You are on page 1of 6

POLA PENYALURAN Semua sungai, baik besar maupun kecil mempunyai penyaluran cekungan atau drainage basin.

Drainage basin adalah semua daerah yang dialiri oleh sungai dan tributary, tributary yaitu sungai kecil yang mengalir menuju sungai yang lebih besar ( Tarbuck & Lutgens, 1984, hal 219 ). Drainage basin dari satu sungai dipisahkan dengan drainage basin dari sungai lainnya oleh garis khayal yang disebut sebagai divide atau garis pembatas. Sungai pada sistem drainage basin terbagi menjadi dua, yaitu sungai intermittent dan sungai perennial. Sungai intermittent adalah sungai yang berair hanya pada musim hujan, sedangkan sungai perennial adalah sungai yang berair sepanjang tahun. Semua sungai yang saling berhubungan membentuk suatu pola penyaluran. Bentuk dari pola penyaluran adalah beraneka ragam, tergantung dari struktur geologi dan litologi penyusun. PROSES EROSI PADA SUNGAI Erosi adalah berpindahnya material material batuan dan tanah akibat adanya aktifitas air permukaan, dalam hal ini yaitu sungai. Sungai mengerosi batuan melalui tiga cara, yaitu hydraulic action, solution, dan abrasi ( Plummer dkk, 2003, hal 230 ). 1.Hydraulic action adalah kemampuan aliran air untuk mencongkel dan memindahkan batuan atau sedimen. Besarnya tenaga aliran air dapat memecahkan batuan dan membawa material pecahan tersebut sepanjang channel. 2.Solution ialah erosi yang terjadi akibat adanya pelapukan, hasil pelapukan pada batuan tersebut akan bercampur dengan air membentuk semacam larutan kimia. 3.Abrasi yaitu penggerusan batuan atau sedimen yang dilewati oleh aliran air. MEKANISME TRANSPORTASI SUNGAI Sedimen mengalami transportasi oleh sungai melalui tiga cara, yaitu dengan mekanisme bed load, mekanisme suspended load dan mekanisme dissolved load. ( Plummer dkk, 2003:231 232 ). Mekanisme bed load Partikel partikel sedimen terangkut pada dasar sungai. Partikel partikel tersebut umumnya berukuran butir gravel sand. Pada mekanisme bed load ada beberapa macam cara partikel partikel tertransportasikan : 1.Traksi, yaitu pengangkutan dengan cara terseret pada dasar sungai. 2.Rolling, partikel partikel tersebut tertransportasikan dengan cara menggelinding di dasar sungai. 3.Saltasi, partikel partikel tertransportasikan dengan cara melompat lompat pada dasar sungai. 4.Mekanisme suspended load Material material sedimen tertransportasikan oleh sungai dengan cara melayang layang di atas dasar sungai oleh turbulensi air. Material material yang terangkut dengan cara ini umumnya berukuran butir lanau sampai lempung. Mekanisme dissolved load Umumnya material yang tertransportasikan dengan cara ini merupakan larutan hasil pelapukan kimia, misalnya ion ion bikarbonat, kalsium, potassium, sodium, klorit, dan sulfat. PROSES DEPOSISI PADA SUNGAI

Proses deposisi berlangsung apabila sungai tidak dapat lagi mentrasportasikan material material yang dibawanya. Menurut Thornbury (1964, hal. 164 165), hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain : Penurunan kecepatan aliran sungai. Adanya hambatan disepanjang channel, misalnya akibat adanya aliran lava atau gerakan massa. Penambahan material material yang ditransportasikan sungai. Berkurangan debit aliran akibat perubahan iklim. Proses deposisi yang berlangsung secara terus menerus dapat membentuk dataran banjir, braided streams, endapan gosong, alluvial fan, dan delta. Di samping air, angin juga merupakan pelaku dalam proses erosi. Erosi oleh angin dibagi menjadi dua macam yaitu deflasi dan abrasi Deflasi adalah proses perpindahan materi permukaan bumi yang lepas-lepas disebabkan oleh tiupan angin. Abrasi adalah pengikisan materi permukaan bumi oleh angin dan butir-butir materi yang terangkut. Hasil pengendapan oleh angin yang tebal dan luas dan terdiri dari butir-butir kuarts, feldspar, mika dan kalsit berukuran butir lempung, lanau dan pasir. Gerakan Massa Gerakan massa adalah proses berpindahnya tanah atau batuan disebabkan oleh gaya gravitasi bumi. Gerakan massa ada beberapa macam yaitu : Creeping (rayapan tanah) yaitu gerakan massa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan induknya. Gerakannya sangat lambat, tidak dapat diikuti dengan pengamatan mata langsung. Baru diketahui setelah nampak adanya pohon atau tiang listrik/telpon yang miring. Mudflow (aliran lumpur) yaitu gerakan massa yang relatif cair dan gerakannya relatif cepat. Sebagai contohya adalah aliran lahar Debris Flow (aliran bahan rombakan) yaitu gerakan massa bahan rombakan yang kering dan bersifat lepas. Gerakannya relatif cepat Rock Fall (jatuhan batuan) dan debris fall (jatuhan bahan rombakan) yaitu gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang jatuh bebas karena adanya tebing terjal menggantung. Gerakannya cepat. Debris slide dan Rock slide (Geseran bahan rombakan dan geseran batuan) yaitu gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang menggeser sepanjang bidang rata dan miring, misalnya di sepanjang permukaan bidang lapisan batuan. Slump adalah geseran melalui bidang lengkung Subsidence (Amblesan) adalah gerakan massa tanah atau batuan yang relatif vertikal secara perlahan-lahan. Gerakan massa dipengaruhi oleh faktor-faktor 1.Kekompakan tanah atau batuan 2.Vegetasi 3.Kemiringan lereng 4.Berat massa tanah atau batuan serta massa benda di atasnya 5.Kandungan air 6.Adanya bidang pelincir yang miring

7.Getaran bumi baik oleh gempa bumi maupun oleh sebab lain seperti lewatnya kendaraan berat. oleh. : adityamulawardhani Sungai merupakan jalan air alami. Laluan melalui sungai merupakan cara biasa air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau takungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Kebanyakan pinggir sungai di Jepang dipakai untuk tempat bermain, rekreasi dan pesta akhir pekan Kebanyakan pinggir sungai di Jepang dipakai untuk tempat bermain, rekreasi dan pesta akhir pekan Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).

SUNGAI Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan, limpasan yang berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anakanak sungai dan limpasan dari air tanah. a. Sungai berdasarkan Asal Air 1) Sungai mata air, yaitu sungai yang airnya bersumber dari mata air. Sungai ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan daerah alirannya masih tertutup vegetasi yang cukup lebat. 2) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya bersumber hanya dari air hujan. Jka tidak ada hujan, sungai akan kering kerontang. Sungai ini umumnya berada di daerah yang bervegetasi jarang atau terletak di daerah lereng, sebuah gunung atau perbukitan. 3) Sungai gletser, yaitu sungai yang airnya bersumber dari pencairan es atau salju. Sungai ini hanya ada di daerah lintang tinggi atau di puncak gunung yang tinggi. Contohnya sungai Membramo di Papua. 4) Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya besumber dari berbagai macam sumber, baik dari hujan, mata air dan pencairan salju atau es. Artinya, air dari berbagai sumber tersebut bercampur menjadi satu dan mengalir sampai lautan.

b. Sungai berdasarkan Kestabilan Air 1) Sungai perenial, yaitu sungai yang airnya permanen atau selalu berair pada musim hujan dan kemarau. Contohnya sungai di Kalimantan, Sumatera dan Jawa. 2) Sungai intermitten, yaitu sungai yang air hanya pada waktu musim kemarau. Contohnya sungai Benam dan Membramo di Sumba. 3) Sungai ephemeral, yaitu sungai yang berair hanya pada waktu datang hujan. Contohnya sungai di Nusa Tenggara. c. Tipe sungai yang dikelompokkan berdasarkan arah jurus dan kemiringan formasi batuan di bawahnya adalah sebagai beriktu. Sungai konsekuen (K) adalah sungai yang alirannya mengikuti kemiringan batuan. Sungai subsekuen (S) adalah sungai yang arah alirannya sejajar dengan jurusa lapisan batuan. Sungai obsekuen (O) adalah sungai yang arah alirannya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan. Sungai resekuen (R) adalah sungai yang arah alirannya searah dengan sungai konsekuen dan alirannya masuk ke sungai subsekuen. Sungai insekuen (I) adalah sungai yang arah alirannya miring terhadap sungai konsekuen atau jurus batuan. d. Pola Aliran Kenampakan pola alirandapat menunjukkan suatu bentuk permukaan bumi, misalnya daerah gunung api atau muka bumi yang terbentuk akibat patahan. Suatu pola aliran sungai tidak selalu merupakan dalam satu DAS. Pola-pola aliran sungai : 1) Pola aliran dendritik akan tebentuk jika pertemuan antara anak-anak sungai ada yang membentuk sudut lancip dan tumpul. 2) Pola aliran paralel atau sejajar dapat dijumpai pada daerah-daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam. 3) Pola aliran trellis dicirikan dengan percabangan anak-anak sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku. Pola ini dapat dijumpai pada kompleks pegunungan patahan dan lipatan. 4) Pola aliran menyebar (radial) menunjukkan ciri aliran yang berbeda arah, ada yang ke utara, barat, timur dan selatan. Pola aliran ini biasanya terdapat pada daerah gunug yang berbentuk kerucut.

5) Pola aliran memusat (multi basinal) menunjukkan ciri aliran yang memusat pada lahan tertentu. Pola lairan ini biasanya terdapat pada daerah cekungan seperti dolina di daerah karst. 6) Pola aliran annular menunjukkan ciri aliran yang berpencar, tetapi sungai orde satu berpusat pada sungai orde dua yang melingkar. Pola aliran yang demikian menunjukkan daerah berbentuk kubah yang tererosi lanjut. 7) Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan. Dua proses penting dalam sungai adalah erosi dan pengendapan, yang dipengaruhi oleh jenis aliran air dalam sungai yaitu: aliran laminer: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke dalam arah paralel terhadap saluran. aliran turbulen: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah, bawah, depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi, yang mengakibatkan perubahan gradien kecepatan. Kecepatan maksimum pada aliran turbulen umunya terjadi pada kedalaman 1/3 dari permukaan air terhadap kedalaman sungai. Manfaat sungai bagi manusia adalah sebagai berikkut: a. Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat b. Sumber tenaga listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) c. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memennuhi kebutuhan manusia akan protein hewani. d. Tempat rekreasi, melihat keindahan air terjun e. Tempat berolahraga seperti berperahu pada arus deras, loomba dayung. f. Tempat untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai, seperti memancing, mandi dan sebagainya. Usaha yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai dilakukan dengan cara, melakukan pembersihan di sekitar daerah aliran sungai, melarang membuang sampah di sungai, memelihara kelestarian hutan di bagian hulu sungai, tidak mengambil material bangunan di dalam sungai secara berlebihan agar debit sungai tidak besar, melarang pemanfaatan lahan di sekitar sempadan sungai.

Sungai menurut jumlah airnya dibedakan : 1. sungai permanen 2. sungai periodik 3. sungai intermittent 4. sungai ephemeral Sungai menurut genetiknya dibedakan : 1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng 2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen 3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen 4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan 5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen

You might also like