Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi Singkat a. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Bidang Studi PKn ini memuat tentang; (1) Norma Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, (2) Hak Asasi Manusia, (3) Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat, (4) Pancasila Sebagai Dasar Dan Ideologi Negara, (5) Konstitusi Negara RI, (6) Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia, (7) Otonomi Daerah, (8) Globalisasi, (9) Sistem Hukum dan Peradilan Nasional, (10) Kewarganegaraan, (11) Budaya Politik, (12) Hubungan Internasional, (13) Pers dalam Masyarakat Demokrasi. 2. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) a. Merumuskan sikap terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1) Mengategorikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat. 2) Membandingkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Merumuskan sikap terhadap perlindungan dan penegakan Hak Azasi Manusia (HAM). 1) Mengategorikan hakikat, hukum dan kelembagaan HAM. 2) Memecahkan contoh kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM. c. Menampilkan contoh kemerdekaan mengemukakan pendapat. 1) Menganalisis hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat. 2) Menggeneralisasi pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. d. Merumuskan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Menganalisis nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara. e. Merangkum berbagai konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia. 1) Membandingkan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia. 2) Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia. f. Membuktikan pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan. 1) Merumuskan hakikat demokrasi. 2) Memutuskan pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
26
1. Norma Kesusilaan
Kansil (1998:84) mengatakan, bahwa norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia (insan kamil). Peraturanperaturan hidup itu berkenaan dengan bisikan kalbu atau suara batin yang diakui dan diinsafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya. Oleh karenanya Soerojo Wignjodipuro (1983:13) menyebutnya sebagai norma yang paling tua dan asli. Dikatakan demikian, karena norma kesusilaan adanya bersamaan dengan kelahiran atau keberadaan manusia itu sendiri, tanpa melihat jenis kelamin dan darimana asal kebangsaaannya. Norma kesusilaan berkenaan dengan bisikan hati nurani, dalam arti bagaimana suara hati itu dapat mengatakan sesuatu fakta atau konsep, sekalipun mungkin bertentangan dengan apa yang diucapkannya. Misalnya ketika ditanya siapa di antara kalian yang menyembunyikan pensil milik temanmu yang hilang? Mungkin tidak ada seorangpun di antara siswa yang mengakui perbuatannya secara langsung, namun dalam hati sanubarinya dia akan mengatakan, bahwa sesungguhnya sayalah yang menyembunyikan atau mengambil pensil tersebut.
2. Norma Adat/Masyarakat
Norma atau kaidah adat/kemasyarakatan adalah kaidah atau aturan hidup yang timbul dari pergaulan hidup masyarakat tertentu. Landasan kaidah ini adalah kepatutan, kepantasan dan kebiasaan yang berlaku pada suatu masyarakat. Oleh karena itu kaidah ini sering disamakan dengan sopan santun, tata krama atau adat
28
3. Norma Agama
Norma agama merupakan sekumpulan kaidah atau peraturan hidup yang sumbernya dari wahyu Tuhan. Oleh karena itu para penganut agama merasa yakin bahwa apa yang diatur dalam ajaran agama merupakan kaidah yang datang dari Tuhan. Di sini jelas yang berbicara selain hati nurani juga adalah keyakinan terhadap ajaran agama. Berkaitan dengan hal ini di Indonesia agama yang tumbuh dan berkembang tidak hanya satu, maka dalam pelaksanaan kehidupan beragama seharihari terdapat berbagai variasi sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
4. Norma Hukum
Ketiga norma yang telah dikemukakan pada hakikatnya adalah norma hidup yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, yang sumbernya juga dari kehidupan masyarakat itu sendiri, maka sumber norma hukum berasal dari negara sebagai penguasa yang mengatur ketertiban kehidupan suatu negara. Norma hukum sebagaimana dikemukakan Kansil (1998:37) mempunyai ciri: a. Peraturan mengenai tingkahlaku manusia dalam pergaulan masyarakat b. Diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib c. Bersifat memaksa d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tegas e. Berisi perintah dan larangan f. Perintah/larangan itu harus dipatuhi C. Tujuan dan Kegunaan Norma Setiap jenis norma secara kualitatif mempunyai tujuan dan fungsi yang relatif berbeda sesuai dengan karakter atau ciri khas dari norma yang bersangkutan. Adapun tujuan dan kegunaan dari setiap norma dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Norma Kesusilaan
Bila seseorang melanggar norma/kaidah kesusilaan, maka dia akan dicap sebagai orang yang a-susila, dalam arti tidak mempunyai rasa kesusilaan. Tujuan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 29
2. Norma Adat/Kemasyarakatan
Bila seseorang melanggar norma adat/ kemasyarakatan, maka dia akan dikenai sanksi berupa pengucilan atau pengusiran dari masyarakat adat tersebut. Dalam arti mereka yang telah melakukan pelanggaran terhadap norma adat tidak akan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan upacara adat di daerah atau masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu tujuan norma adat ini agar setiap anggota masyarakat menaati segala apa yang diharuskan oleh adatnya. Kegunaan norma adat adalah untuk mengatur kehidupan/hubungan antar manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga tidak timbul perselisihan di antara sesama anggota masyarakat yang bersangkutan. Dengan adanya norma adat ini, setiap anggota masyarakat akan selalu berupaya menyikapi dan mematuhi apaapa yang menjadi keharusan dalam hidup dan kehidupan di masyarakat di mana dia tinggal.
3. Norma Agama
Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, maka dia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing. Oleh karena itu tujuan norma agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dalam arti mampu melaksanakan apa yang menjadi perintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Adapun kegunaan norma agama adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap insan dalam hidup dan kehidupannya melalui pelaksanaan norma agama, dimana setiap manusia akan selalu berupaya melaksanakan apa-apa yang menjadi keharusan Tuhan dan meninggalkan apa yang harus ditinggalkannya dalam sikap dan perilaku sehari-hari dalam kehidupannya di masyarakat.
4. Norma Hukum
Bila seseorang melanggar norma/kaidah hukum, maka dia akan mendapat sanksi yang tegas dari peraturan hukum. Sanksi yang diberikan sebelumnya ditentukan lebih dahulu, misalnya dalam pasal 338 KUHP: barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain , diancam dengan hukuman setinggitingginya lima belas tahun . Jadi jelas bahwa keberadaan norma hukum ini bertujuan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 30
penciptaaan kepastian hukum., Sementara itu kegunaan norma hukum adalah untuk melindungi kepentingan orang lain, misalnya yang berhubungan dengan : a. Jiwa . Pembunuhan (pasal 335 350 KUHP b. Badan .. .Penganiayaan (pasal 351 358 KUHP) c. Kehormatan Penghinaan (pasal 310 321 KUHP) d. KemerdekaanPerdagangan (pasal 324 337 KUHP) e. Kekayaan/Benda..Pencurian (pasal 362 367 KUHP). d. Rangkuman 1. Norma merupakan kaidah atau aturan-aturan yang berisi petunjuk tentang tingkahlaku yang wajib dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh manusia dan bersifat mengikat. 2. Dalam perwujudannya, norma dapat berwujud agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum. 3. Norma kesusilaan berkenaan dengan bisikan hati nurani, dalam arti bagaimana suara hati itu dapat mengatakan sesuatu fakta atau konsep, sekalipun mungkin bertentangan dengan apa yang diucapkannya. 4. Norma adat (sering pula disamakan dengan norma kesopanan) adalah aturan tidak tertulis, yang merupakan pedoman bagi masyarakat dan dipertahankan dalam pergaulan hidup sehari-hari baik di kota maupun di desa. 5. Norma agama merupakan sekumpulan kaidah atau peraturan hidup yang sumbernya dari wahyu Tuhan. 6. Norma hukum adalah seperangkat aturan menengenai tingkah laku manusia yang berisi perintah dan larangan yang bersifat mengikat dan memaksa, memiliki sanksi yang tegas, dan diadakan oleh suatu badan yang resmi. e. Latihan Sepasang kekasih yang kebetulan adalah public figure sedang dimabuk asmara. Karena ia adalah public figure, maka segala sepak terjangnya senantiasa menjadi sorotan masyarakat dan selalu menghangatkan acara-acara infortainment di media-media TV. Hubungan keduanya sudah begitu jauh dan bahkan sudah seperti layaknya suami isteri. Ia kemudian mendokumentasikan hubungannya itu yang layaknya (hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah) dalam sebuah media audio visual (CD).
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 31
Instruksi:
Analisis kasus tersebut di atas, kemudian: 1. Buatlah suatu jalan keluar bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut berdasarkan norma agama, norma kesusilaan, norma adat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku! 2. Identifikasi berbagai macam alternative pemecahan yang muncul di masyarakat, baik berdasarkan norma agama, norma kesusilaan, norma adat, maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku! 3. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, buatlah suatu telaah tentang penerapan norma-norma dan peraturan perundang-undangan tersebut!
32
33
35
3. Lembaga Khusus
a) Komisi Nasional Perempuan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komisi Nasional (Komnas) Perempuan adalah lembaga independen di Indonesia yang dibentuk sebagai mekanisme nasional untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan. Komisi nasional ini didirikan tanggal 15 Oktober 1998 berdasarkan Keputusan Presiden No. 181/1998. b) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) KPAI adalah Lembaga Independen yang kedudukannya setingkat dengan Komisi Negara yang dibentuk berdasarkan amanat Keppres 77/2003 dan pasal 74 UU No. 23 Tahun 2002. Komisi Nasional Perlindungan Anak memiliki prinsip sebagai organisasi yang independen, dan memegang teguh prinsip pertanggungjawaban publik serta mengedepankan peluang dan kesempatan pada anak dan partisipasi anak serta menghargai dan memihak pada prinsip dasar anak. d. Rangkuman 1. Hak asasi adalah hak darat yang melekat pada diri manusia sesuai keodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia itu dan merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam pelaksanaannya harus pula memperhatikan HAM orang lain.. 2. Disamping HAM adapula Kewajiban Asasi yaitu seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia .
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 36
Kasus I
Suatu peristiwa penyerangan dilakukan oleh aparat keamanan terhadap warga desa di Bonto-Bonto. Kasus tersebut dipicu oleh ketersinggungan aparat keamanan yang kebetulan tidak sedang bertugas dan lewat di depan seorang pemuda desa yang sedang mabuk berat. Sang aparat keamanan kemudian menganiaya pemuda tersebut. Masyarakat yang mendapat informasi tentang penganiayaan salah seorang warganya, beramai-ramai mencari pelakunya dan menemukannya sedang bertugas di sebuah pos polisi. Tanpa banyak bertanya, masyarakat kemudian memukul petugas tersebut, dan karena emosi yang tak terkendali, kantor polisi pun ikut dibakar. Bala bantuan dari pihak keamanan keemudian datang dan balik menyerang warga masyarakat. Akibatnya, puluhan warga desa meninggal dan luka-luka. Sedangkan aparat keamanan yang sedang bertugas di pos polisi tadi, juga ditemukan sudah tidak bernyawa lagi.
Instruksi:
Analisis kasus tersebut kemudian jawab pertanyaan berikut: 1. Benarkah tindakan masyarakat dan aparat keamanan tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku? Jelaskan jawaban Anda! 2. Untuk menyelesaikan kasus tersebut, lembaga-lembaga apa saja yang berwenang menyelesaikannya? 3. Menurut Anda, apakah kasus tersebut termasuk pelanggaran HAM? Jika ya, apakah kategorinya berat atau ringan? Jelaskan!
37
Instruksi:
Analisis kasus tersebut, kemudian jawab pertanyaan berikut: 1. Apakah tindakan guru tersebut termasuk kategori pelanggaran HAM? Jelaskan jawaban Anda! 2. Jika tindakan tersebut termasuk pelanggaran HAM, undang-undang HAM apa yang telah dilanggar? 3. Menurut Anda, tindakan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru untuk menghadapi anak semacam itu agar tidak melanggar HAM? 4. Untuk memperkuat jawaban Anda, kemukakan beberapa contoh kasus pelanggaran HAM anak dan pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah, kemudian uraikan proses penyelesaiaannya serta lembaga-lembaga HAM apa saja yang terlibat di dalamnya!
38
39
Declaration of Human Rigth, maka bisa juga disebut salah satu instrument hukum
kemerdekaan menyampaikan pendapat ini diatur dalam Pasal 19 Deklarasi tersebut yang berbunyi; setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apapun dan dengan tidak memandang batas-batas. D. Asas dan Tujuan Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum dilaksanakan berdasarkan pada asas-asas tertentu, dengan maksud agar penyampaian pendapat dimuka umum dapat efektif dengan tidak mencederai hak dan kepentingan orang lain yang dapat menimbulkan konflik baik vertikal maupun horizontal. Asas-asas dimaksud adalah: 1. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban 2. Asas musyawarah dan mufakat 3. Asas kepastian hukum dan keadilan 4. Asas proporsionalitas, dan 5. Asas mufakat E. Hak dan Kewajiban Dalam Menyampaikan Pendapat Sebagaimana halnya peraturan perundang-undangan pada umumnya, UU. No. 9 tahun 1998 juga mengatur tentang hak dan kewajiban dari subyek hukum yang diaturnya, sehingga tiap warga Negara sesuai dengan ketentuan peraturan ini dalam hal menyampaikan pendapat (di muka umum) mengemban hak sekaligus kewajiban. Adapun hak-hak dari warga Negara adalah: 1. Mengeluarkan pikiran secara bebas, yang berarti bahwa mengeluarkan pendapat, pandangan, kehendak atau perasaan yang bebas dari tekanan, baik secara fisik
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 40
41
Instruksi:
Analisis kasus tersebut di atas kemudia jawab pertanyaan berikut: 1) Apakah tindakan mahasiswa dan kepolisian tersebut dapat dibenarkan jika dilihat dari hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat? Jelaskan jawaban Anda disertai dengan dasar hukumnya! 2) Dampak positif dan dampak negative apa yang kira-kira ditimbulkan peristiwa tersebut. Buat rinciannya! 3) Menurut Anda, apakah maraknya unjuk rasa di berbagai tempat seperti kasus tersebut di atas terjadi karena adanya pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat atau karena kebebasan yang justru kebablasan? 4) Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, buatlah rincian tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab!
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 42
Intruksi:
Analisis kasus tersebut di atas, kemudian jawab pertanyaan berikut: 1. Apakah tindakan dosen tersebut dapat dibenarkan jika dilihat dari sisi hak asasinya sebagai manusia pribadi dan dari sisi wawasan kebangsaan? Jelaskan jawaban Anda! 2. Apakah tindakan dosen tersebut dapat juga dipandang bertentangan dengan Pancasila sebagai nilai dan norma yang mengatur penyelenggaraan Negara? Jika bertentangan, tindakan hukum apa yang dapat diberikan kepada dosen tersebut? Jelaskan!
46
dan Konstitution
48
Instruksi:
Analisis kasus tersebut di atas kemudian jawablah pertanyaan berikut ini: 1. Menurut UUD NKRI tahun 1945, apakah kegiatan tersebut dapat dibenarkan atau tidak? Jelaskan jawaban Anda dengan menunjukkan pasal-pasal UUD NKRI tahun 1945 yang berkaitan dengan peristiwa tersebut! 2. Menurut Anda, apakah kegiatan tersebut dapat dipandang berlebihan dan melampaui batas kewenangan seorang Presiden, ataukah justru merupakan suatu bentuk tanggung jawab untuk melakukan harmonisasi demi stabilisasi bidang pemerintahan? 3. Perkuat argumentasi Anda dengan menunjukkan bukti-bukti penyimpangan terhadap Konstitusi, baik di masa Orde Lama, Orde Baru, maupun era Reformasi!
49
1. Pengertian
Kata demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat, dan kata cratos yang berarti kedaulatan. Jadi, demokrasi berarti keadaan negara yang dalam sistem pemerintahaannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
2. Hakekat Demokrasi
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam Negara demokratis, norma-norma yang dijadikan pandangan hidup adalah sebagai berikut: a. Pentingnya kesadaran akan pluralisme b. Musyawarah c. Pertimbanganmoral d. Pemufakatan yang jujur dan sehat e. Pemenuhan segi-segi ekonomi f. Kerja sama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai itikad baik masingmasing g. Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan. Negara demokrasi perlu ditegakkan. Beberapa hal yang menjadi unsure penegak demokrasi adalah: a. Negara Hukum, yang di dalamnya terdapat: 1) Adanya perlindungan HAM 2) Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga untuk menjamin perlindungan HAM
50
1. Periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem perlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan UUDS 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia. Persatuan yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstuktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi, sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer di mana badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) beserta menteri-menterinya yang mempunyai tanggung jawab politik. Karena fragmentasi partai-partai politik, usia kabinet pada masa ini jarang dapat bertahan cukup lama. Koalisi yang dibangun dengan sangat gampang pecah. Hal ini mengakibatkan destabilisasi politik nasional.
2. Periode 1959-1965
Ciri-ciri periode ini adalah dominasi dari Presiden, terbatasnya tekanan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. "Undang-Undang Dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang Presiden untuk bertahan selama sekurang-kurangnya lima tahun. Akan tetapi Ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai "Presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun.
3. Periode 1965-1998
Landasan formil dari periode ini adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta ketetapan-ketetapan MPRS. Dalam usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yang telah terjadi dalam masa demokrasi terpimpin, telah diadakan tindakan korektif. Ketetapan MPRS No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah dibatalkan dan jabatan presiden kembali menjadi jabatan efektif setiap lima tahun. Ketetapan MPRS No. XIX/1966 telah menentukan ditinjaunya kembali produk-produk legislatif dari masa demokrasi terpimpin dan atas dasar itu Undang-undang No. 19/1964 telah diganti dengan suatu undang-undang baru (No. 14/1970) yang menetapkan kembali azas "kebebasan badan-badan pengadilan". Dewan Perwakilan Rakyat-Gotong Royong diberi beberapa hak
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 52
4. Priode 1998-sekarang
Runtuhnya rezim otoriter orde baru telah membawa harapan baru bagi tumbuhnya demokrasi di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi kerutuhna rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis, karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi yang akan dibangun. Selain itu dalam fase ini pula bisa saja terjadi pembalikan arah perjalanan bangsa dan negara yang akan menghantar Indonesia kembali memasuki masa otoriter sebagaimana yang terjadi pada periode orde lama dan orde baru. Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada empat faktor kunci: yakni, (1) komposisi elite politik, (2) desain institusi politik, (3) kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non elite, dan (4) peran civil
society (masyarakat madani). Keempat faktor itu harus jalan secara sinergis dan
berkelindan sebagai modal untuk mengonsolidasikan demokrasi. d. Rangkuman 1. Perkembangan demokrasi di Indonesia setelah merdeka telah memasuki empat fase dengan segala kelebihan dan kekurangannya. 2. Dalam perkembangan demokrasi tersebut, berbagai contoh penerapan nilai-nilai Demokrasi dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah dipraktekkan. e. Latihan Pada bulan Juni 2010 yang lalu, beberapa daerah kabupaten dan kota melakukan Pemilukada secara serentak. Tidak lama kemudian, pada detik-detik sebelum tenggat waktu penetapan pemenang Pemilukada oleh KPUD setempat, beberapa daerah pemilihan mengalami kerusuhan. Terjadi bentrok massa, kantor kecamatan sampai kantor KPUD dibakar massa. Fenomena ini tidak saja terjadi satu kali dua kali, tetapi sudah berulangkali di seluruh penjuru negeri. Akankah fenomena ini selalu menyertai semakin luas dan bebasnya kehidupan demokrasi di Indonesia?
53
54
otonomi daerah adalah wewenang daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan yang diserahkan oleh pemerintah pusat dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang dimaksud dengan daerah otonom (sebagai sebutan umum bagi Provinsi, Kabupaten, dan Kota) adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. Asas-Asas Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan pada asas sebagai berikut:
1. Asas Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi dapat dimanifestasikan dalam wujud pembentukan daerah otonom dalam wilayah dan sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang terbagi dalam daerah provinsi, dan dalam daerah provinsi dibentuk daerah kabupaten dan kota. Di samping kepada daerah diserahi fungsi urusan pemerintah tertentu seperti urusan kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan, industri, perdagangan, koperasi, pariwisata, perhubungan,
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 55
ketenagakerjaan, kependudukan, dan urusan pemerintah lain yang tidak ditangani oleh pemerintah sendiri yang ditentukan dalam undang-undang.
2. Asas Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan/atau kepala instansi vertikal di wilayah tertentu untuk mengurus urusan pemerintahan. Dekonsentrasi dimanifestasikan dalam hal berikut: a. Pelimpahan wewenang menangani urusan pemerintahan yang bersifat absolut dari pemerintah kepada aparatnya untuk menangani fungsi urusan pemerintah tertentu seperti tugas dalam ruang lingkup pertahanan, keamanan, kehakiman, kejaksaan, kepolisian, keuangan, dan keagamaan. b. Pelimpahan wewenang urusan pemerintahan yang bersifat tidak absolut dan menjadi kewenangan pemerintah dapat dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah di daerah. c. Penetapan kawasan khusus baik yang berada dalam daerah otonom maupun di luar daerah otonom untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus dan untuk kepentingan nasional/berskala nasional, misalnya dalam bentuk kawasan cagar budaya, taman nasional, pengembangan industri strategis, pengembangan teknologi tinggi seperti pengembangan tenaga nuklir, peluncuran senjata/ rudal, peluru kendali bertenaga atom atau nuklir, pengembangan prasarana komunikasi, telekomunikasi, transportasi, pelabuhan dan daerah perdagangan bebas, pangkalan militer, serta wilayah eksploitasi, konservasi bahan galian strategis, penelitian dan pengembangan sumber daya nasional, laboratorium sosial, lembaga pemasyarakatan spesifik dan lain-lain. Pengelolaan kawasan khusus tersebut dapat dilakukan oleh Pemerintah atau bekerja sama antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, masyarakat, atau dapat pula dalam hal dengan negara-negara lain.
57
58
59
1. Bidang Ekonomi
Pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi antara lain menimbulkan krisis moneter yang dialami oleh banyak negara, termasuk Indonesia sehingga harus mengundang peran IMF untuk menentukan nasib bangsa dan negara. Keadaan yang demikian membawa dampak bagi terbukanya pasar dalam negeri dan ekonomi nasional terhadap ekonomi internasional. Dampak globalisasi di bidang ekonomi dapat juga terlihat dalam hal peran Pemerintah yang memberi regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya ditentukan oleh pasar.
organization (NGO).
Contoh lembaga-lembaga dimaksud di atas adalah PLO (teritorial nonnegara), Coca Cola (perusahaan transnasional), LSM (LBHI, Kontras, Green Peace, Henry Dunant
Centre, Walhi) untuk lembaga NGO. Lembaga-lembaga ini telah menjadi subyek hukum
internasional, bahkan sekarang mampu menekan negara sebagai subyek hukum internasional yang utama. Organisasi nonnegara makin meningkatkan peranannya dan makin penting untuk diperhatikan oleh masyarakat internasional, sejalan dengan makin meningkatnya hubungan internasional yang semakin tak terbatas. Salah satu peranan yang sering ddilakukan adalah kemampuan organisasi ini untuk membentuk pendapat atau opini masyarakat internasional atas sebuah kasus yang dihadapi oleh suatu negara. Atas kegiatan yang dilakukan lembaga-lembaga internasional nonnegara inilah sebuah kasus mencuat menjadi perhatian seluruh publik dan masyarakat internasional. Kemampuan ini salah satunya didukung oleh kemajuan sarana komunikasi dan informasi. Selain itu, peran negara sebagai subyek utama hubungan internasional semakin berkurang dan tidak mampu menahan arus global yang berjalan. d. Rangkuman 1. Globalisasi adalah proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat untuk mengikuti sistem yang sama dimana dalam proses tersebut batasbatas Negara tidak lagi menjadi penghalang. 2. Dalam rangka pembangunan nasional, globalisasi menjadi penting untuk diperhatikan dalam rangka memperkuat jati diri bangsa. 3. Diterima atau tidak, globalisasi telah membawa dampak yang sangat luar biasa dalam seluruh aspek kehidupan, baik yang sifatnya positif atau pun negatif. Dengan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 62
Kasus I
Belum lepas dari ingatan kita tentang kasus beberapa perempuan muda yang meninggalkan rumah dan pergi bersama teman laki-lakinya yang mereka kenal di dunia maya. Ada yang kembali dengan selamat dan ada pula yang ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Fakta ini menunjukkan betapa bebasnya orang melakukan komunikasi tanpa batas etika dan moral di era globalisasi sekarang ini. Dalam bidang yang lain, kemajuan IPTEK di bidang Perbankan telah memicu pula munculnya kasus-kasus pembobolan rekening nasabah.
Instruksi:
Analisis kasus tersebut di atas dan jawablah pertanyaan berikut ini: 1. Menurut Anda, apakah globalisasi itu adalah sesuatu yang harus dihindari? 2. Jika globalisasi itu adalah sebuah keniscayaan, apa makna yang dapat dipetik oleh bangsa Indonesia? 3. Untuk memperkuat argumentasi Anda, tunjukkan beberapa dampak globalisasi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam kehidupan ekonomi, sosial dan politik!
Kasus II
Sebuah misi kemanusiaan untuk jalur Gaza yang lebih dikenal dengan Tragedi Marmara baru saja mengoyak perasaan kita. Misi kemanusiaan yang bertolak dari Turki dengan menggunakan Kapal Marmara berbendera Turki, mengangkut ratusan ton bantuan kemanusiaan dan ratusan aktivis kemanusiaan, diserang secara membabi buta olah pasukan Israel. Serentak negara-negara mengeluarkan kutukan. Tak terkecuali Turki yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat Israel mengeluarkan kecamatan yang sangat keras, bahkan sampai pada pemutusan hubungan diplomatik.
63
64
1. Substansi Hukum, yaitu aturan hukum itu sendiri, berupa pasal-pasal peraturan
perundang-undangan dalam berbagai tingkatan hirarkhinya ataupun berupa keputusan para hakim di lembaga peradilan (yurisprudensi). dalam berbagai lingkungan dan tingkatannya
2. Struktur Hukum,
pemasyarakatan.
hakim, termasuk di dalamnya para advokat atau pengacara dan aparat lembaga
legal sistem atau sistem hukum kodifikasi. Dengan ditetapkannya hukum dalam
perundang-undangan, maka kasus-kasus yang terjadi disesuaikan dengan prinsipprinsip umum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Pada sisi lain, melalui
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 65
modification. Hal itu berkaitan dengan salah satu fungsi hukum yaitu law as a tool of sosial engineering atau hukum sebagai sarana pembaruan. Dalam hal ini hukum
berfungsi secara direktif. Sebaliknya, dalam Sistem Hukum Anglo Sakson, dimulai dari kasus-kasus yang konkrit untuk kemudian ditarik asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum umum. Dengan demikian putusan-putusan hakim (yurisprudensi) menjadi barometer dalam menilai suatu kasus yang lahir kemudian. Putusan hakim menjadi sendi utama dalam pembentukan hukum. Oleh karena berangkat dari kasus-kasus yang konkrit, maka sistem hukum ini disebut juga case law sistem. C. Penggolongan Hukum Perhatikan bagan penggolongan hukum di bawah ini.
Tertilis Wujud Tidak Tertulis Lokal Ruang Nasional Internasional Ius Constitutum
Hukum
Waktu
Pribadi
Semua Golongan Antar Golongan Publik Hk. Tata Negara Hk. Adm. Negara Hk. Pidana Hk. Acara Hk. Perorangan Privat/Perdata Hk. Keluarga Hk. Kekayaan Hk. Waris
Isi
66
(public opinion) yang menentukan isi (materi) dari hukum, dengan kata lain: perasaan
dan keyakinan hukum anggota masyarakat serta pendapat umum yang menjadi sumber bagi hukum, yakni ketentuan-ketentuan apakah yang akan merupakan aturan hukum. Philipus M. Hadjon, dkk. (1995: 65-66) memberikan tekanan pada factor-faktor yang telah menentukan isi yang sesungguhnya dari hukum, sebagai sumber hukum. Faktor-faktor tersebut dapat berupa factor sosiologis seperti situasi sosial-ekonomis dan hubungan-hubungan politik, factor sejarah dan sebagainya.
67
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri adalah suatu pengadilan umum yang sehari-hari memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidana sipil untuk semua golongan penduduk, termasuk anggota POLRI (warga negara dan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 68
2. Pengadilan Agama
Adalah pengadilan yang memeriksa dan memutuskan perkara-perkara yang timbul antara orang-orang Islam, yang berkaitan dengan nikah, rujuk, talak (perceraian), nafkah, waris, dan lain-lain. Dalam hal yang dianggap perlu, keputusan Pengadilan Agama dapat dinyatakan berlaku oleh Pengadilan Negeri.
3. Pengadilan Militer
Adalah pengadilan yang mengadili hanya dalam lapangan pidana, khususnya bagi : a. Anggota TNI, b. Seseorang yang menurut Undang-Undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI, c. Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut Undang-Undang, d. Tidak termasuk a sampai dengan c tetapi menurut keputusan Menteri Pertahanan yang ditetapkan dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh Pengadilan Militer.
Kasus I
Seorang perempuan tua buruh tani yang miskin di sebuah desa harus berurusan dengan pengadilan karena telah memungut tiga biji kakao di sebuah perusahaan perkebunan swasta. Oleh aparat keamanan perkebunan, ia kemudian dilaporkan ke polisi dan ditahan. Sang perempuan tak pernah tahu pasal-pasal KUHAP dan KUHPidana. Ia juga menganggap perbuatannya biasa-biasa saja, tidak seperti pejabat berdasi yang menilap milyaran uang rakyat tanpa rasa malu dan bersalah. Meskipun demikian, apa yang dilakukan oleh sang perempuan tua tadi, rupanya secara formal telah memenuhi unsure pidana pencurian.
Instruksi:
Analisis kasus tersebut di atas, kemudian jawablah pertanyaan berikut ini: 1. Menurut Anda, apakah semua kasus seperti di atas harus diproses secara hukum sampai tuntas? Dan bagaimana pula sikap aparat kepolisian menurut Anda? 2. Langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah terulangnya kasus yang serupa?
Kasus II
Melalui keputusan Pengadilan Negeri Makassar yang telah berkekuatan hukum tetap, Pemerintah Kota Makassar harus merelakan asset tanah dan bangunan pemerintah kota (SD Bung dan SDI Bung) beralih ke tangan penggugat Isa dan kawan-kawan. Ratusan siswa harus berpindah lokasi ke tempat yang jauh dan rawan banjir dan demam berdarah, serta harus rela belajar secara bergantian. Aset gedung telah dihancurkan. Semuanya terjadi gara-gara secara formal dan berdasarkan bukti-bukti tertulis, pemerintah kota ternyata telah membangun gedung sekolah pada persil yang salah. Gedung sekolah tersebut telah dibangun dan dimanfaatkan puluhan tahun yang lalu. Yang menjadi perntanyaan, mengapa selama puluhan tahun itu tidak ada pihak yang mengklaim? Mengapa baru sekarang ketika harga tanah dan letaknya telah menjadi sangat strategis? Apakah pemerintah kota selama bertahun-tahun lamanya tidak pernah mencocokkan antara surat kepemilikan dan fakta-fakta di lapangan? Seribu pertanyaan lagi mungkin muncul bagi orang-orang yang sedikit mengerti tentang liku-liku hukum dan segala sistemnya.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 71
72
citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik.
Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya. B. Kedudukan Warga Negara menurut UUD 1945 Ketentuan mengenai Warga Negara dalam UUD 1945, secara tegas diatur dalam Bab X tentang Warga Negara dan Penduduk. Dalam Pasal 26 ayat (1) ditegaskan bahwa: Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara. Selanjutnya ketentuan mengenai warga Negara diatur dengan undang-undang
sebagaimana ditegaskan dalam pasal 26 ayat (3) UUD 1945. Dalam pasal yang lain yaitu dalam pasal 27, 28, 30 dan 31, UUD 1945 memberikan penegasan mengenai jaminan tentang hak dan kewajiban warga Negara. Dalam ketentuan tersebut, hak dan kewajiban warga Negara yang mendapatkan jaminan dan perlindungan adalah sebagai berikut: 1. Hak dan kewajiban untuk ikut dalam upaya pembelaan Negara. 2. Hak untuk mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum serta kewajiban untuk mematuhinya.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 73
1. Asas Kewarganegaraan
Mengenai asas-asas kewarganegaraan menurut ketentuan UU No.12 tahun 2006 dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Asas Ius Sanguinis (law of tempat kelahiran. b. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan undang-undang ini. c. Asas Kewarganegaraan Tunggal, adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, dengan undang-undang ini. Dengan diterapkannya asas-asas tersebut di atas, maka masalah kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini tidak mengenal lagi istilah kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa kewarganegaraan (apatride). adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
74
75
76
3. Kehilangan Kewarganegaraan
Selain memperoleh kewarganegaraan, beberapa hal dapat juga menyebabkan seseorang kehilangan kewarganegaraan sebagaimana yang diatur dalam UU No.12 tahun 2006 sebagai berikut: a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri; b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu; c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden; e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia; f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut; g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing; h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersang-kutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
77
1. Makna Persamaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sadari bahwa setiap manusia selain kodratnya sebagai makhluk pribadi adalah juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, sangat merasakan bantuan, pertolongan dan bantuan dari orang lain. Untuk mewujudkan dirinya sebagai makhluk sosial tersebut, maka timbul perasaan dan sikap ingin dihormati dan dihargai orang lain. Dengan dihormati dan dihargai tersebut, maka setiap manusia merasakan adanya pengakuan dari orang lain, dari kelompok atau masyarakat sekitar. Penting bagi setiap manusia untuk dapat mengembangkan sikap hormat dan menghargai orang lain agar di dalam kehidupannya terwujud kerukunan dan kerja sama yang baik sehingga tercapai keingin kedamaian dan ketenteram hidup. Karena setiap manusia sangat mendambakan suasana kehidupan yang akrab, ramah dan penuh kedamaian.
80
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kalimat tersebut mengandung makna adanya pengakuan jaminan
persamaan hidup bagi bangsa beradab manapun di dunia ini, karena tidak satupun bangsa yang mau dijajah oleh bangsa lain. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi baik internal maupun eksternal untuk memperoleh jaminan persamaan hidup di dunia, bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya-upaya nyata untuk mendorong bangsa-bangsa lain terutama di Asia dan Afrika untuk memperoleh hak kemerdekaannya. Hal ini dilakukan melalui banyaknya hubungan bilateral dan kerja sama multilateral dalam wadah Gerakan Negara-Negara non Blok, ASEAN, PBB dan sebagainya. Demikian di dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945, yang antara lain berbunyi ........ Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, dan seterusnya.
Pada kalimat melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, hal ini mengandung makna merupakan wujud keinginan kuat dari penyelenggara negara untuk mampu memberikan jaminan persaman hidup yang berkeadilan sosial baik internal bangsa Indonesia maupun partisipasi aktif terhadap dunia internasional. Jadi, jelaslah bahwa perihal jaminan persaman hidup di Indonesia secara konstitusional seperti yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, telah secara eksplisit dinyatakan untuk selanjutnya diimplementasikan ke dalam peraturan perundangundangan yang berlaku. b. Sila-Sila Pancasila Pengakuan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, juga telah dirumuskan secara filosofis dalam dasar negara Pancasila melalui sila-sila Pancasila c. UUD 1945 dan Peraturan Perundangan Lainnya Bila memperhatikan komitmen bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan negara yang ingin mewujudkan jaminan persaman hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sudah sangat jelas bahwa hal tersebut ingin segera diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guna lebih mempertajam keinginan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 81
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pasal 27 ayat (2) Pasal 27 ayat (3) Pasal 28 Pasal 28A Pasal 29 ayat (2) Pasal 30 ayat (1) Pasal 31 ayat (1) Pasal 32 ayat (1)
Pasal 33 ayat (3) Pasal 34 ayat (1) UU No. 40 Tahun 1999 UU No. 3 Tahun 2002 UU No. 31 Tahun 2002 UU No. 4 Tahun 2004
Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Jaminan kepada warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan tulisan melalui media massa Pers. Jaminan kepada warga negara dalam membela negara melalui Pertahanan Negara. Jaminan kepada warga negara untuk mendirikan Partai Politik Jaminan kepada warga negara untuk hak praduga tak bersalah melalui Kekuasaan Kehakiman.
82
83
84
Kasus I
Seorang perempuan Warga Negara Indonesia kawin dengan seorang laki-laki WNA. Dalam perkawinannya mereka dikaruniai 2 (dua) orang anak yang lahir di Indonesia. Beberapa tahun kemudian, terjadilah perceraian.
Instruksi:
1. Bagimanakah status perempuan WNI tersebut setelah menikah dan setelah bercerai menurut UU No.12 Tahun 2006? 2. Asas apakah yang digunakan untuk menentukan status kewarganegaraan anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut?
Kasus II
Si A seorang laki-laki WNI menikahi si B seorang perempuan WNA. Si B kemudian melahirkan seorang anak di Negara lain yang menganut asas ius soli.
Instruksi:
Apakah anak yang lahir tersebut berstatus apatride atau bipatride? Jelaskan alasannya!
85
86
Orientasi kognitif : yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik,
peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya.
Orientasi afektif
: yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya.
Orientasi evaluatif : yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang
secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. D. Tipe-tipe Budaya Politik
87
Intruksi:
Analisis kasus tersebut di atas, kemudian jawablah pertanyaan berikut ini: 1. Apakah tindakan si A dapat dikategorikan telah melakukan kampanye sebelum waktunya? 2. Apakah si A dapat dikatakan telah melakukan money politic? Jika ya, apa indikatornya, dan jika tidak apa pula alasannya? 3. Apakah perilaku si B dapat dikategorikan sebagai warga Negara yang baik atau tidak? Mengapa demikian? 4. Jika dipandang dari sisi perkembangan budaya politik, termasuk budaya politik apakah yang terjadi sebagaimana yang digambarkan dalam kasus di atas? Jelaskan!
90
Negeri RI
dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Konsep ini berhubungan erat dengan subyek-subyek, seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional, dan politik internasional. Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik internasional termasuk diplomasi.
91
facto maupun de jure oleh negara lain. Hubungan antar negara merupakan salah satu
hubungan kerjasama mutlak diperlukan, karena tidak ada satu negarapun di dunia yang tidak bergantung kepada negara lain. Ketergantungan inilah yang menuntut diperlukannya hubungan antar negara. Dalam Pelaksanaan hubungan antar negara perlu dilandasi dengan prinsip persamaan derajat dan didasarkan pada kemauan bebas dalam melaksanakan hubungan tersebut. Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena faktor-faktor sebagai berikut : a. Faktor internal : Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain. b. Faktor eksternal : 1) Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. 2) Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan kerja sama yang produktif dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang meyangkut kepentingan nasional negara masing-masing. 2) Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan perdamaian yang abadi bagi warga masyarakat dunia.
92
2. Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing. 3) Asas Kepentingan Umum Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara. b. Faktor-faktor Penentu Dalam Hubungan Internasional Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara bilateral maupun multilateral adalah sebagai berikut, 1) Kekuatan Nasional (National Power), 2) Jumlah Penduduk, 3) Sumber Daya, dan 4) Letak Geografis. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dapat difahami bagaimana suatu negara dalam mengadakan hubungan internasional:
Pertama
dengan baik, mereka relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional.
Kedua
: Namun jika suatu negara yang memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut lemah, mereka harus mengadakan hubungan internasional.
1. Dasar Pertimbangan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada kenyataan sejarah, yaitu munculnya dua kekuatan besar dunia. Satu pihak, yaitu blok Barat dengan ideologi liberal yang didominasi Amerika dan Blok Timur dengan Ideologi Komunis yang kuasai Uni Sovyet. Kenyataan demikian sangat
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 93
kelangsungan hidup bangsa. Pengaruh lain adalah adanya ancaman dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kondisi inilah yang kemudian menguatkan tekad bangsa Indonesia untuk merumuskan politik luar negerinya. Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian untuk tidak menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya. Perjuangan kita harus dilaksanakan di atas dasar semboyan kita yang lama, yaitu percaya akan diri sendiri dan berjuang atas kesanggupan kita sendiri. Dengan semboyan ini kita menjalin hubungan dengan negaranegara lain di dunia. Berdasarkan kondisi di atas menyebabkan pemerintah RI mengambil kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Bagan 2: Politik Luar Negeri Indonesia
Artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia secara ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat dengan liberalnya).
I N D O N E S I A
Artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia.
94
95
Instruksi:
Cermati kasus tersebut di atas, dan jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya ketidakharmonisan hubungan dengan Negara lain, ataupun untuk menghindari agar suatu Negara tidak didikte oleh Negara lain, mungkinkah suatu Negara dapat hidup mengucilkan diri? Sertakan jawaban Anda dengan sebuah contoh konkrit. 2. Mengapa Negara Indonesia tetap merasa perlu untuk mempertahankan hubungan dengan Negara Malaysia? Jelaskan alasan Anda jika dipandang dari ekonomi, social, politik, dan budaya! 3. Untuk mempererat kembali hubungan dengan Malaysia, sarana-sarana hubungan apa yang dapat dimanfaatkan?
96
1. Pengertian Pers
Apa sesungguhnya makna pers itu? Untuk memahami makna tentang pers, berikut ini akan diberikan beberapa pengertian: a. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pers berarti a) alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar; 2) alat untuk menjepit, memadatkan; 3) surat kabar dan majalah yang berisi berita : berita seperti yang ditulis oleh ..... ; 4) orang yang bekerja di bidang persuratkabaran. b. Ensiklopedi Indonesia, istilah Pers merupakan nama seluruh penerbitan berkala : koran, majalah, dan kantor berita.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 97
penerbit/perusahaan/kalangan yang berkaitan dengan media masa atau wartawan. Sebutan ini bermula dari cara bekerjanya media cetak yang awalnya menekankan huruf-huruf di atas kertas yang akan dicetak. Dengan demikian segala barang yang dikerjakan dengan mesin cetak disebut pers. d. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, bahwa yang dimaksud Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
institution). Sebagai lembaga sosial, pers memengaruhi pola pikir dan kehidupan
masyarakat, tetapi sebaliknya masyarakat juga berpengaruh terhadap pers. Pers dapat memengaruhi masyarakat karena ia sebagai komunikator massa. Pers berusaha menyampaikan informasi dengan sesuatu yang baru, karena masyarakat sebagai konsumen pers, sangat selektif dalam memilih informasi. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan penyebaran informasi mempunyai misi sebagai berikut : 1) Ikut mencerdaskan masyarakat, 2) Menegakkan keadilan, 3) Memberantas kebatilan. Dalam tulisan Kusman Hidayat yang berjudul Dasar-dasar Jurnalistik/Pers menyatakan bahwa Pers mempunyai 4 (empat) fungsi sebagai berikut : 1) Fungsi Pendidik, yaitu melalui karya-karya tercetaknya dengan segala isi, baik langsung ataupun tidak langsung dengan sifat keterbukaannya, membantu masyarakat meningkatkan budayanya. Segala peristiwa yang dimuat pers, masyarakat bisa menilai sendiri hal ihwal sebagai teladan bagi kehidupannya. Melalui rubrik-rubrik khusus, seperti ruang kebudayaan atau ruang ilmu pengetahuan, dapat menambah pengetahuan masyarakat. 2) Fungsi Penghubung, dengan ciri universalitasnya, pers merupakan sarana lalulintas hubungan antar manusia. Melalui pers akan tumbuh saling pengertian atau dapat digunakan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk menumbuhkan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 98
pendapat. Isi pasal ini kemduain dicantumkan kembali dalam Undang-Undang Dasar Sementara (1950).
Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek samping dari keluhan para wartawan terhadap pers Belanda dan Cina. Pemerintah mulai mencari cara membatasi penerbitan itu, karena negara tidak akan membiarkan ideologi asing merongrong saja. f. Pers di Zaman Orde Lama atau Pers Terpimpin (1956-1966) Lebih kurang 10 hari setelah Dekrit Presiden R.I. yang menyatakan kembali ke UUD 1945, tindakan tekanan terhadap pers terus berlangsung, yaitu pembredelan terhadap Kantor berita PIA dan Surat Kabar Republik, Pedoman, Berita Indonesia, dan Undang-undang Dasar. Pada akhirnya pemerintah melakukan pembredelan pers, dengan tindakan-tindakannya yang tidak terbatas pada pers asing
kolektif seluruh bangsa dalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Hak berfikir, menyatakan pendapat, dan memperoleh penghasilan sebagaimana yang dijamin Undang-Undang Dasar 1945 harus ada batasnya: keamanan negara, kepentingan bangsa, moral dan kepribadian Indonesia, serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
101
tingkah lakunya berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Hakekat Pers Pancasila adalah pers yang sehat, yakni pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan obyektif, penyalur aspirasi rakyat dan kontrol sosial yang konstrukrif
Masa bulan madu antara pers dan pemerintah ketika itu dipermanis dengan keluarnya Undang-undang Pokok Pers (UUPP) Nomor 11 Tahun 1966, yang dijamin tidak ada sensor dan pembredelan, serta penegasan bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk menerbitkan pers yang bersifat kolektif, dan tidak diperlukan surat izin terbit. Kemesraan tersebut ternyata hanya berlangsung kurang lebih delapan tahun, karena sejak terjadinya Peristiwa Malari (peristiwa limabelas Januari 1974), kebebasan pers mengalami set-back (kembali seperti jaman Orde Lama). Terjadinya Peristiwa Malari tahun 1974, berakibat beberapa surat kabar dilarang terbit. Tujuh surat kabar terkemuka di Jakarta (termasuk Kompas ) diberangus untuk beberapa waktu dan baru diijinkan terbit kembali, setelah para pemimpin redaksinya menandatangani surat pernyataan maaf. Penguasa lebih menggiatkan larangan-larangan melalui telepon supaya pers tidak menyiarkan suatu berita, ataupun para wartawan lebih diperingatkan untuk mentaati kode etik jurnalistik sebagai selfcensorship.(saya memperhitungkan ). Demikian juga pengawasan terhadap kegiatan pers dan wartawan diperketat. (menjelang ) Sidang MPR-1978. h. Kebebasan Pers di Era Reformasi Sejak masa reformasi tahun 1998, pers nasional kembali menikmati kebebasan pers. Hal demikian sejalan dengan alam reformasi, keterbukaan dan demokrasi yang diperjuangkan rakyat Indonesia. Pemerintahan pada masa reformasi sangat mempermudah izin penerbitan pers. Akibatnya, pada awal reformasi banyak sekali penerbitan pers atau koran-koran, majalah atau tabloid baru bermunculan. Bisa dikatakan pada awal reformasi kemunculan pers ibarat jamur di musim hujan.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 102
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
c. Tap MPR No. III/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Lebih rincinya lagi terdapat pada Piagam Hak Asasi Manusia, Bab VI, Pasal 20 dan 21 yang berbunyi sebagai berikut: (20) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
103
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
d. Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2 tentang Hak Asasi Manusia (1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia.
e. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang pers Pasal 2 berbunyi, Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat
3. Organisasi Pers
Organisasi Pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers (ps. 1: 5). Organisasi-organisasi tersebut mempunyai latar belakang sejarah, alur perjuangan dan penentuan tata krama professional berupa kode etik masing-masing. PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) yang lahir di Surakarta, dalam kongresnya yang berlangsung tanggal 8-9 Februari 1946 dan SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar) yang lahir di serambi Kepatihan Yogyakarta pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 1946, merupakan komponen penting dalam pembinaan pers Indonesia. Ketika itu di Indonesia sedang berkobar revolusi fisik melawan kolonialisme Belanda yang mencoba menjajah kembali negeri kita.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 104
massa, penyebar informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun.
Dengan demikian, sistem pers Indonesia tidak lain adalah sistem pers yang berlaku di Indonesia. Kata Indonesia adalah pemberi, sifat, warna, dan kekhasan pada sistem pers tersebut. Dalam kenyataan, dapat dijumpai perbedaan-perbedaan essensial sistem pers Indonesia dari periode yang satu ke periode yang lain, misalnya Sistem Pers Demokrasi Liberal, Sistem Pers Demokrasi Terpimpin, Sistem Pers Demokrasi Pancasila, dan Sistem Pers di era reformasi, sedangkan falsafah negaranya tidak berubah.
authoritarian,
sosial
107
Instruksi:
Cermati kasus tersebut di atas, dan jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Menurut Anda, apakah perkembangan pers di Indonesia dapat dipandang telah berkembang ke arah yang lebih demokratis, ataukah masih seperti perkembangannya pada masa orde baru? Buatlah suatu rumusan singkat mengenai kondisi perkembangan pers di Indonesia berdasarkan berbagai fakta-fakta yang telah terungkap! 2. Jika pers sudah dapat melakukan fungsi pengusutan, apakah hal itu tidak berarti telah melampaui tugas kepolisian? Apakah sebenarnya tugas dan peran pers dalam masyarakat demokratis?
108
1. Daftar Istilah usage : cara folkways: Kebiasaan mores : Tata kelakuan custom: Adat-istiadat equality before the law: hak kesamaan dalam hukum fair trial: peradilan yang jujur
the right to development: hak akan pembangunan Genosida: adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnakan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama
crime a gaints humanity: Kejahatan Kemanusiaan Prinsip transparansi; yaitu pembahasan naskah RUU harus terbuka Prinsip supremasi hukum; yaitu kepastian hukum, persamaan kedudukan di depan
hukum dan keadilan hukum berdasarkan proporsionalitas.
keikutsertaan dan perananan pakar-pakar hukum dan non hukum yang releVan harus diutamakan sehingga diharapkan dapat melahirkan perundang-undangan yang berkualitas. Philosofische Gronslag: Falsafah Negara Staatsidee: ideologi Negara atau Geistlichenhintergrund: suasana kebatinan Constitution: Konstitusi droit constitunelle: hukum dasar Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit: artinya konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan Die verselbstandigte rechtverfassung: mencari unsur-unsur hukum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat untuk dijadikan kaidah hukum. Die geschriebene verfassung: adalah menuliskan konstitusi dalam suatu naskah sebagai peraturan perundang-undangan yang paling tinggi derajatnya yang berlaku dalam suatu negara. instrument of government: bahwa undang-undang dibuat, sebagai pegangan untuk memerintah the rule of the constitution: suatu ketentuan yang mengatur the statement of idea: cita-cita politik beloosfsbelijdenis: pengakuan kepercayaan demos: rakyat cratos: kedaulatan culturally bounded: dibatasi oleh budaya rechtstaat: berdasarkan hukum machtstaat: tidak berdasarkan kekuasaan belaka constitutional head: kepala negara konstitusional rubber stamp president: Presiden yang membubuhi capnya belaka civil society: masyarakat madani constitutional reform: reformasi sistem institutional reform and empowerment: reformasi kelembagaan polical culture: budaya politik powerless: rakyat biasa merasa tidak punya kekuasaan collective memory: ingatan kolektif tate and society: negara dan masyarakat
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 109
globalisasi : adalah proses yang didalamnya batas-batas Negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan social. perusahaan multinasional dan transnasional : kegiatan usaha berbadan hukum yang share holdernya terdiri dari beberapa negara, dan/atau melintasi batas negara sekularisme : suatu paham yang memisahkan kehidupan duniawi dengan kehidupan akhirat hedonisme: suatu aliran filsafat yang menekankan bahwa nilai utama dalam kehidupan ini adalah kenikmatan Mobilitas masyarakat ; keadaan bergerak dari masyarakat sebagai akibat dari interaksi komponen-komponen dalam masyarakat sistem hukum : adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan diataati oleh setiap warganya. Dapat pula dikatakan bahwa sistem hukum adalah keseluruhan komponen sistem hukum yang saling berkaitan satu sama lain kodifikasi : penyusunan undang-undang sejenis ke dalam suatu kitab secara sistimatis logis unifikasi : penyeragaman atau penyatuan. Dalam konteks hukum adalah pemberlakuan hukum yang sama untuk semua subyek hukum social engineering : suatu upaya tau kebijakan penataan masyarakat ke arah tertentu pengadilan: menunjuk kepada lembaga atau kantor tempat proses hukum diselesaikan, peradilan :menunjuk kepada lingkungan di mana pengadilan itu berada atau dapat juga diartikan sebagai proses dalam upaya mewujudkan keadilan Kewarganegaraan: menunjukkan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik Apatride, : menunjuk pada seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan Bipatride: adalah adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Budaya politik: adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. sosialisasi politik: adalah proses dengan mana individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya Bebas aktif: negara Indonesia tidak terikat pada suatu blok tertentu, tetapi ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kemerdekaan pers: adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum. Individualisme: Paham yang menempatkan kepentingan individu di atas segalanya, termasuk Negara diadakan untuk melindungi kepentingan individu.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 110
111
112
1. Deskripsi
Dalam rangka mendapatkan hasil pembelajaran PKn yang sesuai sasaran trimatra PKn, yaitu Gatra cognetive, Gatra Affective dan Gatra Psychomotoric, sangat diharapkan para guru pembina mata pelajaran PKn memahami, mencermati secara baik model pembelajaran yang akan diterapkan, memilih dan menggunakan media yang tepat dan sesuai serta memilih prosedur pola evaluasi dan penetapan hasil belajar PKn sesuai tujuan pembelajaran PKn yang telah ditetapkan. Modul Kompetensi Pedagogik PKn ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar yang berisi materi tentang perancangan pembelajaran PKn yang sesuai dengan panduan silabus PKn, perekonstruksian pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan PKn di sekolah, dan pemilihan prosedur dan pola evaluasi pembelajaran PKn yang sesuai dengan karakteristik PKn untuk mengembangkan potensi peserta didik. Alokasi waktu yang disediakan untuk modul ini sebanyak 22 jam diklat.
113
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam SI dan telah dijabarkan dalam silabus.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 114
1. Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: a. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; b. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; c. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikoator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
2. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut : a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
indikator
mempertimbangkan
karakteristik
mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam
117
1. Pengantar
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan materi pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dan acuan pembelajaran.
118
120
a. buku b. laporan hasil penelitian c. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) d. majalah ilmiah e. kajian pakar bidang studi f. karya profesional g. buku kurikulum h. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan i. situs-situs Internet j. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb) k. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi) l. narasumber
E. Metode, Strategi dan Model Pembelajaran
1. Pengantar
Metode ada yang mengartikan benar-benar sebagai metode, ada pula yang mengartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Dalam model ini, metode
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
121
122
1. Pengertian
Dalam menggunakan model pembelajaran sudah barang tentu guru yang tidak mengenal strategi dan metode pembelajaran jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, berikut ini disajikan strategi dan metode mengajar yang mungkin dapat dilaksanakan oleh guru. Strategi pembelajaran adalah pola umum kegiatan pembelajaran (transaksi pengajaran) yang seyogyanya terjadi di kelas pada saat pembelajaran. Juga adalah garis besar rancangan kegiatan guru siswa dalam melakukan pencapaian tujuan instruksional. Metode mengajar atau metodik berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metodologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Jadi, strategi lebih luas dari metode, artinya dalam strategi belajar mengajar menggunakan berbagai metode.
124
Klasifikasi media yang dikemukakan oleh Anderson dalam tabel 1 pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu: media cetak, media elektronik, dan media objek nyata atau realita.
127
129
b) tes lisan, dengan bentuk instrumennya Daftar pertanyaan Item tes paper and pencil
130
Item tes identifikasi Item tes simulasi Item tes uji petik kerja
2) Tes non-formal adalah tes yang dilakukan menyatu dengan kegiatan pembelajaran atau dilaksanakan tidak khusus dalam suasana tes, yaitu: a) Observasi, dengan bentuk instrumennya Lembar observasi Tugas proyek Tugas portofolio Tugs rumah Dll. b) Penugasan, dengan bentuk instrumennya
b. Non-tes (positif-negatif, setuju-tidak setuju, suka-tidak suka) 1) Observasi, dengan bentuk instrumen lembar observasi 2) Wawancara, dengan bentuk instrumen pedoman wawancara 3) Inveentori, dengan beentuk instrumen skala inventori 4) Self report, dengan bentuk kuesioner, ceklis, catatan harian (angket, daftar cek, daftar catatan harian) d. Latihan Pak Tinulu adalah guru PKn yang baru terangkat di SMP Lamacca Disamakan. Dalam RPP yang telah dibuat, Pak Tinulu hendak menyampaikan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat,
Instruksi:
Lakukan analisis terhadap RPP yang dibuat Pak Tinulu. Di mana letak kekeliruan Pak Tinulu dalam mempersiapkan pembelajarannya? Jika sudah ditemukan, buatlah perbaikan-perbaikan atas kekeliruan tersebut! Buat pula minimal 2 (dua) RPP lain dengan memperhatikan kompetensi dasar dan indicator yang ada pada modul Kompetensi Profesional!
132
2. Menutup Pembelajaran
Yang dimaksud menutup pembelajaran (closure) ialah usaha atau kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dikelas. Bentuk bentuk kegiatan menutup pembelajaran, antara lain : a. Merangkum atau membuat garis garis besar dari persoalan (materi pembelajaran) yang baru saja dipelajari, sehingga para siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi dari pokok persoalan yang telah dipelajari. b. Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal hal yang pokok dalam pembelajaran (materi yang telah disampaikan), agar informasi yang telah diterimanya
133
Keterampilan membuka :
Untuk Kelas Tujuan Profesional Tujuan Instruksional Guru (G) : PPL 1 : Terampil membuka dan menutup pembelajaran : Dapat memberi definisi tentang Mengajar
Keterampilan Membuka : : Selamat pagi anak anak, Pagi ini kita akan melanjutkan kegiatan kita minggu yang lalu mengenai pengertian belajar. Siapa yang masih ingat apa yang disebut belajar? Amin (M1) Badu (M2) Guru (G) Guru (G) : Saya, pak : Belajar adalah membaca, : Bukan, Pak! Belajar adalah memasukkan ilmu. : Benarkah kamu suwito pendapat dari Amin dan Badu itu? : Tepat sekali, tetapi masih ada yang mungkin lebih tepat dari pendapat Suwito itu. Aceng (M4) : Saya, Pak! Belajar adalah Perbuatan yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Guru (G) Siti (M5) Unyil (M6) Guru (G) Usro (M7) : Hampir sempurna. Dapatkah kamu melengkapinya sedikit siti? : (Diam) : Bagaimana kalau ditambah dengan : yang berbeda sebelum belajar dan sesudah belajar. : Ya, itu lebih lengkap, sekarang siapa yang masih ingat pengertian mengajar. : Mengajar adalah memberikan ilmu pengetahuan.
134
135
136
137
138
3. Pendekatan Penilaian
Pendekatan yang biasanya digunakan dalam penilaian hasil pembelajaran / pendidikan pada umumnya ialah : a. Penilaian acuan patokan (PAP) atau Criterion Refenced Evaluation (CRE) b. Penilaian acuan norma (PAN) atau Norma Refenced Evaluation (NRE) Untuk menyegarkan ingatan kita, barangkali ada baiknya pada kesempatan ini dikemukakan pokok pokok pengertian dari kedua pendekatan itu. PAP, memuntut adanya semacam kriterium atau semacam patokan untuk dipakai sebagai alat pembanding terhadap hasil pengukuran. PAP adalah penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar yang diukur dengan patokan yang telah dibuat sebelumnya. Pendekatan PAP sering juga disebut objektif Referenced ebaluation (ORE) atau Competency referenced evaluation (ORE), dapat menunjukkan kwalitas lulusan yang sama. Maksudnya kapanpun dan di manapun patokan digunakan maka kualifikasi lulusannya akan sama saja, dalam arti bahwa mereka telah mencapai atau melampaui patokan atau batasan lulus yang telah ditentukan. Inilah salah satu keunggulan daripada pendektan PAP. PAN, sering juga disebut penilaian berpatokan relatif, pada dasarnya tidak mempunyai kriterium yang menunjukkan kualitas lulusan. Alat pembanding untuk memberikan arti atas skor yang dicapai, ditentukan berdasarkan prestasi rata rata dari kelas yang dinilai. Patokan pembanding PAN berubah ubah untuk setiap saat penilaian atau setiap kelas yang dinilai.
139
sikap positif terhadap Pancasila?, lengkap dengan skoringnya. Setelah hasil tes
dianalisis, ternyata seluruh siswa menjawab dengan benar. Persoalan kemudian muncul setelah kepada siswa tersebut dilatih untuk mengerjakan soal yang sudah baku dari Dinas Pendidikan setempat pada indicator yang sama. Ternyata hasilnya menunjukkan semua siswa gagal.
Instruksi:
1. Lakukan analisis terhadap perangkat penilaian yang telah dibuat oleh guru tersebut! Setelah itu, tunjukkan di mana letak persoalannya! 2. Buatlah beberapa perangkat penilaian berdasarkan indicator yang terdapat dalam modul pendalaman kompetensi professional! 3. Buat pula rancangan cara melakukan scoring terhadap tes hasil belajar tersebut!
140
1. Daftar Istilah
Asesmen: penilaian Gatra Kognitif: domain, kawasan pengetahuan Gatra Afektif: domain, kawasan sikap Gatra Psikomotor: domain, kawasan keterampilan Audience: Sasaran belajar (siswa/mahasiswa) Behavior: perilaku, tingkah laku yang harus dimiliki/dikuasai Content: Isi, materi Degree: tingkatan, situasi dan kondisi perilaku yang dikehendaki Intructional Materials: Materi pembelajaran Relevansi: kesesuaian Konsisstensi: Keajegan Adequacy: kecukupan Prerequisite: prasyarat Hirarkhis: berurutan secara bertingkat Masteri learning: belajar tuntas Contextual teaching and learning: model pemb. berdasarkan masalah social Keywords: kata kunci Homo sapiens: mahluk social Curiosity: rasa ingin tahu
141
Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guided for developing behavioral objective. New York: David Mc Key Company. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2002). Jakarta: Balai Pustaka Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J, (1991). Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Fokus Media. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang tentang Standar Penilaian Pendidikan. Popham,W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know. Mass: Allyn-Bacon. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media. Diepdikbud RI. 1983. Evaluasi Hasil Belajar PMP, Modul Akta VB, Buku II. Jakarta : Dirjen Dikti Consuelo G. Cs. Alih bahasa Alimuddin Tuwu. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI Press Suharsimi Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta Dendasurono Prawiroatmodjo, Dkk. 1987. Pembinaan Kompetensi Mengajar. Jakarta : IKIP Jakarta H. Sangkala Ibsik & M. Rifdan. 2006. Pancasila dan Kewarganegaraan. Makassar : UNM
Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen
Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
142