You are on page 1of 15

PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pendahuluan Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

. Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Kebenaran (benar atau salahnya) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. Lalu apa yang kita lakukan, jika kita tidak mungkin memeriksa seluruh populasi untuk memastikan kebenaran suatu hipotesis? Kita dapat mengambil sampel acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari sampel itu untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Penerimaan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI untuk MENOLAK hipotesis tersebut dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU BENAR dan Penolakan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI untuk MENERIMA hipotesis tersebut dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU SALAH. Landasan penerimaan dan penolakan hipotesis seperti ini, yang menyebabkan para statistikawan atau peneliti mengawali pekerjaan dengan terlebih dahulu membuat hipotesis yang diharapkan ditolak, tetapi dapat membuktikan bahwa pendapatnya dapat diterima. Hipotesis Awal yang diharap akan ditolak disebut : Hipotesis Nol ( H 0 ) Hipotesis Nol juga sering menyatakan kondisi yang menjadi dasar pembandingan. Penolakan H 0 membawa kita pada penerimaan Hipotesis Alternatif ( H 1 ) (beberapa buku menulisnya sebagai H A ) Nilai Hipotesis Nol ( H 0 ) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
H0 ditulis dalam bentuk persamaan (=) Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif ( H 1 ) dapat memiliki beberapa kemungkinan. H1 ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (< ; > ; )

Contoh 1. Sebelum tahun 1993, pembuatan KRS mahasiswa Universitas GD dilakukan dengan pengisian formulir secara manual. Rata-rata waktu pembuatan KRS dengan sistem manual = 50 menit. Pada tahun 1993, PSA Universitas GD memperkenalkan sistem pembuatan KRS "ON-LINE". Jika ingin dibuktikan bahwa rata-rata waktu pembuatan KRS dengan sistem ON-LINE akan lebih cepat dibanding dengan sistem yang lama maka Hipotesis awal dan Alternatif yang dapat kita buat :

H0 H1 H0 H1

: : : :

= 50 menit (sistem baru sama dengan sistem lama) < 50 menit ( sistem baru lebih cepat) atau = 50 menit (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda) 50 menit (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)

Contoh 2: Manajemen KA Indonesia mulai tahun 1992, melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih intensif dibanding tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan karcis yang intensif berpengaruh positif terhadap penerimaan PERUMKA. Jika sebelum tahun 1992 pendapatan KRL = Rp. 3 juta/minggu maka setelah pemeriksaan karcis intensif diharapkan ada peningkatan pendapatan sehingga Hipotesis awal dan Alternatif yang dapat kita buat :
H0 H1

: :

H0 H1

: :

= 3 juta (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda) > 3 juta (sistem baru menyebabkan penerimaan lebih besar dibanding sistem lama) atau = 3 juta (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda) 3 juta (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)

Penolakan atau Penerimaan Hipotesis dapat membawa kita pada 2 jenis kesalahan (kesalahan= error = galat), yaitu : 1. Galat Jenis 1 Penolakan Hipotesis Nol ( H0 ) yang benar Galat Jenis 1 dinotasikan sebagai juga disebut taraf nyata uji

Catatan : konsep dalam Pengujian Hipotesis sama dengan konsep pada Selang Kepercayaan 2. Galat Jenis 2 Penerimaan Hipotesis Nol ( H0 ) yang salah Galat Jenis 2 dinotasikan sebagai

Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai dan Dalam perhitungan, nilai dapat dihitung sedangkan nilai hanya bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan nilai . Dengan asumsi, nilai yang kecil juga mencerminkan nilai yang juga kecil. Prinsip pengujian hipotesa adalah perbandingan nilai statistik uji (z hitung atau t hitung) dengan nilai titik kritis (Nilai z tabel atau t Tabel)

Titik Kritis adalah nilai yang menjadi batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Nilai pada z atau t tergantung dari arah pengujian yang dilakukan.

2.

Arah Pengujian Hipotesis 1. 2. Uji Satu Arah Uji Dua Arah

Pengujian Hipotesis dapat dilakukan secara :

2.1

Uji Satu Arah

Pengajuan H0 dan H1 dalam uji satu arah adalah sebagai berikut:


H0 H1

: ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =) : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)

. Nilai tidak dibagi dua, karena seluruh diletakkan hanya di salah satu sisi selang Contoh Uji Satu Arah a. H0 : = 50 menit H1 : < 50 menit = 3 juta > 3 juta

b.

H0 H1

: :

Misalkan : H0
H1

: :

= 0 *) < 0

Daerah Penolakan H0 **): *) **)

0 adalah suatu rata-rata yang diajukan dalam H0

z < z

atau

t <

t( db; )

Penggunaan z atau t tergantung ukuran sampel sampel besar menggunakan z; sampel kecil menggunakan t.

Luas daerah ini = Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -z atau -tdb

daerah yang diarsir daerah tak diarsir Misalkan : H0


H1

daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1 daerah penerimaan hipotesis H0

: :

Daerah Penolakan H0 **):

= 0 *) > 0 z > z

atau

t > t( db , )

Luas daerah ini = Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 z atau tdb; daerah yang diarsir daerah tak diarsir 2.2 Uji Dua Arah Pengajuan H0 dan H1 dalam uji dua arah adalah sebagai berikut :
H0 H1

daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1 daerah penerimaan hipotesis H0

: ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =) : ditulis dengan menggunakan tanda

Contoh Uji Dua Arah a.


H0 H1

: :

= 50 menit 50 menit

b.

H0 H1

: :

= 3 juta 3 juta

Nilai dibagi dua, karena diletakkan di kedua sisi selang Misalkan : H0


H1

: :

= 0 *) 0
z < z
t < t( db ,
2

Daerah Penolakan H0 **):

dan
2)

z > z
dan

t > t ( db;

atau
2)

*)

0 adalah suatu rata-rata yang diajukan dalam H0

**)

Penggunaan z atau t tergantung ukuran sampel sampel besar menggunakan z; sampel kecil menggunakan t.

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -z/2 atau -tdb;/2 daerah yang diarsir daerah tak diarsir

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0

z/2 atau tdb;/2

daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1 daerah penerimaan hipotesis H0

2.3

Interpretasi Output Pengujian Hipotesis dengan SPSS

Pada SPSS penerimaan/penolakan H0 dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas (p.) atau significance (sig.) dengan nilai Jika sig < maka H0 ditolak, H1 diterima Jika sig > maka H0 diterima Misal: Ditentukan nilai = 5% = 0.05 Didapat sig = 0.003 berarti sig < maka H0 ditolak, H1 diterima Didapat sig = 0.465 berarti sig > maka H0 diterima

Pengerjaan Uji Hipotesis

Tujuh Langkah Pengerjaan Uji Hipotesis 1. Tentukan H0 dan H1 2* Tentukan statistik uji [ z atau t] 3* Tentukan arah pengujian [1 atau 2] 4* Taraf Nyata Pengujian [ atau /2] 5. Tentukan daerah penolakan H0 6. Hitung nilai Statistik Hitung [gunakan rumus] 7. Tentukan Kesimpulan [terima atau tolak H0 ] *) Urutan pengerjaan langkah ke2, 3 dan 4 dapat saling dipertukarkan! Beberapa Nilai z yang penting z 0.5% = z 0.005 = 2.575 z 2.5% = z 0.025 =1.96 z1% = z 0.01 = 2.33 z 5% = z 0.05 =1.645

3.1
H0 :

Uji Hipotesis 1 Nilai Rata-Rata dari Sampel Besar Nilai Uji Statistik
H1 :

Daerah Penolakan H0 z < z z > z


z < z

= 0
sampel besar n 30

z=

x 0 / n

< 0

dapat diganti dengan s

> 0

dan
2

z > z

Contoh 3 : Dari 100 nasabah bank rata-rata melakukan penarikan $495 per bulan melalui ATM, dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf nyata 1% , ujilah : a) apakah rata-rata nasabah menarik melalui ATM kurang dari $500 per bulan ? b} apakah rata-rata nasabah menarik melalui ATM tidak sama dengan $500 per bulan ? (Uji 2 arah, /2 = 0.5%, statistik uji=z) Jawab : Diketahui: a) 1. 2 3 4 5.

x = 495 s = 45 n=100 H0 : = 500 H1 : < 500 Statistik uji : z karena sampel besar Arah pengujian : 1 arah Taraf Nyata Pengujian = = 1% = 0.01 Daerah Penolakan H0 z < - z 0.01 z < - 2.33

0 =500

=1%

Luas daerah ini = Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -2.33

6.

Statistik Hitung

z=

x 0 495 500 5 = = = -1.11 / n 45 / 100 4.5

7.

Kesimpulan : z hitung = -1.11 ada di daerah penerimaan H0 H0 diterima, rata-rata pengambilan uang di ATM masih = $ 500 ( H1 : 500; Uji 2 arah, /2 = 0.5%, statistik uji = z)

b) Ditinggalkan sebagai latihan 3.2.


H0 :

Uji Hipotesis 1 Nilai Rata-Rata dari Sampel Kecil Nilai Uji Statistik
H1 :

= 0
sampel kecil n<30

t=

x 0 s / n

< 0 > 0 0

Daerah Penolakan H0 t < t( db; )

t > t( db , )
t < t ( db , t > t ( db; db = n-1
2) 2)

dan

Contoh 4 : Seorang ahli Sumber Daya Manusia menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan adalah 22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan taraf nyata 5% , ujilah : a) Apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan lebih dari 20 bulan? b) Apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan 20 bulan? Jawab: Diketahui : x = 22

s=4

n = 25

0 = 20

= 5%

a) Ditinggalkan sebagai latihan ( H1 : > 20; uji 1 arah, =5%, statistik uji = t, db = 24) b) 1. H0 : = 20 H1 : 20 2 Statistik uji : t karena sampel kecil 3 Arah pengujian : 2 arah 4 Taraf Nyata Pengujian = = 5% = 0.05 /2 = 2.5% = 0.025 5. Daerah Penolakan H0 t < t ( db , ) dan
2

t > t ( db;

2)

db = n-1 = 25-1 = 24 t < -t (24; 2.5%) t < -2.064 t > t (24; 2.5%) t > 2.064

dan

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -2.064 6. Statistik Hitung

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0

2.064

t=

x 0 22 20 2 = = = 2.5 s / n 4 / 25 0.8

7.

Kesimpulan : t hitung = 2.5 ada di daerah penolakan H0 H0 ditolak, H1 diterima, rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan 20 bulan

3.3.
H0 :

Uji Hipotesis Beda 2 Nilai Rata-Rata dari Sampel Besar Nilai Statistik Uji
H1 :

Daerah Penolakan H0 z < z z > z


z < z dan z > z
2

1 2 = d 0

z=

x1 x2 d 0 (12 / n1 ) + ( 22 / n2 )

1 2 < d 0 1 2 > d 0

SampelSampel Besar n1 30 n2 30

Jika 12 dan 2 2 tidak diketahui gunakan 2 2 s1 dan s2 x1 > x2

1 2 d 0

Contoh 5: Berikut adalah data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat training dengan yang tidak mendapat training DGN TRAINING x1 = 302 s12 = 4.5 n1 = 30 TANPA TRAINING x2 = 300
2 s2 = 4 n2 = 40

rata-rata nilai prestasi ragam ukuran sampel

Dengan taraf nyata 5 % ujilah apakah ada perbedaan rata-rata prestasi kerja di kedua kelompok karyawan? Catatan: Ada perbedaan menyatakan 1 2 0 sehingga d 0 = 0 d0 = 0
H1 : 1 2 0

Jawab : = 5 % 1. 2 3 4 5.

H0 : 1 2 = 0

Statistik uji : z karena sampel besar Arah pengujian : 2 arah Taraf Nyata Pengujian = = 5% = 0.05 dan /2 = 2.5% = 0.025 z > z dan Daerah Penolakan z < z z < z 0.025 z < - 1.96
2

z > z 0025 z > 1.96

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -1.96 6. Statistik Hitung

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0

1.96

z=

x1 x2 d 0
2 ( s12 / n1 ) + ( s2 / n2 )

300 302 0 2 2 2 = = = = 4 (4 / 40) + (4.5 / 30) 01 + 015 . . 0.25 0.5

7.

Kesimpulan : z hitung = 4 ada di daerah penolakan H0 H0 ditolak, H1 diterima beda rata-rata prestasi kerja 0

3.4 Uji Hipotesis Beda 2 Rata-Rata dari Sampel-Sampel Kecil Asumsi: Ragam kedua populasi tidak sama ( 12 2 2 ) dan nilainya tidak diketahui
H0 :

Nilai Uji Statistik

H1 :

Daerah Penolakan H0 t < t ( db; ) t > t( db; ) t < t ( db , dan t > t ( db;
2) 2)

1 2 = d 0
sampel -sampel kecil n1 < 30 n2 < 30

t=

x1 x2 d 0
2 ( s12 / n1 ) + (s2 / n2 )

1 2 < d 0 1 2 > d 0

x1 > x2

1 2 d 0

2 2 ( s1 n1+ s2 n2 ) 2 2 derajat bebas (db) = s12 2 ( n1 ) (n1 1) + ( s2 n2 ) 2 (n2 1)

] [

(lihat Selang Kepercayaan 4, Pendugaan Parameter) Contoh 6: Berikut adalah data rata-rata banyak hari membolos karyawan (hari/tahun) di dua divisi yang berbeda. Divisi Administrasi x1 = 17 s12 = 1.54 n1 = 7 Divisi Produksi x2 = 10
2 s2 = 1.35 n2 = 5

rata-rata banyak membolos (hari/tahun) ragam ukuran sampel

Diasumsikan kedua sampel diambil dari dua populasi yang nilai ragamnya tidak sama dan nilainya tidak diketahui. Dengan Taraf Nyata 5% Apakah perbedaan rata-rata banyak membolos di kedua divisi Gunakan derajat bebas (db) = 10 Jawab : = 5 % 1. 2 3 d0 = 5
H1 : 1 2 > 5

1 2 lebih dari 5 hari per tahun?

H0 : 1 2 = 5

Statistik Uji : t karena sampel kecil arah pengujian : 1 arah

10

4 5.

Taraf Nyata Pengujian = = 5% = 0.05 t > t ( db; ) Daerah Penolakan H0


2

db = 10

t > t (db = 10; = 5%) t > 1.812

Luas daerah ini = Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 1.812

6.
t=

Statistik Hitung
x1 x2 d 0
2 1 2 2

( s / n1 ) + (s / n2 ) t = 2.857....

17 - 10 5 = (154 / 7) + (135 / 5) . .

75 = 0.22 + 0.27

2 2 = 0.49 0.70

7.

Kesimpulan : t hitung = 2.857 ada di daerah penolakan H0 H0 ditolak, H1 diterima , perbedaan rata-rata membolos di kedua divisi ternyata lebih dari 5 hari.

3.5 Uji Hipotesis Beda 2 Rata-Rata dari Sampel-Sampel Kecil Asumsi: Ragam kedua populasi sama ( 12 = 2 2 ) dan nilainya tidak diketahui
H0 :

Nilai Uji Statistik

H1 :

Daerah Penolakan H0

1 2 = d 0
sampel -sampel kecil n1 < 30 n2 < 30

t=

x1 x 2 d 0 s gab (1 / n1 ) + (1 / n2 )

1 2 < d 0 1 2 > d 0

t < t ( db; ) t > t( db; ) t < t ( db ,


dan
2)

x1 > x2

1 2 d 0

t > t ( db;
2 s gab =

2)

derajat bebas (db) = n1 + n2 2 (Lihat kembali Selang Kepercayaan 5, Pendugaan Parameter)

(n1 1) s + (n2 1) s n1 + n2 2
2 1

2 2

dan

2 sgab = sgab

11

3.6
H0 :

Uji Hipotesis Beda 2 Rata-Rata dari Sampel-Sampel Kecil Berpasangan Nilai Uji Statistik
H1 :

Daerah Penolakan H0

1 2 = d 0
sampel -sampel kecil n1 < 30 n2 < 30

t=

d d0 sd n

1 2 < d 0 1 2 > d 0

t < t ( db; ) t > t( db; ) t < t ( db ,


dan
2)

1 2 d 0

t > t ( db;
n di d : : : banyak pasangan data x1i- x2i: selisih pasangan data ke-i untuk i = 1,2,3,...n rata-rata di

2)

d =

di
n

2 d

(d =

d )2 n 1
i

2 sd = sd

derajat bebas(db) = n -1 (Seperti pada Selang Kepercayaan 6, Pendugaan Parameter)

3.7
H0 :

Uji Hipotesis 1 Nilai Proporsi dari Sampel Besar Nilai Uji Statistik
H1 :

Daerah Penolakan H0

= p0
sampel besar n 30

x (n p0 ) z= n p0 q0

< p0 > p0 p0

z < z z > z
z < z

dan
2

z > z

SUKSES adalah kejadian yang ditanyakan/diujikan. x : banyak anggota SUKSES dalam sampel n : ukuran sampel p0 : proporsi SUKSES dalam H0 dan q0 : 1 - p0

12

Contoh 7: Dari 330 mahasiswa yang dijadikan sampel, hanya 30 orang yang setuju kenaikan SPP. Dengan taraf nyata 1%, ujilah apakah proporsi mahasiswa yang setuju kenaikan tidak sama dengan 10%? x = 30 n = 330 = 1% p0 = 0.10 q0 = 0.90 1. 2. 3. 4. 5.
H0 : = 0.10 H1 : 0.10 Statistik Uji : z Uji 1 Arah Taraf Nyata Pengujian = = 1% /2 = 0.5% = 0.005 Daerah Penolakan H0 z < z 0.005 z < -2.575 dan z > z0.005 z > 2.575

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -2.575

Luas daerah ini = /2 Daerah Penolakan H0

2.575

6.

Nilai statistik Uji :

z=
7.

x (n p0 ) 30 (330 010) . 30 33 3 = = = = 0.550.... n p0 q0 5.4497..... 330 010 0.90 . 29.7

Kesimpulan: z = -0.55 ada di daerah penerimaan H0 Proporsi mahasiswa yang setuju kenaikan SPP masih = 0.10

3.8
H0 :

Uji Hipotesis beda 2 Proporsi dari Sampel-Sampel Besar Nilai Uji Statistik
H1 : 1 2 < d 0 1 2 > d 0 1 2 d 0

Daerah Penolakan H0
z < z z > z
z < z

1 2 = d 0

z=

p1 p2 d 0 p1 q1 p2 q 2 + n1 n2

sampel -sampel besar n1 30 n2 30

p1 > p2

dan
2

z > z

13

p1 = proporsi SUKSES dalam sampel 1 n1 = ukuran sampel 1 p2 = proporsi SUKSES dalam sampel 2 n2 = ukuran sampel 2

q1 = 1 p1 q 2 = 1 p2

Contoh 8: Berikut adalah data banyak mahasiswa yang aktif berorganisasi di dua Fakultas. Fakultas Ekonomi Fakultas Ilmu Komputer 325 240 500 600

Banyak Mhs yang aktif berorganisasi Banyak Mahasiswa (Ukuran Sampel)

Dengan taraf nyata 5 %, ujilah apakah perbedaan proporsi mahasiswa yang aktif berorganisasi di kedua fakultas kurang dari 30%?

325 = 0.65 500 240 = 0.40 p2 = 600


p1 = d 0 = 30% = 0.30

q1 = 1 p1 = 1 0.65 = 0.35 q 2 = 1 p2 = 1 0.40 = 0.60

n1 = 500

n2 = 600

1. 2. 3. 4. 5.

H0 : 1 2 = 0.30

H1 : 1 2 < 0.30

Statistik Uji : z Uji 1 Arah Taraf Nyata = 5% = 0.05 Daerah Penolakan H0 : z < z 0.05 z < -1.645

Luas daerah ini = Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 -1.645

14

6.
z=

Nilai statistik Uji :


p1 p2 d 0 p1 q1 p2 q 2 + n1 n2

0.65 0.40 0.30 0.25 0.30 0.05 = -1.709... = = 0.65 0.35 0.4 0.60 0.000855 0.0292. .. + 500 600

7.

Kesimpulan: z = -1.709 ada di daerah penolakan H0 H0 ditolak, H1 diterima: Beda proporsi populasi mahasiswa yang aktif berorganisasi di kedua Fakultas ternyata kurang dari 30%. selesai

15

You might also like