You are on page 1of 18

ASKEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT dan TIDUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. B. Tujuan Setelah mempelajari dan membahas makalah ini maka di harapkan : 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur 2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku. 3. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien. C. batasan Masalah Batasan masalah dalam maklah ini meliputi : Asuhan keperawatan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi tentang konsep kebutuhan istirahat dan tidur.

D. Sistematika penulisan Makalah ini idi bagi menjadi empt bab. Bab I, terdiri atas lataar belakang, tujuan, batasan maalah dan sistematika penulisan. Bab II terdiri atas apengertian istirahat dan tidur, fungsi tidur, Kebutuhan tidur pada semua usia, fisiologi tidur, dan faktor-faktor yanng mempengaruhi tidur, Bab III Terdiri atas pangkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.Bab IV kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN TIORI A. Pengertian Istirahat Tidur Kata Istirahat mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn, (Ansietas). Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di kutip oleh Perri

an Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan istirahat diantaranya : 1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi 2. merasa di terima 3. mengetahui apa yang terjadi 4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan 5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujuan. 6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu mememrlukan Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar. Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut : 1. Aktivitas fisik minimal 2. Tingkat kesadaran yang bervariasi 3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh 4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar. Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,antara lain : 1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi 2. Diatasi pembuluh darah perifer 3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal. 4. Relaksasi otot-oto rangka 5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30% Terdapat dua jenis tidur yaitu : 1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat. a. Tahap I Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks, masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima meanit.

b. Tahap II Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit

c. Tahap III Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan sulit banngun. d. Tahap IV Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun. 2. Tidur REM(Rapid Eye Movemen) Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Bercirikan : Biasanya di sertai dengan mimpi aktif dari pada selama tidyr nyeyak gelombang lambat.Lebih sulit di bangunkan tidur nyenyak sangat tertentu.Tonus oto selama menjadi tidak teratur.Frekuensi jantung dan pernafasan terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur.Pada oto perifer nadi cepat dan inregular,Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat,Metabolisme meningkat. penting untuk keseimbangan mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.Pada tidur ini sanngat B. Fungsi Tidur Efek Fisiologis : a) Efek p[ada system saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. b) Efek struktur tubuh dengn memulihkan kesegaran dan funngsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.

C. Kebutuhan tidur pada semua usia. Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel di bawa ini : Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia : Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal 0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit 1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar. 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3

tahun 3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari. 6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan. 12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM. 18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV. 40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur. 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

D. Fisiologi tidur Fisiologi tidur merupaka peangaturan kegiata tudur oleh adanya hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan elektromiogram(EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur pergeraka mata. Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir). Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh pelpasa serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang di terima dari pusst otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system limbiks seperti emosi. Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.

E. Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur. 1. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur, misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan seperti asma,bronkitis,penyakit kardiovaskuler dan lainlain. 2. Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menenngah orang dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan priode tidur REM lebih pendek 3. Stres Psikologis Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini di sebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah melalui sisitem saraf simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan NREM. 4. Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu : a) Diuretik : menyebabkan imsomnia b) Anti depresan : Suprnsi REM c) Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur. d) Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia. e) Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk. f) Amfetamin : Menurunkan tidur REM 5. Nutrisi. Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mamperceapat terjadinya ptoses tidur. 6. Lingkungan Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur . Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat tidur dengan nyeyak dan saebaliknya. 7. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur. 8. Alkohol Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian keperawatan 1. Riwayat tidur a) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari b) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya c) Kebiasaan/pun saat tidur d) Lingkungan tidur

e)Dengan siapa paien tidur f) Obat yang di konsumsi sebelum tidur g) Asupan dan stimulan h) Perasaan pasien mengenai tidurnya i)Apakah ada kesulitan tidur j) Apakah ada perubahan tidur 2. Gejala Klinis a) Perasaan Lelah b) Gelisah c) Emosi d) Apetis e) Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak f) konjungtin merah dan mata perih g) Perhatian tidak fokus h) Sakit kepala 3. Penyimpangn Tidur a) Insomnia Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang. Jenis insomnia yaitu : 1. insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur. 2. insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur. 3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. b) Somnambulisme Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera. c) Enuresis Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. d) Narkolepsi Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat di

katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang. e) Night Terrors Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan. f) Mendengkur Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.

B. Diagnosis Kperawatan 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu. 2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku. 3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia. 4. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur. 5. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme. 6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

C. Perencanaan Keperawatan Tujuan : Pereencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal. Rencana Tindakan : a) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur. b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur. c) Tingkatkan aktivitas pada siang hari d) Coba untuk memicu tidur e) kurangi potensial cedera selama tidur f) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan. D. Pelaksanaan keperawatan., Tindakan keparawatan pada orang dewasa : 1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur. a) Bila terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah sakit, maka :

Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas Berikan obat analgrsik sesuai pro Berikan linngkungan yang suportif Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas. b) Bila faktor insomnia maka Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur. Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari. Anjurkan pasien tidur saat mengantuk. Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur. Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur. c) Bila terjadi somabulisme, maka : Berikan rasa aman pada diri pasien Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan. Cegah timbulnya cidera. d) Bila terjadi enuresa, maka : Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur. Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur. Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil. e) Bila terjadi Narkolepsi, maka : Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) Untuk mengendalikan narkolepsi 2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur. Tutup pintu kamar pasien Pasang kelambu/garden tempat tidur Matikan pesawat telapon Bunyikan musik yang lembut Redupkan atau matikan lampu Kurangi jumlah stimulus Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok. 3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari : Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari. 4. Membuat Pasien untuk memicu tidur. Anjurkan pasien mandi sebelum tidur Anjurkan pasien minum susu hangat. Anjurkan pasien membaca buku Anjurkan pasien menonton televisi Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur

Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur 5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur Gunakan cahaya lampu malam. Posisikan tempat tidur yang rendah. Letakkan bel dekat pasien. Ajarkan pasien untuk meminta bantuan Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien memekainnya. 6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan. Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah. Ajarkan pentingkan latihan reguler jam. Penerangan tentang efek samping obat hipnotik Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis. Tindakan Keperawatan Pada Anak 1. Masa Neonatus Dan bayi Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak. Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak. Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada siang. Berikan cahaya lampu yang lembut Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering. Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi. 2. Masa Anak Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten. Tempel jadwal tidur Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur. Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita. 3. Masa Sebelum Sekolah Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten. Tempel jadwal tidur Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur. Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur. Berikan rasa aman dan nyaman Nyalakan lampu agak terang 4. Masa Sekolah Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas. 5. Masa remaja Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan membersihkan diri 6.Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua) a) Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.

Berikan hiburan. Kurangi rasa nyeri. Bersihkan tempat tidur. b) Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat. Berikan selimut sehingga tidak kedinginan. Anjurkan pasien latihan relaksasi. Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur. Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif. Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman. E. Evaluasi Keperawatan. 1) Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur. 2) Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur. 3) Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga. 4) Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengn pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratyr akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yanng di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.

B. Saran Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika Jakarta. Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta. Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta. Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta. Diposkan oleh khoirul hadi di 00:18

GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA 1. DEFINISI

Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat.
2. EPIDEMIOLOGI

Hasil survey dari Negara Inggris yang diselenggarakan oleh DHSS dan diterbitkan dalam tahun 1979 terlihat bahwa 3% dari subjek yang diteliti mengalami malnutrisi klinik. Apabila angka ini tidak mengikutsertakan kasus- kasus kegemukan dalam keseluruhan populasi manula maka akan terdapat 300.000 manula dengan diet yang tidak memadai yang tidak dapat dihindari dan dapat membawa pengaruh buruk bagi kesehatan. Kelainan gizi yang sering dijumpai dalam survey adalah obesitas, konsumsi yang rendah pada asam folat, vit. C, vit. D, vit. B, zat besi, dan kalsium.
3. FAKTOR PENYEBAB

a. Tinggal sendiri Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak untuk menyediakan makanannya. b. Kelemahan fisik

Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri c. Kehilangan

Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang. d. Depresi Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah berbelanja, emmasak atau memakan makanannya. e. Pendapatan yang rendah Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi. f. Penyakit saluran pencernaan Termasuk sakit gigi, ulkus g. Penyalahgunaan alcohol

Mengurangi asupan kalori dan tidak berkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi lain h. Obat

Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

TANDA DAN GEJALA - Gigi tidak lengkap dan ompong - Nafsu makan menurun - Lesu - Tidak semangat - BB kurang / lebih dari normal - Perut terasa kembung - Sukar menelan - Mual muntah 5. PATOFISIOLOGI - Produksi saliva menurun mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi disakorida - Fungsi ludah menurun sukar menelan - Fungsi kelenjar pencenaan menurun perut terasa tidak enak / kembung - Banyak gigi yang lepas (ompong) nafsu makan berkurang - Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos oesofagus. Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia. PATHWAY DAMPAK GANGGUAN NUTRISI Kelemahan otot dan kelelahan karena energy yang menurun. Lansia dengan gangguan nutrisi beresiko tinggi untuk terjatuh atau mengalami ketidakmampuan dalam mobilisasi yang menyebabkan luka tekan atau cedera. Tulang akan mudah rusak dan proses penyembuhan luka tekan akan berjalan lama serta kondisinya akan memburuk. Kaum manula yang mendorong kesalahan gizi dapat dibagi menjadi 3 kelompok : 1) Malnutrisi umum Diet tidak mengandung beberapa nutrient dalam jumlah yang memadai. 2) Defisiensi nutrient tertentu Terjadi bila suatu makanan atau kelompok makanan tertentu tidak ada dalam diet. Contoh : defisiensi zat besi pada manula yang keadaan gigi geliginya jelek sehingga tidak makan daging karena kesulitan mengunyah dan konsumsi vit. C yang rendah pada manula yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama mengalami diet lambung. 3) Obesitas Disebabkan oleh kebiasaan makan yang jelek sejak usia muda. Gerakan

manula yang gemuk akan menjadi lebih sulit. KOMPLIKASI - Diabetes mellitus - Hipertensi - Penyakit jantung - Gastritis - Ulkus peptikum PEMERIKSAAN PENUNJANG - Laboratorium - Radiografi dengan kontras barrem. PENATALAKSANAAN - Memperhatikan kebutuhan gizi pada lansia. Kecukupan energy sehari yan dianjurkan untuk pria berusia lebih tua atau sama dengan 60 tahun dengan berat badan sekitar 62 kg adalah 2200 kkal sedangkan untuk perempuan adalah 1850 kkal - Memperhatikan bentuk dan variasi makanan yang menarik agar tidak membosankan (bentuk cair, bubur saring, bubur, nasi tim, nasi biasa) - Menambah makanan cair lain / susu bila lansia tidak bias menghabiska - Bila terdapat penyakit metabolic seperti DM, gula sederhana dihindari, bila terdapat penyakit gagal ginjal sebaliknya dipilih asam amino yang esensial. - Perubahan sederhana untuk memperbaiki diet bagi manula yaitu : o Minum satu gelas sari buah yang murni (jangan dicampuri air ataupun gula) o Sarapan dengan biji-bijian utuh (misalnya havermout, beras merah) dan telur setiap pagi o Mengusahakan makan daging atau ikan paling tidak sekali dalam sehari o Minum segelas susu pada waktu akan tidur o Paling sedikit makan satu porsi sayuran setiap hari.

ASKEP a. PENGKAJIAN o

Berat badan Berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT (indeks massa tubuh) atau catatan yang tepat o Perubahan berat badan Difokuskan pada kehilangan atau pertambahan berat badan saat ini o Pertumbuhan gigi Apakah lansia memakai gigi palsu atau apakah mereka memerlukan gigi palsu? Apakah gigi palsu yang ada hilang atau rusak? o Kebiasaan makan Aspek pribadi, budaya, dan agama mengenal asupan nutrisi o Kemampuan untuk makan Dapatkah lansia memindahkan makanan dari piring ke mult dan menelannya dengan baik o Farmakologi Apakah klien banyak meminum obat-obatan (termasuk medikasi yang dilakukan sendiri) yang dapat berakibat buruk terhadap nutrisi

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak mampu

dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan 2) Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d intake berlebih 3) Kurang perawatan diri makan b/d kelemahan atau kelelahan 4) Konstipasi b/d kebiasaan makan yang buruk. INTERVENSI Dx 1 - Tingkatkan intake makanan melalui mengurangi gangguan dari lingkungan - Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat, tertutup dan

berkan sedikit-sedikit tapi sering - Hindari makanan yang banyak mengandung gas - Berikan penkes Hg program diet yang benar Dx 2 - Lakukan pengkajian pola makan pasien - Buat program latiha untuk olahraga - Hindari makanan yang banyak mengandung lemak Berikan penkes Hg : program diet yang benar akibat yang mungkin timbul

pada kelebihan BB Dx 3 - Kurangi gangguan dari lingkungan pada saat makan - Kaji kebutuhan bantuan yang akan diberikan

- Bantu dalam pemilihan makanan yang tepat dari menu - Bantu pasien dalam intake makanan Dx 4 - Catat dan kaji warna, konsistensi, jumlah dan waktu BAB - Kaji dan catat pergerakanusus - Berikan cairan adekuat dan makanan tinggi serat - Berikan penkes Hg : kebiasaan diet, aktivitas cairan dan makanan yang mengandung gas serta kebiasaan BAB

DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan Pasien Geriatri Untuk Dokter dan Perawat. Jakarta Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta : Yayasan Essentia Medico Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika

You might also like