Professional Documents
Culture Documents
PADA SAWAH
Oleh :
ABSTRACT
This research is conducted in May until June 2005 in Kayu Jao Batang
Barus, Subdistrict Gunung Talang, Regency Solok.
The tool that is used in this research is 1 unit of hand tractor, moldboard
plow, stopwatch, fuel, oil, ring sample, penetrometer, and others.
The result from this research is (a) soil tillage in wet land with combination
of implement moldboard plow and gelebeg producted the best mud, (b) soil tillage
will decrease value of cone index and bulk density of soils, (c) soil tillage with
two times moldboard plowing result the slip of wheel of tractor is the biggest, and
(d) the better of mudding results the bigger of slip of tractor wheel.
Pendahuluan
demikian, saat ini Indonesia tidak dapat lagi mempertahankan predikat tersebut.
varietas unggul yang dikombinasikan dengan pengaturan tanah, air, pupuk, dan
2
operasi secara mekanis (Suryanto, 2004). Jadi pengolahan tanah yang tepat,
sangat halus. Butiran tanah ini disebut koloid. Didalam koloid ini terikat
bermacam-macam unsur hara yang penting bagi tanaman seperti nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe) dan kalsium (Ca).
Oleh karena itu bila pengolahan tanah semakin sempurna maka makin halus tanah
tersebut sehingga jumlah koloid tanah makin banyak. Akibatnya unsur hara yang
terkait akan semakin banyak sehingga tanah makin subur (Andoko, 2002).
pengolahan tanah harus dihasilkan tanah yang lumat, sehingga semua tanah
melumpur dan halus. Selama ini tanah yang halus tersebut dicapai dengan tolok
ukur, apabila kaki dimasukkan ke dalamnya, maka tidak akan terjadi kubangan
bekas kaki, sebab lumpur tersebut akan saling mengisi. Cara ini masih bersifat
pengolahan tanah.
diukur dari indeks pelumpuran tanah. Indeks pelumpuran adalah parameter yang
menyatakan tingkat kehalusan tanah yang akan menjadi lumpur lunak yang
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman padi. Dari indeks pelumpuran ini dapat
diketahui cara pengolahan tanah yang tepat dengan menggunakan sumber daya
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui indeks pelumpuran
dari beberapa cara pengolahan tanah, (2) untuk mengetahui cone index dari sawah
yang telah diolah, (3) untuk mengetahui berat volume tanah, dan (4) untuk
mengetahui hubungan dari indeks pelumpuran, cone index, berat volume tanah,
dengan slip roda traktor, sehingga kita dapat mengetahui cara pengolahan tanah
yang terbaik untuk lahan basah yang akan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman
padi.
Metodologi
sampel tanah, dan bahan bakar minyak solar. Sedangkan alat yang diperlukan
adalah satu unit traktor tangan (hand tractor), implement pengolah tanah yaitu
bajak singkal dan gelebeg, ternak tarik (kerbau), stopwatch, penetrometer, alat
ukur jarak (meteran), tabung dengan volume 100 cm3, ring sampel, oven, kantong
Prosedur Kerja
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara : (1) satu kali bajak singkal,
(2) dua kali bajak singkal, (3) satu kali gelebeg, (4) dua kali gelebeg, (5) satu kali
bajak singkal dan satu kali gelebeg, (6) bajak kerbau, dan (7) cangkul.
1. Indeks Pelumpuran
air tanah hasil pelumpuran diambil dengan menggunakan tabung plastik, yang
mempunyai ukuran volume 100 cm3, pada permukaan lumpur dengan posisi
tabung tercelup horisontal ke dalam lumpur. Pada kedua lubang tabung ditutup
dengan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran, kemudian dibiarkan selama 48 jam
sehingga tanah di dalam tabung tersebut turun. Besarnya volume tanah yang turun
dengan : PI = indeks pelumpuran (%), Vs = volume tanah yang turun (cm3), dan
2. Cone Index
Cone index merupakan suatu alat untuk menentukan daya tahan tanah
sebagai gaya per satuan luas penampang cone. Gaya tersebut merupakan gaya
yang diperlukan oleh cone untuk menembus tanah pada kedalaman tertentu.
F
Ci = .........................................................................................(2)
A
dengan : Ci = cone index (kg/cm2), F = gaya tekan (kg), dan A = luas dasar cone
(cm2).
sesudah tahap pengolahan tanah. Berat volume tanah tersebut dapat ditentukan
B
BV = .................................................................................................(3)
V
dengan : BV = berat volume tanah (g/cm3), B = berat tanah kering oven (g), dan
V = π r2 t..............................................................................................(4)
dengan : V = volume ring sampel (cm3), r = jari-jari dalam ring sampel (cm), dan
et al. (2005).
1. Indeks Pelumpuran
Dari Tabel 1 dapat dilihat nilai indeks pelumpuran yang paling kecil
adalah 57,33 %, yang terjadi pada cara pengolahan kombinasi bajak singkal-
gelebeg. Hal ini berarti cara pengolahan tanah dengan kombinasi bajak singkal-
gelebeg adalah yang paling baik, karena dengan semakin kecil nilai indeks
2. Cone Index
Hasil pengukuran cone index (Ci) dari beberapa cara pengolahan tanah
sawah, diperoleh hasil seperti tercantum pada Tabel 2. Nilai cone index
mengindikasikan kekerasan tanah yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Hal ini berarti semakin kecil nilai cone index, maka semakin lunak tanah tersebut,
Tabel 2. Rata-Rata Cone Index pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah Sawah
No Cara Pengolahan Tanah sawah Cone Index (kg/cm2)
Sebelum Setelah
Pengolahan Pengolahan
Tanah Tanah
1 Satu kali bajak singkal 2,550 1,770
2 Dua kali bajak singkal 2,550 1,167
3 Satu kali gelebeg 2,127 1,359
4 Dua kali gelebeg 2,127 1,234
5 Kombinasi bajak singkal dan 3,322 1,597
gelebeg
6 Bajak kerbau 3,060 1,923
7 Cangkul 2,674 1,702
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa cara pengolahan kombinasi bajak singkal
dan gelebeg mampu merubah nilai cone index yang paling besar dari sebelum
diolah dengan yang setelah diolah, yaitu dari 3,322 kg/cm2 menjadi 1,597 kg/cm2.
Hasil pengukuran berat volume tanah (BV) dari beberapa cara pengolahan
1
Berat Volume Tanah
0,8
(g/cm3)
0,2
0
1 2 3 4 5 6 7
Cara Pengolahan Tanah
Gambar 1. Diagram Berat Volume Tanah pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah
Sawah
8
perubahan berat volume tanah sebelum pengolahan tanah (0,759 g/cm3) menjadi
0,461 g/cm3 seteleh pengolahan tanah, dan nilai BV setelah pengolahan inilah
Jika nilai BV tanah tersebut kecil berarti berat tanah tiap satuan volume
kecil. Hal ini disebabkan pada tanah tersebut banyak terdapat ruang pori, yang
100
80
BV Setelah
60
Pengolahan
40 (g/cm3) x 10^ -2
20 Indeks Pelumpuran
0 (%)
1 2 3 4 5 6 7
Cara Pengolahan Tanah
nilai IP yang sebanding dengan penurunan nilai BV. Nilai BV yang kecil atau pun
nilai IP yang kecil menunjukkan bahwa pelumpuran tanah yang baik. Dari
Gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa pada nilai BV terendah, maka nilai IP juga
terendah. Hal ini terjadi pada cara pengolahan tanah kombinasi bajak singkal-
gelebeg, berarti cara pengolahan inilah yang terbaik untuk lahan sawah.
Hasil pengukuran slip roda traktor (S) dari beberapa cara pengolahan
Tabel 3. Rata-Rata Slip Roda Traktor pada Beberapa Cara Pengolahan Tanah
Sawah
slip terbesar yaitu 23,301 %. Besarnya slip pada cara pengolahan tanah tersebut
disebabkan karena hasil pengolahan dengan bajak singkal lebih dalam. Nilai slip
yang terjadi pada pengolahan tanah kombinasi bajak singkal-gelebeg agak besar
yaitu 21,709 %. Hal ini disebabkan karena pengolahan tanah sebelumnya yang
lunak.
10
Kesimpulan
Dari penelitian ini diperoleh hasil : (1) cara pengolahan tanah sawah dengan
kombinasi singkal dan gelebeg menghasilkan pelumpuran tanah yang paling baik,
(2) pengolahan tanah akan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai cone index
dan berat volume tanah, (3) cara mengolahan tanah dengan dua kali bajak singkal
menghasilkan slip roda traktor yang terbesar, dan (4) semakin bagus proses
Daftar Pustaka
Andoko, Agus. 2002. Budi Daya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Suryanto, Hadi. 2004. Penerapan Alat dan Mesin Pertanian untuk Memacu
Pembangunan Industri Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Padang.
Catatan :
Makalah ini telah dimuat pada jurnal :
Santosa, Azrifirwan, dan Firma Yesi. 2006. Studi Parameter Hasil Pengolahan
Tanah pada Sawah. Jurnal Akademika Vol. 10, No. 1, April 2006 : 77-84.
11