You are on page 1of 27

OTOMASI ALAT PERAJANG TEMBAKAU SKALA INDUSTRI KECIL DAN RUMAH TANGGA PADA PETANI TEMBAKAU DI TEMANGGUNG Usulan

Penelitian untuk Tesis S-2

Minat Studi Magister Teknik Sistem Konsentrasi Teknologi Sistem Industri Kelompok Bidang Ilmu Teknik

Diajukan Oleh : Muchamad Malik 10/310488/PTK/07265 Kepada PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA Agustus, 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Temanggung yang bergunung-gunung merupakan areal ideal bagi tanaman tembakau. Tembakau temanggung dikenal sangat berkualitas dibandingkan tembakau dari daerah manapun. Karena itu pabrikan rokok besar banyak yang membuka gudang di daerah ini. Panen raya tembakau biasanya jatuh pada bulan Agustus hingga Oktober setiap tahunnya. Dunia pertembakauan mampu mengangkat perekonomian masyarakat dengan cepat dan banyak mempengaruhi sektor ekonomi lainnya. Rata-rata setiap tahunnya Luas lahan (2007): 13.039,90 hektar Produksi (2007) :

8.019,44 Ton, Produktivitas : 457 Kg/Ha, Jumlah Petani : 40.992 orang, Lahan Potensi : 21.000 Ha (sumber : http://www.temanggungkab.go.id/index.php). Jenis komoditas kekayaan pertanian Tembakau yang mempunyai nilai ekonomis penting yang banyak diusahakan dan kembangkan diantaranya adalah tembakau. Produkt ivi tas tembakau Temanggung yang dicapai petani masih rendah, rata-rata 441.14 kg/ha (DALMADIJO. 2008). Produktivi tas tersebut masih dapat di tingkatkan, karena dari berbagai penelitian, produksi dapat mencapai 0.615 ton/ha. Tembakau Temanggung yang di tanam petani merupakan campuran dari berbagai genotipe karena bibit dibeli dari pedagang bibit. Bibit yang diperdagangkan di pasar Parakan berasal dari lereng Gunung Sumbing, Dieng, dan Merapi . Variabilitas tanaman menjadi semakin besar karena adanya variasi lahan (topografi dan jenis tanah) maupun agroklimatnya. Tembakau Temanggung ditanam di 12 kecamatan dengan

topografi datar, berbukit, sampai pada lereng-lereng gunung dengan kemiringan 60 persen dan ketinggian tempat antara 600-1500 m dpl. Jenis tanahnya regosol dan latosol, dengan tekstur lempung, lempung berpasir, dan pasir, sedangkan lahannya berupa tegal, sawah tadah hujan, dan sawah irigasi. Tembakau Temanggung memberikan sumbangan 70- 80 persen terhadap total pendapatan petani, sehingga meningkatkan hasil dan mutu akan besar pengaruhnya terhadap peningkatan total pendapatan petani. Salah satu cara memperbaiki varietas lokal adalah dengan seleksi. Seleksi galur murni pada tanaman menyerbuk sendiri dapat menghasilkan galurgalur baru dalam waktu yang relat if cepat , karena seleksi individu bisa dilakukan hanya satu generasi saja. Pada tahun 1986 mulai di lakukan seleksi individu pada varietas lokal Kemloko (Gober genjah). Empat galur mempunyai indeks mutu 2.90- 33.47 persen lebih tinggi dari Kemloko lokal, dua galur diantaranya disertai peningkatan hasil rajangan kering sebesar 18.22 dan 28.30 persen. Indeks tanaman keempat galur tersebut meningkat antara 15.75-32.02 persen disbanding Kemloko lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh galur tembakau Temanggung, yang lebih baik dari Kemloko local.

1.2

Rumusan Masalah Proses produksi perajangan tembakau di Kota Temanggung masih menggunakan cara

tradisional yaitu cara ngrajang dengan menggunakan tenaga manusia untuk memotong daun tembakau yang sudah matang. Cara tersebut tidak efektif dan mutu serta kualitas tembakau yang dihasilkan rendah. Disamping itu, dengan teknik ngrajang tersebut tidak semua daun tembakau terpotong dengan baik. Perlu ada upaya penemuan alat/mesin perajang tembakau yang efektif,

efisien aman, serta mudah dioperasikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas yang dihasilkan.

1.3

Batasan Masalah Untuk mendapatkan perencanaan yang baik banyak hal yang perlu diperhatikan. Dalam

perencanaan rancang bangun mesin perajang tembakau , penulis memfokuskan dan menentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut : 1. Perancangan alat ini hanya membahas bagian sistem control saja 2. Menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 3. Menggunakan bahasa pemrograman BASCOM AVR 4. Menggunakan motor dc 5. Sensor utama yang digunakan adalah infra merah dan photo diode

1.4

Keaslian Penelitian

Sejauh studi pustaka yang dilakukan penulis, belum ada alat perajang tembakau yang mengintegrasikan antara mikrokontroler sebagai dan sensor sebagai metode perajang tembakau. 1.5 1.5.1
1.

Tujuan dan Manfaat Tujuan dari Penelitian ini adalah : Merancang alat yang dapat bermanfaat dan membantu tugas manusia terutama di bidang industry kecil

2.

Mengetahui tingkat akurasi sistem pengontrolan

3.

Mengintegrasikan berbagai sistem kedalam satu kesatuan berbasis mikrokontroler Manfaat dari penelitian ini adalah: Meningkatkan kinerja manusia Menghasilkan teknologi yang tepat guna untuk berbagai bidang

1.5.2 1. 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.3

Rajang Tembakau Manual Rajang tembakau manual di Temanggung samapai saat ini masih digunakan karena

biayanya yang hemat. Selain hemat, ketebalan tembakau juga dapat disesuakan dengan kebutuhan dan permintaan dari pedagan. Namun rajang tembakau manual ini mempunyai kekurangan yaitu masih menggunakan tenaga manusia. Hal ini akan berpengaruh saat proses perajangan membutuhkan waktu yang lama dan stok tembakau banyak, sehingga kualitas akan menurun dan tingkat kepresisian hasil rajangan juga menurun. 2.1.2 Rajang Tembakau Mesin Rajang tembakau mesin saat ini digunakan oleh petani yang mempunyai modal besar, karena alat ini digunakan untuk merajang tembakau dengan skala yang lebih besar disbanding dengan alat perajang tembakau manual. Biasanya alat rajang tembakau mesin ini mampu merajang antara 70 kg/jam 200 kg/jam tergantung dengan jenis motor yang digunakan. Kelabihan alat perajang tembakau ini adalah : 1. Dapat merajang tembakau dengan kapasitas besar 2. Proses perajangan yang cepat 3. Mudah digunakan

4. Motor Penggerak tahan panas Disamping mempunyai berbagai kelebihan, perajang tembakau mesin ini juga mempunyai kekurangan diantaranya : 1. Mempunyai daya listrik yang besar 2. Kecepatan tidak dapat dikontrol 3. Biaya pembuatan yang mahal

2.1.3 Kontrol Motor Kontrol adalah bagian amat penting dalam alat ini. Sistem otomasi tanpa kontrol hanya akan menjadi benda mekatronik yg mati. Dalam sistem kontrol otomasi terdapat dua bagian yaitu perangkat keras elektronik dan perangkat lunak berisi program kemudi dan algoritma kontrol. Secara garis besar, suatu sistem robotik terdiri dari 3 bagian seperti gambar berikut ini :

Kontrol

Elektronik

Mekanik

Tiga prosedur utama, yaitu baca sensor, memproses data sensor, dan mengirim sinyal aktuasi ke aktuator adalah tugas utama kontroler. Ada dua macam teknik yang digunakan kontroler dalam menghubungi dan membaca sensor yaitu polling dan interrupt. Teknik polling adalah prosedur membaca data berdasarkan pengalamatan langsung yang dapat dilakukan kapan saja kontroler menghendaki, sedang pada teknik interrupt, kontroler melakukan pembacaan jika sistem sensor melakukan interupsi, yaitu dengan memberikan sinyal interupt kekontroler (via perangkat keras) agar kontroler (CPU) melakukan proses pembacaan.selama tidak ada interupt maka kontroler tidak dapat mengakses sensor tersebut.

2.2 2.2.1

Dasar Teori Sensor gerak Sensor gerak ini digunakan untuk menetukan gerakan konveyor dan member intruksi

mikrokontroler untuk member sinyal pada motor pemotong. Prinsip kerja sensor ini adalah sebuah infra merah akan memancarkan cahaya yang nanti akan ditangkap oleh sebuah fotodioda. Apabila sinar yang dipancarkan inframerah tesebut terhalang oleh benda, yang diasumsikan benda tersebut adalah tembakau, maka akan mikrokprosesor akan memproses sinyal tersebut untuk mengaktifkan motor penggerak pisau rajang. Sensor ini akan diletakkan pada konveyor sebanyak tiga buah, dengan posisi yang disesuaikan dengan setingan yang presisi untuk menghasilkan data dan pengolahan yang presisi pula dalam mikrokontroler.

Sensor 3

Sensor 2

Sensor 1

Konvayor Tampak Samping

PD 3
Arah Sinar Infra Merah

PD 2
Arah Sinar Infra Merah

PD 1
Arah Sinar Infra Merah

IR 3

IR 2

IR 1

Gambar Sensor pada Konveyor

Konvayor Tampak Atas

Arsitektur dari sensor ini adalah menggunakan prinsip Two Out Of Three (2oo3) yaitu apabila sensor 1 mati atau foto diode dapat menangkap sinar infra merah namun sensor 2 dan sensor 3 hidup atau foto diode tidak dapat menangkap sinar infra merah maka mikrokontroler akan mengaktifkan konveyor dan motor pemotong. Apabila sensor 1 dan sensor 2 mati namun sensor 3 masih hidup maka mikrokontroler akan memnganggap tembakau yang ada di konveyor sudah habis sehingga motor yang ada dikonveyor dan motor pemotong juga mati. Apabila dalam konveyor tersebut tidak ada tembakau, namum konveyor dan motor pemotong tetap bergerak hal itu dapat diakibatkan oleh infra merah atau foto diode dalam keadaan kotor atau terdapat penghalang datangnya sinar infra merah menuju foto diode. Sensor 1 1 1 1 1 0 0 0 Sensor 2 1 1 0 0 1 0 0 Sensor 3 1 0 0 1 1 1 0 Konveyor 1 1 0 1 1 0 0 Pemotong 1 1 0 1 0 0 0

Tabel Logika Sensor 2.2.2 Mikrokontroler ATMega8535 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur

RISC (Reduced Instruction Set Computer ). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare , interrupt i nternal dan eksternal , serial UART, programmable Watchdog Timer

,dan mode po we r saving , ADC dan PWM internal.

Mikrokontroler ini akan memproses data-data dari sensor gerak untuk menggerakan dan mematikan konveyor, mengontrol kecepatan motor pemotong dan memproses data pada sensor suhu yang ada dalam motor penggerak tersebut.

M o to r p e n g g e ra k

Sensor Panas

S e n so r G e ra k

K o n v a yo r

In p u t D a ta S u h u

In p u t D a ta A n a lo g

OU T PU T GER AKAN

M ik ro ko n tro le r

O u tp u t G e r a ka n

P o n te s io m e te r
Gambar Diagram Kerja Mikrokontroler Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa mikrokontroler akan mendapat inputan dari sensor panas ,sensor grak dan penggerak. Sensor panas akan menghitung suhu yang dihasilkan oleh putaran motor penggerak sampai dengan suhu maksimal. Apabila suhu telah mencapai titik maksimal, maka mikrokontroler akan memberikan intruksi untul mematikan motor penggerak sehingga motor akan lebih aman dan stabil.

Sensor gerak yang terdiri dari inframerah dan photodiode akan memberikan sinyal analog ke mikrokontroler. Apabila dari bit sensor 1 ,sensor 2, sensor 3 adalah logika 1 atau kedua sensor dalam logika 1 maka mikrokontroler akan memberikan intruksi untuk mematikan motor konveyor. Namun, apabila ketiga sensor tersebut dalam logika 0 atau sensor 2 dan sensor 3 dalam logika 0 juga, maka mikrokontroler akan memberikan intruksi untuk menggerakkan motor pada konveyor. Pengontrol yang terdapat pada alat ini digunakan untuk mengest kecepatan putar motor penggerak, sehingga kecepatannya dapat disesuaikan dengan keadaan yang kita inginkan.

2.2.3 Metode Pengontrolan Kecepatan Motor Pulse Width Modulation adalah pembangkit suatu nilai tegangan analog, dari suatu nilai digital. PWM diaplikasikan sebagai pengatur kecepatan motor DC. Konsepnya. Data-data kecepatan didapat dari mikrokontroler. Mikro ini akan memberikan masukan berupa data digital kepada rangkaian PWM. Rangkaian ini akan mengubah nilai digital tadi menjadi nilai tegangan analog yang masuk ke motor DC. Kecepatan motor DC akan berubah dipengaruhi oleh tegangan yang masuk. Inti dari pengubahan nilai digital ke analog adalah dengan mengubah-ubah nilai tegangan dalam 1 dutycycle. Dutycycle menyatakan fraksi waktu sinyal pada keadaan logika high pada satu siklus. Singkatnya, dalam 1 dutycycle diberi 2 nilai digital yaitu 1 dan 0. Jika perbandingan antar keduanya seimbang (1:1), maka akan diperoleh nilai dutycycle 50%, dengan kata lain keluaran dari rangaian PWM adalah tegangan analog dengan nilai 50% dari tegangan maksimumnya.

Dari gelombang kotak yang bisa di lihat pada gambar diatas maka : Ton adalah waktu dimana keluaran bernilai tinggi high dan Toff adalah waktu dimana keluaran bernilai rendah low. Sedangkan Ttotal adalah waktu total atau periode dari gelombang kotak tersebut,

Duty cycle dari gelombang kotak di definisikan sebagai berikut :

Sedangkan tegangan keluaran bervariasi sebanding dengan duty cycle

Jadi bisa dilihat bahwa hasil akhir persamaan dari keluaran tegangan bisa di variasi dengan merubah nilai dari Ton. Jika Ton bernilai 0, maka Vout juga bernilai 0. Jika Ton bernilai sama dengan Ttotal maka Vout sama dengan Vin atau bernilai sama dengan tegangan maksimum.

2.3

Perancangan Alat Perancangan alat ini didasarkan pada alat yang sudah ada di pasaran dengan

memodifikasi pada beberapa rangkaian mekanik yang disesuaikan dengan kebutuhan pada tesis ini. Untuk dimensi alat ini adalah lebar 70 cm panjang 70 cm dan tinggi 70 cm yang disesuaikan dengan rata-rata tinggi badan petani di Temanggung. Rangka ini menggunakan plat besi dengan ukuran lebar 4 cm dan tebal 3 mm agar konstuksi lebih rigan namun kuat saat diberi beban.

Gambar Rancangan Mekanik Penggerak utama dari alat ini adalah dengan menggunakan motor dc dengan gear box agar mempunyai torsi yang lebih besar. Untuk menggerakkan pisau perajang nya gear box tersebut rirangkaikan dengan dua buah pulley dan sebuah belt agar memiliki putaran yang searah dengan putaran motor.

Gambar Motor Penggerak dan Pulley

Perancangan gerak motor ini menggunakan dua rangkaian reduksi, yaitu dengan gearbox dan dengan pulley. Pada rangkaian gearbox terdapat pada penggerak utama dalam motor DC tersebut. Kecepatan motor dan torsi motor telah diketahui dari datasheet yang telah ada, yaitu 2800 rpm dan 0.196 Nm sebelum direduksi oleh gearbox. Untuk mencari kecepatan pada gearbox digunakan rumus perbandingan antara kecepatan motor mula-mula dengan kecepatan motor setelah terdapat gearbox dengan jumlah gigi pada poros utama dengan gigi perlambatannya. Missal :

v1 v2 n1 n2

= keccepaan awal (rpm) = kecepatan setelah direduksi (rpm) = jumlah gigi poros utama = jumlah gigi perlambatan

n1v1 = n2v2 45 * 2800 = 130 * v2

12600 130 = v2 969,2 = v2 Sehingga rasio gigi tersebut dapat ditung dari : R = 130 : 45 = 2,89 Dari perbandingan rasio tersebut dapat dicari besar torsi yang dihasilkan dari gearbox adalah besar rasio pada kedua gigi merupakan perbandingan antara torsi pada gigi perlambatan ( Tb) dengan torsi pada gigi poros. R 2,89 Tb = Tb Ta = Tb 0,996 Nm = 0,54 Nm

Sehingga hasil kecepatan dan torsi pada gigi perlambaten tersebut akan dijadikan input pada pulley , untuk menghitung kecepatan dan torsi pada pulley dapat dibuat persamaan : n1 n2 dp Dp = putaran pulley penggerak (rpm) = putaran pulley yang digerakkan (rpm) = diameter pulley penggerak (m) = diameter pulley yang digerakkan (m)

n 2 = 181,72 rpm dari hasil diatas maka dapat diketahui torsi pully yang digerakkan dengan persamaan :

Tc = 28,8 Nm Keterangan : Tb Tc = torsi roda gigi pada inputan pulley penggerak (Nm) = torsi pada output pulley yang digerakkan (Nm)

Rancangan Rangka Alat Perajang Tembakau

Flowchart Program

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk menguji alat ini adalah metode eksperimental dengan membuat alat secara bertahap dan dilakukan ujian serta pengambilan data dari uji tersebut.

3.1 Langkah Penelitian Langkah penelitian dimulai dengan melakukan pendefinisian masalah dan tujuan dilakukannya penelitian. Observasi dilakukan langsung di kota Temanggung dan laboratorium robotika STMIK AMIKOM Yogyakarta. 3.1.1 Perancangan Dalam suatu perancangan hendaknya terlebih dahulu mengetahui dan membuat data-data perancangan yang akan dikerjakan sehingga proses perancangan dapat berjalan dengan baik. Dalam perancangan robot ini, data perancangan yang dimiliki adalah : 1. Kapasitas maksimal per jam yang mampu dirajang oleh alat ini 2. Sensitifitas sensor 3. Nilai ekonomi yang akan dihasilkan oleh alat ini

3.1.2 Pengujian Pengujian alat terdiri dari uji fungsional dan uji performansi. Uji fungsional bertujuan untuk mengetahui apakah hasil rancang bangun dapat berfungsi sesuai dengan disain yang

diharapkan. Setelah dilakukan uji fungsional dilakukan uji performansi. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasinya Perbaikan-perbaikan terhadap alat yang telah dibuat dimungkinkan bilamana hasil yang dicapai tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu dapat melakukan kerja secara efektif, efisien, aman, dan secara operasional dan perawatannya mudah dilakukan. 3.2 Variabel Variabel yang diteliti terdiri dari variabel bebas dan terikat: 1) Variabel Bebas : kecepatan gerak motor, dan variasi pegontrolan otomatis. 2) Variabel Terikat :sensitifitas sensor, resolusi dan kapasitas maksimum tembakau yang dapat dirajang oleh alat ini per jam

Mulai

Identifikasi Masalah

Obseervasi

Studi literatur

Analisis data

Perancangan dan Pengujian Alat

Uji Alat

Pengambila n, analisis data hasil Uji Alat

Hasil dan Kesimpulan

Selesai

Flowchart Penelitian

3.3

Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah penggarap sawah dengan

modal yang kecil di desa Belimbing kelurahan Morobongo Kabupaten Temagggung . 3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk menyusun Tesis ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi Dengan cara mendatangi secara langsung para petani di desa Blimbing kelurahan Morobongo Kabupaten Temanggung dan mempelajari peralatan proses perajangan tembakau yang menjadi obyek penelitian untuk mengetahui lokasi dan mendapat datadata yang diperlukan dalam penelitian. 2. Metode Wawancara (Interview) Yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab dengan para petani secara langsung dengan tujuan untuk mendapatkan data proses perajangan tembakau dan pencatatan spesifikasi produk yang akan diteliti. 3. Metode Dokumentasi Dengan cara mendatangi langsung tempat penelitian dan melakukan pengambilan gambar yang dibutuhkan sebagai bukti pelaksanaan penelitian dan pencatatan data yang diperlukan.

4. Metode Studi Pustaka Dengan cara mencari dan mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat untuk dijadikan acuan dalam penulisan Tesis ini. 5. Metode eksperimental untuk menetapkan kondisi optimal proses pasteurisasi dengan alat yang dirancang dan dibuat dalam penelitian ini.

You might also like