You are on page 1of 7

PENGARUH HERBISIDA GLIFOSAT DAN LEGIN TERHADAP PERILAKU NODULASI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.

)
The Effect of glyphosat Herbicide and Legin on Peanut Nodulation Suwarni 1), Bambang Guritno dan Jody Moenandir 2)

ABSTRACT

The

present study is aimed to investigate the effects of glyphosate herbicide dosages, legin and their combination on the nodulations and yield of peanut. The study was conducted at the crop science laboratory and glass house of the Faculty of Agriculture, University of Sebelas Maret, Surakarta from March through June 1998. This study was conducted in two experiments arrange in factorial Completely Randomised Design (CRD) with three replication for each combination treatment. The first experiment was conducted at crop science laboratory using petridish, the second stage was done at the glass house using plastic pots. The first stage with kinds of factor glyphosate herbicide dosage treatments (H0 = 0 ppm, H1 = 0,6 ppm, H2 = 6 ppm, H3 = 60 ppm, H4 = 600 ppm, H5 = 1200 ppm, H6 = 3000 ppm, H7 = 6000 ppm, H8 = 9000 ppm and H9 = 12000 ppm) and rhizobium inoculations (L0 = 0 g/kg and L1 = 10 g/kg). The second one by glyphosate herbicide dosage treatment (H0 = 0 l ha-1, H1 = 1,5 l ha -1, H2 = 3 l ha-1, H3 = 4,5 l ha -1, H4 = 6 l ha-1 and rhizobium inoculation( L0 = 0 g/kg and L1 = 10 g/kg). First stage laboratory tests was obtained that the 60 ppm glyphosate herbicide no inhibit the germination, the inhibition germination occur by 600 ppm glyphosate herbicide there are inhibit in the root and shoot length, root and shoot dry weight, root and shoot fresh weight significantly as big as 89,23%; 74,3%; 62,94%; 62,96%; 72,2% and 62,61% respectively. Moreover, the glyphosate herbicide GR50 value based on root and shoot length, root and shoot dry weight, root and shoot fresh weight as big as 138,96 ppm; 3162,28 ppm; 2685,34 ppm; 4395,24 ppm; 610,94 ppm and 2910,72 ppm respectively. The second stage on the plastic pot test showed that glyphosate herbicide treatment no inhibit plant growth of peanut and nodulation. The highest yield was obtained by the glyphosate herbicide dosage 4,5 l ha -1 and no significance difference on rhizobium inoculant treatment, while the yield (weight of pod) tend to increase. Keyword : Peanut Herbicide Legin

1) Faculty of Agriculture, University of Sebelas Maret, Surakarta 2) Fakulty of Agriculture, University of Brawijaya, Malang Pengaruh Herbisida Glifosat dan Legin ..... (Suwarni, B Guritno, J. Moenandir)

43

PENDAHULUAN Salah satu cara untuk menanggulangi gulma, menggunakan herbisida glifosat. Pemakaian atau pemberian herbisida glifosat pada saat yang tepat, mengurangi dampak negatifnya. Herbisida glifosat selain menanggulangi gulma, juga memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan herbisida isopropil amina glifosat dapat meningkatkan laju permeabilitas, ketersediaan P dan KTK (Kapasitas Tukar Kation) tanah (Lamid, Hermawan dan Adlis, 1995). Budidaya tanpa olah tanah dengan aplikasi herbisida glifosat, ketersediaan N dan C organiknya serta mikroba tanah meningkat (Niswati, Nugroho dan Utama, 1995). Penggunaan legin pada tanaman kacang tanah dapat dianjurkan, karena legin merupakan inokulum Rhizobium untuk inokulasi biji-biji kacang tanah. Moenandir, Sumarni dan Yuliantina (1996) melaporkan bahwa pemberian inokulan dapat meningkatkan jumlah bintil akar. Pemberian inokulan 15 g/kg benih kedelai dapat meningkatkan jumlah polong, jumlah biji, dan bobot biji per tanaman, masing-masing sebesar 18,8 %, 30,76 % dan 37,35 %. Untuk menghindari menurunnya efektivitas bakteri Rhizobium pada bintil akar tanaman kacang tanah, maka sebaiknya penggunaan herbisida tidak bersamaan dengan penggunaan inokulan Rhizobium. Penyemprotan herbisida glifosat 7 hari sebelum tanam, dengan dosis 0; 1,5; 3; 4,5; 6 l/ha dan penggunaan inokulan pada benih kacang tanah diharapkan dapat membantu memperingan penyiapan lahan tanam dan meningkatkan pertumbuhan serta hasil tanaman kacang tanah. Nitrogen merupakan salah satu unsur pokok dalam produksi tanaman pangan khususnya kacang-kacangan. Dengan penambatan nitrogen secara simbiotik didapatkan sumber N yang murah dan dapat membantu mengurangi biaya produksi. Salah satu usaha meningkatkan penambatan nitrogen secara hayati adalah dengan inokulasi, menggunakan strain rhizobium yang sesuai dan efektif. Penggunaan herbisida glifosat pada saat tertentu dan menggunakan legin diharapkan gulma terkendali dan penambatan nitrogen meningkat sehingga produksi kacang tanah meningkat. 44

Adapun tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh herbisida glifosat terhadap pembentukan bintil akar pada tanaman kacang tanah, mempelajari pengaruh legin terhadap pembentukan bintil akar, dan hasil tanaman kacang tanah serta mempelajari kombinasi keduanya terhadap pembentukan bintil akar dan hasil tanaman kacang tanah. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan dengan dua percobaan yaitu percobaan I di Laboratorium menggunakan cawan petri dan percobaan II menggunakan pot plastik di rumah kaca. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara factorial, dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Bahan yang digunakan benih kacang tanah varietas Gajah dan inokulan rhizobium. Percobaan I faktor 1: dosis herbisida glifosat terdiri atas H0 = tanpa herbisida (0 ppm), H1 = 0,6 ppm, H2 = 6 ppm, H3 = 60 ppm, H 4 = 600 ppm, H5 = 1200 ppm, H 6 = 3000 ppm, H 7 = 6000 ppm, H8 = 9000 ppm, dan H9 = 12000 ppm. Percobaan II faktor 1 terdiri atas H0 = tanpa herbisida (0 l/ha), H1 = 1,5/ha, H2 = 3 l/ha, H3 = 4,5 l/ha, H4 = 6 l/ha. Sedang faktor 2 baik percobaan I maupun percobaan II yaitu inokulan legin yang terdiri atas L0 = tanpa legin dan L1 = dengan pemberian legin 10 g/ 1 kg benih kacang tanah. Cara kerja percobaan I: Cawan petri (diameter 9 cm) yang sudah dicuci bersih dengan alkohol 70% dikeringkan. Kertas saring Whatman no.1 sebanyak 2 lapis diletakkan pada cawan petri lalu dibasahi dengan larutan glifosat (3 ml). Benih kacang tanah dibasahi air lalu dicampur dengan inokulan, disusun di atas media kertas saring sebanyak 20 biji setiap cawan petri untuk dikecambahkan. Penaksiran GR50 didasarkan pada penghambatan panjang akar, panjang tunas/batang, berat kering dan segar akar dan batang kecambah kacang tanah dengan menggunakan analisis probit. Analisis probit menentukan persentase penghambatan terhadap perlakuan kontrol. Persentase penghambatan ditransformasikan ke nilai probit dalam tabel Bliss. Hubungan antara nilai probit dengan logaritma konsentrasi glifosat digambarkan dalam suatu susunan sumbu koordinat, sumbu X sebagai logaritma konsentrasi glifosat dan sumbu Y sebagai nilai probit.
Agrosains Volume 2 No 2, 2000

Hubungan antara nilai logaritma dosis glifosat dan nilai logaritma probit menghasilkan garis lurus/ persamaan linier: Y = a + bX. Dari titik potong garis Y = a + bX dengan garis yang dibuat sejajar dengan sumbu X yang ditarik dari nilai log probit (50%), dibuat garis yang sejajar dengan sumbu Y. Perpotongan antara garis tersebut dengan sumbu X merupakan log dosis herbisida yang merupakan takaran glifosat yang akan menghambat pertumbuhan 50 %(GR50). Cara kerja percobaan II : Tanah latosol setelah dikering anginkan dan diayak dimasukkan ke dalam pot plastik. Dilakukan pemupukan dasar dengan urea 50 kg/ha (0,24 g/ pot), SP-36 100 kg/ha (0,48 g/pot) dan KCl 50 kg/ ha (0,24 g/pot). Benih kacang tanah setelah diinokulasi legin sesuai perlakuan, ditanam sebanyak 2 biji per pot. Penyemprotan herbisida glifosat dilakukan 7 hari sebelum tanam. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis statistik dengan uji sidik ragam. Untuk membandingkan antar kombinasi perlakuan digunakan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pecobaan I Pada Media Cawan Petri Persentase kecambah kacang tanah belum mengalami penghambatan pada perlakuan glifosat

pada dosis di bawah 60 ppm karena disamping dosisnya belum begitu tinggi, kemungkinan terdapat suatu zat tertentu yang dapat menginaktifkan glifosat sehingga sebagian glifosat yang telah diserap kecambah kacang tanah tidak aktif dan tidak mengganggu metabolisme. Dosis glifosat 600 ppm ke atas menghambat sintesis amilase sehingga proses hidrolisis pati menjadi gula dalam endosperm berkurang dan jumlah glukosa yang dikirim ke titik tumbuh sedikit sehingga pertumbuhan biji terhambat. Glifosat menghambat pemanjangan akar kecambah, karena masuknya herbisida glifosat ke dalam tubuh tumbuhan melalui akar menghambat pertumbuhan terutama pemanjangan akar dan mencegah pertumbuhan akar lateral Herbisida aktif lewat sistem perakaran menyebabkan kerdil serta menekan pertumbuhan akar lateral (Moenandir, 1993). Semakin meningkat dosis herbisida glifosat menyebabkan semakin terhambatnya pertumbuhan panjang akar. Penghambatan pemanjangan akar lebih besar dari pada penghambatan pada batang yaitu 89,23% untuk panjang akar dan 74,3% untuk panjang batang. Hal tersebut terjadi karena lintasan utama penyerapan herbisida adalah akar sehingga kontak akar dengan herbisida lebih lama maka meningkatkan konsentrasi glifosat dalam biji.

Tabel 1. Perkecambahan biji, panjang akar dan batang, berat segar dan kering tanaman kacang tanah pada berbagai dosis glifosat umur 10 hari
Dosis glifosat (ppm) 0 0,6 6 60 600 1200 3000 6000 9000 12000 BNT 5% Inokulan Rhizobium (L) L0 L1 BNT (5%) PerkecambahPanjang Berat segar Berat kering an biji (%) Akar (cm) Batang (cm) Akar (mg) Batang (mg) Akar (mg) Batang (mg) 100,00 g 100,00 g 100,00 g 100,00 g 95,85 f 90,80 e 83,33 d 78,33 c 73,33 b 66,67 a 2,61 88,00 b 89,63 a 0,82 8,08 i 7,16 h 6,25 g 5,20 f 2,58 e 2,16 d 1,75 c 1,25 b 1,08ab 0,87 a 0,67 3,46 b 3,81 a 0,21 4,28 h 4,18 h 3,86 g 2,98 f 2,80 e 2,67 e 2,58 d 2,33 c 1,90 b 1,10 a 0,19 2,81 b 2,93 a 0,06 259 j 230 i 198 h 170 g 140 f 131 e 119 d 107 c 92 b 72 a 2,86 150,03 b 153,98 a 2,40 3290 j 3155 i 3020 h 2460 g 2151 f 2010 e 1930 d 1820 c 1320 b 1230 a 76,39 2214 b 2263 a 2,40 54 h 49 g 44 f 39 e 38 e 30 d 26 c 24 b 23 b 20 a 1,52 34,53 b 35,72 a 1,09 1198 h 1121 g 1114 g 885 f 774 e 719 d 703 d 655 c 477 b 444 a 25,19 801,8 b 816,7 a 8,0

Pengaruh Herbisida Glifosat dan Legin ..... (Suwarni, B Guritno, J. Moenandir)

45

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama tidak berbeda nyata berdasar uji BNT taraf 5% Herbisida berdosis 12000 ppm (6l/ha) yang diberikan terhadap kacang tanah, batangnya masih mampu tumbuh meskipun ada hambatan 74,3%. Penghambatan tersebut karena sebagian glifosat yang diserap biji dan akar kecambah ditranslokasikan ke daerah pemanjangan di ujung batang. Dengan adanya herbisida dalam endosperm dan batang kecambah, menyebabkan terbatasnya glukosa yang dikirim ke daerah pertumbuhan pemanjangan batang (Asthon dan Crafts, 1981). Analisis probit menunjukkan nilai GR50 untuk panjang akar 138,96 ppm, panjang batang 3162,28 ppm. Semakin meningkatnya dosis glifosat juga mengakibatkan berat segar dan berat kering akar serta berat segar dan kering batang menurun dengan nyata karena jumlah glifosat yang diserap dan berada di dalam biji kemudian ditranslokasikan ke akar sedikit. Dengan adanya gangguan translokasi glukosa dari endopsperm ke titik tumbuh maka jumlah glukosa untuk pembentukan berat segar dan kering akar serta batang juga lebih sedikit. Hasil analisis probit nilai GR50 untuk berat segar akar 610,94 ppm dan untuk berat kering akar 2385,34 ppm. Percobaan II di Pot Plastik Bintil Akar Apabila kondisi lingkungan mendukung, inokulasi rhizobium diharapkan meningkatkan jumlah bintil akar. Adanya herbisida glifosat di dalam tanah maka lingkungan berubah dan pada dosis yang tinggi tidak menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan bakteri bintil akar. Dari hasil penelitian (tabel 2) pemberian glifosat terbukti tidak mengganggu pembentukan bintil akar dan jumlah bintil tertinggi dicapai pada dosis 4,5 l/ha. Hal tersebut karena aplikasi herbisida dilakukan 7 hari sebelum tanam sehingga daya racunnya sudah berkurang. Selain itu herbisida glifosat sedikit sekali yang berada bebas di dalam air tanah dan itupun segera didegradasi oleh mikroorganisme tanah (Thomoson, 1979). Meningkatnya pertumbuhan dan produksi kacang tanah selain ditentukan oleh 46

strain rhizobium dan populasinya juga ditentukan oleh lingkungan. Dalam hal ini peneliti menggunakan satu takaran inokulan sebagai perlakuan, yaitu 10 g/kg benih dibandingkan dengan tanpa inokulan, maka apabila kondisi lingkungan mendukung, inokulan rhizobium diharapkan meningkatkan jumlah bintil akar. Adanya herbisida glifosat dalam tanah maka lingkungan berubah dan dengan sendirinya herbisida glifosat lebih-lebih dengan dosis yang tinggi secara teoritas tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri bintil akar. Namun dari hasil penelitian (tabel 5) menunjukkan bahwa pemberian glifosat tidak mengganggu pembentukan bintil akar dan jumlah bintil tertinggi dicapai pada dosis 4,5 l per hektar. Pemberian inokulan rhizobium cenderung meningkatkan jumlah bintil akar dan pada umur 10 minggu jumlah bintil akar menurun karena bintil akar sudah lapuk. Meskipun banyak faktor mempengaruhi bintil akar tetapi umumnya pada minggu ke 7 bintil akar mulai melapuk (Hidayat,1985). Tanpa inokulasi rhizobium, bintil akar juga terbentuk tetapi jumlahnya lebih sedikit.
Tabel 2. Rata-rata jumlah bintil akar akibat perlakuan dosis herbisida glifosat dan inokulan rhizobium, pada umur 4, 6 dan 10 minggu. Rata-rata jumlah bintil akar pada minggu ke ..

Perlakuan
Dosis herbisida glifosat (H) H0 (0 l/ha) H1 (1,5 l/ha) H2 (3 l/ha) H3 (4,5 l/ha) H4(6 l/ha) BNT 5% Inokulum rhizobium (L) L0 ( 0 g/1kg) L1 (10g/1kg) BNT 5%

10

18,17 bc 28,34 ab 12,00 c 33,67 a 12,33 c 13,56

67,50 a 46,33 a 74,50 a 93,83 a 54,16 a 45,87

57,50 a 60,50 a 74,83 a 73,00 a 88,00 a 39,81

21,27 a 23,00 a 6,06

63,40 a 71,13 a 20,51

50,53 a 71,00 a 24,68

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama tidak berbeda nyata berdasar uji BNT taraf 5 %.
Agrosains Volume 2 No 2, 2000

Pertumbuhan Interaksi glifosat dengan legin berpengaruh nyata terhadap jumlah daun .Tanaman pada minggu ke 3 jumlah daun tertinggi (54,33) dicapai pada dosis glifosat 1,5 l/ha dengan legin,jumlah daun terrendah (26) pada dosis glifosat 1,5 l/ha dengan legin. Tanaman pada minggu ke 9 jumlah daun tertinggi (189) dicapai pada dosis glifosat 4,5 l/ha dengan legi dan terendah (97,67) pada dosis glifosat 6 l/ha tanpa legin (tabel 3). Berarti herbisida glifosat sampai dengan dosis 4,5 l/ha belum menekan pertumbuhan. Penekanan pertumbuhan terjadi pada dosis tinggi (6 l/ha).
Tabel 3. Rata-rata jumlah daun akibat perlakuan interaksi dosis herbisida glifosat dengan inokulan rhizobium pada umur 3 dan 9 minggu

Hal tersebut karena adanya pemupukan N dan kegiatan simbiosis bakteri rhizobium dengan tanaman kacang tanah serta pelapukan dari bagian tanaman yang luruh. Kandungan N total tanaman jauh lebih tinggi daripada kandungan N total tanah karena nitrogen hasil simbiosis bakteri rhizobium dengan tanaman kacang tanah diserap oleh tanaman untuk perkembangan generatif melalui aktivitas fotosintesis dan translokasi asimilat. Pemberian inokulan rhizobium dapat melestarikan kesuburan tanah (Syamsulbahri, 1997).
Tabel 4. Pengaruh dosis herbisida glifosat dan inokulan rhizobium terhadap kandungan N tanaman umur 5 minggu dan saat panen. Kandungan N total tanaman (% berat kering) 5 minggu Panen (weeks 5) (harvest) 4,33 ab 4,39 b 4,72 d 4,18 a 4,56 c 0,11 4,24 a 4,64 b 0,07 3,28 a 3,64 a 3,64 a 3,64 a 3,06 a 0,74 3,18 a 3,55 b 0,35

Perlakuan
Dosis hibisida Glifosat (H) H0 L0 H0 L1 H1 L0 H1 L1 H2 L0 H2 L1 H3 L0 H3 L1 H4 L0 H4 L1 BNT 5%

Rata-rata jumlah daun pada minggu ke 3 9 28,00 ab 48,67 c 26,00 a 54,33 c 40,33 b 38,33 b 45,33 bc 47,67 bc 34,33 ab 44,67 bc 11,48 126,33 b 155,00 c 157,33 c 159,67 c 163,00 c 178,00 d 166,00 cd 188,00 d 97,67 a 101,67 ab 13,97

Perlakuan (H)
Dosis herbisida glifosat (H) H0(0 l/ha) H1(1,5 l/ha) H2(3 l/ha) H3(4,5 l/ha) H4(6 l/ha) BNT (5%) Inokulum rhizobium (L) L0 ( 0 g/1kg) L1 (10g/1kg) BNT 5%

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama tidak berbeda nyata berdasar uji BNT taraf 5%. Analisis N total Kandungan N total tanaman pada minggu ke 5 lebih tinggi dari pada saat panen karena N yang difiksasi sudah digunakan untuk pembentukan protein sehingga saat panen, N tanaman lebih rendah. Hasil analisis N total tanah pada saat panen lebih tinggi daripada N total tanah awal. N total tanah awal berkisar antara 0,18%-21% sedangkan N total tanah akhir sebesar 0,29 % dicapai pada glifosat dosis 4,5 l/ha dengan inokulan rhizobium.

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama tidak berbeda nyata berdasar uji BNT taraf 5% Hasil dan komponen hasil Jumlah polong, berat polong, jumlah biji dan berat biji, pengaruh glifosat tidak nyata, sedangkan pengaruh inokulan signifikan terhadap jumlah polong. Inokulasi yang dilakukan dengan sengaja pada tanaman leguminosa, meningkatkan jumlah bakteri rhizobium. Kesesuaian dengan inang lebih meningkatkan jumlah bakteri yang efektif menginfeksi akar tanaman leguminosa sehingga nodul yang terbentuk bertambah maka aktifitas fiksasi nitrogen meningkat (Nambiar, Ravishankar dan Dart , 1983). 47

Pengaruh Herbisida Glifosat dan Legin ..... (Suwarni, B Guritno, J. Moenandir)

Kenaikan komponen hasil yang berakibat pada kenaikan hasil sehubungan dengan adanya inokulan (tabel 6). Terbentuknya bintil akar efektif lebih banyak sehingga fiksasi nitrogen meningkat yang selanjutnya digunakan untuk membentuk khlorofil dan enzim. Peningkatan khlorofil dan enzim meningkatkan fotosistesis yang hasilnya sebagian untuk membentuk tubuh sehingga pertumbuhan vegetatif meningkat. Akibat selanjutnya akumulasi bahan kering dalam biji juga bertambah.
Tabel 5. Kandungan N total tanah akhir dibandingkan dengan N total tanaman. Kombinasi perlakuan H0 L0 (0 l/ha, 0 g/1kg) H0 L1 ( 0 l/ha, 10 g/1kg) H1 L0 (1,5 l/ha,0 g/1kg) H1 L1 (1,5 l/ha,10 g/1kg) H2 L0 (3 l/ha,0 g/1kg) H2 L1 (3 l/ha,10 g/1kg) H3 L0 (4,5 l/ha,0 g/1kg) H3 L1 (4,5 l/ha,10 g/1kg) H4 L0 (6 l/ha, 0 kg/ 1kg) H1 L1 (6 l/ha,10 g/1 kg) N total tanah (%) 0,17 0,19 0,18 0,21 0,21 0,25 0,25 0,29 0,18 0,21 N total tanaman (%) 2,98 3,58 3,60 3,69 3,11 4,17 3,29 3,12 2,94 3,19

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Herbisida glifosat dosis 0,6 sampai 60 ppm belum menghambat persentase perkecambahan kacang tanah. Penghambatan perkecambahan terjadi pada dosis 600 ppm. Penghambatan terhadap panjang akar, panjang batang, berat kering akar, berat kering batang, serta berat akar dan berat segar batang masing-masing sebesar 89,23%, 74,3%, 62,9%, 62,54%, serta 72,2% dan 62,61%. Nilai GR50 herbisida glifosat berdasarkan panjang akar 138,86 ppm, panjang batang 3162,28 ppm, berat kering akar 1685,34 ppm, berat kering batang 4395,42 ppm, berat segar akar 610,54 ppm dan berat segar batang 2910,72 ppm. 2. Herbisida glifosat sampai dosis 4,5 l per hektar (H3) tidak menekan pertumbuhan tanaman kacang tanah dan pembentukan bintil akar serta menunjukkan hasil tertinggi. 3. Inokulasi rhizobium tidak secara jelas meningkatkan hasil.

Tabel 6. Rata-rata jumlah polong, jumlah biji, berat polong dan berat biji akibat perlakuan dosis herbisida glifosat dan inokulan rhizobium. Perlakuan Rata-rata jumlah polong biji 9,33 a 9,50 a 8,50 a 10,67 a 9,00 a 3,48 8,07 b 10,73 a 1,55 16,34 a 15,67 a 15,83 a 17,17 a 14,34 a 5,83 14,0 a 17,73 a Rata-rata berat polong biji 6,75 a 7,75 a 7,64 a 9,0 a 6,13 a 4,93 6,66 a 8,38 a 2,19 5,28 a 5,30 a 6,25 a 6,46 a 5,75 a 3,61 4,99 a 5,94 a 1,61

H0 (0 l/ha) H1 (1,5 l/ha) H2 (3 l/ha) H3 (4,5 l/ha) H4 (6 l/ha) BNT(5 %) L0 (0 g/1kg) L1 (10 g/1kg) BNT (5%)

Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama tidak berbeda nyata berdasar uji BNT taraf 5 %.

48

Agrosains Volume 2 No 2, 2000

DAFTAR PUSTAKA Ashton, F. M. and A. C. Crafts, 1981. Mode of action of Herbicides. John Willey and Sons. N. Y. pp. 525. Lamid, Z., Adlis G dan W Hermawan. 1996. Efikasi Herbisida Glyfosat untuk Mengendalikan Gulma Padi Sawah Pasang Surut Tanpa Olah Tanah. Pros. Konf 13. HIGI: 657 - 666. Moenandir, J. 1993. Fisiologi Herbisida. Rajawali Press. Jakarta. pp. 143. Moenandir, J., T. Sumarni dan Juliantina. 1996. Pengaruh Aloklor dan legin pada Bintil Akar. Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Pros. Konf. 13. HIGI : 580 - 585. Nambiar, P.T.C., H.M. Ravishankar, and P.J. Dart.

1983. Effect of Rhizobium Numbers on Nodulation and Dinitrogen Fixation in Groundnest. Exp. Agric. 19:130-141. Niswati, A., S. G. Nugroho dan M. Utomo. 1995. Pengaruh Aplikasi Herbisida Glifosat Terus Menerus Selama Lima Belas Musim Dalam Praktek Tanpa Olah Tanah Terhadap Populasi Mikroba Tanah. Pros. OTK: 140-148. Syamsulbahri, 1997. Keragaman Biofertilasi Nitrogen Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) di Lahan Kering Dengan Variasi Ketinggian Tempat. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya. p 15. Thompson, R.P. 1979. There Has Never Been a Herbicide Like This Before. Round UP.

Pengaruh Herbisida Glifosat dan Legin ..... (Suwarni, B Guritno, J. Moenandir)

49

You might also like