Professional Documents
Culture Documents
com
Menimbang:
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup telah ditetapkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
b. bahwa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup saat ini. sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
sehingga dipandang perlu diadakan perubahan terhadap Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG JENIS RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 1
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I Peraturan Menteri
ini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Menteri ini wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pasal 3
Dalam hal skala/besaran suatu jenis rencana usaha dan/atau kegiatan lebih kecil daripada
skala/besaran yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini akan tetapi atas dasar
pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta tipologi
ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan hidup, maka Bupati atau
Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dapat menetapkan jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut sebagai Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Pasal 4
Bupati atau Walikota atau Gubernur dan/atau masyarakat dapat mengajukan usulan secara tertulis
kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup mengenai jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
tidak tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini tetapi mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan hidup, untuk ditetapkan sebagai jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Pasal 5
Menteri Negara Lingkungan Hidup mempertimbangkan penetapan jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan hidup terhadap
usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Pasal 6
Menteri Negara Lingkungan Hidup dapat menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bagi jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang tidak tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini berdasarkan hasil
penapisan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini setelah mendengar
dan memperhatikan saran serta pendapat Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah
Non Departemen yang terkait.
Pasal 7
(1) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini
dapat berkurang dalam hal:
a. dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat ditanggulangi
berdasarkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau
b. dalam kenyataannya jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup.
(2) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b tidak diwajibkan dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
(3) Dalam menentukan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), Menteri wajib mempertimbangkan saran dan masukan dari sektor
terkait dan pendapat para ahli.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan
dari jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 8
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini dapat ditinjau
kembali paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pasal 9
Khusus untuk bidang rekayasa genetika, ketentuan tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf M Peraturan Menteri ini berlaku sampai dengan ditetapkannya
Peraturan Presiden yang,,mengatur Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
Pasal 10
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup
Nomor 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku 2 (dua) bulan sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 2 Oktober 2006
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Ttd.
Ir. RACHMAT WITOELAR
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
1. Pendahuluan
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ditetapkan berdasarkan:
a. Potensi dampak penting
Sesuai Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, jenis usaha
dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan AMDAL. Potensi dampak penting bagi
setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berdasarkan:
(1) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman
mengenai Ukuran Dampak Penting.
(2) Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai
landasan kebijakan tentang AMDAL.
b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak
penting negatif yang akan timbul.
2. Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
A. Bidang Pertahanan
Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan skala/besaran
sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini berpotensi menimbulkan risiko
lingkungan dengan terjadinya ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan
operasional dan penggunaan lahan yang cukup luas.
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1. Pembangunan Pangkalan Kelas A dan 13 • Kegiatan pengerukan dan
TNI AL reklamasi berpotensi mengubah
ekosistem laut dan pantai.
• Kegiatan pangkalan berpotensi
menyebabkan dampak akibat
limbah cair dan sampah padat.
2. Pembangunan Pangkalan Kelas A dan B • Kegiatan pangkalan berpotensi
TNI AU menyebabkan dampak akibat
limbah cair, sampah padat dan
kebisingan pesawat
3 Pembangunan Pusat • Bangunan pangkalan dan
Latihan Tempur fasilitas pendukung, termasuk
daerah penyangga, tertutup bagi
masyarakat.
- Luas > 10.000 ha • Kegiatan latihan tempur
berpotensi menyebabkan
dampak akibat limbah cair,
sampah padat dan kebisingan
akibat ledakan.
B. Bidang Pertanian
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan
kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma
pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan
pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik sosial dan
penyebaran penyakit endemik.
Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah memperhitungkan
potensi dampak penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, dan bentang alam
Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai ujicoba untuk
masing-masing kegiatan dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah, sedang,
dan tinggi.
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan IImiah Khusus
1. Budidaya tanaman pangan dan Kegiatan akan berdampak
hortikultura terhadap ekosistem, hidrologi
dan bentang alam.
a. Semusim dengan atau
tanpa unit pengolahannya
- Luas ≥ 2.000 ha
b. Tahunan dengan atau tanpa
unit pengolahannya
- Luas ≥ 5.000 ha
2. Budidaya tanaman perkebunan
a. Semusim dengan atau
tanpa unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budi ≥ 3.000 ha
daya non kehutanan,
luas
- Dalam kawasan Semua besaran
budidaya kehutanan,
luas
b. Tahunan dengan atau tanpa
unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budi ≥ 3.000 ha
daya non kehutanan,
luas
- Dalam kawasan Semua besaran
budidaya kehutanan,
luas
C. Bidang Perikanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak udang,
ikan adalah perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam.
Pembukaan hutan mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan tersebut.
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1 Usaha budidaya perikanan • Rusaknya ekosistem
a. Budidaya tambak mangrove yang menjadi
udang/ikan tingkat teknologi tempat pemijahan dan
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
D. Bidang Kehutanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap
ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam
dan potensi konflik sosial.
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1. Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
E. Bidang Perhubungan
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1 Pembangunan Jaringan Jalan Berpotensi menimbulkan
Kereta Api dampak berupa emisi,
gangguan lalu lintas,
- Panjang ≥ 25 km kebisingan, getaran, gangguan
pandangan, ekologis dan
dampak sosial.
2. Konstruksi bangunan jalan rel di Semua besaran Berpotensi menimbulkan
bawah permukaan tanah dampak berupa perubahan
kestabilan lahan (land
subsidence), air tanah serta
gangguan berupa dampak
terhadap emisi, lalu lintas,
kebisingan, getaran, gangguan
pandangan, gangguan jaringan
prasarana sosial (gas, listrik, air
minum, telekomunikasi dan
dampak sosial di sekitar
kegiatan tersebut.
3. Pembangunan terminal terpadu Berpotensi menimbulkan
Moda dan Fungsi dampak berupa emisi,
gangguan lalu lintas,
kebisingan, getaran, ekologis,
- Luas ≥ 2 ha tata ruang dan sosial.
4. a. Pengerukan perairan dengan Berpotensi menimbulkan
Capital Dredging dampak penting terhadap
sistem hidrologi dan ekologis
- Volume ≥ 500.000 m3 yang lebih luas dari batas tapalc
kegiatan itu sendiri, perubahan
b. Pengerukan perairan sungai Semua besaran batimetri, ekosistem, dan
dan/atau taut dengan capital mengganggu proses-proses
dredging yang memotong alamiah di daerah perairan
material karang dan/atau batu (sungai dan taut) termasuk
menurunnya produktivitas
kawasan yang dapat
menimbulkan dampak sosial.
Kegiatan ini juga akan
menimbulkan gangguan
terhadap lalu lintas pelayaran
perairan.
5. Pembangunan pelabuhan dengan • Kunjungan kapal yang
salah satu fasilitas berikut: cukup tinggi dengan bobot
sekitar 5.000-10.000 DWT
a. Dermaga dengan bentuk
serta draft kapal minimum
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
G. Bidang Perindustrian
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan IImiah Khusus
1. Industri semen (yang dibuat Semua besaran Industri semen dengan Proses
melalui produksi klinker) Klinker adalah industri semen
yang kegiatannya bersatu
dengan kegiatan
penambangan, dimana terdapat
proses penyiapan bahan baku,
penggilingan bahan baku (raw
mill process), penggilingan
batubara (coal mill) serta proses
pembakaran dan pendinginan
klinker (Rotary Kiln and Clinker
Cooler). Umumnya dampak
yang ditimbulkan disebabkan
oleh:
• Debu yang keluar dari
cerobong.
• Penggunaan lahan yang
luas.
• Kebutuhan air cukup besar
(3,5 ton semen
membutuhkan 1 ton air).
• Kebutuhan energi cukup
besar baik tenaga listrik
(110 - 140 kWh/ton) dan
tenaga panas (800 – 900
Kcal/ton).
• Tenaga kerja besar (± 1-2
TIC/3000 ton produk).
• Potensi berbagai jenis
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Air lainnya
- Tinggi, atau ≥ 15 m • Pada skala ini dibutuhkan
spesifikasi khusus baik bagi
material dan desain konstruksinya.
Pada skala ini diperlukan
quarry/burrow area yang besar,
sehingga berpotensi menimbulkan
dampak.
• Dampak pada hidrologi.
- Luas genangan ≥ 200 ha • Kegagalan bendungan pada luas
genangan sebesar ini berpotensi
mengakibatkan genangan yang
cukup besar di bagian hilirnya.
• Akan mempengaruhi pola iklim
mikro pada kawasan sekitarnya
dan ekosistem daerah hulu dan hilir
bendungan/waduk.
• Dampak pada hidrologi.
2. Daerah Irigasi • Mengakibatkan perubahan pola
a. Pembangunan baru dengan ≥ 2.000 ha iklim mikro dan ekosistem
luas kawasan.
• Selalu memerlukan bangunan
utama (headworks) dan bangunan
pelengkap (oppurtenants
structures) yang besar dan sangat
banyak sehingga berpotensi untuk
mengubah ekosistem yang ada.
Mengakibatkan mobilisasi tenaga
kerja yang signifikan pada daerah
sekitarnya, baik pada saat
pelaksanaan maupun setelah
pelaksanaan.
Membutuhkan pembebasan lahan
yang besar sehingga berpotensi
menimbulkan dampak sosial.
b. Peningkatan dengan luas ≥ 1.000 ha • Berpotensi menimbulkan dampak
tambahan negatif akibat perubahan ekosistem
pada kawasan tersebut.
• Memerlukan bangunan tambahan
yang berpotensi untuk mengubah
ekosistem yang ada.
Mengakibatkan mobilisasi manusia
yang dapat menimbulkan dampak
sosial.
c. Pencetakan sawah, luas ≥ 500 ha • Memerlukan alat berat dalam
(perkelompok) jumlah yang cukup banyak.
• Perubahan Tata Air.
3. Pengembangan Rawa: ≥1.000 ha • Berpotensi mengubah ekosistem
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
dipindahkan
f. Bahan galian radioaktif, Semua besaran Sampai saat ini bahan radioaktif
termasuk pengolahan, digunakan sebagai bahan bakar
penambangan dan reaktor nuklir maupun senjata nuklir.
pemurnian Oleh sebab itu, selain dampak
penting yang dapat ditimbulkan,
keterkaitannya dengan masalah
pertahanan dan keamanan menjadi
alasan mengapa kegiatan ini wajib
dilengkapi AMDAL untuk semua
besaran.
g. Pengambilan air bawah ≥ 50 liter/detik Potensi perubahan dan gangguan
tanah (sumur tanah (dari 1 sumur sistem hidrogeologi.
dangkal, sumur tanah sampai dengar 5
dalam, dan mata air) sumur dalam
satu area < 10
ha)
h. Tambang di laut Semua besaran Berpotensi menimbulkan dampak
berupa perubahan batimetri,
ekosistem pesisir dari laut,
mengganggu alur pelayaran dan
proses-proses alamiah di daerah
pantai termasuk menurunnya
produktivitas kawasan yang dapat
menimbulkan dampak sosial,
ekonomi, dan kesehatan terhadap
nelayan dan masyarakat sekitar.
3. Melakukan penempatan tailing di Semua besaran Memerlukan lokasi khusus dan
bawah laut (Submarine Tailing berpotensi menimbulkan dampak
Disposal) berupa perubahan batimetri,
ekosistem pesisir dan laut,
mengganggu alur pelayaran dan
proses-proses alamiah di daerah
pantai termasuk menurunnya
produktivitas kawasan yang dapat
menimbulkan dampak sosial,
ekonomi, dan kesehatan terhadap
nelayan dan masyarakat sekitar.
4. Melakukan pengolahan bijih Semua besaran Sianida dan air raksa merupakan
dengan proses sianidasi atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
amalgamasi yang berpotensi menimbulkan
pencemaran air permukaan air tanah
dan udara.
B. MINYAK DAN GAS BUMI
1. Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi .
a. Di darat:
− Lapangan minyak ≥ 5.000 BOPD • Potensi menimbulkan limbah
B3 dari lumpur pengeboran.
− Lapangan gas ≥ 30 MMSCFD
• Potensi ledakan.
b. Di laut
• Pencemaran udara, air dan
− Lapangan Minyak ≥ 15.000 BOPD tanah.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Daftar Singkatan:
m = meter
2
m = meter persegi
3
m = meter kubik
km = kilometer
2
km = kilometer persegi
ha = hektar
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
I = liter
dt = detik
kW = kilowatt
kWh = kilowatt hour
kV = kilovolt
MW = megawatt
'TBq = Terra Becquerel
BOPD = barrel oil per day = minyak barrel per hari
MMSCFD = million metric ,square cubic feet per day = juta metrik persegi kaki kubik per hari
DWT = dead weight tonnage = bobot mati
KK = kepala keluarga
LPG = Liquiefied Petroleum Gas = gas minyak bumi yang dicairkan
LNG = Liquiefied Natural Gas = gas alam yang dicairkan
ROW = right of way = daerah milik jalan (damija)
BOD = biological oxygen demand = kebutuhan oksigen biologis
COD = chemioal oxygen demand = kebutuhan oksigen kimiawi
DO = dissolved oxygen = oksigen terlarut
TSS = total suspended solid = total padatan tersuspensi
TDS = total dissolved solid = total padatan terlarut
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Kawasan Lindung yang dimaksud dalam Penjelasan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dan Pasal 37 Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung.
2. Kawasan Bergambut.
3. Kawasan Resapan Air.
4. Sempadan Pantai.
5. Sempadan Sungai.
6. Kawasan Sekitar Danau/Waduk.
7. Kawasan Sekitar Mata Air.
8. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Wisata, Daerah
Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian Satwa).
9. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat,
wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu karang dan atol yang
mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem).
10. Kawasan Pantai Berhutan Bakau (mangrove).
11. Taman Nasional.
12. Taman Hutan Raya.
13. Taman Wisata Alam.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
KRITERIA PENAPISAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK
TERMASUK DALAM DAFTAR JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB
DILENGKAPI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak terdapat dalam daftar jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1
Lakukan pengisian terhadap daftar pertanyaan berikut, terkait lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan:
Apakah lokasi rencana usaha Ya/Tidak/Ragu-ragu Apakah hal tersebut akan
dari/atau kegiatan: Jelaskan secara ringkas berdampak penting?
Ya/Tidak/Ragu-ragu
Kenapa?
1. Akan mengubah tata
guna lahan yang ada?
2. Akan mengubah
kelimpahan, kualitas dan
daya regenerasi sumber
daya alam yang berada
di lokasi?
3. Akan mengubah
kapasitas absorpsi
lingkungan alami,
khususnya daerah
berikut?
a. Lahan basah
b. Daerah pesisir
c. Area pegunungan
dan hutan
d. Kawasan lindung
dan taman
nasional
e. Kawasan yang
dilindungi boleh
peraturan
perundangan
yang berlaku
f. Daerah yang
memiliki kualitas
lingkungan yang
telah melebihi
batas ambang
yang ditetapkan
g. Daerah
berpopulasi padat
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
h. Lansekap yang
memiliki nilai
penting sejarah,
budaya atau
arkeologi
Langkah 2
Lakukan pengisian terhadap daftar pertanyaan berikut untuk menilai karakteristik rencana usaha
dan/atau kegiatan.
Apakah rencana usaha Ya/Tidak/Ragu-ragu Apakah hal tersebut akan
dan/atau kegiatan: Jelaskan secara ringkas berdampak penting?
Ya/Tidak/Ragu-ragu
Kenapa?
1. Akan mengubah bentuk
lahan dan bentang
alam?
2. Akan mengeksploitasi
sumber daya alam, baik
yang terbaharui maupun
yang tak terbaharui?
3. Dalam proses dan
kegiatannya akan
menimbulkan
pemborosan,
Pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup, serta
kemerosotan sumber
daya alam dalam
pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan
yang hasilnya dapat
mempengaruhi
lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta
lingkungan sosial dan
budaya?
5. Proses dan kegiatan
yang hasilnya akan
mempengaruhi
pelestarian kawasan
konservasi sumber daya
alam dan/atau
perlindungan cagar
budaya?
6. Akan mengintroduksi
jenis tumbuh-tumbuhan,
jenis hewan, dan jasad
renik?
7. Akan membuat dan
menggunakan bahan
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Langkah 3
Lakukan penentuan dampak penting untuk setiap jawaban "YA" dari daftar pertanyaan pada
Langkah 1 dan Langkah 2 menggunakan kriteria penentuan dampak penting berikut:
1. jumlah manusia yang akan terkena dampak;
2. luas wilayah, persebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak; dan
6. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Langkah 4
Pelajari apakah dalam. 10 tahun terakhir basil implementasi pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dari jenis usaha dan/atau kegiatan dimaksud menunjukkan bahwa:
a. usaha dan/atau kegiatan dimaksud senantiasa menimbulkan dampak penting negatif yang
hampir serupa di seluruh wilayah Indonesia.
b. tidak tersedia ilmu pengetahuan dan teknologi, tata cara atau tata kerja untuk mengelola
dampak penting negatif usaha dan/atau kegiatan dimaksud, baik yang bersifat terintegrasi
dengan proses produksi maupun terpisah dari proses produksi.
Langkah 5
Bila hasil analisis langkah 4 menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir dampak lingkungan
usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak dikenali karakter dampaknya dan tidak tersedia ilmu
pengetahuan, teknologi dan tata cara untuk mengatasi dampak penting negatifnya, maka usaha
dan/atau kegiatan dimaksud yang semula tergolong tidak wajib, AMDAL dapat digolongkan
sebagai usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
www.hukumonline.com