You are on page 1of 14

Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan Senin, 28 Januari, 2002 oleh: Gsianturi Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan

Gizi.net - Usus dulunya hanya dipandang sebagai gudang penyimpan makanan dan tong sampah sisa pencernaan makanan. Belakangan cara pandang ilmuawan berubah. Usus dianggap organ penting sejak diketahui ada milyaran mikroba dalam usus yang berperan bagi kesehatan. Bakteri atau flora usus ada sekitar 100-400 jenis. Jumlah keseluruhan dalam usus mencapai trilyunan. Secara sederhana dikelompokkan sebagai bakteri baik (misalnya Bifidobacterium, Eubacterium dan Lactobacillus) dan bakteri jahat (Clostridium, Shigella, dan Veillonella). Bakteri-bakteri itu hidup dalam kesimbangan. Jika kesimbangan terganggu, bakteri jahat alias bakteri patogen (penyebab penyakit) meningkat, maka kesehatan orang yang bersangkutan akan terganggu. Upaya menyeimbangkan flora usus dibahas dalam seminar Trend Makanan Sehat: Prebiotik dan Probiotik yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), akhir pekan lalu. Salah seorang pembicara. Dr Rina Agustini Ahmad MSc, peneliti dan pengajar pada South East Asian Ministers of Education OrganizationTropical Medicine and Public Health (SEAMEO-Tropmed) Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia menyatakan, kestabilan flora usus bisa terganggu antara lain oleh antibiotika, infeksi bakteri dan virus, kemoterapi, radiasi, pola makan, stres dan iklim. Bakteri jahat mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan diare serta mengeluarkan enzim yang mendorong terbentuknya senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan. Sebaliknya, bakteri baik akan menghasilkan antibiotika alami yang membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Bakteri baik ini disebut probiotik. Konsep probiotik sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Namun baru awal abad ke-19 dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchnikoff, seorang ilmuawan Rusia yang bekerja di Institut Pasteur, Paris. Metchnikoff mendapatkan, bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi yogurt (susu fermentasi) tetap sehat dalam usia lanjut. Susu fermentasi diketahui mengandung bakteri asam laktat yang mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase yang memudahkan pencernaan laktosa dalam usus, meningkatkan kualitas nutrisi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker dan mengatasi diare. Probiotik juga dipercaya dapat mencegah konstipasi, meningkatkan metabolisme mineral terutama kalsium, mengurangi bakteri Helycobacter pylori yang menyebabkan infeksi lambung berkepanjangan. Kemampuan probiotik mengatasi diare telah diteliti di negara maju dan berkembang. Definisi diare menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah buang air besar encer atau cair lebih daripada tiga kali sehari. Diare disebabkan jahat maupun virus dalam usus. Contohnya, Clostridium difficile yang menyebabkan diare pada orang dewasa dan rotavirus yang menimbulan diare pada anak Pengobatan diare yang disarankan WHO adalah rehidrasi dengan cairan mengandung natrium dan

kalium untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang. Antidiare atau antimuntah tidak dianjurkan untuk diberikan. Antibiotik hanya digunakan pada kasus diare invasif seperti disentri atau kolera. Bagi sebagian ahli, lanjut Rina, rehidrasi dianggap tidak cukup. Penderita diare perlu nutrisi untuk memulihkan kondisi usus. Pemberian probiotik dapat menjadi alternatif pengelolaan nutrisi pada penderita diare. Penelitian Isolauri dari Finlandia di laboratorium mendapatkan probiotik mampu mencegah invasi bakteri jahat dan memproduksi antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Uji klinis yang dilakukan Savedra di AS membuktikan efek positif Bifidobacterium bifidum pada 55 anak penderita diare akut. Penelitian di Pakistan dan Thailand membuktikan, Lactobacillus GG dapat mengurangi jumlah pasien yang mengalami diare persisten. Pemberian Lactobacillus GG mampu memendekkan durasi diare dari 3,5 hari menjadi 2,5 hari pada anak yang dirawat di rumah. Konsentrasi serum antibodi IgA untuk melawan rotavirus meningkat secara signifikan apada anak yang diberi probiotik. SEAMEO-Tropmed Pusat Kajian Gizi Regional melakukan penelitian di Indonesia dan Vietnam. Uji klinis di dua rumah sakit di Jakarta menunjukkan pemberian probiotik Lactobacillus ramnosus dikombinasi dengan prebiotik setelah rehidrasi oral pada 58 bayi penderita diare akut dengan dehidrasi sedang dapat mengurangi lama diare, lama rawat inap, dan pengobatan. Tidak ditemukan efek samping. Penderita tidak diberi antidiare maupun atibiotika. Di Vietnam dilakukan uji komunitas untuk melihat efek probiotik dalam mencegah diare apada anak di bawah usia tiga tahun. Pemberian susu kedelai yang difermentasi dengan Lactobacillus bulgaricus, Steptococcus thermophilus, dan Bifidobacterium dapat menurunkan kejadian diare pada anak pedesaan Vietnam. Probiotik yang bermanfaat, demikian Rina, harus memenuhi kriteria diproduksi dalam keadaan hidup dalam jumlah banyak, tetap hidup dan stabil selama penyimpanan dan penggunaan serta dalam ekosistem usus. Hal serupa dikemukakan Dr Inggrid Waspodo MSc MBA dari Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (P3T) Biotek, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Makanan probiotik bisa berbentuk susu fermentasi, yogurt, keju,mentega, sari buah dan susu formula yang difortifikasi dengan bakteri asam laktat. Akhir-akhir ini probiotik juga diformulasi dalam bentuk tablet maupun kapsul suplemen. Namun sejauh ini belum ada jaminan jumlah probiotik sesuai dengan iklan serta tetap hidup saat mencapai usus. Manfaat probiotik dapat dicapai bila probiotik melekat pada sel mukosa usus. Probiotik dari makanan belum banyak dibuktikan bisa melekat di mukosa usus. Karenanya untuk memperoleh manfaat dari makanan probiotik, orang harus terus menerus mengonsumsinya. Prebiotik, demikian Inggrid, merupakan kelompok oligosakarida seperti rafinosa, stakhios, agalaktooligosakarida, frukto-oligosakarida, frukto-oligosakarida, inulin, serta beberapa jenis peptida dari protein yang tidak dapat dicerna, sehingga mencapai usus.

Prebiotik merupakan nutrisi yang sesuai bagi bakteri baik, tapi tidak cocok bagi bakreri jahat, sehingga bisa meningkatkan bakreri baik dalam usus. Kombinasi probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik. Prebiotik secara alami terdapat pada biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Produk olahan kedelai seperti tempe, tahu, dan tauco, kaya akan prebiotik. Rina menambahkan, prebiotik juga dapat diperoleh dari akar tanaman Chichorium intybus, gandum utuh, bawang bombay, bawang putih,dan pisang. (atk) Sumber: Kompas, Minggu, 27 Januari 2002 http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1012190510,19960,
256 J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005

Konsep Probiotik Dan Prebiotik Untuk Modulasi Mikrobiota Usus Besar


Johan S. Lisal
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin SMF ANAK RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

SUMMARY
Colon is evidently an extremely complex microecosystem, colonized by at least 50 genera of more than 400 species of microbiota. These microbiota may have either potentially pathogenic effects, or health-promoting effects or both. These microbiota are competing as well as interacting in the process of fermentation of substrates reaching the colon, producing either toxic or / and health-promoting substances. The survival, metabolic competence and predominance of certain microbiota in the colon, depend on several factors, of which the most important is availability of selective substrate. Based on this view, a concept has been developed of probiotics and prebiotics, which serves as two alternative mechanisms for the growth modulation of selective microbiota in the colon which may lead to health-promoting effects to the human host. This may be attained by fortification of food with specific bacteria (probiotics) or by adding selective substrate in the diet (prebiotics), or both (synbiotics). Some important aspects of Bifidobacteria as probiotics and non-digestible oligosaccharides (NDO) in particular FOS as prebiotics, have been addressed.(J Med Nus. 2005;26 : 256-262) RINGKASAN Usus besar merupakan suatu mikroekosistem yang sangat kompleks, yang sarat dengan kolonisasi lebih 400 spesies dari sekurang-kurangnya 50 genera bakteri. Bakteri-bakteri ini dapat bersifat potensial penyebab efek patogenik atau efek promotif bagi kesehatan atau keduanya. Bakteri-bakteri ini berkompetisi dan berinteraksi dalam proses fermentasi substrat yang sampai ke kolon, dan menghasilkan bahan-bahan toksik atau promotif bagi kesehatan. Kelangsungan hidup, kompetensi metabolik, dan predominasi satu jenis bakteri dalam kolon sangat bergantung atas berbagai faktor, dan yang terpenting adalah tersedianya substrat yang selektif. Dalam hal ini telah dikembangkan KONSEP PROBIOTIK dan PREBIOTIK, yang merupakan 2 mekanisme alternatif untuk modulasi pertumbuhan mikrobiota selektif dalam kolon ke arah yang menguntungkan kesehatan hospes, baik melalui pemberian fortifikasi dengan bakteri tertentu dalam makanan (PROBIOTIK), atau penggunaan diit khusus sebagai substrat selektif (PREBIOTIK), maupun kombinasi keduanya (SINBIOTIK). Telah diuraikan berbagai aspek penting dari Bifidobakteri sebagai bahan probiotik, dan substrat NDO (khususnya FOS) sebagai bahan prebiotik yang utama saat ini.(J Med Nus. 2005;26 : 256-262)

USUS BESAR SEBAGAI EKOSISTEM MIKROBIOTA


Usus besar mempunyai fungsi biologik yang penting, yaitu untuk absorpsi dan sekresi beberapa elektrolit tertentu dan air, serta pengumpulan dan ekskresi bahanbahan sisa pencernaan. Namun dalam dasawarsa terakhir, perhatian banyak ditujukan pada fungsi-fungsi usus besar (kolon) yang mempengaruhi kesehatan dan nutrisi, utamanya dalam hubungan dengan mikrobiota yang hidup di dalamnya.1 Kolon merupakan suatu ekosistem yang sangat sarat dengan kolonisasi mikrobiota (sampai 1012 bakteri/ gram isi kolon), sehingga aktivitas terpadu dari mikrobiota yang hidup didalamnya, menjadikan usus besar bagian tubuh dengan aktivitas metabolik paling tinggi. Diperkirakan 95% dari semua sel hidup dalam tubuh manusia adalah bakteri usus besar.2 Kolon mempunyai ekosistem mikrobiota yang sangat kompleks, didiami sekurang-kurangnya 50 genera

bakteri 1, yang terdiri atas lebih 400 spesies bakteri yang berbeda.4 Umumnya berbagai komponen mikrobiota kolon dibagi dalam 2 jenis, yaitu komponen penyebab efek patogenik dan komponen dengan potensi efek promotif bagi kesehatan. Saluran cerna merupakan sasaran berbagai infeksi akut oleh virus, parasit, dan bakteri. Di samping itu, yang lebih sedikit diketahui adalah dugaan adanya peranan bakteri dalam patogenesis berbagai kelainan usus non-infeksi, utamanya yang bersifat lebih kronik, a.l. inflammatory bowel disease (kolitis ulserosa, penyakit Crhn), irritable bowel syndrome, kolitis pseudo-membranosa, dan

Tinjauan Pustaka
J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005 257 kanker kolorektal. Berbagai strain bakteri usus mempunyai kemampuan untuk mengubah substrat benigna menjadi metabolit potensial karsinogenik untuk initiasi dan promosi karsinogenesis. Bakteri-bakteri pembusukan mampu menguraikan protein dan asamasam amino menjadi senyawa Nitrogen, utamanya amonia dan amina yang dapat merupakan agen etiologik dalam transformasi neoplastik.2,3 Komponen mikrobiota kolon sebagian besar pada umumnya bersifat menguntungkan bagi hospes. Melalui proses fermentasi, bakteri kolon sanggup membentuk sejumlah besar senyawa yang efeknya positif bagi fisiologi usus maupun pengaruh sistemik : 1. Produk akhir metabolisme, terutama SCFA dari metabolisme KH dan protein, bersifat vital sebagai sumber energi mukosa kolon, dan untuk regulasi metabolisme sesudah SCFA diserap. SCFA penting bagi integritas mukosa dan fungsi fisiologik normal usus besar. 2. Mikrobiota normal memberikan barier sangat efektif terhadap kolonisasi usus oleh mikroba patogen

Harmful/pathogenic effects Health promoting functions Ps-Aeruginosa Proteus Staphylococci Clostridia Veillonellae Lactobacilli Eubacteria Bifidobacteria Bacteroides
Inhibition of growth of exogeneous and/or harmful bacteria Stimulation of immune functions Aid in digestion and/or absorption of food ingredients/ minerals Synthesis of vitamins Constipation Infections Liver damage Cancer Encephalopathy Pathogenic (incl. production of toxins) Production of carcinogens Intestinal putrefaction Number/g Faeces

Log 10 scale

Enterococci E. Coli Streptococci 2


4 8 11

Bagan 1. Skema umum dari komposisi dan efek terhadap kesehatan dari mikrobiota predominan usus besar (dikutip dari 1)
potensial. Komponen yang baik dari mikroba indigenous (asli) dalam usus menciptakan mikrolingkungan dalam kolon yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan/atau survival mikroflora patogen, sehingga menekan aktivitas metabolik serta berdiamnya dan berkembang-biaknya dalam kolon. 3. Kondisi fisiko-kimiawi dari mikro-lingkungan lumen usus mengurangi paparan mukosa terhadap berbagai mutagen dan toksin bila spesies bakteri menguntungkan yang hidup predominan dalam kolon.3 Komposisi dan efek terhadap kesehatan, dari bakteri-bakteri usus yang predominan terdapat dalam kolon, dapat dilihat pada BAGAN-1.1 Bakteri-bakteri umumnya dibagi dalam kelompok yang mempunyai pengaruh toksik atau merusak terhadap kesehatan, kelompok yang mempunyai efek yang menguntungkan, dan kelompok yang bersifat campuran yang mempunyai segi menguntungkan tapi juga segi merugikan kesehatan. 258 J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005

KARAKTERISTIK FERMENTASI DALAM KOLON


Substrat utama bagi fermentasi oleh bakteri dalam kolon adalah KH yang lolos melewati saluran cerna bagian proksimal, yang terutama terdiri atas resistant starch, disusul non-starch polysaccharide, dan nondigestible oligosaccharide. Selain daripada itu juga protein yang lolos baik eksogen maupun endogen (seperti enzim-enzim pencernaan). Sehubungan dengan banyaknya jenis spesies yang hidup bersama dalam kolon, dengan kemampuan metabolisme yang sangat bervariasi, maka proses fermentasi dalam kolon sangat rumit. Produk akhir metabolisme (PAM) satu spesies dapat menjadi substrat bagi spesies lainnya. Bacteroides, genus terbanyak, adalah pengguna polisakaride, di samping bakteri sakarolitik lainnya seperti Bifidobacterium, Ruminococcus, Eubacterium, Lactobacillus, dan Clostridium. Proses metabolisme KH dalam kolon bergantung pada kerjasama berbagai enzim dari bermacam-macam spesies bakteri yang saling bergantung sama lain dalam rantai proses fermentasi.1 Bagan umum dari proses fermentasi ditunjukkan dalam BAGAN-2.1 Sejumlah interaksi metabolik bakteri yang berbeda, berkumulasi dalam proses fermentasi atas substrat KH dan protein yang berasal dari diit (eksogen) maupun saluran cerna hospes (endogen). Komposisi mikrobiota seorang individu biasanya cukup stabil untuk jangka waktu panjang. Namun sejumlah faktor seperti : perubahan lingkungan fisikokimiawi kolon, kompetisi nutrisi antar spesies, interaksi metabolik bakteri, kondisi saluran cerna hospes, pilihan diit individual; semuanya dapat mempengaruhi pola dan hebatnya fermentasi atas substrat tertentu. Khususnya

komposisi diit menentukan sifat dan aktivitas dari mikrobiota pengguna substrat.1 Bagan 2. Skema umum proses fermentasi mikrobiota usus besar

Dietary and host produced substrates Polysaccharides Proteins and peptides Monosaccharides Amino acids Bacterial fermentation End products Bacterial mass
H2S CH4 H2 CO2 SCFA Lactate Succinate Ethanol NH3 BCFA Amines Phenols Indoles

Absorption and metabolism by the host or excretion in breath, feces and urine

{Dikutip dari (1)}

Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi komposisi dan aktivitas metabolik mikrobiota kolon maka suplai substrat eksogen mempunyai peranan penting. Oleh karena itu MODULASI DIIT untuk menciptakan keseimbangan yang menguntungkan bagi berkembangnya dan terpeliharanya bakteri yang potensial bagi promosi kesehatan, akan sangat berguna untuk menurunkan resiko penyakit-penyakit usus akut maupun kronik.3 Dalam hal ini PROBIOTIK dan PREBIOTIK merupakan 2 mekanisme dengan mana kesehatan hospes dapat diperbaiki melalui fortifikasi bakteri yang promotif bagi kesehatan secara selektif.
J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005 259

KONSEP PROBIOTIK PROBIOTIK telah digunakan dalam kehidupan manusia sejak 2000 tahun lalu. Namun Metcnikoff di Institut Pasteur Paris pada awal 1900-an yang mulai memikirkan secara ilmiah konsep probiotik. PROBIOTIK adalah mikroorganisme hidup yang dimakan untuk memperbaiki secara menguntungkan keseimbangan mikroflora usus. Keseimbangan yang baik dalam ekosistem mikrobiota usus bisa menguntungkan kesehatan kita dan dapat dipengaruhi oleh konsumsi probiotik setiap hari. Pada saat ini iptek dalam ilmu fisiologi human maupun mikroorganisme memungkinkan dengan tepat penentuan kriteria seleksi mikroorganisme dan secara ilmiah membuktikan aktivitasnya bagi promosi kesehatan. Kemampuan probiotik ini tidak terikat pada spesies, melainkan pada strain tertentu dalam suatu spesies. Karakterisitik probiotik yang diinginkan dari satu strain spesifik mencakup :2,4 1. Mempunyai kapasitas untuk bertahan hidup (survive), untuk melakukan kolonisasi (colonize), serta melakukan metabolisme (metabolize) dalam saluran cerna. 2. Mampu mempertahankan suatu keseimbangan mikroflora usus yang sehat melalui kompetisi dan inhibisi kuman-kuman patogen. 3. Dapat menstimulasi bangkitnya pertahanan imun. 4. Bersifat non-patogenik dan non-toksik. 5. Di samping itu harus mempunyai karakteristik teknologik yang baik, yaitu mampu bertahan hidup secara optimal dan stabil selama penyimpanan dan penggunaan (storage dan use) dalam bentuk

preparat makanan yang didinginkan dan dikeringkan, agar dapat disediakan secara massal dalam industri.1,4 Pada manusia, Lactobacillus (L. acidophilus, L. casei, L. delbruekii subsp. bulgaricus, L. johnsonii), umum digunakan sebagai probiotik. Genera lainnya yang telah digunakan adalah Bifidobacteria (B. adolescentis, B. bifidum, B. longum, B. breve, dan B. infantis), dan Streptococcus (S. thermophilus, S. lactis). Semuanya termasuk dalam kelompok bakteri asam susu, bersama dengan Enterococcus dan Lactococcus. Namun selain daripada bakteri-bakteri asam susu, penelitian juga ditujukan pada Bacillus spp dan fungi seperti Saccharomyces spp (S. boulardii) dan Aspergillus spp. 1,2,4,5 Aktivitas biologik yang positif dari Bifidobakteri dalam penelitian menempatkannya sebagai salah satu probiotik yang terpenting. Efek positif Bifidobakteri bagi kesehatan manusia disimpulkan dalam BAGAN-3, yang mencakup beberapa aspek sbb : 1. Bifidobakteri menghambat pertumbuhan dan kolonisasi berbagai patogen potensial dengan menghasilkan asam laktat dan asetat sebagai PAM (produk akhir metabolisme) yang menurunkan pH medium. Di samping itu juga membentuk PAM yang secara langsung bersifat inhibitorik terhadap sejumlah besar bakteri patogen (Gram positif maupun Gram negatif).1,4 2. Bifidobakteri mempunyai efek mengubah amonia (dan amine) yang potensial toksik menjadi NH+ yang non-diffusable, sehingga menurunkan kadar amonia darah.1 3. Bifidobakteri mampu mensintesa vitamin-vitamin (B kompleks), maupun enzim-enzim pencernaan (a.l. kasein-fosfatase) 1,4, menghasilkan SCFA sebagai sumber energi bagi fungsi fisiologik dan integritas sel-sel kolon.4 4. Komponen seluler tertentu dari bifidobakteri bertindak sebagai imunomodulator yang merangsang serangan terhadap sel-sel maligna (antitumor/antikarsinogenik)1,2, maupun sebagai aktivator sistem imun yang meningkatkan resistensi terhadap patogen.1,4 5. Bifidobakteri memulihkan mikroflora usus yang normal setelah terapi antibiotik.1 6. Bifidobakteri menurunkan kadar kolesterol 1 dan trigliserida darah.1,2 Singkatnya Fungsi Promosi Kesehatan dari probiotik mencakup resistensi kolonisasi bakteri berbahaya dalam usus, merangsang sistem imun, memperbaiki digesti dan absorpsi, sintesis vitamin, antikarsinogenik, serta mempunyai efek kesehatan sistemik dengan menurunkan kadar kholesterol dan amonia darah. Namun terdapat juga banyak kendala dalam penggunaan probiotik, termasuk kemampuan survival, kolonisasi, kompetisi nutrien, untuk masuk ke dalam satu lingkungan ekosistem yang sudah mengandung beberapa ratus jenis spesies bakteri

lainnya, Data Bouhnik dkk (1992) menunjukkan bahwa bilamana bahan yang mengandung probiotik tidak lagi dimakan, maka bakteri yang ditambahkan itu dengan cepat akan mengalami wash-out. Dalam hal demikian, maka pendekatan lain yang dapat mengatasi
260 J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005

keterbatasan pemakaian probiotik adalah dengan Penggunaan prebiotik.

Bagan 3. Sifat-sifat bifidobakteri yg menguntungkan kesehatan


Hambat pertumbuhan/kolonisasi patogen potensial oleh produksi asetat/laktat Mempunyai efek kesehatan sistemik (menurunkan kolesterol dan ammonia darah) Memperbaiki nutrisi (sintesis vit. B komp) Memulihkan mikroflora usus normal sesudah terapi antibiotik Bertindak sbg imunomodulator a.l. antikarsinogenik, aktivasi sistem imun thdp patogen Menghasilkan SCFA (sumber energi bagi Fungsi & integritas sel2 kolon Memperbaiki digesti/absorpsi (sintesis enzim2)

{dikutip dan dimodifikasi dari (1)}

BIFIDOBAKTERI
KONSEP PREBIOTIK
Karena survival bakteri probiotik dalam bahan makanan dan selama transit melalui saluran cerna dapat bervariasi, maka konsep prebiotik sebagai suatu alternatif pun dikembangkan, pertama kali oleh Gibson dan Roberfroid, 1998 (1). Konsep prebiotik menganggap bahwa banyak mikroorganisme yang potensial mempunyai efek promotif bagi kesehatan seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus telah ada bermukim dalam usus. Dalam hal ini pertumbuhan bakteri yang asli hidup, yang sudah berkembang dalam usus, itulah yang dimodifikasi. Untuk itu perlu diidentifikasi bahanbahan atau molekul-molekul yang secara eksklusif digunakan oleh bakteri yang promotif bagi kesehatan tersebut. DEFINISI : PREBIOTIK adalah suatu unsur makanan yang non-digestible, yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi hospes oleh secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas metabolik dari satu atau sejumlah terbatas bakteri dalam kolon, sehingga memperbaiki kesehatan hospes.1,2 Karena itu suatu unsur makanan (food ingredient) dapat digolongkan sebagai suatu prebiotik, bilamana memenuhi kriteria berikut ini : 1. Tidak dihidrolisa maupun diserap di saluran cerna bagian atas, sehingga dapat mencapai usus besar secara utuh. 2. Merupakan substrat selektif bagi satu atau sejumlah terbatas bakteri komensal dalam kolon, yang distimulasi untuk bertumbuh dan menjadi aktif secara metabolik. 3. Sanggup untuk mengubah keseimbangan flora usus besar ke arah komposisi yang menguntungkan kesehatan.

4. Merangsang timbulnya efek-efek luminal (lokal) dan sistemik yang menguntungkan hospes. TABEL-1 menunjukkan POSTULAT KEUNTUNGAN PROMOTIF BAGI KESEHATAN yang mungkin dihasilkan oleh manipulasi mikroflora melalui penggunaan PROBIOTIK dan PREBIOTIK pada manusia. Tabel merinci Aspek Promotif dan Mekanisme Efek yang mungkin terlibat.2. J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005 261 Table 1. Postulated Health Advantages that May be Associated with Microflora Manipulation, Through Probiotics or Prebiotics, in Human {Dikutip dari (2)} Health-promoting aspect Possible mechanism of effect
Alleviate the symptoms of ! Bacterial lactase activity lactose malabsorption Boost natural resistence to infectious ! Competition for nutrients and diseases of intestinal tract colonisation sites ! Metabolic end products, antimicrobials ! Anti-infective prebiotics ! Immune stimulation ! Attenuation of virulence expression Supress cancer ! Stimulate apoptosis through end-product formation ! Subvert the carcinogenic flora ! Physical effects (dilution of toxins) Lower serum cholesterol ! End products may affect synthesis of cholesterol ! Direct assimilation of lipids ! Conversion of other metabolites Aid digestion ! Increased gut microflora activity Stimulate gastrointestinal immunity ! Increased phagocytic activity ! Elevates sIgA ! Other non-specific immune responses

FOS secara kimiawi adalah senyawa beta-D fruktans rantai pendek atau sedang, yang terikat dengan ikatan beta 2-1 osidic linkage, yang tidak dapat diuraikan oleh enzim pencernaan mammalia. Tergantung dari derajat polimerisasi (DP), yang menentukan panjang rantai unit osil, maka FOS terdiri atas oligofruktose (DP kurang dari 9) dan inulin (DP sampai 60).3 Inulin dapat diekstraksi dengan air panas dari akar Chicory, sedangkan oligofruktose diperoleh dengan hidrolisis enzimatik inulin. Sejumlah makanan yang umum seperti bawang merah, bawang putih dan asparagus, kaya mengandung oligofruktose maupun inulin. Dibandingkan dengan karbohidrat simpleks maupun kompleks lainnya, FOS difermentasikan secara selektif oleh hampir semua strain Bifidobakteri (Wang dan Gibson, 1993).1 Bila FOS dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak maka FOS secara dramatik dan konsisten merangsang proliferasi Bifidobakteri menjadi mikroflora yang predominan dalam kolon. Meskipun sejumlah bakteri usus mempunyai kemampuan mencernakan NDO, namun dalam ekosistem usus besar yang kompleks nampaknya Bifidobakter menang dalam kompetisi terhadap spesies lainnya.3 Efek penekanan bahkan sedemikian rupa sehingga Bakteroides, Clostridia dan Coliform dipertahankan pada tingkat rendah atau bahkan sangat menurun.1,3 Spesifitas Bifidobakteri atau FOS ini sangat mungkin disebabkan oleh produksi betafruktosidase oleh Bifidobakteri.1 Meskipun perhatian sedang dipusatkan pada FOS, sejumlah penelitian mutakhir menunjukkan bahwa NDO Prebiotik harus mempunyai sasaran langsung ke kolon, memiliki fermentasi selektif dan membantu mempertahankan mikroflora yang seimbang, karena digunakan spesies yang promotif bagi kesehatan. Selain

daripada itu efek sistemik juga dapat timbul sesudah produk fermentasi diserap ke dalam aliran darah.

BAHAN MAKANAN PREBIOTIK


Di antara bagian dari bahan makanan, yang karena struktur kimianya lolos dari proses digesti dan absorpsi dalam usus halus, terdapat KH non-digestible (KH-ND, baik oligo- maupun polisakaride), sejumlah peptida dan protein, serta lipida tertentu. Bagian makanan ini disebut colonic food, yaitu makanan yang lolos ke dalam usus besar dan berlaku sebagai substrat bagi bakteri-bakteri endogen; dengan demikian secara tidak langsung menyediakan sejumlah energi, substrat metabolik dan mikronutrien esensial. Sejauh ini colonic food dari unsur protein/peptida dan lipida belum memenuhi kriteria sebagai prebiotik.1 KH-ND mencakup non-digestible oligosaccharide (NDO), resistant starch (RS) dan non-starch polysaccharide (NSP), dan ditemukan secara alami. Walaupun semuanya merupakan colonic food, namun hanya sejumlah di antaranya memenuhi syarat sebagai prebiotik.1,3 1. Non-digestible oligosaccharide (NDO) Di antara kelompok NDO, yang memenuhi semua syarat untuk digunakan sebagai prebiotik adalah FOS (frukto-oligosakaride), baik yang alami maupun sintetik. 262 J Med Nus Vol. 26 No.4 Oktober- Desember 2005 yang mengandung gugus Galaktose (yaitu GOS), maupun Xylose, Mannose, dan Glukose, juga bersifat bifidogenik.3 Efek inhibisi Bifidobakteri terhadap bakteri-bakteri lain melibatkan penurunan pH karena pembentukan asam asetat dan laktat dalam jumlah besar. Namun terdapat mekanisme lain karena dalam eksperimen fermentasi sambil mempertahankan pH netral, ternyata inhibisi pertumbuhan Clostridium dan E. coli tetap berlangsung dalam biakan campuran dengan Bifidobakteri infantis. Diduga Bifidobakteri mensekresikan suatu substansi tipe bakteriocin yang aktif terhadap Clostridia, E. coli, dan mungkin juga berbagai bakteri lainnya.1 Setelah diserap, maka SCFA hasil fermentasi oligofruktose, akan diambil bagi metabolisme berbagai jaringan : butirat oleh epitel kolon; l-laktat dan asetat oleh hati; asetat sebagian oleh jaringan otot dan jaringan perifer. SCFA, utamanya asetat, propionat dan mungkin dalam kombinasi dengan l-laktat, mempunyai peranan dalam regulasi metabolisme lipida dan kholesterol. Namun derajat kemaknaannya belumlah jelas.1,3 Penelitian pada tikus dan manusia menunjukkan bahwa pemberian FOS menurunkan risiko kanker usus besar sebagaimana terlihat dari perbaikan petandapetanda tumor. NDO dalam diit merupakan substrat yang segera difermentasi oleh mikroflora kolon. Karena itu perubahan-perubahan metabolik mungkin lebih banyak terjadi pada kolon bagian proksimal. Karena bagian usus besar sebagai tempat predominan untuk timbulnya kanker dan penyakit degeneratif adalah bagian distal, maka konsumsi prebiotik oligosakaride tidaklah seimbang dengan penurunan malignitas di bagian distal kolon.3 Sebagaimana dengan PROBIOTIK, efek PREBIOTIK juga bersifat sementara. Semua perubahan yang menguntungkan pada mikroflora usus tidak berlangsung terlalu lama daripada masa suplementasi prebiotik. Namun perubahan ke baseline lebih lambat bila dibandingkan dengan probiotik.

2. Resistant starch (RS) atau pati resisten. Sejumlah besar pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar dan merupakan substrat terpenting bagi mikroflora kolon. Pati bisa resisten terhadap pencernaan karena : 1. pati terperangkap dalam butir-butir gilingan kasar (RS1), 2. pati berupa granul yang resisten (RS1), misalnya pati jagung yang kaya amilose (RS2), 3. pati sudah mengalami retrogradasi (RS3) karena pemanasan dan pendinginan berulang-ulang, 4. pati telah dimodifikasi secara kimia untuk penggunaan dalam industri makanan (RS4). RS dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai prebiotik karena efeknya tidak spesifik. Namun penggunaan RS nampaknya juga lebih banyak oleh bakteri-bakteri kolon yang promotif bagi kesehatan, melihat hasil produk metabolitnya. Di samping itu, pati jagung yang kaya amilose terbukti merupakan bahan bifidogenik yang sangat poten, terutama dalam bentuk yang dimodifikasi secara kimiawi.2 3. Non-starch polysaccharide (NSP). NSP merupakan bagian primer dari serat makanan, dan menjadi substrat sejumlah besar jenis bakteri kolon. Karena NSP mempunyai efek yang umum bukan selektif atas mikroflora, maka NSP tidak dianggap sebagai prebiotik.

SINBIOTIK
SINBIOTIK adalah gabungan antara PROBIOTIK dan PREBIOTIK, yang memberi pengaruh menguntungkan bagi hospes, dengan cara memerbaiki survival dan implantasi suplemen mikroba hidup dalam saluran cerna, oleh stimulasi pertumbuhan secara selektif, dan dengan aktivasi metabolisme dari satu atau sejumlah terbatas bakteri yang mempunyai efek promotif bagi kesehatan, sehingga dengan demikian meningkatkan kesehatan hospes.1,3 Telah dibuktikan bahwa bila kedua bahan ini digabung dalam satu produk tunggal maka kegunaan masing-masing atau kedua komponennya ditingkatkan. Misalnya gabungan inulin (FOS) dengan Bifidobakteri longum menurunkan risiko kelainan pre-neoplastik kolon lebih banyak daripada hanya dengan pemberian probiotik atau prebiotik saja pada tikus percobaan. Demikian juga penambahan pati jagung yang kaya amilose (RS2) ke dalam suatu preparat probiotik akan mempertahankan densitas yang lebih tinggi dari mikroorganisme probiotik yang hidup, bila dibandingkan dengan tanpa RS2.

DAFTAR RUJUKAN
1. Gibson GR, Roberfroid MB. Dietary modulation of the human colonic microbiota : introducing the concept of prebiotics.J Nutrition 1995; 125 : 1401-12. 2. Gibson GR. Probiotics and prebiotics : gut microflora management for improved health. Medical Progress 2000; 27(No. 2) : 34-6. 3. Bird AR. Prebiotics : a role for dietary fibre and resistant starch ? Asia Pacific J Clin Nutr 1999; 8 (suppl) : S32-6. 4. Nestle Nutrition. Food and nutrition backgrounder : gut microflora and health. Nestle Nutrition Communication; May 1999: 1-5. 5. Agus Firmansyah. Konsep probiotik dan prebiotik. Nutrition Update 2001; 1 (No. 2): 1-2. http://med.unhas.ac.id/en/DataJurnal/tahun2005vol26/VOL.26No4ok/TP.%201-Konsep%20Probiotik%20(J.S.%20Lisal).pdf ASI 23 Apr 2007 ASI kaya bakteri baik, dan ini tak dimiliki oleh susu biasa. Mona Ratuliu sempat bingung saat mengawali kehidupannya sebagai seorang ibu.

Kebingungan itu berpangkal dari tekadnya memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk si buah hati, tapi air susunya tidak lancar. Akibatnya, hampir tiap jam bayinya menangis. Namun, pesinetron dan presenter ini tidak patah semangat. Ia pun mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan bertanya kepada orangorang yang berpengalaman. Beruntung, sang suami mendukung penuh upayanya. 'Aku berjuang terus untuk memberikan ASI eksklusif (diberikan hingga bayi berusia enam bulan), malah akhirnya sampai satu tahun,' katanya. Mona tak sendirian. Hal serupa juga dialami Dewi Lestari. Tekadnya yang kuat untuk memberi ASI eksklusif kepada anaknya meringankan langkah penyanyi sekaligus penulis ini untuk mencari informasi sebanyak mungkin. Buat dia, sangat penting bagi orangtua, utamanya ibu, untuk memiliki pengetahuan mengenai ASI. Kurangnya pengetahuan kerap membuat seorang ibu gagal memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Dibandingkan Mona, Dewi memberikan ASI dalam waktu yang lebih lama. Kini, buah hatinya telah berusia dua tahun tujuh bulan dan masih diberi ASI. Karena masih diberi ASI, maka si kecil selalu dibawa serta setiap kali Dewi melakukan aktivitas ke luar kota. Merepotkan? Dewi tak menyangkal, terkadang ia merasa kerepotan. Namun, hal itu tak ia rasakan sebagai masalah. 'Karena ini investasi. Barangkali juga cuma tiga tahun,' ungkap dia dalam acara Media Conference Nutricia, The Immunity Breakthrough, The Journey Stars, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Selain sedikit kerepotan itu, Dewi juga mengaku beberapa kali mendapat peringatan dari sejumlah orang agar tidak terlalu lama memberi ASI. Mereka bilang, terlalu lama menyusui akan merusak penampilan payudara. Kerap juga ia mendengar keluhan dari para wanita yang menjadi gemuk akibat banyak makan untuk memenuhi kebutuhan ASI bagi anaknya. 'Jadi pertimbangannya lebih pada faktor estetika. Menurut saya, yang betul adalah kepercayaan diri,' kata mantan personel kelompok vokal RSD (Rida, Sita, Dewi) ini. Dewi, seperti juga Mona, kini merasakan manfaatnya memberikan ASI. 'Saya merasakan kedekatan dengan anak karena ada sentuhan langsung,' tutur Mona yang hadir di acara yang sama. Hal serupa juga dirasakan Dewi. Saluran cerna yang sehat Berbagai penelitian menunjukkan, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Sebab, ASI mengandung zat-zat dan komponen yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satunya adalah prebiotik oligosakarida. Ini merupakan komponen penting bagi terbentuknya saluran cerna yang sehat dan sistem pertahanan tubuh bayi yang optimal. Saluran cerna, menurut konsultan gastroenterologi anak, dr Badriul Hegar SpA(K), merupakan organ tubuh penting dalam sistem pertahanan tubuh. Sekitar 20-40 persen jaringan pada saluran cerna adalah jaringan limfoid (jaringan yang berperan pada sistem immunisasi tubuh). Jaringan tersebut, kata dia, merupakan jaringan limfoid terbesar pada tubuh manusia. 'Wajar bila saluran cerna memiliki peranan penting, tak hanya pada sistem saluran cerna tapi juga pada sistem pertahanan tubuh secara keseluruhan,' tutur dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta ini. Sistem pertahanan tubuh dan saluran cerna yang optimal terlihat pada bayi yang mendapat ASI. Itu karena ASI mengandung prebiotik oligosakarida yang bisa membuat komposisi mikroflora (bakteri) di dalam saluran cerna didominasi oleh bakteri baik, misalnya bifidobacteria. Di dalam saluran cerna, oligosakarida akan difermentasi oleh mikroflora. Selain menghasilkan energi dan meningkatkan penyerapan air di usus besar, fermentasi tersebut juga menghasilkan berbagai asam lemak rantai pendek yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen (bakteri jahat). Anak yang mendapat oligosakarida memperlihatkan kadar igA sekresi saluran cerna yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan. Kadar igA sekresi saluran cerna yang tinggi akan membuat tubuh lebih terlindungi dari infeksi saluran cerna dan lebih toleran terhadap berbagai bahan makanan yang bisa mencetuskan alergi. ASI, menurut Badriul, juga sangat unik. Ia mengatakan, 80 persen sel dalam usus mengandung antibodi. Jadi, kalau ada sesuatu di usus, sel akan rusak sehingga kekebalan tubuh menurun. 'Uniknya, ASI penuh dengan bakteri yang baik. Ternyata di ASI ada oligosakarida. Dan itu tidak terdapat pada susu biasa,' ujarnya. Oligosakarida, jelas Badriul, menghasilkan asam yang tidak cocok dengan bakteri jahat. 'Karena itu, ASI merupakan pilihan paling baik.' Mona dan Dewi juga setuju dengan hal itu. Mereka juga merupakan contoh yang baik betapa kesibukan berkarier tidak menghalangi seorang ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Bagaimana dengan Anda? (bur ) [Indeks] http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2559&Itemid=2

Prebiotik & Probiotic Manfaat bagi Kesehatan?


Contributed by Irfan Arief Friday, 21 September 2007

Prebiotic dalam nutrisi merupakan substansi makanan yang mempromosi pertumbuhan beberapa bakteri usus yang menguntungkan bagi kesehatan. Bakteri tersebut dikenal sebagai probiotik. Probiotik berfungsi sebagai suplemen makanan yang mengandung bakteri atau jamur yang menguntungkan kesehatan usus, namun yang sering digunakan adalah bakteri asam laktat (LAB) karena kemampuan mengkonversi laktosa menjadi asam laktat. Hal tersebut mengakibatkan rasa asam yang dikenal pada makanan terfermentasi seperti yoghurt, tetapi berfungsi sebagai pengawet alamiah dengan menurunkan pH dan membatasi proses pembusukan dalam usus. Telah dibuktikan bahwa kultur bakteri probiotik membantu flora usus alamiah untuk mempertahankan daya tahan usus terhadap mikro organisme patogen. Kondisi yang dapat mengganggu kestabilan flora usus antara lain penggunaan antibiotik atau obat lain, alkohol, stres, penyakit, substansi toksik, dan kemungkinan penggunaan sabun anti bakteri. Dalam praktek, pasien sering dianjurkan pada waktu minum anti biotik atau pada pengobatan kandidiasis meminum probiotik secara bersamaan. Probiotik secara alamiah ditemukan pada lactobacillus yoghurt dan sauerkraut (kol yang diasamkan). Efek utama prebiotik adalah menstimulasi secara selektif pertumbuhan bifidobacteria dan lactobacilli dalam usus

sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap mikroorganisme patogen. Karbohidrat prebiotik kemungkinan mempunyai efek yang tidak spesifik karena terfermentasi dalam usus besar. Karbohidrat prebiotik yang telah dievaluasi pada manusia adalah fruktan atau galaktan. Penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa prebiotik tidak dicerna oleh ensim, tetapi difermentasi oleh bakteri anerob dalam usus besar. Belum pernah dilaporkan penemuan prebiotik karbohidrat dalam feses. Melalui fermentasi dalam usus besar, karbohidrat prebiotik menghasilkan asam lemak rantai pendek (small chain fatty acid/SCFA), menstimulasi pertumbuhan berbagai bakteri termasuk lactobacilli dan bifidobacteria, dan dapat menghasilkan gas. Seperti karbohidrat terfermentasi lain, prebiotik mempunyai efek laksatif (cuci perut), tetapi sulit dibuktikan karena efeknya jarang sekali dilaporkan secara klinis. Secara potensial efek utama karbohidrat prebiotik adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh usus terhadap mikroorganisme patogen sehingga mengurangi kekerapan diare yang dialami seseorang. Namun efek tersebut belum berhasil dibuktikan secara meyakinkan pada dewasa dan anak. Pada bayi baru lahir meninglkan lingkungan bebas kuman didalam kandungan untuk memasuki dunia luar yang terkontaminasi, dan harus mempunyai daya tahan intensial untuk mencegah timbulnya penyakit neonatus akibat infeksi mikro organisme. Walaupun sistem imun mukosa usus telah matur/dewasa pada waktu bayi lahir cukup bulan, fungsi perlindungan usus memerlukan rangsangan kolonisasi bakteri pada awal kehidupannya. Pada waktu ibu memberikan Asi kepada bayinya diketahui bahwa ASI tersebut mempunyai prebiotik yang mengandung oligosakharida, seperti fruktan tipe inulin yang tidak dicerna di usus halus, tetapi masuk kolon dalam keadaan utuh yang difermentasi oleh bakteri usus untuk menghasilkan SCFA (asam lemak rantai pendek). Proliferasi bakteri usus spesifik ditentukan oleh sifat fermentasi dan keadaan pH usus. Bayi yang diberikan ASI tersebut memperoleh prebiotik yang menghasilkan peningkatan proliferasi bifidobacteria dan lactobacilli yang merupakan probiotik, sedangkan bayi yang hanya diberikan susu formula dapat menghasilkan probiotik hasil stimulasi sintesis dan sekresi antibodi lgA polimerik yang melindungi permukaan mukosa terhadap invasi mikroorganisme patogenik. Efek anti-inflamasiinulin atau oligofruktosa telah dinilai pada model kolitis distal tikus yang diinduksi oleh dekstran natrium sulfat, secara histologiskolitis tersebut mirip dengan kolitis ulseratif pada manusia, serta pada model trinitrobenzene asam sulfonat yang mirip dengan kolitis ulseratif pada manusia, Inulin dan oligofruktosa menstimulasi produksi SCFA dalam kolon dan cenderung memfasilitasi pertumbuhan lactobacilli dan/atau bifidobacteria. Sebagai akibat efek tersebut terjadi penurunan inflamasi usus dan penurunan skor lesi mucosa usus. Inulin telah diuji dalam uji klinis dengan kontrol placebo pada psein dengan pouchitis berulang pada ileostomi kontinen. Pengobatan dengan prebiotik tersebut mengurangi berbagai parameter endoskopi dan histologi pada mukosa pouch yang terinfeksi. Inulin dan oligofruktosa memberikan peluang untuk mencegah kelainan radang usus. Simbiosis antara hospes (usus manusia) dan flora (bakteri usus) dapat dioptimalkan dengan prebiotik Fruktan tipe inulin telah terbukti memperbaiki fungsi metabolik flora komensal. Data klinis dan ekperimental menunjukkan bahwa prebiotik memperbaiki barier mukosa usus terhadap mikroorganisme patogen. Selanjutnya, modulasi fungsi tropika flora oleh

prebiotik dapat mencegah penyakit radang usus. Fortifikaso menggunakan bifidobacteria/lactobacilli usus dengan prebiotik dapat memperbaiki efek perlindungan usus besar terhadap berbagai berbagai mikroorganisme patogen dalam usus . Bakteri asam laktat usus tersebut mempunyai mekanisme potensial untuk menunrunkan infeksi usus, yaitu melalui 1) hasil sisa metabolisme yang dieksresi oleh mikroba tersebut dapat menurunkan pH usus sehingga mengganggu potensi patogenik mikroorganisme. Selanjutnya, lactobacilli dan bifidobacteria dapat meneksresi antibiotik alamiah yang mempunyai spektrum kerja luas. 2) mekanisme lainnya termasuk perbaikan stimulasi imunitas, kompetisi terhadap nutrien, dan menghambat situs adhesi patogen dalam usus. Banyak mikroorganisme patogen seperti Escherichia coli tipe 1, Salmonellae dan Campylobacter menggunakan situs reseptor oligosaccharida dalam usus. Selanjutnya, bakteri tersebut dapat menyebabkan gastroenteritis melalui
National Cardiovascular Center Harapan Kita http://www.pjnhk.go.id Powered by Joomla! Generated: 23 January, 2008, 18:11

invasi kuman dan pembentukan toksin. Dalam hal tersebut, konsep prebiotik adalah menstimulasi situs reseptor tersebut dalam usus, sehingga patogen tidak berkaitan dengan reseptor. Efek kombinasi prebiotik terhadap flora bakteri asam laktat dapat menjurus pada intervensi dietetik yang diasup oleh seseorang dalam hal mencegah diare. Efisiensi prebiotik memerlukan fermentasi spesifik sehingga mempunyai kemampuan untuk merubah komposisi mikroflora feses menjadi struktur koloni bakteri yang menguntungkan tubuh manusia. Sifat positif bifidobacteria dan lactobacilli merupakan sasaran pertahanan usus utama terhadap mikroorganisme patogen. Inulin dan oligofruktosa telah terbukti merupakan prebiotik yang efektif. Oleh karena sifat prebiotik seperti ditunjukan oleh fuktan tipe inulin yakni perangsang selektif bifidobakteria kolon, maka kedua prebiotik tersebut banyak digunakan dalam produk makanan seperti minuman, yoghurt, biskuit dan selai roti. Oleh karena bifidobakteria menghambat mikroorganisme patogen usus, fungsi utama asupan prebiotik adalah fortifikasi flora usus terhadap infeksi akut mikroorganisme. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh dalam mengasup nutrisi probiotik dan prebiotik terdiri dari prevensi, kuratif, dan efek peningkatan daya terhadap penyakit tertentu. Bukti yang mendukung keuntungan tersebut tentunya memerlukan uji kasus-kelola secara acak, dan konsistensi yang mendukung penggunaan kedua nutrisi tersebut dalam berbagai penelitian yang dilakukan. Terdapat bukti tentang efek positif beberapa prebiotik untuk mengatasi sembelit dan pengobatan ensefalopati hepatik. Sedangkan terdapat hasil positif pula beberapa probiotik untuk mengatasi intoleransi laktosa, kelainan intestinal akibat antibiotik, dan pada penyakit gastroenteritis. Terdapat banyak bukti yang mendukung manfaat kedua nutrisi tersebut dalam mencegah penyakit radang usus berulang (rekruen). Hasil uji positif mengarah kepada efek prevensi kolonisasi intestinal terhadap clostridium difficile dan helicobacter pylori. (Dr. RM Nugroho Abikusno, MSc, DR.PH, BIDI, Juli 2006, hal 30-31)
National Cardiovascular Center Harapan Kita http://www.pjnhk.go.id Powered by Joomla! Generated: 23 January, 2008, 18:11

http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=439

You might also like