You are on page 1of 18

ANALISIS TERHADAP PERKEMBANGAN HUKUM DAN EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

TUGAS I PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI (Burhanudin Harahap, SH, M, HUM)

OLEH NAMA NIM KONS : : : INDARTI S. 3102017 HUKUM BISNIS

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2003
PERUMUSAN MASALAH Dari apa yang telah diuraikan di muka pada pendahuluan, maka dapat diambil suatu permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah arah kebijaksanaan antara perkembangan hukum dan ekonomi dalam pembangunan nasional ? PEMBAHASAN 1. Arah kebijaksanaan antara perkembangan hukum dan ekonomi dalam pembangunan nasional Berbagai kebijakan dan program pembangunan nasional adalah dan dalam rangka mendukung baik. pelaksanaan priovitas pembangunan nasional, untuk mengadakan supremasi hukum pemerintahan yang Terutama penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan warisan kolonial dan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat. Adapun arah kebijakan pembangunan hukum dalam GBHN 1999 2004 adalah sebagai berikut : Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum. Menata sistim hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati hukum Agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif.

Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin (HAM). kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak azasi manusia

Melanjutkan

ratifikasi

konuensi

internasional,

terutama yang berkaitan dengan hak azasi manusia sebagai sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk undang-unadang. tuntas. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan, penghormatan, dan penegakan HAM dalam seluruh aspek kehidupan. Sasaran program ini adalah terciptanya harmonisasi peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Menyusun undang-undang yang mengatur tata cara penyusunan membuka peraturan perundang-undangan untuk mengakomodasi yanag aspirasi kemungkinan Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan HAM yang belum ditangani secara

masyarakat dengan tetap mengakui dan menghargai hukum agama dan hukum adat. b. Menyempurnakan mekanisme hubungan antara pemerintah dan DPR dalam rangka pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai konsekuensi amandemen. c. d. yang Meningkatkan peran program legislasi nasional. Menyempurnakan mendukung sistim penguatan masyarakat peraturan sipil melalui perundang-undangan dalam rangka akses penyediaan desentralisasi

informasi keputusan. e.

kepada

publik

dalam dan

proses

pengambilan peraturan kegiatan

Menyempurnakan perundang-undangan

memperbarui mendukung

untuk

perekonomian dalam menghadapi perdagangan bebas dan perlindungan daya dukung ekosistim dan fungsi lingkungan hidup serta perlindungan masyarakat setempat. 1. a. Perkembangan hukum dan ekonomi dalam pembangunan nasional Perkembangan ekonomi dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran. Tingginya tingkat kemakmuran masyarakat saja tentunya belumlah indeal tanpa diiringi oleh adanya pemerataan dan keadilan bagi masyarakat. Apabila kemakmuran saja yang dikejar, dapat berakibat adanya pihak-pihak tertentu yang kuat dengan menggunakan kekuatan atau sumber daya yang ada padanya melalui sistim persaingan liberal merugikan pihak lain yang lemah, yang tidak atau kurang memiliki kekuatan atau sumber daya karena alasan tertentu. Oleh karena itu perlu diciptakan hukum ekonomi yang berperan mengatur perekonomian dengan memberikan peluangpeluang kepada pihak yang kuat dan memberikan peluangpeluang kepada pihak yang lemah dalam rangka mencapai keadilan. Dengan adanya hukum ekonomi tersebut akan dapat dicegah berlakunya hukum rimba siapa yang kuat dialah yang menang. Dengan adanya hukum ekonomi diharapkan pembangunan ekonomi akan berjalan secara adil. Hukum ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan berbagai aktivitas ekonomi, dalam berbagai bidangnya ada yang diatur oleh hukum, ada pula yang tidak atau belum diatur oleh

hukum Jadi ekonomi mempunyai ruang lingkup pengertian yang luas meliputi semua persoalan berkaitan dengan hubungan antara hukum dan kegiatan-kegiatan ekonomi. (Yusuf, Head, 1995 : 1) Antara hukum dan ekonomi pembahasannya meliputi kedua hukum (privat dan publik). Ruang lingkup hukum ekonomi lebih luas dari pada hukum dagang tradisional dan hukum bisnis modern, hukum ekonomi disamping meliputi hukum dagang dan hukum bisnis, juga menjangkau hukum publik, seperti hukum administrasi negara, hukum pidana dan lain-lain. Salah satu ciri penting hukum ekonomi adanya keterlibatan negara atau pemerintah dalam pengaturan berbagai kegiatan perdagangan, industri, dan keuangan. (Marzuki, 1995 : 1) Hukum macam, yaitu : 1. Hukum ekonomi pembangunan : seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan 2. kehidupan ekonomi (misalnya, hukum perusahaan dan hukum penawaran modal). Hukum ekonomi sosial : seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata sesuai dengan hak azasi manusia (misalnya, hukum perburuhan dan hukum perumahan). (Sunaryati Hartono, 1988 : 41) Pembangunan ekonomi di suatu negara tidak hanya dilaksanakan atas partisipasi pihak pemerintah dan swasta nasional saja, akan tetapi juga pihak asing. Pihak asing biasanya enggan untuk berinvestasi atau melakukan transaksi ekonomi di negara tertentu apabila di negara tersebut terdapat hukum ekonomi yang tidak menunjang, menghambat, atau ekonomi di Indonesia dibedakan ke dalam 2

menimbulkan risiko dan ketidakpastian yang besar terhadap investasinya. Misalnya apabila ada kelemahan dalam pengaturan tentang penanaman modal asing, pemikiran hak atas tanah, penyelesaian sengketa bisnis, dan berbagai ketentuan perizinan. Akibatnya investasi asing yang seyogyanya masuk tersebut beralih ke negara lain yang lebih baik hukum ekonominya. Suatu hal yang khas pada hukum ekonomi adalah banyaknya kaidah yang dibuat dalam bentuk peraturan bawahan yang berada di bawah undang-undang, yang kadang-kadang bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi, misalnya undang-undang. Hal ini disebabkan cepatnya perkembangan perekonomian yang perlu segera diatur melalui hukum yang lebih mudah membuat dan mencabutnya, sementara pembuatan dan pencabutan produk hukum setingkat undangp-undang membutuhkan waktu yang relatif lama. Secara teoritis dengan adanya tingkatan sistim hierarki perundang-undangan tersebut berarti tidak boleh adanya pertentangan hukum. Hukum yang lebih rendah kedudukannya di dalam tangga hierarki tersebut tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi. Hal ini sesuai azas hukum lex superior derogat legi infiori (Hukum yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang lebih rendah). Sehingga hukum yang berlaku adalah hukum yang lebih tinggi. Sedangkan hukum yang lebih rendah tidak berlaku. Adapun sumber hukum ekonomi yaitu pasal 33 dan pasal 27 ayat (2). Pasal 33 UUD 1945 berbunyi sebagai berikut : (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal 27 ayat (2) berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemakmuran. 1. b. Perkembangan Hukum dalam pembangunan nasional Hukum dan masyarakat bagaikan dua sis mata uang, ubi societas iibi lus (dimana ada masyarakat di situ ada hukum) Keduanya tidak bisa dipisahkan dipisahkan, karena eksistensi antara keduanya sangat berkaitan. Hukum yang tidak dikenal dan tidak sesuai dengan kontek sosialnya serta tidak komunikasi yang efektif tentang tuntutan dari pembaharuannya bagi warga Negara tidak akan bekerja secara efektif. (Muchsin, 1999 : 7) Kurangnya pengetahuan serta kesadaran dari masyarakat tentang bagaimana dan mengapa hukum itu berjalan kurang baik. Berlakunya hukum di masyarakat akan berakibat terjadinya perubahan sosial tingkah laku pada masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu masyarakat serta kebijakan dari Negara Hukum konsekuensinya adalah segala perbuatan dan anggota pemerintah di Negara Indonesia harus berlandaskan pada hukum. Berlakunya Hukum tergantung pada kesadaran hukum masyarakat itu sendiri. Arah kebijakan hukum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara 1999 2004 adalah mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan pihak manapun, menyelenggarakan proses keadilan secara cepat,

mudah, muran dan terbuka serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Berkaitan dengan hak azasi manusia GBHN 1999 2004 juga telah memberikan arahannya yaitu
II.

meningkatkan perlindungan penghormatan dan penegakan hak azasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan, selain itu juga menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak azasi manusia yang belum ditangani secara tuntas. Arahan dan kebijakan tersebut sesuai dengan ciri-ciri khas

dari suatu negara hukum yaitu : a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak azasi manusia, yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan. b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu kekuasaan atau kekuatan apapun juga. c. Legalitas dalam segala bentuknya. (Waluyo, 1992 : 8) Negara Indonesia sebagai Negara Pancasila dapat dilihat dari konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia yang senantiasa mencantumkan perkembangan Pancasila politikpun, sebagai Pancasila landasan. juga tetap Dalam diakui

eksistensinya, hal ini dapat dugaan masih banyaknya partai politik yang menjadikan Pancasila sebagai azas dari partainya. Dalam GBHN 1999 2004 disebutkan bahwa misi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, maju dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan mulia, Republik Indonesia yang didukung oleh ilmu masyarakat Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak berkesadaran hukum, menguasai

pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Untuk mewujudkan misi bangsa Indonesia masa depan membentuk manusia Indonesia yang berkesadaran hukum, telah ditetapkan misinya yaitu mewujudkan sistim hukum nasional, yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak azasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran (TAP MPR/1999). Sedangkan untuk melaksanakan arah kebijakan pemerintah menetapkan program-program pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional 2000 2004 sebagai berikut : 1. Program pembentukan peraturan perundang-undangan 2. Program pemberdayaan lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya 3. Program penuntasan kasus korupsi kolusi dan nepotisme serta pelanggaran hak azasi manusia 4. Program peningkatan kesadaran hukkum dan pengembangan budaya hukum. Dalam Undang-undang rangka Dasar menegakkan 1945, maka supremasi kekuasaan hukum di Indonesia sesuai dengan pasal 24 ayat (1) perubahan ketiga kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan di bidang hukum dan keadilan tersebut dalam ajaran Trias Politika dari John Locke maupun Montesquiue disebut kekuasaan yudikatif disamping kekuasaan eksekutif dan legislatif, namun Indonesia tidak mengenal ajaranpun pendapat prof Mr. M. Yamin yaitu : Undang-undang Dasar 1945 tidaklah mengenal ajaran Trias Politika yang membagi tugas pekerjaan perlengkapan atau tiga buah jawaban (fungsi), tetapi membagi-

bagi pekerjaan pemerintah atau perlengkapan negara atas pelaksanaan dasar beberapa pembagian atau pemisahan kekuasaan (division atau separation of power) dengan tujuan untuk kelancaran pekerjaan dan untuk perlindungan warga negara Republik Indonesia sebagai negara hukum, pembagian kekuasaan ini adalah sesuai dengan kebudayaan pribadi bangsa Indonesia (Marpaung, 1999 : 8). Di dalam mempelajari hukum ada teori yang dinamakan positivistik atau positivisme. Salah satu pelapornya adalah John Austin, menurut aliran ini maka yang disebut dengan hukum adalah perintah dari penguasa kepada yang dikuasai. Perintah ini diwujudkan dalam bentuk peraturan-peraturan resmi/terbuka, dibuat oleh badan pembentuk Hukum Negara, sehingga apabila peraturan yang berlaku dalam masyarakat dan itu tidak dibuat oleh penguasa maka itu bukanlah hukum, melainkan normanorma belaka. Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman (Mochtar Kusumaatmadjo, 1980 5). Berbicara tentang teori-teori dasar tentang hukum maka ada baiknya bila dibatasi juga tentang hukum administrasi negara yang sangat berpengaruh pada kehidupan ekonomi, karena hukum administrasi adalah bagian. Peraturan Menteri, Gubernur dan pejabat-pejabat eksekutif lainnya yang berwenang adalah peraturan yang merupakan hukum posifit yang bersifat publik dan langsung mengatur kegiatan ekonomi. Hukum administrasi dibedakam menjadi 3 fungsi hukum yaitu : 1. Fungsi Normatif : diwujdkan dalam peraturan hukum positif, yang juga bersifat hukum publik yang bersifat megikat siapa saja.

2. Fungsi

instrumental,

yang

menatapkan

instrumen

yang

digunakan pemerintah dalam melaksanakan fungsi atau kekuasaan pemerintah. 3. Fungsi jaminan : kesewenangan penguasa untuk perlu diperhatikan dasar kesewenangan penguasa itu sendiri. (Hardjon, 1994 : 5) Teori hukum sebagaimana dikemukakan di muka yakni mengenai Impact juga of the law maka social penangguhan engineering Law yang Enforcement akan merusak

dilakukan oleh hukum itu sendiri. Social Engineering dilakukan oleh suatu sistim hukum menuju ke arah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terganggu (Siatjipto Rahardjo, 1991 : 206). Sudah barang tentu gangguan ini mempunyai impact yang sangat besar dari keseluruhan sistim ekonomi suatu negara. Akibatnya kemerosotan yang terus menerus dari suatu sistim ekonomi yang perbaikannya akan memakan waktu yang panjang dan memerlukan modal yang sangat besar. Teori hukum tentang konsep hukum itu sendiri yang menggambarkan fungsi dari hukum yakni yang menguraikan berbagai arti dan fungsi dari hukum itu sendiri antara lain yang dikemukakan sebagai hukum (Law) adalah ketentuan dan informasi yang bersifat abstrak tapi berpengaruh, pengertian hukum sebagai law berupa norma-norma hukum positif dan selanjutnya law sebagai proses atau akibat bekerjanya law itu sendiri.

Rule of law dibagi menjadi 3 konsep yaitu :

The rule of law mendahulukan hukum dan ketertiban dalam masyarakat yang dalam pandangan tradisi barat lahir darialam demokratis.

The rule of law menunjukkan suatu doktrin hukum bahwa pemerintah harus dilaksanakan sesuai dengan hukum. The rule of law menunjukkan suatu kerangka pikir yang harus diperuci oleh peraturan-peraturan hukum baik hukum substantif maupun hukum acara. (Hardjon, 1987 : 81)

Berbagai unsur dari pengertian rule of law tersebut harus dilaksanakan secara keseluruhan, bukan sepotong-potong, dan dalam waktu yang bersamaan. 1. c. Perkembangan ekonomi dalam pembangunan nasional Pembangunan ekonomi Indonesia dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran, namun cita-cita tersebut tidak dapat terlaksana disebabkan kebijakan perekonomian pada masa lalu yang lebih berpihak pada konglomerat dan penyebarannya tidak merata, yang pada akhirnya menimbulkan krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter. Sejak terjadinya krisis tersebut pertumbuhan ekonomi yang menjadi prioritas pada masa orde baru menjadi macet, bahkan berhenti sehingga membuat laju inflasi meningkat dengan tajamnya yang berakibat menurunnya taraf hidup pola rakyat Indonesia. Dalam alam reformasi untuk melaksanakan arah kebijakan ekonomi, pemerintah telah menetapkan programprogram pembangunan bidang ekonomi yang tertuang dalam undang-undang 1. nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional 2000 2004 sebagai berikut : Menanggulangi kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengembangkan usaha skala makro kecil, menengah, dan koperasi Menciptakan stabilitas ekonomi dan keuangan Memacu peningkatan daya saing Meningkatkan investasi Menyediakan Memanfaatkan berkelanjutan Dalam tap MPR No. VIII/MPR/2001 tentang misi Indonesia sarana kekayaan dan prasarana daya penunjang alam secara pembangunan ekonomi sumber

masa depan disebut bahwa tantangan keempat bagi bangsa Indonesia menjelang tahun 2020 adalah sistim ekonomi adil dan produktif yaitu terwujudnya ekonomi yang berpihak pada rakyat serta terjaminnya sistim insentif ekonomi yang adil, dan mandiri, sistim ekonomi tersebut berbasis pada kegiatan rakyat, yang memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkesinambungan, terutama yang bersumber dari pertanian, kehutanan, dan kelautan. Untuk merealisasikan sistim ekonomi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang kompeten dan mekanisme ekonomi yang menyerap tenaga kerja. Disamping itu negara mengembangkan ekonomi dengan mengolah sumber daya alam dan industri lainnya, termasuk industri jasa. Pembangunan ekonomi Indonesia pada masa yang akan datang harus berbeda dari wujud perekonomian Indonesia sebelum ditetapkan terjadinya tujuh (7) krisis hal dan pokok untuk mewujudkan telah mengenai perekonomian sistim

Indonesia masa depan yaitu : 1. Pembangunan ekonomi dilaksanakan berdasarkan ekonomi kerakyatan untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang meningkat, merata, dan berkeadilan.

2. Pembangunan

ekonomi

berlandaskan

pengembangan

ekonomi daerah dan peran serta aktif masyarakat secara nyata dan konsisten. 3. Pembangunan ekonomi harus menerapkan prinsip efisiensi yang didukung oleh peningkatan kemampuan sumber daya manusia nasional. 4. Pembangunan ekonomi berorientasi pada perkembangan globalisasi ekonomi internasional dengan tetap mengutamakan kepentingan ekonomi nasional. 5. Pembangunan ekonomi makro harus dikelola secara hati-hati, disiplin dan bertanggung jawab dalam menghadapi ketidakpastian yang meningkat akibat proses globalisasi. 6. Pembangunan ekonomi dilaksanakan berlandaskan kebijakan yang disusun secara transparan dan bertanggung jawab, baik dalam pengelolaan publik, pemerintah, maupun masyarakat. Pemerintah perlu bersikap tidak memihak serta menjaga jarak dengan perusahaan-perusahaan dan asosiasi-asosiasi perusahaan. 7. Pembangunan ekonomi harus berlandaskan keberlanjutan sistim daya alam, lingkungan hidup, dan sistim sosial kemasyarakatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ekonomi makro dibagi menjadi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter berkaitan dengan pengaturan dan pengendalian uang beredar beserta institusi-institusi keuangan yang terjaring dalam sistim moneter. Kebijakan fiskal berkaitan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kebijakan ekonomi menggunakan segala instrumen-instrumen makro ekonomi dengan dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan daya saing

determinannya, seperti pendapatan nasional (gros national product), expenditur), uang beredar, belanja negara (government (Umar neraca pembayaran, dan sebagainya.

Basalim, Moch. Rum Alim, Hkena Arsman, 2000 : 67) FUNGSI HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Negara Indonesia negara hukum demikian ditegaskan dalam perubahan ketiga undang-undang Dasar 1945, tidak terkecuali sebagai dalam suatu bidang perangkat ekonomipun untuk memerlukan hukum

mengatur

pembatasan-

pembatasan tertentu kepada pihak yang kuat dan memberikan peluang-peluang kepada pihak yang lemah dalam rangka

mencapai keadilan, sehingga tidak terjadi hukum rimba siapa yang kuat dialah yang menang pengaturan kehidupan dengan hukum ini sejalan dengan tujuan hukum yaitu : a. untuk menegakkan moral (The goal of promoting morality) b. untuk merefleksikan kebiasaan (The goal reflecting custom) c. untuk kesejahteraan masyarakat (The goal of social welfare) d. untuk melayani kekuasaan (The goal serving power)

(Suherman, 2002 : 24) Demikian juga dengan kebijakan fiskal berkaitan dengan APBN, sesuai dengan pasal 23 ayat (1) perubahan ketiga undangundang Dasar 1945 dinyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan

dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pembangunan ekonomi adalah sebagai sasaran untuk menciptakan suatu kepastian dan penegakan hukum apabila timbul perselisihan-perselisihan bisnis dapat diselesaikan dengan berlandaskan pada hukum, sehingga dapat menciptakan

suasana atau iklim yang kondusif dan dapat menarik investor baik dari dalam maupun dari luar negeri. Kepastian hukum merupakan syarat mutlak untuk

bergairah bisnis dan perekonomian suatu negara. Dukungan dari perangkat hukum sangat diperlukan guna menciptakan

harmonisasi keterpaduan dengan perkembangan perekonomian nasional.

IV. PENUTUP

1.

KESIMPULAN Dari apa yang telah diuraikan di muka, dapat diambil

suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Negara Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Sehingga fungsi hukum dalam pembangunan nasional merupakan sarana untuk

menciptakan suatu kepastian dan penegakan hukum. Apabila timbul perselisihan-perselisihan dalam bidang ekonomi dapat diselesaikan dengan berlandaskan pada hukum. Sehingga dapat menciptakan suasana atau iklim kondusif. 2. Penegakan hukum dan supremasi hukum sangat diperlukan dalam bisnis dan perekonomian suatu negara. Karena

dukungan dari perangkat hukum sangat diperlukan guna menciptakan harmonisasi keerpaduan antara hukum dan ekonomi dalam pembangunan nasional.

2. SARAN-SARAN 1. Hendaknya supremasi hukum perlu ditegakkan, terkait

dengan pemerintahan yang demokratis menuju masyarakat yang adil, makmur dan berkesejahteraan tinggi.

Dalam

hal

ini,

hukum

sebagai

instrumen

untuk

merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang komprehensif untuk mencapai kemakmuran rakyat, sebagaimana yang diharapkan masyarakat pada umumnya.

You might also like