You are on page 1of 2

BAHASA BALI MEDIA KOMUNIKASI YANG PENTING

Subak (organisasi petani bali) merupakan salah satu organisasi tradisional Bali yang memelihara dan mengatur system irigasi pertanian yang sudah ada sejak dulu, seperti yang disebutkan dalam Museum Subak Mandala Mathika di desa Sunggulan Tabanan. Organisasi pengairan tradisional dalam bidang pertanian (subak), juga menjadi bagian dari unsur seni dan budaya yang diwarisi secara turun temurun oleh masyarakat di Pulau Dewata. Masyarakat dan kebudayaan Bali bergerak secara dinamis, dalam satu dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat, kata Gurubesar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Windia di Denpasar, Jumat.Melihat dari sudut pandang ini tentu saja bahasa bali sebagai akar dari kebudayaan Bali , peranannya tidak bisa kita lepaskan dari subak .Menurut beberapa sumber yang ada sejarah subak sulit dibuktikan secara tertulis namun ada yang mengatakan bahwa awalnya subak ini ada dari hasil pencarian air desa Tamblang dan Desa Bila , yang kemudian dialirkan dan dibagi secara rata di desa tersebut , lama-kelamaan air tersebut juga mengaliri sawah mereka . Hingga akhirnya dikenal dengan nama subak . Hal ini jelas memberikan kita gambaran bahwa bahasa sebagai media komunikasi sangat penting , mengingat orang desa di Bali pada umumnya menggunakan bahasa Bali , bahkan pada anak-anak usia 2 tahun . Bahasa bali seolah-olah menjadi hal yang sudah biasa di lingkungan pedesaan . Selain itu , kita tahu bahwa jika dipikir dengan logika , pasti sulit rasanya untuk mengembangkan subak di daerah perkotaan , ini jelas karena pergeseran fungsi lahan yang lebih banyak terdapat bangunan-bangunan . Jadi , sudah barang tentu , sistem subak ini akan lebih berkembang di desa.Bahasa Bali , sebagai media komunikasi sangat penting untuk dipelajari , karena pasti semua bentuk kegiatan yang berlangsung di desa tersebut menggunakan bahsa bali . Misalnya saja saat diadakan sangkep atau rapat pasti banyak di antara anggota subak tersebut yang lebih dominan menggunakan bahasa bali , ketimbang bahasa Indonesia . Dan patinya banyak juga istilah-istilah pada subak yang menggunakan bahasa bali . Jika sudah demikian , maka pikiran kita mestinya tertuju pada rendahnya SDM khususnya generasi muda yang lebih moderen atau tinggal di kota ynag sudah melupakan bahasa ibu mereka . Kita tahu pasti , sudah menjadi rahasia umum , jika banyak anak-anak pada zaman ini yang tidak begitu menyukai mata pelajran ini . Padahal , jika kita lihat di desa-

desa anak umur 2 tahun sudah bisa berbahsa bali dengan pasih , walaupun belum termasuk sor singgih bahasa yang digunakan itu tepat atau tidak . Meskipun demikian , tetap saja anak muda zaman sekarang lebih suka mempelajari bahasa asing . Inilah salah satu faktor yang lambat laun akan menyebabkan lunturnya rasa cinta terhadap budaya dan tradisi Bali khususnya bahasa itu sendiri . Yang akan mengakibatkan kurangnya motivasi diri untuk menjaga aset leluhur kita yang secara terun-temurun sudah diwariskan . Dan salah satunya subak .Mengingat hal tersebut , maka semestinya lembaga pendidikan yaitu sekolah lebih mengoptimalkan upaya-upaya agar generasi muda tetap mencintai budayanya sendiri. Khusunya sekolah-sekolah di kota besar . Tidak hanya terus terpusat pada pengoptimalan bidang akademis saja . Apalagi menurut beberapa ahli mengatakan bahwa , subak adalah sisitem irigasi masa depan . Seharusnya kita bisa memberikan pendidikan ini sejak dini . Agar kita masyarakat Bali sebagai generasi peneris warisan leluhur tersebut bisa mempertahankannya .Bukannya orang luar yang lebih sibuk mempelajari budaya kita baik dari segi seni maupun bahasanya dan lambat laun bisa saja mereka yang lebih tahu subak daripada generasi penerus kita .Jadi , mulai hari ini , khusunya kepada generasi penerus jangan sia-siakan aset kita , tidak salahnya kita mulai menyukai pelajaran bahasa bali . Karena nantinya hal ini akan sangat berguna di masyarakat .

You might also like