (2) revisi PP No. 7 tahun 1999, termasuk lampiran daftar jenis dilindunginya; (3) pengalihan sebagian kewenangan pemanfaatan jenis tidak dilindungi ke daerah (kabupaten/kota dan provinsi). IV. 1. 2. 3. 4. 5. SIMPULAN DAN SARAN Lokasi penjualan kura-kura darat dan kura-kura air tawar di Jakarta yang penting adalah Jalan Barito, Jalan Kartini, Kemang dan Pasar Kemuning Jatinegara. Diduga terjadi pengurangan pasokan dari daerah. Konfirmasi bahwa banyak jenis asing yang telah diperdagangkan di Indonesia sedangkan sumber, status hukum atau jalur masuknya tidak diketahui. Minat pembeli tidak berkurang karena adanya upaya perlindungan dan penyuluhan. Upaya pengaturan perdagangan jenis Indonesia ke luar negeri telah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan CITES yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Usaha legal mendapat tantangan yang berat karena adanya penyelundupan ke luar negeri yang berpotensi mendorong kepunahan jenis asli Indonesia. Upaya pencegahan penyelundupan perlu didukung kerja sama para pihak mengingat luasnya wilayah yang perlu dipantau serta terbatasnya sumber daya para pihak. Pengaturan dan pengawasan perdagangan satwaliar dalam negeri perlu didukung melalui aturan khusus perdagangan jenis asing di dalam negeri.

Simpulan

6. 7.

8.

Saran 1. Aturan khusus perlu ditetapkan untuk mengatur perdagangan jenis di dalam negeri, baik yang menyangkut jenis-jenis lokal maupun jenis-jenis asing yang masuk ke Indonesia. Kerja sama antar instansi terkait perlu ditingkatkan dan dituangkan dalam MoU dan prosedur tertulis yang disepakati bersama. Penelitian atas subjek yang sama perlu dilanjutkan untuk kota-kota lain di Indonesia, seperti Surabaya, Medan, Denpasar dan Makassar. Penelitian dasar atas populasi alami kura-kura darat dan kura-kura air tawar Indonesia, utamanya yang sudah langka, penyebarannya terbatas atau baru ditemukan perlu dilakukan. Jenis-jenis prioritas antara lain Leucocephalon yuwonoi, semua jenis endemik Papua, Orlitia borneensis, Callagur borneoensis dan Batagur baska.

2. 3. 4.

DAFTAR PUSTAKA Chen TH, Lin HC, Chang HC. 2000. Current Status and Utilization of Chelonians in Taiwan. Di dalam: van Dijk PP, Stuart BL, Rhodin AGJ, editor. Asian Turtle Trade: Proceeding of a Workshop on Conservation and Trade of Freshwater Turtles and Tortoises in Asia. Chelonian Research Monographs 2: 45-51. Chelonian Research Foundation. Cheung SM, Dudgeon D. Quantifying the Asian Turtle Crisis: Market Surveys in Southern China, 2000-2003. Di dalam: Aquatic Conserv: Mar. Freshw. Ecosyst. 16: 751770 (2006). Situs: www.interscience.wiley.com. Chiew H. 2003. Wildlife Trade Haven: The Emergence Of Peninsular Malaysia As A Regional Wildlife Transit Centre. Di dalam: Reuters Foundation Paper No: 221 (2003). Oxford: Green College. [CITES] Convention on International Trade in Endagered Species of Wild Fauna and Flora. 1999. CITES Identification Guide - Turtles and Tortoises: Guide to the Identification of Turtles and Tortoises Species Controlled under the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. Canada: Minister of Environment. Compton J. 2000. An Overview of Asian Turtle Trade. Di dalam: van Dijk PP, Stuart BL, Rhodin AGJ, editor. Asian Turtle Trade: Proceeding of a Workshop on Conservation and Trade of Freshwater Turtles and Tortoises in Asia. Chelonian Research Monographs 2: 24-29. Chelonian Research Foundation. Diesmos AC, Sison RV, Pedregosa M, Ceniza MJC. 2004. The Conservation Status of Heosemys leytensis Taylor, 1920. Manila, Philippines. Ernst CH, Barbour RW. 1989. Turtles of the World. Washington DC: Smithsonian Institution Press. Fritz U, Havas P. (Compilers). 2006. Checklist of Chelonians of the World. Geneva: CITES. Iskandar DT, Erdelen WR. 2006. Conservation of Amphibians and Reptiles in Indonesia : Issues and Problems. Di dalam : Amphibian and Reptile Conservation 4 (1) : 6087 (2006). Kalyar, Thorbjarnarson J, Thirakhupt K. 2007. An Overview of the Current Population and Conservation Status of the Critically Endangered River Terrapin, Batagur baska (Gray, 1831) in Myanmar, Thailand and Malaysia. Di dalam: The Natural History Journal Of Chulalongkorn University 7 (1): 51-65 (May 2007). Klemens MW, Thorbjarnarson JB. 1994. Reptiles as a Food Resource. Di dalam: Biodiversity and Conservation 4 : 281-298 (1995). Lau M, Shi H. 2000. Conservation and Trade of Terrestrial and Freshwater Turtles and Tortoises in the Peoples Republic of China. Di dalam: van Dijk PP, Stuart BL, Rhodin AGJ, editor. Asian Turtle Trade: Proceeding of a Workshop on Conservation and Trade of Freshwater Turtles and Tortoises in Asia. Chelonian Research Monographs 2: 30-38 (2000). Nijman V, Shepherd CR. 2007. Trade in non-native, CITES-listed, wildlife in Asia, as exemplified by the trade in freshwater turtles and tortoises (Chelonidae) in Thailand. Di dalam: Contributions to Zoology 76 (3): 207-212 (2007). Platt SG, Kalyar, Win KK, Khin MM, Lay LK, Rainwater TR. 2007. Notes on the Occurrence, Natural History, and Conservation Status of Turtles in Central Rakhine (Arakan) State, Myanmar. Di dalam: Hamadryad Vol. 31 No. 2: 202 211 (2007). Samedi, Iskandar DT. 2000. Freshwater Turtle and Tortoise Conservation and Utilization in Indonesia. Di dalam: van Dijk PP, Stuart BL, Rhodin AGJ, editor. Asian Turtle Trade: Proceeding of a Workshop on Conservation and Trade of Freshwater Turtles and Tortoises in Asia. Chelonian Research Monographs 2: 106-111 (2000).

Van Dijk PP. 2000. Di dalam: van Dijk PP, Stuart BL, Rhodin AGJ, editor. Asian Turtle Trade: Proceeding of a Workshop on Conservation and Trade of Freshwater Turtles and Tortoises in Asia. Chelonian Research Monographs 2: 15-23 (2000).

You might also like