You are on page 1of 41

Sheli OktrianaYudaswara, S.Si.

, Apt

Sistem Endokrin
 Terdiri dari :

kelenjar yang tidak mempunyai saluran yang mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah.
 Hormon

Substansi kimia yang dibuat dari asam amino dan kolesterol yang bekerja pada berbagai jaringan dan organ dan mempengaruhi aktivitas selular.

Pembagian kelenjar pada sistem endokrin


1. Kelenjar Pituitari 2. Kelenjar Tiroid 3. Kelenjar Paratiroid 4. Kelenjar Adrenal 5. Kelenjar Pankreas

Kelenjar Pituitari
Pituitari anterior TSH ACTH GH
Hormon Gonadotropik

Pituitari posterior
1. ADH 2. oksitosisn

Kelenjar Pituitari
Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
 Merangsang pelepasan : Levotiroksin (T4) dan

Triiodotironin (T3) dari kelenjar tiroid  Hipersekresi TSH menyebabkan hipertiroidisme  Hiposekresi TSH menyebabkan hipotiroidisme

Adrenocortikotropik Hormone (ACTH)


 Merangsang pelepasan :

1. Glukokortikoid (kortisol) 2. Mineralokortikoid (aldosteron), dan 3. Androgen




Peningkatan serum kortisol dari korteks adrenal menghambat pelepasa ACTH di hipofisis.

Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)


 Somatotropic Hormone (STH)  Bekerja pada semua jaringan tubuh,

terutama pada tulang dan otot-otot skeletal (otot rangka).  Jumlah di atur oleh growth hormone realising hormone (GHRH) dan growth hormone inhibiting hormone (GHIH)

Gonadotropik Hormone
 Mengatur sekresi hormon dari ovarium dan testis,

yaitu : 1. Follicle stimulating hormone (FSH) Mempercepat pematangan folikel ovarium dan mengaktifkan produksi sperma di testis 2. Luteinizing hormon (LH) Bergabung dengan FSH bekerja dalam pematangan dan produksi estrogen dan mempercepat sekresi androgen dari testis 3. Prolactin Merangsang pembentukan susu dalam jaringan payudara sesudah melahirkan.

Antidiuretic Hormone (ADH) dan Oksitosin


1. ADH meningkatkan penyerapan kembali air dari tubulus ginjal, dan mengembalikannya ke sirkulasi sistemik. 2. Oksitoksin merangsang kontraksi dari otot polos pada uterus.

Pembagian kelenjar pada sistem endokrin


1. Kelenjar Pituitari 2. Kelenjar Tiroid 3. Kelenjar Paratiroid 4. Kelenjar Adrenal 5. Kelenjar Pankreas

Kelenjar Tiroid
 Mensekresi : Tiroksin dan Triiodotironin  Mempengaruhi hampir semua jaringan dan

organ dengan mengendalikan aktivitas laju/tingkat metabolisme  Menyebabkan : peningkatan curah jantung, pemakaian oksigen, penggunaan karbohidrat, sintesa protein, dan memecah lemak (lipolisis). Mengatur suhu tubuh dan siklus menstruasi.

Kelenjar Paratiroid
 Mensekresi 2 pasang hormon : 1. Parathormon atau hormon paratiroid (PTH)

Mengatur kadar kalsium di dalam darah


2. Kalsitonin.

Menghambat reabsorpsi kalsium oleh tulang dan meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal. Kalsitonin menghambat kerja PTH

Kelanjar Adrenal
 Terletak di puncak ginjal. terdiri dari 2 bagian

medula adrenal dan korteksadrenal A. Medula adrenal melepaskan : 1.Epinefrin katekolamin 2.Norepinefrin B. Korteks adrenal melepaskan : Glukokortikoid Kortikosteroid Mineralokortikoid

Pankreas
 Bagian endokrin pankreas memiliki

pembagian sel yang disebut Pulau-pulau Langerhans. 1. Sel alfa : memproduksi glukagon, yang memecah glikogen menjadi glukosa di hati 2. Sel beta : memproduksi insulin, yang mengatur metabolisme glukosa.

PENGOBATAN
Obat-obat sistem endokrin memiliki sifat merangsang atau menghambat aktifitas kelenjar

Adrenocortikotropik Hormone ACTH


 Disebut ACTH kortikotropin (ACTHAR)  Kortikotropin merupakan larutan ACTH murni

dalam gelatin untuk suntikan I.M atau SC.  Dipakai untuk : 1. Mendiagnosis gangguan kelenjar adrenal 2. Mengobati insufisiensi kelenjar adrenal, dan 3. Sebagai antiinflamasi dalam mengobati suatu respon.

 Cara kerja :  Merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan kortikosteroid.  Waktu paruh 15-20 menit.  Kortikotropin menekan respon imun dan inflamasi  Efek samping :  Mengakibatkan peningkatan sekresi hormon korteks adrenal  Reaksi hipersensitivitas  Alkalosis hipokalemik.  Interaksi obat :  Timbul keracunan digitalis  Diuretik dan penisilin menyebabkan hipokalemia  Rifampin dan barbiturat mengurangi efek ACTH.

OBAT Kortikotropin (ACTHAR)

DOSIS SK : I.M : 4 x sehari 20 U I.V : 10-25 U dlm 500 ml 3xsehari. SK : I.M : 4xsehari 40 U

PEMAKAIAN -Defisiensi ACTH -Pemberian I.V untuk pemeriksaan diagnostik dan penggantian hormon -Defisiensi ACTH -Mengobati insufisiensi adrenal akibat pemakaian kortison jangka panjang Untuk pemeriksaan diagnostik dalam membedakan antara pituitari dan adrenal sebagai penyebab insufisiensi adrenal.

Kortikotropin repositori (Corticotropin Gel, ACTHAR Gel) Konistropin (Cortrosyn)

I.M : 0,25-0,75 mg I.V : 0,25 mg

Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan Kelenjar Tiroid


 Indikasi utama preparat hormon tiroid adalah

1. Terapi pengganti
Digunakan untuk penderita hipotiroid yang

mungkin disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid (penyebab primer) atau menurunnya sekresi TSH (penyebab sekunder), terapi dengan radioiodin. Miksedema : hipotiroidisme yang berat Levotiroksin dan liotrionin : meningkatkan tingkat metabolisme. Interaksi obat : : meningkatkan efek antikoagulan, menurunkan efek digitalis,

2. Antitiroid
 Menghambat sintesis hormon tiroid pada    

kasus hipertioid. Bermanfaat untuk hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid. Penyakit Grave/Tirotoksikosis : hipertiroidisme yang paling sering terjadi karena hiperfungsi kelenjat tiroid. Oprasi pengangkatan dan terapi yodium radioaktif. Interaksi : Menurunkan efek insulin dan antidiabetik oral, digoksin meningkatkan efek obat-obat tiroid.

OBAT Hipotiroid Thyrotropin (Thytropar) Triiodotiroid (Liotrinon) Kalsitonin ( Cibacalsin, Calsynar) Tiroglobulin (Proloid) Levotiroksin (Synthroid)

DOSIS I.M : 4xsehari 10 U selama 1-3 hari O : 25-75 m,cg I.M : S.C : o,5 mg 1-2xsehari

O : mula-mula 32mg/hari, lalu 65200 mg/hari O : mula-mula 25mcg/hari, lalu 50200 mcg/hari I.V : 0,2-0,5 mg dalam larutan Anak (>1thn) O : 5-6mcg/kg/hari O : mula-mula 25mcg/hari. Lalu 25-100mcg/hari. Anak (>3thn) O : 50100mcg/kg/hari

Loitironin (Cytomel)

OBAT Hipertitoid Propiltiourasil (propacil) Karbamizol (NeoMercazole) Tiamazol (Metimazol, Strumazol)

DOSIS
O : 3xsehari 70-200 mg selama 6-8 minggu

O : 3-4xsehari 10 mg atau 1xsehari 30-40 mg selama 6-8 minggu O : 1xsehari 15-30 mg, maks 120 mg/hari selama 6-8 minggu Anak (6-10thn) : mula-mula 0,4 mg/kg/hari lalu o,2 mg/kg/hari O : 2-6 tts 3xsehari Sebelum pembedahan : 15ml lar KI/NaI 1% selama 10-14 hari

Larutan iodin kuat (lugol) Kaliumiodida

Growth Hormone (GH)


1. Dwarfisme
Defisiensi GH terlihat jika seorang anak tingginya jauh di bawah standar dan akan menyebabkan dwarfisme Pemberian GH selama beberapa tahun akan meningkatkan tinggi sebanyak 1 kaki. Pemakaian jangka panjang dapat menahan sekresi insulin dan menyebabkan DM.

2. Gigantisme dan akromegali


 

Terjadi pada hipersekresi GHdan seringkali menyebabkan tumor pituitari. Pengobatan : dengan radiasi dan obat.

Dwarfisme

OBAT Somatrem (Protoprin) Somatropin (Humatrope)

DOSIS I.M : S.C : 100mcg/kg 3 x seminggu I.M : S.C : 60mcg/kg 3 x seminggu O : 1,25-2,5 mg sewaktu tidur selama 3 hari

Gigantisme Bromokriptin (Parlodel)

Antidiuretic Hormone (ADH) dan Oksitosin


menjaga keseimbangan air di dalam cairan tubuh.  Penggunaan : 1. Menguji fungsi hipofisis berdasarkan adanya menstimulasi sekresi ACTH 2. Digunakan pada diabetes insipidus (Poliuria) 3. Digunakan pada perdarahan varises di esofagus, berdasarkan daya vasokonstriksi arteriol.  Efek samping : muka pucat, tekanan darah naik, bronkhokonstriksi, kejang lambung, usus dan uterus.  Obat : Vasopresin (Pitressin) Unruk diabetes : I.M : 1,5-5 UI setiap 1-3hari Varises : I.V : 0,2-0,6 UI/menit selama 24 jam
 ADH meningkatkan reabsorpsi air dari tubulus ginjal untuk

Kelenjar Paratiroid
 Penurunan kalsium merangsang pelepasan

PTH.  PTH mengobati hipoparatiroidisme (hipokalsemia). Penggantian PTH dapat membantu untuk memperbaiki kekurangan kalsium.  Kalsitonin : mengobati hiperparatiroidisme yang disebabkan oleh keganasan kelenjar paratiroid, kanker paru-paru, hipertiroidisme.

OBAT Kalsifedrol (Calderol) Kalsitriol (Rocaltrol) Ergokalsiferol (Drisdol) Kalsitonin salmon (Calsimar)

DOSIS O : 50-100 mcg/hari O : 0,25 mcg/hari

PENGGUNAAN Untuk penyakit tulang akibat ginjal kronik dan dialisis ginjal. Untuk hipoparatiroidisme dan ginjal kronik

HIPOPARATIROIDISME

O : 50.000-200.000 Untuk hipoparatiroidismek IU/hari S.C : I.M : mula 100IU/hari, selanjutnya 50100IU/hari setiap hari atau 2hari sekali Untuk penyakit Grave, hiperparatiroidisme, hiperkalsemia

HIPERPARATIROIDISME

Etidronat (Didronel)

O : 5-10 mg/kg/hari Untuk penyakit Grave, maks 20 hiperparatiroidisme, hiperkalsemia mg/kg/hari

Kelenjar Adrenal
1. GLUKOKORTIKOID
Obat-obat glukokortikoid disebut kortison.  Efek glukokortikoid : 1. Antiinflamasi (peradangan) Multiple sklerosis, artritis reumatoid, peradangan pembuluh darah, 2. Antialergi Asma, reaksi obat, dermatitis, dan anafilaksis. 3. Antistres Mengurang kecemasan dan menstabilkan kekecewaan emosional


 Efek samping :

Peningkatan gula darah, deposit lemak yang abnormal di wajah dan tubuh ( moon face, buffalo hump), hipertensi, tukak peptik dan retardasi pertumbuhan.
 Interaksi obat :

Meningkatkan potensi aspirin, diuretik. Menurunkan efek antikoagulan dan antidiabetik oral. Antasid, rifampin, bariturat mengurangi kerja obat ini.

2. MINERALOKORTIKOID
 Hormon-hormon ini mempertahankan

keseimbangan cairan dengan peningkatan penyerapan natrium dari tubulus ginjal.  Efek hipokalemia akibat kehilangan kalium dengan kemih dan udema serta berat badan meningkat karena retensi garam dan air, juga resiko hipertensi dan gagal jantung.  Pilihan obat : Aldosteron, deoksikortikosteron, kortisol.

OBAT Betametason (Celestone) Deksametason (Decadron)

DOSIS O : 0,6-7,2 mg/hr O : 0,25-4mg 2-4xsehari

KEGUNAAN Obat antiinflamasi steroid kuat. Obat antiinflamasi steroid kuat.. Untuk gangguan alergi akut : asma, syok, depresi, antiinflamasi

Metilprednisolon (Medrol) Hidrokortison (Cortef) Prednisolon (Delta-Cortef)

O : 4-48 mg/hari dalam dosis terbagi 4 I.M:I.V: 10-250 mg setiap 4-6 jam. O : 20-240mg/hari dalam dosis terbagi 2-4x I.M:I.V: 15-240 mg setiap 12 jam O : 2,5-15 mg 2-4x sehari I.V: 2-30mg setiap 12 jam

Untuk insufisiensi dan inflamasi adrenokortikal. Antiinflamasi.

DIABETES MELITUS
 Diabetes Melitus (DM) :

suatu penyakit kronik yang terjadi akibat kekurangan metabolisme glukosa, disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin di sel-sel beta.
 Tipe Diabetes Melitus : 1. Insulin dependen diabetes melitus (IDDM)

Terdapat destruksi dari sel beta pankreas, insulin tidak di produksi. 2. Non insulin dependen diabetes melitus (NIDDM) Jumlah insulin yang diproduksi kurang

Insulin
 Insulin adalah suatu protein dan tidak dapat

diberikan per-oral karena sekresi gastrointestinal merusak susunan insulin.  Meningkatkan ambilan glukosa, asam amino, dan asam lemak dan mengubahnya menjadi bahan-bahan yang disimpan dalam sel-sel tubuh.  Nilai glukosa darah normal : 60-100 mg/dL

Ada 3 tipe insulin :


1. Insulin kerja singkat

Disebut insulin regular (kristalin) dan merupakan larutan bening tanpa tambahan bahan untuk memperpanjang kerja insulin. Onset kerja : -1 jam. Puncak kerja 2-4 jam. Lama kerja 6-8 jam. 2. Insulin kerja sedang Onset kerja : 1-2 jam. Puncak kerja 6-12 jam. Lama kerja 18-24 jam. 3. Insulin kerja panjang. Onset kerja : 4-8 jam. Puncak kerja14-20jam. Lama kerja 24-36 jam.

 Digunakan untuk terapi DM tipe 1 : IDDM  Diberikan secara subkutan pada pagi hari sebelum

sarapan.  Tempat suntikan harus berpindah-pindah lengan, paha, pantat, perut.  Terjadi lipodistropi : atropi jaringan.  Interaksi obat : obat-obat diuretik tiazid, glukokortikoid, agen-agen tiroid dan estrogen meningkatkan gula darah. Antidepresi trisiklik, produk aspirin, antikoagulan oral menurunkan kebutuhan insulin.

 Efek samping :

1. Hipoglikemik jika insulin berlebih. gejala : cemas, gemetar, kulit dingin dan lembab, dan mungkin mengeluh sakit kepala. 2. Ketoasidosis. insulin tidak ada gula tidak dimetabolisme metabolisme lemak. Pemakaian asam lemak bersifat lemak ketoasidosis koma.

Antidiabetik Oral
 Penderitan NIDDM memiliki sedikit sekresi

insulin di pankreas.  Terapi NIDDM : diet, gerak badan, berhenti meroko dan antidiabetik oral.  Antidiabetik oral : merangsang sel-sel beta untuk mensekresikan lebih banyak insulin.  Tujuan terapi : - secara primer di tujukan pada pencegahan jangka pendek (menormalkan) - Secara sekunder : pencegahan komplikasi penyakit.

 Sulfonilurea : golongan antidiabetik  Efek samping antidiabetik oral = efek samping

insulin. Pemakaian tanpa makanan cukup : kecemasan, tremor, lemas. Reaksi yang merugikan : anemia aplasti, trombositopenia.  Antidiabetik oral kontraindikasi pada IDDM (tidak ada sel-sel beta yang berfungsi), kehamilan, menyusui, selama stres, oprasi dan infeksi berat.  Interaksi obat : Aspirin, antikoagulan, sulfonamid dan NSAID meningkatkan kerja sulfonilurea. Meningkatkan kerja diuretik tiazid, barbiturat.

OBAT Tolbutamid (Orinase) Asetoheksamid (Dymerol) Klorpropamid (Diabenese) Glibenklamid (Daonil, Euglucon) Metformin (Glucophage)

DOSIS O : 0,5-2 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 O : 0,25-1,5 mg/hari dosis tunggal/dosis terbagi 2 O : mula-mula 100-250 mg/hari, selanjutnya 100-500 mg/hari dalam dosis terbagi 2. Maks 750 mh/hari

LAMA KERJA 6 12 jjam 10- - 24 jam Sampai 60 jam

O : mula-mula 2,5-5 mg/hari, bila 10-24 jam perlu dinaikan setiap minggu sampai maksimal 10mg/hari dalam dosis terbagi 2 O : 3xsehari 500ng atau 2xsehari 850mg pada waktu makan. Dapat dinaikan dalam waktu 2 minggu sampai maks. 3xsehari 1 g. 6 12 jam

S E L E S A I

Kisi-kisi UAS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Efek samping hipoglikemi dan ketoasidosis 3 tipe indulin Prinsip pengobatan sistem endokrin Terapi pengganti dan antitiroid Cara kerja obat dwarfisme Perbedaan ADH dan mineralokortikoid Obat2 hipo dan hiperparatiroid Efek dr glukokorikoid Efek samping glukokortikoid Aturan pemberian insulin Cara kerja antidiabetik oral Pertimbangan ACTH dan insulin diberikan scr i.m atau s.c Obat2 glukokortikoid Istilah-istilah Obat2 yg menurunkan antidiabetik oral

You might also like