You are on page 1of 15

PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIPERLUKAN DAN DISOSIALISASIKAN KEPADA SEMUA UNSUR WARGA NEGARA YANG MERUPAKAN BAGIAN

DARI HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG WARGA NEGARA KEPADA NEGARANYA


NASRULLAH NAZSIR.**

** : GURU BESAR IP FISIP UNPAD

Sumber : PPKn/CE : R. N. 00. 2006.

PERKEMBANGAN PENGETAHUAN/PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA : 1. CIVIC (1957 1962) 2. MANIPOL dan USDEK, PANCASILA DAN UUD 1945 (1960 - an) 3. PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN (1964) 4. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (1968 1969) 5. PENDIDIKAN CIVICS DAN HUKUM (1973) 6. PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (1975 1984) 7. FILSAFAT PANCASILA (1970 sekarang) 8. PPKn (1994) 9. PENDIDIKAN KEWIRAAN (1989 1990-an) 10. PENDIDIKAN KEWARGAAN (2000 - sekarang).

Sumber : PPKn/CE : R. N. 01. 2006.

BEBERAPA ISTILAH : 1. CIVICS 2. CIVIC EDUCATION 3. CITIZENSHIP 4. CITIZENSHIP EDUCATION

Sumber ; PPKn/CE : R. N. 02. 2006.

GERAKAN COMMUNITY
Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W. A. Dunn (Public Policy Analisis, 1994) adalah permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran pengetahuan tersebut bagi para warga negara dengan menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari hari dalam hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional.

PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGAAN (CIVIC EDUCATION)


Sumber : PPKn/CE : R. N. 03. 2006.

Pada satu sisi identik dengan pendidikan kewarganegaraan. Namun di sisi lain, istilah pendidikan kewargaan secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah pendidikan kewarganegaraan, melainkan juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global society).

PENGETAHUAN/PENDIDIKAN KEWARGAAN bertujuan : : N. 04. 2006. Sumber : PPKn/CE R.


a. Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab. b. Menjadikan warga yang baik dan demokratis .
c.

Menghasilkan warga negara yang berpikir komprehensif, analitis dan kritis.

d. Mengembangkan kultur demokrasi.


e.

Membentuk warga negara menjadi good and responsible citizen.

SOSIALISASI KEWARGANEGARAAN Dalam Pelaksanaan pengetahuan dan

Sumber : PPKn/CE : R. N. 05. 2006.

pendidikan

masyarakat terhadap dua kutub paradigma sosialisasi yang paradoksal :

- Paradigma feodalistik - Paradigma humanistik

Sumber : PPKn/CE : R. N. 06. 2006.

PENGETAHUAN/PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MERUPAKAN BEKAL WARGA NEGARA


Pengetahuan/Pendidikan Kewargaan dalam pelaksanaanya

didasari oleh paradigma humanistik yang berlandaskan pada asumsi bahwa peserta didik adalah manusia yang mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda beda sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaraan.

Sumber : PPKn/CE : R. N. 07. 2006.

PARADIGMA HUMANISTIK ditopang oleh orientasi pembelajaraan yang menekankan pada learning to know, learning to be, learning to do, dan learning to live together.

DEMOKRASI DAN WARGA NEGARA


DEMOKRASI bukan sebuah wacana,

Sumber : PPKn/CE : R. N. 08 2006.

pola pikir atau

perilaku politik yang dapat dibangun sekali jadi, bukan pula barang instan. Demokrasi adalah proses yang masyarakat dan negara berperan didalamnya untuk membangun.

Proses transisi Hak dan Kewajiban warga negara


Sumber : PPKn/CE : R. N. 09. 2006.

dalam berdemokrasi
1.

Reformasi konstitusional (constitutional reforms) yang menyangkit perumusan kembali falsafah, kerangka dasar dan perangkat legal sistem politik. Reformasi kelembagaan (institutional refomrs) yang menyangkut pengembangan dan pemberdayaan lembaga lembaga politik dan lembaga kenegaraan seperti MPR, DPR, MA, MK, DPD dan sebagainya.

2.

3.

Pengembangan kultur atau budaya politik (political culture) yang lebih demokratis melalui pendidikan.

PENETAHUAN KEWARGANEGARAAN MERUPAKAN PILAR UTAMA UNTUK MENGARTIKAN WARGA NEGARA DI SATU NEGARA Untuk menjadi pilar penegakan demokrasi
Sumber : PPKn/CE : R. N. 10. 2006.

berkeadaban,

pendidikan/pengetahuan warga negara terhadap kewarganegaraannya harus keluar dari sistem yang oleh Paulo Freire (CIVIC EDUCATION, 2003) disebut pendidikan sistem bank (banking system education) yaitu sistem pendidikan yang sangat rigid, otoriter dan doktriner. Sistem pendidikan gaya bank tersebut melahirkan budaya bisu (silent culture), juga dapat menjadi kendaraan politik, kepentingan suatu rezim, arena

indoktrinasi,

alat

melanggengkan

kekuasaan

suatu

rezim

dan

pemasungan kreativitas manusia.

KESIMPULAN

Sumber : PPKn/CE : R. N. 11. 2006.

Pengetahuan dan Pendidikan Kewargaan saat ini pada dasarnya merupakan komponen utama pendidikan demokrasi yang sengaja dirancang, dilaksanakan, dievaluasi dan secara kreatif dikembangkan secara sinambung yang memusatkan perhatian pada pengkajian konsep dan proses demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani.

Dasar dasar Pengetahuan /Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia


Sumber : dimulai Undang undang dan Perundang undangan yangPPKn/CE : R. N. 12. 2006. berlaku

dalam hukum positif Indonesia


1. UNDANG UNDANG 1946 No. 3 tentang WARGANEGARA, PENDUDUK NEGARA 2. UNDANG UNDANG No. 62 TAHUN 1958 tentang KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA 3. TAP MPR tentang WAWASAN NUSANTARA 4. TAP MPR tentang KETAHANAN NASIONAL 5. PERUBAHAN PERTAMA UUD 1945 6. PERUBAHAN KEDUA UUD 1945 7. PERUBAHAN KETIGA UUD 1945

8. PERUBAHAN KEEMPAT UUD 1945 9. UNDANG UNDANG No. 39 TAHUN 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA 10. PENJELASAN UNDANG UNDANG No. 39 TAHUN 1999

Sumber : PPKn/CE : R. N. 13. 2006.

You might also like