You are on page 1of 20

PERKOLASI

Perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Daya Perkolasi adalah laju perkolasi yaitu laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai daerah medan. Istilah daya perkolasi tidak mempunyai arti penting pada kondisi alam karena adanya stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air yang menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh. Perkolasi, disebut juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya. Untuk daerah irigasi waduk Gondang termasuk tekstur berat, jadi perkolasinya berkisar 1 sampai dengan 3 mm/hari. Dengan perhitungan ini nilai perkolasi diambil sesuai eksisting sebesar 2 mm/hari. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh dari penelitian kemampuan tanah maka diperlukan penyelidikan kelulusan tanah. Pada tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan (puddling) yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi. Untuk menentukan Iaju perkolasi, perlu diperhitungkan tinggi muka air tanahnya. Sedangkan rembesan terjadi akibat meresapnya air melalui tanggul sawah. Perkolasi juga dapat disimpulkan sebagai gerakan air kebawah dan zone yang jenuh kedalam daerah jenuh (antara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah).

Hidrologi Karst

Sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat antara pakar Speleologi dengan Geologi dalam hal penyebutan air pada Kawasan Karst, ada yang mengatakan air tanah dan ada yang sepakat bila disebut sebagai Air Karst. Grund (1903) berpendapat bahwa air tanah pada Batu Gamping mempunyai permukaan yang teratur yang berarti didalam lapisan Batu Gamping terdapat adanya pipa pipa yang saling berhubungan.

Pada fenomena bawah tanah sering kali kita jumpai adanya Aliran Sungai Bawah Tanah yang mengalir seperti halnya sungai-sungai yang ada dipermukaan bumi. Aliran sungai tersebut bisa berasal dari luar gua, yang dimana air permukaan yang berada di luar gua masuk kedalam Swallow Hole (Mulut Telan) dan muncul lagi ditempat yang lain bahkan biasanya sangat jauh dari lokasi Swallow Hole. Tempat keluarnya aliran sungai bawah tanah dikawasan Karst disebut Resurgence atau Karst Spring, jika kita interpretasi melalui Peta Topographi terlihat aliran sungai yang mengalir lalu menghilang/terputus. Aliran tersebut biasa disebut Vadose Stream/ Arus Vadose/ Sungai Vadose atau disebut juga aliran Allochthonous. Aliran pada sungai bawah tanah juga bisa berasal dari gua itu sendiri, dimana air yang berada di permukaan Kawasan Karst meresap masuk kedalam Kawasan Karst dan ketika didalam gua menjadi ribuan tetesan yang kemudian tertampung lalu mengalir dan membentuk sebuah aliran sungai. Aliran tersebut biasa disebut Percolation Water atau disebut juga aliran Autochtonous.

Pada umumnya air yang mengalir didalam gua terdiri dari campuran Air Vadose dan Perkolasi. Air Perkolasi dan Air Vadose memiliki perbedaan dari segi kuantitas maupun kwalitas. Air Perkolasi pada umumnya banyak mengandung CaCO3, karena Air Perkolasi meresap dan merembes secara perlahan kedalam gua sehingga mineral pada batu gamping yang didominasi oleh Calsite (CaCO3) lebih banyak terbawa. Sedangkan Aliran Vadose sangat sedikit mengandung Calsite karena bentuk aliran yang hanya numpang lewat pada sungai bawah tanah sehingga sangat singkat bersinggungan dengan mineral Batu Gamping. Air Perkolasi juga dapat dilihat dari fluktuasi suhu yang konstan sepanjang hari bahkan sepanjang tahun, sedangkan Air Vadose berfluktuasi dengan suhu diluar gua. Air vadose juga pada umumnya keruh karena material yang berasal dari luar gua ikut hanyut kedalam alirannya seperti Lumpur, pasir dan kerikil. Sedangkan pada aliran Perkolasi cukup jernih karena proses perembesan tadi sehingga air tersebut tersaring pada pori pori Batu Gamping (Lime Stone). Pada saat turun hujan, gua yang dialiri oleh Air Vadose akan lebih cepat bertambah debitnya dan ketika hujan berenti serentak

debit airnya juga menurun sampai level air sebelum hujan. Berbeda dengan Air Perkolasi, ketika diluar gua terjadi hujan lebat, debit air bertambah secara perlahan lahan tidak secepat aliran Vadose dan ketika hujan berehenti debit air juga akan turun secara perlahan lahan. Kita dapat menentukan jenis lorong pada gua dari segi Hidrologi. Lorong tersebut dibagi dalam 3 jenis, yaitu : Lorong Fhareatik dimana pada Lorong Fhareatik ini kondisi lorong masih sepenuhnya ditutupi oleh air dan pada umumnya memiliki dinding gua yang relative halus. Pada kondisi lorong seperti ini hanya bisa ditelusuri dengan teknik Cave Diving. Lorong Vadose, yaitu Lorong yang sebagian dari lorong tersebut dialiri air, pada lorong ini pembentukan ornament biasanya baru terbentuk pada bagian atap gua. Lorong Fosile yaitu Lorong yang kering atau sudah tidak dialiri air lagi, kemungkinan adanya perubahan pola aliran air bawah tanah, pada lorong ini pembentukan ornament sudah mencapai nol. Pada umumnya air yang mengalir didalam gua terdiri dari campuran Air Vadose dan Perkolasi. Air Perkolasi dan Air Vadose memiliki perbedaan dari segi kuantitas maupun kwalitas. Air Perkolasi pada umumnya banyak mengandung CaCO3, karena Air Perkolasi meresap dan merembes secara perlahan kedalam gua sehingga mineral pada batu gamping yang didominasi oleh Calsite (CaCO3) lebih banyak terbawa. Sedangkan Aliran Vadose sangat sedikit mengandung Calsite karena bentuk aliran yang hanya numpang lewat pada sungai bawah tanah sehingga sangat singkat bersinggungan dengan mineral Batu Gamping. Air Perkolasi juga dapat dilihat dari fluktuasi suhu yang konstan sepanjang hari bahkan sepanjang tahun, sedangkan Air Vadose berfluktuasi dengan suhu diluar gua. Air vadose juga pada umumnya keruh karena material yang berasal dari luar gua ikut hanyut kedalam alirannya seperti Lumpur, pasir dan kerikil. Sedangkan pada aliran Perkolasi cukup jernih karena proses perembesan tadi sehingga air tersebut tersaring pada pori pori Batu Gamping (Lime Stone). Pada saat turun hujan, gua yang dialiri oleh Air Vadose akan lebih cepat bertambah debitnya dan ketika hujan berenti serentak debit airnya juga menurun sampai level air sebelum hujan. Berbeda dengan Air Perkolasi, ketika diluar gua terjadi hujan lebat, debit air bertambah secara perlahan lahan tidak secepat aliran Vadose dan ketika hujan berehenti debit air juga akan turun secara perlahan lahan. Kita dapat menentukan jenis lorong pada gua dari segi Hidrologi. Lorong tersebut dibagi dalam 3 jenis, yaitu : Lorong Fhareatik dimana pada Lorong Fhareatik ini kondisi lorong masih sepenuhnya ditutupi oleh air dan pada umumnya memiliki dinding gua yang relative halus. Pada kondisi lorong seperti ini hanya bisa ditelusuri dengan teknik Cave Diving. Lorong Vadose, yaitu Lorong yang sebagian dari lorong tersebut dialiri air, pada lorong ini pembentukan ornament biasanya baru terbentuk pada bagian atap gua. Lorong Fosile yaitu Lorong yang kering atau sudah tidak dialiri air lagi, kemungkinan adanya perubahan pola aliran air bawah tanah, pada lorong ini pembentukan ornament sudah mencapai nol.

Air Perkolasi juga membantu dalam proses pembentukan Ornamen Gua, karena mineral yang dibawa oleh tetesan atau rembesan Air Perkolasi tidak semuanya ikut larut didalam air akan tetapi sebagian mampir dan mengendap pada atap, dinding atau lantai gua sehingga lama kelamaan akan terjadi sedimentasi mineral, maka terbentuklah ornament ornament yang terdapat pada atap gua seperti : Soda Straw, Stalagtite, Helektite, Deflected Stalagtite dan berbagai ornament yang menggantung diatap gua. Didinding gua terbentuk Drapery, Canopy dan dilantai terbentuk Gourdam, Kalsit Floor, Rim Stone, Stalagmite dan masih banyak lagi ornament lainnya yang terbentuk di plafon, dinding dan lantai gua yang sangat indah yang merupakan fenomena lingkungan gua yang tak dapat ditemukan dunia diluar.

PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG AIRTANAH


Oleh : Soetrisno S. DAUR HIDROLOGI Airtanah merupakan bagian dari air yang terdapat di bumi. Air dalam beberapa wujudnya di bumi ini selalu bergerak dalam suatu peredaran alami, yang dikenal sebagai daur hidrologi (hydrologic cycle) (Gb. 1).

Air laut karena panas matahari berubah menjadi uap air. Oleh angin uap air tersebut ditiup ke atas daratan, pada tempat yang berelevasi tinggi uap tersebut akan mengalami pemampatan, dan setelah titik jenuhnya terlampaui akan jatuh kembali ke bumi sebagai air hujan. Air hujan sebagian besar akan mengalir di permukaan sebagai air permukaan seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil akan meresap ke dalam tanah, yang bila meresap terus hingga zona jenuh akan menjadi airtanah. Bagian yang meresap dekat permukaan akan diuapkan kembali lewat tanaman (evapotranspiration). Penguapan (evaporation) terjadi langsung pada tubuh air (water

body) yang terbuka. Sedangkan aliran permukaan akan bermuara kembali ke laut, dan proses hidrogeologi di atas akan berlangsung lagi, demikian seterusnya. Ilmu yang mempelajari keterdapatan, penyebaran, dan pergerakan air yang ada di bawah permukaan bumi dengan penekanan kaitannya terhadap kondisi geologi disebut hidrogeologi. KETERDAPATAN AIRTANAH Airtanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan tanah (sub-surface water), yakni hanya yang berada di zona jenuh (zone of saturation) (Gb. 2). Penyebaran vertikal air bawah permukaan dapat dibagi menjadi zona tak-jenuh (zone of aeration) dan jenuh. Zona tak-jenuh terdiri dari ruang antara yang sebagian terisi oleh air dan sebagian terisi oleh udara, sementara ruang antara pada zona jenuh seluruhnya terisi oleh air.

Air yang berada pada zona tak-jenuh disebut air gantung (vadose water). Air gantung yang terdapat dekat permukaan hingga tersedia bagi akar tetumbuhan disebut air solum (solumn water), dan yang tersimpan dalam ruang merambut (capillary zone) disebut air merambut (capillary water). Seterusnya yang menjadi topik bahasan adalah hanya air yang terdapat pada zona jenuh. Keterdapatan (occurrence) airtanah pada zona jenuh adalah mengisi ruangruang antar butir batuan atau rongga-rongga batuan (Gb. 3).

Batuan itu sendiri, ditinjau dari sikapnya terhadap air dapat dibedakan atas: Akuifer : Suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan-bahan yang lulus dan mampu melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mataair. Ini berarti, formasi tersebut mempunyai kemampuan menyimpan dan melalukan air. Pasir dan kerikil merupakan contoh jenis suatu akuifer. Padanannya: lapisan pembawa/pengandung air, tandoan/waduk airtanah. Akuiklud: Suatu lapisan jenuh air, tetapi relatif kedap air yang tidak dapat melepaskan airnya dalam jumlah berarti. Lempung adalah contohnya. Padanannya: persekat Akuifug : Lapisan batuan yang relatif kedap air, yang tidak mengandung ataupun dapat melalukan air. Batu granit termasuk jenis ini. Padanannya: perkedap Akuitard: Lapisan jenuh air namun hanya sedikit lulus air dan tidak mampu melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur. Lempung pasiran adalah salah satu contohnya. Padanannya: perlambat Litologi Akuifer Akuifer karena sifatnya seperti yang telah disebutkan di muka, merupakan lapisan batuan yang sangat penting dalam usaha penyadapan airtanah. Litologi atau penyusun batuan dari lapisan akuifer di Indonesia yang penting adalah:
y

Endapan aluvial: merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah ada. Endapan ini terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Airtanah pada endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran. Endapan volkanik muda: merupakan endapan hasil kegiatan gunungapi, yang terdiri dari bahan-bahan lepas maupun padu. Airtanah pada endapan ini

menempati baik ruang antar butir pada material lepas maupun mengisi rekahrekah/rongga batuan padu. Endapan ini tersebar di sekitar wilayah gunungapi. Batugamping: merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang karena proses geologis diangkat ke permukaan. Airtanah di sini mengisi terbatas pada rekahan, rongga, maupun saluran hasil pelarutan (Gb. 4). Endapan ini tersebar di tempat-tempat yang dahulu berwujud lautan. Karena proses geologis, fisik, dan kimia, di beberapa daerah sebaran endapan batuan ini membentuk suatu morfologi khas, yang disebut karst.

KELULUSAN (Permeability) dan KETERUSAN(Transmissivity) Kelulusan suatu batuan pada dasarnya adalah kemampuan untuk melalukan suatu cairan. Untuk pekerjaan praktis di bidang hidrologi airtanah, di mana cairan dalam hal ini air, maka kelulusan batuan dengan meluluskan airtanah, disebut sebagai 'hydraulic conductivity' = K. Suatu media (batuan) disebut mempunyai K = 1 jika media tersebut dalam satu satuan waktu akan dapat meluluskan satu satuan volume airtanah melalui satu penampang dari satuan luas tegak lurus arah aliran, di bawah landaian hidrolika(dh/dl) = 1. K = -v/(dh/dl)=(m/hari)/(m/m)= m/hari di mana v = kecepatan aliran (tanda negatif artinya aliran air menuju ke energi yang rendah). Kelulusan suatu material geologi (batuan) sangat tergantung pada ukuran besar butiran serta sistem bukaan yang ada. Suatu lapisan batuan yang mempunyai angka kelulusan K dan tebal zona jenuh air b, maka dapat dikatakan lapisan batuan ini mempunyai angka keterusan T (transmissivity) : T = K * b = (m/hari)*(m)= m2/hari

Keterusan dapat didefinisikan sebagai kecepatan air yang dilakukan lewat satu satuan lebar dari suatu akuifer, di bawah landaian hidrolika sama dengan satu. Makin tinggi nilai T dapat diartikan bahwa litologi batuan merupakan akuifer dengan potensi airtanah yang tinggi. JENIS AKUIFER Ada beberapa jenis akuifer: Akuifer tak-tertekan (unconfined aquifer): adalah lapisan pembawa air, di mana kedudukan muka airtanah merupakan bagian atas dari akuifer itu sendiri. Airtanah di dalam akuifer ini disebut airtanah tak-tertekan atau bebas, karena tekanan air di sini sama dengan tekanan udara luar (Gb. 5).

Akuifer tertekan (confined aquifer): adalah lapisan pembawa air, di mana airtanah terkurung oleh lapisan kedap air, baik di bagian atas maupun di bagian bawahnya. Muka airtanah kedudukannya berada lebih tinggi dari kedudukan bagian atas akuifer (Gb. 5). Muka airtanah ini (dalam kedudukan ini disebut pisometri), dapat berada di atas atau di bawah muka tanah. Apabila tinggi pisometri berada di atas muka tanah, maka air sumur yang menyadap akuifer jenis ini akan mengalir secara bebas. Airtanah dalam kondisi demikian disebut artois atau artesis. Tergantung dari kelulusan lapisan pengurungnya, akuifer tertekan dapat dibedakan menjadi akuifer setengah tertekan (semi-confined aquifer) atau tertekan penuh.

Akuifer terangkat(perched aquifer): merupakan kondisi khusus, di mana airtanah pada akuifer ini terpisah dari airtanah utama oleh lapisan yang relatif kedap air dengan penyebaran terbatas, dan terletak di atas muka airtanah utama (Gb. 6).

ALIRAN AIRTANAH Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air di bawah permukaan tanah antara lain adalah:
y y y

perbedaan kondisi energi di dalam airtanah itu sendiri, kelulusan lapisan pembawa air, kekentalan (viscosity) airtanah.

Airtanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang antar butiran. Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial. Energi potensial airtanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (piezometric) pada tempat yang bersangkutan. Airtanah mengalir dari titik berenergi potensial tinggi ke arah titik berenergi potensial lebih rendah; antara titik-titik yang berenergi potensial sama tidak terdapat pengaliran airtanah. Garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang sama energi potensialnya disebut garis kontur muka airtanah atau garis isohypse. Sepanjang garis kontur tersebut tidak terdapat aliran airtanah, karena arah aliran airtanah tegak lurus dengan garis kontur (Gb. 7).

Aliran airtanah tersebut secara umum bergerak dari daerah imbuh (recharge area) ke arah daerah luah (discharge area), dan dapat muncul ke permukaan akibat beberapa sebab. MUNCULAN AIRTANAH Airtanah dapat muncul ke permukaan secara alami, seperti mataair, maupun karena budidaya manusia, lewat sumurbor. Mataair (spring) adalah keluaran terpusat dari airtanah yang muncul di permukaan sebagai suatu aliran air. Mataair ditilik dari penyebab pemunculan dapat digolongkan menjadi dua (Bryan vide Todd, 1980), yakni: 1. Akibat dari kekuatan non gravitasi. 2. Akibat kekuatan-kekuatan gravitasi. Termasuk golongan yang pertama adalah mataair yang berhubungan dengan rekahan yang meluas hingga jauh ke dalam kerak bumi. Mataair jenis ini biasanya berupa mataair panas (Gb. 8).

Mataair gravitasi adalah hasil dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik. Secara umum jenis-jenisnya dikenal sebagai berikut (Gb. 9):

y y y

Mataair depresi (depression springs) terbentuk karena permukaan tanah memotong muka airtanah. Mataair sentuh (contact springs) terbentuk karena lapisan yang lulus air yang dialasi oleh lapisan yang relatif kedap air teriris oleh muka tanah. Mataair artesis (artesian spring) terbentuk oleh pelepasan air di bawah tekanan dari akuifer tertekan pada singkapan akuifer atau melalui bukaan dari lapisan penutup. Mataair pipaan atau rekahan (tubular or fracture springs) muncul dari saluran, seperti lubang pada lava atau saluran pelarutan, atau muncul dari rekahanrekahan batuan padu yang berhubungan dengan airtanah.

Munculan airtanah ke permukaan karena budidaya manusia lewat sumurbor dapat dilakukan dengan menembus seluruh tebal akuifer (fully penetrated) atau hanya menembus sebagian tebal akuifer (partially penetrated). Konstruksi sumurbor sangat tergantung dari kondisi akuifer serta kualitas airtanah. Oleh sebab itu ada bermacam-macam jenis konstruksi sumurbor (Gb. 10).

Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat dihasilkan oleh suatu sumur dilakukan dengan cara uji pemompaan. Prinsipnya adalah memompa airtanah dari sumur dengan debit konstan tertentu dan mengamati surutan muka airtanah (drawdown) selama pemompaan berlangsung (Gb. 11). Dari situ dapat dilihat berapa besar kapasitas jenis sumur, yakni jumlah air yang dapat dihasilkan dalam satuan volume tertentu (specific capacity) apabila muka air di dalam sumur diturunkan dalam satu satuan panjang (misalnya liter/detik setiap satu meter surutan). Di samping itu dari uji pemompaan dapat diketahui juga parameter akuifer, seperti angka kelulusan (hydraulic conductivity).

Penurunan muka airtanah pada sumur tunggal berbeda dengan penurunan muka airtanah pada sumur banyak. Pada sumur banyak penurunan tersebut akan saling mempengaruhi, tergantung dari jarak antar sumur (Gb. 12).

Di suatu daerah, di mana banyak sumur menyadap airtanah, pemompaan akan membentuk suatu kerucut penurunan (cone of depression). Apabila ini terjadi di daerah pantai akan memicu intrusi air laut , yakni aliran air payau/asin ke arah darat (sea water encroachment). Sementara itu, kondisi yang demikian bila terjadi pada akuifer tertekan dengan lapisan pengurung lempung, akan sangat potensial terjadinya amblesan tanah (land subsidence). MUTU AIRTANAH Airtanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya, melalui ruang antara dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut airtanah melarutkan mineral batuan serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Oleh sebab itu, mutu airtanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam tergantung dari jenis batuan, di mana airtanah tersebut meresap, mengalir, dan berakumulasi, serta kondisi lingkungan. Mutu airtanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, ataupun bakteriologi. Persyaratan mutu airtanah telah dibakukan berdasarkan penggunaannya, seperti mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun industri. Beberapa unsur utama ( mayor constituents ) kandungan airtanah - 1,0 hingga 1000 mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan khlorida. Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran bersumber dari air limbah atau intrusi air laut. Sementara kandungan nitrat sebagai unsur sekunder (secondary constituents) - 0,01 hingga 10 mg/l - bersumber dari limbah manusia (anthropogenous), tanaman, maupun pupuk buatan.

Untuk penyajian hasil analisis kimia airtanah, umumnya dipakai diagram segitiga Piper (Gb. 13). Dengan diagram ini dapat diketahui unsur apa yang paling dominan yang terkandung dalam airtanah. Sementara penyajian diagram SAR (Sodium Adsorption Ratio), sangat lazim dipakai untuk analisis airtanah untuk keperluan pertanian (Gb. 14).

CATATAN KAKI
Kata vadose berasal dari kata bahasa Latin vadosus (dangkal). Kata aquifer dapat dilacak dari asal kata bahasa Latin. Aqui adalah suatu bentuk gabungan aqua (air) dan -fer datang dari ferre (membawa). Oleh sebab itu akuifer adalah pembawa air. Imbuhan -clude dari aquiclude berasal dari kata bahasa Latin claudere (menutup). Demikian juga imbuhan -fuge dari aquifuge datang dari fugere (menjauhi), sementara imbuhan -tard dari aquitard berasal dari kata bahasa Latin tardus (lambat). Kata artesis/artois berasal dari kata bahasa Perancis artesien artinya berkaitan dengan tempat bernama Artois, bagian provinsi paling utara Prancis. Di sini pengeboran airtanah dalam yang pertama menembus akuifer tertekan, sekitar tahun 1750. Aslinya kata tersebut mengacu pada sebuah sumur yang airnya mengalir bebas, tetapi pada saat ini dipakai untuk segala sumur yang menembus akuifer tertekan atau nama dari akuifer itu sendiri.

Airtanah? Apa dan Bagaimana Mencarinya?


Pertanyaan diatas seringkali muncul ketika sumber air yang kita gunakan selama ini seperti air sungai, danau atau air hujan tidak bisa kita dapatkan. Satu hal yang pasti ini adalah salahsatu jenis air juga. Hanya dikarenakan jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak kesalahfahaman dalam masalah ini. Banyak orang secara umum menganggap airtanah itu sebagai suatu danau atau sungai yang mengalir di bawah tanah. Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua dibawah tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan

(Model aliran airtanah melewati rekahan dan butir batuan) Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan akifer. Bagaimana interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil airtanah yang muncul di permukaan sebagai mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan airtanah secara buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang berada di dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut terus menerus pada akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin menghisap air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan teknis pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili oleh es batu) dengan menggunakan pompa (diwakili oleh sedotan) Hal yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air di

dalam sedotan akan berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan mengakibatkan pergerakan air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan laut), adanya lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien aliran airtanah (potentiometrik). Secara alamiah pola gradien ini dapat ditentukan dengan menarik kesamaan muka airtanah yang berada dalam satu sistem aliran airtanah yang sama. Mengapa pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci dari penentuan suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah memiliki potensi airtanah alami yang baik. Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan.

(Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul) Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu lapisan atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan airtanah (discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone).

Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya. Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam itu sangat relatif lho). Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah permukaan tanah..

Jadi, kalau tukang sumur bilang bahwa dia akan membuat sumur artesis, itu artinya dia akan mencari airtanah tertekan/airtanah terhalang ini.. belum tentu airnya akan muncrat dari tanah ;p Lalu airtanah mana yang akan dicari? Itulah yang pertama kali harus kita tentukan. Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Tapi secara umum bisa kita bagi menjadi : Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika) : Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi. Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia) : Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral yang berasal dari batuan

yang dilewatinya secara melimpah. Metode manakah yang terbaik? Kombinasi dari kedua metode ini akan saling melengkapi dan akan memudahkan kita untuk mengetahui lebih lengkap mengenai informasi keberadaan airtanah di daerah kita. Selamat mencari airtanah untuk kehidupan yang lebih baik sumber : dongeng geologi....

Permodelan Aliran Airtanah pada Akuifer Tertekan dengan Menggunakan Metoda Beda Hingga (Finite Difference Method) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka
Roh Santoso Budi Waspod

Abstract

Air tanah dalam adalh air yang terdapat pada suatu lapisan tertentu yang berada di dalam tanah baik sebagai ruang antar butiran batuan ataupun pada rekahan batuan. Jadi ruang antar butir, rongga batuan serta rekahan pada batuan. Air tanah dalam ini dapat bergerak secara lateral maupun vertikal yang dipengaruhi oleh keadaan morfologi, hidrologi, dan keadaan geologi setempat. Pengaruh faktor geologi antara lain adalah bentuk dan penyebaran besar butir, perbedaan dan penyebaran lapisan batuan dan struktur geologi. Untuk menentukan potensi air tanah melalui parameter-parameter akuifer di daerah penelitian dapat didekati dengan menggunakan analisis numerik dengan metode beda hingga (finite difference method).

Jenis Jenis Air di Bumi


01/07/2009 tags: Siklus Air, Air, Jenis-Jenis Air, Macam-Macam Air oleh syadiashare

Air Merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air di katakan sebagai sumber kehidupan karena tanpa air manusia, hewan dan tumbuhan serta penghuni kehidupan dimuka bumi ini tidak bisa berlangsung. Air juga melangalami sebuah sirkulasi yang biasa disebut dengan siklus air atau siklus hidrologi, sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda memahami pengertian air atau definisi air. Sedangkan pembagian jenis jenis air di kategorikan menjadi dua bagian, diantaranya ialah :
y Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a. Air Tanah Preatis

Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.

b. Air Tanah Artesis

Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.

y Air Permukaan

Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat

Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawarawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut

Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.

You might also like