You are on page 1of 44

Yayasan Nawakamal

Laporan Akhir
PROGRAM MERP-PERTANIAN Merapi Early Recovery Programme Februari - Juni 2011

Yayasan Nawakamal
Jl. STM Pembangunan No. 6-A Mrican, Yogyakarta 55281 Telp/Fax: 0275 552890 Email: nawakamal@gmail.com nawakamalfoundation.wordpress.com

Yogyakarta, Juli 2011

Kata Pengantar
Laporan ini merupakan Laporan Akhir sebagai pertanggungjawaban implementasi kegiatan program MERP (Merapi Early Recovery Programme)Pertanian selama periode Februari 2011 sampai Juni 2011, yang diimplementasikan di 7 desa di Kecamatan Dukun dan 1 desa di KecamatanSalamKabupatenMagelangJawaTengah,kerjasamaantaraSavetheChildrendan Yayasan NawakamalYogyakarta. Nawakamal mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan untuk mengimplementasi MERPPertanian ini. Akhir kata semoga semua ini bermanfaatbagikitabersama. Yogyakarta,Juni2011 YayasanNawakamal
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. i

Daftar Isi
KataPengantar DaftarIsi DaftarTabeldanBagan ExecutiveSummary Bagian1:Pendahuluan 1.LatarBelakangProgramMERP 2.GambaranUmumProgram 2.1.TujuanProgram 2.2.TujuanKhusus 2.3.HasilYangDiharapkan 2.4.SasaranProgramdanKewilayahan 2.5.StrategiProgram 2.6.PengorganisasianKegiatan(TimProyek) 2.7.KegiatanKegiatanYangDilakukan 2.8.KegiatanMasaPerpanjangan Bagian2:DiskripsiImplementasi 1.DariRecoverykePemberdayaan 2.ProfilWilayahProgramdanSasaran 3.PengorganisasianKelompok 3.1.MenyiapkanKelompokdanSosialisasiProgram 3.2.VariasiBesarnyaKelompok 3.3.StrategiPendampinganKelompok 3.4.PerkembanganPerformaKelompok 4.MediaTanamPolybag 4.1.PelaksanaanDistribusiPolybag 4.2.IsuIsuSeputarMediaTanamPolybag 5.PengembanganKapasitas 5.1.PelatihanPembekalanPetugasLapangan 5.2.PelatihanBudidayaPertanianPekarangan 5.3.PelatihanKomposting 5.4.TransferPengetahuanDiTingkatKelompok 5.5.WorkshopPengorganisasianKelompok 6.MediaPenyadaran:FilmdanBukuPanduan 7.PenanamandanPemeliharaanTanaman 7.1.CapaianTargetPenanamandiMasyarakat 7.2.BeragamnyaprosesPenanaman 7.3.PemeliharaanTanaman:KomposdanPestisidaOrganik 8.PanenandanKonsumsiMakananSehatOrganik(HasilStudi) 8.1.GambaranAkurasiStudiBaselineEndline 8.2.PerkembanganJumlahPemanen 8.3.AktivitasKonsumsiAtasHasilPanen 8.4.KataMereka:Enak,RenyahdanLebihIrit 9.InisiatifJaringanAntarKelompok 10.HasilStudiEvaluasiPartisipatif Bagian3.Capaian,Kendala,danLessonLearned 1.CapaianKegiatan 2.KendalaKendalaKegiatan 3.LessonLearned Bagian4.Penutup:AgendaAgendakeDepan

|Hal.i |Hal.ii |Hal.iii |Hal.iv |Hal.1 |Hal.1 |Hal.1 |Hal.1 |Hal.2 |Hal.2 |Hal.2 |Hal.3 |Hal.4 |Hal.6 |Hal.8 |Hal.9 |Hal.10 |Hal.10 |Hal.10 |Hal.10 |Hal.11 |Hal.12 |Hal.12 |Hal.13 |Hal.13 |Hal.13 |Hal.14 |Hal.15 |Hal.16 |Hal.17 |Hal.20 |Hal.20 |Hal.20 |Hal.22 |Hal.24 |Hal.25 |Hal.25 |Hal.25 |Hal.26 |Hal.26 |Hal.27 |Hal.29 |Hal.34 |Hal.35 |Hal.35 |Hal.38

LampiranLampiran

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. ii

Daftar Tabel dan Bagan


DaftarTabel: Tabel1.GambaranTargetSasaranProgram(Implementasi) Tabel2.VariasiJumlahAnggotaKelompok Tabel3.TargetBesaranDistribusiPolybag Tabel4.ProfilPesertaPelatihanBudidayaPertanianPekaranganTahap1 Tabel5.ProfilPesertaPelatihanBudidayaPertanianPekaranganTahap2 Tabel6.PesertaKeseluruhanPelatihanBudidayaPertanianPekarangan Tabel7.ProfilPesertaPelatihanKomposTahap1 Tabel8.ProfilPesertaPelatihanKomposTahap2 Tabel9.PesertaKeseluruhanPelatihanKomposting Tabel10.RekapJumlahPertemuandanPelatihanDilaksanakanKelompok Tabel11.CapaianPartisipasiPenanaman Tabel12.KategorisasiJenisTanamanYangDitanam Tabel13.JumlahPenanamDari10JenisTanamanTerbanyakDiTanamDiWil. OFDA Tabel14.JumlahPenanamDari10JenisTanamanTerbanyakDiTanamDiWil. AUSAID Tabel15.PerkembanganJumlahPemanen Tabel16.ProsentaseKonsumsiKeluargadanSumberKonsumsi DaftarBagan: Bagan1.GambaranPerformaKelompok Bagan2.ProsentaseJumlahPenanamMenurutKategoriTanamandiDesaDesa OFDA Bagan3.ProsentaseJumlahPenanamMenurutKategoriTanamandiDesaDesa AUSAID |Hal.9 |Hal.10 |Hal.12 |Hal.14 |Hal.14 |Hal.15 |Hal.15 |Hal.16 |Hal.16 |Hal.16 |Hal.20 |Hal.21 |Hal.21 |Hal.22 |Hal.25 |Hal.26 |Hal.11 |Hal.22 |Hal.22

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. iii

Executive Summary
Program MERP (Merapi Early Recovery Programme)Pertanian telah diimplementasikan oleh Save the Children bekerja sama dengan Yayasan NawakamalYogyakarta pada Februari 2011 sampai Mei 2011, yang kemudian dilanjutkan dalam masa perpanjangan bulan Juni 2011. Program ini dilaksanakan di 7 desa di wilayah Kec. Dukun dan 1 desa di wilayah Kec. Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Besaran sasaran program sebanyak 5.723 KK yang tergabungkedalam92kelompok,tersebardi60dusundi8desasasaran. Tujuan umum MERPPertanian adalah memberikan dukungan dan bantuan kepada keluarga keluarga korban erupsi Merapi melalui upaya budidaya pertanian pekarangan dan training pengembangankapasitasyangdibutuhkanagarmerekamampumemulaipenghidupanmereka. Sementarahasilyangdiharapkanadalah:(1)TerdistribusiCashGrantkepadasetiapKK,dimana masingmasingKKakanmenerimaRp.200.000,untukkegiatanbudidayapertanianyangsudah mereka rencanakan; (2) Terdistribusi sebanyak 200 polybags kepada seluruh KK sasaran program; (3) Sebanyak 80 perempuan perwakilan kelompokkelompok perempuan mengikuti training budidaya pertanian pekaragangan; (4) Sebanyak 80 perempuan perwakilan kelompok kelompok perempuan mengikuti training tehniktehnik membuat kompos; (5) KK sasaran program budidaya pertanian pekarangan memperoleh hasil produksi (panen) dari budidaya pertanian pekarangan mereka; dan (6) Diperkirakan sebesar 70% KK sasaran program mengkonsumsihasilbudidayapertanianpekaranganmereka. Nawakamal mempersiapkan sebuah tim proyek sebanyak 13 orang untuk mengimplementasi programtersebut.Merekaterdiriatas1orangkoordinatorproyek,3orangkonsultandibidang pertanian,8orangpetugaslapangan,dan1orangadministrasi.Parapetugaslapangantersebut bertanggung jawab antara 10 12 kelompok. Seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: (1) Training pembekalan untuk tim proyek; (2) Diskusi penyamaan persepsiprogramdenganSavetheChildren;(3)Pelatihanbudidayatanamanpekarangan,yang telah dilakukan dalam 2 tahap; (4) Pelatihan pengelolaan limbah sampah rumah tangga (pelatihan komposting), yang juga dilakukan dalam 2 tahap; (5) Pelatihan pengorganisasian kelompok, yang dilakukan dalam 2 tahap; (6) Pembuatan buku panduan budidaya pertanian pekarangan;(7)Pembuatanfilmtentangbudidayapertanianpekarangan;dan(8)Studievaluasi partisipatif. Dari proses implementasi program telah diperoleh hasil capaian sebagai berikut: (1) Sebanyak 5.719KKtelahmenerima CasgGrantPertanianper KKRp.2.000,;(2)DarijumlahKKtersebut sudahterbentukkelompoksebanyak92kelompok;(3)Sebanyak5.723KKdari92kelompokyang terbentuk telah menerima polybag. Bertambah 23 KK (dari 5.700 KK) sebaba di Desa Gulon tumbuhinisiatifmasyarakatmembagipolybagkepadaKKlain;(4)Sebanyak114perempuandari 92 kelompok telah mendapatkan pelatihan budidaya pertanian pekarangan; (5) Sebanyak 134 perempuan dari 92 kelompok telah mendapatkan pelatihan komposting (pengelolaan limbah sampahrumahtangga);(6)Ditingkatkelompoktelahterjadipertemuanmaupunpelatihanyang dilakukan secara mandiri sebanyak 130 kali pertemuan/pelatihan yang diikuti total 3.561 perempuan;(7)Sebanyak248kaderdi92kelompoktelahmendapatkanpelatihan.Jadiratarata disetiapkelompoktersediaantara2sampai3kaderterlatih;(8)Telahterdistribusisebanyak240 Bukupanduanbudidayapekaranganuntukkelompok,PKK,pemerintahDesadanKecamatan;(9) Telah terdistribusi sebanyak 95 keeping film tentang budidaya pertanian pekarangan untuk seluruhkelompokdandesa;(10)Sebanyak5.670KK(99%)dari5.723KKpenerimapolybagtelah melakukanpenanamandenganberbagaijenistanamanantara7sampai15jenistanaman;(11) Sebesar90%dari5.723KKpenerimapolybag,atausekitar5.150KKtelahmeningkatproduksinya
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. iv

dengan kata lain telah memperoleh panen; (12) Sebanyak minimal 80% dari sasaran program 5.723KK,atausekitar4.578KKtelahmengkonsumsihasilpanenbudidayapertanianpekarangan mereka;(13)KKyangtelahmemanendanmengkonsumsitersebutmengatakanbahwamereka dapat menghemat pengeluaran belanja keluarga untuk membeli sayuran antara Rp. 2.000 sampaiRp.3.000perhari;(14)Telahterbentuksimpulsimpuljaringanpetaniperempuanantar desa. Disampinguraianuraianhasilcapaianprogramyangbersifatkuantitatifsepertiterpapardiatas, didalamlapaoraninijugadisampaikanuraianuraianyangbersifatkualitatif.Uraiankualitatifini sangat kaya variasinya baik dalam tema pengorganisasian kelompok, prosesproses penanaman, variasi dalam pemeliharaan tanaman, panen dan konsumsi, juga uraianuraian variasidalamtematemagender. Studi evaluasi partisipatif yang dilakukan di 2 sample wilayah secara garis besar menunjukkan para perempuan mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarganya memperoleh manfaat yang sangat berarti dari MERPPertanian ini. Manfaat yang boleh dikata cukup signifikan itu bukan secaradalamartiperempuansebagaiindividu,tetapijugaperempuansebagaisubyekpenting di dalam keluarga, dalam dialog dengan lakilaki, juga dalam ranah relasi sosial mereka. Yang paling nampak nyata adalah bahwa mereka mempunyai tanaman sayur yang bisa dipanen sewaktuwaktudanmampumenghematbiayaantaraRp.2.000Rp.3.000perhari.Katapara anggota keluarga mereka rasa sayur mayur mereka lebih enak dan renyah. Dalam ranah relasi sosialperempuanmenjadisemakinpercayadiriberdiskusidikelompokmerekamensharing kan penemuan, pengalaman, bahkan kegagalan mereka dalam proses penanaman dan pemeliharantanamanpekaranganmereka. MERPPertanianbisadipandangsebagaigerakanperempuanyangluasdengancakupanyang relatif besar di Kab. Magelang. Gerakan perempuan tersebut bahkan bermain dalam ranah sosial ekonomi yang paling pokok bagi masyarakat lereng Merapi, yaitu ranah pertanian. Gerakan tersebut telah menarik minat beberapa ibu kepala desa, bahkan ibu camat, dan juga WakilBupatiKab.Magelang.Gerakanyangbegitupotensialiniperludiberiwadahagartidak segeramelempem,danolehkarenaitubentukbentuksimpuljaringanawaltelahdiinisiasioleh Nawakamal. Tentu saja inisiasi mengenai simpul jaringan akan terus didampingi sampai memperolehbentuknyayangpalingbaikbagikelompokkelompokperempuantersebut. Semogaprograminibermanfaatbagikitasemua. Yogyakarta,Juni2011

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. v

Bagian 1: Pendahuluan
1. Latar Belakang Program MERP
Pada Oktober 2006 terjadi bencana erupsi Merapi yang telah melanda ke beberapa kabupatensepertiKab.Sleman(DIY),Kab.Klaten,Kab.Boyolali,danKab.Magelang.Bencana tersebut telah memporakporandakan pemukiman penduduk, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat. BNPB menginformasikan bahwa bencana tersebut menewaskan 324 orangdansebanyak362.642orangmengungsi. KetikapemerintahtelahmenurunkanradiusbahayaerupsiMerapidari20Kmmenjadi15Km dan10Kmpada14dan19November2010lalu,sebanyak160.000penduduktelahkembali ke desa masingmasing. Di desa mereka menghadapi berbagai permasalahan. Pertama, banyak rumah mengalami kerusakan tingkat sedang yang masih bisa dihuni sampai kerusakanparahyangsamasekalitidakbisadihuni.Kedua,masyarakattidakmemilikiakses air bersih. Dilaporkan bahwa minimnya ketersediaan air bersih ini terjadi hampir di semua areabahayaerupsimerapi.Ketiga,rendahnyaketersediaanpanganbagikeluargasebabhasil pertanianrusakparahsementaramerekatidakmempunyaiuangcashuntukmembelibahan makanan. Di Kab. Magelang 43% penduduk hidup dari lahan pertanian di kawasan Merapi, sementara itu sebesar 80% kawasan pertanian tersebut rusak karena bencana Merapi. Keempat,olehkarenakerusakanekonomimasyarakattersebutmakahampirsebagianbesar keluarga mengalami kesulitan untuk menyekolahkan anakanak mereka, para ibu hamil dan menyusui menjadi sangat rentan untuk menjaga kesehatan mereka dan anakanak balita menghadapitingkatasupangiziyangmenurun. Program yang diimplementasikan ini didesain untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang mendesakdalamfaseearlyrecoveryresponsebencanaerupsiMerapidisebagianwilayah Kab. Magelang. Sasaran program MERP (Merapi Early Recovery Programme)Bidang Pertanianinisebesar5.700KK(diperkirakansebanyak22.800orang)dengantujuanbesar:(1) membantu ketersediaan pangan dan kebutuhan mendasar lainnya, dan (2) membantu keluargakeluargamemulaimengembangkanekonomipertanianmereka.

2. Gambaran Umum Program


2.1.TujuanProgram: MemberikandukungandanbantuankepadakeluargakeluargakorbanerupsiMerapimelalui upaya budidaya pertanian pekarangan dan pengembangan kapasitas yang dibutuhkan agar merekamampumemulaipenghidupanmereka. 2.2.TujuanKhusus: (1) Sebanyak5.700KKyangtergabungdidalam80kelompokpetaniperempuan,melakukan budidayapertaniandipekaranganmereka. (2) Sekitar70%darirencanasasaranprogramdiatas(5.700KK)menanambudidayatanaman dipekaranganmereka.
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 1

2.3.HasilYangDiharapkan: Berdasarkan dokumen proposal kerja sama, maka dapat digambarkan bahwa hasil yang diharapkandariMERPpertanianinisebagaiberikut: (1) TerdistribusiCashGrantkepadasetiapKK,dimanamasingmasingKKakanmenerimaRp. 200.000,untukkegiatanbudidayapertanianyangsudahmerekarencanakan. (2) Terdistribusisebanyak200polybagkepadaseluruhKKsasaranprogram. (3) Sebanyak80perempuanperwakilankelompokkelompokperempuanmengikutitraining budidayapertanianpekaragangan. (4) Sebanyak80perempuanperwakilankelompokkelompokperempuanmengikutitraining tehniktehnikmembuatkompos. (5) KKsasaranprogrambudidayapertanianpekaranganmemperolehhasilproduksi(panen) daribudidayapertanianpekaranganmereka. (6) Diperkirakan sebesar 70% KK sasaran program mengkonsumsi hasil budidaya pertanian pekaranganmereka. 2.4.SasaranProgramdanKewilayahan: Berdasarkan dokumen proposal kerja sama, maka dapat digambarkan bahwa sasaran program(beneficiaries)dansasaranwilayahkegiatanadalahsebagaiberikut: (1) DiwilayahprogramA,sasaranprogramsebanyak2.000KKyaknidi: KecamatanDukun,yakni: 1.DesaNgargomulyo 2.DesaSumber. (2) DiwilayahprogramB,sasaranprogramsebanyak3.700KK,yaknidi: KecamatanDukun: 3.DesaKeningar 4.DesaKalibening 5.DesaMangunsuko 6.DesaSewukan 7.DesaPaten KecamatanSalam: 8.DesaGulon 2.5.StrategiProgram: (1) DukunganCashGrant:CashGrantakandiberikankepada5.700kelurgamasingmasing sebesar Rp. 890.000, dengan perincian : (a) Rp. 500.000 akan diberikan untuk mendukungkebutuhanpangandankebutuhanlainsepertipendidikananakdanlainlain selama 4 bulan; (b) Sebesar Rp. 390.000 akan diberikan atau diwujudkan sebagai kegiatan masyarakat seperti pembelian bibit, pupuk, media tanam, dan usaha simpan pinjam. Diantaranya sebesar Rp. 200.000 diperuntukkan bagi kegiatankegiatan bidang budidayapertanianpekarangan (2) Perempuan sebagai inisiator program: Sasaran utama kegiatan ini adalah kaum perempuan, di mana program ini akan mengutamakan keterlibatan perempuan mulai dariperencanaan,implementasi,danmonitoringperkembangankegiatan. (3) Penguatankapasitasperempuan:Kelompokkelompokperempuandimasyarakatseperti posyandu dan kelompok PKK akan dilibatkan menjadi mitra utama dalam proses kegiatanprograminidimasyarakat,baikyanglangsungterkaitdalamkegiatanprogram inimaupunperannyadalammenghubungkandenganissukesehatanibudananak. (4) Assessment partisipatif: Dilakukan rapid assessment secara partisipatif bersama masyarakat. Assessment ini ditujukan untuk mencari masalahmasalah utama, modal
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 2

sosialyangada,organisasidankelompoklokalyangterkaitdenganperlindungananak, kesehatan ibu dan anak, serta upaya pengembangan ekonomi pertanian. Hasil assessment akan didiskusikan bersama dengan berbagai stakeholder di tingkat masyarakat. (5) Perencanaan Komunitas: Berbasis pada need assessment yang sudah dilakukan, masyarakat dengan difasilitasi oleh tim lapangan melakukan perencanaan partisipatif yang berfokus pada kegiatan recovery ekonomi dan upayaupaya pengembangan kegiatandalamhalperlindungananak. (6) Pengorganisasian Komunitas (masyarakat): Di desadesa sasaran kegiatan dilakukan pengorganisasian kelompok dengan memanfaatkan kelompokkelompok yang sudah ada, khususnya kelompok perempuan yang terkait untuk mendukung kegiatan utama programini. 2.6.PengorganisasianKegiatan(TimProyek): BerdasarkankesepakatandalamMoUkegiatandenganSavetheChildren,makaNawakamal membentuktimuntukpengorganisasiankegiatan(timproyek)ini.Timterdiriatas:
Posisi
ProjectLeader merangkap konsultan

Nama
TA.Kuncoro

Keterangan
Bertanggungjawabseluruhkoordinasiprogresskegiatan Bertanggungjawabatascontentkegiatanproyek Bertanggungjawabmembuatlaporanbulanankegiatan Bertanggungjawabpengawasankinerjaparakoordinator lapangan Menjadifasilitatorpelatihanpelatihanyangdibutuhkan Bertanggungjawabatascontentkegiatanproyek Bertanggungjawabpengawasankinerjaparakoordinator lapangan Menjadifasilitatorpelatihanpelatihanyangdibutuhkan Setiapharibertugasmengeloladanmengkoordinasi kegiatandilapangan/desatanggungjawabnya Membuatlaporanmingguankegiatan Melakukanmonitoringkegiatankelompokkelompok Melakukanpengorganisasiankelompok Memfasilitasipertemuanpertemuankelompok Memfasilitasitrainingditingkatkelompok Bertanggunjawabatasprogressmekanismekeuangandan administrasiproyek Memanagekebutuhankebutuhanadministasikegiatan proyek Bertanggungjawabataspenyusunanlaporanrutinkeuangan proyek Membuatlaporanakhirkeuanganproyek

Konsultan

KristinWahyuS. HenuPramujaka BudiSetiawan 8orang,yaitu: SannaSanata MaulanaParamitha A.Gandung BowoNugroho HermanusWahyoko AhmadIskandar GunturPrabawanto JohanDwiWibowo Priyani

Koordinator lapangan

Timadministrasi proyek:

Pembagiankerjawilayah:
Konsultan TA.Kuncoro KristinWahyuS. HenuPramujaka BudiSetiawan KoordinatorLapangan A.Gandung JohanDwiBowo SannaSanata MaulanaParamitha BowoNugroho AhmadIskandar HermanusWahyoko GunturPrabawanto JumlahKelompok 10kelompok(DesaMangunsukodanSewukan) 11kelompok(DesaSewukandanPaten) 10kelompok(DesaSumberdanKalibening) 10kelompok(DesaSumber) 14kelompok(DesaGulondanKalibening) 12kelompok(DesaKeningardanNgargomulyo) 12kelompok(DesaPaten) 13(DesaKalibeningdanMangunsuko)

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 3

2.7.KegiatanKegitanYangDilakukan: Berikutinidisampaikansecaragarisbesarkegiatankegiatanyangdilakukanselamaprogram MERPpertaniandariFebruariMei2011dandimasaperpanjanganBulanJuni2011.Hasil danprosessecaraterperincidarimasingmasingkegiatanakandipaparkandalamBagian2. 2.7.1.PelatihanPembekalanUntukPetugasLapangan(KoordinatorLapangan): Tujuan pelatihan ini yaitu: (a) Pendalaman design kegiatan dan metodelogi kegiatan; (b) Pendalamanteknisbudidayatanamandalampolybag;(c)Tekniscomposting;(d)Metode pendampingan;dll.Pelatihanterlaksanaselama2hariyaituRabuKamis,910Februari 2011diPusatPelatihanWarak,DusunWarak,Kab.Sleman. 2.7.2.DiskusiOrientasiProgramPenyamaanPersepsi: Bersamaan dengan acara pelatihan pembekalan untuk petugas lapangan tersebut, pada hari pertama Rabu 9 Februari 2011 dilakukan diskusi bersama antara tim proyek MERP dari Lembaga Nawakamal dengan tim dari Save the Chidren. Tujuan diskusi orientasi program ini adalah untuk menyamakan persepsi mengenai beberapa hal seperti: (a) Cakupanprogram,(b)Strategidanpendekatan,kegiatankegiatanyangakandilakukan,(c) Jumlahsasarandanwilayahkegiatan,(d)Sistemadministrasidanmonitoringkegiatan;(e) Pembagian peran antara Save the Children dan Nawakamal, (f) Kesepakatan pertemuan koordinasi,dll. 2.7.3.PelatihanBudidayaPertanianPekaranganuntukMasyarakat: Pelatihan Budidaya Pertanian Pekarangan ini bertujuan: (1) Meningkatkan wawasan peserta, yang seluruhnya adalah kaum perempuan, mengenai pentingnya ketersediaan pangan yang sehat bagi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan; (2) Meningkatkan pengetahuandanketrampilanteknispesertadalamhalbudidayatanamandalampolybag atau media tanam lainnya di pekarangan mereka; (3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis peserta dalam hal jenisjenis komposting yang dapat dilakukan di masyarakat; dan (4) Menyepakati gambaran umum pengelolaan program kegiatan di tingkat kelompok. Pelatihan dilaksanakan dalam 2 tahap, masingmasing selama 2 hari (tidak menginap). Tahap ke1 dilaksanakan tgl 11 12 Maret 2011 di Balai Dusun Ngentak, Desa Sumber, Kec. Dukun, Kab. Magelang. Tahap ke2 tanggal 2324 Maret 2011,bertempatdiBalaiDusunSewukanTegal. 2.7.4.DistribusiPolybag(Tahapke1danTahapke2): Setelah pelaksanaan pelatihan budidaya pertanian tahap ke1 kemudian diditribusikan polybag tahap ke1 untuk semua kelompok. Distribusi polybag ini terlaksana antara MingguIsampaiMingguIIMaret2011.Distribusipolybagtahapke2terlaksananantara MinggukeIIsampaiMinggukeIIIMei2011,dimanamasyarakatsudahmulaimelakukan penanamanmelaluidistrubusipolybagtahapke1. 2.7.5.PelatihanKomposting(PengelolaanLimbahSampahRumahTangga): Setelah kegiatan penanaman sayurmayur terlaksana, kemudian diberikan training komposting.Tujuanpelatihaniniadalah:(1)Meningkatkanwawasanpesertamengenai pentingnya pengelolaan limbah sampah rumah tangga agar bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos; dan (2) Praktik pemanfaatan limbah sampah rumah tangga. Mempertimbangkan banyaknya kelompok peserta, maka pelatihan ini juga dilakukan dalam2tahap.Tahapke1dilaksanakanKamis19Mei2011diBalaiDusunDhiwak,Desa

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 4

Sumber, Kec. Dukun, Kab. Magelang. Pelatihan tahap ke2 dilaksanakan di Balai Desa Mangunsuko,Kec.Dukun,Kab.Magelang,padaSabtu21Mei2011. 2.7.6.PertemuanPertemuanKoordinasi: (1) Pertemuan Koordinasi Rutin Tim Proyek: Internal tim Nawakamal setiap minggu melaksanakan koordinasi sekaligus untuk memonitoring perkembangan kinerja kegiatandarimingukeminggu.Topiktopikyangdibahasdalampertemuanmingguan antaralain:(1)Sharingperkembangankegiatandilapangan;(2)Mengenalihambatan, kasuskasus spesifik di lapangan; (3) Perencanaan agenda untuk 1 minggu ke depan; dll. Dari bulan Februari sampai Juni 2011 Tim Nawakamal telah melakukan 18 kali pertemuanmingguan. Disamping pertemuan koordinasi mingguan, Nawakamal juga melakukan bentuk bentuk koordinasi lain langsung kepada staff di Save the Children seperti dalam hal: sistemakuntasidanpelaporanpembukuankeuangankegiatan,koordinasidenganPO Pertaniandalamhalarahkegiatanprogram,danjugadenganPOMobilisasi. (2) Pertemuan Koordinasi Mitra MERP: Dibawah koordinasi Save the Children, Nawakamal juga terlibat di dalam pertemuanpertemuan koordinasi antar mitra programMERP. 2.7.7.PendampingandanMonitoring: (1) Kunjungan dan pertemuan kelompok: Koordinator lapangan (petugas lapangan) dan konsultan telah melakukan kunjungankunjungan lapangan secara rutin baik ke penguruskelompokmaupunkeanggotakelompok.Disampingitusesuaidenganjadual rutinpertemuankelompok,baikuntukpertemuanbiasamaupunpelatihanpelatihan di tingkat kelompok, koordinator lapangan dan konsultan juga mendampingi pertemuanpertemuantersebut. (2) Monitoring perkembangan kegiatan: Nawakamal juga telah mengembangkan sistem monitoring dalam bentuk formatformat (blangko/angket) untuk mengetahui secara kuantitatif perkembangan kegiatan budidaya pertanian pekarangan. Format yangdikembangkanantaralain: a.Formpemantauanjenistanamanyangditanam Formatinidimaksudkanuntukmemantaujenistanamanapasajayangditanam oleh seluruh perempuan/KK sasaran program baik di wilayah OFDA maupun AUSAID.Forminidisebarkanke92kelompok,dimanapenguruskelompokharus mendata kepada seluruh anggota kelompok. Form ini diimplementasikan pada AprilMingguIsampaiMinggukeII. b.BaselinedanEndlinesurvey Baseline dan Endline survey merupakan form yang sama, yang disebarkan kepadamasyarakatdalamduaperiodeyangberbeda.Dariforminiingindibaca kondisi perkembangan pada periode awal proyek dibanding periode akhir proyek dalam beberapa tema seperti: (1) Perkembangan jumlah polybag yang ditanamdan jenistanamannya;(2)Perkembanganjenistanamanyangdipanen dan besarannya/jumlahnya; (3) Perkembangan pola pemanfaatan tanaman untuk konsumsi rumah tangga, dari pola konsumsi ini ingin pula direkam sumbernya apakah dari budidaya pertanian pekarangan, sawah, atau sumber
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 5

lain.FormBaselinedisebarkanataudiimplementasikanpadaAprilMinggukeIV sampai Mei Minggu keI dan kemudian form yang sama disebarkan lagi pada MinggukeIsampaiMinggukeIIJuni2011. c.Formatprofilkelompok Kepada 92 kelompok Nawakamal sudah membagikan format profil kelompok. Dariformatiniingindiketahui:(1)Besarnyaorganisasipengurus(2)Kegiatandan perencanaan kelompok (3) Performa pembukuan keuangan kelompok (4) Kebijakankebijakankelompokdibidangpertanian(5)Kebijakankelompokpada kegiatan nonpertanian; dll. Profil kelompok ini akan digunakan untuk menilai performa kelompok, yang sangat berguna untuk metode strategi pendampingan pascaproyek. Profil kelompok mulai di data pada Minggu keIV MeisampaiMinggukeIIJuni2011. 2.8.KegiatanMasaPerpanjangan(Juni2011): 2.8.1.PembuatanBukuPanduanBudidayaPertanianPekarangan: Kegiatan ini sesunguhnya merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya berupa pembuatan modul training budidaya pertanian pekarangan. Namun oleh karena budget modul training ini belum termanfaatkan secara maksimal, maka diajukan dalam bentuk pembuatanBukuPanduanBudidayaPertanianPekarangan. Buku panduan ini menjawab dan memperdalam hasil yang diharapkan yakni meningkatkankapasitasparakaderdananggotakelompokdalamhalbudidayapertanian pekarangan dan pembuatan kompos. Buku panduan praktis ini yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar akan mudah dipakai oleh agentagent (kaderkader yang pernah detraining) untuk menularkan pengetahuannya di tingkat kelompok (capacity building anggota kelompok). Buku ini sudah didistribusikan baik di tingkat kelompok, desa, dan kecamatandiwilayahsasaranprogram. 2.8.2.PembuatanFilmPenyadaranBudidayaPertanianPekarangan: Pembuatan film ini dilakukan karena berawal dari gagasan bahwa agar penyampaian trainingmengenaibudidayapertanianpekarangandanpembuatankompostersampaikan dengan mudah, maka Nawakamal (atas inisiatif sendiri) mencoba membuat film yang telah diputar pada saat training sebagai media training. Ternyata setelah pelatihan para kader meminta film tersebut untuk di putar pada saat mereka mentransfer pengathuannya di kelompok, dan menurut para kader film ini mempermudah mereka dalam melakukan training di kelompok. Film yang berisi tentang budidaya pekarangan dantehniktehnikmembuatkompos,yangsangatmendukungpencapaianhasilberkaitan denganpengembangankapasitasparaanggotakelompok.Filmberdurasisekitar35menit initelahdisebarkankepadaseluruhkelompoksasaran. 2.8.3.WorkshopPengorganisasiankelompok: Ideperlunyakegiataniniadalahberdasarkan:Pertama,sejauhproseskegiatanberjalandi bidangpertanianmaupunnonpertanianbelumpernahdiberikanpenyadaranawalyang mendasar tentang pengorganisasian kelompok. Kedua, sejauh ini pendekatan kegiatan bersifat sektoral (pertanian sendiri, nonpertanian sendiri, dll) sementara kelompoknya tetapsatu.Ketiga,padamasamasaakhirprogrammunculkeinginanbeberapalokasidesa untuk melakukan semacam jejaring antar kelompok petani perempuan tersebut. Kegiatan ini sangat mendukung untuk pencapaian hasil kegiatan yang berkaitan dengan pengembangankapasitaskelompok,terutamadalamhalmengorganisasikelompokdemi
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 6

keberlanjutan kelompok di masa datang. Materimateri yang dibahas antara lain: (1) Identifikasihambatanhambatanorganisasikelompokdansolusimengatasinya,(2)Dasar dasar pembukuan keuangan kelompok dan transparansi, (3) Inisiatif jejaring antar kelompok. Workshop dilakukan sebanyak 2 tahap. Tahap ke1 terlaksana pada Selasa 19 Juli 2011 bertempat di Balai Desa Kalibebing. Workshop tahap ke2 terlaksana pada Rabu 20 Juli 2011diBalaiDesaSewukan. 2.8.4.StudiEvaluasiPartisipatif: Evaluasi merupakan persyaratan dasar untuk mengukur keberhasilan sebuah kegiatan/proyek.PadaperiodepertamaFebruariMei2011evaluasiinibelumdiajukan oleh karena begitu pendeknya durasi proyek. Ide evaluasi partisipatif ini muncul berdasarkan sebuah pertanyaan besar apakah beneficiaries sejumlah 5.700 KK berpartisipasi di dalam proyek ini karena tertarik dengan cash grant RP. 500.000 (untuk dukungan kehidupan keseharian) dan Rp. 390.000 (untuk dukungan kegiatan nonpertaniandanpertanian).Ataukahpartisipasitersebuttumbuholehkarenakesadaran mereka untuk menjawab kebutuhan. Apakah program budidaya pekarangan ini bermanfaatbagimereka,khususnyauntukmenjaminketersediaanpangansehatkeluarga danpangansehatbagianak. Studievaluasipartisipatifdilakukanmelaluipendekatankualitatif(emicapproach).Karena begitu luasnya kewilayahan sasaran dan kelompok sasaran, maka dipilih strategi FGD (focuss group discussion) dan wawancara di 2 wilayah program OFDA dan AUSAID. Dimasingmasing wilayah dilaksanakan FGD dengan 10 peserta perwakilan dari 3 kelompok, dan wawancara dengan 5 orang. Studi evaluasi partisipatif ini telah dilaksanakandiwilayahOFDApadatanggal24Juni2011dandiwilayahAUSAIDtanggal25 Juni2011.

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 7

Bagian 2: Diskripsi Implementasi: Dari Pekarangan ke Meja Makan


1. Dari Recovery ke Pemberdayaan:
Gagasan Dari Pekarangan ke Meja Makan
ProgramMERPsecaraumumdanMERPPertanianyangdikerjasamakandenganNawakamal ini sesunguhnya adalah program emergensi dengan fokus tahapan yakni Merapi Early Recovery Programme. Dalam konteks emergencyrecovery program ini (MERPPertanian) hanya ditujukan untuk menjawab kebutuhan jangka pendek selama 45 bulan (Februari Mei 2011 dan Juni 2011). Secara sederhana tujuan tersebut adalah: (1) Sesegera mungkin menyediakan alternatif makanan sehat berupa sayuran atau jenis tanaman lain dari lahan yang bisa digarap yaitu lahan pekarangan, bagi para korban erupsi Merapi; (2) Untuk mendukung upaya tersebut secara cepat, maka dikembangkan model budidaya pertanian pekarangan dengan mendistribusikan polybag dan dana cashgrant untuk dukungan pertaniansebesarRp.200.000perKK;(3)Beneficiaries(sasaranprogram)diorganisirmelalui kelompokkelompokperempuan,dankemudiandiberikankegiatancapacitybuildingberupa pelatihanbudidayapertanianpekarangandanpembuatankompos. Denganmempertimbangkancakupansasaranprogramyangbegituluas(5.700beneficiaries di92kelompok),danlatarbelakangsejarahpertaniandilerengMerapikhususnyadesadesa di Kec. Dukun (7 desa) dan Kec. Salam (1 desa), maka jika dipandang dari luar konteks recovery sesungguhnya program ini bisa dianggap sebagai awal dari gerakan pertanian organikdipekaranganyangdiinisiasiolehkaumperempuanlerengMerapi.Gerakaninibisa diletakkandalamranahsustainabilityketersediaanpanganyangsehat(organik)bagikeluarga khususnyaanakanak(hakhakpangansehatuntukanak). Sudahlebihdari15sampai20tahunterakhirpertanianlereng Merapi(jugadiwilayahKec. Dukun dan sekitarnya) terperangkap pada pertanian nonorganik komersial berorientasi pasar.Olehkarenanyafokuspertanianadalahsawahatauladang(tegalan),danpekarangan menjadi area yang tidak terperhatikan. Sawah dan ladang identik dengan domain lakilaki, curahan waktu luang perempuan harus dialokasikan membantu lakilaki di sawah/ladang. Nampaknyapolapertaniandemipasardanuanginimembawadampakpadapolakonsumsi keluargayangkurangmemperhatikansayurmayursehatbagikeluargakhususnyaanakanak. Mempertimbangkan model ekonomi pertanian sebelumnya yang marketoriented serta kurang berpihak pada ketersediaan pangan sehat bagi anak. Juga dilandasi oleh begitu besarnya potensi program MERPPertanian ini sebagai gagasan baru pertanian organik pekaranganolehkaumperempuanyangmemilikiinisiatifkeberpihakanpangansehatuntuk keluarga dan anak, maka Nawakamal mengimplementasi program ini tidak hanya dalam sentuhan recovery. Sejak awal memulai MERPPertanian ini orientasi pikir dan pendekatan yang menjadi wacana adalah pendekatan pemberdayaan jangka panjang yanglebihsustainabledibidangbudidayapertanianpekaranganbagikaumperempuan. Gagasan pendekatan pemberdayaan Nawakamal itu ingin diberi nama Dari Pekarangan ke Meja Makan. Dalam jangka pendek gagasan ini memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan recovery program MERPPertanian. Namun dalam kerjakerja pendampingannya selalu diwacanakan beberapa kata kunci demi keberlanjutan jangka
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 8

panjang, yaitu: (1) Alternatif pertanian organik yang diinisiasi dari budidaya pertanian pekarangan oleh perempuan; (2) Perempuan atau kelompok perempuan menjadi domain utamadanmemilikikuasapertanianalternatiftersebut;(3)Ketersediaanpangansehatdi meja makan keluarga dan khususnya untuk anak secara berkelanjutan; (4) Menjadi media pemberdayaan dan capacity building perempuan, baik dalam hal berorganisasi (berkelompok) dan berjejaring, budidaya pertanian khususnya pekarangan secara organik, sumbangannya dalam pengelolaan lingkungan, ataupun sumbangannya kepada kegiatan alternatiflainterkaitsepertiposyandu,usahasimpanpinjam,peternakan,dll.

2. Profil Wilayah Program dan Sasaran


2.1.GambaranWilayahKec.DukundanSalam Program MERPPertanian dilaksanakan di 7 desa di Kec. Dukun dan 1 desa di Kec. Salam, Kabupaten Magelang, tepatnya disekitar sebelah Utara wilayah Kota Muntilan. Di wilayah Kec.Dukundesayang paling dekat dengan Kota Muntilan sekitar 5Km,sementaradesa tertinggi dan terjauh sekitar 12 KM dari Kota Muntilan. Sementara Desa Gu lon di Kec. Salam berada di ketinggian yang relatif sama dengan Kota Mun tilan dan jaraknya hanya sekitar 2 Km sebelah Timur Muntilan. Secara keseluruhan ke delapan desa sasaran program boleh dikatakan terletak di kawasan lerengMerapidengantingkatkesuburantanahbaik,yangsangatcocokuntukpertaniandan peternakan.Hampirseluruhwilayahberkarakteristikekonomipertaniandengan2pasaryang cukup besar yaitu Pasar Talun (di Kec. Dukun) dan Pasar Muntilan. Hanya di Gulon, oleh karena cukup dekat dengan kota, sebagian masyarakat adalah pegawai meskipun mereka tetapsebagianbesarmemilikitanahpertanian.PadasaatbencanaerupsiMerapi2011tujuh desasasaranprogramdiKec.DukunterkenaabuMerapi,danhampirseluruhpenduduknya mengungsi ke daerahdaerah lebih bawah. Bencana itu telah merusak ekonomi pertanian masyarakat. Tabel1. 2.2.PerubahanTargetSasaran GambaranTargetSasaranProgram(Implementasi) Program: Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Tabelinimenggambarkanperubahan Wilayah Sasaran Desa Dusun Kelompok Program Sasaran Sasaran Sasaran jumlah target sasaran program OFDA 2.000 2 23 35 setelah dilakukan tahap implemen AUSAID 3.723 6 37 57 tasi, yang diperkirakan 5.700 KK TOTAL 5.723 8 60 92 berubah menjadi 5.723 KK 1 . Hal ini
Sasaran program yang dimaksud adalah jumlah KK penerima polybag (dari data distribusi polybag) tahap-ke1. Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 9
1

disebabkan karena ketika dilaksanakan distribusi polybag tahap ke1 di Desa Gulon ada inisiatif masyarakat untuk memperbanyak jumlah sasaran KK penerima polybag dengan membagikan polybag kepada KK yang tidak memperoleh polybag. Sedangkan Jumlah desa sasaran kegiatan tetap, yaitu 7 desa (di Kec. Dukun) dan 1 desa (di Kec. Salam). Total kelompoksasaranadalah92kelompokperempuandari60dusun.

3. Pengorganisasian Kelompok
3.1.MenyiapkanKelompokdanSosialisasiProgram: Sebuah pekerjaan yang tidak mudah untuk menyiapkan sekitar 5.700 KK sasaran yang terseleksi secara administrasi, dan kemudian mengorganisirnya ke dalam sekitar 92 kelompok. Bantuan cashgrant sebesar Rp. 890.000 membuat calon sasaran mencoba memecahKartuKeluargamerekadengantujuanbisamasukdalamdaftarsasaranprogram. Penyiapansasaranprogram,pembentukankelompok,sosialisasiprogramdandiikutidengan penyusunan Rencana Kegiatan Aksi (RKA) kelompok ini dilakukan oleh Save the Children bersamaRumahPelangi. SelamabulanJanuarisampaisekitarminggukeIMaret2011kegiatankegiatantersebutbaru bisa dikatakan selesai, dan kemudian diikuti dengan pembagian cash grant dan polybag sekitarminggukeIIdanIIIMaret2011.NawakamalmenerjunkantimnyapadaMinggukeII Februari 2011, sehingga berkesempatan mengikuti kegiatan community mobilization tersebut. 3.2.VariasiBesarnyaKelompok: Sebanyak 92 kelompok tersebut mempunyai variasi jumlah anggota yang beragam. Tabel berikutmenggambarkanvariasiyangada,dimanasebanyak53%beranggotakandibawah50 anggota. Sementara sisanya sebesar 47% Tabel2. kelompok beranggotakan lebih dari 50 VariasiJumlahAnggotaKelompok orang. Bahkan ada sebanyak 13 kelompok Variasianggota OFDA AUSAID Jumlah (14%) jumlah anggotanya di atas 100 orang <50orang 19 30 49(53%) dan yang terbesar 1 kelompok 51100orang 13 17 30(33%) 100150orang 3 6 9(10%) beranggotakan 227 orang (KRA Dsn. 150< 0 4 4(4%) Babadan1/TaniMerapi,DesaPatenwilayah TOTAL 35 57 92(100%) AUSAID). Gap perbedaan variasi jumlah anggota ini menumbuhkan kendala tersendiri baik dalam strategipendampinganmaupundiinternalkelompok.Kendalakendalatersebutantaralain: (1) Sulitnyamengalokasikanbebantugaskoordinatorlapanganagarmerekamempunyai bebanpendampingankelompokyangmerata (2) Bagi koorinator lapangan yang mempunyai dampingan kelompok dengan jumlah anggota diatas 100 orang amat sulit mengatur intensitas pendampingan agar semua anggotamendapatkaninformasiyangsama (3) Bagi pengurus kelompok, terutama untuk kelompokkelompok yang anggotanya diatas 100 orang, tentu tidak mudah untuk mengelola kelompoknya apalagi para pengurusinidibentuksecaratergesagesa. 3.3.StrategiPendampingankelompok: Pendampingan terhadap 92 kelompok di 8 desa dengan total anggota sasaran 5.723 perempuan dalam waktu 4 sampai 5 bulan merupakan beban pendampingan yang cukup
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 10

berat.Padaawalawalpenyiapankelompok,belumdiberikansemacamorganizationcapacity building atau team building kepada kelompokkelompok sasaran tersebut. Sementara sejak awal Nawakamal mencoba mengusung program ini tidak hanya dalam ranah emergency recoveryataucepattanggap,namunlebihdariituinginmembungkus programini pada dasardasarpemberdayaanberkelanjutan.Olehkarenaituditerapkanbeberapastrategidan prinsipdalampendampingankeorganisasiankelompoksebagaiberikut: (1) MembagibebankerjapendampingandiantaratimNawakamalsecararelatifmerata dengan mempertimbangkan besarnya anggota kelompok dan jaraklokasi kelompok. Dengan12timlapangan(8tenagalapangandan4konsultankegiatan),makaratarata mempunyaitargetpendampinganantara7sampai8kelompok. (2) Setiap personal tim lapangan minimal harus melakukan 3 strategi pendampingan. Pertama, melakukan kunjungan lapangan ke personal pengurus dan rumah anggota kelompok. Kedua, mengikuti pertemuan atau rapat pengurus kelompok. Ketiga, mengikuti jadual rutin pertemuan kelompok yang sudah disepakati oleh kelompok. Dan Empat, mendampingi kegiatan pelatihanpelatihan yang dijadualkan oleh kelompok. (3) Melakukan koordinasi dan pendekatan kepada tokoh masyarakat baik perempuan maupunlakilaki,pendekatankepemerintahdesadankecamatan. (4) Dalam kaitannya dengan keorganisasian kelompok prinsip yang harus dipegang yaitu memperhatikan isuisu seperti: team bulding dan kerja sama antar pengurus, koordinasi pengurus dengan anggota, pola pengambilan keputusan, distrust dari anggotakepadapengurus,isuisutransparansi,dll. (5) Prinsip inisiatif dan kuasa perempuan harus menjadi fokus perhatian. Oleh karena ituperlumengakomodirgejaladominasilakilaki. 3.4.PerkembanganPerformaKelompok: Sebanyak 92 kelompok (kelompok Rencana Aksi) dari seluruh wilayah program MERP ini tentusajamenyajikanvariasikapasitaskelompokataukepengurusankelompokyangsangat bervariasi dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Beberapa variasi kekuatan keorganisasiankelompoktersebutdapatdigambarkansebagaiberikut: Bagan1. (1) Dari pantauan melalui diskusidiskusi Gambaran Performa Kelompok mingguan (pertemuan mingguan tim) Baik, 18, dapat ditengarai ada 27 kelompok yang 20% Kurang, secara organisasi kepengurusan boleh 27, 29% dikata kurang baik 2 . Ke27 kelompok tersebut jika dikelompok ke wilayah OFDA dan AUSAID, maka di wilayah OFDA ada 9 kelompok yang performanya kurang, sedangkan di wilayah AUSAID ada 18 Sedang, kelompok. Kelompok yang performanya 47, 51% kurangtersebutantaralain:
1. 2. 3. 4.
2

DiwilayahOFDA KRANgentakDeso KRADusunSuruh KRADusunDukuhan KRADusunCandi

1. 2. 3. 4.

DiwilayahAUSAID KRADusunArgosono KRADusunGintung/TaniJaya KRADusunGendungan KRADusunKalibeningwetan/Majubersama

Metode yang dipakai untuk melakukan tracking performa kelompok ini yaitu melalui: (a) Membaca laporan-laporan petugas lapangan, dan (b) Diskusi-diskusi dalam pertemuan mingguan tim proyek. Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 11

5. 6. 7. 8. 9.

KRADusunGawokRT01 KRAKaranganyar/TaniMakmur KRADusunBraman KRADusunKembang/RT02 KRADusunTanenDeso

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

KRADusunDemo/RT01 KRADusunDemo/RT02 KRADusunBandung KRADusunPatenRT01 KRADusunPatenRT02 KRADusunPatenRT03 KRADusunPatenRT04 KRADusunPatenRT05 KRADusunGondang2 KRADusunJombong KRADusunDukuh KRADusunWuni KRADusunGunungsari/Karyomakmur 18. KRADusunBongsari

Ukuranukuranyangdipakaiuntukmenilaikeorganisasiankelompokiniantaralainadalah:(a) Koordinasi antar pengurus yang kurang baik bahkan sampai ada keretakan diantara pengurus; (b) Kepercayaan anggota terhadap pengurus yang lemah, yang ratarata diakibatkankarenatransparansikeuanganyangkurangmemuaskanbagianggota;(c)Secara fungsikeorganisasiansebetulnyatidakadamasalahtrustnamunmemangkarenakapasitas pengurus kurang baik sehingga kegiatan berjalan begitu saja tanpa energi daya perekat antara pengurus dan anggota. Kelemahankelemahan ini tetap menghinggapi kelompok sampai masa akhir program. Kelemahankelemahan yang cukup signifikan ini bisa dipahami jika kita melihat penyiapan kelompok pada awalawal program yang dilaksanakan secara maratondanterkesantergesagesa (2) Sementara itu 65 kelompok lainnya bisa dikelompokkan dengan performa kelompok sedang sampai baik. Beberapa ukuran tentang hal ini antara lain: (a) Kapasitas anggota pengurusyangcukupbaiksehinggakoordinasiantarmerekasendiribaik.Atauadasatuatau dua orang pengurus yang mampu berperan baik dalam hal memberikan motivasi kepada sesama anggota pengurus sehingga secara keseluruhan pengurus dapat berjalan seperti fungsinya; (b) Ada kepercayaan dari anggota terhadap pengurus, yang minimal ditandai dengan kurangya isuisu yang mengkritik transparansi keuangan (c) Komunikasi yang terkoordinirdenganbaikantaraanggotadenganpengurus.

4. Media Tanam Polybag


4.1.PelaksanaanDistribusiPolybag: Distribusipolybagtahapke1dilaksanakanantaraMinggukeIdankeIIMaret2011dengan sasaran seluruh beneficiaries 5.700 KK. Jumlah didistribusikan tahap ke1 sebesar 5.700 Kg, sehingga setiap KK baru mendapatkan sekitar 1 Kg polybag (sekitar 50 lembar). Strategi membagi rata kepada seluruh sasaran Tabel3. program dilakukan karena mengejar agar TargetBesaranDistribusiPolybag semua sudah bisa memulai tanam di Wilayah Keterangan Jumlah(Kg) polybag. Tim Nawakamal terlibat penuh OFDA 2.000KKx5Kg 10.000 AUSAID 3.700KKx4,5Kg 16.650 dalamdistribusipolybagtahapke1ini. Distribusitahap1 5.700Kg Distribusitahap2 20.950Kg Perkembangandilapanganyangterjadidi TOTAL 26.650Kg 26.650 tahap ke1 ini yaitu, di Desa Gulon (wilayahAUSAID)adainisiatifmasyarakatdisanauntukmembagipolybagkepada23KKlain yangsekiranyalayakuntukmendapatkanbantuanpolybag.Olehkarenaitujumlahsasarandi

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 12

wilayah AUSAID menjadi 3.723 KK. Total penerima polybag menjadi 5.723 KK. Setelah pembagianpolybagtahapke1selesaikegiatanpenanamandimulai. Distribusipolybagtahapke2terlaksananantaraMinggukeIIsampaiMinggukeIIIMei2011, dimana masyarakat sudah melakukan penanaman melalui distrubusi polybag tahap ke1. Distribusitahapke2dilaksanakanolehSavetheChildrendanRumahPelangi.Jumlahpolybag yangdiditribusikan20.950Kgdengansasaran5.723KK,sehinggaperKKmemperoleh3,7Kg. Dengandemikiandaridistribusitahapke1dantahapke2perKKsudahmemperolehseperti targetyangditetapkanyaitu5KgpolybagperKKdiwilayahOFDAdan4,5KgpolybagperKK diwilayahAUSAID. 4.2.IsuIsuSeputarMediaTanamPolybag: Media tanam polybag sebetulnya sebuah media tanam yang kurang familiar bagi petani lereng Merapi khususnya di Kecamatan Dukun, apalagi bagi kaum perempuan. Oleh karena penggunaanpolybagmerupakanintrodusirprogramyangbolehdikatakansemacamgerakan baru bagi masyarakat sasaran. Namun begitu sejauh pemantauan tim proyek Nawakamal, dari taget sasaran 5.700 KK hanya ada 1 orang yang menolak bantuan polybag dan juga bantuan cashgrant, yaitu dari Dusun Kalibening Kulon Desa Kalibening, Kecamatan Dukun. Keluarga tersebut menolak karena alasan pribadi yang tidak mau menerima bantuan pemerintahdalambencanaerupsiMerapiini. Isu adanya hambatan penyediaan tanah ke dalam polybag juga banyak ditemui khususnya bagi KK yang hampir tidak mempunyai lahan pekarangan. Mereka terpaksa harus mencari ataumengambiltanahdaritetangganyayangmempunyaitanah.Sementaraitubagikeluarga yang mempunyai cukup lahan pekarangan hal ini tentu tidak menjadi Adaperkembanganyangcukupmenarik,bahwa masyarakatdiDusunGunungsari(DesaGulon,Kec. persoalan. Salam)menganggaptanamanbudidayapekarangan dalampolybagmerekasebagaitanamankalangenan. Nampaknyamediatanampolybagsangat Kalangenanadalahsemacamhobi,minat,mendapatkan pas bagi alokasi waktu para perempuan perhatiankhusus.Merekamenjadisangatcaredengan mengurus tanaman budidaya tanamantanamandidalampolybagini.Nampaknya pekarangan mereka diantara alokasi minatserupajugaterjadididusundusunlain. waktuutamamerekayangdipakaiuntuk membantuparalakilakidisawah.Didalamkonteksekonomipertaniandisasaranprogram pertanianpekarangantetapdipandangsebagaikegiatansekunderataukegiatansampingan, karena orientasi utama tetap pada pasar yang dipenuhi dari tanamantanaman di ladang atausawahmereka.

5. Pengembangan Kapasitas
5.1.PelatihanPembekalanPetugasLapangan(KoordinatorLapangan): Pelatihan terlaksana selama 2 hari yaitu Rabu Kamis, 9 10 Februari 2011 di Pusat Pelatihan Warak, Dusun Warak, Kab. Sleman. Total peserta pelatihan sebanyak 16 orang terdiri atas: sebanyak 8 orang petugas lapangan (koordinator lapangan), 4 konsultan kegiatan, 1 administrasi proyek, 2 orang staff Lembaga Nawakamal, dan 1 orang PO AgricultureSavetheChildren.Tujuanpelatihaniniyaitu:(a)Pendalamandesignkegiatandan metodelogi kegiatan; (b) Pendalaman teknis budidaya tanaman dalam polybag; (c) Teknis composting;(d)Metodependampingan;dll.

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 13

5.2.PelatihanBudidayaPertanianPekaranganuntukMasyarakat: PelatihanBudidayaPertanianPekaranganinibertujuan:(1)Meningkatkanwawasanpeserta, yang seluruhnya adalah kaum perempuan, mengenai pentingnya ketersediaan pangan yang sehat bagi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan; (2) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis peserta dalam hal budidaya tanaman dalam polybag atau media tanam lainnya di pekarangan mereka; (3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis peserta dalam hal jenisjenis komposting yang dapat dilakukan di masyarakat; dan (4) Menyepakatigambaranumumpengelolaanprogramkegiatanditingkatkelompok. Materimateriyangdiberikanantaralain:(1)Gambaranumumkonseppertanianorganik;(2) Teknik budidaya pertanian (polybag): pembibitan, pemeliharaan, dan panen; (3) Tehnik membuatkomposdenganmemanfaatkansumberdayaligkunganyangada;dan(4)Pertanian dan upaya pemenuhan gizi keluarga. Pelatihan dirancang selama 2 hari. Hari pertama terutamaberisimaterumaterimengenaibudidayapertanianpekarangan.Sementaraharike dua berisi praktik tentang budidaya pertanian dan pembuatan kompos. Metode pelatihan yang dipakai antara lain: penjelasan, tanya jawab, diskusi kelompok, praktik lapang, dan pemutaran film dasardasar budidaya pertanian pekarangan dan komposting berjudul Dari Pekarangan Sampai Ke Meja Makan. Melihat dari banyak jumlah kelompok (92 kelompok) makapelatihaninidilaksanakandalam2tahapagarlebihefektif. 5.2.1.PelatihanBudidayaPertanianPekaranganTahapke1 Pelatihantahapke1dilaksanakanpadahariJumats/d.Sabtu(tidakmenginap)tanggal11 12 Maret 2011, bertempat di Balai Dusun Ngentak, Desa Sumber, Kec. Dukun, Kab. Magelang. Peserta yang semula diperkirakan hanya 46 orang, akhirnya bertambah menjadi 57 orang perempuan perwakilan dari kelompok perempuan di 47 dusun yang tersebar di 4 desa (Desa Sumber, Ngargomulyo, Kalibening, dan Keningar) di wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Turut hadir dan sekaligus memberikan sambutanadalahKepalaDesaSumberdanKepalaDesaKalibening. DiwilayahOFDAjumlahpesertanya38 Tabel4. perempuan berasal dari 31 kelompok ProfilPesertaPelatihanBudidayaPertanianPekarangan yangmengirimkanpeserta,berasaldari BalaiDusunNgentak,1112Maret2011 Jumlah Jumlah 23 dusun. di Desa Sumber dan Jumlah Wilayah Kelompok Dusun Ngargomulyo. Sementara di wilayah Peserta Peserta Peserta AUSAID terkirim 19 peserta dari 16 OFDA 38 31 23 kelompok, berasal dari 12 dusun di AUSAID 19 16 12 DesaKeningardanKalibening. TOTAL 57 47 35

5.2.2.PelatihanBudidayaPertanianPekaranganTahapke2 Pelatihanbudidayapertanianpekarangantahapke2terlaksanapadaRabus/d.Kamis23 24Maret2011,bertempatdiBalaiDusunSewukanTegal.IbuKepalaDesaSewukanturut hadirdalamacarapembukaansekaligusmembukapelatihan.Sepertipadapelatihantahap ke1, peserta pada tahap ke2 ini juga Tabel5. melebihi kuota dari yang diperkirakan ProfilPesertaPelatihanBudidayaPertanianPekarangan BalaiDusunSewukanTegal,2324Maret2011 49 orang menjadi 57 perempuan Jumlah Jumlah perwakilan dari 38 kelompok di 24 Jumlah Wilayah Kelompok Dusun Peserta dusun yang tersebar di 4 desa yaitu Peserta Peserta Desa Mangunsuko, Sewukan, Paten (di OFDA 0 0 0 wilayah Kec. Dukun) dan Desa Gulon AUSAID 57 38 24 TOTAL 57 38 24 (wilayahKecamatanSalam).

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 14

Dari pelatihan tahap ke1 dan tahap ke2 dapat diketahui bahwa pelatihan budidaya pekarangan ini diikuti total 114 orang perempuan. Seluruh kelompok di wilayah OFDA yakni (35 kelompok), Tabel6. sebanyak 31 kelompok PesertaKeseluruhanPelatihanBudidayaPertanianPekarangan (88%) telah mengirim Tanggal1112dan2324Maret2011 kan kadernya, dimana Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah seluruh dusun telah Wilayah Kelompok Kelompok Dusun Dusun Peserta Peserta Sasaran Peserta Sasaran terwakili yaitu 23 OFDA 38 31(88%) 35 23(100%) 23 dusun (100%). Semen AUSAID 76 54(95%) 57 36(97%) 37 tara itu di wilayah 85(92%) 92 59(98%) 60 TOTAL 114 AUSAID dari total 57 kelompok terwakili sebanyak 54 kelompok (95%), sedangkan keterwakilan dusunya sebesar 36 dusun (97%) dari selurunya 37 dusun di wilayah ini. Dengan demikian secara keseluruhan ada 7 kelompokyangtidakmengirimkankadernyadalam2tahappelatihantersebut.Sebanyak4 kelompok dari wilayah OFDA yang belum mengirimkan kadernya yaitu: (1) KRA RT 02 DusunTutupNgisor,(2)KRAMawardan(3)KRAMelati,DusunArgotontro,(4)KRART02 Dusun Gawok, yang semuanya di Desa Sumber. Sementara itu 3 kelompok dari wilayah AUSAID yang tidak mengirimkan kadernya yaitu (1) KRA RT 03/Mawar dan (2) KRA RT 04/KambojakeduanyadariDusunGrogol(Desamangunsuko),serta(3)KRAMelati/Dusun Wuni(DesaSewukan). 5.3. Pelatihan Komposting (Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga) untuk Masyarakat: Setelah kegiatan penanaman sayurmayur terlaksana, kemudian diberikan training komposting.Pengembangancapasitasparakelompokperempuantentangtehnikmembuat kompos sebenarnya sudah diberikan pada pelatihan budidaya pertanian pekarangan. Pelatihankompostingkaliinilebihcondongbertemakanpengelolaanlimbahsampahrumah tanggauntukpembuatankompos.Tujuanpelatihaniniadalah:(1)Meningkatkanwawasan peserta mengenai pentingnya pengelolaan limbah sampah rumah tangga agar bisa dimanfaatkanuntukmembuatkompos;dan(2)Praktikpemanfaatanlimbahsampahrumah tangga. Olehkarenapelatihaninidiperkirakanmerupakanpelatihanuntukkaderyangterakhirmaka ada materi tambahan yang diberikan. Materi secara keseluruhan yaitu: (1) pengelolaan limbahsampahrumahtangga;(2)Gambaranumumdasardasarpembukuankelompok;dan (3) Menggagas bentukbentuk jejaring antar kelompok petani perempuan. Metode pelatihan yang dipakai antara lain: penjelasan, tanya jawab, diskusi kelompok, praktik, dan pemutaran film penyadaran berjudul Dari Pekarangan Menuju Meja Makan dan PerubahanPerilaku(Kita). Seperti juga pada pelatihan budidaya Tabel7. pertanianpekarangan,olehkarenajumlah ProfilPesertaPelatihanKomposKe1 kelompok yang begitu banyak maka Diwak,19Mei2011 Jumlah Jumlah pelatihankomposlimbahrumahtanggaini Jumlah Wilayah Kelompok Dusun dibagikedalam2angkatan. Peserta Peserta Peserta OFDA 53 33 23 AUSAID 25 15 12 5.3.1.PelatihanKompostingTahapke1: TOTAL 78 48 35 Pelatihan tahap ke1 diikuti oleh Desa Sumber, Keningar, Argomulyo, dan
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 15

Kalibening.SelainperwakilankelompokjugadiundangperwakilanPKKdesadarike4desa tersebut.PelatihandilaksanakanKamis19Mei2011(1hari)diBalaiDusunDhiwak,Desa Sumber, Kec. Dukun, Kab. Magelang. Peserta dari wilayah OFDA 53 perempuan, dari 33 kelompokutusan,dari23dusun.SedangkandariwilayahAUSAIDsejumlah25perempuan dari15kelompokyangmengutusanggotanya,dandari12dusun. 5.3.2.PelatihanKompostingTahapke2: Pelatihan pengelolaan limbah sampah rumah tangga (komposting) tahap ke2 dilaksanakandiBalaiDesaMangunsuko,Kec.Dukun,Kab.Magelang,padaSabtu21Mei 2011.Parapesertayanghadirmewakili Tabel8. dari Desa Mangunsuko, Paten, ProfilPesertaPelatihanKomposKe2 Sewukan, dan Gulon. Dari rencana DesaMangunsuko,21Mei2011 undangan 75 orang termasuk utusan Jumlah Jumlah Jumlah PKK desa, peserta yang hadir hanya 56 Wilayah Kelompok Dusun Peserta orang utusan dari 39 kelompok dan 24 Peserta Peserta OFDA 0 0 0 dusun di wilayah AUSAID. AUSAID 56 39 24 Berkurangnya peserta ini dikarenakan TOTAL 56 39 24 adanya kegiatan yang berbarengan yang juga dilaksanakan oleh Save the Childrendibeberapadusun.TidakadapesertadariwilayahOFDAkarenasemuakelompok diwilayahinisudahmengikutidipelatihantahapke1. Jika dilihat secara Tabel9. keseluruhan dari pela PesertaKeseluruhanPelatihanKomposting Tanggal19Meidan21Mei2011 tihan tahap ke1 dan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah tahap ke2, maka Jumlah Wilayah Kelompok Kelompok Dusun Dusun jumlah total peserta Peserta Peserta Sasaran Peserta Sasaran pelatihan 134 perem 53 OFDA 33(94%) 35 23(100%) 23 puan. Sebanyak 95% 81 36(97%) 37 AUSAID 54(95%) 57 (87 kelompok) kelom 134 87(95%) 92 59(98%) 60 TOTAL pok sasaran telah mengirimkan utusannya. Hanya 1 dusun yang tidak terwakili dalam pelatihan tersebut, yaitu Dusun Tegal Desa Sewukan. Dari tabel ini diketahui ada 5 kelompok tidak mengirimkan utusannya. Mereka adalah: 2 di wilayah OFDA (KRA Kembang RT 01/Subur makmurdanKRATanenDesoRT02,keduanyadiDesaNgargomulyo)dan3kelompokdi wilayahAUSAID(KRANgentakRT01DesaKalibening,KRADusunPatenRT05DesaPaten, danKRADusunTegalDesaSewukan). 5.4.TransferPengatahuandiTingkatKelompok: Adabeberapapertanyaanmendasaryangperludijawabdalamhalcapacitybuildingmelalui metode training/pelatihan ini, yaitu: (1) Apakah di kelompokkelompok sudah tersedia kader (orang yang sudah mendapatkan pelatihan) dan apakah mereka mampu menyerap serta menyebarkan ketrampilan yang diperoleh Tabel10. kepada anggota kelompok; (2) Apakah di tingkat RekapJumlahPertemuandanPelatihan DilaksanakanOlehKelompok kelompok, semua sudah dilakukan pelatihan di Jumlah Jumlah tingkat kelompok yang diikuti oleh anggota Wilayah Pertemuan/ Peserta anggotakelompok. Pelatihan 39 OFDA 759 91 AUSAID 2.802 Secara keseluruhan baik dari Pelatihan 130 3.561 TOTAL Budidaya Pertanian Pekarangan dan Pelatihan
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 16

Komposting Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga, sebanyak 248 perempuan (kader) sudahmemperolehpelatihan.DiwilayahOFDA91kadertelahdilatihdandiwilayahAUSAID 157 kader telah dilatih. Jadi ratarata di setiap kelompok ada 23 kader perempuan yang pernahdilatih.Totaljumlahpertemuanditingkatkelompok 3 (baikpertemuanrutinmaupun pelatihan)sebanyak130pertemuandenganjumlahpesertakeseluruhan3.561orang. Pelatihanditingkatkelompok:SampaiakhirMei2011semuakelompoktelahmelaksanakan pelatihanditingkatkelompok.Berikutinibeberapacatatanpelatihanditingkatkelompok: (1) Ada banyak dusun yang melakukan pelatihan budidaya pertanian secara mandiri 4 , dilaksanakansendiriolehkelompokdandifasilitasiolehpesertayangmenjadiutusan di pelatihan budidaya pertanian. Dusundusun yang telah melakukan pelatihan secara mandiri ini contohnya adalah: Sewukan tegal, Sewukan 1, Suko, Gumuk, Candi, Ngentak, Bongsari, Gemer, Bojong, Tangkil, Batur Dhuwur, Kembang, Paten RT04,dll. (2) Ada kelompokkelompok yang pelatihan di tingkat kelompoknya sempat dihadiri oleh para petugas lapangan (koordinator lapangan). Meskipun didampingi koordinatorlapangan,namunfasilitatorpelatihantingkatkelompokiniadalahtetap parautusanyangpernahmengikutipelatihanbudidayapertanianpekarangantahap I maupun tahap II. Memang nampak bahwa para kader ini kurang percaya diri, namun secara umum bisa dikatakan mereka mampu memberikan transfer pengetahuanditingkatkelompok. (3) Dari gambaran dalam dua point di atas, maka bisa dikatakan bahwa pelatihan budidaya pertanian pekarangan tahap I dan tahap II yang sudah dilakukan boleh dikatakan cukup efektif dan dapat diserap oleh peserta. Hanya saja banyak para pesertapelatihaninisetelahmemfasilitasiditingkatkelompokmerasaperluadanya media audiovisual mengenai pertanian pekarangan dan komposting, dan perlunya panduan sederhana yang berisi gambargambar serta penjelasan ringkas mengenai caracara komposting, pestisida organik, dan menumenu pengendalian hama terutamauntuksayursayuran. 5.5.WorkshopPengorganisasianKelompok: Workshp pengorganisasian kelompok telah terlaksana dua kali. Workshop pertama diikuti oleh86perempuanperwakilankelompokdanPKKDesa,bertempatdiBalaiDesaKalibening. Workshopkeduadiikutioleh46perempuanperwakilankelompokdanPKKDesabertempatdi Balai Desa Sewukan. Dengan demikian total peserta workshop pengorganisasian adalah sebanyak136perempuan. Padasesisesiterakhirworkshoppengorganisasiantersebuttelahmengidentifikasimasalah masalah kelompok sekaligus mencari solusi tindakan kelompok yang akan dilakukan pada tahapselanjutnya.Hasildiskusitersebutadalahsebagaiberikut:
Dari 130 pertemuan tersebut sayangnya hanya 95 pertemuan yang mempunyai daftar hadir. Hal ini disebabkan bahwa semula pertemuan di tingkat kelompok ini, karena seluruhnya bersifat swadaya, maka tidak diperlukan catatan daftar hadir untuk administrasi proyek. Dengan demikian sesungguhnya jumlah pertemuan maupun jumlah peserta pertemuan di tingkat kelompok angkanya bisa lebih besar dari yang dilaporkan ini. Selain itu daftar hadir di beberapa kelompok menjadi kendala karena image tentang adanya uang saku, oleh karena itu ada beberapa pertemuan kelompok yang tidak memakai daftar hadir. 4 Tidak semua jadual pelatihan di tingkat kelompok mampu dihadiri oleh petugas lapangan. Bahkan banyak jadual bertabrakan antara kelompok satu dengan kelompok lain. Itu sebabnya banyak pelatihan di tingkat kelompok tersebut bersifat mandiri, yang pada awal-awalnya tidak disertai dengan daftar hadir Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 17
3

DesaSumber: Usahadesadibidangpertanian:kompos,pupukorganik,pestisida,administrasi.Namun permasalahan dibidang administrasi yaitu keuangan dalam hal pengelolaan simpan pinjam. Kegiatan yang masih dilakukan saat ini: Menertibkan simpan pinjam; Melakukan penanamankembalipolybag;Mengontrolparapenggaduhternak;Mempraktekkancara cucitanganyangbenar;Memanendanmengkonsumsisayuransetiaphari Kegiatan yang ingin dikembangkan ke depan: Pertanian di sawah ditingkatkan perawatnya; Menjual produk pertanian jika kebutuhan seharihari telah terpenuhi; Menertibkan simpan pinjam; Membentuk pengurus desa; Mengkoordinir peternak / pegaduhtiapdusun;Dibidangkesehatandenganmeningkatkancucitanganolehkades; Dapatmewujudkananaksehatdancerdas DesaKeningar: RencanapengorganisasianakanmengadakanpertemuandiminggukeII Masalahmasalah dalam organisasi : Pengurus belum semua mengikuti pelatihan; Kurangnya keterbukaan pengurus; Banyak kegiatan sehingga anak dan rumah tidak terurus; Pengurus yang sudah dipilih belum tahu tugasnya; Tidak percaya kepada pengurus;Masyarakatmemintadalam kepengurusantransparan;Kurangnyaberkumpul sesamapengurus Tindakan yang akan dilakukan kelompok dengan berbagai permasalahan : Diadakan pertemuan rutin beserta laporan kegiatan yang jelas terhadap kegiatan yang sudah dilakukan; Harus dibuat keadministrasian yang benar dan transparan; Pembagiantugas dan fungsi pengurus; Diadakan study banding antar pengurus desa; Mempublikasikan kegiatankegiatan pengurus kelompok dalam media seperti mading (berisi laporan kegiatan,keuangan,dll)sehinggabisadikontrolsemuaanggota;Penjadwalanpembagian tugas;Melibatkanpemerintahdesa DesaGulon: Kelemahankelemahan yang dihadapi pengurus: Ketua tidak aktif; Tidak semua dusun dapat bantuan; Kurang komunikasi antar pengurus / warga; Kurang mematuhi aturan main/kedisiplinan;Belumadaforumditingkatdesa;Hanya7dusunyangmendapatkan bantuan; Pengurus dusun lain yang tidak mendapatkan bantuan sangat tertarik untuk melakukanpertanianpekarangan;Wargagampangmenyerah Permasalahanorganisasiyangadaakandirencanakanpeningkatkankapasitaspengurus kelompok. Ditingkat pengurus direncanakan aka meningkatkan kekuatan solid, pertemuanrutindantransparansi. DesaKalibening: Persoalan yang dihadapi organisasi: Cara menyemangati/memotifasi; Menetapkan tujuan pasti/jelas yang bisa di amini bersama; Kepercayaan pada pengurus; Kekompakan pengurus; Kebingungan ambil keputusan itu dari siapa; Pengetahuan kurang;Pengurusanbelumbisajadiacuan Rencana aksi para pengurus : Memotifasi, menyusup/masuk lewat program PKK yang mempunyai kuasa/kekuatan untuk mensuport; Kelompok berdampingan dengan PKKdi dalamprogramposyandudangizi/pangan DesaNgargomulyo Perencanaan desa Ngargomulyo : Memenuhi kebutuhan gizi anak (PMT Posyandu); Melanjutkanmenanamsayurandalampolybag;Pengembanganternak;Pengembangan simpanpinjam;Pertemuanrutinantardusun
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 18

Masalah dalam pengorganisasian : Tidak semua pengurus aktif dalam kegiatan; Kurangnyatanggungjawab;Tidakadapembimbing;Kurangnyakesadaranmasyarakat; Belumadanyapertemuanrutin

DesaMangunsuko Impian : Melanjutkan aktifitas yang sudah ada (ditingkatkan); Meningkatkan kapasitas organisasi;Mewujudkanjejaringantarkelompok;Melibatkananakanakdalamkegiatan pertanianpekarangan Kelebihan / kekuatan : Pengurus semangatn dan kompak; Antusiasme warga positif; Pertemuanrutin;Komunikasiantarkelompok Kelemahan : Kurangnya kesadaran warga; Pekarangan sempit; Kurang pengetahuan /kapasitas;Konflikyangtidakterkeloladidalamkelompok;Adanyaprovokator Peluang : Adanya dukungan birokrasi yang lebih tinggi; Apresiasi positif dari desa lain; Peluang mendapat pemasukan tambahan; Ada dukungan dari dinas pendidikan; DukunganPerangkatdesa Hambatan:Adanyakecemburuandariwilayahlainnya DesaPaten Permasalahan : Kurang adanya komunikasi; Tidak ada penggerak di tingkat desa; PKK tidak berfungsi (tidak ada kegiatan); Kurang koordinasi; Kelalaian pimpinan; Polibag kelompok macet; Tidak pernah mngadakan pertemuan di tingkat desa; Tidak ada panggilandaripengurusuntukkumpul;Programadatetapitidakberjalan;Semuaharus lewatKadusdanKades;Karenaparaperempuanjadiagaksungkan Solusi:Inginmembuatpengurus;MemintabantuanSaveTheChildrenatauNawakamal untukmembantumendorongpengurusdesaagarjaringanditingkatdesatapitidakatas namaPKK;DusunmembutuhkankumpulanditingkatSelapanan.Yangbisadijadikanalat untuk menghidupi kelompok polybag ibuibu; Dengan kuatnya kelompok di tingkat dusunmakaapabilaakanditingkatkandidesaakanlebihmudah. DesaSewukan Keprihatinan:Tingkatkesadaranwargakurang;Kurangpemanfaatanfasilitasyangada; Sebagian kecil warga kurang bertanggung jawab; Lingkungan yang belum tertata; Kebutuhangizianakbelumterpenuhi/kebutuhanakanpangansehatkurang. Harapan:Munculnyakesadaranwargaataspentingnyaprograminiyaituterpenuhinya kebutuhan pangan yang sehat untuk warga; Kesejahteraan ,asyarakat dan keluarga terpenuhi ; Kesehatan fisik (gizi , terhindar dari penyakit) , psikis dan pendidikan tercukupi; Taraf hidup lebih baik; Kesamaan derajat (tidak ada perbedaan, hak yang sama);Lingkunganhidupyangrapi,tertata,bersih(sampahdimanfaatkan) Kekuatan : Semangat pengurus yang besar; Moodal yang cukup (uang, pupuk dan media); Hasil panen sendiri lebih sehat; Koordinasi antar panitia bagus; Menanam tanamanangbanyak Kelemahan : Sebagian kecil warga malas; Orientasi pada uang; Sebagian warga keterbatasantempat Peluang : Sebagian media belajar langsung (kelompok ); Karena dekat pasar kalau ada kelebihanbisalangsungdjual;Mengurangioengeluarandanmnambahpemasukan

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 19

6. Media Penyadaran: Film dan Buku Panduan


Seperti dijelaskan dalam Bagian sebelumnya bahwa pembuatan buku panduan dan film dokumentasiiniberdasarkanataskebutuhanyangberkembangdariparakaderyangpernah mengikuti pelatihan dan pengalaman mereka setelah memberikan pelatihan budidaya pertanianpekaranganditingkatkelompokmasingmasing.BukuPanduanBudidayaPertanian Pekarangan berjudul Dari Pekarangan Sampai Ke Meja Makan telah disusun berdasarkan konsep buku panduan praktis, dengan bahasa yang ringan dan disertai gambargambar yangrelevan. Disamping buku panduan, program ini juga memproduksi 2 buah film yaitu film berjudul MerapiMu,MerapiKu, MerapiKita.Filminiberisimengenai upayapenyadaransekaligus memberikanpanduanpanduanteknislberupavisualtentangbudidayapertanianpekarangan serta tehniktehnik dasar membuat komposting. Beberapa kader telah mencoba menayangkan film ini ketika masih berupa draf film dan mereka merasa sangat terbantu dalam memberikan transfer pengetahuan kepada anggota kelompok. Film ini juga berisi tentang penyadaran pentingya kita mengelola lingkungan sekitar kita dalam kaitannya denganpemanfaatannyauntukmembuatkomposlimbahrumahtangga.Keduafilminisudah didistribusikankemasyarakat.

7. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman


Ketersediaan dan sustainabilitas pola konsumsi makanan sehat (dalam hal ini sayuran) di meja makan keluarga, dipengaruhi oleh variasi jenis tanaman dan pola mengatur rotasi tanaman yang ditanam berdasarkan umurnya. Melalui prinsip dan strategi pendampingan kelompok yang sudah diwacanakan di internal Tim MERPPertanian Nawakamal, maka didorong munculnya variasi jenis tanaman dan mengatur rotasi tanaman dalam pendampinganpendampinganprosespenanaman. 7.1.CapaianTargetPenanamandiMasyarakat Target sasaran program mulai menanam pertama kali pada akhir Minggu keII Maret 2011 dan terus berlanjut secara bertahap sampai Minggu keIII Mei 2011. Proses penanaman di polybag tidak serempak tergantung pada distribusi polybag dan kesiapan pengelolaan kelompokmasingmasing.MelaluiFormatPemantauanJenisTanamanyangdibagikanke92 kelompok pada Minggu III dan Minggu IV April 2011, maka diketahui capaian hasil penanamansebagaiberikut: 7.1.1. Jumlah penanam dan jenis tanaman: Dari Data Form Pemantauan Jenis Tanaman yang masuk dari 92 kelompok, diketahui bahwa di wilayah OFDA sebanyak 1.959 orang (97,95%) dari sasaran program telah melakukan penanaman. Sementara di wilayah AUSAID sebanyak 3.719 orang (99,89%) Tabel11. telah menanam. Capaian secara kese CapaianPartisipasiPenanaman luruhan adalah 5.670 orang (99%) dari Jumlah Jumlah Wilayah sasaran program berparisipasi dalam pena Sasaran Penanam OFDA 2.000 1.959(97,95% namanbudidayapertanianpekarangan. Dari data ini ada sebanyak 53 KK tidak berpartisipasi dalam penanaman dengan latar belakang kondisi sebagai berikut: (1) Ada KK yang merasa tidak mempunyai tenaga yang
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 20
AUSAID TOTAL 3.723 5.723 3.719(99,89%) 5.670(99%)

cukup dikeluarganya sehingga polybag diserahkan ke KK lain; (2) Ada KK yang tidak mempunyailahansehinggamenyerahkanpolybagkeKKlain;dan(3)AdaKKyangmemang tidakmaumenerimabantuanpolybag. 7.1.2. Variasi jenis tanaman yang ditanam: Dari keseluruhan data mentah berdasarkan format yang masuk terdapat sekitar 22 jenis tanaman yang ditanam oleh masyarakat di dalam polybag. Baik di wilayah OFDA maupun AUSAID ratarata minimal jumlah jenis tanaman adalah 5 jenis, sementara ratarata maksimal 17 jenis tanaman. Ke22 jenis tanamantersebutdimasukkankedalam6kategorisebagaiberikut:

Tabel12.Kategorisasijenistanamanyangditanam Kategori JenisTanaman


KACANGKACANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Kacangpanjang,kacang Buncis,buncisperancis,karaperancis,kacangb.,kara Kacangmerah,snerek,kacangdrat Lainlain(kacangijo,kapri,kecipir) Bayam Kangkung Sawi,lebor Caisin,jetsin,sawisendok,bakcai Kubis,kolbatu,kold. Kolbunga,blunkul,bloomkool,colb.,brokoli Mbayung,kacangbayung,bayungan Lainlain Terong Tomat,tomatbuah Cabekriting Caberawit,cabegorga,cabebangkok,cabehijau,cabai Lainlain(pare,gambas,ketimun,kentang,wortel,lobak) Loncang,onclang,daunbawang Sledri,daunsop Lainlain(bawangmerah,bawangputih,kemangi,sere) Tanamanobat(jahe,kunir,kencur,emponempon,toga, rempahrempah,dsb.) Lainlain(melodi,melon,strawberi,jagung,rambal,leser)

SAYURANDAUN

SAYURANBUAH

BUMBUDAPUR TANAMANOBAT LAINLAIN

Tabel13. Jumlahpenanamdari10jenistanamanterbanyakditanam diwilayahOFDA JenisTanaman JumlahPenanam(KK) Prosentase(%) Terong Loncang Tomat Caisin Kangkung Bayam Sawi Lombokrawit Kacangpanjang Sledri 1.710 1.477 1.343 1.345 1.180 1.151 1.116 1.087 975 965 87% 75% 69% 69% 60% 59% 57% 55% 50% 49%

Catatan:prosesntasediambildarijumlahKKpenanam(1.959KK)

Variasi jenis tanaman di wilayah OFDA: dari 22 jenis tanaman yang ditanam oleh sasaran program ingin diambil 10 jenis tanaman terbanyak ditanam.Didesadesawilayah OFDA ke10 jenis tanaman yang paling banyak ditanam adalahsebagaiberikut:Dari10 jenis tanaman terbanyak di tanaminiada5jenistanaman yang jumlahnya cukup signifikan yaitu Terong, Loncang, Tomat, Caisin, dan kangkung.

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 21

Jika jumlah penanam ke22 jenis tanaman tersebut dimasukkan ke dalam 6 kategorisasi, maka gambaran jumlahpenanammenurutkategorijenistanaman adalah sebagai berikut: Kategori jenis tanaman sayur daundaunan dan sayur buah merupakan kategori yang paling banyak ditanam, yaikni sebesar 39% dan 37 %. Sisanya adalah kacang kacangan, tanaman bumbu dapur, dan tanaman obat.
Tabel14. Jumlahpenanamdari10jenistanamanterbanyakditanam diwilayahAUSAID Jenistanaman JumlahPenanam(KK) Prosentase(%) Caisin Kangkung Bayam Lombokrawit Loncang Terong Cabekriting Tomat Sawi Sledri 3.321 3.021 2.971 2.623 2.776 2.765 2.623 2.582 2.391 2.320 89% 81% 80% 78% 74% 74% 71% 70% 65% 62%

Bagan2. Prosentasejumlahpenanammenurut kategoritanamandidesadesaOFDA


Bumbu Tnm Dapur, Obat, 2% 10% Kacang2an, 13%

Syr Buah, 37%

Syr Daun, 39%

Catatan:prosesntasediambildarijumlahKKpenanam(3.719KK)

Variasi jenis tanaman di wilayahAUSAID:Didesadesa wilayah AUSAID terdapat sebanyak57kelompokdengan total jumlah penanam mencapai3.719KKpenanam. Tabelberikutmenggambar10 jenis tanaman terbanyak di tanamdiwilayahAUSAID. Berbeda dengan desadesa di wilayah OFDA, lima jenis tanamanterbanyakditanamdi desadesa AUSAID adalah caisin (89%), kangkung (81%),

bayam(80%),lombokrawit(78%),danloncang(74%). Sementara itu jika seluruh jumlah penanam di wilayah Bagan3. AUSAID untuk semua jenis tanaman dikelompokkan Prosentasejumlahpenanammenurut menurut kategorisasi jenis tanaman, maka di peroleh kategoritanamandidesadesaAUSAID gambaran bahwa sebagian besar penanam adalah menanam kategori jeni sayur daun (44%) dan sayur Bumbu buah (36%), sisanya adalah jenis bumbu dapur, Tnm Kacang2Dapur, kacangkacangan,dantanamanobat. 9% Obat, 1% an, 9% 7.2.BeragamnyaProsesPenanaman: Pendampinganprosespenanamankepada92kelompok Syr Syr budidaya pertanian pekarangan menunjukkan variasi Buah, Daun, 36% yang sangat beragam dalam proses dan tahapan 44% 1 penanaman tanaman oleh masyarakat . Berbagai keberagamanitudapatdigambarkansebagaiberikut:

Begitu banyaknya variasi dalam tahap, proses, pola dan pengorganisasian penanaman tanaman ini, juga karena durasi proyek yang pendek, tidak memungkinkan Nawakamal membuat format monitoring khusus untuk merecord keberagaman tersebut. Keberagaman yang dipaparkan ini disimpulkan berdasarkan pengamatan lapangan, sharing dengan petugas lapangan saat meeting rutin Tim Nawakamal, dan catancatan mingguan petugas lapangan. Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 22

Kecepatan penanaman di polybag: Kecepatan jumlah polybag yang ditanami oleh masingmasingKKmenunjukkanpulabeberapavariasiyangdisebabkanolehbeberapa faktor antara lain. Pertama, ratarata KK atau kelompok tidak langsung menanami sebagian besar polybag yang telah diperoleh. Hal ini dikarena oleh waktu yang terbatas para ibu karena adanya kegiatan lain seperti mengurus rumah tangga, membantulakilakidisawahatauladangmereka,kesibukankesibukansosial,maupun kesibukanolehkarenaadanyaproyekatauprogramlainyangmasukkedusunmereka dari lembaga pemerintah atau LSM lain. Kedua, ada beberapa kelompok yang memberlakukan model topdown dalam jenis yang harus ditanam dan jumlah polybagyangditanamiyangdilakukansecarabertahap.Ketiga,beberapakelompokdi beberapa dusun seperti disebutkan sebelumnya yang ratarata kepemilikan lahan pekarangan sangat sempit atau tidak mempunyai sama sekali, mereka menghadapi kendalauntukmenyediakantanahyangharusdiisikankepolybag.Jikasetiappolybag membutuhkanratarata4Kgtanahdicampurdengankomposyangharusdimasukkan ke polybag, maka untuk 4 5 Kg polybag ( + 200 polybag) membutuhkan tanah sebanyak800Kg/8Kw. Variasitempat/lokasipolybag:Setidaknyaadabeberapapolacarapenanamanseperti berikut: (a) Penanaman polybag yang diletakkan di parapara, yang umumnya dilakukan oleh KK dengan lahan sempit atau tidak punya lahan sama sekali; (b) Penanaman yang dilakukan di parapara dikombinasikan dengan polybag yang diletakkan di tanah pekarangan. Biasanya dilakukan oleh KK yang mempunyai cukup lahan pekarangan; dan (c) Penanaman yang hampir seluruhnya diletakkan di tanah pekarangan. Ada pula cara menanam di polybag dengan cara penanaman tumpangsaridimanasatupolybagditanamibeberapajenistanamansepertibayam dancaisin.Padabentukpolatanama,b,maupunc,rataratadiberipagarbambudan atapplatikatauparanet. DiKKyangtidakmempunyaipekaranganataupekarangannyasangatsempitratarata menanam atau meletakkan polybag di teras rumah, di pinggirpinggir rumah, atau membuat parapara untuk tempat polybag. Parapara tersebut dibuat dari bambu. Dusundusun yang ratarata kepemilikan lahannya sempit antara lain seperti: Dusun Bandung, Suko, Suruh, Candi, Babadan II, Babadan I, Dusun Ngargomulyo, dll. Sementara itu bagi KK yang mempunyai cukup tempat di pekarangan mereka, maka polybag diletakkan di pekarangan depan, samping, atau belakang rumah. Biasanya mereka kemudian membuatpagarbambusetinggimencapai2 Magartidakdimakan ayam. Dalam hal membuat pagar bambu ini, sebagian besar dilakukan dengan cara swadayamasingmasingkeluarga.Paraparadanpagarinidikerjakanolehparalakilaki (suami). Sementara itu untuk biaya pengadaan tutup (atap) plastik atau paranet biasanyadiajukankepadabudgetkelompokyangdialokasikandaridanaRp.200.000. Pengelolaan tanaman secara individual Jikaorganisasikelompokkuatdanpunishment dan kelompok: Dalam hal pengelolaan berjalandengantegas,makapengelolaan tanamantanaman dalam polybag ini tanamanbersamamelaluikelompokakan ditemukanduapolautama.Pertama,pola berjalandenganbaik.Sementaraitu pengelolaan individual (KK) dimana pengelolaanmodelinidikelompokyangsecara organisasidanpenerapansanksinyalemah, seluruh polybag yang terbagi kepada KK pengelolaanbersamadalamkelompokhanya dikelola sepenuhnya oleh KK masing menimbulkanmasalahiren(iri)tentang masing. Pola kedua, dibeberapa penjadualankerja. kelompok ada yang memberlakukan pengelolaantanamandikelompokdanpengelolaantanamanindividual.Beberapa kelompok yang ditemukan model pola Kedua ini antara lain di Dusun Bandung, Suko
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 23

(dikedua dusun ini per KK menyisihkan 10 polybag untuk dikelola oleh kelompok), SewukanTegalRTIII(dimanasalahseorangyaitubapakSuhudmeminjamkansebidang tanahnyauntuklokasitanamanpolybagyangdikelolakelompok),danDesaPaten 2 .Di SewukanTegaltersebutbahkansudahadajudualpembagiankerjasemingguduakali perawatan rumah polibag, yaitu Kelompok Rabu dan Kelompok Minggu. Rabu: Ibu Lasih,Ami,Epi,Surip,Yani.Minggu:IbuChoir,Ning,narti,Sukani,Uni,Kartini.Waktu: BarAzar. Model pengelolaan tanaman kelompok ini terjadi karena begitu kuatnya pengaruh kepemimpinan di dalam pengurus untuk menintrodusir model pengelolaan tersebut. Alasanlainnyaadalahbahwamodelpengelolaankelompoktersebutmerupakansalah satu strategi demi penguatan kuangan kelompok (dari kegiatan pertanian) dimana ke depan hasilhasil tanaman yang dikelola oleh kelompok tersebut akan dijual (dipasarkan). 7.3.PemeliharaanTanaman:KomposdanPestisidaOrganik Konsep budidaya pertanian pekarangan yang dikembangkan ini adalah budidaya pertanian organik. Salah satu kapasitas yang diberikan kepada masyarakat melalui kaderkader atau utusan kelompok dalam pelatihanpelatihan adalah kapasitas untuk membuat kompos dan pestisida organik. Kaderkader tersebut akan mentransfer pengetahuan dan ketrampilan yangdiperolehkepadaseluruhanggotakelompok.Berkaitandengankapasitaspemeliharaan tanaman melalui pembuatan kompos dan pestisida organik ini dapat digambarkan capaian capaiansebagaiberikut: 7.3.1.PembuatandanPemanfaatanKompos: Di masyarakat sasaran program ada sebanyak 134 orang yang sudah dilatih mengenai tehnik membuat kompos, dan 90% kelompok telah melakukan pelatihan di kelompok masingmasingtentangpembuatankomposini.SampaiakhirMei2011seluruhkelompok telahmelakukankegiatanpenanamandanmenggunakankomposuntuktanamanmereka. Ada 3 pola pengadaan kompos yang berjalan di kelompokkelompok sasaran program, yaitu:(1)KomposyangdibuatsendiriolehKK(anggotakelompok),terutamamerekayang mempunyaiternakentahkambingatausapi;dan(2)Komposyangpengadaannyadikelola oleh kelompok, dimana kelompok mengkonsentrasikan pembuatan kompos di beberapa anggota dan anggota lain kemudian Secaraumumyangdipahamimasyarakat mengambil di tempat tersebut 3 ; dan (3) bahwakomposadalahkotoranternak. Kompos yang pengadaannya dengan cara Bahkanbanyakpetaniyangmasihmemiliki membeli,baikyang dilakukansendiriolehKK pikiransemacamini.Padahalbahandasar kompostidakharusdarikotoranternak. maupundiorganisirolehkelompok. Semuabahanyangbersifatorganik sesungguhnyadapatdibuatkomposdengan 7.3.2. Pestisida Organik Pemeliharaan tehnikpembuatanyangsederhana.Salahsatu Tanaman: Tampilan dari tanaman organik tantangakegiatankompostingdalam memang tampak luarnya tidak sesubur atau programiniadalahmerubahcarapandang petanikalautidakpunyaternakmakatidak sehijau tanaman yang dipupuk dengan bisamembuatataumemperolehkompos. pupuk nonorganik yang tampilannya besar
Hampir seluruh kelompok di desa ini memberlakukan pengelolaan model kelompok selain juga penanaman pribadi. Rata-rata sebanyak 25 Kg polybag disetorkan ke kelompok untuk dikelola di tingkat kelompok. Sebagai contoh saja di RT 4 dengan 53KK sudah tertanam 800 polybag dikelola oleh kelompok. 3 Salah satu contohnya di Dusun Kalibening pembuatan kompos terkonsentrasi di satu tempat, yakni di salah satu rumah kader yang sukarela mau merintis pembuatan kompos ini dan mempunyai ketrampilan yang cukup tentang komposting. Anggota kelompok mengambil ke sana kebutuhan komposnya sekalian melakukan pembelajaran cara membuat kompos. Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 24
2

besardanhijau.Anggapansemacaminimunculdikalanganawamnonpetanibahkanjuga para petani sendiri, termasuk para petani perempuan di wilayah program. Beberapa gambaranpemeliharaantanamandariparasasaranprogramantaralainsebagaiberikut: DiDusunGunungsaridanNgentakkelompokberinisiatifuntukmembelikanember kepadaparaanggotanyauntukmediapembuatanpupukcair,yangpadaakhirMei 2011inikegiatancompostinginisudahberjalan. Di Dusun Sewulan Tegal beberapa anggota kelompok mengungkapkan bahwa kocorurinkambingdarikelompokSewukanTegalbaikuntukloncangdancaisin. Beberapa warga ngocor polibagnya sendiri tiga hari sekali. Tanamantanaman pekarangandisewukantegaltumbuhdengan. 7.3.3. Hama Tanaman Yang Muncul: Hama yang banyak menyerang adalah penyakit kuning (indikasinyaadalahlayu),yangkemungkinandisebabkankurangnyaterkenasinar matahari.Sementarakhusustanamantomatdanlombokrataratadiseranglierdengan indikasibatangbusuk.

8. Panenan dan Konsumsi Makanan Sehat Organik


(Hasil Baseline Studi)
8.1.GambaranAkurasiBaselineEndline Seperti sudah dipaparkan dalam Bagian sebelumnya, bahwa program MERPPertanian ini menerapkan studi Baseline dan Endline dalam periode waktu yang berbeda untuk melihat kaitan antara panen dan konsumsi. Sementara di sisi lain, untuk mengukur partisipasi di dalam penanaman sudah dilakukan melalui format tersendiri dan telah dipaparkan di salah satusubbabsebelumnya.Metodelogidanhambatanhambatandaripelaksanaanbaselineini adalah: (1) Responden baseline sebanyak 10 KK dari 92 KK yang dipilih secara purposive random sampling, sehingga totalnya 920 KK responden terutama adalah keluarga yang mempunyai anggota usia anakanak. (2) Baseline tidak dilakukan sendiri oleh koordinator lapangan/petugaslapangankarenabegitubanyaksasarankelompok(92kelompok)sehingga tujuan baseline dan strategi pelaksanaannya dijelaskan kepada pengurus kelompok, kemudian pengurus kelompok yang akan melakukannya ke responden (anggota); dan (3) Karenapendataandilaksanakanolehpengurusmakamemungkinkanterjadierorpendataan yangcukuptinggisebabtidaksemuapengurusdari92kelompokmempunyaikapasitasyang samadanmemadai. Baseline dan Endline ini dilengkapi dengan upaya merekam aktivitas penen dan mengkonsumsi selama 7 hari. Dalam memaparkan perbandingan aktivitas panen dan konsumsi antara periode Baseline dan Endline, dalam sub bagian berikut ini akan disajikan perbandinganantaradataBaselinedandataEndlinehanyauntukprosespanendankonsumsi diHarike1saja.(VersilengkaphasilBaselinedanEndlineakandilaporkansecaraterpisah). 8.2.PerkembanganJumlahPemanen Tabel15. Hasil survei menggambarkan bahwa dari total responden PerkembanganJumlahPemanen 464 KK (N=464), sebanyak 231 KK atau sebear 50% telah Jumlah N memperoleh panen dari beberapa jenis tanaman seperti Baseline 231(50%) 464 kacang panjang, buncis, caisin, dll. Pada periode ini Endline 1.029(62%) 1.650 memang belum semua responden mendapatkan panen, belum semua jenis tanaman mengalami panen, dan hasil
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 25

panenaninibarudaripenanamandistribusipolybagtahapI.SementaraitudarihasilEndline jumlahprosentaserespondenyangberhasilmelakukanpemanenantelahmeningkatmenjadi 62% dimana dari total N=1.650 sebanyak 1.029 KK telah melakukan panen untuk berbagai jenis tanaman. Dengan demikian ada peningkatan prosentase warga sasaran program yang memanenyaitu50%padabaselinemenjadi62%padaendline. 8.3.AktivitasKonsumsiAtasHasilPanen Pertanyaan yang hendak dijawab dalam sub bagian ini adalah apakah hasil panen budidaya pertanian pekarangan yang sudah dilakukan oleh warga sasaran program telah sampai ke meja makan mereka. Dengan kata lain apakah mereka mengkonsumsi hasil budidaya pertanianmereka.HalinitentusajaberkaitandenganasumsidasarprogramMERPPertanian iniantaralainmenyediakanpanganyangsehatbagikeluarga. Tabel16. ProsentaseKonsumsiKeluargadanSumberKonsumsi Beli Pekarangan Sawah LainLain Total(N) Baseline 769(66%) 110(9%) 261(22%) 36(3%) 1.170(100%) Endline 927(41%) 853(37%) 447(20%) 44(2%) 2.271(100%) Ada perkembangan peningkatan prosentase responden yang mengkonsumsi budidaya sayuran yang sumbernya dari pekarangan mereka, yaitu dari 9% pada periode Baseline menjadi 37% pada periode Endline 4 . Memang pada kenyataannya bahwa sumber pangan meja makan sasaran program tidak hanya dari pekarangan, tetapi masih ada juga yang membeli,disupportdarisawahmereka,atauadajugadarisumberlainmisalnyadiberioleh saudaraatautetangga. Namun mungkin bisa dikatakan bahwa sejalan dengan perkembangan kegiatan budidaya jumlah hasil panen dan beragamnya jenis panenan bisa mereka peroleh. Oleh karena itu terlihatadapenurunankonsumsiyangbersumberdarinonpekaranganmereka.Beberapa penurunan itu terlihat pada sumber dari beli (semula 66% menjadi 41%), penurunan konsumsi bersumber dari sawah (semula 22% menurun menjadi 20%), dan konsumsi dari sumberlainlain(semula3%kini2%). 8.4.KataMereka:Enak,RenyahdanLebihIrit Sebagian besar keluargakeluarga sasaran Mungkinmerupakanungkapansyukur program telah merasakan panen dari budidaya melihattanamanpekarangannyayangtumbuh pertanian pekarangan ini. Berikut ini adalah suburdanterasaindahdipekarangan, catatancatatan yang diungkapkan oleh kelompokkelompokdiDusunWindusari masyarakat mengenai kesan dan manfaat melakukanpanenrayadandemomasak bersama. dari panen budidaya pertanian pekarangan Sementaraitukeluargakeluargadikelompok mereka. DusunBandungmerayakanhalyangsama denganmengadakanlombatanaman Semua RT di kelompok Dusun Suko pekaranganpadatanggal25Mei2011. konsumsi sayur dari budidaya pertanian pekarangan sudah terjadi berulangulang untuk jenis sayuran caisin, lebor, bayam, kangkung,daunbuncis,sledri.Menurutanggota,rasasayuranorganik(hasilbudidaya pertanian di polybag) lebih kriuk, awet tidak gampang layu dan tidak mudah hancur pada saat dimasak, juga rasanya lebih manis. Hal yang sama juga dirasakan oleh
Sekali lagi bahwa gambaran konsumsi ini diambil dari potret rekam berbagai jenis tanaman yang dikonsumsi pada hari ke-1. Potret pola konsumsi dan sumber pada hari ke-2 sampai hari ke-7 bisa berbedabeda namun pola prosentasenya relatif hampir sama. Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 26
4

masyarakat dibeberapa dusun berikut seperti: di Dusun Bandung yang sudah memanensejakMinggukeIIImei2011untukjenistanamanloncang,sledri,caisin,dan lebor. Di Dusun Tegal sudah memanen loncang dan sledri. Di Sewukan RT II sudah panenloncang,sledri,mbayungan,daunbuncis,bayam,kangkung,dancaisin.Dusun SewukanRT01sudahmemanenloncang,sledri,mbayungan,daunbuncis,dancaisin. Dusun Suko RT 01, 02, 03, dan RT 04 sudah panen jenis tanaman berikut loncang, sledri,mbayungan,daunbuncis,caisin. Di Dusun Ngentak warga menganggap bahwa pertumbuhan tanaman dengan model organik tidak sebagus tanaman dengan penggunaan bahan kimia. Namun menurut mereka rasanya lebih enak dan tidak menimbulkan nyeri di badan. Hal yang sama diungkapkanolehIbuSumawi,diSewulanTegal,mengatakanbahwahasilsayurandi polybag ini lebih enak (ora langu, tidak Ekonomipertanianpasarselalumembayangi getir) dibanding hasil sayuran yang sama parapetaniperempuanbudidayapertanian dari sawah. Di kelompokkelompok di pekaranganini.Selaindikonsumsisendirioleh Dusun Keningar, Dusun Karanganyar dan keluargayangdalamhaliniterjadiiritantara Ngandong, tanaman pekaangan Rp.2000s/dRp.3000,merekajuganampaknya khususnya dari polybag tumbuh dengan sempatmenjualbeberapajenissayuran pertanianpolybagtersebutkarenamemang baik. Banyak warga di dusundusun terjadisisasetelahdikonsumsi tersebut mengatakan bahwa sayuran dari buidaya pekarangan mereka memiliki aroma dan rasa yang berbeda dan lebih enak dibandingkan dengan yang dari sawah atau yang di beli dari eyek (pedagang sayur keliling). IbuIbu anggota kelompok di beberapa kelompok di Dusun Windusari bahwa panen secara rutin yang bisa mereka dapatkan dari hasil budidaya pertanian pekarangan merekabisamenekanbiaya(mengirit)pembeliansayuranantaraRp.2.000Rp.3.000 per hari. Jika angka ini bisa kita pakai maka dapat diperkirakan pula hal yang sama terjadi juga di kelompokkelompok di dusundusun yang sudah memperoleh hasil panen.

9. Inisiatif Jaringan Antar Kelompok


Isu mengenai keinginan kelompokkelompok sasaran program untuk saling tukar pengalaman telah muncul sejak awal Mei 2011. Hal ini sejalan dengan pemikiran Tim Nawakamal yang sejak awal memang hendak menerapkan strategi berjejaring terhadap kelompokkelompoktersebut.Sejakitumakaisusimpuljaringaninimenjadidiskusiintendi timbagaimanamerancangjaringantersebut. Untukmengukursejauhmanakeinginandankebutuhankelompokmemilikisimpuljaringan, makapadapelatihanpengelolaanlimbahsampahrumahtanggapada19Mei2011(diBalai Dusun Diwak, Desa Sumber, Kec. Dukun) dan 21 Mei 2011 (di Balai Desa Mangunsuko), diselipkansatusesimengenaiinisiatifsimbuljaringan.Berikutiniadalahhasildarikeinginan dankebutuhanawalidetentangsimpuljaringantersebut.
SimpuljaringanDesaKalibening RTLTingkatDusun: 1. Menyampaikanhasilpelatihan 2. Sharing/keluhkesahhasil pengelolaanpekarangan( programkerjayangada) RTLTingkatDesa: 1. Pembentukankepengurusanpaska SimpuljaringanDesaKeningar Rencanaditingkatdesadandusun: KelompokPKKmemunguthasilpanen5%dariperKK yangsudahmendapatpersetujuan SetiappergantiantanamanPKKmenyediakanbibitdari hasilpanenpolibagyangsudahdikumpulkanolehPKK desa SetiappertemuanPKKRTmelaporkanhasilpanen Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 27

aksidenganStC 2. Pertemuanpengurussetiapselapan 3. Laporanperdusuntentanghasil sharingpengelolaanprogramkerja 4. Pelatihanpengelolaansampahan organic 5. Pencerahantanamanorganic narasumberdariNawakamal 6. Pelatihancaramengelolaternak yangbaik 7. Pembentukankelompokpertanian desa(percontohan) RTLantardesa: Silahturahim pengurus antar desa (sharingantardesa)

tanamandaripolybag DalamsetiapRTakanmembentuktanamanpolibag kelompok Membuatkomposrumahtanggayangdikelompokan dalamwilayahRT Untuksampahnonorganiktetapdibakarsedikitdemi sedikitsupayasampahtidakmenumpuk Untukpeternakandigaduhternakansecarabergulir dengnapembagianhasilpenggaduh&PKK Mengadakanpelatihanpembuatanjamuternakdari dinaspeternakan SetiappertemuanPKKRTmelaporkanhasil perkembanganternak Rencanatindaklanjutprogramantardesa: SemuaprogramsudahmasukorganisasiPKK SetiapbulanadapertemuanPKKdesawajib melaporkanhasiltanaman&ternak

SimpulJaringanDesaSumber SimpulJaringanDesaNgargomulyo Rencanatindaklanjutdesa: Rencanatindaklanjuttingkatdesa&dusun 1. Membentukkepengurusan MenghidupkankembaliPKKdenganpembentukan 2. Mengadakan pertemuan di balai pengurus desasetiaptgl15 RTLjaringanantardesadengantukarpengalaman 3. Menginformasikan melalui PKK dengandesalainataukerjasamamisalkan dusunmasingmasing pendampingananak. Membantudanapendidikanbagiyangtidakmampu DaripokjaIIadasimpanpinjamyangmeliputigaduh ternakyanghasilnyabisadisalurkankeberbagaipokja Posyandumeliputimemanfaatkanhasilpolybaguntuk memenuhigizianakdanjugamembantudana kesehatanbagiyangtidakmampu.

SimpuljaringanDesaMangunsuko Pertanian: Melanjutkantanamanpolybag denganpupukorganicdimasing2 dusun Transparansikeuangankelompok Membuatjaringanantardusunatau kelompokdalamwadahPKKdesa sebagaisaranatukarinformasi Memberikancaratanamdipolybag kepadaanak Rencanakerjasamaantardesa mengadakankunjunganantardesa SimpuljaringanDesaGulon Pengurus akan berdiri sendiri karena hanya 7 dusun yangmendapatkanprogramini. Pertanian: Melanjutkan program yang sudah ada ( penanaman polybag, pembuatan kompos yang sudah berjalan dengan menggunakan ember, pembuatanpupukcair) Pertemuan rutin akan dilakukan 2 bulan sekali tempatbergilir Nonpertanian: Gaduhternak, Mesin perontok padi, peralatan prasmanan, penetasteluryangdisewakandenganuangmasuk kasdusun Pelaporanrutinkegiatan Simpanpinjambiasanyadilakukanselapanan Jaringan antar desa akan sharing dengan desa lain untuktukarinformasi SimpuljaringanDesaSewukan Penanamanpolybagakandilanjutkan PembuatankomposperKKdalam

SimpuljaringanDesaPaten Membentukpengurusdesauntukkelompok perempuandarimasingmasingdesa

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 28

Mengadakanpertemuanrutinditingkatdesa MenghidupkankembaliPKK Melanjutkanpertanianpolybagsecaraorganic Pengurustetapaktofdantanggungjawabdalam kelompok Programunggulantetapberjalanatautetap dilanjutkan(simpanpinjam,gaduhternak, tratag,traktor) Mempunyaivisidanmisikelompokdesa Pertanian: 1. Menambahjumlahtanamandipolybag 2. Membuatpupukcair 3. Membuatkompossecarakelompok 4. Menambahvariasitanamansayurandanbuah 5. Adapertemuanrutin Nonpertanian: 1. Simpanpinjamterusberlanjut 2. Gaduhanternaktetapberjalan 3. Adapembukuanyangdikelolasecararutin 4. Pertemuanrutinuntukmelaporkanhasil pembukuan

pekarangan Pembuatanpupukcairdanpeptisida organictetapdilanjutkan Menekankancarapenanamandi polybagdenganpengalamanyangsudah didapat Nonpertanian: Simpanpinjamdilanjutkandengan kendalamasalahmodaldanakan diadakanmenambahtabungansukarela Gaduhternakakandilanjutkandengan systempenggemukandenganharapan menambahmodaldankeuntunganakan dibelikanlagi Pertemuanrutinakandilakukansatu bulansekaliuntuksharingpengalaman Diadakansekretariatbersama

Dari proses inisiasi proses simpul jaringan ini maka dapat digambarkan beberapa isu yang berkembangsebagaiberikut: Padaprinsipnyasebagianbesarkelompokdidesadesamenginginkanadanyasimpul jaringan paling tidak di tingkat desa sebagai media tukar pengalaman, tukar informasi,maupunsebagaiupayapendorongsemangatberkelompok. Di Desa Mangunsuko kelompok PKK Desa sangat antusias menjadi payung jaringan kelompokkelompokpetaniperempuantersebutdanhendakdiintegrasikankedalam Pokja Pangan dan Gizi keluarga. Sementara di desadesa lain menginginkan sebuah simpuljaringandiluarstrukturPKKsecaraotonommeskipunbisasajadalampraktik kegiatannyaberdampingandengankegiatanPKK. Kelompokkelompok di Desa Sewukan dan Gulon nampaknya belum begitu siap untukmenginisiasisimpuljaringanditingkatdesa.Merekamasihkonsentrasiuntuk melakukan jaringan antar kelompok di tingkat dusun bagi dusundusun yang mempunyailebihdarisatukelompok. Kegiatankegiatan PKK Desa setelah pasca erupsi Merapi sebagian besar mengalami kemandegankegiatandankepengurusannyajugaberhenti. IbuSriKartinah(KelompokTunasMerapi,Dusun

10. Hasil Studi Evaluasi Partisipatif


Pemaparan dalam subbagian ini diambil berdasarkan hasil FGD dan wawancara dalam rangka studi evaluasi partisipatif MERPPertanian. Oleh karena keterbatasan waktu dan dana yang ada, maka studi ini dilakukan hanya di 2 desa (satu desa di wilayah OFDA dan satu desa di wilayah AUSAID) seperti sudah dipaparkan dalam babsebelumnya. DariPekewuhkeKebutuhan

Berut,DesaSumber):...Sayamerasabersyukur denganadanyaprogramini...Meskipun pengetahuansayatentangpertaniankurangnamun senangjugakarenadapatmenanamdirumah sendiri....Anakanaksayayangpulangmudikdari Klatenmerasatertarikdenganprogramini.DiKlaten merekasudahmembeli100polybagdansudah ditanami.Menurutceritanyasudahtumbuhsubur, gemuk.Untukyangditanamsendirimerasapuas karenabebasracun.Sayasudahpanenjugauntuk dimasak,sepertiterong,bayam,tomat.Sayatidak menjualsayurini,karenauntukkebutuhansendiri, adamanfaatnya.Dansenangkarenasetiappagidan soredapatmelihatlihattanamansayuran.

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 29

Seperti sudah di singgung sebelumnya bahwa media tanam di polybag merupakan media yangkurangfasmiliarbagiparaperempuanpetanisasaranprogramini.Cukupwajarapabila pada mulanya para perempuan ini mau menanam karena merasa pakewuh (tidak enak hati) karena sudah mendapat cashgrant sebesar Rp. 890.000, per KK. Namun melihat perkembangan budidaya tanaman pekarangan yang ternyata bisa dilakukan oleh para perempuan ini, dan melihat tanaman yang tumbuh serta hasilnya yang bisa dimanfaatkan, sudahadapergeserandarirasapakewuhmenjadiperasaansenangdanbutuh. Ungkapan Ibu Sri Kartinah dari Kelompok Tunas Merapi (Dusun Berut) tersebut hanyalah sebual wakil dari sebagian besar perempuan (yang mengikuti Focuss Group Discussion) dalam rangka evaluasipartisipatifprogramini. IbuSupiyah(KelompokKembangGunung, Para perempuan saat ini merasa tidak ada DusunDiwak):Menanamsayurdipolibag keterpaksaan. Tentu saja tidak bisa dikatakan sudahtidakkagetkarenasudahlama bahwa seluruh perempuan sasaran program menanamsayurorganikbaikdipekarangan maupundisawah.Tetapimenanamsayurdi telah mencapai sebuah kesadaran baru, yakni polibaglebihbaguskarenalebihmudah kebutuhan dan keinginan untuk terus mengkondisikanmediamenjadilebihideal menghidupi tanaman pekarangannya. Namun dengankomposisipemberiankomposyang sebagian besar perempuan sasaran program ini memadaidenganpencampurantanahyang telah sedikit banyak melakukan sendiri, melihat pas,sehinggapertumbuhantanamanlebih bagus.Jugamenanamsayurorganikdi sendiri, merasakan manfaat konsumsi, bahkan pekaranganmempunyaimanfaatlebihbanyak. ada pula yang telah mampu menjual dari hasil Ketikaadatamu,melihat,tertarik,lalu yangsurplusnyasetelahdikonsumsi.IbuSupiyah kepinginmencicipi.Sebelumadaprogramini, dariKelompokKembangGunung,DusunDiwak) suamisudahpernahmendapatbanyakbibit sayuran.Denganadanyaprograminijadi telah membandingkan antara tanaman di sawah tambahsenang. dan pekarangannya. Bahwa masih ada kaum perempuan sasaran program yang sungguhsungguh belum serius melaksanakan budidaya pertanian pekarangan adalah merupakan hal yang wajar seperti kata Ibu Wartiyah (BendaharaIIsalahsatukelompokdiDesaKalibening),katanyamembericontohitupenting, merekakecewaituwajar,karenasudahtergantungdenganpupukkimia. MenumbuhkanInspirasiBaru: Jika kita berjalanjalan di 7 desa sasaran IbuRukini(KelompokTunasMerapi,DusunBerut): programdiKec.DukunataukeDesaGulon Sebenarnyakalaudigagasgagas(dipikirpikir)ini diKec.Salam,kiniterasasuatuperbedaan semuabisauntukbelajarsupayakitapunyabanyak besar bahwa di pekaranganpekarangan pengalaman,makainisemuadicobacobaterus,tentu warga tumbuh tanamantanaman misalnyaadayangmaju(berhasil)dantidak(gagal)... berbagai jenis sayuran yang sekilas enak Purwanti(KelompokKeningar):Jelasadamanfaatnya, di pandang mata. Program budidaya tanamansayabagussemua,selada,caisim,bayam, pertanian pekarangan ini tidak hanya seledri,kangkungsudahpanen,pakaidaunpinus menumbuhkan kesibukan baru bagi para untukmulsa,pertumbuhantanamanjadimakinbagus, perempuan di pekarangan mereka. Di tidakcepatkering,adapengiritanpengeluaran.Dan dalam kehidupan berwarga, anakanaksudahmengkonsumsinya,danmereka senangdengansayurantersebut berkelompok,maupuanrelasirelasisosial, program ini telah memberikan warna baru, salah satunya seperti diungkapkan Ibu Sukistinah (Kelompok Tunas Merapi, DusunBerut),katanyaAdajugayangkalauadakelebihansayurmalahsayaberikankepada tetangga,dibagidengantetangga.Lebihlanjutdalamkaitannyarelasidengantetanggaibu Ibu Sumartini (Ketua I Kelompok Tutup Dhuwur) mengatakan banyak tetanggatetangga yang(ikut)panenuntukkonsumsi. Dalamkaitannyadenganpemeliharaantanamankhususnyapembuatankompos,pembuatan pestisida organik atau bentukbentuk permiharaan lain, inspirasi baru yang tumbuh adalah
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 30

paraperempuanmulaimelakukanpercobaanpercobaan.Jikaberhasil,percobaaninitentu membawakebanggaanataspengalamanbaru.Pengalamanbaruiniternyatamenjadibahan sharing (tukar pengalaman) saat para perempuan ini mengadakan pertemuan kelompok, sepertiyangdiungkapkanIbuRukinidanPurwanti. Keduaibutersebuthanyalahsalahsatucontohdaribanyakperempuansasaranprogramyang sedang terus melakukan percobaan membuat kompos, membuat pestisida cair organik, dll. Pengalaman dan pengamatan Ibu Wartiyah (bendahara II Kelompok Kalibening) justru sebaliknya.Menurutdiapengalamanorganikdaritanamandipolybaginisebetulnyabaikjika bisaditerapkanditanahsawahyangdimiliki.Katanya:
kalaumusimhujantantangannyajadilebihbesarmisalnya,busukbatang,tetapinanti bisasemi(tumbuh)lagi.Dilahan(maksudnyalahansawah)pengocorandenganorganik efeknyabaik,waktukitaamati,kalautanahkitatanamiterusbisaberpengaruhpada kesuburantanah.Yangbenartanahitudianggurke,ataudiistirahatkan.

KelompokdanProsesPembelajaranPerempuan: Melalui FGD dan wawancara yang dilakukan dalam rangka evaluasi partisipatif dapat digambarkanbahwasecaraindividualparaperempuanmengalamiprosespembelajaranyang sangat bermanfaat, baik bagi Wartiyah(BendaharaII,KelompokKalibening):Kalauanggotan dirinya sendiri maupun dalam malaskitatidakmenyerahuntukmengingatkan,karenakita momongkelompokyangkitakelola,kitajugabisamnegetahuai relasi sosialnya melalui karakterorangorangdikelompokyangkitakelola,mengelola keterlibatannya di dalam keuanganbanyakorangitutidakmudah,adayangpercayadanada program MERPPertanian ini. pulayangtidakparcaya.Yangsusahitukalauyangtidakpercaya Lantas bagaimana dengan para tanpapunyadasar,kalauadadasarnyasihtidahapaapa,karena perempuan yang terlibat bagisayayangpentingadapelaporanyangjelasdikelompok sebagai pengurus kelompok? Supriyati(AnggotakelompokdariDusunNgasem,Gulon):Dari Apakah ada sesuatu yang baru waktukewaktujumlahyangdatangtambahsemangat,karenaada didalamkelompok? simpanpinjam,kalautidakdatanghasusbayarlimariburupiah. Haryanti(PenuguruskelompokdariDusunNgasem,Gulon): Tidak mudah bagi para SebelumadaprogrampertemuanhanyaadapertemuanPKKdi perempuan yang terpilih tingkatdusun,sesudahadaprogrampertemuandibuatperRT,ada menjadi anggota pengurus yangduakaliadayangtigakaliperbulan,masingmasingkelompok kelompok. Apalagi seperti dibuatdalamhariyangberbeda diketahui bahwa penyiapan kelompok ini pada awal program dilaksanakan secara maraton dan tergesagesa. Para pengurus terpaksa dipilih secara tunjukan. Sementara itu pada awalawal program belum pernahdiberikanpelatihanpengorganisasiankelompok.Olehkarenaitubisadipahamibahwa ada sebagian perempuan pengurus kelompok peserta studi evaluasi ini merasa sangat terbebani dengan adanya kelompok budidaya pertanian pekarangan ini. Rasa terbebani itu lebih pada begitu padatnya kegiatan dusun, kegiatan sosial, kegiatan di sawah/ladang mereka, serta bayangan ketakutan jika IbuSukistinah(KelompokTunasMerapi,DusunBerut): tidak dipercaya oleh anggota. Rasa Adaprasangkaprasangkaatauketidakpercayaandari terbebani itu seperti diungkapkan Ibu anggotakelompokterhadappengurusterkaitdengan Sukistinah,mewakilibeberapaperempuan pegelolaandanakelompok.Halhalyangkayakginilah yangsebenarnyamembuatrasanyaberat. pengurusyanglain. Namun optimisme juga terlihat dari ibuibu yang mewakili pengurus kelompokkelompok yang lain. Seperti diketahui bahwa dari 92 kelompok sasaran program ada cukup banyak kelompokkelompok ini yang tetap eksis, memiliki performa yang cukup baik, bahkan kegiatan budidaya pekarangan ini menumbuhkan energi baru yang menyemangati kehidupan kelompokkelompok di dusundusun. Para perempuan yang optimis organisasi
Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 31

kelompoknya berjalan seperti diharapkan mengungkapkan bahwa anggota kelompok dan pertemuankelompoksemakinbersemangatkarenakegiatanbudidayapertanianpekarangan ini. Belum lagi di kelompok permodalan dan kegiatan semakian banyak karena ada simpan pinjamdanataukegiatanternakkelompok.Adabeberapapengurusyangmengatakanbahwa jumlah ternak kelompoknya telah bertambah. Dinamika kelompok yang semakin meningkat nampaknya membawa perubahan baru yang positif seperti kata Ibu Samiyem (Kelompok Kayosari,Gulon):
Ditempat kami ada pertemuan rutin khusus untuk membahas pertanian organik, semua anggota aktif, saya sendiri cenderung ingin tahu lebih banyak tentang pengelolaan pertanian organik, dan caracara penanganan masalah dalam bertani organik.Denganprogrampertanianorganikinikelompoksemakinguyub,karenaada prosesbelajardanbertukarpikiran.

Dikelompokkelompokyangmampumempertahankansemangatkehidupanberkelompok dan kebersamaannya, justru mengatakan kalau pertemuan kelompok sekarang tidak menjemukankarenayanghadirrelatifbanyak,yangdibahasbukanhanyasoalposyandudan PKK, tetapi juga bisa bertukar pikiran mengenai pengelolaan dan pemeliharaan tanaman pekarangan mereka. Di kelompokkelompok semacam ini ketidakaktifan beberapa anggota bukan dipandang sebagai kegagalan namun justru memicu beberapa anggota pengurus akantugasdantanggungjawabnya.Mengurusorangbanyakmemangtidakmudah.Adayang pro ada yang kontra itu wajar, apalagi mereka telah terbiasa dengan pola pertanian non organikyangamatpanjang. Karakter dan performa kualitas pengurus kelompok IbuSulas(ketuaIIKelompokKembang kelompok sasaran mempunyai variasi yang berbeda Gunung,DusunDiwak):...Adaancaman beda. Yang menarik adalah ada beberapa kelompok ancamanbagiyangsemaunyasendiri..! yangmenerapkankebijakankelompoksecarategas ...Pengurusselalumenegaskantentang manfaatkeanggotakelompoktentang dan disiplin, bahkan diikuti dengan sanksi yang bisa manfaatsayuran. dikatakan cukup berat. Beberapa contohnya seperti: sanksi dengan bagi yang tidak hadir pertemuan kelompok, dikeluarkan atau tidak dilibatkan lagi dalam programprogram berikutnya jika tidak aktif, dll. Rasanya memang seperti topdown dan tidak demokratis. Namun para pengurus ini cukup yakim dan percaya diri bahwa disiplin merupakan salah jalan untuk mengorganisirkelompok,apalagijumlahanggotanyarelatifbanyak 5 ,denganberbagaimacam keinginan, harapan, serta kepentingan. Strategi kedisiplinan kelompok seperti yang diterapkan Ibu Sulas, ternyata juga diamini oleh ibuibu pengurus kelompok yang lain meskipundalamnuansayangberbeda. SejauhLakilakiBerperan? Sepertidiketahuibahwasebagianbesarpolabudaya Wartiyah(BendaharaII,Kalibening): petani adalah budaya lakilaki. Demikian juga yang bapakbapakmayoritasmendukung terjadi di masyarakatmasyarakat lereng Merapi. programini,dalamprograminibapak bapakikutmenggaduhternak,tapi Sumberpokokkehidupanmerekaadalahdaritegalan memangadajugabapakbapakyangtidak (ladang), sawah, dan ternak yang semuanya identik mendukungprogramini,seringada dengan domain kuasa lakilaki. Perempuan adalah suarasuaratidakenakdiluarpertemuan membantu lakilaki di sektorsektor tersebut.

Seperti dilaporkan dalam seb-bagian sebelumnya bahwa jumlah anggota kelompok bervariasi antara 0 50 orang; 50 100 orang; 100 150 orang; bahkan ada yang diatas 150 orang anggota. Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 32

Kebijakanataukeputusanberadaditanhanlakilaki.Olehsebabitumenjadiwajarjikadalam beberapa hal di dalaam program MERPPertanian ini, terutama yang berkaitan dengan independensikelompokcukupterasapengaruhkuasalakilaki. Di beberapa kelompok disampaikan oleh pengurusnya bahwa pemerintah dusun sedikit banyakmemberikanusulanterhadapkegiatanekonominonpertaniansepertiuntukmembeli traktor,tratag,dll.Adapulayangdusunberupayamemberikanpengaruhbahwakeuangan kelompokperempuaninidiharapkanmemberikankontribusiterhadapkeuangandusun.Yang bisadiintepretasidenganpemerintahandusuniniadalahrepresentasidarikuasalakilaki. Dalamkaitannyadengankegiatanbudidayapertanianpekaranganmemangparaperempuan inisebagianmerasakanketidakpercayaanlakilaki.Tidaksedikitlakilakiyangsiniskepada kemampuan perempuan. Bukan dalam kemampuan sebagai petani, namun kemampuan dalam hal mengelola pertanian secara organik, yang harus membuat kompos sendiri dan membuatpestisidaorganiksendiriuntukpengendalianhama.Selainituyangdiketahuilaki laki mengenai kegiatan kelompok perempuan adalah PKK, posyandu, arisan, dan kelompok muslimatan.Namunkinikaumlakilakiinimenghadapiperempuanperempuanyangsedang bergerakbersamamengelolakelompoktanipertanianorganik. Namun tidak sedikit pula para perempuan yang mengatakanhalsebaliknyadimanaperansuamiatau Nuryati(KetuaKelompokKeningar):tidak adamasalahdenganbapakbapakdalam lakilaki sangat signifikan dalam bekerja sama soalapapun,bapakbapakmembantu dengan para perempuan petani ini. Budidaya dalampengadaanmedia,pagaruntuk pertanian di pekarangan nampaknya juga pengamananayam,bapakbapakyang menumbuhkan dialog antara suami (lakilaki) dan buat,bapakbapaktidakmengeluh istri(perempuan).Jaditidaksedikitpulaparalakilaki inimendukungkegiatamparaperempuan,tidaksajamendukungdalamhalmembolehkan paraperempuanmencurahkanwaktuuntukpertanianpekarangantetapimendukungdalam konteksterlibatdalamkegiatandipekarangan.

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 33

Bagian 3: Capaian, Kendala, dan Lesson Learned


1. Capaian Kegiatan
SubbagianberikutiniakanmemaparkanhasilcapaianprogramMERPPertanian.Penyajian capaiankegiataniniakandibandingkanantarahasilyangdiharapkanberdasarkandokumen proyekdengancapaianyangdiperolehdariimplementasikegiatan. Capaianperdokumenkegiatan 1 Capaianhasilimplementasi
Tujuan Program: Memberikan dukungan dan bantuan kepada keluargakeluarga korban erupsi Merapimelaluiupayabudidayapertanianpekarangandantrainingpengembangankapasitasyang dibutuhkanagarmerekamampumemulaipenghidupanmereka. TujuanSpesifik(Khusus): 1. Sebanyak5.700KKyangtergabungdidalam80kelompokpetaniperempuan,melakukan budidayapertaniandipekaranganmereka. 2. Sekitar70%darirencanasasaranprogramdiatas(5.700KK)menanambudidayatanamandi pekaranganmereka. CashGrantDistribustion: TerdistribusiCashGrantkepadasetiap 1. Sebanyak5.700KKtelahmenerimaCasgGrant KK(5.700KK),dimanamasingmasingKK PertanianperKKRp.200.000, akanmenerimaRp.200.000,untuk 2. DarijumlahKKtersebutsudahterbentukkelompok kegiatanbudidayapertanianyangsudah sebanyak92kelompok. merekarencanakan. PolybagDistribution: Terdistribusisebanyak200polybags Sebanyak5.723KKdari92kelompokyangterbentuk kepadaseluruhKKsasaranprogram telahmenerimapolybag.Bertambah23KK(dari5.700 (5.700KK) KK)sebabdiDesaGulontumbuhinisiatifmasyarakat membagipolybagkepadaKKlain. CapacityBuildingDevelopment: 1. Sebanyak80perempuanperwakilan PelatihanKader: kelompokkelompokperempuan 1. Sebanyak114perempuandari92kelompoktelah mengikutitrainingbudidayapertanian mendapatkanpelatihanbudidayapertanian pekarangan. pekarangan. 2. Sebanyak80perempuanperwakilan 3. Sebanyak134perempuandari92kelompoktelah kelompokkelompokperempuan mendapatkanpelatihankomposting(pengelolaan mengikutitrainingtehniktehnik limbahsampahrumahtangga) membuatkompos. PelatihanTingkatKelompok: 4. Ditingkatkelompoktelahterjadipertemuan maupunpelatihanyangdilakukansecara mandiri 2 sebanyak130kalipertemuan/pelatihan yangdiikutitotal3.561perempuan. 5. Sebanyak248kaderdi92kelompoktelah mendapatkanpelatihan.Jadirataratadisetiap kelompoktersediaantara2sampai3kaderterlatih. MediaPendukung: 6. Telahterdistribusisebanyak250Bukupanduan budidayapekaranganuntukkelompok,PKK, pemerintahDesadanKecamatan Tujuan berdasarkan dokumen proposal ini diambil dari Nawakamal Sub-Grant Program Discription. Dilakukan secara mandiri artinya dikelola secara mandiri oleh kelompok, baik pembiayaannya maupun kader pelatihnya.
2 1

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 34

ProductionImprovement(Panen): KKsasaranprogrambudidayapertanian pekaranganmemperolehhasilproduksi (panen)daribudidayapertanian pekaranganmereka.

DietaryConsumtion(Komsumsi Keluarga) Diperkirakansebesar70%KKsasaran programmengkonsumsihasilbudidaya pertanianpekaranganmereka.

7. Telahterdistribusisebanyak95kepingfilmtentang budidayapertanianpekaranganuntukseluruh kelompokdandesa SimpulJaringan: 8. Telahterbentukawalsimpuljaringanperempuan petanitingkatdesa 1. Sebanyak5.670KK(99%)dari5.723KKpenerima polybagtelahmelakukanpenanamandengan berbagaijenistanamanantara7sampai15jenis tanaman. 2. Sebesar90%dari5.723KKpenerimapolybag,atau sekitar5.150KKtelahmeningkatproduksinya dengankatalaintelahmemperolehpanen 1. Sebanyakminimal80%darisasaranprogram5.723 KK,atausekitar4.578KKtelahmengkonsumsihasil panenbudidayapertanianpekaranganmereka. 2. KKyangtelahmemanendanmengkonsumsi tersebutmengatakanbahwamerekadapat menghematpengeluaranbelanjakeluargauntuk membelisayuranantaraRp.2000sampaiRp.3000 perhari

2. Kendala-Kendala Kegiatan
SelamapelaksanaankegiatandariBulanFebruari2011sampaiJuni2011ditemukankendala kendalaimplementasisebagaiberikut: Ada beberapa KK yang tidak mau menerima polybag dan mengikuti program pertanian pekarangan,denganalasanmereka(secarapribadi)memangmenolakbantuandariluar Adakelompokkelompokyangberfikirbahwainihanyasekedarproyek Penguruskelompoksangatsibukdenganprogramprogramlainyangmasukkedusun Penyiapanterbentuknyakelompokdanpemelihanpengurusyangsangattergesagesa sehingga menyisakan banyak persoalan di tingkat kelompok seperti: pengurus yang kurang solid, dominasi kebijakan di tingkat pengurus, juga adanya ketidak percayaan anggotaterhadappenguruskhususnyadalamhalpengelolaankeuangankelompok. Jumlah tenaga lapangan (koordinator lapangan) yang masih kurang dibanding besarnya jumlah kelompok sehingga intensitas pendampingan terhadap kelompok dirasakan oleh ibuibukurangintensif Koordinasi antar mitra kerja yaitu Save the Children, Nawakamal, dan Rumah Pelangi dirasakurangmaksimal.

3. Lesson Learned
Berikut ini dipaparkan beberapa pembelajaran (lesson learned) yang bisa dipetik dari implementasiprogramMERPPertanian,yaituantaralain:

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 35

No Keterangan 01. Pengorganisasia Kelompok

HasilLessonLearned
Lemahnyapemetaansosialterhadapkomunitassetempat, menyebabkanpengorganisasianmenjadilamadan munculnyamasalahkelompokpadaperiodeimplementasi Penyiapanpenguruskelompoksecaratergesagesadan tidakmatangkurangmenjaminmunculnyaanggota pengurusyangberkualitas.Kualitaspengurusmenjadi pentingsebabpengurusadalahmotorsebuahprogram Budayapetaniadalahbudayalakilakisehinggakelompok kelompokperempuanterbayangidominasilakilakisecara cukupkuat.Salahsatuakibatnyaassetkelompokdibayangi kekuasaandusun. Capacitybuldingpengorganisasiankelompokdan perencanaankelompokperludiberikansejakawal Penyiapankelompokyangkurangmatangmenumbuhkan ketergantungankelompokterhadappendampinglapangan dalamhalkegiatankelompok PengelolaanmodelKebunKelompokmemilikikelemahan kelemahanantaralain:irenirenan,jadualtidakpasti,dll, jikamekanismepunishmenttidakterbentukdanleadership lemah Jikamekanismepunishmentjelas,misalnyadengandenda, makapengelolaantanamanmelaluikelompokbisaberjalan denganbaiksepertidiSewukandanPaten. Kompostingdengankowenan(lubangtanah)lebihmurah danmudahbagiyangpunyalahan Kompostingmodellainsepertimencampurlimbahkotoran ternak(didepermukaan),ataumemakaimediaember,dll penerapannyasangattergantungkondidialam,kepemilikan ternakdilokasimasingmasing,maupunpotensibahan bakuyangtersedia Rotasitanamagaksulitdilakukankarenapascapanen polybagharusterusdiganti/diisi,haliniyangmenjadisulit, jugatergantungdengankepemilikanlahan Plastikdanparanetpelindungtanamansangatmembantu pertumbuhantanaman Penanamandalampolybagrelevanuntukpemanfaatan kebutuhanrumahtangga Tanamanpolybagdianggapsebagaiklangenan,sesuatu yangmenumbuhkanrasasayang,sehinggamenumbuhkan rasauntukmerawat Sayurandaunlebihmudahdikelolasecaraorganik Intensitasperawatanmulaidaripenanaman,peralatan, pupuk,pengairan,penyiangandanpengendalianhama menentukankegagalanataukeberhasilanpanen Intensitaspemeliharaansawahadalahmenjadiperhatian utama,sedangkanpengolahanpekaranganhanyamenjadi kegiatanyangsampingankarenatidakprofitable Padaawalnyadrivenorientasisasaranprogramadalah karenacashgranttetapikemudianadabanyakyang mencapaigagasanuntukpemenuhanpangansehatkeluarga. Tetapitidakdapatdihindaribahwapasarmembayangi ekonomipertanianparasasaranprogram.Dalamhalhasil panendankonsumsihasilakhirbisamencapaipadadua kecenderunganyaitu(1)untukpemenuhankeluarga,dan(2) jikaterjadisurplusbisadimungkinkanuntukmenjualke Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 36

02. Prosespenanaman (Polybag,kompos,alat alatpendukung pertanian)

03. Pemeliharaantanaman

04. Panen&Konsumsi

05. Pengembangan kapasitasbudidaya pertanian,pekarangan( pelatihankader&di kelompok)

06. StrategiPendekatan Program

pasar. Orientasipetanidenganpendekatanagrobisnispada sebagianbesarmasyarakatmenjadikendalapenerapancara budidayadenganpendekatansubsistenyangmenjaditarget capaianprogram.Terlihatjelaspadamotifmotifbudidaya merekayanginginsegeramenjualhasilpanennya. Pertanianpolybagmenjadisubtitusialternativepanenbagi petanipetaniyanggagalpanendisawah Sayurorganiklebihsegardanrenyah Pengembangankapasitasbudidayapertaniandan kompostingditingkatkelompokolehkadersangatefektif untuktransferpengetahuandanmendorongkeingintahuan anggotauntukmempraktekan. Pelatihanyangdisertaidenganprakteklangsung(praktek lapang)telahmembuatkaderdananggotakelompok berperanaktifbeberapaanggotauntukmencobadan menemukanhalbaruterkaitdengankomposdanpestisida organik(praktekdanpembuktian). Programbudidayapertanianini,telahmemberikanbanyak kesempatankaumperempuanuntuktukarpendapat karenapengalamanpraktikyangsama,sehingga menumbuhkanrasapercayadiridanberanibicara Sosialisasi dan Penyusunan Rencana Aksi kelompok yang dikerjakan secara maraton membuat banyak rencana kegiatan kelompok meleset atau menyimpang dari yang dimaksudakan Perlunyauntukmengintegrasikantemabesarprogramini dalam wilayah pendidikan formal seperti sekolah. Sudah terjadidiSDProntokanbahwasiswasiswadimintauntuk membawapolybag.

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 37

Bagian 4: Penutup: Agenda-Agenda ke Depan


Program budidaya pertanian pekarangan yang berorientasi untuk pemenuhan makanan sehat bagi keluarga khususnya anak ini sedikit banyak telah memberikan semacam gerakan baru bagi perempuan dan masyarakat di 7 desa lereng Merapi di wilayah Magelang. Bisa dikatakan semacam gerakan baru karena, Pertama, pertanian pekarangan (khususnya yang organik) merupakan pola pertanian yang mulai banyak ditinggalkan karena konsentrasi lebih tertuju ke pertanian sawah dan tegalan. Kedua, program ini menitikberatkan pada kuasa perempuan untuk mengelola mulai dari kegiatan pertaniannya sendiri sampai pada kelembagaan (organisasi/kelompok)paraperempuantersebut.Sementarakegiatanekonomipertanianidentik dengandominasilakilaki.Ketiga,programinidilakukantidakhanyadisatuatauduakelompok saja, atau di satu atau dua dusun saja, namun diimplementasi dengan cakupan sasaran dan kewilayahanyangluas. Dengan mempertimbangkan kekuatan program yang semacam itu, juga melihat pada partisipasisasaranprogramselamaimplementasiyangbisadikatakancukupbaik,makasangat signifikan jika program ini tetap bisa dipertahankan kelanjutannya dengan strategi yang lebih bottom up. Pengaruh program ini juga sangat memungkinkan untuk bisa ditiru oleh masyarakat lain disekitar lereng Merapi. Dengan mempertimbangkan halhal tersebut maka beberapaagendakerjajangkapendekyangbisadikembangkankedepanadalah: 1. Mendorongsimpuljaringankelompokkelompokpetaniperempuanbudidayapertanian pekarangan agar lebih memberikan penguatan bagi pemberdayaan organisasi, kaum perempuanpetanisendiri,maupunpenguatanisu. 2. Megembangkankapasitasbudidayapertanianmelaluipertemuanpertemuandi simpulsimpuljaringan 3. Mainstreamingisuisubudidayapertanianpekarangansecaraorganikuntukkesehatan anak melalui PKK, Posyandu, LSM lain, maupun instansi pemerintah, pertemuan pertemuankeagamaansepertikelompokmuslimatan,dll.

@@@

Laporan Akhir MERP, Februari Juni 2011 | Hal. 38

You might also like