You are on page 1of 11

proposal MMP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATIC PROJECT (MMP) PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 JENEPONTO Proposal Diajukan sebagai salah satu syarat untuk diseminarkan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : NUR ANNIZA HALIM 10536154606 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2011

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Selain itu pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM baik fisik, mental maupun spiritual, sejalan dengan konsep yang dicanangkan dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif mengembangkan prestasi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Salah satu pelajaran dasar yang sangat penting dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas adalah matematika. Fungsi dan peranan matematika, sangat besar dalam kehidupan kita sehari-sehari. Dalam setiap aktivitas manusia di berbagai bidang pekerjaan tidak bisa lepas dari ilmu matematika. Matematika juga sebagai sarana berfikir logis, analitis, kreatif, dan sistematis, agar kita dapat dengan mudah membuat

motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya siswa mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai di Perguruan Tinggi menganggap bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat sulit. Masalah tersebut tidak dapat kita pungkiri, karena setiap tahunnya hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar matematika siswa pada setiap tingkatan sekolah disebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar. Anggapan siswa bahwa matematika itu sulit, sehingga kurang termotivasi untuk belajar matematika. Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan, maka perlu dicarikan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan di SMK Negeri 2 Jeneponto pada jumat 23 April 2010 pada mata pelajaran matematika dengan materi pelajaran Program Linear, terlihat bahwa siswa kurang berminat pada pelajaran tersebut. Hal ini dapat terlihat dengan : 1. kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru mata pelajaran matematika. 3. pekerjaan rumah (PR) yang diberikan tidak dikerjakan Hal ini menjadi alasan kenapa penulis ingin menggunakan Model Pembelajaran Missouri Mathematic Projects (MMP) pada kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto untuk memecahkan permasalahan yang ada. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran matematika khususnya kelas X menyatakan bahwa nilai hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dengan skor rata-rata (53,62) dibawah standar KKM (65,00). Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena siswa cenderung lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain dari pada belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi psikologis siswa maka dapat membantu siswa untuk menggunakan waktunya dengan seefisien mungkin, sehingga siswa mudah memahami pelajaran matematika. Salah satu kelebihan dari model pembelajaran Missouri Mathematic Projects (MMP) yaitu pada model pembelajaran Missouri Mathematic Projects (MMP) ditekankan pada pembelajaran efektif untuk matematika berpusat pada pengajaran yang meningkatkan keaktifan siswa, pembelajaran dilakukan tanpa atau dengan sedikit saja waktu yang digunakan untuk ceramah, sehingga sebagian waktu pembelajaran digunakan untuk kegiatan intelektual dan emosional siswa, untuk pemantauan kesiapan siswa dan untuk pemeriksaan pemahaman siswa. Atas alasan di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan salah satu model pembelajaran matematika yaitu Missouri Mathematic Projects (MMP). Menurut Krismonto (Marshal, 2007: 21) Model pembelajaran Missouri Mathematic Projects (MMP) ini memuat hal-hal yang dapat mengefektifkan waktu siswa dalam belajar yaitu review tentang materi sebelumnya, perkembangan ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu, pemberian latihan terkontrol, pemberian tugas mandiri kepada siswa dan pemberian tugas rumah sehingga waktu siswa dipergunakan dengan seefektif mungkin untuk belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 jeneponto. B. PERMASALAHAN 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasi yaitu rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto disebabkan karena kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. 2. Alternatif Pemecahan Masalah Masalah tentang rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto dapat dipecahkan melalui model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dalam penelitian tindakan kelas. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto dapat meningkat melalui model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP)? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto melalui model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP). D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi siswa : hasil belajar siswa meningkat dan siswa mampu untuk mengefektifkan waktunya dalam belajar. 2. Bagi guru : sebagai bahan masukan dan alternatif model pengajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika 3. Bagi sekolah : dapat memberikan masukan yang berarti pada sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. BAB II KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. KERANGKA TEORITIK 1. Pengertian Belajar Proses perubahan pada diri seseorang dapat dikatakan belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek lain ada pada setiap individu. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Slameto (2010: 2) berpendapat bahwa: belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Definisi belajar menurut Curson (Zulkhaerati, 2008: 6) menyatakan bahwa belajar sebagai modifikasi yang tampak dari perilaku seseorang melalui kegiatankegiatan dan pengalaman-pengalamannya, keterampilannya, dan sikapnya, termasuk penyesuaian caracaranya terhadap lingkungan yang berubah-ubah yang sedikit banyaknya permanen. Menurut R. Gagne (2010: 13) mengemukakan definisi belajar ada 2 yaitu: a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. b. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Belajar menurut Sudjana (Zulkhaerati, 2008: 6) adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Hudoyo (Zulkhaerati, 2008: 6) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Misalnya, setelah belajar matematika siswa itu mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dimana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Sejalan dengan itu, pengertian belajar yang diungkapkan Gredler (Zulkaerati, 2008: 7) bahwa belajar adalah suatu proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil proses belajar yang ditunjukan dengan berbagai perubahan pengetahuan, pemahaman, percakapan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang benar. 2. Hasil Belajar Matematika Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri sesorang yang ditandai dengan adanya peningkatan kualitas tingkah laku sebagai peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap dan kebiasaan yang diambil dari pengalaman mereka. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai bahan pelajaran setelah memperoleh pengalaman dalam kurung waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar. Sedangkan matematika sendiri merupakan ilmu tentang struktur yang terorganisasi (Marshal, 2007: 12), dan matematika itu sebagai sarana untuk berfikir logis, analistis, kreatif, sistimatis. Matematika merupakan ilmu struktur yang pokok bahasannya berkesinambungan, memiliki suatu keteraturan dan struktur yang terorganisasi. Matematika memiliki objek yang abstrak dan memiliki pola pikir deduktif dan konstan, sehingga sulit untuk dipelajari. Karena keabstrakan matematika tersebut, maka para siswa diberi motivasi yang kuat dalam proses belajar mengajar yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan jawaban masalah matematika dengan cara menduga seperti yang dikemukakan George Polya (Marshal, 2007: 12) bahwa matematika merupakan bagian dari membuat dugaan konsisten, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar matematika yang baik. Jadi, hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan penguasaan matematika yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar matematika yang akan diukur dengan

menggunakan tes hasil belajar matematika dan diperlihatkan dengan skor penilaian. 3. Model Pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) Pembelajaran efektif untuk matematika berpusat pada pengajaran yang meningkatkan keaktifan siswa, pembelajaran dilakukan tanpa atau dengan sedikit saja waktu yang digunakan untuk ceramah, sehingga sebagian waktu pembelajaran digunakan untuk kegiatan intelektual dan emosional siswa, untuk pemantauan kesiapan siswa dan untuk pemeriksaan pemahaman siswa Menurut Eggleton dalam Tim PPPG Matematika 2002, (Marshal, 2007: 21) motivasi siswa juga merupakan kunci keefektifan pembelajaran efektif, karena motivasi dapat membangkitkan semangat siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan dapat berlanjut sampai proses belajar mengajar di sekolah selesai. Menurut Audrey Jackson (www.com./doc/draft-032808/missouri k-12 mathematic : core consepts, learning goals and performance indicators) a primary goal of the work was to articulate a focused, coherent, and fowart looking Mathematic program to prepare all Missouri student for carees and livelihood in todays technology- and statistics. However, Mathematic from each strand (number/algebra, geometry/measurement, and data analysis/statistics). Penelitian Good dan Grouws (1979), Good Grouws Ebmeier (1986) dalam (www.scribd.com./doc/14416443/Metode-Pakem-SMA) memperoleh temuan bahwa guru yang merencanakan dan mengimplementasikan lima langkah pembelajaran matematikanya akan lebih sukses dibanding dengan mereka yang menggunakan pendekatan tradisional. Kelima langkah inilah yang biasa dikenal sebagai Missouri Mathematic Project (MMP). Model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) merupakan salah satu model pembelajaran efektif pada pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) yang kegiatan awalnya membangkitkan motivasi siswa untuk mau belajar utamanya pelajaran matematika, Missouri Mathematic Project (MMP) merupakan salah satu model pelajaran yang berstruktur. Missouri Mathematic Project (MMP) ini biasa dilakukan bersama-sama dengan pembelajaran kooperatif. Jika dibandingkan dengan Struktur Pembelajaran Matematika (SPM) yang telah biasa kita kenal sebelumnya maka Missouri Mathematic Project (MMP) adalah mirip struktur tersebut. Menurut Krismonto (Marshal, 2007: 21) langkah-langkah pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) sebagai berikut: a. Pendahuluan atau Review Guru dan siswa meninjau ulang mengenai apa yang tercakup pada mata pelajaran yang lalu. Yang ditinjau adalah: Pekerjaan Rumah (PR) Pekerjaan rumah (PR) yang dimaksud adalah tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah sebagai tindak lanjut atas pemberian materi yang berkaitan dengan materi baru. Pelajaran yang lalu utamanya yang berkaitan dengan materi baru. Peninjauan ulang dari pelajaran yang lalu (pada pertemuan sebelumnya) dimaksudkan untuk lebih memperkuat pemahaman siswa agar dapat mengikuti pelajaran selanjutnya tanpa tersendat dengan kemungkinan adanya siswa yang belum terlalu paham terhadap

materi sebelumnya. Motivasi (membangkitkan motivasi) Motivasi siswa merupakan kunci keefektifan pembelajaran. Motivasi diberikan agar siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran pada setiap pertemuan. Adapun teknik memotivasi siswa yaitu: Berikan kepada peserta didik rasa puas sehingga ia berusaha mencapai keberhasilan selanjutnya. Apabila seorang peserta didik merasa puas, biasanya keberhasilan mengikutinya. Sebaliknya, bila seorang peserta didik merasa kecewa sehingga kegagalan yang mengikutinya. Dengan demikian pengajar harus menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan kemampuan peserta didik sehingga peserta didik itu dapat berhasil mencapai tujuan belajarnya. Kembangkan pengertian (konsep, teorema, langkah pembuktian dan sebaliknya) kepada peserta didik secara wajar. Pengertian baru haruslah didasarkan atas pengalamanpengalaman belajar yang lampau. Doronglah peserta didik menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk memahami konsep baru atau dalam menyelesaikan masalah. Janganlah mengharapkan hal-hal yang di luar kemampuan peserta didik. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan peserta didik. Suasana yang menyenangkan dapat memberikan minat belajar misalnya jadual matematika pada siang hari, biasanya peserta didik menjadi lesu. Untuk menggairahkan peserta didik, mungkin kegiatan yang berupa permainan matematika yang cocok. Buatlah peserta didik merasa ikut ambil bagian didalam program yang disusun. Kerjasama antar anggota kelompok harus tercermin didalam kegiatan yang diprogramkan. Usahakan pengaturan kelas bervariasi sehingga rasa bosan berkurang dan perhatian peserta didik meningkat. Untuk menghindari rasa bosan belajar peserta didik, bentuk kegiatan dalam belajar matematika seyogianya bervariasi tidak monoton sepanjang hari. Timbulnya minat peserta didik terhadap materi matematika yang dipelajari peserta didik. Berikan komentar kepada hasil-hasil yang dicapai. Sebagaimana yang sudah diutarakan, komentar yang mendorong dan membesarkan hati dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Berikan kepada peserta didik kesempatan berkompetensi. Kompetensi dapat menimbulkan motivasi belajar. b. Pengembangan Guru menyajikan ide baru dalam perluasan konsep matematika terdahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi interaktif antara guru dengan siswa harus disajikan termasuk demonstrasi konkret yang sifatnya simbolik. Guru merekomendasikan 50% waktu pelajaran untuk pengembangan. Pengembangan akan lebih bijaksana bila dikombinasikan dengan kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi baru itu. c. Latihan terkontrol (latihan dengan bimbingan guru) Siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Spade latihan terkontrol ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi. Guru harus memasukkan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual

berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok kooperatif. d. Seat work/kerja mandiri Pada seat work ini guru memberikan soal latihan kepada siswa yang menyangkut dengan penyajian dalam perluasan konsep pada langkah 2 (pengembangan). Kemudian siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan mempelajarai konsep yang disajikan guru pada langkah 2 (pengembangan). e. Penutup/pemberian pekerjaan tugas. Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan. Memberi tugas/PR, pemberian PR ini dimaksudkan agar siswa mampu mempergunakan sebagian waktunya untuk mempermantap pemahaman mereka tentang pelajaran yang telah diberikan walaupun sudah tidak dalam lingkungan sekolah yaitu dengan menyelesaikan pekerjaan rumah (PR). Dari kelima langkah di atas dapat mengupayakan adanya perubahan pada diri siswa untuk mempergunakan waktunya dalam belajar, dan dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar mengajar (aktif dalam hal pembelajaran) sehingga mereka dapat mempergunakan waktunya dengan seefektif mungkin yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika. Jadi peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar sedangkan siswa yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Jika dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya yang mengandalkan guru untuk menjelaskan materi ataupun pembelajaran yang mengupayakan keaktifan siswa di kelas tanpa adanya tindak lanjut di luar sekolah, maka model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) dapat dijadikan sebagai model pembelajaran yang baik untuk diterapkan di jenjang persekolahan. Adapun skema dari model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) adalah sebagai berikut :

B. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan diatas, maka hipotesis dari penelitian tindakan kelas ini adalah jika kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) maka dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan tahapan-tahapan yang meliputi dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi secara berulang. B. Lokasi dan Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Jeneponto dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. C. Faktor Yang Diselidiki Faktor-faktor utama yang menjadi perhatian untuk diselidiki adalah: 1. Faktor proses : melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan dengan menggunakan pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) 2. Faktor hasil : melihat hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari tes akhir pada siklus setelah diterapkan model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP). Dan melihat respon siswa setelah diterapkannya pembelajaran Missouri mathematics project (MMP). D. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini, dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu: 1. Siklus I, berlangsung 4 kali pertemuan yang terdiri dari 3 kali pertemuan pelaksanaan proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan untuk pemberian tes evaluasi siklus. 2. Siklus II, berlangsung 4 kali pertemuan yang terdiri dari 3 kali pertemuan pelaksanaan

proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan untuk pemberian tes evaluasi siklus. Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan kelas, siklus kedua merupakan perbaikan siklus pertama. Selanjutnya secara terperinci penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut: Gambaran kegiatan siklus I a. Tahap perencanaan Telah kurikulum SMK Kelas X untuk mata pelajaran matematika dan pengadaan literatur utama. Klasifikasi latihan-latihan berdasarkan kurikulum dan buku paket. Membuat skenario pengajaran matematika Membuat pedoman observasi untuk merekam proses pembelajaran di kelas. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep dan prosedural siswa sudah terbangun. b. Tahap pelaksanaan tindakan Pada awal kegiatan pembelajaran guru membangun hubungan yang harmonis untuk memasuki kehidupan siswa dengan prinsip bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka artinya guru harus mengetahui psikologis siswa sehingga guru mampu membuat siswa tertarik dengan materi yang akan diajarkan. Guru membahas ulang pelajaran yang lalu dan membahas pekerjaan rumah (PR) dan pelajaran yang lalu utamanya yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan diajarkan serta membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. (Langkah 1) Penyajian ide baru sebagai perluasan materi pelajaran (konsep-konsep) matematika. (Langkah 2) Pada saat guru memberikan penjelasan dengan contoh konkret, siswa tidak diperkenankan melakukan kegiatan lain seperti menulis materi pelajaran yang sedang dibahas. (Langkah 3) Siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok kooperatif. (Langkah 3) Memantau perkembangan berupa minat, semangat, dalam proses belajar mengajar berdasarkan format observasi atau catatan guru. (Langkah 3) Memberikan soal latihan kepada siswa secara individu (tugas mandiri) sebagai perluasan konsep pada nomor 3. (langkah 4) Memberikan umpan balik positif terhadap soal-soal latihan hasil kerja siswa. (langkah 4) Siswa merangkum materi yang telah diajarkan. (langkah 5) Memberikan tugas rumah kepada siswa sesuai dengan bahan yang telah diajarkan. (langkah 5) c. Observasi dan Evaluasi Pengumpulan data melalui : 1. Observasi 2. Tes hasil belajar Analisis data hasil observasi d. Refleksi Hasil Kegiatan Siklus I Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini,

sehingga guru dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Hasil analisis data akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. Gambaran Siklus II Langkahlangkah yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan atau penambahan sesuai kenyataan yang ditemukan di lapangan. Untuk selanjutnya yang dilakukan beberapa penyesuaian materi pelajaran : Merumuskan tindakan selanjutnya (siklus II) berdasarkan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II dan analisis data hasil pemantauan siklus II Refleksi hasil kegiatan siklus II. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka penelitian ini adalah : 1. Tes hasil belajar, yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa tentang materi yang dipelajari. 2. Lembar observasi, yaitu alat yang digunakan untuk merekam/mengamati aktivitas belajar siswa. Lembar observasi tersebut diisi oleh peneliti/observer setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui perubahan keaktifan siswa pada setiap pertemuan. 3. Angket respon siswa, yaitu uraian yang berisi tanggapan siswa untuk menggali permasalahan mengenai teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data : sumber data penelitian ini adalah personil yang terdiri dari siswa dan guru. 2. Jenis data : jenis data yang diperoleh terdiri dari data kualitatif yaitu tes hasil belajar dan kuantitatif yaitu format/lembar observasi 3. Cara pengambilan data : a) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa b) Data tentang proses belajar mengajar dalam hal kerajinan, kesungguhan siswa mengikuti proses belajar mengajar, kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi. G. Tenik Analisis Data Data yang terkumpul tentang hasil pengamatan siswa dianalisis secara kualitatif. Data tentang hasil belajar dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata dan standar deviasi, median, tabel frekuensi, persentase, nilai minimum, dan nilai maksimum yang dicapai siswa setiap siklus. Tehknik kategorisasi tingkat penguasaan hasil belajar menurut Nana Sudjana (Enny Wahyuni, 2010 : 32) Table 3.1 kategorisasi skor hasil belajar SKOR KATEGORI

0% 54% Sangat rendah 55% 64% Rendah 65% 79% Sedang 80% 89% Tinggi 90% 100% Sangat tinggi H. Indikator Keberhasilan Indikator kinerja yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah terjadinya peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II melalui penerapan model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP). Siswa dikatakan tuntas belajar (Fahrul, 2007: 37) apabila memperoleh skor minimal 65% dari skor ideal dan tuntas klasikal 85 % dari jumlah siswa telah tuntas belajar.

DAFTAR PUSTAKA Jumiardi, 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Pada Siswa Kelas VII, SMP Negeri I Lembang Kabupaten Pinrang. Skripsi : FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar Marshal, 2007. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Perkalian Dan Pembagian Melalui Pendekatan PAKEM Pada Siswa Kelas VII SMP Pesantren Putri Yatama Mandiri Pallangga Kabupaten Gowa. Skripsi : FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar Nasution, 2009. Berbagai Pendekatan Dan Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara Slameto, 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Wahyuni Enny, 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) Pada Kelas VIII.b SMP Muhammadiyah 5 Mariso. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar Zulkhaerati, 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) pada siswa Kelas VIIc SMP Negeri 1 Makassar. Skripsi : FKIP Universitas Negeri Makassar www.scribd.com./doc/14416443/Metode-Pakem-SMA www.com./doc/draft-032808/missouri k-12 mathematic : core consepts, learning goals and performanceindicators)

You might also like