You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

Bank Indonesia merupakan bank sentral yang memiliki peranan sangat penting dalam mengatur kegiatan perekonomian di Indonesia, khususnya dalam hal peredaran uang. Untuk mencapai kestabilan nilai mata uang, Bank Idonesia memiliki tiga tugas pokok sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang perbankan yang kemudian diamandemenkan dengan UU No.21 Tahun 2008. Tugas pertama adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar atau suku bunga dalam perekonomian agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang dan mampu mendorong perekonomian nasional Indonesia. Tugas kedua yaitu mengatur dan melaksanakan sistem pembayaran, yang didalamnya termasuk sekumpulan kesepakatan, aturan dan prosedur dalam peredaran uang. Tugas ke tiga adalah mengatur dan mengawasi perbankan. UU No.23 Tahun 1999 tentang perbankan yang kemudian diamandemenkan menjadi UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan sangat tegas menyatakan bahwa bank indonesia merupakan bank sentral yang independen dengan satu tujuan yaitu memelihara kestabilan nilai rupiah. Sifat independen Bank Indonesia tidak hanya dalam memelihara kestabilan nilai rupiah tetapi juga dalam pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari. Dengan adanya tugas pokok Bank Indonesia, maka Bank

Indonesia berhak memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha suatu bank, menetapkan peraturan, melaksanakan pengawasan bank, serta mengenakan BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Lembaga Keuangan Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (UU RI No.21 Tahun 2008 Tentang perbankan). Menurut Kasmir (2008 : 8) Bank : merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. a. Bank Konvensional Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Pengkreditan Rakyat (UU RI No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah). b. Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. (UU RI No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu mulai dari tanggal 17 Januari s.d 17 Pebruari 2011 di Kantor Bank Indonesia Bengkulu, yang beralamatkan di Jl. Ahmad Yani No. 1 Bengkulu.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Guna menunjang penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, diantaranya sebagai berikut:

a. Metode Wawancara Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapakan pertanyaan-pertanyaan pada para responden. b. Metode Penelitian Kepustakaan Dalam penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentuan tindakan yang akan diambil sabagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah.

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DITELITI

4.1. Sejarah Berdirinya Kantor Bank Indonesia Bengkulu

Kantor Bank Indonesia Bengkulu beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 1 Bengkulu, mulai dibangun pada Tahun 1972 dan dibuka secara resmi pada tanggal 14 September 1974 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Bapak Rahmat Saleh, sedangkan pemimpin pertamanya adalah R. Husni Djojosoemitro. Kantor Bank Indonesia Bengkulu pada awal

berdirinya memiliki pegawai berjumlah 28 (dua puluh delapan orang) dan merupakan salah satu dari sebelas Kantor Bank Indonesia yang berada di Sumatera, memiliki wilayah kerja meliputi 9 (sembilan) Dati II yaitu Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Pada saat awal berdiri, Kantor Bank Indonesia (KBI) Bengkulu merupakan KBI Kelas IV yang berada di bawah koordinasi Kantor Koordinator Bank Indonesia (KKBI) Padang yang juga membawahi 3 (tiga) KBI di Sumatera lainnya, yaitu: KBI Pekanbaru, KBI Jambi dan KBI Batam. Kantor Bank Indonesia Bengkulu pada saat itu hanya mempunyai 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Umum dan Pembuku, Seksi Kas, dan Seksi Urusan dan Riset dan Moneter. Selanjutnya Kantor Bank Indonesia Bengkulu mengalami peningkatan status menjadi KBI Kelas III dan berada di bawah koordinasi Kantor Bank Indonesia BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Pendekatan Penilaian Kesehatan Bank a. Camel

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Prudential Regulation dan pengawasan Prudential merupakan konsep dan teknik untuk mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan bank, sehingga bias diharapakan terwujudnya bank yang aman dan sehat, serta mendukung terciptanya keamanan dan kesehatan sistem perbankan. Salah satu hasil nyatanya adalah penilaian terhadap sehat atau tidak sehatnya suatu bank. Di banyak Negara, penilaian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang disebut CAMEL, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity. Dengan pendekatan CAMEL tersebut, penilaian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif untuk memastikan apakah kualitas bank itu tergolong aman dan sehat, karena telah memenuhi syarat yang telah ditetapakan dalam Prudential Regulation dan pengawasan Prudential. Adapun penjelasan istilah Camel tersebut adalah sebagai berikut: Capital, untuk memastikan cukupan modal dan cadangan, untuk memikul risiko yang mungkin timbul. Modal merupakan benteng pertahanan bagi bank.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem pengawasan Bank Umum pada Kantor Bank Indonesia Bengkulu, berhak penuh atas memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan usaha tertentu dari bank, menetapkan peraturan, melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Serta pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia khususnya di Bengkulu agar tercipta system perbankan yang sehat secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional khususnya di provinsi Bengkulu.

6.2 Saran

a. Pihak Bank Indonesia Bengkulu lebih meningkatkan menejemen kebijakan perbankan yang diarahakan untuk semakin meningkatkan industri perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. b. Bank Indonesia Bengkulu mesti harus menjadi lembaga yang di percaya sebagai penjaga stabilitas moneter dan system keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

You might also like