You are on page 1of 3

TEORI PASANG SURUT

2009 OCTOBER 21
Posted by alben

A. Definisi dan Fenomena Pasang Surut Sebelum menerangkan teori mengenai pasang surut, pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai definisi pasang surut dan fenomena pasang surut yang sangat penting untuk memberikan gambaran berkenaan dengan pasang surut. 1. Definisi Pasang Surut Terdapat berbagai jenis definisi tentang pasang surut, yang kesemuanya menjelaskan peristiwa naik dan turunnya suatu massa. Definisi pasang surut adalah peristiwa naik turunnya air laut disebabkan oleh pergerakan permukaan air laut secara vertikal disertai gerakan horisontal massa air akibat pengaruh gaya tarik benda-benda angkasa, dan gejala ini mudah dilihat secara visual. 2. Fenomena Pasang Surut Berdasarkan pada definisi pasang surut, di mana merupakan peristiwa naik-turunnya permukaan air laut karena pengaruh gaya tarik benda-benda di cakrawala, maka apabila dipasang alat tolok ukur pasang surut secara merata di dunia, dan dilakukan pengukuran setiap interval satu jam, kemudian hasil pengukuran ini digambarkan menjadi grafik, maka diperoleh gelombang harmonik. Pada grafik tersebut menunjukkan terjadinya air tertinggi setiap 12 jam 25 menit, atau setengah hari siderius (sidereal day), sedang air terendah akan terjadi setelah 6 jam 12.5 menit dari kedudukan air pasang. Hal ini menjelaskan adanya kaitan yang kuat antara fenomena pasang surut dengan pergerakan bulan di langit. Dalam hal ini, selama 24 jam akan terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, atau disebut pasang surut haria n ganda (semi diurnal tide). Di tempat lain juga terjadi fenomena lain yaitu, satu kali air pasang dan satu kali air surut, dan keadaan ini disebut pasang surut harian tunggal (diurnal tide). Jika dilakukan pengukuran pasang surut selama satu bulan dan coba dihubungkan dengan pergerakan bulan, maka akan diperoleh range (jangkauan) terbesar. Jangkauan tersebut merupakan nilai dari beda air tertinggi dan air terendah yang terjadi ketika bulan purnama penuh, ini disebut pasang surut perbani (spring tide), sedangkan jangkauan terkecil disebut pasang surut anak (neap tide).

Gambar. Proses terjadinya pasang surut akibat pengaruh pergerakan bulan mengelilingi bumi Selain keadaan di atas pada Gambar 2.2, jika dianggap bulan berada pada deklinasi 20 utara dan keterlambatan waktu antara tinggi air pada saat bulan mencapai zenit diabaikan, perhitungan hanya pada bumi bagian utara, ketika air tertinggi, saat itu akan terjadi pada titik X dan Y, air terendah akan terjadi di titik A dan A. Dengan demikian, titik-titik yang berada pada garis sejajar latitud 20 utara berturut-turut C air pasang maksimum, D air surut dan E air pasang tetapi pada waktu ini air tidak lagi setinggi permukaan air di titik C. Sedangkan pada titik A dan A yang berada pada latitud 90 air paling rendah. Pada titik D mengambil masa yang lebih panjang untuk surut dibandingkan sewaktu air naik, hal ini karena titik D lebih dekat dengan titik E. Di Khatulistiwa, pasang surut harian harian ganda adalah tetap, pada titik I adalah air pasang dan pada J meridian 90 adalah air surut. Pada titik K, dengan meridian 180 jauh daripada titik I, ialah pasang sekali lagi dan ketinggian adalah hampir sama seperti di titik I. Jangkauan untuk pasang surut ini tidak sebesar jangkauan sewaktu bulan berada pada deklinasi 0. Pasang surut harian akan selalu lewat kebelakang karena pasang surut

menghasilkan gaya akibat pergeseran dan inersial bagi air.

Gambar. Pengaruh bulan pada deklinasi 20

You might also like