You are on page 1of 71

PETUNJUK TEKNIS NO.

013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

BAB 7 KONSTRUKSI BETON


BAB 7.1 PEKERJAAN BETON

7.1.1

Umum

(1) Uraian a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta / disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik tertentu. b. Agregat meliputi baik yangbergradasi kasr maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus. c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran. d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan Kontrak khusus. (2) Peraturan (Code) Beton Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia : PBI tahun 1971 atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971. (3) Kelas Kelas Beton Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7.1.1

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.1.1 KELAS KELAS BETON Kelas I Rujukan Mutu BO K 125 Jenis Non Struktural Struktural peralatan pondasi Beton masa tanpa tulang untuk pondasi dasar,penutup pipa-pipa Beton K 175 II Struktural dengan penulangan ringan digunakan untuk pondasi pelat,dindingdinding kalson,kereb, dan jalan setapak Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar, K 225 lantai/pelat gorong-gorong kotak persegi K 275 sampai III K 350 K 400 Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai Struktural jembatan, dan bagian-bagian konstruksi lainnya Struktural Bagian-bagian konstruksi beton pratekan dan tiang-tiang beton pracetak pipa, kolom-kolom penahan, gorong-gorong lantai/dinding Uraian Beton kurus untuk alat pondasi dan

Catatan : Kelas khusus K 225 digunakan untuk beton didalam air

(4) Toleransi a. Toleransi dimensi Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 5 mm + 15 mm Nol + 10 mm + 10 mm + 10 mm + 10 mm

b. Toleransi Posisi (darititik acuan) c. Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding-dinding d. Toleransi ketinggian permukaan

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

e. Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan Sampai 5 cm atau lebih Selimut dari 5 cm sampai10 cm 0 dan 5 mm 10 mm

(5) Penyerahan-penyerahan a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini. b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum pencampuran atau pengecoran beton. (6) Penyimpanan bahan-bahan a. Agregat harusdisimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahan, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu kadaluarsa penyimpana semen beton konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaanpekerjaan konstruksi. b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga semen tidak lembaba atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus dipakai dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karateristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal 3,9) (7) Kondisi cuaca Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca. Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak karena hujan. (8) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi (kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki menurut perintah Direksi Teknikdan dapat meliputi: Perubahan dalam perbandingan campuran Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik. Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya tidak memuaskan. b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang benar.

7.1.2

Bahan

(1) Semen a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASHTO M85 : Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V : : : : : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat (sedang) Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat yang tinggi. b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2) Air Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli,garam, asam, alkali,gula atau bahan-bahan organik. Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T25). (3) Agregat a. Persyaratan Umum i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci. ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 7.1.3. iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan. (acuan) iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hamper seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm. v. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan pengujian colorimetrik AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada tes warna, harus ditolak. vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. b. Gradasi Agregat Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 7.1.2. berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT UKURAN SARINGAN STANDAR IMPERIAL (mm) 50 37 25 19 13 9,5 4,75 2,36 1,18 0,3 0,15 (inches) 2 11/2 1 3/8 #4 #8 # 16 # 50 # 100 100 95-100 45-80 10-30 2-10 PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT AGREGAT HALUS PILIHAN AGREGAT KASAR 100 95-100 35-70 10-30 0-5 100 95-100 25-60 0-10 0-5 100 90-100 20-55 0-10 0-5 100 90-100 40-70 0-15 0-5 -

c. Syarat-syarat Mutu Agregat Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan mutu berikut ini yang diberikan pada Tabel 7.1.3. di bawah

TABEL 7.1.3. SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT URAIAN Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5 putaran Prosentasi gumpalan lampung dan partikel bersih Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm (# 200) 1% 3% 2% 0,5% 12% 10% BATAS PENGUJIAN AGREGAT KASAR 40% AGREGAT HALUS -

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(4) Filter (bahan pengisi) sambungan a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhipersyaratan AASHTO M 173 jenis Elastis dituangkan panas. b. Bahan pengisi yang dibentuk untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan AASHTO M153. Filler Bentuk Karet Spons ( bunga karang) dan Filler Gabus Sambungan Muai.

7.1.3

Perancanaan Campuran Beton

(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat) Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandinganperbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan oleh PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 7.1.4. Gradasi dan ukuran maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 7.1.2.

TABEL 7.1.4

PERBANDINGAN (PROPORSI) DISAIN CAMPURAN BETON (BERDASARKAN BERAT) BERAT UKURAN AGREGAT MAX. YANG DISARANKAN (mm) KELAS A 25.0 25.0 25.0 37.5 37.5 50.0 50.0 37.5 KELAS B 19.0 19.0 19.0 25.0 25.0 25.0 37.5 25.0 or 19.0 PERBANDINGAN AIR/SEMEN OPTIMUM PERBANDINGAN (RATIO) 0.35 0.42 0.42 0.46 0.50 0.52 0.60 0.53 DNG. BERAT Kg/m2 150 180 170 180 150 130 135 210

KELAS BETON

SEMEN TOTAL Kg/m3

K 400 K 350 K 275 K 225 K 175 K 125 BI/O K 225 (didalaair) Catatan

>425 425 400 350 300 250 225 400

: Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh persyaratan kekuatan yang ditetapkan

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2) Persyaratan Perencanaaan Campuran (berdasarkan volume) Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan : a. b. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong Agregat dapat diukur berdasarkan volume,menggunakan kotak-kotak ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata di atas. c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang mengembang karena kadar air. i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25 % berdasarkan volume dan untuk pekerjaan yang kecil,nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air Kondisi Pasir Pasir amat basah Pasir basah sedang Pasir lembab ii. d. e. Kandungan Air 100-130 kg/m3 60-65 kg/m3 30-35 kg/m3

Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan

Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang diberikan pada Tabel 7.1.5

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.1.5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAANPEKERJAAN KECIL (BERDASARKAN VOLUME)
CAMPURAN NOMINAL (DENGAN VOLUME BAHAN KERING) Gelagar, pelat 1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 lantai, beton bertulang Pelat beton 1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 bertulang dan beton tulang Beton dinding 1:2. 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 Penahan Pekerjaan Umum 1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton massa dan massa, tanpa lantai kolom SEMEN (40) KANTONG VOLUME UNTUK 200 Kg BETON PASIR (m3) LEMBAB KERING AGREGAT KASAR (m3) PASIR LEMBAB AIR (LITER) PASIR KERING KELAS PEKERJAAN

(3) Campuran Percobaan Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasilhasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 7.1.6.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(4) Persyaratan Sifat-Sifat Campuran a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 7.1.6 di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan, dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini

TABEL 7.1.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON KEKUATAN TEKAN MINIMUM KELAS BETON KUBUS 15 CM 7 HARI K 400 K 350 K 275 K 225 K 175 K 125 K 225 (didalam air) Catatan : Untukpengujian kekuatan tekanyang dilakukan dengan contoh uji silinder, Persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus 145 225 120 185 75-175 225 175 145 110 80 350 275 225 175 125 190 145 120 90 65 290 230 185 145 100 28 HARI Kg/CM2 SILINDER 15 CM x 30 CM 7 HARI 28 HARI 40-60 40-60 40-60 40-60 40-60 DIGETAR SLUM YANG DIIZINKAN (mm) TANPA DIGETAR 50-80 40-100

b.

Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel 7.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang diberikan pada Tabel 7.1.7

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.1.7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN RENDAH KEKUATAN TEKAN MINIMUM CAMPURAN NOMINAL KUBUS 15 cm 7 HARI 1:2:3 1:2:4 1 : 2,5 : 5 1:3:6 c. 175 150 90 28 HARI 260 210 125 Kg/cm2 SILINDER 15 cm x 30 cm 7 HARI 145 125 75 28 HARI 215 175 100 60-100 40-100 SLUMP YANG DIIZINKAN (mm) (TANPA GETAR)

Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.

d.

Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel 7.1.6 dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada BAB 7.1.1 (8). Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistic, persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.

(5) Penyesuaian Campuran a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandinganperbandingan yang ditetapkan menurut aslinya. Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui. ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah. b. i. Penyesuaian Kekuatan Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor. c. Bahan Campuran Tambahan (additive) i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkastkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat. ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan dilapangan.

7.1.4 (1) a.

Pelaksanaan Pekerjaan Pencampuran Beton di Lapangan Mencampur dengan pencampur (mixer) beton Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran yang akan menjamin suatu campuran yang merata/homogen.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

i.

Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.

ii.

Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai kapasitas 3/4 m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum harus ditambah15 detik untuk setiap penambahan m3campuran beton.

iii.

Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum ditambah air.

iv.

Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

a.

Pencampuran dengan tangan Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah pencampur mesin (mixer). Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini: i. ii. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas) yang keras, bersih dan kedap air. Urutan pencampuran haruslah: Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan dengan alat takaran kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar. Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut. Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahanbahan tersebut bercampur menyeluruh. Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2) a.

Penyiapan Lapangan Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang diperlukan didelesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.

b. c.

Semua penunjang, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di-cor. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.

(3).

Acuan/Cetakan Acuan/Cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut. i. Acuan/Cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam acuan/cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan. ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expose). iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkanlain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang disudut. iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut,klemp atau sarana lain yang akan digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak permukaan betoan. v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan. vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran. Catatan: Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan mengacu kepada Petunjuk Perencanaan Jembatan (4). a. Mengangkut dan Menempatkan Beton Pengangkutan beton campuran dari tempat pencampuran hingga tempat pengecoran harus dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan bahan-bahan (ait,semen, atau agregat). b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan. c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa seerta disetujui Direksi Teknik. Untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebalumnya. d. Beton harus dicampur dan di cor dalam posisi final didalam jangka waktu 60 menit atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang digunaka. e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat,dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter. f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan yang menerus tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang sudah disiapkan sebelumnya. g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(5)

Pengecoran Beton Dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta demikian untuk keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan: a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan diizinkan bercampur dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari: b. Pengecoran beton dengan pemompaan Pengecoran beton dengan alat tremie Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang di bawah

Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.

c.

Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut tidak tercampur dengan air karena kesalahan-kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik.

(6). a.

Sambungan konstruksi Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut harus diterapkan: i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagianbagian structural, kecuali ditentukan lain sebelumnya. ii. Semua sambunga konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum. iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit. iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya disediakan untuk sambungan konstruksi dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan dinding-dinding. v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap. vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau kemacetan pemasokan beton, Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan menurut perintah Direksi Teknik. (7). a. Pemadatan beton Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui oleh Direksi Teknik dan terdiri dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan. b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan. c. Penggetar di dalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar ke dalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan kedalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971). d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang di-cor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik. (8) a. Penyelesaian dan perawatan beton Pembongkaran cetakan i. Tidak ada acuan/cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung) sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembomgkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan. ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 7.1.8

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.1.8 WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN LOKASI DALAM STRUKTUR Pinggir dinding,kolom, balok, kereb Dasar lantai (Slab) Dukungan dibawah gelagar bawah, balok, rangka atau lengkungan iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/cetakan yang digunakan pada pekerjaan hiasan, tangga, parapet dan lain-lain dapat dibongkar setelah 12 jam. b. Permukaan Jadi (selesai) i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar. ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi Teknik. Apbila ada rongga-rongga besar tampak keluar, beton harus disumbingkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air dan dilapisidengan lapisan adonansemen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan. c. Perawatan Beton i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser beton tersebut. ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya. iii. Cetakan yang terpasang harus dijaga tetap basah. WAKTU MINIMUM 2 hari 12-14 hari PERSYARATAN KEKUATAN Acuan yang didukung oleh penyokong atau perancah lain Tidak boleh dibongkar sampai beton tersebut telah meraih paling sedikit 60% kekuatan rencana

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

d.

Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari asalkan semua cara dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifikasi dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari Gambar Rancangan, spesifikasispesifikasi dan/atau petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, akan merupakan tanggung jawab Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

7.1.5 (1).

Pengendalian Mutu Pengujian-pengujian Laboraturium

Pengujian-pengujian laboraturium berikut ini harus merupakan rujukan dan pengujiapengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

TABEL 7.1.9 PENGUJIAN LABORATURIUM UNTUK BETON PEGUJIAN Analisa saringan Agregat halusdan Agregat kasar Kekeruhan organic dalam T 21 PB 0207-76 pasir untuk beton Jumlah halus saringan dalam agregat bahandari 0,075 T 27 PB 0201-76 REFERENSI PENGUJIAN AASHTO BINA MARGA TIPE Untuk memenuhi persyaratan gradasi menentukan ukuran dan distribusi partikel agregat kasar dan agregat halus Menentukan kekeruhan organic dengan menggunakan larutan Sodium Hydroxide dan mengacu kepada penyelesaian (solusi) warna standar Menentukan total volume bahanbahan yang lebih halus dari 0,075 T 11 PB 0208-76 mm. Catatan penerapan : mungkin prosedur diperlukan basah dan

bahan yang lebih

prosedur kering di bawah T 27

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

Mutu harus

air

yang T 26 PB 0301-76

Penentuan keasaman atau alkalinitas, total zat padat dan inorganic Menentukan dengan % gumpalan

digunakan

dalam beton Gumpalan lempung partikel dalam agregat Kekerasan agregat penggunaan Sodium Sulfat Ketahanan terhadap agregat ukuran dengan menggunakan mesin Angeles Kekuatan silinder tekan T 22 Pengujian kekuatan tekan contoh bahan beton pada 7 hari dan 28 hari, memenuhi (4). (2). Pengendalian Lapangan persyaratan spesifikasi (tabel referensi 6.4.3 (3) dan 6.4.3 contoh uji beton Los abrasi, kasar kecil T 96 PB 0206-76 Test abrasi untuk pengujian agregat kasar <37.5 mm. Sulfat atau Magnesium oleh T 104 dan pecahan T 112 lempung dan patikel-partikel pecahan dasar agregat halus (setelah agregat pengujian T 11) Menentukan kekerasan terhadap keasuhan cuaca.

Pengujia-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untukmemenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.1.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN TABEL PENGENDALIAN a. Mengecor dan merawat beton Pemeriksaan dan untuk PROSEDUR setiap hari untuk persiapan serta pekerjaan termasuk galian, cetakan, penulangan, pemadatan, penyelesaian perawatan. b. Pembongkaran cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal kerja Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan untuk pembongkaran. c. Test untuk pengembangan agregat Test-test pengendalian yang sederhana harus halus dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik untuk menentukan kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran. d. Tes Slump untuk kekentalan tanah Tes penurunan (Slump) untuk setiap takaran dan kemudian dikerjakan, campuran besar hasil beton, dan seperti serta diminta oleh beton basah. AASHTO T 119 PC 0101-7 e. Tes kekuatan tekan AASHTO T 22 Satu tes kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60 m3 beton campuran yang di-cor. Sebagai tambahan paling sedikit satu tes untuk setiap bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. f. Tes agregat halus untuk gumpalan Tes harus seprti dan jika diperintahkan oleh lempung pecahan. AASHTO T 112 dan partikel-partikel Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat halus atau pasir yang digunakan dilapangan. Direksi Teknik.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

7.1.6 (1).

Cara Pengukuran Pekerjaan Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaanyang sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lainyang ditanam seperti penulangan, penghentian air (water Stops), lubang-lubang drainase dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.

(2).

Beton yang harus di cord an diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti: a. Beton structural bertulang kelas K 175; K 225; K 275; K 350; dan K 400 (kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran). b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan BO.

(3).

Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan/cetakan perancah untuk balok-balok dan slab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan), pemompaan, penyelesaian,perawatan mengeras,penyediaan lubang lepas dan urusan kembaliterhadap struktur beton yang barusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton,akan dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

(4).

Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksaknaan jembatan beton yang sesuai dengan item pembayaran bersangkutan dengan dimasukkan dalam Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten.

(5).

Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan ditempat lain dalam Spesifikasi ini.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(6).

Apabila pebaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak

memuaskan telah

diperintahkan demikian yang sesuai dengan Sub Bab 7.1.1 (8) Spesifikasi ini,tidak ada pembayaran tambahan yang di buat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.

7.1.7

Dasar Pembayaran

Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar untuk pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelum Bab ini.

BETON NOMOR 7.1.1 7.1.2 ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN Beton struktur bertulang Beton tidak bertulang SATUAN PEMBAYARAN Meter kubik Meter kubik

BAB 7.2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

7.2.1 URAIAN (1). Umum

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan barang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. (2). a. Toleransi Fabrikasi

Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaknsanakan betul-betul sesuai dengan persyratan FBI 1971 (N.1.2).

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b.

Kelonggaran penempatan i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang daridiameter batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditmbah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm yang mana lebih besar. ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/jarak vertical minimum 2,5 cm.

c.

Selimut beton i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada tabel 7.2.1 untuk beberapa macam kondisi yang didapat.

TABEL 7.2.1 SELIMUT BETON SAMPAI PENULANGAN Ukuran batang tulangan yang harus ditutup Batang dia. 16 mm dan lebih kecil Batang diatas dia. 16 mm Permukaan beton yang dapat dilihat Permukaan beton tidak terbuka (didalam) 3.5 cm 4.5 cm 4.0 cm 5.0 cm Permukaan beton terbuka dibawah permukaan air 5.0 cm 6.0 cm

Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm ii. Untuk beton bertulang di bawah permukaan air yang tidak dapat dijangkau atau beton yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm. (3). a. Penyerahan-penyerahan Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan. Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknink.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b.

Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu barang atau dengan baja yang dilas untukdigunakan dalam pekerjaan.

(4). a.

Penyimpanan dan penanganan Kontraktor harus mengirim baja penulangan kelapangan pekerjaan, diikat dan masingmasing ditandai sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.

b.

Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan denga cara yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.

(5). a.

Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan diagram pembengkokkan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

b.

Baja tulangan dengansetiap,kerusakan berikut harus tidak diizinkan dalam setiap pekerjaan. i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI-2). ii. Baja tulangan tidak sesuaidengan diagram pembengkokkan atau daftar batang kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik. iii. Baja tulangan karatan atau rusakdan ditolak Direksi Teknik.

c.

Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan batang-batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan fabrikasi, batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang akan merusak atau melemahkan baja. Pembengkokkan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

7.2.2 (1). a.

Bahan- bahan Batang baja penulangan Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2. Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara khusus dalam Daftar Penawaran.

b.

Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokkan mutu. Jika mutu baja diragukan Direksi teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuj.

c.

Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu,Lumpur, minyak, gemuk atau karat.

(2).

Penulangan anyaman baja

Anyaman bajauntuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang dinyatakan Direksi Teknik. (3). Penopang (ganjal) penulangan

Penopang yang digunakan untuk menahan penulangan ditempatnya harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3x3 cm) dibuat dari adukan semen (1:2). (4). Kawat pengikat penulangan

Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui Direksi Teknik.

7.2.3 (1).

Pelaksanaan Pekerjaan Pabrikasi baja tulangan

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi teknik. Damana harus dipertahankan sampai kapada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokkan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar rencana, ia harus paling sedikit lima kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (NI-2). (2). a. b. Penempatan dan pengikatan Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan untuk menjamin kondisi pengikatan yang baik. Penulanagn harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi Teknik dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Bab 6.3.1.b. dalam keadaan apapun penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan. c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan utama tidak diizinkan. d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (NI-2) dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini: i. Semua baja tulanagan harus dipasang menurut panjang spenuhnya seperti dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik tegangan tarik minimum. ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice)disetujui, panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batng-batng harus dilengkapi dengan kait. iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik. e. f. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang yang dapat dilaksanakan dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan buka-bukaan dan harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab (lantai)

7.2.4 (1).

Cara pengukuran pekerjaan a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik. Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang. b. jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja. c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

(2).

Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.

(3).

Penulangan yang digunakan untuk pembuatan goromg-gorong pipa atau pada suatu konstruksi lainnya untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran dalam bab ini.

7.2.5

Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana yang diberikan akan dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran terswebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan, dan pengujian serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaanyang memuaskan.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

NOMOR ITEM PEMBAYARAN 7.2.1 7.2.2

URAIAN BAJA TULANGAN (U 24) Anyaman baja dengan las (mutu anyaman harus ditentukan)

SATUAN PENGUKURAN Kilogram Kilogram

BAB 7.3

SIAR (ADONAN) SEMEN

7.3.1 (1).

Umum Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini. (2). Syarat-syarat pemakaian

Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari spesifikasi ini. (3). a. Contoh bahan Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan kapada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasilhasil data uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu yang diberikan dalam spesifikasi ini, atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik. b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertaidengan penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

7.3.2 (1). a.

Bahan-bahan dan campuran Bahan-bahan Semen Semen yang digunakan untuk campuran adonan semen harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M 85 Type I. semen Portland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.

b.

Agregat halus dan adonan i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan). Bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi batasbatas gradasi pada tabel 7.3.1 berikut

TABEL 7.3.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UKURAN SARINGAN mm 9.5 4.75 2.36 1.18 0.30 0.15 0.075 PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT UKURAN MAKSIMUM NOMINAL 9.5 mm 100 95-100 45-80 10-30 2-10 4.75 mm 100 95-100 Maximum 25 Maximum 10 Gradasi yang lebih kasar akan digunakan untuk adonan pengisi rongga yang besar dan untuk sambungan lebih tebal dari 13 mm CATATAN

ii. Syarat-syarat kuaslitas untuk agregat halus diberikan pada tabel 7.3.2. Direksi akan menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 7.3.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS URAIAN Kekeruhan organis dalam pasir (Tes Sodium Hydroxide) Kekerasan agregat (tes Sodium Sulfat) Persen gumpalan lempung dan partikel serpih c. Kapur hidrasi i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi persyaratan stsndar konstruksi PBI NI-7 (syarat-syarat untuk kapur bahan bangunan) ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi dengan pasir (1:3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari. d. Air Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas dari benda organis atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran. (2). a. Campuran Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-cacat dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu rasio maksimum air/semen sekitar 0.65 dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton. b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung pasangan batu, akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan T 112 T 104 TES AASHTO T 21 Melewati BATAS TES harga standar warna (kuning gading) Kehilangan tidak lebih dari 10 % atas berat Maksimum 1 % atas berat

Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi perrsyaratan berikut:

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg/cm2 pada 28 hari.

7.3.3 (1). a.

Pencampuran dan pengecoran Pencampuran Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer beton, atau dengan tangan diatas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan dari kekentalan yang diminta.

b.

Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.

(2). a.

Penempatan (pemasangan) Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, Lumpur atau benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut dipasang.

b.

Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai) adonan tersebut harus dipasang diatas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan satu lapisan pelinding permukaan setebal 1,5 cm dan haurus dikulir sampai satu permukaan yang halus dan rata.

7.3.4 (1)

Pengendalian mutu Tes laboraturium

Tes laboraturium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh Kontrktor sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2)

Pengendalian lapangan

Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu tes pelaksanaan di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya spesifikasi ini.

7.3.5

pengukuran dan dasar pembayaran

Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan dianggap berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini dan biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan dalam item pembayaran yang dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing pekerjaan yang lain.

BAB 7.4

PASANGAN BATU

7.4.1 (1)

Umum Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi tembok penahan tanah pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong dan dinding sayap. (2) a. b. Toleransi ukuran Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profil permukaan rata-rata lebih dari 3 mm. i. ukuran minimum batu adalah : tebal minimum = 15 cm lebar minimum = 1.5 x tebal (22,5 cm) panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm) batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi dengan

iii. ukuran

memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umumuntuk stabilitas dan saling mengunci.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(3) a.

Contoh bahan Dua buah contoh yang menggambarkan masing-masing batu yang digunakan untuk pasangan batu, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

b.

Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen harus juga diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan yang sesuai dengan Bab 7.3 spesifikasi ini.

(4) a.

Kondisi lapangan pekerjaan Semua galian harus selalu bebas air dan kontrktor harus melengkapi semua bahan yang diperlukan peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding out off dan bendungan sementara (cofferdam).

b.

Pompa cadangan harus disiapkan oleh kontraktor ditempat kerja selama pelaksanaan pekerjaan,sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) a.

Penjadwalan pekerjaan Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah penggalian dan penyiapanya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.

b. c.

Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang baik dan kering pada waktu penggunaan pasangan batu. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalulintas pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan pengalihan (alternative) disediakan.

(6) a. b.

Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan Pasanagan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada sub bab 7.4.1 (2) harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan menyelesaikan struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang dalam pendapat direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalaian pihak kontraktor. Akan tetapi kontraktor tidak memikul tanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

banding, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak tersebut sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh direksi.

7.4.2 (1) a. b.

Bahan-bahan Batu Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu daya tahan (awet). Batu-batu tersebut berbentuk rata, baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan didalam batas-batas ukuran yang ditetapkan pada bab 7.4.1 (2)

(2)

Adonan

Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab 7.3 adonan semen. (3) Drainase porous

Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter, lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada bab 2.7 spesifikasi ini untuk drainase porous. (4) Beton

Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan baru harus disediakan yang sesuai dengan Bab 7.1 spesifikasi ini.

7.4.3 (1) a. b.

Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan untuk pasangan batu Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1 Galian. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus disesuaikan sehingga disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

c.

Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam

gambar rencana, dasar pondasi

dinding penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya dasar pondasi harus horizontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga. d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Bab 2.7 spesifikasi ini. (2) a. Pelaksanaan pasangan batu Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, dasar (penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan batu sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan b. c. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batasbatas 2-5 cm, tetai harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua rongga diantara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya. d. Setelah lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapisan pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudutsudut. Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya. e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang terlihat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang dibangun. f. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau gerakan batu yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak diizinkan. g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya dipasang di atas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar. (3) a. Penyediaan Lubang Pelepasan (Weepholes) dan Sambungan Muai Kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi, lubang pelepasan (weepholes) harus disediakan dalam semua jenis dinding penahan. Lubang pelepasan (weepholes) tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik secara horizontal maupun vertical berjarak 2 meter pusat ke pusat. b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan muai dengan interval maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3 cm serta batu yang digunakan unruk membentuk permukaan sambungan harus dipilih sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan. c. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan di belakang sambungan muai dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. (4) a. b. Penyelesaian Pasangan Batu Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai permukaan rata dengan kemiringan yang akan menjamin perlindungan terhadap air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapisan aus tersebut akan dimasukkan di dalam ukuran khusus dari struktur. c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar, permukaan yang menonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan. d. e. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang relevan pada Bab 3.2.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

f.

Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut, yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujung-ujung bangunan.

7.4.4

Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

7.4.5 (1) a.

Pengukuran dan Pembayaran Cara Pengukuran Pasangan batu akan diukuruntuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume thoeritis yang ditentukan oleh garis dan penampang melintang yang disetujui dan atau telah ditetapkan.

b. c. d.

Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau dibayar Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan diukur untuk pembayaran sesuai dengan Bab 3.1 spesifikasi ini Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau dalam kantong-kantong filter akan diukur dan dibayar sebagi drainase porous sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk suatu cetakan atau urugan kembali yang diperlukan.

e.

Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau untuk suatu pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan tetapi akan dimasukkan dalam harga satuan dan item pelaksanaan yang diperlukan di bawah item pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 spesifikasi ini.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2)

Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan diberikan pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam daftar penawaran yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan pembentukan dan pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan penyelesaian serta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain yang diperlukan atau yang biasanya ada penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini NOMOR ITEM PEMBAYARAN 7.4.1 Pasangan batu Meter kubik URAIAN SATUAN PENGUKURAN

BAB 7.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

7.5.1 (1) a.

Umum Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan struktur yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan ataupun perbaikan struktur baru yang sejenis

b.

Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada, goronggorong, dinding kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan lama dan halangan lainnya yang mengganggu terhadap pekerjaan-pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai lagi dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk pembongkaran, penanganan, pengangkutan dari lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dpat digunakan lagi.

(2) a.

Kewajiban kontraktor mengenai pembongkaran Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas waktu yang tersebut pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua barang-

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

barang yang diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara khusus disebutkan dalam daftar penawaran,dan kontraktor akan membuang atau menyimpan barang tersebut yang sesuai dengan persyaratanpersyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi. b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan lainnya untuk sebuah jembatan, gelegar, dinding kepala atau komponen structural lainnya, pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakankerusakan yang tidak perlu terhadap bagian-bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan oleh kalalaian kontraktor terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya pengawasan dari kontraktor, harus dibetulkan atas biaya kontraktor. c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik lahan tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi pembuangan barang-barang buangan dan untuk penyimpana sementara barang-barang yang harus diselamatkan. (3) a. Pengendalian lalu lintas Jembatan-jembatan, gorong-gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan (alternative) sementara atau pembagian jalan yang dapat disetujui oleh Direksi.

7.5.2 (1) a.

Pelaksanaan Pekerjaan Pembongkaran Struktur Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus dibongkar secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk identifikasi

b.

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus dibongkar sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk menghilangkan gangguan atau halangan terhadap struktur jembatan baru

c.

Bangunan-bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar, harus dibongkar sampai paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana diperlukan untuk menghindari halangan-halangan atau gangguan terhadap struktur baru yang sedang dibangun

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2) a.

Operasi peledakan Operasi peledakan yang diperllukan untuk pembuangan struktur yang ada, harus dilaksanakan dengan sangat memenuhi kepada peraturan-praturan bahan peledak yang berlaku dan sebelum pekerjaan baru dimulai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi

(3)

Pembuangan barang-barang hasil pembongkaran

Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan kontraktor harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan menyimpannya sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.

7.5.3 a.

Cara Pengukuran Pekerjaan Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah pembongkaran di bawah struktur akan ditentukan sebagai berikut : i. ii. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter persegi dari luas lantai. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti, tidak boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan dalam item pembayaran untuk penggantian lantai jembatan. iii. Jumlah bongkaran struktur penahan pasangan batu atau beton dari masingmasing jenis, harus diukur atas pembayaran volume dalam meter kubik struktur tersebut sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan kontraktor sebelum pembongkaran iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi, termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran, atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding struktur utama.

b.

Bila tidak dibuat penyediaan dalam dokumen kontrak mengenai item pembayaran untuk satu jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah, tetapi akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pekerjaan pelaksanaan yang diperlukan.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

7.5.4 a.

Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga satuan kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

b.

Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan (pengamanan) dan penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan

NOMOR ITEM PEMBAYARAN 7.5.1 7.5.2 7.5.3

URAIAN

SATUAN PENGUKURAN

Pembongkaran struktur pasangan batu atau beton Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton Pembongkaran bangunan

Meter kubik Meter persegi luas lantai Meter persegi (luas lantai dasar)

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

BAB 8 LAIN-LAIN
BAB 8.1 PASANGAN BATU DENGAN SIAR (PASANGAN BATU KALI)

8.1.1 (1) a.

Umum Uraian Pekerjaan ini terdiri dari melapisbagian samping dan memberi perkerasan dasar selokan dan saluran serta pembangunan lintasan air kecil lainnya dengan pasangan batu dengan siar (pasangan batu kali) yang memenuhi garia-garis, kemiringan dan ukuran yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau menurut petunjuk Direksi.

b.

Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan suatu penanganan dan bahan-bahan yang bermutu tinggi, Direksi dapat memerintahkan bahwa, harus digunakan pekerjaan batu pasangan sebagai pengganti pasangan batu dengan siar.

(2) a. b.

Toleransi Ukuran Pada umumnya bidang muka permukaan masing-masing batu muka tidak boleh berbeda dari rata-rata permukaan profil lebih dari 3 cm. Ukuran masing-masing batu untuk pasangan batu dengan siar harus berada dalam kepantasan dengan persyaratan-persyaratan berikut; dengan berat minimum 5 kg. Tebal minimum Batas lebar Batas panjang = = = 10 cm 15 cm- 18 cm 15 cm- 30 cm

c.

Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan sebagai berikut: Selokan/saluran masuk Penampang melintang selokan/saluran Bak pengumpul, lantai bantaran = 2 cm = 5 cm = 2 cm

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(3)

Contoh Bahan

Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai. (4) Kondisi Lapangan

Semua penggalian dan bentuk formasi harus dijaga bebas dari air dalam kesiapan untuk pelaksanaan pasangan batu dengan siar (pasangan batu kali) dan kontrktor harus menyediakan semua alat yang diperlukan beserta tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air dari lapangan pekerjaan. (5) a Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan Pasangan batu dengan siar (pasangan batu bata) yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada Sub Bab 8.1.1 (2) harus diperbaiki oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi. b. Kontaktor harus bertanggung jawab atas ketabilan normal dan penyelesaian pasangan batu dengan siar serta mengganti setiap bagian yang dalam pertimbangan Direksi menjadi berbahaya atau bergeser karena jeleknya penanganan atau kelalaian kontraktor. Namun demikian kontraktor tidak harus bertanggung jawab terhadap seiap kerusakan karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pasangan batu yang rusak tersebut sebelumnya telah dapat diterima dan disetujui Direksi Teknik.

8.1.2 (1) a.

Bahan-Bahan Batu Bahan batu terdiri dari batu lapangan atau batu tambang, kasar tidak pecah, yang baik, keras, awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai pasangan batu dengan siar.

b.

Ukuran-ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan toleransi ukuran dan bentuk yang ditetapkan serta kualitas tumpukan batu harus diperiksa dan disetujui Direksi sebelum digunakan.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2)

Adonan (Siar)

Adonan yang digunakan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dengan siar harus adonan semen mematuhi persyaratan umum Bab 7.3 Spesifikasi tersebut dengan perbandingan campuran satu bagian semen terhadap tiga bagian pasir kasar. (3) Drainase Porous

Bahan berbutiran yang digunakan untuk drainase porous harus memenuhi persyaratan Bab2.7 Spesifikasi ini.

8.1.3 (1) a. b. c.

Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Siar (Pasangan Batu Bata) Penyiapan Formasi atau Pondasi Formasi untuk perkerasan pasangan batu dengan siar harus disiapkan sesuai dengan persyaratan Bab 2.4 Saluran dilapisi. Pondasi atau parit-parit untuk dinding atau struktur pasangan batu dengan siar harus digali dan disiapkan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1 Galian. Lapis bawah (bantalan) saringan permeable (menyerap air) untuk pasangan batu dan kantong-kantong saringan untuk lubang pelepasan harus disediakan, bila ditentukan atau diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan Bab 2.7 Drainase Porous.

(2) a. b.

Pemasangan Batu Bata Batu tersebut harus bersih, siap untuk dipasang dan direndam dengan air sepantasnya, cukup waktu disediakan untuk menyerap air sebelum pemasangan. Adonan segar paling sedikit tebal 3 cm harus dipasang diatas formasi yang telah disiapkan dan lapis bawah batu ditanam secara mantap. Pekerjaan akan berkembang dari bagian bawah tebing keatas dan setiap lapis batu harus dipasang dengan adonan segar masing-masing batu rapat terhadap yang lain, memberikan tebal perkerasan yang diperlukan (diukur tegak lurus pada tebing). Adonan tersebut harus dipasang sampai mengisi penuh semua ruang diantara batu-batu dan sambungan-sambungan sampai penyelesaian yang rapi dan teratur.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

c.

Bilamana

pasangan batu harus dipasang dalam parit-parit untuk kontruksi lubang

(kotak) penampungan atau dinding cut off (dinding penghalang aliran air dibawah tanah),batu-batu terebut harus secara penuh ditanam dalam adonan yang dipasang pada lapisan berikutnya keatas sampai ketinggian permukaan. Harus diberikan cetakan (begisting) jika diminta demikian oleh Direksi Teknik untuk membatasi pasangan tersebut dan permukaan lapisan-lapisan adonan harus discreed (dibingkai) sampai satu ketinggian puncak permukaan diatas pasangan batu. d. e. Permukaan batu harus diselesaikan (dibuat jadi) secepatnya mengikuti pengerasan awal dengan penyapuan menggunakan sebuah sikat yang kaku. Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka perkerasan ataupelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan adonan semen sekitar 1 cm tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran adonan satu bagian semen terhadap dua bgian pasir kasar. Adonan semen harus mengunci dengan baik kedalam pasangan batu dan dipulir sampai menjadi satu permukaan akhir yang rata. f. Permukaan-permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selam paling sedikit 3 hari dan dilindungi dari panas matahari, bila diminta demikian oleh Direksi Teknik. g. Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dab tidak lebih awal 10 hari setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan sebagaimana ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, yang sesuai dengan persyaratan yang relevan dari Spesifikasi pada Bab 3.2. h. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya harus dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar dan harus diberi bentuk sepantasnya sampai kepermukaan, untuk memberikan stabilisasi bangunan dan drainase yang tidak terhalangi serta mencegah gerusan pada pinggiran/ujung-ujung bangunan tersebut.

8.1.4

Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilakukan setiap hari selama pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi ini, dengan mengacu khusus kepada batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekrjaan dan penanganan.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

8.1.5 a.

Pengukuran dan Pembayaran Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal pekerjaan diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis ditentukan dengan Tebal yang telah ditetapkan serta garis dan penampang melintang yang disetujui terhadap bentuk dan panjangnya.

b. c. d.

Setiap bahan terpasang yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau dibayar. Penggalian untuk selokan drainase yang harus dilapisi dengan pasangan batu dengan siar akan diukur untuk pembayaran yang sesuai dengan Bab 3.1 spesifikasui ini. Bahan saringan porous yang diperlukan untuk lapis dasar atau urugan kembali ataupun dalam kantong-kantong saringan berbutiran akan diukur dan dibayar sebagai Drainase porous, sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan terbuat dari pipa atau untuk suatu cetakan lain atau urugan kembali yang diperlukan.

Beton yang disediakan sebagai pondasi pasangan batu atau setiap pekerjaan lain yang diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran bab ini, tetapi akan dimasukkan dalam harga satuan dan item pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 Spesifikasi ini.

(2)

Dasar Pembayran

Volume yang ditentukan sebagaimana ditentukan diatas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran, yang mana harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan formasi atau pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan penyelesaian, dan untuk semua pekerjaan dan biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian yang pantas pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini. NOMOR ITEM PEMBAYARAN 8.1.1 Pasangan Batu dengan siar URAIAN SATUAN PENGUKURAN Meter Kubik

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

BAB 8.2 PASANGAN BATU KOSONG PERLINDUNGAN TEBING (RIP-RAP)

8.2.1 (1) a.

Umum Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pembanguna pasangan batu kosong sebagai pelindung batu terpasang kering atau disiar sebagaimana ditetapkan dan dipasang beserta atau tanpa bahan saringan butiran sebagai pendukung.

b.

Pasangan batu kosong akan diletakkan diatas talud tebing sungai, timbunan miring, galian miring dan permukaan tanah sejenis.

(2)

Toleransi Ukuran miminum = 25 cm Berat minimum = 40 km

Batu untuk pasangan batu kosong harus memenuhi persyaratan terhadap ukuran dan berat:

(3) a.

Contoh Bahan Dua contoh yang menggambarkan batu pasangan kosong harus diserahkan kepada Direksi paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai berama dengan rician sumber pengadaan dan hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas bahan sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b.

Bilamana bahan filter berbutir harus digunakan sebagai pendukung kepada pasangan batu kosong, contoh bahan filter harus disediakan pada waktu yang sama, bersama-sama dengan data uji untuk gradasi dan mutu yang menunjukkan kecocokannya terhadap persyaratan untuk bahan alas filter sebagaimana ditetapkan untuk drainase porous pada Bab 2.7 Spesifikasi ini.

8.2.2 (1) a.

Bahan-Bahan Batu Batu untuk pasangan batu kosong terdiri dari batu yang sedapat mungkin mendekati persegi, dan harus keras, awet, tahan terhadap pelapukan tanpa lapisan-lapisan atau patahan-patahan dan cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dikehendaki.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b.

Ukuran minimum masing-masing batu harus sebagaimana diuraikan pada Sub Bab 8.2.1 (2). Direksi dapat diminta digunakan batu-batu ukuran lebih besar jika kecepatan sungai atau kecepatan arus tinggi dan melebihi 3m/detik.

c.

Syarat-syarat mutu untuk pasangan batu kosong harus mematuhi Tabel 8.2.1.

TABEL 8.2.1. SYARAT-SYARAT MUTU UNTUK PASANGAN BATU KOSONG URAIAN Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Berat jenis dan penyerapan air Kesempurnaan kekuatan dengan test sodium sulfet T 85 T 104 PB 0202 - 76 _ Min 2.3,maks 4 % Kehilangan kurang dari 10 % REFERENSI TEST AASHTO T 96 BINA MARGA PB 0206 - 76 Maksimum 40 % BATAS TEST

(2)

Bahan Filter

Bilamana diperlukan, pasangan batu kosong ditempatkan diatas satu lapisan filter untuk mencegah tanah halus dari tebing atau talud galian tercuci melati rongga-rongga pasangan batu kosong. Lapisan filter tersebut akan berupa bahan butiran porous mematuhi persyaratan pengawasan spesifikasi ini pada Bab 2.7. Drainase Porous. Kecuali dinyatakan lain, gradasi terpilih harus mematuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 2.7.1 Bab ini. (3) Adonan Semen

Bila diminta untuk grouting pasangan batu kosong, adonan semen harus digunakan,terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian agregat halus dicampur dengan air secukupnya untuk mendapatkan kekentalan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan bab 7.3 Spesifikasi ini.

8.2.3 (1) a.

Pelaksanaan Pekerjaan Penyiapan Lapangan Formasi atau dasar untuk pasangan batu kosong harus digali sampai kedalaman yang diperlukan yang ditetapkan atau diminta oleh Direksi, sesuai dengan Bab 3.1 Galian serta dipadatkan, dirapihkan dan dibentuk dengan baik.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b.

Bila ditempatkan diatas talud tebing, pasangan batu kosong tersebut harus berdiri di dalam satu parit kali yang digali dibawah kedalaman penggerusan atau semacam kedalaman lain yang diminta Direksi.

(2) a.

Penempatan Pasangan Batu Kosong Kecuali dipasang membentuk suatu lantai bantaran rata, sebuah parit kaki harus disediakan dibawah talud pasangan batu kosong untuk membenruk sebuah cut off (dinding penghalang air dibawah tanah). Kaki ini harus dipasang pertama-pertama menggunakan batu-batu terbesar dipasang mencapai satu tebal pondasi tidak kurang dari 1,5 kali tebal rata-rata pasangan batu kosong dan dapat didirikan dibawah garis permukaan air.

b.

Batu-batu tersebut dipasang dengan tangan atau mesin dengan sambungan patah-patah tertutup,tertanam dengan mantap kedalam talud. Setiap batu diletakkan dengan ukuran memanjang tegak lurus pada muka talud (kecuali ukuran tersebut lebih besar dari tebal pasangan yang ditetapkan) dalam sambungan yang rapat dengan batu disekitarnya.

c.

Tidak ada pembentukkan batu yang diperlukan, dan pasangan batu kosong tersebut harus dipadatkan selagi pelaksnaan berlangsung untuk memberikan satu permukaan jadi selesai yang rata dan kekar. Rongga-rongga diantara batu-batu harus ditutup dengan pecahan-pecahan batu dipukul masuk dengan keras.

d.

Kecuali ditetapkan lain atau ditunjukkan dalam gambar rencana, pasangan batu kosong akan memiliki ketebalan minimum 1,5 kali ukuran (dimensi) minimum, disediakan untuk dua lapisan tumpang tindih.

(3)

Pemasangan Bahan Alas Filter

Bila diperlukan sebagai lapisan alas (dasar) filter dibawah pasangan batu kosong, bahan filter berbutiran harus dipasang sesuai dengan persyaratan Bab 2.5 Spesifikasi ini. (4) a. Pasangan Batu kosong yang digrouting (ditembak) Bila pasangan batu kosong disiar (digrouting) ditetapkan, batu-batu harus bersih dan dibasahi dengan air sebelum ditempatkan dalam posisi sebagaimana diuraikan diatas. Rongga-rongga diantara batu-batu akan diisi dengan adonan semen sebelum ditutup dengan pecahan-pecahan, dan adoanan yang cukup akan digunakan sampai semua rongga terisi penuh.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b. c.

Wajah permukaan pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dibiarkan nampak dan diselesaikan dengan penyapuan dengan sapu yang kaku. Pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dijaga tetap basah dan dirawat untuk satu jangka waktu paling sedikit tiga hari.

8.2.4 (1)

Pengendalian Mutu Test Laboratorium

Test kelulusan laboratorium bagi bahan-bahan yang digunakan sebagai pasangan batu kosong harus dilakukan Kontraktor yang sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk dapat menentukan gradasi, ukuran dan syarat-syarat mutu sebagaimana diperlukan dibawah Spesifikasi ini. (2) Pengendalian Lapangan

Direksi dapat meminta Kontraktor melaksanakan suatu test lanjutan yang dipertimbangkan perlu, untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini. (3) a. Contoh Bahan Dua contoh bahan yang menggambarkan batu yang diusulkan digunakan dalam keranjang Bronjong harus diserahkan kepada Direksi paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan memulai, bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil data uji sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk mutu batu sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini. b. Contoh keranjang kawat yang digunakan, harus disediakan padad waktu yang sama, bersama-sama dengan sertifikat pabrik pembuat.

8.3.2 (1) a.

Bahan-Bahan Bronjong Persyaratan Umum

Bronjong akan dibuat dari kawat baja dilapisi seng (galvanasi), yang akan dipasok dalam gulungan datar, demi pengangkutan dan penanganannya. Bronjong dipasok dalam berbagai

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

panjang dan tinggi yang diperlukan oleh gambar rencana atau menurut perintah Direksi. Kecuali dinyatakan lain, ukuran keranjang satuan standar adalah: Lebar Tinggi Panjang b. Kawat Bronjong i. Kawat tersebut harus baja galvanasi memenuhi persyaratan AASHTO M279. Kekuatan tarik dari kawat harus 4200 kg/cm2 dengan satu elestisitas minimum 10% untuk memungkinkan perpanjangan anyaman tersebut. Galvanasi harus dengan pelapisan minimum 0,26 kg/m2 ii. Ukuran minimum kawat yang digunakan dalam pabrikasi keranjang Bronjong harus: Kawat Pokok Kawat keliling Kawat pengikt dan Kawat penyambung c. Pabrikasi i. Bronjong harus berbentuk keranjang persegi dari ukuran yang diperlukan dan dibuat dari kawat yang ditetapkan seperti diatas. ii. Anyaman trsebut harus berbentuk kawat anyaman hexagonal dianyam dalam pada tiga kali dua dengan bukaan sekitar 80 cm x 60 cm. Sis-sisi dibentuk menjadi sudut yang disambung secara aman untuk mencegah bercerai berai. (2) a. Urugan batu Urugan batu untuk Bronjong terdiri dari butir batu yang keras, awet, yang tidak akan merosot kuailitasnya bila terendam dalam air ataupun berhubungan langsung dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. b. Butiran-butiran batu pada umumnya bergradasi seragam dalam ukuran dengan batas beda antara 10 cm dan 20 cm dan bronjong tersebut bila diisi dengan batu akan memiliki berat jenis paling sedikit 1400 kg/cm3 c. Syarat-syarat kualitas batu urugan bilamana dipecah untuk pengujian harus patuh dengan Tabel 8.3.1. - 4 mm - 5 mm - 2,1 mm - 1 meter - 0,5 meter atau 1 meter - 1 meter atau 2 meter sesuai denagn kebutuhan

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

TABEL 8.3.1.

SYARAT-SYARAT MUTU BATU BRONJONG REFERENSI TEST AASHTO BINA MARGA PB 0206 - 76 PB 0202 - 76 Maksimum 40 % Min 2.3, maksimum 4% Kehilangan kurang dari 10% T 96 T 85 T 104 BATAS TEST

URAIAN Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Berat jenis dan penyerapan air Kesempurnaan putaran) kekuatan dengan test sodium sulfat (5

8.3.3 (1)

Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan untuk Pemasangan

Landasan untuk bronjong harus digali dan dibentuk sampai kegaris dan ketinggian yang benar, dan harus disetujui oleh Direksi sebelum penempatan. (2) a. Pemasangan Bronjong Keranjang bronjong harus disambung dengan aman oleh pengikatan dengan kawat sepanjang seluruh ujung kontak dan harus ditarik secukupnya sampai bentuk dan alinyemen yang benar untuk menerima isian batu. b. Potongan-potongan batu harus dipilh secara hati-hati mengenai keseragaman ukuran dan harus dipasang dengan tangan untuk memberikan kerapatan maksimum (dan rongga minimum). Bilamana setiap bronjong diiisi sampai setengah jalan, dua kawat ikatan harus dipasang dari depan kebelakang. c. Keranjang tersebut akan diisi berlebih sebagai cadangan untuk penurunan, dan batu-batu sebelah luar akan disesuaikan demikiann sehingga muka datar batu-batu itu menumpu pada anyaman kawat. d. e. Pada penyelesaian pengisian batu,penutup dengan engsel anyaman kawat akan diteggangkan dengan pengumpil keatas dan diikat. Keranjang bronjong akan ditempatkan dalam lapis-lapis dengan susunan sambungan vertikal.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

8.3.4

Pengendalian Mutu

Pengedalian mutu akan dilakukan oleh Direksi seluas yang diperlukan untuk menjamin bahwa syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus disediakan oleh kontrakor untuk kelulusan dan persetujuan bahan tersebut.

8.3.5 (1)

Pengukuran dan Pembayaran Cara Pengukuran Pekerjaan

Volume Bronjong yang diukur untuk pembayaran berupa total jumlah meter kubik bronjong lengkap terpasang dan dapat diterima. Ukuran yang digunakan untuk perhitungan volume bronjong adalah ukuran nominal masing-masing keranjang bronjong yang ditunjukkan dalam Gambar rencana atau menurut perintah dan persetujuan Direksi. (2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah, yang mana harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pabrikasi dan penempatan semua bahan,termasuk semua galian, persiapan, urugan kembali, tenaga, peralatan, pengujian dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam gambar rencana dan Spesifikasi.

NOMOR ITEM PEMBAYARAN

URAIAN

SATUAN HARGA PENGUKURAN

8.3.1

Bronjong

Meter kubik

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

BAB 8.4

KEREB BETON.

8.4.1 (1)

Umum Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan kereb beton, pracetak atau cetak ditempat., sampai memenuhi kualitas, bentuk dan ukuran yang diperlukan yang telah ditetapkan, dan memasangnya pada lokasi jalan, garis dan ketinggian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi. (2) a. Toleransi. Kereb beton pracetak. Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, suatu akan ditolak. b. Kereb dicetak ditempat Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, setiap ketidakrataan lebih dari 5 mm dalam panjang 3 m akan ditolak. c. Garis dan ketinggian Bila diuji untuk garis dan ketinggian diatas 25 mm, setiap kesalahan melebihi 10 mm harus dikoreksi menurut petunjuk direksi. kereb dengan satu ketidakrataan permukaan lebih dari 5 mm, atau lubang permukaan dengan diameter lebih dari 15 mm

(3) a.

Contoh Bahan Bila kereb dibuat pracetak, dua contoh yang menggambarkan kereb tersebut harus diserahkan kepada direksi teknik paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai bersama-sama dengan catatan kualitas campuran sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.

b.

Bila kereb dicetak ditempat, contoh-contoh agregat beton tersebut harus diserahkan kepada direksi untuk menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan gradasi dan mutu spesifikasi ini.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

8.4.2 (1) a. b.

Bahan-Bahan Kereb Beton Pracetak Kereb beton pracetak harus dibuat dengan beton kelas K 175 dan harus mematuhi persyaratan Bab 7.1 spesifikasi ini. Ukuran kereb harus sesuai dangan gambar standart No.C.7/2, ialah sebagai berikut: Panjang Tinggi Lebar dasar = 60 cm = 30 cm = 21 cm

c.

Unit-unit kereb lainnya, harus dicetak tersendiri, seperti kereb air masuk (inlet) untuk mengeluarkan air permukaan.

(2)

Baja Tulangan.

Jika diminta demikian atau ditunjukkan dalam gambar, harus dipasang baja tulangan ringan mematuhi persyaratan Bab. 7.2 sebagai penulangan dan dicor dalam kereb beton tersebut (3) Agregat untuk kereb beton.

Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan untuk pembuatan kereb beton harus disediakan yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 spesifikasi ini. (4) Adonan Semen

Adonan semen yang digunakan untuk sambungan-sambungan dan alas kereb beton harus memenuhi persyaratan Bab 7.3 spesifikasi ini. (5) Sambungan Muai

Bila ditetapkan, sambungan muai jadi(yang dibentuk sebelumnya) yang memenuhi persyaratan AASHTO M153 harus disediakan untuk digunakan sebagai sambungan kereb ditempat.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

8.4.3 (1) a.

Pelaksanaan Pekerjaan. Kereb Beton Di Cor Di Tempat penggalian harus dibuat sampai lebar dan dalam yang diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar serta sampai ke garis dan ketinggian yang diatur dilapangan. Semua galian bahan-bahan lunak, harus dibuang sebagaimana diperintahkan dna diganti dengan urugan pilihan yang akan dipadatkan dengan baik sehingga disetujui direksi.

b.

Bila diperintahkan direksi, satu lapisan pasir dan kerikil yang bersih atau bahan butiran tembus air yang disetujui lainnya harus dipasang sampai ketebalan 10 cm membentuk lapisan dasar bagi kereb.

c.

Cetakan penunjang yang akan berisi beton harus dibuat dan diatur ditempat mencapai bentuk dan ukuran yang benar sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan sampai panjang yang diperlukan memenuhi jadwal pelaksanaan, dan akan diperiksa mengenai garis dan ketinggiannya sebelum dicor beton. Bila kereb dibuat melengkung, cetakan tersebut harus dibentuk secara akurat mencapai lengkungan yang ditunjukkan pada Gambar.

d.

Beton kelas K175 harus dicampur dan dicor yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 mencapai ketebalan yang penuh yang diperlukan. Permukaan beton tersebut akan dihaluskan dan dikulir halus dengan ujung-ujung yang dibulatkan memenuhi jari-jari yang ditunjukkan dalam gambar. Sebelum penyelesaian, permukaan tersebut akan diuji dengan batang lurus 3 meter dan juga diperiksa sampai ke garis dan ketinggiannya, dan setiap ketidak rataan harus dibetulkan.

e.

Kereb tersebut akan dibuat dalam bagian-bagian yang seragam yang panjangnya tidak lebih dari 25 m. bagian-bagian yang lebih pendek akan dipasang sebagai penutup pekerjaan, tetapi tidak ada bagian yang lebih pendek dari 2 meter, kecuali untuk kereb inlet yang dicetak secara terpisah memenuhi standar ukuran yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

f. g.

Sambungan muai akan dibuat di dalam kereb pada interval sekitar 25 m. Cetakan tersebut akan dibongkar 2 hari setelah beton selesai dicor, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi. semen campuran 1 : 2. Direksi. Cacat-cacat kecil akan diperbaiki dengan adonan Bagian-bagian kereb dengan cacat yang banyak terhadap

toleransi atau kualitasnya akan disingkirkan dan diganti sebagaimana diperintahkan

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

h.

Segera setelah mengendap dan mengeras, permukaan kereb beton tersebut disiram dengan air dan satu permukaan yang basah dijaga sampai paling sedikit 3 hari perawatan.

i.

Urugan kembali dengan bahan bahu jalan pilihan, akan dipasang di belakang kereb bila beton tersebut telah cukup terpasang dan mengeras serta tidak kurang dari 10 hari setelah pengecoran selesai.

(2) a. b.

Kereb Beton Pracetak penggalian dan persiapan harus dilakukan seperti yang diuraikan untuk kereb dicor di tempat. Sebuah alas beton tebal 10 cm dari beton campuran 1 : 2 : 4 (atas volume) akan dipasang sampai kemiringan dan ketinggian yang diperlukan sebgai lapisan dasar kereb pracetak.

c.

Satu lapisan 3 cm adonan semen dengan campuran 1 : 3 akan dipasang di asat dasar beton tersebut, dan kemudian kereb pracetak tersebut ditanam ke dalam adonan semen serta diatur mencapai garis dan ketinggian yang benar.

d.

Sambungan-sambungan antara kereb-kereb yang berurutan akan dibuat serapat mungkin dan tidak lebih dari 3 mm 5 mm lebarnya serta akan diisi dengan adonan semen campuran 1 : 2. Adonan sambungan tersebut akan diperluas sampai potongan penuh kereb dan akan dirapikan sampai rata benar dengan permukaan kereb.

e.

Kereb beton pracetak tersebut setelah terpasang akan diperiksa mengenai ketidak rataan, terhadap toleransi dan kualitasnya, dan setiap kereb yang dalam pendapat Direksi tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini akan ditolak dan harus diganti.

8.4.4 (1)

Pengendalian Mutu Test Laboratorium untuk bahan-Bahan

Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kereb pracetak dan cetak di tempat, temasuk semen, agregat beton dan air, harus memenuhi persyaratan mutu dan gradasi yang relevan sebagaimana ditetapkan pada Bab 7.1 ; 7.2 dan 7.3 Spesifikasi ini.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2) Pengendalian Lapangan Kereb beton akan dipasang memenuhi syarat-syarat toleransi dan kualitas yang diuraikan dalam Spesifikasi ini dan akan diperiksa selama pross pelaksanaan dan pada penyelesaian. Kereb yang dalam pendapat Direksi tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini akan ditolak dan diganti atas biaya Kontraktor.

8.4.5 (1)

Cara Pengukuran Pekerjaan Kereb beton pracetak dan kereb beton dicetak di tempat akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang sebagai panjang kereb terselesaikan dan dapat diterima Direksi, diukur sepanjang permukaan depan pada kemiringan permukaan jadi (selesai). Pengukuran panjang akan dibuat untuk struktur drainase, seperti lubang penampungan, parit dan kereb inlet.

(2) (3)

Kereb yang disediakan dan dibuat sebgai kereb inlet akan diukur secara terpisah atas jumlah unit (satuan) Penggalian dan persiapan untuk pemasangan kereb beton, penyediaan cetakan dan sambungan muai untuk kereb dicetak di tempat tidak boleh diukur untuk pembayaran sebagai item pembayaran terpisah, tetapi akan dianggap sudah dimasukkan dalam harga satuan kontrak bagi masing-masing kereb beton.

(4)

Beton dan adonan yang diperlukan untuk lapisan dasar kereb beton pracetak tidak boleh dibayar sebagai item. Pembayaran yang terpisah, tetapi akan dianggap sudah dimasukkan dalam harga satuan kontrak bagi kereb beton pracetak.

(5)

Bahan filter berbutiran yang dipasang sebagai lapisan dasar atau pendukung kereb beton cetak di tempat akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, yang dimasukkan pada Bab 2.7 spesifikasi ini.

8.4.6

Cara Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga kontraj per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, dan diperlihatkan dalam Daftar Penawaran, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua galian dan persiapan, penyediaan cetakan, untuk penyelesaian dan urugan kembali yang diperlukan, serta untuk
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

semua pekerjaan lain dan biaya-biaya yang diperlukan bagi penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini. NOMOR ITEM PEMBAYARAN 8.4.1 8.4.2 8.4.3 Kereb beton pracetak Kereb beton cetak di tempat Kereb inlet URAIAN SATUAN PENGUKURAN Meter panjang Meter panjang Unit

BAB 8.5

RAMBU-RAMBU LALU LINTAS, PATOK PENUNJUK PATOK KILOMETER

8.5.1 (1) a.

Umum Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan atau penggantian rambu lalu lintas, patok-patok penunjuk dan patok-patok kilometer pada lokasi jalan sebagaimana diperintahkan Direksi.

b.

Pekerjaaan pemasangan akan meliputi semua penggalian pondasi, urugan kembali, pengangkeran, penunjangan dan penguncian ikatan.

(2)

Contoh Bahan

Jika tidak dinyatakan lain, contoh bahan-bahan berikut yang diuraikan dalam Spesifikasi ini, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai a. b. c. d. Satu liter kaleng dari setiap jenis dan warna cat, bersama-sama dengan data pabrik pembuat mengenai komposisi, cara pemakaian usia pakai dan umur kalengan. Sebuah patok baja bulat galvanisasi untuk rambu lalu lintas Sebuah plat tanda dengan pengecatan yang sudah selesai Sebuah patok kilometer

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(3)

Standar Referensi

Rambu lalu lintas harus dari ukuran, warna, jenis dan bidang mengkilat yang diuraikan sebelumnya oleh DLLAJR seperti ditunjukkan pada Gambar Standar. (4) Penjadwalan Pekerjaan

Tanda-tanda dan patok-patok yang harus disediakan di bawah kontrak ini, harus dipasok dan dipasang sesuai dengan program pekerjaan yang disediakan oleh Direksi. (5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Setiap item yang harus dipasok di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan, harus diperbaiki oleh Kontraktor atas beban biaya Kontraktor.

8.5.2 (1)

Bahan-Bahan Penyiapan Bahan

Penyimpanan cat dan bahan-bahan lain harus memenuhi persyaratan Bab 1.6 - Bahan dan Penyimpanan, Spesifikasi ini. (2) Plat Rambu Lalu Lintas (Gambar E2/1-3)

Plat rambu lalu lintas harus dipabrikasi dengan lembaran datar aluminium campuran keras No.5052-H3K mematuhi standar spesifikasi ASTM B209, dan memiliki satu ketebalan minimum 2 mm. Lembaran-lembaran tersebut harus diproses secara baik sebelum digunakan sebagai plat rambu lalu lintas serta dibuat sesuai dengan standar Gambar Rencana. (3) Rangka Plat Rambu Lalu Lintas (Gambar E2/1-3)

Rangka plat harus dipabrikasi dengan aluminium campuran potongan menonjol No.6063-T6 mematuhi ASTM B221. Penguatan plat rambu lalu lintas akan diperlukan bilamana ukuran tanda tersebut melebihi satu meter.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(4)

Patok-patok Rambu Lalu Lintas (Gambar E2/1-3)

Patok rambu akan dibuat dari pipa baja dengan tebal minimum 3,7 mm, galvanisasi celup panas, memenuhi ASTM_A 120 dengan diameter antara 40 60 mm dan dari berbagai panjang total untuk memenuhi jenis rambu sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar (E2/3/3). Semua ujung terbuka akan diberi topi (penutup) untuk mencegah masuknya air dan patok tersebut akan dipasok lengkap dengan pipa fitting dan tutup patok, semua sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar. (5) Skrup, Mur, Baut dan Cincin

Barang-barang ini harus dipabrikasi dengan aluminium atau baja tegangan tinggi. (6) Cat

Semua pelapisan, cat dan email yang digunakan dalam persiapan rambu, patok-patok dan fitting, harus dari mutu paling baik, khususnya dibuat untuk tujuan yang dilayaninya, dan dari jenis dengan merek dagang yang dapat diterima Direksi. Cat untuk bagian-bagian baja harus dari kandungan oxida seng tinggi berisikan minimum tujuh kilogram oxida seng per seratus liter cat. Untuk menjamin kecocokannya, cat dasar, cat bawah dan cat penyelesaian, dimana mungkin harus dari pabrik yang sama. Semua bahan harus digunakan didalam batas waktu yang ditetapkan oleh pabrik. (7) Lapis Mengkilap

Lapis mengkilap harus dari mutu keteknikan Scotchlite atau bahan pemantul warna lainnya yang disetujui. Wajah dari masing-masing tanda harus memantulkan cahaya yang sesuai dengan persyaratan DLLAJR dan wajah masing-masing patok penunjuk harus memantulkan cahaya. (8) a. Patok Beton Patok-patok beton yang digunakan sebagai patok-patok penunjuk dan patok-patok kilometer harus pracetak dari beton kelas K175, dibuat sesuai dengan persyaratan Bab 7.1.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b.

Patok-patok tersebut harus dicetak dengan akuran yang memenuhi Gambar Standar dari keseluruhan ukuran berikut : i. Patok KM standar (Gambar E1/1) Panjang total Potongan (persegi) Rabat atas Panajng total Potongan (segitiga) Panjang total Potongan (persegi) 160 cm 30 cm 30 cm tebal 80 cm 14 cm 100 cm 20 cm

ii. Patok HM standar (Gambar E1/2)

iii. Patok beton standar (Gambar E1/2)

c. d.

Semua patok harus dilengkapi dengan ujung yang dibentuk serong (tumpul) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar dan ditandai yang cocok serta dicat. Patok beton tersebut harus diberi tulangan dengan batang-batang baja yang dibentuk, dibengkok dan dikait sebagaimana ditunjukkan pada Gambar, dengan batang tulangan memanjang 6 m dan begel (batang keliling) 6 mm. Baja tulangan tersebut harus sesuai dengan persyaratan Bab 7.2 Spesifikasi ini.

(9)

Pondasi Beton

Beton yang diperlukan untuk blok pondasi harus campuran berdasarkan volume dengan perbandingan 1 : 2, 5 : 5 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 Spesifikasi ini.

8.5.3 (1) a.

Pelaksanaan Pekerjaan Pemggalian dan Urugan Kembali Lubang-lubang harus digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan untuk pondasi beton bagi rambu lalu lintas dan untuk dasar patok-patok beton, seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi di lapangan.

b.

Urugan kembali akan dilaksanakan dengan menggunakan bahan yang cocok yang disetujui Direksi dan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan 15 cm. Bahan penggalian yang berlebih harus dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(2) a.

Pemasangan patok-patok Patok baja untuk rambu lalu lintas harus dipasang tegak dalam posisi di dalam cetakan blok pondasi sebelum pengecoran beton dan harus didukung yang baik dengan penunjang untuk mencegah gerakan selama pengecoran dan pemadatan beton. Patokpatok tersebut harus ditempatkan seperti ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana ditunjukkan di lapangan oleh Direksi. Blok pondasi beton tersebut harus dicetak menurut ukuran dan bentuk yang ditunjukkan pada Gambar standar dengan tinggi total 55 cm dan potongan persegi 40 x 40 cm. Blok pondasi tersebut harus ditanam sekitar 35 cm masuk ke tanah.

b.

Patok kilometer dan patok penunjuk dari beton akan dipasang seperti ditunjukkan pada Gambar Standard an ditanam masuk ke dalam tanah pada kedalaman sebagai berikut : Patok KM Standar tinggi 160 cm = 60 cm Patok HM Standar tinggi 80 cm = 35 cm Patok beton Standar tinggi 100 cm = 80 cm

(3) a.

Pemasangan Panel Rambu Panel-panel rambu harus dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan rincian yang ditunjukkan pada Gambar Rencana. Setiap pecah-pecah atau bengkok-bengkok panel rambu tersebut akan merupakan alasan Direksi untuk meminta penggantian panel tersebut atas beban Kontraktor.

b. c.

Bagian-bagian yang nonjol dari penguncian-penguncian pada permukaan rambu harus dicat dengan email menyamakan dengan warna latar belakang. Semua rambu lalu lintas yang baru dipasang harus ditutup dengan kantong sampai pembukaannya diperintahkan oleh Direksi.

(4)

Pengecetan Patok-Patopk dan Plat Rambu

Pada umumnya satu lapis cat dasar, satu lapis cat bawah dan satu lapis penyelesaian harus dilapiskan. Semua cat harus diperiksa mengenai kecocokannya dengan jenis barang yang harus dicat dan harus memenuhi persyaratan Sub Bab 8.5.2 (6) Spesifikasi ini, beserta satu warna yang dapat diterima seperti diuraikan pada Gambar Standar. a. Patok beton harus dicat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Standar (E1/1-2) yang sesuai dengan daftar lokasi dan rambu yang harus dipasok untuk kontrak khusus.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

b.

Patok baja harus dibersihkan seluruhny, bebas dari lemak, karatan dan kerak, serta dicat menurut warna penyelesaian yang diminta Direksi. Kecuali diperintahkan lain, cat dasar harus dari cat dasar pencegah karat.

c.

Plat rambu lalu lintas harus bersih dan siap pakai, dan cat dilapiskan kepada permukaaan kering dengan semprotan bertekanan yang membentuk satu film yang rata dan halus. Pengeringan cat tersebut harus dengan panas lampu. Plat rambu harus dibuat sesuai dengan satu jadwal yang disiapkan untuk kontrak khusus.

8.5.4

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada Spesifikasi ini dipatuhi. Data uji yang cukup dan sertifikat pabrik harus disediakan oleh Kontraktor untuk pelulusan dan persetujuan bahan0bahan tersebut.

8.5.5 (1)

Cara Pengukuran dan Pembayaran Volume yang diukur untuk rambu lalu lintas, patok penunjuk dan patok kilometer adalah jumlah sebenarnya rambu lalu lintas dan patok-patok yang dilengkapi dan dipasang sesuai dengan daftar dan Gambar Kontrak dan yang dapat diterima oleh Direksi.

(2)

Volume yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar, pada harga satuan kontrak per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah, dan diberikan dalam Daftar Penawaran, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua barang-barang, tenaga, peralaatn, alat bantu dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan bab dan Spesifikasi ini.

(3) NOMOR ITEM PEMBAYARAN 8.5.1 8.5.2 8.5.3 Rambu lalu lintas Rambu penunjuk Patok kilometer URAIAN SATUAN PENGUKURAN Unit Unit Unit

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

BAB 8.6

REL PENGAMAN BALOK BAJA

8.6.1 (1) a.

Umum Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan rel pengaman jenis balok, dibuuat sesuai spesifikasi ini dan tepat benar dengan garis dan kemiringan yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

b.

Pemasangannya meliputi semua penggalian, pondasi, urugan kembali, pengangkeran, penunjangan dan penguncian ikatan yang diperlukan.

(2)

Contoh Barang

Sebuah contoh tipikal rel pengaman (potongan 20 cm) harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebulum perkerjaan dimulai. (3) Penjadwalan Perkerjaan

Rel pengaman yang harus disediakan di bawah kontrak tersebut harus dipasok dan dipasang, sesuai dengan program perkerjaan yang disiapkan oleh Direksi. (4) Perbaikan Perkerjaan yang Tidak Memuaskan

Setiap item rel yang harus dipasok dan dipasang di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan harus diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor.

8.6.2 (1)

Bahan-Bahan Uraian

Elemen rel baja harus digalvanisasi atau balok baja bergelombang dicat, dibuat di pabrik dari lembaran baja memenuhi persyaratan AASHTO M180 (Gambar 1) rincian disain berikut Elemen balok tersebut harus dibentuk dari lembaran baja dengan lebar nominal 483 mm, agar dapat membentuk potongan balok W. Ketebalan lembaran baja minimum adalah 2,74 mm, kecuali ditetapkan lain.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

Balok yang harus digalvanisasi harus dilapisi dengan lapisan seng pada kedua sisi, dengan total minimum berat lapisan 610 gram/m2 Balok-balok yang harus dilapisi dengan cat dasar pencegah karatan sebelum pengecatan.

(2)

Ujung atau Bagian Penahan Benturan

Bagian ujung atau bagian penahan benturan harus dari ketebalan dan jenis baja yang sama dengan balok rel pengaman. (3) Sambungan dan Penyambungan

Semua sambungan atau penyambungan harus dibentuk dengan kancing bahu baut berkepalaoval, guna memperkecil tonjolan dari permukaan rel pengaman. Mur dan baut untuk balok harus memenuhi persyaratan AASHTO A307 dan harus digalvanisasi celup panas dilapisi seng, kecuali dinyatakan lain. (4) Patok Rel Pengaman

Pato-patok dari kayu, beton atau baja yang ditetapkan untuk kontrak khusus dan harus memenuhi persyaratan disain sebagimana ditunjukan pada Gambar Standar. a. Patok Kayu patok kayu harus dibuat dari kayu Indonesia kelas I, seperti jati atau semacamnya. Potongan patok tersebut adalah 15 cm x 25 cm, dengan total panjang 1,5 m, kecuali ditunjukan lain dalam Gambar rencana. Lapisan dasar pato-patok tersebut harus dilapisi dengan bahan pengawet creosot yang disetujui dan bagian atas cat. b. Patok Beton

patok beton harus dicetak dengan beton kelas K175 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 Spesifikasi ini, dan harus diberi penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar dengan baja memanjang diameter 10 mm dengan begal (kolongan) diameter 8 mm pada selang jarak 20 cm pusat ke pusat. Setiap potongan patok beton harus 18 cm persegi dengan total panjang 1,25 meter.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

c.

Patok Baja

Patok-patok baja harus digalvanisasi mematuhi ASTM A120, dan harus dipabrikasi dari baja mutu BJ34 tebal 6 mm berbentuk potongan U 178 mm x 75 mm, panjang patok 1,85 meter. (5) a. Cat semua lapisan, cat dan email yang digunakan dalam penyiapan patok dan pemasangan harus dari mutu yang paling baik, yang cocok untuk pilihan yang dimaksud, dan dari jenis dan merek yang dapat diterima Direksi. Cat untuk batang-batang baja harus dari kandungan exida seng tinggi berisis minimum tujuh kilogram exida seng per seratus liter cat. b. Untuk menjamin kecocokannya, cat dasar, lapisan bawah dan lapisan penyelesaian dimana mungkin harus berasal dari pabrik pembuat yang sama dan sesuai dengan permukaan yang harus dicat. Semua bahan-bahan cat harus digunakan menurut menurut batas waktu yang ditetapkan oleh Pabrik perbuat. (6) Blok Ganjal Kayu

Blok ganjal kayu dipasang diantara rel pengaman dan patok, harus memenuhi persyaratan untuk patok kayu pada item (4) Sub Bab 8.6.2.

8.6.3 (1) a.

Pemasangan Patok-Patok dan Rel Pemasangan Patok lubang patok harus digali sampai kedalaman yang diperlukan dan semua patok dipasang vertical dalam posisi yang ditempatkan di lapanagan dengan jarak pemasangan sebagaimana diberikan pada Gambar Standar atau ditunjukan di lapangan oleh Direksi dan sesuai dentgan 8.6.1 berikut.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

Table 8.6.1 PEMASANGAN PATOK-PATOK JENIS PATOK PANJANG TOTAL PANJANG TERTA (m) KAYU BETON BAJA b. 1,50 1,25 1,85 0,75 0,50 1,10 MAKSIMUM JARAK PEMASANGAN PATOK (m) 2,0 2,0 4,0

Patok-patok tersebut harus didirikan dlama beton 1:2,5:5 dimana ditunjukan dalam gambar atau jika diminta demikian oleh Dirwksi Teknik. Bilamana patok-patok ditanam dalam pondasi beton, patok-patok tersebut harus tetap tidak diganggu untuk minimum selama 48 jam sebelum memasang belok rel pengaman dan urugan kembali.

c.

Ruangan disekitar masing-masing patok harus diurug kembali sampai permukaan tanah normal dengan tanah terpilih tidak berisikan batu besar dan dipadatkan dalam lapisan 10 cm.

d.

Bilaman patok baja ditanjapkan ke dalam tanah dasar, tidak boleh ada patok-patok yang bengkok atau kepalanya berubah bentuk yang akan diterima.

(2) a.

Pemasangan Balok rel Pengaman semua perkerjaan logam harus dipabrikasi dalam benkel dan tidak ada pemotongan atau pengelasan akan dilakukan di lapangan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi. Elemen rel akan dibuat saling menumpusedemikian sehingga ujung yang nonjol tidak akan menghadapi lalu lintas yang mendekat. Bagian akhir (terminal) akan dipasang sesuai dengan rekomondasi pabrik dan seperti ditunjukkan pada Gambar rencana.

b. c.

Rel pengaman akan dipasang dalam satu cara sehingga akan menghasilkan rel menerus rapat yang rata, sesuai dengan garis dan kemiringan jalan. Semua batu-buat, kevuali baut yang tersediakan untuk penyesuaian harus dipasang dengan ketat. Baut-baut tersebut harus dengan panjang yang cukup, dipanjangkan paling sedikit 5 mm diluar mur yang telah dipasang namun tidak lebih dari 10 mm.

d.

Setiap permukaan galvanisasi atau yang cat, termasuk pengerasan yang telah digosok sedemikian sehingga logam dasar menonjol, harus dilapisi dan dilindungi sebagaiman diperintahkan oleh Direksi.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

(3)

Pengecatan

Bila rel pengaman dan patok-patok harus dicat, mereka harus dilapisi dengan satu lapisan cat dasar yang disetujui dan dicat satu lapis cat penyelesaian. Cat hanya akan dilapiskan kepada permukaan yang kering, bersih, dalam warna yang sesuai yang diminta oleh Direksi.

8.6.4

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu akan dilaksankan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada spefikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji dan disetujui bahan-bahan tersebut.

8.6.5 (1)

Cara Pengukuran Volume yang diukur untuk Balok Rel pengaman adalah meter panjang sebenarnya yang disediakan dan dipasang sesuai dengan Gambar rencana dan dapat diterima Direksi. Panjangnya akan ditentukan dari pusat ke pusat ujung patok-patok untuk setiap bagain terselesaikan.

(2) (3) (4)

Batang ujung rel pengaman akan dikukur dengan sejumlah yang dipasang ditempat dan dapat diterima Direksi. Patok untuk rel pengaman akan diukur dengan jumlah dan jenis yang dipasang di tempat dan dapat diterima oleh Direksi. Tidak ada ukuran terpisah akan dibuat untuk penggalian urugan kembali, pengecatan, dan semua perkerjaan tersebut akan dimasukkan dalam harga satuan untuk rel pengaman.

(5)

Bila penunjang (pondasi) beton harus disediakan, beton tersebut akan diukur dan dibayar secara terpisah di bawah item pembayaran yang sesuai termasuk dalam Bab 7.1.

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

8.6.6

Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibyar pada harga satuan per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah dan diberikan dalam Daftar Penawaran yang mana harag-haraga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi perkerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian perkerjaan yang memuaskan sesuai dengan Bab dari Spesifikasi ini. NOMOR ITEM PEMBAYARAN 8.6.1 8.6.2 8.6.3 Balok rel pengaman Batang ujung Patok rel pengaman (kayu/beton/baja) URAIAN SATUAN PENGUKURAN Meter panjang Unit Unit

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

You might also like