You are on page 1of 16

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH


BED SIDE TEACHING

NO.RM :

544060

I. IDENTITAS Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Pekerjaan Masuk Tanggal Pemeriksaan No. Rekam Medik Bangsal Kelas BB dan TB Dokter yang merawat

: Bpk. Wagiran : 57 tahun : Laki - laki : Mutihan 23/11 Wates : Islam : Buruh : 27 Juni 2011 : Senin, 4 Juli 2011 : 544060 : Anggrek : S5 : 60 kg/ 168 cm : dr. Joko Suprapto, Sp.B

Ko Asisten: Kunto Budi Santoso

I. SUBJEKTIF (Autoanamnesis 4 Juli 2011) A. Keluhan Utama: Timbul benjolan hilang timbul di lipat paha kanan dan kantong

kemaluan
B. Keluhan Tambahan: BAB lancar, Nyeri (-)

Muncul gejala Juni 2009


C. Riwayat Penyakit Sekarang:

Masuk RS 27 Juni 2011

Anamnesis 4 Juli 2011

Pasien datang ke RSUD Wates, 27 Juni 2011, dengan keluhan muncul benjolan hilang timbul dilipat paha kanan dan kantong kemaluan sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan mengganggu dan membuat pasien cemas. Benjolan muncul terutama saat pasien berdiri, bersin, batuk, buang air kecil, dan buang air besar. Benjolan menghilang bila pasien dalam posisi berbaring Pada saat anamnesis, pasien mengeluhkan benjolan di kantong kemaluan hilang timbul sesuai posisi, makan minum sebelumnya tidak terganggu (saat anamnesis pasien sedang dipuasakan), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), nyeri daerah kemaluan (-), BAB bisa, BAK bisa. Pasien sebelumnya tidak pernah mondok di rumah sakit, pasien juga tidak pernah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat, jika sakit biasanya hanya minum obat yang dibeli diwarung. Pasien menyangkal adanya riwayat tekanan darah tinggi dan riwayat sakit gula, riwayat sesak nafas setelah aktivitas ringan (-), riwayat sering mengejan kuat saat BAB (+).Pasien jarang mengkonsumsi buah - buahan

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

: Pusing (-), nyeri kepala (-), demam (-), penurunan kesadaran (-), kejang (-). Sistem kardiovaskuler : Nyeri dada (-), berdebar-debar (-), pucat (-), kebiruan (-) mimisan (-), gusi berdarah (-), Sistem respirasi : Sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-), bunyi ngik-ngik (-). Sistem gastrointestinal : Mual (-), muntah darah (-),riwayat muntah darah (-) nyeri ulu hati (-), nyeri perut (-), diare (-), konstipasi (-), BAB hitam seperti jenang (-), riwayat BAB hitam seperti jenang (-), BAB darah (-), BAB seperti dempul (-). Sistem urogenital : Anyang-anyangan (-), nyeri saat berkemih (-), sulit berkemih (-), air kemih menetes (-), warna air kemih jernih (+), air kemih banyak (+) Sistem integumentum : Kuning (-), pucat (-), kebiruan (-), bengkak pada kaki (-/-), jaringan mati (-). Sistem muskuloskletal : Gerakan bebas (+), nyeri sendi (-), tanda peradangan sendi (-). Sistem urogenital : benjolan hilang timbul di kantung kemaluan (+), nyeri daerah kemaluan (-), BAK lancar
D. Riwayat Penyakit Dahulu:

Anamnesis Sistem Sistem SSP

Riwayat penyakit gula Riwayat penyakit darah tinggi Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit paru Riwayat penyakit asma Riwayat penyakit ginjal Riwayat penyakit kuning Riwayat penyakit sal. pencernaan
E. Riwayat Penyakit Keluarga:

: disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : susah buang air besar (+) : disangkal : (+) kakak kandung laki laki dan ayah : (+) ayah kandung : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat penyakit gula Riwayat penyakit darah tinggi Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit paru Riwayat penyakit asma Riwayat penyakit ginjal Riwayat penyakit kuning Riwayat penyakit sal. pencernaan

F. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Gizi: Pasien tinggal bersama istri, 2 putra dan 4 cucu.

Hubungan dengan keluarga baik, harmonis, Hubungan pasien dengan tetangga baik. Ekonomi keluarga mencukupi. Status gizi cukup dengan IMT :21,25.
G. Riwayat Alergi: disangkal

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

II. OBJEKTIF ( 4 Juli 2011) A. Keadaan Umum: Pasien tampak berbaring dengan terpasang infus ditangan kanan,

kesadaran kompos mentis, GCS E4V5M6. B. Vital Sign dan Antropometri Tekanan darah Nadi Antropometri Berat Badan Tinggi Badan IMT Status Gizi Interpretasi Gizi C. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Kepala a. Kepala : Mesosefal b. Rambut Kepala : Warna hitam, tidak banyak uban, tidak mudah dicabut, distribusi merata 2. Pemeriksaan Mata a. Palpebra : Edema -/-, ptosis -/b. Konjungtiva : Anemis -/-, anulus senilis -/c. Sklera : Ikterik -/d. Pupil : isokor, ukuran 3mm, reflek cahaya +/+ 3. Pemeriksaan Telinga: Tragus pain dan tanda peradangan -/-, ottorea -/-, serumen +/+ 4. Pemeriksaan Hidung dan Sinus a. Hidung: Nafas cuping hidung (-), rhinorea jernih -/-, sumbatan -/-, polip nasi -/-, deviasi septum -/b. Sinus maksilaris dan sinus frontalis: tanda peradangan -/5. Pemeriksaan Mulut a. Rongga Mulut : Mukosa bucal dan bibir lembab (+), stomatitis (-), lidah kotor (-), uvula simetris (+), Tonsil dan faring dalam batas normal, suara serak (-), disfagi (-) b. Gigi dan Gusi : Gigi tidak lengkap (+), ginggivitis (-) 6. Leher: Pembesaran kelenjar gondok (-), pembesaran limfonodi (-), pembesaran massa (-), peningkatan JVP (-), Reflek hepatojuguler (-), kaku kuduk (-). : 170/100 mmHg : 86 kpm, ireguler Respirasi Suhu : 20 kpm : 36.3 oC

: 60 Kg : 168 Cm : 21,25 : Normal : tidak kekurangan gizi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

7. Thorak Pemeriksaan Thorax Anterior Pemeriksaan Thorax Posterior Inspeksi: Inspeksi: Paru Paru - Bentuk dada simetris (+) - Bentuk dada simetris (+) - Statis (Hemitorax kiri = kanan) - Statis (Hemitorax kiri = kanan) - Dinamis (Hemitorax kiri = kanan) - Dinamis (Hemitorax kiri = kanan) - Sela iga tidak melebar (+) - Sela iga tidak melebar (+) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi subkostal (-) - Tanda peradangan (-) - Retraksi suprasternal (-) - Perbesaran massa (-) - Tanda peradangan (-) - Perbesaran massa (-) Jantung - Iktus kordis tidak tampak di SIC V linea mid clavikularis sinistra Palpasi: Palpasi: Paru Paru - Fremitus suara menurun - Fremitus suara menurun hemithorak dextra sama dengan hemithorak dextra sama dengan sinistra (+) sinistra (+) - Pergerakkan dada simetris - Pergerakkan dada simetris - Emfisema subkutis (-) - Emfisema subkutis (-) Jantung - Ictus kordis teraba di SIC V linea mid clavikularis sinistra, thrill (-) Perkusi: Perkusi: Paru Paru - Sonor +/+,redup +/+ - Sonor +/+ - Batas paru hepar SIC VI lines mid - Batas pengembangan paru kanan 2 clavicularis dextra dan SIC VI SIC pada SIC IX-X linea scapularis lines axilaris anterior dextra dextra, batas pengembangan paru Jantung kiri + 2 SIC pada SIC IX-X linea - Batas Jantung scapularis sinistra. Kanan atas: SIC II LPS dextra Kiri atas: SIC II LPS sinistra Kanan bawah: SIC V LPS dextra Kiri bawah: SIC V LMC sinistra Auskultasi: Auskultasi: Paru Paru - Suara paru: Suara dasar vesikuler, Suara paru: Suara dasar vesikuler, RBK -/-, RBB -/-, wheezing -/-, RBK-/-, RBB -/-, wheezing -/-, krepitasi -/krepitasi -/-

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

Jantung
- Suara jantung: S1 > S2 reguler,

bising (-), split (-). 8. Abdomen a. Inspeksi: Permukaan abdomen protuberant (+), tanda peradangan (-) perbesaran massa (+)regio inguinal dextra, darm contour dan darm steifung (-), tampak bekas luka (-), tampak mengkilat (-) b. Auskultasi: Peristaltik (+) normal c. Perkusi: Timpani (+) d. Palpasi: Perut supel (+), nyeri tekan (-), nyeri alih (-), perbesaran organ dan massa (-) pekak beralih (-)
9. Genitalia: Laki laki, teraba benjolan di skrotum (+), nyeri (-), transluminasi

tidak tembus cahaya (+)


10.

Ekstremitas: Superior Dex/sin -/-/hangat +/+, kuat +/+ -/-/-/-/-/-/-/-/+/+ Inferior Dex/sin -/+/+ hangat +/+, kuat +/+ -/-/-/-/-/-/-/-/+/+ -/-/-

Pemeriksaan Lemas dan sulit digerakkan Edema Perfusi akral Pulsasi a. radialis Pulsasi a. dorsalis pedis Pertumbuhan rambut Luka/borok/ulkus Hemiparese Hemiplegia Peradangan sendi Clubing finger Kuku sianosis Kuku Mengkilat Beaus line Reflek bicep Reflek patella Babinski Chadok
11.

Status Lokalisata : Benjolan hilang timbul di regio inguinal dextra dan skrotum, transluminasi tidak tembus cahaya, puncak testis sukar teraba, bisa didorong masuk (+), nyeri (-), BAB bisa, Finger test teraba tekanan di ujung jari

D. Pemeriksaan Penunjang

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060 1. Darah Rutin, Kimia Darah dan Urinalisis

Patohematologis Tanggal 4 April 2011 PARAMETER HASIL NILAI NORMAL HEMATOLOGY AUTOMATIC Leukosit 4.87 4.6-10.6 Eritrosit 3.68 4.2-5.4 Hemoglobin 10.5 12.0-18.0 Hematokrit 31.9 37-47 MCV 86.6 81-99 MCH 28.5 27-31 MCHC 32.9 33-37 Trombosit 191 150-450 ESR 5.0-15.0 Differential Telling Mikroskopis Basophil 0.4 0-1 Eosinophil 0.8 0-5 N. Stab 0 0-3 N. Segmen 86.9 40-74 Limphosit 8.4 18-48 Monosit 3.5 0-8

UNIT 10e3/ul 10e3/ul gr/dl % Fl Pg gr/dl 10e3/ul mm/Hr % % % % % %

2. Darah Rutin, Kimia Darah Patohematologis Tanggal 30 Juni 2011 PARAMETER HASIL NILAI UNIT NORMAL HEMATOLOGY AUTOMATIC Ureum 49 10-50 Gr/dl Creatinin 1.29 <0.9 gr/dl 3. Rontgen thorax (30 6 2011 ) bronkitis kronis dengsn cor dbn. 4. EKG 30 6 2011 Sinus Takikardia dan LVH KESIMPULAN 1. Anamnesis Pasien datang ke RSUD Wates, 27 Juni 2011, dengan keluhan muncul benjolan hilang timbul dilipat paha kanan dan kantong kemaluan sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan mengganggu dan membuat pasien cemas. Benjolan muncul terutama saat pasien berdiri, bersin, batuk, buang air kecil, dan buang air besar. Benjolan menghilang bila pasien dalam posisi berbaring Pada saat anamnesis, pasien mengeluhkan benjolan di kantong kemaluan hilang timbul sesuai posisi, makan minum sebelumnya tidak terganggu (saat anamnesis pasien sedang dipuasakan), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), nyeri daerah kemaluan (-), BAB bisa, BAK bisa. Pasien sebelumnya tidak pernah mondok di rumah sakit, pasien juga tidak pernah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat, jika sakit biasanya hanya minum obat yang dibeli diwarung. Pasien menyangkal adanya riwayat tekanan darah tinggi dan

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

riwayat sakit gula, riwayat sesak nafas setelah aktivitas ringan (-), riwayat sering mengejan kuat saat BAB (+).Pasien jarang mengkonsumsi buah - buahan 2. Pemeriksaan
III. OBJEKTIF ( 28 April 2011) A. Keadaan Umum: Pasien tampak lemas, kesadaran kompos mentis, GCS E4V5M6.

B. Vital Sign dan Antropometri Tekanan darah Nadi Antropometri Berat Badan Tinggi Badan IMT Status Gizi Interpretasi Gizi Pemeriksan Fisik 1. Kepala : 130/80 mmHg : 52 kpm, ireguler Respirasi Suhu : 20 kpm : 36.6 oC

: 51 Kg : 163 Cm : 19,10 : Normal : tidak kekurangan gizi

: dalam batas normal 2. Mata : konjungtiva anemis (-/-), anulus senilis (-/-), reflek cahaya (+/+) 3. Telinga : nyeri tekan tragus dan mastoid (-), serumen (-) 4. Hidung dan sinus : dalam batas normal 5. Mulut : dalam batas normal 6. Leher : dalam batas normal 7. Thorax : Inspeksi; bentuk dada simetris (+), Palpasi; pergerakkan simetris (+),fremitus simetris, Perkusi; batas pengembangan paru kanan 2 SIC pada SIC IX-X linea scapularis dextra, batas pengembangan paru kiri + 2 SIC pada SIC IX-X linea scapularis sinistra, Auskultasi; Suara paru: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-/-), Suara jantung: S1>S2 irama reguler, frekuensi normal, bising jantung (-), split (-) 8. Abdomen :Nyeri Tekan (-), benjolan hilang timbul sesuai posisi di aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaregio inguinal dextra (+) 9. Genital : laki - laki 10. Ekstremitas : akral hangat, nadi kuat, perfusi baik. 11. Status Lokalisata : Benjolan hilang timbul di regio inguinal dextra dan skrotum, transluminasi tidak tembus cahaya, puncak testis sukar teraba, bisa didorong masuk

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

(+), nyeri (-), BAB bisa, Finger test teraba tekanan di ujung jari

1.

Pemeriksaan penunjang EKG: STC dan LVH 2. Darah rutin, kimia darah dan urinalisis : - Darah rutin dan kimia darah : - Neutrofil (86.9 10e3/ul) - Hb (10.5 gr /dl) - Trombosit (191 10e3/ul) - Ureum ( 49 gr/dl), Creatinin (1.29 gr/dl) 3. Rontgent thorak: bronkitis kronis dengan cor dbn
IV. ASSESMENT

A. Problem Sementara 1. Benjolan hilang timbul sesuai posisi di lipat paha kanan & kantong kemaluan 2. Riwayat sering mengejan saat BAB 3. Mual (-), muntah (-), Nyeri perut (-) 4. BAB bisa, BAK bisa 5. Benjolan bisa didorong masuk 6. Finger test teraba tekanan diujung jari 7. Transluminasi tidak tembus cahaya 8. Perabaan testis, puncak testis sukar teraba B. Problem Permanen 1. HIL Dextra Scrotalis Repponible C. PLANNING 1. Problem: severe cronic mitral stenosis Assesment DD etiologi: - Kongenital - Acquisital

HIL (D) Skrotalis repponible dd : - limfadenopati inguinal - hidrokel testis - hidrokel funikuli

DD komplikasi: - Hernia Inkarserata ileus obstruktif - Hernia Strangulata - Peritonitis IP Diagnosis - Anamnesis : berkaitan dengan kebiasaan yang meningkatkan tekanan intra abdomen (ex: sering mengejan, sering bersin, batuk kronis)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060 -

Gejala klinis: benjolan hilang timbul sesuai posisi Laboratorium: o Darah rutin o Rontgen Thorax o EKG

untuk persiapan pre operasi

IP Terapi
o o o Konservatif (terbatas pada anak) Reposisi (tidak pada kasus strangulata) Bila susah reposisi, tidurkan dengan sedatif Kompres air es pada lipat paha Posisi Trendelenburg Setelah 6 jam lihat, masuk lagi atau tidak. Klo tidak masuk therapy gagal Bila setelah 6 jam tidak berhasil maka dilakukan operasi Bila berhasil, operasi dilakukan setelah udem hilang (23 hr

o o
kemudian)

Bila operasi elective morbiditas lebih bagus Bila operasi langsung jelek Sabuk hernia pada anak-anak SANGAT TIDAK DIANJURKAN

Therapy operatif (Rasional) Cara Bassini (1887) Herniotomi + Hernioplastik

Pada anak-anak hanya dilakukan herniotomi saja Herniotomi = tindakan memasukkan hernia, lalu memisahkan kantong hernia dengan sekitarnya, digunting lalu diikat Hernioplastik = menyempitkan tempat keluar hernia Bila saat operasi ditemukan insufisiensi dinding memerlukan hernioplastik dengan MESH PROLENE (sintetis)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060

DASAR TEORI
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek/ kelemahan dinding rongga tersebut Hernia terdiri dari kantong isi cincin Hernia dibagi menurut : 1. Terjadinya a. Kongenital b. akuisita 2. Letaknya a. Hernia diaphragma b. Hernia umbilical c. Hernia inguinal d. Hernia femoral 3. Sifatnya a. Reponible b. Irreponible

Isi hernia keluar masuk Gangguan pasase (-)

Terjadi perlekatan isi kantong dengan peritoneum kantong (HERNIA AKRETA) Tidak ada sumbatan/ gangguan pasase (-) Nyeri (-) Isi kantong tidak dapat masuk lagi

HERNIA INKASERATA
Isi hernia terjepit oleh cincin Isi kantong tidak dapat kembali abdomen timbul gangguan pasase (menyumbat) Obstruksi usus (+) karena ada penjepitan

HERNIA STRANGULATA Penjepitan menyebabkan bendungan nekrosis Obstruksi usus (+) Nekrose/ gangren (+)

gangguan

vaskularisasi,

terjadi

udem

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060
Kanalis Inguinalis internus ext (bag terbuka dari m.obliq ext) Kraniolateral : anulus inguinalis

Medial bawah : anulus inguinalis Dasar : ligamentum inguinale Atap : aponeurosis obliq ext Isi : = spermatic cord dan =

ligamentum rotundum

Kanalis Femoralis Sebelah medial dari v.femoralis Batas kranioventral : ligamentum inguinale Batas kaudo-dorsal/ pinggir os pubis yang terdiri dari lig.cooper (lig.iliopektinale) Batas lateral : sarung v.femoralis Medial : lig.lacunare Gimbernati Hernia inguinalis yang melewati canalis inguinalis disebut Hernia Inguinalis Indirect anulus inguinalis ext scrotum Hernia Scrotalis Tempat masuk testis = Processus vaginalis

HERNIA INGUINALIS DIREK (MEDIALIS) Disebut pula Hernia Inguinalis Medialis Menonjol melalui segitiga Hesselbach Batas segitiga ini adalah sebagai berikut o Inferior : lig inguinale o Lateral : A.epigastrium inferior o Medial : bagian lat m.recti abdominal Dasar/ dinding : - fasia transversus - diperkuat oleh apon m.transversus (sering lemah) Umumnya tidak pernah strangulasi (inkarserata) Akibat peningkatan tekanan intra abdominal o Konstipasi o Batuk kronik o Hiper-prostat Sering bilateral (pria tua) Inkarserata menjepit Strangulata gangguan pembuluh darah sudah terjadi HERNIA INGUINALIS INDIREKTA (LATERALIS) Etiologi : - kongenital - didapat Insidens : setiap umur Faktor yang berperan : a. proc vaginalis yang terbuka (terutama bila anulus inguinalis yang lebar) b. peningkatan tekanan intra abdominal (batuk kronik, konstipasi, hyperprostat) c. kelemahan dinding otot

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060
umur penyakit lain (jantung, lever) kerusakan n.ileofemoralis (post apendictomy) pada neonatus : 90% proc.vaginalis terbuka Setelah 1 tahun 30% masih terbuka 10% kasus dari proc vaginalis yang terbuka akan terjadi hernia

Figure 1. Hernia dan Hydroceles

Hernia reponible hernia masuk ke kantong hernia tapi bisa masuk lagi ke rongga abdomen DIagnosa Bila reponibel : Benjolan (+) pada lipat paha (bekerja, batuk, mengedan) Benjolan hilang saat berbaring Nyeri : jarang terjadi, kadang-kadang pada epigastrium, pada paraumbilicalis Nyeri, mual, muntah bila inkarserata atau strangulata Pada anak/ bayi (proc vaginalis terbuka) benjolan diketahui ortu Gejala klinik tergantung isi hernia Isi hernia lama-lama masuk canalis inguinalis scrotum Hernia scrotalis o o

PEMERIKSAAN FISIK Bila mengedan : benjolan (+) membesar Bila kantong kosong sarung tangan sutera Dorong isi hernia sampai masuk mengedan Finger Test (+) Ujung jari - samping jari = medialis penatalaksanaan Konservatif (terbatas pada anak) o Reposisi (tidak pada kasus strangulata)

Tip

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060
Bila susah reposisi, tidurkan dengan sedatif Kompres air es pada lipat paha o Posisi Trendelenburg o Setelah 6 jam lihat, masuk lagi atau tidak. Klo tidak masuk therapy gagal Bila setelah 6 jam tidak berhasil maka dilakukan operasi Bila berhasil, operasi dilakukan setelah udem hilang (23 hr kemudian) Bila operasi elective morbiditas lebih bagus Bila operasi langsung jelek Sabuk hernia pada anak-anak SANGAT TIDAK DIANJURKAN o o

Therapy operatif (Rasional) Cara Bassini (1887) Herniotomi + Hernioplastik

Pada anak-anak hanya dilakukan herniotomi saja Herniotomi = tindakan memasukkan hernia, lalu memisahkan kantong hernia dengan sekitarnya, digunting lalu diikat Hernioplastik = menyempitkan tempat keluar hernia Bila saat operasi ditemukan insufisiensi dinding memerlukan hernioplastik dengan MESH PROLENE (sintetis)

Tergantung dari isi hernia (kondisi) Bila inkarserata sumbatan ileus obstruktif Jepitan usus o Gangguan perfusi jaringan o Bendungan vena oedema transudasi ke kantong hernia pembuluh darah terjepit nekrosis abses lokal dan akhirnya bisa terjadi fistel ataupun peritonitis Gambaran klinik obstruksi usus gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit/ asam basa Strangulasi toksik, nyeri hebat menetap, panas tinggi HERNIA FEMORALIS Insidens : tua 4 kali lebih besar dari laki-laki Bila tekanan intra abdominal tinggi hernia akan muncul Bila berbaring akan hilang Pasien sering datang dengan strangulata Pemeriksaan fisik o Benjolan di bawah ligamentum inguinal o Sebelah medial dari v.femoralis o Sebelah lateral dari tuberculum pubicum Penyebab o Tekanan intra abdominal tinggi o Multipara o Obesitas o Degenerasi jaringan ikat o Akibat post op herniografi pada hernia inguinalis lateralis Diagnosis Diferensial o Limfadenitis o Lipoma o Varices tunggal (umur tua, pada vena saphena magna)

KOMPLIKASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060
o Abses dingin (cold abscess) = abses yang terkumpul akibat abses di tempat lain (contoh karena TBC) Therapy Herniotomi - Krural biasa pada wanita (Herniografi jahit lig inguinal ke lig cooper) - Inguinal jahit lig inguinal ke gimbernati Biasa terjadi pada pria - Atau kedua-duanya (pada hernia inkarserata/ hernia residif)

MACAM-MACAM HERNIA 1. Hernia Richter Pada Hernia femoralis atau hernia obturatoria Sebagian dinding usus strangulasi (biasanya pada ante mesenterial) Pasase bisa terganggu, bisa juga tidak terganggu Jarang Biasa ditemukan saat operasi Komplikasi : strangulasi, perforasi usus

2. Hernia Interna Tonjolan (bukan kantong), melalui lubang dlm perut (Foramen Winslowi) Contohnya pada hernia diaphragmatica 3. Hernia Insipiens Termasuk hernia inguinalis lateralis yang hanya masuk pada canalis inguinalis saja tapi isi tidak keluar (melalui anulus inguinalis ext)

4. Sliding Hernia (Hernia geser)


Sebagian dinding kantong hernia terdiri dari organ retroperitoneal (caecum kolon sigmoid vesica urinaria) 5. Hernia Spieghel Lokus minor resist : lateral m.recti abdominis dg linea semisirkularis Merupakan hernia interstitiel/ hernia interparietalis Jarang Usia 40 70 tahun Klinis : benjolan di atas titik McBurney kanan-kiri Kantong hernia masuk celah dinding perut Isi hernia terdiri dari usus, omentum, ovarium Diagnosis penunjang dengan USG Jarang mengalami inkarserasi Therapy : herniotomi dan hernioplastik Jahit m.transversus abdominis dan m.internus abdominis 6. Hernia Littre Sangat jarang Isi = mengandung diverticulum Meckeli Hernia sebagian usus ~ hernia Richter 7. Hernia Obturatoria Melalui canalis obturatorius

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060
Batas kranial/ lateral = Sulcus obturatorium os pubis Batas caudal = tepi membran obturator, m.obturator int et ext Isi canalis = berjalan saraf dan A.V obturatoria

Figure 2.

Typical Meckel's diverticulum located on the antimesenteric border.

Tahapan hernia Tahap I Tonjolan isi terdiri dari lemak Tahap II Tonjolan peritoneum isi peritoneum parietal Tahap III Kantong hernia diisi oleh lekukan usus Tahap IV Hernia Richter Diagnosis Tanda-tanda = HOWSHIP-ROMBERG (spt ditusuk-tusuk, parestesia di daerah panggul sampai lutut dan medial paha Hal ini terjadi akibat penekanan nervus obturatorius Tanda yang patognomonis dilakukan vaginal toucher atau rectal toucher teraba tonjolan hernia yang nyeri (Patognomonis Howship-Romberg) therapy Herniotomi dengan approach (pendekatan) dari transperitoneal atau preperitoneal 8. Hernia Labialis Biasa pada anak kecil merupakan hernia inguinalis lateralis masuk ke labium mayus Pd pem fisik benjolan labium mayus, benjolan saat berdiri, saat tiduran hilang benjolannya DD/ : hernia femoralis, kista dari canalis nuck 9. Hernia Bilateral Kanan kiri ada Pada hernia inguinalis Biasa pada anak (incidens 1-2%) Paling banyak terjadi di sebelah kanan (60%), kiri (20-25%) dan sisanya terjadi pada keduanya Pada anak biasanya dilakukan operasi sekaligus kiri dan kanan Pada dewasa juga operasi sekaligus kecuali ada kontraindikasi Hernia Perinealis Di daerah perineum (tonjolannya) Biasa pada wanita multipara dan wanita yang pernah operasi daerah perineum Laki-laki post op perineum juga bisa terkena (contoh prostatectomy) atau operasi reseksi daerah rectum melalui perineal

10.

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BST ILMU PENYAKIT BEDAH

NO.RM :

544060
11. Bisa terjadi pada semua dasar panggul USG (Diagnosis)

Hernia Pantalon Kombinasi hernia indirekta (hernia inguinalis lateralis) dengan hernia direkta (Hernia Inguinalis Medialis) pada satu sisi Lateral dan medial dipisahkan oleh arteri vena epigastrica inferior Bentuknya seperti celana Biasanya ditemukan saat operasi

Yogyakarta, 6 Juli 2011 Dokter Pembimbing,

Dr. Joko Suprapto, Sp.B

You might also like