You are on page 1of 11

STUDI PARAMETER HASIL PENGOLAHAN TANAH

PADA SAWAH

Oleh :

Dr. Ir. Santosa, MP*, Azrifirwan, S.TP, M.Eng*,

dan Firma Yesi, S.TP**)

*) Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang

**) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang

ABSTRACT

This research is conducted in May until June 2005 in Kayu Jao Batang
Barus, Subdistrict Gunung Talang, Regency Solok.
The tool that is used in this research is 1 unit of hand tractor, moldboard
plow, stopwatch, fuel, oil, ring sample, penetrometer, and others.
The result from this research is (a) soil tillage in wet land with combination
of implement moldboard plow and gelebeg producted the best mud, (b) soil tillage
will decrease value of cone index and bulk density of soils, (c) soil tillage with
two times moldboard plowing result the slip of wheel of tractor is the biggest, and
(d) the better of mudding results the bigger of slip of tractor wheel.

Key Words : Soil Tillage, Wet Land

Pendahuluan

Indonesia pada tahun 1984 telah mencapai swasembaga beras. Namun

demikian, saat ini Indonesia tidak dapat lagi mempertahankan predikat tersebut.

Hal ini terbukti bahwa Indonesia masih melakukan impor beras.

Produksi pertanian dapat ditingkatkan dengan menggunakan tanaman

varietas unggul yang dikombinasikan dengan pengaturan tanah, air, pupuk, dan
2

operasi secara mekanis (Suryanto, 2004). Jadi pengolahan tanah yang tepat,

dengan penerapakan mekanisasi pertanian dapat meningkatkan produktifitas.

Pengolahan tanah sawah pada prinsipnya adalah pemecahan

bongkahan-bongkahan tanah sedemikian rupa sehingga menjadi lumpur lunak dan

sangat halus. Butiran tanah ini disebut koloid. Didalam koloid ini terikat

bermacam-macam unsur hara yang penting bagi tanaman seperti nitrogen (N),

fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe) dan kalsium (Ca).

Oleh karena itu bila pengolahan tanah semakin sempurna maka makin halus tanah

tersebut sehingga jumlah koloid tanah makin banyak. Akibatnya unsur hara yang

terkait akan semakin banyak sehingga tanah makin subur (Andoko, 2002).

Menurut Sahadi (1986) cit. Santosa (1991), tahap akhir dari

pengolahan tanah harus dihasilkan tanah yang lumat, sehingga semua tanah

melumpur dan halus. Selama ini tanah yang halus tersebut dicapai dengan tolok

ukur, apabila kaki dimasukkan ke dalamnya, maka tidak akan terjadi kubangan

bekas kaki, sebab lumpur tersebut akan saling mengisi. Cara ini masih bersifat

konvensional dan subjektif, karena belum adanya standard tingkat kesempurnaan

pengolahan tanah.

Standarisasi tingkat kesempurnaan pengolahan tanah basah dapat

diukur dari indeks pelumpuran tanah. Indeks pelumpuran adalah parameter yang

menyatakan tingkat kehalusan tanah yang akan menjadi lumpur lunak yang

bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman padi. Dari indeks pelumpuran ini dapat

diketahui cara pengolahan tanah yang tepat dengan menggunakan sumber daya

traktor tangan untuk lahan basah.


3

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui indeks pelumpuran

dari beberapa cara pengolahan tanah, (2) untuk mengetahui cone index dari sawah

yang telah diolah, (3) untuk mengetahui berat volume tanah, dan (4) untuk

mengetahui hubungan dari indeks pelumpuran, cone index, berat volume tanah,

dengan slip roda traktor, sehingga kita dapat mengetahui cara pengolahan tanah

yang terbaik untuk lahan basah yang akan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman

padi.

Metodologi

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah di Kayu Jao Batang

Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Mei sampai bulan Juni 2005.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lahan sawah,

sampel tanah, dan bahan bakar minyak solar. Sedangkan alat yang diperlukan

adalah satu unit traktor tangan (hand tractor), implement pengolah tanah yaitu

bajak singkal dan gelebeg, ternak tarik (kerbau), stopwatch, penetrometer, alat

ukur jarak (meteran), tabung dengan volume 100 cm3, ring sampel, oven, kantong

plastik, dan timbangan.

Prosedur Kerja

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

eksperimen. Maksudnya, penelitian ini langsung ke lapangan dengan


4

mengoperasikan traktor dengan beberapa alat pengolah tanah. Penelitian ini

dilakukan dengan tiga kali ulangan.

Pengolahan tanah dilakukan dengan cara : (1) satu kali bajak singkal,

(2) dua kali bajak singkal, (3) satu kali gelebeg, (4) dua kali gelebeg, (5) satu kali

bajak singkal dan satu kali gelebeg, (6) bajak kerbau, dan (7) cangkul.

1. Indeks Pelumpuran

Indeks pelumpuran diperoleh dengan urutan sebagai berikut : suspensi

air tanah hasil pelumpuran diambil dengan menggunakan tabung plastik, yang

mempunyai ukuran volume 100 cm3, pada permukaan lumpur dengan posisi

tabung tercelup horisontal ke dalam lumpur. Pada kedua lubang tabung ditutup

dengan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran, kemudian dibiarkan selama 48 jam

sehingga tanah di dalam tabung tersebut turun. Besarnya volume tanah yang turun

dalam tabung tersebut dicatat dan indeks pelumpuran dihitung menggunakan

persamaan (1) (Pramuhadi et al., 1999).

PI = (Vs / Vt) x 100%......................................................................(1)

dengan : PI = indeks pelumpuran (%), Vs = volume tanah yang turun (cm3), dan

Vt = volume total contoh suspensi (cm3).

2. Cone Index

Cone index merupakan suatu alat untuk menentukan daya tahan tanah

terhadap penetrasi. Cone Index mengindikasikan kekerasan tanah dan dinyatakan

sebagai gaya per satuan luas penampang cone. Gaya tersebut merupakan gaya

yang diperlukan oleh cone untuk menembus tanah pada kedalaman tertentu.

Cone index tersebut dapat ditentukan dengan rumus:


5

F
Ci = .........................................................................................(2)
A

dengan : Ci = cone index (kg/cm2), F = gaya tekan (kg), dan A = luas dasar cone

(cm2).

3. Berat Volume Tanah

Berat volume tanah yang diamati sebelum pengolahan tanah dan

sesudah tahap pengolahan tanah. Berat volume tanah tersebut dapat ditentukan

dengan rumus berikut:

B
BV = .................................................................................................(3)
V

dengan : BV = berat volume tanah (g/cm3), B = berat tanah kering oven (g), dan

V = volume ring sampel (cm3).

Volume ring sampel dihitung dengan menggunakan rumus:

V = π r2 t..............................................................................................(4)

dengan : V = volume ring sampel (cm3), r = jari-jari dalam ring sampel (cm), dan

t = tinggi ring sampel tanah{cm).

4. Slip Roda Traktor

Slip roda traktor ditentukan berdasarkan rumus seperti pada Santosa

et al. (2005).

Hasil dan Pembahasan

1. Indeks Pelumpuran

Hasil pengukuran indeks pelumpuran (IP) dari beberapa cara

pengolahan tanah sawah, diperoleh hasil seperti tercantum pada Tabel 1.


6

Tabel 1. Rata-rata Indeks Pelumpuran pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah


Sawah

No Cara Pengolahan Tanah Sawah Indeks Pelumpuran (%)


1 Satu kali bajak singkal 91,33
2 Dua kali bajak singkal 85,00
3 Satu kali gelebeg 70,00
4 Dua kali gelebeg 64,00
5 Kombinasi bajak singkal dan 57,33
gelebeg
6 Bajak kerbau 64,67
7 Cangkul 83,33

Dari Tabel 1 dapat dilihat nilai indeks pelumpuran yang paling kecil

adalah 57,33 %, yang terjadi pada cara pengolahan kombinasi bajak singkal-

gelebeg. Hal ini berarti cara pengolahan tanah dengan kombinasi bajak singkal-

gelebeg adalah yang paling baik, karena dengan semakin kecil nilai indeks

pelumpuran maka tanah semakin melumpur dengan sempurna, yang berarti

semakin baik pengolahan tanahnya.

2. Cone Index

Hasil pengukuran cone index (Ci) dari beberapa cara pengolahan tanah

sawah, diperoleh hasil seperti tercantum pada Tabel 2. Nilai cone index

mengindikasikan kekerasan tanah yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.

Hal ini berarti semakin kecil nilai cone index, maka semakin lunak tanah tersebut,

sehingga semakin baik tanah tersebut digunakan untuk lahan sawah.


7

Tabel 2. Rata-Rata Cone Index pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah Sawah
No Cara Pengolahan Tanah sawah Cone Index (kg/cm2)
Sebelum Setelah
Pengolahan Pengolahan
Tanah Tanah
1 Satu kali bajak singkal 2,550 1,770
2 Dua kali bajak singkal 2,550 1,167
3 Satu kali gelebeg 2,127 1,359
4 Dua kali gelebeg 2,127 1,234
5 Kombinasi bajak singkal dan 3,322 1,597
gelebeg
6 Bajak kerbau 3,060 1,923
7 Cangkul 2,674 1,702

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa cara pengolahan kombinasi bajak singkal

dan gelebeg mampu merubah nilai cone index yang paling besar dari sebelum

diolah dengan yang setelah diolah, yaitu dari 3,322 kg/cm2 menjadi 1,597 kg/cm2.

3. Berat Volume Tanah

Hasil pengukuran berat volume tanah (BV) dari beberapa cara pengolahan

tanah sawah, diperoleh hasil seperti pada Gambar 1.

Diagram Perubahan Berat Volume Tanah

1
Berat Volume Tanah

0,8
(g/cm3)

0,6 Sebelum Pengolahan


0,4 Setelah Pengolahan

0,2

0
1 2 3 4 5 6 7
Cara Pengolahan Tanah

Gambar 1. Diagram Berat Volume Tanah pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah
Sawah
8

Keterangan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, berturut-turut: satu kali bajak singkal, dua kali


bajak singkal, satu kali gelebeg, dua kali gelebeg, kombinasi bajak
singkal dan gelebeg, bajak kerbau, dan cangkul
Pada cara mengolah tanah kombinasi bajak singkal-gelebeg, terjadi

perubahan berat volume tanah sebelum pengolahan tanah (0,759 g/cm3) menjadi

0,461 g/cm3 seteleh pengolahan tanah, dan nilai BV setelah pengolahan inilah

yang paling kecil di antara nilai BV pada cara yang lainnya.

Jika nilai BV tanah tersebut kecil berarti berat tanah tiap satuan volume

kecil. Hal ini disebabkan pada tanah tersebut banyak terdapat ruang pori, yang

menyebabkan tanah menjadi gembur dan lunak.

4. Pengaruh Pengolahan Tanah terhadap BV (Berat Volume Tanah) dan IP


(Indeks Pelumpuran)

Pengaruh pengolahan tanah terhadap nilai indeks pelumpuran dan

berat volume tanah, disajikan pada Gambar 2.

Pengaruh Pengolahan Tanah terhadap BV


dan IP

100
80
BV Setelah
60
Pengolahan
40 (g/cm3) x 10^ -2
20 Indeks Pelumpuran
0 (%)
1 2 3 4 5 6 7
Cara Pengolahan Tanah

Gambar 2. Diagram Pengaruh Pengolahan Tanah terhadap BV dan IP

Keterangan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, berturut-turut: satu kali bajak singkal, dua kali


bajak singkal, satu kali gelebeg, dua kali gelebeg, kombinasi bajak
singkal dan gelebeg, bajak kerbau, dan cangkul.
9

Dari Gambar 2 dapat dilihat ada kecenderungan terjadi penurunan

nilai IP yang sebanding dengan penurunan nilai BV. Nilai BV yang kecil atau pun

nilai IP yang kecil menunjukkan bahwa pelumpuran tanah yang baik. Dari

Gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa pada nilai BV terendah, maka nilai IP juga

terendah. Hal ini terjadi pada cara pengolahan tanah kombinasi bajak singkal-

gelebeg, berarti cara pengolahan inilah yang terbaik untuk lahan sawah.

5. Slip Roda Traktor

Hasil pengukuran slip roda traktor (S) dari beberapa cara pengolahan

tanah sawah, diperoleh hasil seperti tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata Slip Roda Traktor pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah
Sawah

No Cara Pengolahan Tanah sawah Slip Roda Traktor (%)


1 Satu kali bajak singkal 20,183
2 Dua kali bajak singkal 23,301
3 Satu kali gelebeg 15,406
4 Dua kali gelebeg 20,758
5 Kombinasi bajak singkal dan 21,709
gelebeg

Pengolahan tanah dengan dua kali bajak singkal mempunyai nilai

slip terbesar yaitu 23,301 %. Besarnya slip pada cara pengolahan tanah tersebut

disebabkan karena hasil pengolahan dengan bajak singkal lebih dalam. Nilai slip

yang terjadi pada pengolahan tanah kombinasi bajak singkal-gelebeg agak besar

yaitu 21,709 %. Hal ini disebabkan karena pengolahan tanah sebelumnya yang

menggunakan singkal menjadikan kedalaman pengolahannya dalam dan agak

lunak.
10

Kesimpulan

Dari penelitian ini diperoleh hasil : (1) cara pengolahan tanah sawah dengan

kombinasi singkal dan gelebeg menghasilkan pelumpuran tanah yang paling baik,

(2) pengolahan tanah akan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai cone index

dan berat volume tanah, (3) cara mengolahan tanah dengan dua kali bajak singkal

menghasilkan slip roda traktor yang terbesar, dan (4) semakin bagus proses

pelumpuran tanah maka slip roda traktor juga semakin meningkat.

Daftar Pustaka

Andoko, Agus. 2002. Budi Daya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Pramuhadi, G., F. J. Daywin, T. Mandang, dan O. Haridjaja. 1999. Studi


Optimasi Rasio Kecepatan Linier Pisau Rotari dan Kecepatan Maju
Traktor pada Pelumpuran Tanah Padi Sawah. Buletin Keteknikan
Pertanian, Vol. 13, No. 3, Desember 1999, hal. 40 – 56.

Santosa. 1991. Pengukuran Daya Traktor dan Penghitungan Ratio Pembebanan


Daya untuk Pengolahan Tanah Sawah. Fakultas Pertanian Universitas
Andalas, Padang.

Santosa, Andasuryani, dan V. Veronica. 2005. Kinerja Traktor Tangan untuk


Pengolahan Tanah. Jurnal Akademika, Volume 9 No. 2 : Oktober 2005,
hal. 1-7.

Suryanto, Hadi. 2004. Penerapan Alat dan Mesin Pertanian untuk Memacu
Pembangunan Industri Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Padang.

Catatan :
Makalah ini telah dimuat pada jurnal :
Santosa, Azrifirwan, dan Firma Yesi. 2006. Studi Parameter Hasil Pengolahan
Tanah pada Sawah. Jurnal Akademika Vol. 10, No. 1, April 2006 : 77-84.
11

You might also like