You are on page 1of 27

0

Lebah Madu
Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Bagi Kesejahteraan Masyarakat Berkelanjutan

Desain & Penataan Penyusun

Dokumentasi Diterbitkan oleh Dukungan dana


Literatur yang disarankan

: Nano Sudarno : Edy Hendras Wahyono, Nano Sudarno, Sylvie Iriani, Hasby Hasbullah, Pendi Ritonga dan Irsan Simanjuntak : CSO PNPM LMP : WCS Indonesia : PNPM Support Facility -World Bank

Wahyono, E. H. dkk. 2011. Lebah Madu : Pengelolaan hasil hutan bukan kayu untuk kesejahteraan masyarakat berkelanjutan. WCS-Indonesia Program, Bogor.

Kata Pengantar

Lebah madu merupakan serangga bersayap dari family Apidae. Jenis lebih ini terdiri dari: Apis mellifica, Apis florea, Apis dorsata, dan Apis trigona. Lebah-lebah ini, khususnya Apis mellifica telah banyak dibudidayakan di Indonesia, baik oleh masyarakat di desa, pemerintah (Perum Perhutani dan Dinas Peternakan) maupun perusahaan-perusahaan swasta yang dikelola secara modern dan komersil. Budidaya lebah madu, selain akan memperoleh keuntungan ekonomis, dapat menguntungkan bagi tanaman di sekitarnya, sebab lebah dapat membantu penyerbukan tanaman di sekitarnya. Dengan demikian, dapat meningkatkan produktifitas tanaman, sekaligus dapat mengurangi serangan semut, lalat dan kumbang lain yang dapat merusak bunga dan buah tanaman. Dengan pembangunan Demonstrasi Plot (Demplot) lebah madu di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat yang merupakan daerah kegiatan PNPM LMP di Sumatera, tentunya telah membuka pemahaman baru bagi masyarakat di sekitarnya untuk memanfaatkan sumberdaya hutan bukan kayu sebagai upaya peningkatan ekonomi alternatif skala rumah tangga. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi penerapan aktifitas budidaya lebah madu di masyarakat.

Medan, Agustus 2011

Daftar Isi
Kata Pengantar 2 Daftar Isi ... 3 Pendahuluan ........ 4 1. Lebah Madu a. Lebah Ratu b. Lebah Jantan c. Lebah Pekerja 2. Teknik Beternak Lebah Madu a. Persiapan b. Tanaman Pakan Lebah c. Pelaksanaan Pemeliharaan d. Produk-produk Beternak Lebah Madu e. Pemanfaatan Hasil 3. Penyakit dan Hama a. Hama Penyakit b. Pencegahan Penyakit dan Hama 4. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) 5 6 6 7 9 9 12 13 17 17 22 22 22 23

Penutup .... 24 Daftar Pustaka 25

Pendahuluan
Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni, yang biasanya mendiami satu sarang lebah (Sihombing, 1997). Hal ini berbeda dengan pola hidup kebanyakan spesies serangga yang bersifat soliter atau senang menyendiri (Dietz, 1986). Lebah madu merupakan serangga sosial yang paling banyak diketahui dan menarik untuk dipelajari (Wilson, 1971). Di dalam satu koloni terdapat seekor lebah ratu (queen) sebagai pemimpin koloni, ratusan lebah jantan (drone) dan puluhan ribu lebah pekerja (worker). Biasanya koloni lebah terdiri dari seekor ratu, 20.000 30.000 lebah pekerja dan beberapa ratus lebah jantan (Free, 1982; Singh, 1962). Di Indonesia usaha peternakan lebah madu sebetulnya bukanlah hal yang baru bagi masyarakat perdesaan, sebab masyarakat kita telah melakukanya semenjak beberapa puluh tahun yang lalu oleh nenek moyang kita. Diperkirakan peternakan lebah madu ini sudah ada sejak kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia, yang saat itu masih bersifat tradisional dan merupakan pekerjaan sampingan. Hasilnyapun hanya sebagai konsumsi keluarga.

1
Lebah Madu
Di Indonesia terdapat 4 Jenis lebah penghasil madu yang dapat menghasilkan madu, antara lain : Apis Cerana (Lebah Lokal, Nyiuran sunda, Tawon Gula, Tawon Madu-Jawa), Apis Dorsata (Lebah Hutan, Ondeng-sunda, Tawon gung Jawa), Apis Millifera (Lebah unggul asal eropa dari jenis italia), dan Apis Trigona (Gala-gala Teuweul sunda, klanceng jawa). Dari ke-empat jenis lebah madu tersebut hanya dua jenis lebah madu yang dapat dibudidayakan secara modern yaitu jenis Apis Cerana dan Apis Millifera dalam satu koloni / keluarga / kerajaan / Kraton, lebah terdapat 3 jenis individu lebah atau 3 kasta yaitu : 1. Ratu (dalam 1 koloni terdapat seekor ratu) 2. Pekerja/karyawan (jumlahnya terbanyak) 3. Pejantan-pejantan jumlahnya hanya beberapa ekor saja

a. Lebah Ratu (Queen)


Di dalam satu koloni lebah hanya terdapat seekor ratu, badannya paling besar dalam koloni. Lebah ratu berasal dari sel telur yang dibuahi (Free, 1982). Ovariumnya berkembang sempurna dan mampu menghasilkan telur yang akan menetas menjadi calon ratu, lebah pekerja dan lebah jantan (Sihombing, 1997). Dalam satu koloni hanya terdapat satu ratu. Jika ada telur yang berkembang menjadi calon ratu, biasanya calon ratu harus keluar dari koloni dan membentuk koloni baru, jika tidak dibunuh oleh si ratu tua. Lebah ratu hanya kawin sekali selama hidupnya (Singh, 1962; Sihombing, 1997). Proses perkawinan dengan beberapa ekor lebah jantan terjadi di udara pada siang hari saat udara cerah di lokasi tempat kawin yang disebut Drone Congregation Area (DCA). DCA merupakan tempat berkumpulnya lebah jantan (Koeniger, 1991). Lebah ratu memiliki mata majemuk yang paling kecil dibanding dengan lebah pekerja maupun lebah jantan. Di ujung kepalanya terdapat antena yang berbentuk cincin berjumlah 11 buah dan perut terdiri atas 6 segmen (Murtidjo, 1991). Perkembangan lebah ratu mulai dari telur sampai dewasa adalah 15 hari dan setelah itu siap dikawini oleh lebah jantan (Pavord, 1975).

b. Lebah Jantan (Drone)


Dietz (1986) menyatakan bahwa lebah jantan merupakan anggota koloni dari kehidupan sosial lebah madu yang berasal dari telurtelur yang tidak dibuahi (unfertilized). Jumlahnya dalam koloni berkisar dari beberapa puluh sampai beberapa ratus ekor. Ukuran tubuh

lebah jantan lebih besar dari lebah pekerja, tetapi lebih kecil dari lebah ratu. Fungsi lebah jantan dalam koloni sepanjang hidupnya adalah sebagai lebah pemacek, yakni mengawini ratu muda (Free, 1982). Seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati. Lebah jantan adalah lebah pemalas dan pemakan yang rakus. Mereka hanya mau keluar dari sarangnya jika cuaca cerah dan akan terbang untuk tiga tujuan yaitu: terbang untuk membersihkan tubuh (cleansing flight), terbang orientasi dan mengawini ratu (mating flight) dan saat terjadinya pemisahan koloni (swarming flight) (Koeniger, 1991). karena sifatnya yang pemalas itu, pada musim peceklik banyak lebah jantan yang dibunuh oleh lebah pekerja. Pada banyak koloni, lebah jantan sering dihasilkan (ditetaskan ratu) pada bulan Mei sampai Juli (Free, 1982) atau pada saat musim bunga.

c. Lebah Pekerja (Worker)


Lebah pekerja merupakan kelompok yang jumlahnya paling besar dalam koloni. Sama halnya dengan lebah ratu, lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi sebagaimana dilaporkan Dietz (1986); Free (1982). Dalam satu koloni lebah madu A. cerana jumlahnya bisa mencapai 30.000 ekor dan 60.000 ekor pada koloni A. mellifera (Murtidjo, 1991). Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna dan tidak dapat menghasilkan telur pada kondisi normal (Gojmerac, 1983; Sihombing, 1997; Singh, 1962). Lebah pekerja bertanggungjawab penuh terhadap keutuhan dan kesejahteraan koloni (Singh, 1962; Free, 1982), kecuali tugas reproduksi, semua pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja. Dipandang dari

tempat berlangsungnya aktivitas dalam koloni lebah madu dapat digolongkan atas dua fase yaitu: (1) tugas di dalam sarang pada separo umurnya yang pertama dan (2) tugas di luar sarang pada separo umur berikutnya (Singh, 1962). Tugas di dalam sarang yang berlangsung selama 3 minggu meliputi pembuatan sisiran sarang, pemeliharaan telur, larva dan pupa, penyediaan makanan ratu dan lebah jantan, menyisir dan merawat ratu, mempertahankan koloni dari serangan pemangsa, mengatur temperatur dan kelembaban dalam sarang serta mematangkan dan menyimpan madu (Sihombing, 1997; Singh, 1962), sedangkan tugas di luar sarang yang berlangsung selama 4 minggu (Direksi Perum Perhutani, 1992) adalah mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air (Singh, 1962), dengan perkembangan kelompok umur, sebagai berikut: dari mulai menetas sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan, umur 3 6 hari bertugas sebagai perawat larva dan dilanjutkan sampai umur 12 hari. Sejak hari ke-13 sampai hari ke-18 bertugas membuat dan memoles sisiran sarang dan menerima bahan makanan yang dibawa lebah pekerja. Mulai umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal serta menjaga kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian lebah bertugas di luar sarang sebagai pengumpul nektar, polen, propolis dan air, dan dimasa tuanya, lebah pekerja akan berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi pengumpulan nektar, polen, propolis dan air. Lama hidup lebah pekerja dipengaruhi oleh musim dan aktivitas menyengat. Pada musim panas lebah ini hidup selama 46 minggu, sedang pada musim dingin dapat mencapai beberapa bulan (Free, 1982). Menurut Gojmerac (1983), lama hidup lebah pekerja bervariasi antara 44 54 hari (rataan 50 hari). Setelah menyengat musuhnya lebah pekerja akan mati.

Beternak Lebah Madu

A. Persiapan Untuk melaksanakan kegiatan peternakan lebah secara modern perlu diadakan persiapan-persiapan antara lain : 1. Pendataan lokasi yang meliputi a. Survey lokasi b. Inventaris tanaman pakan lebah dan jenisnya yang terdapat di sekitar lokasi serta luas areal c. Mengadakan pendekatan dengan masyarakat sekitar lokasi yang akan dijadikan tempat pengembangan lebah madu d. Hindarkan dari adanya penyemprotan hama tanaman pada sekitar lokasi pengembangan e. Mengadakan koordinasi dengan dinas instansi, lembaga terkait dalam mendukung dan membantu pengembangan lebah madu 2. Persyaratan lokasi a. Sumber pakan lebah mencukupi b. Keamanan lebah maupun petugas lebah terjamin c. Tidak adanya penyemprotan hama tanaman disekitar lokasi pengembangan lebah. Boleh ada penyemprotan dengan catatan dilakukan kerjasama antar peternak lebah dan penyemprot; pada hari penyemprotan, penyemprot komunikasi dengan peternak lebah agar lebah ditahan di dalam sarang dan tidak keluar pada hari penyemprotan saja, yaitu dengan cara: lubang pintu stuf ditutup pada malam hari dan dibuka kembali

d. e. f.

g.

h.

i.

setelah penyemprotan selesai. Hal ini untuk menghindari lebah terkena semprotan anti hama. Dekat dengan sumber mata air, dalam radius jelajah lebah, maksimal radius 2 km. Hindarkan dari lokasi yang kondisi anginnya kencang Selama beberapa waktu pengembangan diusahakan dapat berproduksi baik : madu, pollen, lilin keluarga lebah dll. Kotak stuf lebah (Hive) harus terkena sinar matahari atau tidak terlalu teduh untuk menghindari kebusukan larva lebah. Lokasi dijauhkan dari sumber bau menyengat, misalnya kandang ternak (babi, kerbau, kambing, ayam, dll). Lokasi terhindar dari predator pemakan lebah yang ekstrim, yaitu: capung, burung walet, burung raja udang (Halcyon sp.)

3. Tersedianya peralatan ternak lebah antara lain : o Masker (the veil) o Pakaian kerja dan sarung tangan (the bee suit and gloves) o Pengasap (the smoker) o Penyekat ratu (Queen excluder) o Sangkar ratu (the Queen cage) o Sapu dan sikat (the broom and the brush) o Tempat makan (the feeder) o Pondamen sarang o Alat-alat kecil (the hive-tools). Yaitu terdiri dari: pisau, martil, obeng, skrap. o Sisiran grafting (calon ratu) o Pollen trap o Pisau pengupas tutup sel madu (the uncapping knife) o Ekstraktor madu (the honey ekxtractor) o Kotak sisiran (the comb-box) 4. Tersedianya bahan yang diperlukan, yaitu keluarga lebah.

10

5. Proses pembuatan stuf lebah (Hive) Untuk memulai beternak lebah madu, sebaiknya perlu dipersiapkan stuf lebah sebagai tempat sarangnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Ukuran kotak : p x l x t : 40 x 30 x 20 cm,

b. Ukuran tutup : dilebihkan p x l nya 3 cm,

c. Ukuran sisiran : tinggi dikurangi 3 cm dari tinggi isi kotak, lebar 3 cm. sisiran juga menggunakan kawat halus sebagai perlekatan malam (lilin sarang lebah). Berikut contoh gambarnya :

11

6. Bibit lebah a. Bibit lebah yang akan dikembangan harus dalam keadaan baik dan sehat saat tidak terserang penyakit b. Lebah, harus dalam keadaan sehat, sudah kawin tidak cacat, tidak terlalu tua. c. Bibit lebah madu dapat dari jenis unggul atau jenis local (Apis Millefera jenis unggul dan Apis Cerana Jenis Lokal) Memindahkan koloni lebah adalah dengan memindahkan ratu dengan hati-hati dari kotak lama ke kotak baru, memakai pakaian pengaman masker dan sarung tangan. Ratu dikurung di dalam kandang kemudian sisiran lama dikerat dan dilekatkan pada sisiran baru yang dibuat. Kemudian ratu dimasukkan ke dalam kotak baru. Keluarga lebah yang lain akan mengikuti sendirinya. Tutup pintu kotak stuf lebah (Hive) dengan daun.

B. Tanaman Pakan Lebah Tanaman pakan lebah yang sering dikunjungi dan disenangi lebah madu meliputi : 1. Tanaman Perkebunan a. Kelapa i. Kapuk b. Mangga j. Karet c. Rambutan k. Petai Cina d. Durian I. Salam e. Jambu bol, air m. Kopi f. Jeruk n. Kayu manis g. belimbing o. Apel h. Jengkol p. Dsb 2. Tanaman Pertanian a. Jagung b. Kacang tanah c. Kedelai

f. Lombok g. Tomat h. Labu

12

d. Mentimun e. Padi 3. Tanaman Hutan a. Bungur b. Bayur c. Meranti d. Mahoni e. Sengon f. Akasia 4. Tanaman Rumputan a. Kumis Kucing b. Putri malu c. Hujan mas d. Bunga Matahari

i. j.

Pare Dsb

g. h. i. j. k. l.

Sonokeling Damar Rotan Enau Kaliandra Dsb

e. Kacangkacangan f. Dsb

C. Pelaksanaan Pemeliharaan 1. Tehnik Pemeliharaan Menentukan lokasi beternak lebah madu meliputi : a. Lokasinya kaya akan tanaman pakan lebah berupa bunga yang banyak dengan mengandung nektar dan tepung sari sebagai makanan pokok lebah, b. Lokasinya kaya akan air bersih untuk hidup lebah dan sumber pakan harus dapat terjangkau oleh radius terbang lebah, kurang lebih 1 Km. c. Lokasinya dekat dengan sarana transportasi jalan, jauh dari gangguan manusia dan keramaian, terlindung dari kencangnya angin dan teriknya matahari, serta banjir. Penyusunan stuf lebah (Hive) di letakan di atas standar kayu yang tingginya diusahakan tidak terjangkau oleh loncatan katak/kodok. 2. Perlakuan terhadap keluarga lebah

13

a. Perlakuan terhadap keluarga lebah harus sabar, teliti dan serius b. Setelah stuf lebah (Hive) di tempatkan pada lokasi yang telah di tentukan, janganlah di geser-geser. c. Apabila keluarga lebah tersebut baru di tempatkan, janganlah di ganggu dalam waktu 3 hari, andai sampai terganggu, ratu lebah dapat terlukai oleh lebah-lebah pekerja. d. Sebagaimana biasa keluarga lebah yang baru di pindahkan, janganlah selalu di periksa, cukup diperhatikan dari luar kegiatannya. e. Pada waktu memeriksa, pertama harus hati-hati dan periksalah ratu lebah dengan teliti serta keadaan sarang. f. Periksalah keluarga lebah pada pagi hari atau sore hari, dan jangan memeriksa lebah pada waktu hujan atau pada malam hari.

3. Memeriksa keluarga lebah Memeriksa keluarga lebah hendaknya mempunyai tujuan yang jelas, jadi tidak boleh hanya iseng atau karena permintaan seseorang yang hanya ingin melihat-lihat ratu lebah misalnya, oleh karena itu pada saat memeriksa ratu lebah agar diperhatikan : a. Seorang peternak hendaknya siap dengan peralatan pokok, antara lain : masker, topi, smoker, sikat lebah pengukit, palu/hipstul b. Peternak berdiri di samping kiri peti/stuf lebah dengan smoker/pengasapan pengukit dan sikat lebah yang siap di pakai atau dipergunakan c. Bukalah tutup stuf lebah (Hive) dengan hati-hati, semburkan asap dengan smoker sedikitsedikit saja jangan sampai berlebihan guna menghindari dari serangan lebah d. Jika memeriksa stuf lebah (Hive) maka periksalah sisiran sarang yang paling tepi satu persatu sampai selesai semua sisiran diperiksa.

14

e. Periksalah sisiran sarang dengan cermat, teliti dan cepat saat memeriksa, angkatlah sisiran sarang dengan posisinya di atas peti lebah, sehingga apabila ratunya terjatuh tepat pada keluarga lebah yang kita periksa f. Andai kita mencari ratu lebah belum ketemu maka cukup memeriksa telur yang masih baru, dan bila banyak telur baru, pertanda ratu masih tetap ada g. Teliti tiap sisiran sarang ada makanan atau tidak (nektar/madu dan tepung sari bunga/Pollen) h. Jika terdapat banyak Queen cell (sel calon ratu) maka berarti ratu lebah sudah tua, dan jika masih terdapat ratu, dan Queen Cell cukup banyak ada kemungkinan akan memecahkan koloni baru i. Apabila keluarga lebah yang kita periksa terlihat marah, maka berilah beberapa kali semburan asap untuk menghalaunya.

4. Gangguan keluarga lebah Gangguan terhadap keluarga lebah sering terjadi yang berasal dari binatang seperti : a. Semut, cecak, kecoa, (makan larva, madu, pollen) mengakibatkan lebah marah sehingga terjadi hijrah/minggat b. Kumbang (makan lebah yang sudah dewasa) c. Katak/kodok (makan lebah dewasa pada malam hari) d. Kadal sering masuk kedalam peti/stuf (memakan lebah dewasa dan lebah madu) e. Kutu lebah yang menggangu keaktifan lebah, terutama lebah dewasa karena kutu lebah menyerang lebah dan terdapat pada bagian tengkuk atau leher f. Ulat sarang yang selalu merusak sarang sehingga sarang yang sudah terkena ulat tidak dapat dipergunakan lagi dan sarang tersebut harus dibakar atau dibuang, bila sarang lebah sudah terkena ulat maka keluarga lebah akan pergi/hijrah

15

g. Kupu-kupu yang sering masuk ke dalam peti/stuf lebah dan mengganggu ketenangan keluarga lebah, serta memakan madu, pollen, dan larva h. Sekali- kali terjadi ganguan dari orang orang tertentu yang sengaja iseng atau gangguan binatang buas seperti beruang 5. Cara mengatatasi gangguan keluarga lebah antara lain : a. Perhatikan kebersihan dalam stuf/peti lebah dari sisa sisa makanan yang berupa pollen yang jatuh, lilin lebah tutup cell serta perhatikan kebersihan sekitar stuf/peti b. Letakan peti/stuf lebah pada standar besi/kayu yang tinggi agar sulit terjangkau oleh loncatan katak/kodok atau dapat juga di gantung c. Usahakan kaki standar diberi alas kaleng yang berisi air atau kaki bagian atas dapat diolesi dengan oli, pasilin, untuk menghindari semut, kecoa, cecak d. Untuk mengatasi kutu lebah, siapkan kapur barus, belerang dan karton ukuranya sama dengan pondasi stuf/peti (ukura karton) cara penggunaan sebagai berikut : Geruslah kapur dan belerang sampai halus, setelah halus taburkan pada karton yang telah kita siapkan sampai rata ukuran karton, ukuran serbuk rata-rata satu sendok perkarton setelah itu masukan kedalam stuf/peti pengobatan dilakukan pada malam hari pada saat lebah sedang istirahat selang kurang lebih 3 jam, ambillah karton tersebut dan dapat di lihat kutu-kutu lebah berada pada karton karena pengaruh uap/aroma belerang dan kapur . Lakukan pengobatan tersebut selama 3-4 kali berturutturut. e. Untuk mengatasi ulat sarang, sarang telah terserang ulat hendaknya jangan di pergunkan lagi harus musnahkan melalui di bakar sehingga tidak merusak sarang sarang lainya yang masih baik dan utuh, faktorfaktor kebersihan ketelitian dan kecermatan sangat mendukung kebersihan beternak lebah madu

16

D. Produk-produk Beternak Lebah Madu Produk ternak lebah madu secara garis besar dapat di bagi menjadi 2 yaitu : 1. Produk langsung a. Madu b. Lilin/malam lebah c. Tepung sari bunga/pollen d. Royal jelly/susu lebah e. Propolis/zat perekat f. Vannin/racun lebah g. Ratu lebah 2. Produk tak langsung antara lain : a. Meningkatkan hasil pertanian/perkebunan karena lebah madu salah satu serangga pollinator b. Dapat menyerap tenaga kerja c. Sebagai lapangan kerja baru d. Membantu pelestarian lingkungan e. Sebagi sumber pendapatan baru bagi seorang peternak lebah f. Meningkatkan gizi keluarga g. Dan lain-lain

E. Pemanfaatan Hasil Yang akan kami jelaskan di sini adalah terutanam pemanenan madu lilin/malam lebah, karena hal tersebut sangat mudah dan praktis serta dapat dilakukan oleh siapa saja. 1. Pemanenan Madu a. Dalam pemanenan madu perlu di perhatikan beberapa hal antara lain : Madu yang akan di panen sudah cukup tua/matang yang ditandai bila madu dalam sel sarang sudah tertutup oleh lilin/malam lebah, berarti madu tersebut sudah tua/matang siap di panen.

17

Untuk menjaga mutu dan kebersihan madu dari kotoran saat pemanenan sebaiknya menggunakan alat extrator Waktu pemanenan madu sebaiknya di lakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-11.00, atau sore hari antara pukul 16.00-17.30 sedangkang yang paling baik pemanenan dilakukan pada pagi hari Pemanenan madu dapat dilakukan satu kali dalam sebulan (khusus Apis cerana ) sedangkan Apis milifiera dapat dilakukan 1-2 kali setiap bulan tergantung pada kondisi bunga (pakan lebah) yang tersedia di sekelilingnya Sisiran-sisiran sarang yang paling baik untuk di panen, yaitu sisiran sarang yang sel madunya telah tertutup lilin lebah 2/3 bagian Pilihlah sisiran sarang yang paling pinggir dari suatu keluarga lebah biasanya pada musim madu, sisiran tersebut penuh dengan madu sehingga siap di panen. b. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan antara lain : Pengasapan/smoker Masker dan topi Sarung tangan Pengungkit/have tool Sikat lebah Pisau pengupas sel madu Peti/stuf/ kotak kososng Extractor Ember Saringan madu c. Cara kerja pemanenan meliputi Bukalah peti/stuf keluarga lebah dengan hati hati yang akan di panen madunya Asapilah keluarga lebah dengan smoker/pengasap perlahan-lahan agar agar lebah-lebah tersebut masuk kedalam stuf/peti sehingga suasana lebah tenang

18

Angkatlah dengan pengungkit sisiran demi sisiran yang sudah di pilih dan penuh dengan serta amatilah dengan teliti lebah ratunya pada sisiran yang terangkat tersebut ada atau tidak Sikatlah sisiran yang akan dipanen madunya untuk untuk menghalau lebah-lebah yang terdapat pada sisiran lakukanlah dengan hati-hati dan jangan sampai menimbulkan gaduh pada keluarga lebah yang lain Taruhlah sisiran-sisiran madu yang sudah bebas dari lebah ke dalam stuf kosong dan jauhkan dari stuf/peti keluarga lebah Sisiran yang tertutup lilin harus di kirat/kupas dengan pisau mengupas sel madu yang telah kita siapkan masukan sisiran madu yang telah terkupas lilinya kedalam extraxtor dan putarlah dengan hati-hati jangan terlalu kencang, karena putaran tersebut madu yang berada dalam sel akan keluar dan terapung kedalam extractor Jika madu dalam sel sisiran sudah keluar maka sisiran tersebut diangkat dan diperiksa, bila sisiran sarang masih di dalam keadaan baik masih bisa dapat gunakan lagi tinggal masukan kedalam keluarga Setelah madu dalam extractor cukup banyak barulah kita saring dan tuangkan kedalam continer/jerigen Bekas keratin/kupasan set tutup madu dapat dapat di kumpulkan untuk di cetak di buat lilin dan merupakan lilin lebah/malam lebah yang paling baik dan berkuwalitas. Jika terpaksa tidak menggunakan extractor maka sisiran sarang yang penuh dengan madu dapat langsung di peras/press kemudian di saring dengan baik. Apabila dengan sistem di peras/press usahakan sisiran sarang yang penuh larva harus harus di pisahkan jangan jangan diikuti peras/press. d. Pemrosesan Madu Madu hasil panen setelah di saring siap untuk dikonsumsi langsung dan dapat juga langsung dibotolkan asal sewaktu

19

pemanenan sisa sarang betul-betul bersih bebas dari bekas potongan lilin/malam lebah, larva harus dipisahkan jangan diikuti diperas/dipress. Jika dalam madu asli pemanen masih banyak terdapat lilin lebah, bekas sisiran serta madu banyak mengandung busa, maka sebelum di botolkan hendaknya terlebih dahulu dengan panas maksimal 40 0C, agar lilin lebah tersebut mengapung dan busanya berkurang setelah dingin barulah disaring kembali langsung dapat di botolkan. Sebelum madu dibotolkan dapat diendapkan lebih dahulu pada container pembotlan selama beberapa hari dalam keadaan bersih dan sudah melalui penyaringan selanjutnya siap untuk di botolkan. Setelah dibotolkan barulah dikemas dalam dus kotak dan siap untuk dipasarkan 2. Pemanenan lilin lebah/malam lebah a. Berbagai cara untuk memperoleh lilin lebah/malam lebah antara lain : Lilin lebah/malam lebah yang berasal dari tutup sel madu warnanya putih gading, dan merupakan lilin lebah/malam lebah yang terbaik Dengan sengaja memasang bingkai sisiran kosong pada waktu musim madu, sebelum sel-sel tersebut diisi telur sarangnya dapat depan, lilin lebah yang dihasilkan dengan cara ini merupakan lilin lebah/malam lebah Lilin lebah/malam lebah yang terdapat pada sisiran sarang yang sudah tua atau rusak juga dapat di panen, namun lilin lebah yang dihasilkan dengan caranya mutunya sangat rendah b. Peralatan dan perlengkpan yang diperlukan antara lain : Kompor Panci Ember berisi air Cetakan saringan kasar

20

c. Proses pengambilan Dalam proses pengambilan lilin lebah ini atau sarang sisasisa peras/press langsung dapat diproses. Proses pemisahan lilin lebah dari kotoran sebagai berikut : Bekas sisiran sarang yang sudah tua/rusak atau bekas tutup sel madunya tersebut dipanaskan dalam panci Sebelum di panaskan panci di isi air 1/3 bagian selanjutnya di masak sampai mendidih Setelah mendidih sarang-sarang bekas dimasukan kedalam panci yang berisi air mendidih, selang beberapa saat sarang-sarang tersebut akan mencair bercampur dengan air Setelah mencair semua angkatlah panci tersebut untuk didinginkan, untuk memudahkan pendinginan panci dimasukan kedalam ember yang berisi air dingin Dalam tempo sesaat akan terlihat hasilnya berupa lilin lebah yang berada dibagian atas pada panci (karena berat dimensi (BD) lilin lebih kurang dari 1 ) Setelah dingin akan di dapatkan hasil sebagi berikut : - 1/3 bagian bawah kotoran - 1/3 bagian tengah air - 1/3 bagian atas lilin lebah

21

Penyakit dan Hama


A. Hama Penyakit

Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Hama yang sering mengganggu lebah antara lain: 1. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya. 2. Kadal dan Katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan oleh burung. 3. Semut, membangun sarang dalam stuf dan merampas makanan lebah. 4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak sisiran. 5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.

B.

Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama Upaya mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu adalah: 1. Pembersihan stuf setiap hari. 2. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah. 3. Kaki-kaki stuf harus diberi air untuk mencegah serangan semut. 4. Pintu masuk dibuat seukuran lebah.

22

4
Rancangan Anggaran Biaya Beternak Lebah Madu
NO PEKERJAAN
Buroti 1x1 ekstraktor madu Goni jerami Insektisida Mavrik Kawat halus Kawat kasa Lat asbes martil masker Minyak kayu putih Paku 1 inchi Paku 2 inchi Paku 3/4 inchi Papan pisau cutter pondamen sarang Seng plat Sikat kuas cat
sisiran calon ratu (grafting)

SAT
4 1 6 1 1 6 4 /peserta /peserta /peserta 1 1.5 0.5 4 /peserta /kotak 2 /peserta /peserta /peserta /kotak 2 4 1

VOL
batang buah buah paket Kg meter batang buah buah botol Kg Kg Kg lembar buah buah lembar buah sisir buah buah lembar batang buah

HARGA

HARGA TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

skrap tempat pakan Triplek Buroti 1x1 ekstraktor madu

Jumlah biaya produksi

23

Penutup
Budidaya lebah madu merupakan kegiatan yang sangat ideal dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP). karena dengan masyarakat desa dapat membudidayakan lebah madu, tentunya secara ekonomi akan terjadi peningkatan dalam penghasilannya dan secara ekologis, budidaya lebah madu sangat menguntungkan bagi tanaman, karena lebah madu dapat membantu penyerbukan tanaman di sekitarnya. Dengan demikian, budidaya lebah madu akan dapat meningkatkan produksi pertanian, sekaligus dapat mengurangi serangan hama, seperti : semut atau lalat maupun kumbang lain yang dapat merusak bunga dan buah tanaman (Warisno, 1996). Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dan menjadi inspirasi untuk kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan perekonomian dan berpihak kepada lingkungan.

24

Daftar Pustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sudharto, 2003, Teknis Beternak Lebah Madu Apis Cerana, Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Barita, 2011, Beternak Lebah Modern, Materi Pelatihan Lebah Madu Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis Beternak Lebah, Gitamedia Press, Surabaya. Sumoprastowo, RM, Suprapto Agus, R,. 1993, Beternak Lebah Madu Modern, Bhratara, Jakarta. Trubus 4, 1988, Manisnya Rupiah dari Madu Lebah, Penebar Swadaya, Jakarta. Menghasilkan Madu Berkualitas Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta. Trubus 250, 1990, Petak Madu Uji Coba Untuk Menghasilkan Madu Beraneka Rasa, Penebar Swadaya, Jakarta. Trubus 273, 1992, Mutu Madu Indonesia Dibanding Impor, Penebar Swadaya, Jakarta. Menggembala Lebah Ala Australia, Penebar Swadaya, Jakarta. Pemasaran Madu Indonesia dihambat Kadar Air, Penebar Swadaya, Jakarta. Trubus 276, 1992, Beternak Lebah di Jerman, Penebar Swadaya, Jakarta. Yunus, M, Minarti, S. 1995, Aneka Tetnak, Universitas Brawijaya, Malang. DR. A. Rusfidra_ Aspek Biologi Lebah Madu, http://budidayanews.blogspot.com http://elzacky.wordpress.com/

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

25

26

You might also like