You are on page 1of 31

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP)

Oleh: kelompok III

 Sistem MAKP adlah suatu kerangka kerja

yang mendefinisikan keempat unsur:standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilainilai yang diyakini dan akan menetukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan.

Jenis jenis(MAKP)
 1. Metode fungsional  2. Metode kasus  3. Metode Tim  4. Metode Primer

1. Metode fungsional Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebgai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya, merawat luka atau mengukur tanda-tanda vital) keperawatan kepada semua pasien di bangsal (Nursalam, 2002)

DESKRIPSI  Berdasarkan orientasi tugas dan filosofi keperawatan  Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada  Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di  Penanggung Jawab Perawat yang bertugas pada tindakan tertentu

Kepala ruangan

Perawat: pengobatan

Perawat: perawatan luka

Perawat: pengobatan

Perawat: perawatan luka

Pasien/klien

Metode Fungsional

Kelebihan

Kekurangan

1. Manajemen klasik 1. Tidak memberikan yang menekankan kepuasaan pada pasien efisiensi, pembagian maupun perawat. tugas yang jelas dan 2. Pelayanan keperawatan pengawasan yang terpisah-pisah, tidak baik. dapat menerapakan 2. Sangat baik untuk proses keperawatan rumah sakit yang 3. Persepsi perawat kekurangan tenaga. cenderung kepada 3. Perawat senior tindakan yang berkaitan menyibukkan diri dengan keterampilan saja. dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat yunior dan atau belum berpengalaman

Metode Tim
 Metode ini menggunakan tim yang terdiri

dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu (Nursalam, 2002).

Deskripsi
 Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan  Enam-tujuh perawat profesional dan perawat

associate bekerja sebagai suatu tim, di supervisi oleh ketua tim.  Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan terbagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri dari tenaga professional, tekhnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Penanggung jawab: Ketua Tim

Metode Tim

Kelebihan 1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. 2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan 3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim

Kelemahan Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

Konsep Metode Tim


Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana terjamin. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruangan.

Tanggung Jawab Ketua Tim


Membuat perencanaan Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien Mengembangkan kemampuan anggota Menyelenggarakan konferensi

Tanggung Jawab anggota Tim


Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim Memberikan laporan

Tanggung Jawab Kepala Ruangan


 1. Perencanaan  2. Pengorganisasian  3. Pengawasan

Perencanaan
Menunjuk ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi, dan persiapan pulang bersama ketua tim. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan /penjadwalan Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

Pengorganisasian
x x x x x x x x x x

Merumuskan metode penugasan yang digunakan Merumuskan tujuan metode penugasan Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien. Identifikasi masalah dan cara penanganan.

Pengawasan
x Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. x Melalui supervisi :
x Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melaui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahankelemahan yang ada saat itu juga. x Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.

x Evaluasi
x Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim x Audit keperawatan.

 

Kepala Ruangan

Ketua Tim

Ketua Tim

Ketua Tim

Staf perawat

Staf perawat

Staf perawat

Pasien/klien

Pasien/klien

Pasien/klien

Metode Primer
 Metode penugasan dimana satu orang perawat

bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat (Nursalam, 2002).

Tim Medis

Tim Medis

Tim Medis

Perawat primer Pasien/klien

Perawat pelaksana evening

Perawat pelaksana night

Perawat pelaksana day

Metode Primer

Kelebihan 1. Bersifat kontinuitas dan komperhensif. 2. Perawat primer mendapataka akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri. 3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies, 1989).

Kelemahan Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai denga kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawtan klinik, acountable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin

Deskripsi
 Berdasarkan pada tindakan yang komprehensip dari filosofi

keperawatan  Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan, dari hasil pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinir asuhan keperawatan.  Ratio : 1:4 / 1:5 (perawat : pasien) dari penugasan metode kasus  Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Konsep Dasar Metode Primer


Ada tanggung jawab dan tanggung gugat Ada otonomi Ketertiban pasien dan keluarga

Tugas perawat primer


Menerima pasien dan mengkaji pasien secara komprehensif Membuat tujuan dan rencana keperawatan Melaksanakan rencana yang sudah dibuat selama ia dinas Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai Menerima dan menyesuaikan rencana Menyiapkan penyuluhan untuk pulang Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat Membuat jadwal perjanjian klinik Mengadakan kunjungan rumah

Peran Kepala Ruang/ Bangsal Dalam Metode Primer


Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer Orientasi dan merencanakan karyawan baru Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten Evaluasi kerja Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi

Ketenagaan metode primer


Setiap perawat primer adalah perawat bed side Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten.

Metode kasus
 Setiap perawat ditugaskan untuk melayani

seluruh kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dalam hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti : isolasi, intensive care (Nursalam, 2002).

Metode Kasus

Kelebihan 1. Perawat lebih memahami kasus perkasus 2. Sistem evaluasi dari managerial menjadi lebih mudah

Kelemahan 1. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab 2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Deskripsi
 Berdasarkan pendekatan holistik dan filosopi keperawatan  Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan

obsersavi pada pasien tertntu  Ratio : 1: 1 pasien perawat  Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas.Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminin bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi, dan intensive care.

Kepala ruangan

Staf perawat

Staf perawat

Staf perawat

Pasien/klien

Pasien/klien

Pasien/klien

9 HARI LAGI MENUJU GRAHA MUHAMMADIYAH

SELAMAT ANDA LAYAK JADI NERS

You might also like