You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Pendidikan nasional memegang peranan penting dalam pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan bangsa Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat indonesia adil dan makmur yang merata sepiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pendidikan merupakan salah satu upaya mendidik generasi penerus bangsa agar memeliki pengetahuan yang tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki keterampilan yang dapat membekali hidupnya di masyarakat. Mengingat pentingnya pendidikan seperti tersebut di atas maka kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus ditingkatkan agar mutu pendidikan di sekolah makin meningkat. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain: peningkatan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kualitas penilaian hasil belajar siswa, efektivitas metode pembelajaran serta penyediaan sarana belajar dan bahan ajar yang memadai. Pembaharuan kurikulum dilakukan dengan cara melakukan perubahan kurikulum perubahan kurikulum yaitu kurikulum 1994 telah diganti dengan kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK) karena kurikulum pendidikan harus komprehensif dan resfonsif terhadap dinamika sosial, relevan,

tidak overload dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. (Nurhadi dkk, 2004:2) Untuk mendukung terwujudnya kondisi yang mendukung terwujudnya KBK dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja yang nantinya akan meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa-siswi disekolah, diantaranya dengan menerapkan metode pembelajaran yang akan dipilih harus mampu

mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan Peningkatan penilaian hasil belajar siswa jarang sekali dilakukan oleh sekolah, padahal penilaian merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Dengan penilaian hasil belajar siswa, guru dapat mengetahui berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta dapat mengetahui efisiensi pembelajaran yang telah di laksanakan. Metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar. Selama ini metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah metode pembelajaran konvensional, metode pembelajaran ini cenderung peran guru lebih utama atau dominan dibanding peran siswa. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif adalah model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang di dalamnya siswa bekerja bersama-sama untuyk mencapai tujuan khusus atau menyelesaikan sebuah tugas. Dalam model pembelajaran ini nampak adanya komponen-komponen utama dari pembelajaran kooperatif merupakan bagian integral dari setiap model pembelajaran kooperatif. Pertama pembelajaran kooperatif mengajak siswa bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan masalah, mereview kuis, mengerjakan aktivitas laboratorium, melengkapi lembar kerja. Kedua, pengaturan siswa dalam

kelompok kecil yang heterogen menantang siswa untuk saling membantu, berbagi tugas, dan mendukung belajar teman lainnya dalam kelompok. Ketiga, adanya saling ketergantungan positif diantara anggota kelompok. Keempat, penumbuhan rasa tanggung jawab untuk belajar dan bekerjasama. Kelima, terjadinya pemrosesan kelompok dalam belajar. Terdapat banyak model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan. Model-model tersebut antara lain STAD (student teams achievement division), Jigsaw, GI (group investigation), structural. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model STAD (student teams achievement division). Model ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana dan cocok diterapkan dalam kelas yang heterogen terutama dalam kemampuan akademiknya. Alasan dipilihnya model pembelajaran ini disebabkan karena materi-materi dalam mata diklat melakukan negosiasi mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Selain itu model STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana sehingga cocok digunakan oleh guru yang masih belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif model STAD efektif untuk meningkatkan hasil belajar karena STAD ini menekankan pada pemberian penghargaan sebagai bentuk reinforcement, dimana penghargaan merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Alasan digunakan metode pembelajaran STAD pada mata diklat melakukan negosiasi di SMK PGRI Lumajang, karena pada umumnya prestasi belajar siswa SMK PGRI Lumajang khususnya kelas X APK belum memenuhi standar kelulusan minimum yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah,

akibatnya siswa kesulitan untuk memahami secara mendalam konsep akademik sebagaimana mereka ajarkan, dan juga rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat melakukan negosiasi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Melakukan Negosiasi (Studi Pada Siswa Kelas X APK SMK PGRI Lumajang).

B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang di uaraikan maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD? 2. Bagaimana kemampuan kerjasama siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif model STAD ? 3. Bagaimana hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif model STAD, Apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK PGRI Lumajang pada mata diklat Melakukan Negosiasi?

C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD? 2. Untuk mengetahui kemampuan kerjasama siswa selama pembelajaran kooperatif model STAD 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif model STAD mengikuti

D. Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada beberapa pihak antara lain: 1. Guru mata pelajaran Melakukan Negosiasi Penelitian ini berguna untuk guru mata pelajaran Melakukan Negosiasi yaitu sebagai alternative pengembangan strategi belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif model STAD. Selain itu dengan menerapakan pembelajaran kooferatif model STAD guru dapat melakukan tugasnya sebagai fasilisator yang menciptakan lingkungan belajar yang mendukung sehingga siswa dapat belajar lebih efektif dan tujuan belajar akan tercapai secara optimal. 2. Peneliti Dengan terlibat langsung dalam pembelajaran, peneliti dapat memahami tujuan dan peranan guru dalam pembelajaran serta mengetahui pelaksanaan praktis yang ada dilapangan

3. Siswa Dapat menarik minat siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooferatif model STAD dalam pembelajarannya. 4. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan kualitas pendidikan khususnya di sekolah SMK PGRI Lumajang.

E. Difinisi oprasional Penafsiran makna suatu istilah dapat bebeda-beda karena perbedaan latarbelakang pengetahuan dari yang menafsirkan. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, maka beberapa istilah kunci perlu ditegaskan. 1. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu strategi belajar mengajar yang disusun untuk membantu pengembangan kerja sama dan interaksi antar siswa. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. 2. pembelajaran kooperatif model STAD adalah model pembelajaran yang menekankan kerja sama dan tanggung jawab kelompok. Mula-mula guru menyajikan materi kemudian siswa diminta untuk berlatih dalam kelompok untuk menghadapi tes atau kuis individu. Skor hasil tes tersebut digunakan sebagai skor kemampuan individu. Skor kemampuan yang diperoleh masingmasing anggota kelompok dijumlahkan dan dirata-rata sebagai skor kelompok. Hasilnya diumumkan kepada semua kelompok. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi memperoleh penghargaan berupa predikat sebagai

kelompok terbaik. Skor individu diperoleh dari banyaknya penghargaan yang diperoleh oleh siswa melalui pertanyaan atau jawaban yang di ajukan pada saat persentasi, sedangkan skor kelompok merupakan kumpulan dari penghargaan skor individu dari masing-masing kelompok. 3. Hasil belajar adalah kemampuan belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif model STAD yang dilihat dari skor tes yang diadakan setiap akhir pembelajaran berupa angka 0-100. Tes yang diberikan pada penelitian ini meliputi: pre test, LKS dan post test.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan yang berlangsung disekolah, yang paling utama adalah kegiatan belajar, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang alami oleh siswa sebagai peserta didik. Menurut Sardiman (2006: 2) belajar adalah suatu usaha seseorang secara aktif dan sadar untuk melakukan perubahan menuju kesempurnaan dirinya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:13) pengertian belajar (1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, (2) berubah tingkah laku atau tanggapan disebabkan oleh pengalaman. Dari beberapa pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan secara transformasi yang terjadi dalam proses mental yang diperoleh melalui praktik atau latihan yang dapat menunjang perubahan tingkah laku. Hamalik (2005: 55) pembelajaran adalah suatu kondisi yang tersusun meliputi unsur manusia, materi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang mempengaruhiproses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (1994: 284) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram, dalam disain intruksional, untuk membuat siswa belajar aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses penyampaian berbagai macam konsep, imformasi dan aktivitas

kepada siswa yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membantu siswa supaya dapat belajar dengan mudah serta tercapai tujuan belajar mengajar.

B. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperation learning) adalah istilah metode pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa. Menurut Sanjaya (2005: 6)pengertian pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerjasama dalam suatu kelompok yang bisa terdiri dari 3 atau 5 siswa untuk mempelajari materi akademik yang spesefik sampai tuntas. 1. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Dalam pembalajaran siswa dengan sistem kelompok, banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh. Namun perlu disadari bahwa tidak semua kelompok belajar disebut sebagai kelompok belajar kooperatif. Agar suatu kelompok benar-benar kooperatif, terdapat empat unsur yang harus ada dalam pembalajaran kooperatif. Unsur-unsur tersebut antara lain (Nurhadi dkk, 2004:61). 1. saling ketergantungan positif dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong siswa agar siswa merasa saling membutuhkan. Saling ketergantungan positif menurut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa salinh memotivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal.

2. interaksi tatap muka interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga memudahkan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. 3. akuntabilitas individual penilaian secara individu terhadap suatu materi disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompokmyangbdapat memberikan bantuan. 4. keterampilan menjalin hubungan antar pribadi dalam pembelajaran kooperatif diharapkan dapat menjalin hubungan dengan teman dan dapat pula saling menghargai. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama teman. Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif antara lain Johson dan johnson (dalam Nurhadi dkk, 2004: 63). 1 kesetiakawanan. 2 3 manusia. 4 Meningkatkan hubungan positif antara siswa Meningkatkan sikap tenggang rasa. Meningkatkan rasa percaya ke sesama Meningkatkan kepekaan dan

dengan guru dan personel sekolah.

Siswa aktif membantu dan mendorong

semangat untuk sama-sama berhasil.

2. Macam-Macam Pembelajaran Kooperatif sampai saat ini telah banyak dikembangkan dan di teliti macam tipe pembelajaran kooperatif dalam dunia pendidikan. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan itu antara lain (Nurhadi. dkk, 2004: 61): 1. STAD (Student Teams Achievement Division) Dalam metode STAD siswa dikelompokkan dalam tipe belajar yang beranggotakan 4-5 oarang yang merupakan campuran menurut tingkat prstasi, jenis kelamin, dan suku. Anggota dalam kelompok saling belajar dan membelajarkan. Fokus yang ditekankan adalah bahwa keberhasilan seorang anggota kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompoknya. Dengan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa. 2. Jigsaw Pada model ini, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil

beranggotakan 5-6 siswa yang heterogen. Masing-masing kelompok diberikan tugas yang berbeda-beda satu dengan yang lain dari satu pokok bahasan. Proses diskusi kelompok dalam model ini terjadi dua tahap yaitu diskusi dalam kelompok ahli dan dan diskusi dalam kelompok asal. Agar masingmasing anggota mengetahui keseluruhan pokok bahasan yang dibahas dalam

kelompoknya, tes diberikan dengan materi menyeluruh. Penilaian dalam model jigasw didasarkan rata-rata skor tes kelompok.

3. GI (Group Investigasion) Model group investigasion atau penelitian kelompok ini sangat berbeda dengan pembelajaran kooperatif lainnya. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok juga dapat didasarkan berdasarkan kesenangan berteman atau kesenangan minat terhadap suatu topik. Adapun langkah-langkah model GI yaitu: (1) seleksi topik, (2) merencanakan kerjasama, (3) implementasi, (4) analisis, (5) penyajian hasil akhir, (6) evaluasi. 4. Struktural Metode ini menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Metode ini ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah terlebih dahulu mengangkat tangan dan di tunjuk oleh guru. Ada 2 strukturyaitu (1) Think-Pair-Share dan Numbered Head, (2) struktur Active Listening dan Time Tokens.

C. Pembelajaran Kooperatif Division) 1. Model STAD

Model STAD (Student Teams Achievement

Pembelajaran kooperatif model STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam pembelajaran kooperatif model STAD dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari lakilaki dan perempuan, dan apabila kemungkinan berasal dari suku, agama dan etnis yang berbeda. Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif model STAD: 1. penyajian kelas penyampaian materi secara klasikal oleh guru tentang materi yang akan dipelajari oleh siswa. Penyajian ditekankan pada materi yang akan dibahas saja. Selanjutnya siswa disuruh belajar dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 2. belajar kelompok Setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa ( 1 siswa dari kelompok atas, 2 siswa dari kelompok sedang dan sisanya berasal dari kelompok bawah ) yang dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademik dan jenis kelamin. Caranya dengan merangking siswa berdasarkan nilai rapor atau nilai terakhir sebelum pembelajaran kooperatif model STAD. Kemudian dibagi dalam tiga kelompok ( kelompok atas, tengah dan bawah ). Adapun tujuan pengelompokan ini adalah untuk mendorong adanya kerjasama kelompok dalam mempelajari materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru serta menyiapkan semua anggota untuk menghadapi tes individual dengan baik 3. kuis dan tes

Setelah belajar kelompok diadakan kuis untuk mengukur kemajuan belajar siswa terhadap materi yang baru saja dipelajarinya. Dalam hal ini siswa tidak dibenarkan untuk kerjasama dengan temannya. Tujuan kuis atau tes adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha dan bertanggung jawab secara individual. Siswa dituntut untuk melakukan yang terbaik sebagai hasil belajar kelompoknya. Selain bertanggung jawab secara individual, siswa juga harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberi sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompoknya. 4. skor kemajuan individu Skor kemajuan individu siswa ditentukan berdasarkan selisih skor kuis atau tes dahulu ( skor dasar ) dengan skor kuis atau tes ( skor yang diperoleh setelah pembelajaran kooperatif model STAD ). Bagi siswa yang tidak dapat meraih poin yang lebih baik dari skor kuis atau tes terdahulu, maka siswa tersebut juga tetap diberikan poin peningkatan individual ( lihat tabel 2.1 ), agar siswa tetap termotivasi belajar. Dengan cara ini setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk menyumbangkan poin maksimal bagi kelompok. Adapun kriteria dari poin kemajuan individu dan skor kemajuan kelompok adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Kriteria Pemberian Skor Kemajuan Individu. Skor Tes Nilai Perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 1 hingga 10 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna ( tidak berdasarkan skor awal ) 30 ( Sumber, Slavin 1995 : 80 ) 5. penghargaan kelompok

Pemberian predikat kepada masing-masing kelompok dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dari rata-rata jumlah skor kemajuan individu yang diperoleh masing-masing anggota. Penghargaan bisa berupa hadiah atau predikat. Dalam memberikan penghargaan terhadap hasil belajar kelompok, terdapat tiga tingkatan penghargaan sebagai berikut : 1. team ) 2. Kelompok dengan rata-rata skor 20, sebagai kelompok hebat Kelompok dengan rata-rata skor 15, sebagai kelompok baik ( good

( great team ) 3. Kelompok dengan rata-rata skor 25, sebagai kelompok super hebat

( super team ). 2. Keunggulan dan Kelemahan Model STAD sebagai paradigma baru, model STAD memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penyelenggaraannya di kelas. Adapun keunggulan STAD sebagai berikut: 1. seluruh siswa menjadi lebih siap 2. melatih kerjasama dengan baik Sedangkan kelemahan model STAD yaitu: 1. anggota kelompok semua mengalami kesulitan. 2. membedakan siswa.

D. HASIL BELAJAR Hasil adalah sesuatu yang didapat dari jerih payah, sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Adanya perubahan merupakan suatu hasil proses belajar dan dapat ditunjukkan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman terhadap ilmu yang dipelajari. Jadi, hasil belajar perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar yang dicapai dalam bentuk perubahan pengetahuan dan pemahaman terhadap ilmu yang dipelajarinya. Menurut Bloom (dalam Arikunto, 2002:50) Hasil belajar siswa dapat berupa 3 ranah atau aspek yaitu: ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap, dan ranah psikomotorik atau keterampilan. Dengan pencapaian ketiga ranah tersebut maka dapat dilihat seberapa besar keberhasilan dalm proses pembelajaran. Menurut Van der Kley (dalam Sunaryanto, 1998:165) ada beberapa cara menilai hasil belajar siswa dalam belajar kooperatif yaitu: a. Setiap anggota kelompok mendapatkan nilai yang sama dengan nilai

kelompok. b. Setiap siswa diberi tugas atau tes perorangan setelah kegiatan belajar

kooperatif berakhir. c. Seorang siswa atas nama kelompoknya bisa dipilih secara acak untuk

menjelaskan pemecahan materi tugas. d. Nilai setiap anggota kelompok ditulis dan dibagi untuk mendapatkan

nilai rata-rata kelompok. Metode juga mempengaruhi hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dua kelas dengan yang menggunakan metode yang berbeda. Misalnya kelas A menggunakan metode kontekstual dan kelas B menggunakan metode

STAD, maka dari hasil pengamatan dapat diperoleh nilai peningkatan hasil belajar dari metode kontekstual ke STAD.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research). Penelitian tindakan kelas pada umumnya bertujuan untuk

mengembangkan sistem pembelajaran lama yang biasanya menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian tindakan kelas juga bertujuan untuk memberikan referensi pembelajaran kepada guru kelas agar menjadi pertimbangan dalam mengajarkan materi kepada siswa. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan kualitatif yang lebih banyak mementingkan segi proses. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang diteliti akan lebih jelas apabila diamati dalam proses. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang diarahkan pada memahani fenomena sosial dari perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-oarang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya (Sukmadinata, 2006: 94).

Menurut Moleong ( 2005: 8-13) berikut adalah ciri-ciri penelitian kualitatif yang membedakan dengan penelitian lainnya. 1. Latar alamiah. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada konteks alamiah karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. 2. Manusia sebagai alat (instrumen). Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Oleh karena itu pada waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperanserta dalam situs penelitian secara aktif. 3. Metode kualitatif Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan wawancara, atau penelaahan dokumen. 4. Analisis data secara induktif. Analisis data secara induktif digunakan karena proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak yang terdapat dalam data.

5. Deskriptif Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, atau dokumen.

6. Lebih mementingkan proses daripada hasil. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada segi hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang diteliti akan lebih jelas apabila diamati dalam proses. 7. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. 8. Desain yang bersifat sementara. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Berdasarkan pada tujuan yang telah dipaparkan di muka yaitu mendeskripsikan bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif model STAD untuk peningkatan hasil belajar siswa SMK PGRI Lumajang, maka jenis penelitian yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2006).

B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen utama yang terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal sampai akhir. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data,dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitiannya. Jadi peneliti mutlak hadir dalam penelitian ini. Pengertian instrumen di sini tepat karena peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diisi dengan identitas karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi tersebut (PPKI-UM,2000:25) penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI Lumajang Kelas X

D. Data dan Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh. Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, guru mata

pelajaran melakukan negosiasi dan dokumentasi. Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi: (1) aktivitas peserta didik selama pembelajaran kooperatif model STAD, (2) kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran, (3) respon peserta didik dan (4) hasil belajar peserta didik

E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan data yang diinginkan peneliti. 1. Lembar jurnal belajar siswa.

Lembar jurnal belajar siswa merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui berlangsung. 2. Lembar refleksi akhir pembelajaran. pengalaman belajar siswa selama proses pembelajaran

Lembar Refleksi akhir pembelajaran merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui mengenai semua materi yang telah siswa pelajarai, tentang hal terpenting yang telah siswa pelajari selama proses pembelajaran. 3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan peneliti pada saat melakukan wawancara dengan siswa sesbelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. 4. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting untuk merekam kegitan interaksi antara guru dengan peserta didik dan antara sesama pesetra

didik selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan ini berisi bagian deskriftif dan bagian refleksi. 5. Lembar Observasi Pengolahan Pembelajaran Oleh Guru

Lembar observasi pengelolahan pembelajaran oleh guru digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran kooperatif model STAD. Pengamatan kegiatan guru ini dilakukan oleh observer atau pengamat. 6. Lembar observasi Aktivitas Siswa

Instrumen ini digunakan untuk mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran kooperatif model STAD berlangsung. Adapun aspekaktifitas yang dinilai adalah kegiatan pengamatan ini adalah belajar, bekerjasama dan penghargaan. F. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, pengamatan, dokumentasi dan catatan lapangan.

Adapaun penjelasan dari masing-masing prosedur yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut. 1. observasi

observasi dalam penelitian tindakan bertujuan untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan perbaikan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan observasi dilakukan untuk untuk mendapatkan data tentang (1) aktivitas peserta didik, (2) pengolahan pembelajaran oleh guru. Kegitan pengamatan ini dilakukan oleh 2 observer yang merupakan

rekan peneliti. Cara pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah dengan memberikan tanda ( ) pada setiap kriteria yang muncul. 2. tes

pemberian tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif siswa pada siklus I dan siklus II. Data hasil tes diperoleh pada waktu guru memberikan (1) soal kuis siklus I dan siklus II, (2) siswa mengerjakan soal ulangan harian.

3.

dokumentasi

dokumentasi sebagai data pendukung untuk mengetahui proses pembelajaran, dokumentasi berupa nilai akhir siswa sebelum pembelajaran kooperatif dan foto-foto kegiatan siswa selama pembelajaran kooperatif model STAD. 4. jurnal belajar siswa

jurnal belajar siswa berisi tentang: (1) pengalaman belajar siswa pada waktu mengikuti pembelajaran di kelas, (2) uraian tertulis materi yang telah dipahami siswa setelah mengikuti pembelajaran di kelas, (3) uraian tertulis materi yang belum dipahami siswa serta bagaimana siswa mengatasi kesulitan yang mereka alami 5. refleksi akhir pembelajaran

Refleksi akhir pembelajaran berisi tentang: (1) uraian tertulis mengenai semua materi yang telah siswa pelajarai, (2) uraian tertulis tentang hal terpenting yang telah siswa pelajari selama proses pembelajaran ekonomi, (3) uraian tertulis tentang hal yang paling istimewa yang telah siswa pelajari selama

proses pembelajaran, (4) uraian tertulis tentang hal yang ingin pelajari di masa yang akan datang. 6. catatan lapangan

pencatatan lapangan dilakukan oleh observer untuk mendokumentasikan secara teratur segala peristiwa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. 7. wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawacarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Pedoman wawancara menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama proses penerapan pembelajaran kooperatif model STAD. G. Teknik Analisis Data Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif (yang bersifat deskriftif) dianalisis dengan teknik deskriftif dan interpretative berdasarkan teori pembelajaran yang digunakan. Sedangkan data kuantitatif yang dapat dikualifikasikan diolah dengan menggunakan teknik perhitungan rerata atau persentase. Data yang diperoleh baik melalui observasi, hasil belajar, siswa dianalisis sebagai berikut. 1. Lembar Observasi Pengelolahan Pembelajaran Oleh Guru.

Lembar pengolahan pembelajaran oleh guru berisi tentang kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini di isi oleh observer pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan memberi tanda ( ) pada aspek yang muncul selama proses pembelajaran. Total nilai rata-rata observer pada siklus I dibandingkan dengan total nilai rata-rata pada siklus II. Adapun skor penilaian yang digunakan adalah: (1) 1= tidak baik; (2) 2= kurang baik; (3) 3= baik; (4) 4 = sangat baik.

Rumus untuk mengukur persentase sebagai berikut: p=

x1 100 x
= persentase

Keterangan: P

x 1 = jumlah semua nilai x x = banyaknya data

(Hidayat, 2002: 42) Pedoman penentuan taraf ketercapaian guru dalam mengelolah pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 penentuan taraf ketercapaian pengolahan pengelolahan pembelajaran oleh guru Persentasi Taraf keberhasilan tindakan keberhasilan 81-100 Sangat baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang

1-20 2.

Sangat kurang lembar observasi aktivitas siswa. Lebar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung baik selama didkusi maupun persentasi, pengamatan ini dilakukan didalam kelas. Setiap siklus terdiri dari satu lembar observasi. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh dua orang observer yang meruoakan rekan peneliti. Cara pengamatan dengan memberikan tanda () pada setiap kriteria yang muncul. Penentuan taraf keberhasilan tindakan aktivitas siswa sebagai berikut: (1) sangat baik jika nilai persentase 81-100; (2) baik jika nilai persentasenya 61-80; (3) cukup jika nilai persentasenya 41-60; (4) kurang jika nilai persentasenya 21-40; (5) sangat kurang jika nilai persentasenya 1-20. Persentase ktivitas belajar siswa , Jmlah deskriptor yang muncul Jumlah seluruh siswa 3. hasil belajar Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa, maka skor tes setiap kali tindakan dalam satu siklus berakhir dibandingkan dengan skor tes sebelum pemberian tindakan. Pada penelitian ini siswa dianggap telah tuntas belajar apabila mencapai skor lebih tinggi dari 70. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal (KB) dirumuskan sebagai berikut: Persentase Belajar =

100

siswa

yang memperoleh skor 70

siswa

x 100%

Untuk mengetahui peningkatan perolehan umum skor tes awal dan tes akhir, pada penelitian ini perolehan antara skor tes awal dan tes akhir pada siklus I akan dibandingkan dengan perolehan antara skor tes awal dan tes akhir pada siklus II.

H. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005:330). Dezin (dalam Moleong, 2005) membedakan empat macam triangulasi sebagai pemeriksaan data yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber yang merupakan pengecekan keabsahan data dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Patton dalam Moleong, 2005). Hal ini dapat dicapai dengan jalan (1) membandingkan data hasil wawancara dengan pengamatan; (2) membandingkan data hasil wawancara dengan portofolio yang telah dibuat siswa. I. Tahap-tahap penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Penjelasan tentang prosedur penelitian adalah sebagai berikut: Observasi awal

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan observasi awal untuk mengetahui kondisi pembelajaran disekolah tersebut sebelum dilakukan penelitian. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui metode dan sistem penilaian yang ditarapkan oleh guru kelas selama proses pembelajaran. Siklus 1 1. perencanaan tindakan a. membuat rencana pembelajaran kooperati model STAD

untuk siklus 1. b. Membuat lembar jurnal belajar siswa dan lembar refleksi

akhir pembelajaran pada siklus 1. c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisikan

langkah-langkah yang dilakuakn guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus 1. d. e. Membuat soal kuis dan tes akhir pada siklus 1 Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan lembar

observasi pengolahan pembelajaran oleh guru. f. Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data

selama proses tindakan dilakukan yaitu dengan mempersipkan instrumen yang digunakan dalam penelitian 2. tahap pelaksanaan tindakan Guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat. 3. observasi

observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang data aktivitas siswa dan data tentang pengelolaan pembelajaran oleh guru. 4. refleksi Kegiatan ini digunakan untuk memahami dan memaknai segala yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap refleksi termuat alternatif tindakan yang perlu dilakukan pada pemberian tindakan berikutnya. Siklus II 1. a. perencanaan tindakan Membuat rencana pembelajaran kooperati model STAD untuk siklus II.

b. Membuat lembar jurnal belajar siswa dan lembar refleksi akhir pembelajaran pada siklus II. c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisikan langkahlangkah yang dilakuakn guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II. d. Membuat soal kuis dan tes akhir pada siklus II. e. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pengolahan pembelajaran oleh guru II. f. Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data selama proses tindakan dilakukan yaitu dengan mempersipkan instrumen yang digunakan dalam penelitian. 2. tahap pelaksanaan tindakan

Guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat. 3. observasi observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang data aktivitas siswa dan data tentang pengelolaan pembelajaran oleh guru. 4. refleksi Kegiatan refleksi II digunakan untuk memahami sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan yang telah dilakukan pada siklus II.

You might also like