You are on page 1of 14

I love you because you understand, dear Every single thing I try to do Youre always there to lend a helping

hand, dear I love you most of all because youre you. No matter what the world may say about me I know your love will always see me through I love you for the way you never doubt me But most of all I love you cause youre you. I love you because my heart is lighter Every time Im walking by your side I love you because the futures brighter The door to happiness, you open wide. No matter what the world may say about me I know your love will always see me through I love you for a hundred thousand reasons But most of all I love you cause youre you

Bercinta Dengan Pria Miskin LEA - Jakarta

Beberapa hari yang lalu, aku sudah melakukan perjudian dan bertaruh dengan nasibku sendiri. Aku perempuan yang katanya cerdas, tapi sudah sukarela tinggal bersama di bawah satu atap dengan seorang pria, tanpa ikatan hukum apapun. Once upon a time ada seseorang yang nasehatin diriku, "Pilihlah seorang suami berdasarkan AGAMA, OTAK dan PERASAAN HALUSnya........karena dengan imannya, ia tak akan melakukan apapun itu yang dilarang agama. Dengan Otak cerdasnya, ia akan sekuat tenaga terlalu sibuk mengejar dunia, hingga ga akan punya waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting lainnya. Dan dengan perasaan halusnya, ia ga akan melakukan apapun itu yang akan menyakiti hatimu!". Orang itu selalu bilang kalau "Laki-laki, anak orang kaya itu, biasanya kurang struggle ngadepin hidup! Dan ditambah......keluarga kaya itu....cenderung NGUANYELNO ATI!" Wehehe, prinsip yang cukup AJAIB di jaman resesi seperti sekarang! Atau mungkingg, karena pembawaan orang itu yang hobi maen pilem indiahe yaa? Bagaimana dengan dirimu? Sanggupkah menikahi pria miskin?

**********************

15 November 2001 Malam ini aku terbangun tiba-tiba karena kepanasan. Tanpa sadar aku berusaha meraih remote AC yang biasanya menempel di dinding kamarku. Ahh baru teringat, kalau aku bukan sedang berada di kamar lamaku, yang besar dan nyaman.

Kulihat di sekelilingku, tempat tidur single bed yang sangat keras dan beberapa perabotan sederhana. Kutatap wajah pria yang tertidur nyenyak di sampingku. Walau sudah 3 hari kami tidur bersama, belum sekalipun, ia menyentuhku. Duhh benarkah yang sedang kulakukan ini? Beberapa hari yang lalu, aku sudah melakukan perjudian dan bertaruh dengan nasibku sendiri. Aku perempuan yang katanya cerdas, tapi sudah sukarela tinggal bersama di bawah satu atap dengan seorang pria, tanpa ikatan hukum apapun. Aku bahkan rela meninggalkan istana keluargaku dan membuat mereka dicemooh semua orang, hanya demi pria yang sedang tertidur dalam damainya, di sampingku ini. Bagaimana mungkin seorang perempuan yang katanya rasional dan cerdas melakukan ini semua? Aku bahkan mempertaruhkan nasibku, pada janji seorang pria yang tidak akan menyentuhku, sampai semua tertata rapi, 2 tahun lagi nanti. Ahh apa mungkin seorang pria yang dulu terkenal nakal dan datang dari keluarga yang tidak mengenal agama, bisa memegang janjinya. Bukan salahnya! Tapi salahku, yang sudah terlalu mencintainya, hingga rela melakukan apapun demi dirinya. Apa iya aku mencintainya, sebesar itu? Aku nggak tau. Yang aku tau, ia menawarkan dunia baru yang berbeda jauh dari istanaku. Saat mengenalnya pertama kali, aku sudah terpesona oleh kegelapan dunianya. Pria bermata nakal yang ditakuti teman temanku, karena pernah dipukuli olehnya saat terlibat perkelahian massal yang dimenangkan oleh pihaknya, sekaligus pria cerdas dengan nilai tertinggi se fakultasnya. Ia mungkin datang dari keluarga yang berantakan dan patut dipertanyakan nilai moralnya, tapi selama bersamaku, ia hanya pria biasa yang sinis terhadap dirinya sendiri tapi selalu bisa memberiku kedamaian. Aku memanggilnya RA, seperti nama dewa mesir yang menguasai langit, bumi dan dunia akhirat. Iyaa, karena ternyata laki-laki itu telah menguasai seluruh langit dan bumi di hatiku. Juga ternyata, aku berharap bisa menggenggam jemari tangannya hingga di akhirat nanti.

Ehh sudah pagi, waktunya aku siap-siap buat menyiapkan sarapan untuknya. Aduhh, aku masak apa lagi ya? nggak mungkin kan indomi mulu? Aku pingin belanja di tukang sayur, tapi bagaimana caranya ya? cara nawar, yang biar nggak keliatan jahat tapi bisa dapet harga murah?cara beli bumbu, yang aku tau dari resep tapi belum pernah tau bentuk awalnya di tukang sayur?.juga apa iya, orang itu masih mau makan ala vegetarian terus sepanjang hidup nya bersamaku, secara aku belum pernah memegang ikan mati ataupun ayam mati. Aduhh kenapa hidup jadi mulai rumit ya?

______________

6 Desember 2001

Hari ini aku mendapat cerita, kalau bulan depan orang tua RA akan datang, mengunjungi kami. Ahh sepertinya akan jadi bulan yang cukup rumit buat kami, karena mereka tak tau kalau kami belum menikah secara resmi dan hanya tinggal serumah tanpa ikatan hukum apapun juga. Aku tak ingin mereka tau, kalau sebetulnya hubungan kami mendapat tentangan keras dari pihak keluargaku. Mereka mungkin bukan orang yang berada, tapi mereka tetap manusia biasa, yang pasti akan merasa sedih jika melihat anak kebanggaannya seperti tak diinginkan. Jadi ingat cerita 2 tahun yang lalu Saat itu kami baru berpacaran 3 bulan. Tentangan orang tuaku mencapai puncaknya, garagara dikompori oleh pihak keluarga orangtuaku. Orang tuaku sebetulnya tak pernah melihat seseorang dari materi saja, tapi mungkin karena derasnya cibiran, bisa dimaklumi kalau mereka jadi agak goyah. Dan di suatu pertengkaran, aku memutuskan untuk lari dengan RA, pulang ke rumah orang tuanya. Perjalanan yang mendebarkan, karena RA malah jatuh sakit, dan membuatku harus memeluknya semaleman. (Hehehe jangan tanya apa yang kami lakukan semaleman itu di balik selimut, tapi tanya apa yang tidak kami lakukan saja, agar daftar list jawabannya bisa lebih pendek! hihi)

Sangat menyedihkan, justru setelah perjalanan panjang itu, ibu RA justru tidak menunjukkan sikap penerimaan terhadap kehadiranku. Mungkin karena aku yang terlihat seperti terlalu orang kota, atau mungkin penolakan itu hanyalah hal biasa yang dilakukan setiap ibu di dunia, saat merasa sedikit bersaing karena takut kehilangan anak laki-laki satu-satunya. Orang tuaku ternyata mengejarku ke kota kecil itu dan merayuku untuk ikut pulang bersama mereka. RA dengan tetap tersenyum, mengantarkanku ke rumah besar keluargaku, yang salah satunya juga ada di kota kecil itu. Di antara hal yang paling memilukan hati, kok bisanya motor RA masuk ke dalam parit kecil, yang ada di depan rumahku. Aku bisa ikut merasakan sakitnya RA, bukan karena fisiknya yang tergores-gores, tapi ditertawakan oleh semua keluarga orangtua (yang kebetulan sedang berkumpul di rumah peristirahan itu), saat RA belepotan air kotor. Ahh mulai sore hari itu aku bersumpah, aku akan membuktikan kepada semua orang yang tertawa terbahak-bahak di balkon rumah itu, kalau RA bisa membahagiakanku. Saat melihat tatapan kelam di mata tajamnya, yang hanya tersenyum tipis membalas keriuhan itu, adalah aku yang sebenarnya jauh lebih terluka. Kenangan yang sangat luar biasa bagiku, saat di malam itu aku memeluk pinggangnya, waktu membonceng motornya dalam hujan yang turun begitu derasnya. Memang ada sedikit rasa sedih di antara airmata yang bercampur dengan butiran air hujan, tapi juga ada rasa hangat di dada, rasa saling menggenggam jiwa dan rasa hasrat janji untuk membuktikan yang berkobar di dada. Aneh sekali, saat itu kami bahkan seperti tak merasa kedinginan, hingga tak ingin berhenti menepi. Hanya ingin terus berlari..hingga dunia tak bisa mengejar kami lagi.

Sudah banyak hal baik yang terjadi, di antara hubunganku dengan ibu RA, selama 2 tahun ini. Ahh tapi entah mengapa, aku kok punya firasat, kalau bulan depan akan ada kejadian seruhmmmm rumitnya dunia!

_________________

4 Januari 2002 Begitu banyak cerita yang terjadi dalam beberapa hari ini, hingga aku bingung sendiri, harus dari mana untuk mulai menulis. Prolog, beberapa hari yang lalu.. Sore itu aku sedang sibuk membersihkan rumah, karena orang tua RA akan datang beberapa hari lagi. Well, aku berharap paling nggak, tempat mungil kami nggak akan terlalu kelihatan sumpek, saat nanti mereka marah waktu akhirnya mengetahui bahwa aku sudah tinggal serumah dengan anak laki-laki satu-satunya mereka, tanpa selembar pun surat nikah (hehe apa coba hubungannya! Tetep aja bakalan dimarahin deh kayaknya!). Segitu semangatnya bersih-bersih, sampai tak menyadari, ada seorang lelaki paruh baya sedang memperhatikanku dari kejauhan. Bapak itu terlihat gagah, turun dari mobil dinas plat merah nya ditemani seorang supir berseragam, walau tatapan matanya terlihat begitu lembut, diterpa hangatnya matahari senja itu. Laki-laki itu terlihat berbeda jauh, dengan laki-laki yang sering berteriak padaku, di setiap pertengkaran yang terjadi sejak aku mengenal RA. Ia kemudian memelukku, menciumku di dahi dan menanyakan Jadi, yang tinggal di sebelah rumahmu itu, tukang pijet dan tukang sayur ya? Enak dong, jadi bisa dapet diskon, kalau mau belanja sekalian luluran? Epilog malam ini. RA terlihat tersenyum jail. Sepertinya, hari ini dia sudah memutuskan untuk sering memberikan bonus kernyitan tatapan nakal, untuk istri barunya. Tadi pagi, dengan tertatihtatih melangkah (Akibat kecelakaan beberapa hari yang lalu, kaki RA harus dijahit! ooh i wish, aku bisa dengan heroik bercerita, kalau RA kecelakaan karena ditabrak truk atau bis.sayangnya dia cuma ketabrak bajaj! hehehe walau jelas aku juga sangat bersyukur!), kami berdua mencatatkan pernikahan di instansi pemerintah dekat rumah orang tuaku. (Yah, TANPA DIDUGA dan benar sebuah kejutan besar bagi kami. Beberapa hari yang lalu, ayahku mengusulkan untuk meresmikan hubungan kami, begitu tau kalau orang tua RA akan datang. Demi darah yang sama mengalir di nadiku, ayahku tak ingin aku bersedih, karena membuat orang tua RA merasa anaknya tak diinginkan!!)

Sesuai permintaanku, tak ada cincin yang melingkar di jariku, karena aku tau, RA lebih membutuhkan uang itu untuk membayar biaya kuliah semester depan. Dan sesuai permintaannya, tak ada malam pertama jua di ujung hari ini, karena RA sudah memutuskan untuk tetap menepati janjinya padaku meneruskan main rumah-rumah an hingga 2 tahun ke depan nanti saat keadaan sudah jauh tertata rapi. saat kamu bisa bangga bersandar di pundakku.. saat aku tak merasa jengah lagi, menerima cinta tanpa syaratmu .. Maaf, tapi kamu terlalu berharga buatku..dan aku ingin menikmati semuanya perlahandalam kesempurnaan. Naif kah, jika aku rela memberikan segalanya dan tak mengharapkan balasan apapun, pada seseorang yang memberikanku kedamaian untuk terus berjalan? Ahh seperti belum cukup rumit dengan semua masalah yang ada, RA akan dipecat dari kantornya, terhitung tanggal 14 Januari besok (.hihihiayoo dunia.timpuk aja terus!.mumpung lagi nggak ada, orang yang punya itu kepala!)

----------------------

14 Februari 2002

Aku tak pernah tau jelas, dengan yang dimaksud arti CINTA itu apa. Yang jelas saat ini aku sedang mengalami satu perasaan baru, yang tak pernah kurasakan sebelumnya pada seorang manusia. Aneh sekali, dulu biasanya aku adalah gadis kecil kesayangan papa, yang tak akan mungkin melakukan sesuatu yang akan membuatnya bersedih. Dulu, aku hanyalah gadis kecil yang

hidup nyaman dalam perlindungan benteng keluargaku. Tapi begitu bertemu dengan RA, semuanya terasa berubah. Aku tak mengerti apa mungkin itu yang namanya CINTA, tapi aku sudah bersumpah, untuk tak akan membiarkan siapapun menyakiti RA. Iyaa karena aku akan memeluknya erat-erat, hingga tak ada yang bisa melukai sayap patahnya lagi. Sebelum bertemu dengan RA, duniaku hanya terasa seperti gumpalan marsmallow, manis dan lembut. Ahh tak terbayangkan, seorang manusia biasa, bisa membuat duniaku seperti langit musim semi. Iyaa, ada gemuruh hujan dan dinginnya tiupan angin, tapi juga ada hangatnya matahari di ujung pelangi. Mengingat tanggal ini, jadi terlintas kenangan saat aku berbohong pada papa bahwa aku akan pergi ke tempat MR, padahal aku malah akan makan malam bersama RA. Rasanya begitu sedih sekali di dada, harus membohongi orang yang mengalirkan darah di tubuhku. Hatiku terus berdetak kencang, tapi seperti biasanya, semuanya sirna saat melihat senyum RA yang menyambut kedatanganku. Selalu seperti itu. Ketenangannya selalu bisa membuatku merasa damai. Saat bersamaku, aku tak pernah bisa melihat sosok monster menyeramkan pada diri RA, seperti yang selalu didengungkan orang tuaku (akibat pengaruh provokasi keluarga besar). Pernah di suatu waktu, saat aku melarikan diri kembali dari rumah, setelah pertengkaran hebat dengan papaku. Tanpa berusaha mengambil kesempatan sedikitpun, RA malah menitipkan aku di tempat seorang teman perempuan. Setelah puas menumpahkan semua rasa sesak di dada, menemaniku sampai tertidur, kemudian paginya ia datang kembali sambil membawa bunga. Dia bilang aku tadi jadi tontonan orang banyak, gara2 bawa bunga!. Tak terbayangkan, laki-laki yang terkenal kaku, tapi dia bisa niat pergi ke tempat jual bunga di pagi subuh! Setelah memberiku bunga, di jam 6 pagi, kemudian ia kembali lagi ke rumahnya sebelum mengantarkanku kembali ke rumah papa.

Hehe laki-laki itu selalu saja bisa membuatku melihat pelangi di ujung badai. Siang tadi aku memutuskan untuk membolos dari tempat kerja ku, untuk ikut mengantarkan RA ujian interview kerja. Seperti biasanya, setiap kali menunggu, aku akan mencari mushola terdekat, untuk sholat dhuha dan membaca arrahman. Atau kadang hanya menunggu di tempat parkir, sambil terus berdzikir dan menangkupkan kedua tanganku di dada, memohon pada sang penguasa ARASSY untuk terus memeluk RA. Hehe rasanya jadi kayak lagi berperang bersama, ada benang-benang doa yang menyambungkan hatiku dengannya. Aku tak tau apa yang akan terjadi di depan, tapi entah mengapa aku selalu yakin, kalau semuanya akan baik-baik saja! Barusan aku selesai membuat 20 berkas lamaran kerja untuk RA. Wah kadang tukang pos nya sampai kebingungan kalau ngeliat aku sibuk huru-hara, menyiapkan segitu banyak amplop lamaran untuk dikirim setiap minggunya. Aku tau ia lelah karena sibuk interview kerja, belajar dan terpaksa membuat dua tugas paper, termasuk tugas milikku. Hehe ini namanya pembagian tugas yang cerdas! (Hihi ini hikmah tersembunyi dari berhasilnya rayuanku, untuk memaksa RA kuliah lagi di graduate school yang sama!). Moga2 penjaga ujian nya ga rese kayak yang waktu itu, sampai aku susah gerak, buat nyontek jawabannya RA! Ahh doa yang aneh! apa yaa akan dikabulkan? Malam sudah tua, aku harus segera tidur, untuk bangun dengan segar di esok pagi, dan kembali menemani RA menaklukkan dunia! Semuanya pasti akan baik-baik saja! AKU YAKIN!

-----------------

10 Maret 2002 Minggu-minggu terakhir ini terasa berjalan begitu lambat. Aku seperti berkejar-kejar an dengan sang waktu. Atau malah mungkin, seperti sedang berusaha menakuti sang waktu, agar berkenan untuk berlari lebih kencang. Entah mengapa, justru karena aku yakin bahwa di depan sana nanti akan ada jalan terang, aku jadi makin tak sabar menunggu hari ber ganti. Iyaa, karena hatiku sudah tak sanggup menahan terlalu lama, melihat matahariku harus berjalan menunduk di depan dunia. Iyaa, aku tak sanggup melihat dunia terbahak melecehkan RA! Iyaa, mungkin seluruh dunia boleh melempariku, tapi aku tak akan pernah membiarkan seorang pun untuk boleh melukai RA!. Iyaa, itu lah mengapa..aku tak sabar menunggu hari berganti.. karena aku yakin.dalam dunia di depan sana nanti, RA pasti akan berhasil menaklukan dunia untukku. Iyaa, aku yakin.dalam dunia di depan sana nanti, RA akan berjalan dengan kepala tegak

Kegiatan kami sekarang sedang berkisar dari satu interview ke interview berikutnya. RA sekarang sedang sibuk interview dengan berbagai perusahaan. Sungguh ALLAH MAHA MENGABULKAN DOA, dari satu panggilan kemudian beruntun berbagai panggilan kerja berdatangan. Di kamar kecil itu, dengan penuh tawa dan cinta, kami selalu latihan simulasi interview. Hehe dari cara tersenyum, cara berjalan, cara berbicara, cara berjabat tangan, juga cara mengeluarkan aura tak terkalahkan. Hihi aku juga menyiapkan kertas jawaban dari setiap pertanyaan yang mungkin akan ditanya, berikut semua detil dalam bahasa inggris yang harus dihapalkan. (Hehe, sepertinya ini satu-satunya kegunaan dari nilai TOEIC ku, yang dapet score 895 itu! halah!) Kami tak pernah sekalipun saling menanyakan ini giliran siapa?, semuanya berjalan saling mengisi. Hehe ahh ini mungkin hanya alasanku yang berusaha melegalkan tindakanku, yang membiarkan RA mengerjakan semua tugas kuliahku dan juga selalu menunggu kiriman contekan jawaban darinya saat ujian kuliah. Kadang kalau aku tunggang langgang karena bangun terlambat, dia akan dengan santai nya memasak atau mencuci dan membereskan rumah. Hehe seperti belum cukup, di setiap hari libur, dengan sedikit gaya merayu aku akan memintanya untuk menjahitkan perlengkapan rumah atau mengecat rumah kecil kami, dengan janji awal kalau aku akan membantu menggunting atau mengecat. Iyaa, karena aku sudah bertekad, walau rumah sewa ku kecil, tapi aku bisa membuatnya terlihat KEREN (sampai diniatin beli majalah rumah ala minimalis, padahal harga buku nya muahalll puoll!). Hehe, sebetulnya bukan karena apa-apa aku segitu ngototnya. Aku hanya tak ingin terlihat memelas di depan orang tua ku! Iyaa, mereka hanya perlu tau kalau aku bahagia! Iyaa, mereka hanya perlu tau, kalau RA sanggup menjagaku! Ahh selalu menyenangkan setiap kali proyek keren ku berhasil. Hehe karena selalu ada mata RA yang berbinar, setiap kali aku berhasil menyulap suatu barang menjadi sesuatu. Hehe aku berhasil bikin meja ruang tamu, dari kaca bekas lemari dan ban bekas (Dan yang terpenting, karena ini ide dari majalah rumah yang mahal terbitan luar, jadi bisa diasumsikan kalau ruang tamuku itu KEREN!! hihihi.jadi kesimpulannya.bukan karena miskin lho,

sampai pake ban bekas!!!). Aku juga bikin ruang makan ala tatami, dari matras senam mama ku yang tak terpakai dan dijahit dengan kain putih keren! (Pokoknya semuanya udah sesuai ala majalah mahal itusemuanya putih keren!..hihihi aku memang tukang desainer yang SAKTI!) mmmhh mungkin bagi dunia luar, hidupku terlihat mengenaskan dibandingkan kehidupanku sebelumnya, tapi aku bahagia dan merasa KAYA! Iyaa aku tak membutuhkan apapun juga, karena aku sudah punya seluruh dunia di dalam istana kecil ku itu. Hihi iyaa, aku sudah punya mesin cuci (hasil dari memaksa RA untuk membelinya dari gaji pertamanya, saat masih pacaran dulu), kulkas kecil, tivi sepertinya sudah cukup dari hasil sulapan komputer RA, dan yang terakhir AC. Yeiii senengnya memilih di toko dengan gaya pede sok bisa beli se toko nya sekalian, trus mengatur di rumah kecil kami dengan perhitungan yang menjelimet ala tukang RA (Sampai diniatin merusak sedikit tembok pembatas kamar, dan membuat kamar mandi jadi rasanya seperti sauna, karena hawa pembuangannya yang diarahkan ke sana! duhh moga2 owner nya ga tau!) Hahaha aku kok rasanya jadi kayak main film india ya? main rumah-rumah an ala film dangdut? Aku bahagia dan tak perlu sebuah cincin kawin untuk membuktikannya, hingga selalu menolak saat RA memaksa untuk membelikanku. Sudah cukup! Tapi sepertinya bagi RA belum cukup, hingga malam kemarin RA memelukku dan berbisik lembut InshaALLAH, nanti akan kuberikan semua yang bisa kuberikan.semuanya.hanya untukmu!..Tunggu yaa!

---------------------

2 Juni 2009 dan..ARASSY pun menjadi saksi, saat ALLAH sang MAHA PENYAYANG menepati sebuah JANJI. RA, masih ingatkah lagu dari Barry Manilow, yang selalu sering kau nyanyikan saat kau memelukku dan mengajakku berdansa menari? Hihi memang bukan di lantai ballroom mewah, hanya di tengah kamarmu atau di sempitnya setiap pojokan yang bisa kita temukan. Ada wajah kekanakan penuh senyum bahagia, di bawah obor SOS curian yang kau nyalakan untuk menerangi langit di sekitar kita, saat menari berdansa bersama di pergantian tahun sewindu silam. Iyaa, tarian dansa pertama kita, yang membuatmu yakin untuk berjanji, Demi bumi yang kupijak, kan kudampingi dirimu selamanya!

Juga ternyata.. Ada wajah damai dengan tatapan penuh cinta sambil tetap memeluk dan bergumam fals ke sekeliling kamar sewa mungil kita, saat menyerahkan hadiah sepatu putih dan bunga yang separuh rontok, karena kau sembunyikan seharian di dalam tas ranselmu pada ulang tahunku 7 tahun silam. Ada wajah hangat penuh senyum kejutan, di antara lilin-lilin kecil yang kau potongi di seluruh penjuru ruangan kecil rumah pertama kita, saat menari berdansa bersama di ulang tahunku 6 tahun lalu. Ada wajah bahagia penuh tawa bangga, saat menari berdansa bersama di tengah ruangan rumah impian baru kita, dan diantara tawa cekikikan anak kita yang mungkin merasa konyol melihat tingkah kita pada ulang tahunku 3 tahun silam. Selalu ada lagu ini yang menemanidi setiap tarian dansa kita.juga saat sebuah janji ku terucapkan :

Tanggal ini adalah hari ulang tahunku.kali ini, mungkin tidak ada tarian dansa bersama dalam pelukan. Walau RA sudah membayar di depan tarian dansanya, pada awal musim semi kemarin. Iyaa, di antara senyum sakura dan tawa terkikik anak kita,ternyata tetap ada pelukan hangatnya, ada tatapan damai menenangkannya, juga ada senyum kekanakan yang masih terus memanjakankuserta bisik lirih terucap :

Papa sudah ridho pada mama, dan selalu berdoa biar ALLAH selalu menjaga mama..sabar dan jangan menangis. Mama itu segalanya buat papa.papa bisa ngadepin apapun di dunia ini, tapi paling ga tahan kalau harus liat mama menangis. I love you sooo much, akan kulakukan segalanya untukmuapapun..Duluuu, mama yang selalu jaga papa......sekaranggg, giliran papa yang menjaga mama......giliran papa yang akan melindungi mama.....giliran papa yang akan membahagiakan mama! Nanti malam mungkin tak ada tarian dansa bersama di tengah ruangan. Tapi kali ini, mungkin tetap akan ada suara fals nya RA, menyebrangi luasnya samudra, yang lagi hobi menyanyikan sebuah lagu dari jim reeves : I love you because you understand, dear Every single thing I try to do Youre always there to lend a helping hand, dear I love you most of all because youre you. No matter what the world may say about me I know your love will always see me through I love you for the way you never doubt me But most of all I love you cause youre you. I love you because my heart is lighter Every time Im walking by your side I love you because the futures brighter The door to happiness, you open wide. No matter what the world may say about me I know your love will always see me through I love you for a hundred thousand reasons But most of all I love you cause youre you. PS. Sudah hampir 10 tahun bersamanya......dan.TERNYATA......aku tak menyesal, ditakdirkan sebagai pengantin yang dibeli dengan mas kawin seharga kurang dari karcis bioskop Rp 29.500 (harga tiket 21 di BP waktu itu), juga sebagai pengantin yang tak pernah punya cincin nikah!.

You might also like