You are on page 1of 10

Pengertian Pengembangan Diri Oleh Amsak Kurikulum selalu berubah dan terus diperbaharui , itu memang sebuah kenyataan

yang tak terbantahkan. Perubahan itu dapat kita maklumi , sepanjang untuk kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan . Dengan mempertimbangankan segi manafaatnya , hal-hal yang urgen bagi kemajuan pendidikan siswabisa masuk kedalam kurikulum . Salah satu program baru ,bagi kemajuan para siswa , yang masuk ke dalam kurikulum terbaru ( KTSP ), yakni dikenalkannya program pengembangan diri khususnya untuk kelas X disekolah menengah atas. Sejak awal tahun ajaran 2006/2007 beberapa sekolah yang telah mulaimerealisasikan program pengembangan diri ini. Program tersebut dilaksanakanbertujuan untuk membantu memandirikan para siswa agar potensi, bakat, minat, keunikan serta kecakapan diri siswa bisa meningkat dan berkembang untukkebahagiaan hidup mereka . Dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , contoh kongkritnyadalam laporan hasil belajar siswa kelas kelas X memuat : A. daftar pelajaran . Adasekira 16 mata pelajaran yang harus dikuasai siswa . B. muatan lokal . Didalam muatan lokal tercantum pula dua bidang studi yakni bahasa sunda danpengembangan diri / kecakapan hidup (life skill). Dan untuk program pengembangan diri semester ganjil alokasi waktu yang tersedia adalah 2 jampelajaran . Demikian pula untuk semester genap jumlahnya 2 jam pelajaran. Agar siswa bisa menempuh ke jenjang berikutnya khususnya dalam program pengembangan diri maka para siswa harus mampu mencapai target ketuntasan minimal (KKM) sesui ketentuan. Penilaian terhadap kompetensi siswa inidilakukan melalui penilaian pengetahuan dan sikap siswa. Untuk melaksanakan program ini, tentu saja setiap sekolah harus menyesuaikan diri dengan kemampuan dan kondisi sekolah masing-masing. Pihak sekolah tentu saja perlu mempertimbangakan dengan cermat keadaan tenaga pengajar, sarana dan prasarana lain serta berbagai aspek yang dirasakan perlu. Karena itu bisa jadi satu sekolah bisa sama bahkan mungkin tidak sama dengan sekolah lain dalammelaksanakan program yang dikembangkannya. Bisa saja sebuah SekolahMenengah Atas (SMA ) hanya nelaksanakan 1 jenis program pengembangan diri . Sementara itu di SMA yang lain ada yang mampu menjalankan 4 jenis program pengembangan diri atau bahkan lebih , sesuai dengan kebutuhan siswa dan kesiapan sekolah . Sekedar contoh , program yang telah dilaksanakan di beberapa SMA ini misalnya Program komputer, elektonik, tata boga, tata busana, jurnalistik , pramuka berbasis multi kecakapan , keterampilan berbasis kesenian dan program lain yang dipilih sekolah sesuai kondisi dan kemampuan sekolah masing-masing .

Makin bervariasai jenis pilihan program ini akan makin bagus buat dipilih siswa .Tentu saja para siswa bisa memilih salah satu program pengembangan diri yang paling cocok ,sesuai minat dan yang paling disukai . Seperti halnya terhadap bidang setudi yang lain ,demikian pula terhadap jenis program yang dipilihnya ini ,para siswa harus mengikuti semua aktivitas kegiatan pembelajaranya dengan baik,sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah . Dalam kegiatan pembelajarannya seperti pelajaran lain program ini menggunakanberbagai metoda dan model pembelajaran yang bervariasi . Metoda drill, karyawisata, ceramah , metoda demontrasi , tanya jawab dan lain-lain. Selain intupara guru harus tetap memotivasi , memonitor kemajuan belajar siswa termasuk mengevaluasi ( menilai ) kinerja belajar siswa. Sehingga siswa semakin maju dan semangat mengikuti aktivitas pembelajaran di sekolah. Saya ikut program pengembangan diri keterampilan komputer karena ingin bisa merakit komputer ,menyervis komputer dan memprogram komputer papar siswa peserta pengembangan diri komputer. Saya mengambil tata boga karena ingin punya keahlian dalam memasak ,siapa tahu nanti bidang ini bisa jadi lahan bisnis yang menghasilakan uang Kata siswai peserta PD tata boga. Demikian pula pada kesempatan lain siswa yang memilih jurnalistik berkata kepada penulis saya ingin bisa nulis di koran atau majalah soalnya banyak ide-ide yang bagus yang ingin dituangkan . Mudah-mudahan melalui program pengembangan diri jurnalistik iniminat dan bakat serta keterampilan saya bisa berkembang , dan saya bisa jadi penulis atau wartawan yang baik . Demikianlah sebagian harapan yang diungkapkan oleh para siswa prihal keikut sertaan mereka memilih program pengembangan diri Dan dengan dilaksanakannya program pengembangan diri atau disebut juga pendidikan kecakapan hidup (life skill) di sekolah semoga bisa memberimereka bekal pengetahuan , wawasan baru, kecakapan , serta menambah rasa percaya diri terhadap potensi ,kreasi yang ada pada diri para siswa , sehinggamereka mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik. Keberhasilan program ini memamg membutuhkan dukungan berbagai pihak.sekolah ikut memfasilitasi menyediakan sarana dan prasarana. Para guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah menjalankan peranananya dengan baik. Siswa bersungguh-sunguh melaksanakan kegiatan program ini . Bila semua itu berjalan dengan lancar ,Insya Alloh selain akan akan memberi nilai tambah dan kecakapan bagi kemajuan dan keberhasilan siswa , juga menambah citra yang baik bagi guru dan sekolah . Semoga begitu adanya.

Kegiatan Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi (dibimbing dan dinilai) oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang diberi tugas. Kegiatan pengembangan diri dapat dilaksanakan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik serta kegiatan pengembangan kreativitas peserta didik baik melalui kegiatan ekstra kurikuler dalam bentuk aktivitas seperti: Kepramukaan, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Keolahragaan, Kesehatan dll, maupun melalui organisasi/kegiatan sekolah seperti: OSIS atau kegiatan lainnya yang diselenggarakan sekolah (pentas seni, perayaan 17 Agustus, pesantren kilat, kegiatan pemberantasan narkoba dll). Aspek yang dinilai dalam kegiatan pengembangan diri lebih dominan pada aspek Sikap/Afektif peserta didik, yang difokuskan pada: pencapaian prestasi dan perubahan sikap/perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan oleh sekolah. Hasil penilaian yang dicantumkan dalam tabel Pengembangan Diri, berupa deskripsi tentang pencapaian prestasi peserta didik baik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan/organisasi sekolah. Kriteria penilaian Pengembangan Diri disesuaikan dengan karakteristik program/kegiatan yang diikuti. Sedangkan penilaian untuk kegiatan pelayanan konseling terintegrasi di dalam nilai kepribadian dan akhlak. Cara pengisian Tabel Pengembangan Diri Kolom jenis kegiatan, diisi kegiatan yang diikuti oleh masing-masing peserta didik. Kolom keterangan, diisi dengan deskripsi singkat tentang predikat prestasi dan ketercapaian kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan, aktivitas/kegiatan sekolah yang diikuti peserta didik, serta sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan dan setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri. Contoh: Pengisian Tabel Pengembangan Diri Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Karate Baik: telah lulus ban kuning. Sikap kompetitif, sportifitas, kedisiplinan dan percaya diri baik Kepramukaan Cukup: dalam baris berbaris dan mengibarkan bendera masih perlu latihan kekompakan, sikap kerjasama perlu ditingkatkan, kedisiplinan baik. Palang Merah Remaja (PMR) Baik: terampil melakukan pernapasan buatan, kedisiplinan dan kerjasama baik. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Cukup: Penguasaan materi baik, sikap percaya diri dan kemampuan berargumentasi kurang, kerjasma dan kedisiplinan cukup. Keikutsertaan dalam Organisasi/Kegiatan di Sekolah Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Sekretaris Osis Th. 2006/2007 Kepengurusan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) Sekretaris MPK Th. 2007/2008 Kegiatan Khusus Ketua Panitia Perayaan 17 Agustus Th. 2007
3

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3.

Posisi Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konseling Pengembangan diri sebagaimana dimaksud dalam KTSP merupakan wilayah komplementer antara guru dan konselor. Penjelasan tentang pengembangan diri yang tertulis dalam struktur kurikulum dijelaskan bahwa :Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap konseli sesuai dengan kondisi Sekolah/Madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir konseli. Dari penjelasan yang disebutkan itu ada beberapa hal yang perlu memperoleh penegasan dan reposisi terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, sehingga dapat menghindari kerancuan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. 1. Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, mengandung arti bahwa bentuk, rancangan, dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan sebagai sebuah adegan mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi. Namun, manakala masuk ke dalam pelayanan pengembangan minat dan bakat tak dapat dihindari akan terkait dengan substansi bidang studi dan/atau bahan ajar yang relevan dengan bakat dan minat konseli dan disitu adegan pembelajaran akan terjadi. Ini berarti bahwa pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan konseling. 2. Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler mengandung arti bahwa di dalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya. Inipun berarti bahwa pelayanan pengem-bangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan konseling. 3. Kedua hal di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan substitusi atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling, melainkan di dalamnya mengandung sebagian saja dari pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual) bimbingan dan konseling yang harus diperankan oleh konselor (periksa gambar 2). Telaahan di atas menegaskan bahwa bimbingan dan konseling tetap sebagai bagian yang terintegrasi dari sistem pendidikan (khususnya jalur pendidikan formal). Pelayanan pengembangan diri yang terkandung dalam KTSP merupakan bagian dari kurikulum. Sebagian dari pengembangan diri dilaksanakan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan demikian pengembangan diri hanya merupakan sebgian dari aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Jika dilakukan telaahan anatomis terhadap posisi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dapat terlukiskan sebagai berikut (lihat gambar 1).

Gambar 1. Posisi Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum (KTSP) dalam Jalur Pendidikan Formal Dapat ditegaskan di sini bahwa KTSP adalah salah satu subsistem pendidikan formal yang harus bersinergi dengan komponen/subsitem lain yaitu manajemen dan bimbingan dan konseling dalam upaya memfasilitasi konseli mencapai perkembangan optimum yang diwujudkan dalam ukuran pencapaian standar kompetensi. Dengan demikian pengembangan diri tidak menggantikan fungsi bimbingan dan konseling melainkan sebagai wilayah komplementer dimana guru dan konselor memberikan kontribusi dalam pengembangan diri konseli. Contoh KTSP Program Bimbingan Konseling Sumber SMA Negeri 7 Jogja (Guru Pembimbing Pak Bandono) A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi Pengembangan Diri siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.
5

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan social, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, social, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupanan proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik. Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian. A. Visi Dan Misi 1. Pengembangan Diri a. Visi Program Pengembangan Diri Terwujudnya peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangannya. b. Misi Program Pengembangan Diri Memfasilitasi peserta didik dengan kegiatan-kegiatan yang memberi wadah penyaluran agar potensi, bakat dan minatnya berkembang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan perkembangannya. 2. SMA Negeri 7 Yogyakarta a. Visi Membentuk peserta didik menjadi insan yang cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, berbudaya, dan memiliki wawasan kewirausahaan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Misi

Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui bimbingan dan kegiatan keagamaan  Meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik melalui kegiatan peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran  Meningkatkan kreativitas peserta didik melalui kegiatan pengembangan potensi diri  Meningkatkan keterampilan dan Apresiasi peserta didik dibidang Ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya dan seni melalui Construktivisme Learning dan interaksi global  Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani melalui bimbingan dan kegiatan olah raga dan keagamaan  Meningkatkan jiwa kewirausahaan melalui Pembinaan Kewirausahaan dan Kegiatan Pengembangan Wawasan Khusus.  Meningkatkan dan mengembangkan efisiensi pembelajaran baik secara lokal, nasional maupun Internasional  Meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Diskripsi Kebutuhan Siswa (9 Tugas Pokok Perkembangan Siswa) 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita. 3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat. 4. Mengembangkan penguasaan ilmu teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan parir atau melanjutkan Pendidikan Tinggi 5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir 6. Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emocional, social, intelectual dan ekonomi. 7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 8. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi social dan intelectual serta apresiasi seni. 9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai. C. Bidang Bimbingan Dan Konseling a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat. b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat. c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya yang ada dimasyarakatnya.


d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan dipilih. A. Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung 0. Layanan konseling meliputi : A. 1. a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami, berbagai informasi. c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa memper- oleh penempatan yang tepat. d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya. e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan. f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu. g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya. i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka. 1. Kegiatan Pendukung meliputi: A. 1. a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan siswa b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa. c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus. e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa. f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media informasi. B. Pengembangan Diri 0. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling A. 1. a. Pelayanan Dasar  Bimbingan Klasikal  Pelayanan Orientasi  Pelayanan Informasi  Bimbingan Kelompok  Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi b. Pelayanan Responsip  Konseling Individu dan Kelompok  Referal /Alih tangan  Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.  Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa  Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah  Konsultasi  Konferensi Kasus  Kunjungan Rumah c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi  Konseling Individual  Penempatan Penyaluran d. Dukungan Sistem  Manajemen  Akses Informasi dan Teknologi  Pengembangan Profesi  Pengembangan Media Informasi  Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas 1. Pelayanan Pengembangan Diri Oleh Pembina Ekstra Kurikuler A. 1. a. Basket i. Karate b. Sepakbola j. Paduan suara c. Tenis Meja k. PMR d. Bulu tangkis l. Pleton Inti Kartika e. Teater m. Dll f. Seni Tari g. Seni Baca Alquran h. Taekwondo
9

10

You might also like