You are on page 1of 6

BAB I P E N D A H U LU A N

A. Latar Belakang Penularan dan penyebaran malaria, dipengaruhi kondisi vektor dan sumber parasit, karena itu pemberantasan malaria yang bertujuan mencegah kematian karena malaria dan menurunkan kesakitan serta kehilangan sosio ekonomi yang disebabkan penyakit, diarahkan pada pemberantasan parasit dan pemberantasan vektor. Ada banyak metoda pemberantasan vektor malaria dengan tujuan menekan populasi vektor sehingga tidak berperan lagi dalam penularan malaria. Dari banyak metoda pemberantasan vektor tersebut, yang paling disarankan adalah dengan pengelolaan lingkungan melalui pengendalian secara biologi (biological control) karena tidak berpengaruh terhadap keseimbangan ekologi dan bisa dilanjutkan oleh masyarakat melalui program jangka panjang yang berkesinambungan. Tapi metode ini akan efektif di daerah endemis malaria yang sudah diketahui karakteristik tempat perindukannya dengan intensitas penularan rendah. Sedangkan untuk daerah endemis dengan intensitas penularan tinggi, perlu diikuti dengan metoda pemberantasan lain misalnya menggunakan insektisida, terutama pada saat populasi vektor sedang tinggi dan penularan sedang berlangsung. Salah satu cara yang digunakan adalah menggunakan kelambu celup insektisida atau insecticide treated net (ITN) yang cukup efektif sebagai proteksi diri terhadap gigitan nyamuk dan serangga lainnya serta mampu mencegah penularan malaria.

B. Tujuan Tujuan dari proposal kewirausahaan tentang kelambu insektisida ini adalah untuk membantu masyarakat mencegah penyakit malaria khususnya di kota Jayapura. C. Manfaat Manfaat dari kelambu insektisida bagi masyarakat adalah dapat mencegah agar tidak terkena penyakit malaria.

BAB II STUDI PUSTAKA


A. Pengertian Kelambu Kelambu memberi perlindungan terhadap nyamuk, lalat, dan serangga lainnya termasuk penyakit yang disebabkan serangga-serangga tersebut, seperti malaria dan filariasis. Kelambu merupakan sebuah tirai tipis, tembus pandang, dengan jaring-jaring yang dapat menahan berbagai serangga menggigit atau mengganggu orang yang menggunakannya. Jaring-jaringnya dibuat sedemikian rupa sehingga walaupun serangga tak dapat masuk tetapi masih memungkinkan dilalui udara. kelambu sering di sebut juga sebagai bedcanopy. Kelambu umum digunakan seperti tenda yang menutupi tempat tidur. Agar dapat berfungsi efektif, perlu dijaga agar tidak terdapat lubang atau celah yang memungkinkan serangga masuk.kelambu juga ada yang telah memiliki rangka penopang sendiri atau banyak di sebut juga dengan self propping bed canopy. Kelambu yang ditambahkan insektisida dikembangkan pada tahun 1980 untuk pencegahan malaria. Kelambu ini ditambahkan insektisida piretroid atau permetrin yang mampu membunuh dan mengusir nyamuk. Sebuah penelitian yang dilakukan di Flores Timur menunjukkan bahwa penggunaan kelambu yang ditambahkan insektisida permetrin 0,20 g/m2 mampu mengurang insiden malaria dan filariasis selama 5 bulan penggunaan dari 25,70% ke 21,95% untuk malaria dan dari 4,20% ke 2,44% untuk filariasis. Akan tetapi, insektisida pada kelambu ini biasanya tidak bertahan lama karena akan hilang setelah enam kali pencucian dan perlu ditambahkan insektisida kembali. Oleh karena itu, kelambu ini dianggap tidak efektif mengatasi malaria dalam jangka panjang. Akibatnya, industri kemudian mengembangkan kelambu yang ditambahkan insektisida yang mampu bertahan lama. Masih menggunakan insektisida piretroid tetapi

diikat dengan bahan kimia tertentu, kelambu ini tahan dicuci hingga 20 kali sehingga dapat digunakan tiga tahun atau lebih. Walau memungkinkan dilewati udara, jumlah udara udara yang dapat lewat kelambu lebih sedikit daripada bila tidak menggunakannya. Akibatnya tidur di bawah kelambu dapat terasa lebih panas dibanding tanpa kelambu, terutama di daerah tropis yang tidak dilengkapi AC. Di Papua New Guinea, kelambu celup insektisida atau insecticide treated net (ITN) terbukti dapat menurunkan jumlah nyamuk yang penuh darah di perutnya pada suatu ruangan. Di Sukabumi Jawa Barat, ITN dapat menurunkan angka kesakitan malaria di Desa Langkapjaya dari 87 kesakitan per 1.000 penduduk pada tahun 2004 menjadi 13 kesakitan pada tahun 2005. Insektisida yang dipakai mencelup kelambu di Indonesia, termasuk golongan synthetic pyrethroid, salah satunya adalah permethrin yang mempunyai rumus molekul C21H20Cl2O3. Permethrin mulai dipasarkan pada tahun 1997, merupakan racun kontak yang mempengaruhi sistem pencernaan, efektif terhadap Hemiptera, Diptera dan Coleoptera. Penelitian di Thailand membuktikan bahwa ITN yang dicelup permethrin efektif selama 6 bulan terhadap nyamuk Anopheles spp. Yang menurun mulai bulan ke tujuh setelah mengalami pencucian pertama. Ini dikarenakan partikel permethrin mudah mengurai karena pengaruh suhu, kelembaban serta pencucian; karena itu untuk mempertahankan efektivitasnya, maka ITN perlu dilakukan pencelupan ulang setiap 6 bulan atau setelah pencucian.

B. BAHAN DAN CARA Kelambu masing-masing dicelup dengan insektisida permethrin, deltamethrin dan lamda sihalothrin dengan konsentrasi 0,5 gram insektisida per m2. Sebelum dipakai mencelup kelambu, masing-masing insektisida dicampur bahan perekat dengan perbandingan 20% insektisida dan 80% bahan perekat. Bahan perekat yang digunakan adalah campuran 86% acrylic yang berfungsi merekatkan insektisida pada serat benang kain kelambu agar tahan terhadap pengaruh pencucian dan 14% arthathrin yang berfungsi melarutkan sebagian partikel acrylic sehingga partikel insektisida bisa kontak
3

dengan nyamuk. Sebagai pembanding digunakan kelambu yang dicelup dengan insektisida permethrin dalam konsentrasi 0,5 gram insektisida per m2 tanpa dicampur bahan perekat sebagaimana yang selama ini digunakan dalam pemberantasan vector malaria (kontrol positif). Selain itu juga digunakan kelambu yang hanya dicelup dengan air sebagai kontrol negatif untuk mengetahui tingkat kesalahan perlakuan pada kelambu yang dicelup insektisida baik yang dicampur bahan perekat atau tidak. Efikasi kelambu celup terhadap nyamuk sangat berhubungan dengan dosis insektisida pada kelambu yang merupakan kuantitas bahan aktif insektisida per luas permukaan bahan kelambu yang dapat memberi efek repelen, iritan atau efek bunuh terhadap serangga. Acrylic adalah senyawa polymer, apabila menempel dan mengering pada benda padat, akan membentuk lapisan-lapisan yang bisa berfungsi sebagai penutup (cover) atau pengikat (binder) benda padat. Acrylic yang dicampur dengan insektisida dan dipakai mencelup kelambu, mengikat partikel insektisida pada setiap lapisannya dan menutup benang kelambu.

C. Faktor Penentu 1) Proses Pemasaran Dalam memasarkan produk yang kami hasilkan ini, kami memperkenalkan kepada sasaran melalui reklame. Selain itu juga kami bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan. Proses memperkenalkan kepada sasaran dapat dilakukan dengan melalui penyuluhanpenyuluhan tentang malaria dan cara pencegahannya yang diberikan kepada masyarakat.

2) Proses Distribusi Proses distribusi produk insektisida kepada sasaran yaitu melalui apotek-apotek dan melalui dinas kesehatan yang biasanya memberikan bantuan berupa kelambu insektisida kepada daerah-daerah yang berisko dan mempunyai angka prevalensi malaria yang cukup tinggi.

3) Konsumen Kelompok yang dapat menggunakan kelambu insektisida ini adalah masyarakat umum.

D. Analisis SWOT 1) Strength (Kekuatan) Kekuatan dalam usaha ini adalah letak geografis jayapura yang merupakan tempat strategis sebagai tempat endemis malaria sehingga, usaha ini sangat memungkinkan dan mempunyai prospek yang bagus untuk di adakan di daerah ini.

2) Weakness (Kelemahan) Kelemahan dalam usaha ini adalah dalam proses memasarkan produk kepada sasaran, kurangnya informasi tentang kelambu insektisida kepada masyarakat membuata produk ini kurang dikenal sehingga, hanya sebagian kecil dari sasaran yang mengetahuinya.

3) Opportunity (Peluang) Peluang dalam usaha ini masih cukup bagus karena kurangnya minat masyarakat untuk mengembangkan usaha ini sehingga, hanya mempunyai sedikit saingan saja.

4) Treath (Ancaman) Ancaman dalam usaha ini adalah kurangnya pemahan masyarakat tentang kelambu insektisida yang kelambunya dilumuri oleh bahan kimia yang sangat berbahaya bila masuk ke dalam tubuh. Yang paling beresiko terkena ancama ini pada umumnya adalah anak-anak yang tanpa sengaja memegang kelambu dan kemudian makan tanpa cuci tangan sebelumnya.

BAB III KESIMPULAN


Dari beberapa alasan dan kelebihan yang telah diuraikan di atas usaha kelambu insektisida selain menguntungkan juga memberi manfaat bagi konsumen dan pemangku kepentingan lain seperti Dinas Kesehatan. Untuk omset pun lumayan. Dari analisis SWOT yang telah dijabarkan di atas bahwa usaha ini masih mempunyai peluang yang cukup bagus untuk diadakan di daerah ini. Cara penggunaannya yang cukup mudah tetapi member perlindungan yang cukup efektif dari nyamuk juga sangat menguntungkan bagi masyarakat agar terhindar dari gigitan nyamuk anopheles yang dapat menularkan penyakit malaria.

You might also like