You are on page 1of 44

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP)
DAN
KUNCI JAWABAN

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 21


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : …………..
Mata Pelajaran : Seni Rupa
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.1. Mengidentifikasi dan mengapresiasi keunikan
gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan
daerah setempat
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• mendeskripsikan pengertian seni rupa Nusantara
• mendeskripsikan seni rupa zaman prasejarah di Nusantara (gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa terapan di daerah setempat)
• mendeskripsikan generalisasi, periodisasi, dan kronologi
• mendeskripsikan seni rupa zaman Islam
• mendeskripsikan pengaruh seni rupa Cina terhadap seni rupa di Nusantara
(arsitektur, pola wastra, dan perabot atau benda-benda rumah tangga)
• mendeskripsikan pengaruh seni rupa Kolonial terhadap seni rupa di Nusantara
(arsitektur, busana, dan perabot rumah tangga)
• mendeskripsikan latar belakang sosial budaya seni rupa Nusantara

B. Materi Pembelajaran
• Seni rupa Nusantara; serta perkembangan, sejarah, dan latar belakang sosial
budayanya
• Seni rupa zaman prasejarah
• Seni rupa zaman Hindu-Buddha
• Seni rupa zaman Islam
• Seni rupa pengaruh Cina
• Seni rupa pengaruh Kolonial
• Latar belakang sosial budaya seni rupa Nusantara

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan life skill, metode bermain, pemberian tugas, tanya jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Guru membuka kegiatan belajar dengan menerapkan permainan “Sedang
Apa”. Caranya adalah dengan menggambar sebuah jam dinding besar di
papan tulis. Lalu, guru menunjuk setiap angka jam dan siswa secara bergiliran
menyebutkan aktivitas yang biasa mereka lakukan pada hari Minggu sesuai

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 22


angka jam yang ditunjuk. Dengan demikian, siswa memiliki pandangan
tentang hal-hal yang berlangsung secara kronologis.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan arti “seni rupa Nusantara” dengan peta konsep (hlm. 2).
4. Siswa ditugasi mencari informasi dengan kata kunci “seni rupa Nusantara” di
www.yahoo.com, www.wikipedia.com, www.google.com.
5. Siswa mengumpulkan hasil pencarian informasi dari internet.
6. Siswa dan guru mempersiapkan pertemuan selanjutnya. Guru
memperingatkan siswa untuk memperkaya sumber/bahan bacaan tentang seni
rupa Nusantara.

Pertemuan kedua
1. Siswa menyiapkan hasil temuan informasi tentang seni rupa Nusantara dari
berbagai sumber.
2. Siswa bertanya-jawab dan diskusi berdasarkan hasil temuan siswa dari
internet dan mencermati pembagian sejarah seni rupa Nusantara yang ada di
buku teks (hlm. 3–18), kemudian mencatat hasil diskusi.
3. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

Pertemuan ketiga
1. Siswa berkumpul dalam kelompok untuk mendiskusikan latihan II dan III
(hlm. 30—31).
2. Siswa melengkapi tabel pada Latihan II dan III.

Pertemuan keempat
1. Siswa secara individual mengerjakan latihan V (hlm. 31).
2. Siswa mengumpulkan tugas.

Pertemuan kelima
1. Siswa secara individual mengerjakan latihan VII (hlm. 32). Tugas ini
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
2. Siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas dalam
lima pertemuan terakhir.
3. Menarik kesimpulan materi.

C. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA & MA kelas X – ESIS (hlm. 1–34)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

D. Penilaian
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 23
• Latihan II dan III hlm. 30—31.

Format Penilaian

Latihan Aspek yang dinilai Nilai Nilai


Kualitatif Kuantitatif
II Keberagaman dan jumlah jenis karya
seni yang diamati
Keakuratan jenis karya seni sesuai
masanya

III Kecermatan mengamati lingkungan


rumah dan pengaruh seni yang ada di
rumah
Jumlah karya seni yang diamati di
rumah
Ketepatan pengamatan karya seni
sesuai masanya
Profil rumah mudah dipahami
Laporan/profil menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
Jumlah Nilai

• Latihan V (hlm. 31).

Nilai Nilai
Aspek yang dinilai Kualitatif Kuantitatif
Kelengkapan semua periode seni
Keakuratan jenis karya seni sesuai
periodenya
Kecermatan mengamati dan mendeskripsikan
ciri khusus yang umumnya ada pada setiap
karya
Komentar bersifat apresiatif dan subjektif
Jumlah Nilai

• Latihan VII (hlm. 32)


Nilai Nilai
Aspek yang dinilai Kualitatif Kuantitatif
Kelengkapan definisi untuk tiap istilah
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 24
Kedalaman pengetahuan tentang istilah
Ketepatan definisi untuk tiap istilah
Definisi bersifat objektif
Jumlah Nilai

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 25


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : ………..
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan
gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan
daerah setempat
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

Α. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat.

Β. Materi Pembelajaran
Keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat.

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, praktik, bermain, mengerjakan latihan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Guru menanyakan pengalaman pribadi siswa jika mereka pernah melihat
karya seni masa kini yang memiliki pengaruh budaya masa lalu, atau karya
seni di Indonesia yang memiliki pengaruh budaya dari luar Indonesia.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mengunjungi museum
atau pameran seni (Latihan VI dan VII hlm. 32).
4. Siswa mengamati berbagai karya seni dan membuat portofolio secara
berkelompok berupa dokumentasi dan catatan-catatan. Hasil portofolio
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
5. Guru menugaskan siswa untuk memikirkan karya seni yang akan mereka buat
sendiri (seni dengan pengaruh budaya tertentu) dan membawa bahan-bahan
untuk berkarya pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua
1. Siswa mengumpulkan portofolio yang mereka kerjakan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Siswa membuat karya seni dengan nuansa budaya tertentu (Latihan V hlm. 31).
3. Siswa dapat melanjutkan pekerjaannya di rumah.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 26
Pertemuan ketiga
1. Siswa melajutkan pengerjaan hasil karya, lalu mengumpulkan hasil karya
tersebut pada akhir pelajaran.

2. Siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.


3. Siswa menarik kesimpulan materi yang dipelajari dalam 3 pertemuan terakhir.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA & MA kelas X – ESIS (hlm. 1–34)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

F. Penilaian
• Latihan VI dan VII hlm. 32 (membuat portofolio berkelompok).

Lembar Penilaian Portofolio Kelompok


Hari/Tanggal : …………………………………………………….
Nama Kelompok : .................................................................................

No. Sikap/Aspek yang Nilai Nilai


dinilai Kualitatif Kuantitatif

Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas
kelompok dengan
baik
2 Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu siswa
1. Terlibat dalam
pengerjaan portofolio
2. Inisiatif
Jumlah Nilai Individu

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 27
45-59 Kurang cukup 1

• Latihan V halaman 31 (membuat karya seni dengan pengaruh budaya tertentu).

Format Penilaian

Aspek yang Nilai Nilai Deskripsi


dinilai Kualitatif Kuantitatif
Hasil karya Siswa memiliki hasil karya yang
konkret yang orisinil
Keindahan dan Karya seni menimbulkan kesan
kreativitas pada estetis dalam diri penikmat karya
karya
Kandungan unsur Karya mengandung satu unsur
budaya budaya tertentu
Hubungan dan Ciri khas budaya dan benda hasil
kesesuaian antara karya dapat berhubungan atau
jenis benda dan tidak / dapat sesuai atau tidak
unsur budaya sesuai satu sama lain, tergantung
apresiasi penikmat karya
Orisinalitas Karya seni merupakan hasil
gagasan buatan sendiri
Jumlah Nilai

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Jawaban Soal Latihan (halaman 19—20)


A.
1. C
2. A
3. E
4. B
5. C
6. E
7. D
8. C
9. B
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 28
10. A

B.
1. - Seni rupa murni adalah seni rupa yang dibuat untuk mengekspresikan nilai
budaya dan keindahan, misalnya seni lukis dan seni patung.
- Seni rupa terapan adalah seni yang selain memiliki fungsi estetis
(keindahan) juga memiliki fungsi pragmatis, yaitu fungsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia, misalnya seni batik dan tembikar.
2. - Swastika: motif hias yang melambangkan energi dan keselarasan.
- Kala: kepala yang melambangkan waktu.
- Makara: makhluk sejenis buaya yang melambangkan sumber kehidupan.
3. - Jenis yang memiliki ciri bangunan lama pra-Islam. Contohnya adalah
makam di Troloyo, Jawa Timur yang dipengaruhi gaya zaman Majapahit.
Misalnya terdapat pada motif tanaman dan geometris pada batu nisan yang
menyerupai bentuk meander dan tumpal yang biasa terdapa pada candi, serta
desain dekorarif yang menyerupai mahkota pintu gerbang candi.
- Jenis yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif yang berasal dari luar
Nusantara, misalnya dari Kambaya di Gujarat. Salah satunya adalah makam
Sultan Malik As Saleh yang memiliki hiasan dan mahkota dengan motif daun
dan bunga.
4. - Kegiatan sambilan wong cilik.
- Sebagai komoditas.
- Sebagai tradisi kalangan bangsawan.
- Sebagai usaha dagang orang Cina dan Indo Belanda, dengan ragam hias dan
fungsi yang diperuntukkan bagi kalangan terbatas.
- Sebagai kebutuhan seni atau desain.
5. Hal yang melatarbelakangi keragaman budaya Nusantara adalah kehidupan
sosial budaya dan letak geografis yang berbeda-beda.

Jawaban Soal Uraian (halaman 21—32)


I.
1. a. Seni lukis
b. Seni patung
c. Seni kaligrafi
d. Seni wayang
e. Seni wastra
2. a. Seni batik
b. Seni tembikar
c. Kerajinan
d. Makam
e. Arsitektur
3. Bentuk seni rupa pada masa prasejarah pada umumnya berupa lukisan
dinding yang ada di dalam gua. Objek lukisan dinding itu dapat berupa
kepercayaan manusia masa itu tentang dunia gaib, pekerjaannya, binatang
buruan, serta gambar tangan dan sosok manusia. Mereka percaya bahwa
kegiatan melukis akan memancarkan kekuatan magis. Jenis ekspresi lain seni
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 29
rupa zaman prasejarah adalah karya berbentuk topeng, perisai, dan patung
nenek. Bentuk kesenian lainnya adalah fetisisme dan totemisme.
4. Penggambaran tangan bisa diartikan sebagai ungkapan rasa duka atas
kematian, sekaligus penghormatan terhadap arwah leluhur. Selain itu, lukisan
itu juga bisa dihubungkan dengan kepercayaan mereka, bahwa cap tangan
adalah milik makhluk halus yang pernah menghuni suatu daerah sebelum
daerah itu dihuni manusia.
5. Masyarakat zaman prasejarah percaya bahwa kegiatan melukis dan lukisan itu
sendiri memancarkan kekuatan magis yang akan memengaruhi binatang yang
akan mereka buru.
6. - Fetisisme: kecenderungan manusia yang menganggap bahwa ada benda
bertuah yang dapat dijadikan jimat dan melindungi pemakainya dari
gangguan dan bahaya.
- Totemisme: kecenderungan manusia menganggap lukisan, hiasan, dan
patung sebagai benda jelmaan manusia setangah binatang.
7. Nekara merupakan benda peninggalan bersejarah yang terbuat dari logam
berbentuk seperti meja bundar dan memiliki ruang di bawahnya. Pada masa
lalu, benda ini berfungsi untuk mendatangkan hujan. Caranya adalah dengan
memukul permukaan datar di atasnya seperti tambur atau drum.
8. Seni rupa zaman Hindu-Buddha mulai memengaruhi seni Nusantara sejak
abad pertama Masehi. Pengaruh terkuat berasal dari India, terutama karena
agama Hindu. Sejak abad ke-1 hingga abad ke-13 Masehi, seni arsitektur,
patung, dan lukisan berkembang pesat. Karya seni rupa lain yang berkembang
pada masa ini adalah seni patung dan seni relief.
9. a. Bunga teratai atau padma yang berarti simbol singgasana ketuhanan yang
paling tinggi.
b. Swastika yang berarti motif hias yang melambangkan energi dan
keselarasan.
c. Makara yang berarti makhluk sejenis buaya yang melambangkan sumber
kehidupan.
d. Kinara yang berarti mahkluk setengah manusia setengah burung yang
melambangkan makhluk halus (dewa) penghuni langit.
10. - Epik Ramayana: cerita tetang kehidupan Rama.
- Mahabarata: serita kepahlawanan; kebaikan melawan kejahatan.
11. a. Gambar di atas adalah gambar relief ramayana yang tedapat pada Candi
Prambanan.
b. Relief tersebut mengandung cerita Ramayana, yaitu kisah kepahlawanan
khas India yang menceritakan kehidupan Rama. Rama adalah titisan dewa
Wisnu yang ke-8. Ia diutus ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari
kehancuran. Relief itu terdapat pada dinding balkon Candi Siwa dan Candi
Brahma di kompleks Candi Prambanan.
12. Perkembangan seni rupa zaman Islam terepresentasi dalam 4 jenis kesenian,
yaitu seni kaligrafi, seni wayang, seni makam, dan batik. Kesenian pada masa
itu tidak murni khas Islam, tetapi juga memiliki pengaruh Hindu. Misalnya
terdapat pada kijing yang terbuat dari batu dan wayang yang berbentuk tokoh
Ramayana, tetapi memiliki karakter ulama besar Islam.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 30
13. a. Seni kaligrafi. Seni jenis ini terdapat pada pintu gerbang masjid, istana, dan
hiasan pada keris.kaligrafi juga dapat ditemukan pada bendera, panji-panji
kerajaan Islam, dan busana.
b. Makam. Makam peninggalan seni rupa Islam pertama kali ditemukan di
Aceh, kerajaan Pasai pada abad ke-13 Masehi.
c. Wayang. Wayang digunakan oleh para ulama dan wali untuk menyeberkan
agama Islam
d. Batik. Batik merupakan kesenian yang khas Indonesia. Batik memiliki
berbagai motif khas alam Indonesia.
14. a. Wayang beber adalah wayang yang berupa lukisan wayang pada
permukaan kertas atau kain yang lebar. Tiap lembar kain/kertas berisi 1
adegan cerita.
b. Wayang golek adalah wayang 3 dimensi yang memerankan tokoh cerita
epos Hindu-Buddha atau tokoh besar agama Islam. Wayang ini terbuat dari
kayu dan mengenakan pakaian terbuat dari kain.
c. Wayang kulit adalah wayang 2 dimensi dengan bahan dasar kulit dan
memiliki ornamen detail dan rumit. Wayang jenis ini digunakan para
penyebar agama Islam untuk berdakwah.
15. a. Pekalongan
b. Solo
c. Bali
16. Pada zaman Islam, kesenian berpusat di istana karena pada masa itu peran
sunan dan sultan sangat dominan. Kedua golongan pemimpin tersebut bekerja
sama dalam menyebarkan agama Islam dan mengembangkan karya seni.
17. Kedudukan seni pada zaman Islam berbeda dengan zaman sebelumnya, yakni
Hindu-Buddha. Pada zaman Islam, kerya seni yang menunjukkan bentuk
tiruan mahkluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan) dilarang untuk dibuat.
Sebagai gantinya, seni zaman Islam banyak menggunakan bentuk-bentuk
geometris. Namun, pada sisi lain, seni juga berfungsi untuk menyebarkan
agama Islam. Para ulama menyebarkan ajaran Islam melalui seni yang sudah
ada dan dikenal masyarakat, miasalnya wayang kulit.
18. Pada zaman Islam, penggambaran makhluk hidup ditabukan karena ajaran
agama Islam melarangnya. Sebabnya adalah untuk menghindari munculnya
rasa kagum terhadap bentuk hewan dan manusia dan mengakibatkan
pemujaan terhadap bentuk-bentuk tersebut. Padahal, agama Islam hanya
menghendaki pemujaan terhadap Tuhan yang menciptakan makhluk hidup.
19. Makam Raja Samudra Pasai mengandung pengaruh Islam karena nisannya
berbentuk tongkat batu, berbeda dengan nisan biasanya yang menyerupai
bangunan punden (pengaruh Hindu), selain itu, nisan tersebut juga
mengandung tulisan Arab.
20. a. Jenis yang memiliki ciri bangunan lama (pra-Islam).
b. Jenis makam yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif yang berasal dari
luar Nusantara.
21. Wayang sebagai sumber nilai mengandung ajaran tentang penghormatan
kepada alam, nenek moyang, dan kepada dewa-dewi. Penghormaan itu
dilakukan oleh manusia sebagai representasi keinginan dasar manusia untuk
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 31
berhubungan dengan kekuatan adikodrati (supranatural), kepemimpinan, dan
kepahlawanan. Penghormatan itu juga dilakukan manusia sebagai bentuk
hubungan manusia-Tuhan dan hubungan antarmanusia.
22. Gambar itu merupakan gambar wayang golek yang sedang dimainkan oleh
seorang dalang. Wayang itu mungkin merupakan tokoh Srikandi atau tokoh
Arjuna karena digambarkan sedang menarik panah.
23. Mitos tersebut bercerita tentang istri Pangeran Jenggala Lembu Ami Luhur.
Putri dari Coromandel ini senang mengajari orang Jawa menenun, membatik,
dan mewarnai kain. Sejak itu, kain batik dengan berbagai motif menjadi
bagian dari identitas busana dan budaya raja.
24. - Kegiatan sambilan wong cilik.
- Sebagai komoditas.
- Sebagai tradisi kalangan bangsawan.
- Sebagai usaha dagang orang Cina dan Indo Belanda, dengan ragam hias dan
fungsi yang diperuntukkan bagi kalangan terbatas.
- Sebagai kebutuhan seni atau desain.
25. Pengaruh kebudayaan Cina pada seni Nusantara hanya terdapat pada aspek
kebendaan. Pengaruh itu masuk ke Nusantara pada tahun 250 dan 400
Masehi, yaitu ketika hubungan lalu lintas perdagangan Indonesia-Cina
terjalin. Selain hubungan perdagangan, hubungan politik juga memengaruhi
perkembangan budaya itu.
26. a. Arsitektur. Arsitektur yang mendapat pengaruh budaya Cina ada pada
tempat-tempat ibadah dan relief-relief candi. Di Bali, arsitektur Cina
ditemukan pada pura dan istana, serta ada pula pemasangan piring-piring
Cina di dinding masjid.
b. Pola wastra. Batik yang mengandung pengaruh Cina cenderung memiliki
warna terang dan berwarna-warni. Perkembangan batik bernuansa Cina
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan selera pasar.
c. Perabot atau benda-benda rumah tangga. Perabot yang memiliki pengaruh
budaya Cina misalnya perabotan taman, hiasan keramik, dan pot bunga.
27. a. Tempat ibadah. Misalnya pada masjid Kalinyamat yang terletak di Jepara,
Jawa Tenngah. Pada masjid itu terdapat pahatan batu gamping dan gambar
awan yang khas Cina.
b. Relief candi, misalnya pada Candi di Jawa Timur.
c. Beberapa Istana di Bali, misalnya istana Gianyar yang mengandung unsur
Cina dan budaya setempat, terutama pada atap dan pintu gerbangnya.
28. Burung funiks merupakan burung yang sering dijadikan ragam hias oleh
orang Cina. Gambar burung berbuntut panjang ini biasanya terdapat pada
selendang Lokcan berbahan sutra.
29. Batik Jawa dengan pengaruh Cina biasanya memiliki warna terang dan
beraneka macam warna.
30. - Piring: banyak piring masa kini yang bermotif swastika dan awan.
- Bantal: saat ini banyak dijual bantal yang berbentuk kotak dan silinder kecil
seperti bantal khas Cina.

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 32


- Hiasan keramik dan pot bunga: kedua benda keramik itu selalu populer
sepanjang masa. Bahkan, keramik dan gentong yang mahal selalu
diidentikkan dengan keramik buatan Cina.
31. Perkembangan seni dengan pengaruh dari Eropa terdapat dalam beberapa
jenis, yaitu seni arsitektur, seni busana, dan perabot rumah tangga.
32. - Seni arsitektur: misalnya terdapat pada bangunan aula dan museum.
- Seni busana: misalnya terdapat pada busana tentara kesultanan Jawa.
- Perabot rumah tangga: misalnya terdapat pada kursi sofa, gorden, dan pintu
gerbang.
33. - Perabot rumah tangga, karena orang Indonesia asli umumnya tidur di atas
dipan bambu atau duduk di lantai tanah. Kini, orang Indonesia menggunakan
kasur busa untuk tidur, serta kursi sofa untuk duduk.
- Pakaian, karena semua pakaian yang kita kenakan sehari-hari berupa kaus,
celana panjang, jaket, dan sepatu, bukan kain dan selop.
34. Secara umum, bangunan gedung, dinding berkapur, pintu kayu, lantai
keramik, dan plafon bergaya Eropa, sedangkan atapnya bergaya Sunda.
35. Hal tersebut bermula dari sultan yang tidak bisa menerima perbedaan besar
ketika melihat tamu Belanda-nya duduk di kursi, sedangkan ia duduk di
lantai. Maka, ia mulai mengganti tempat duduknya dengan kursi bergaya
Eropa. Ia juga mengganti perabot rumah lainnya.
36. Latar belakang sosial-budaya Indonesia sangat beragam. Hal itu
menimbulkan keragaman seni dan budaya Indonesia secara keseluruhan.
Keberagaman itu juga dipengauhi oleh waktu dan kondisi geografis Indonesia
yang juga bervariasi.

II.
1. Hindu-Buddha 1. Kursi taman terbuat dari batu yang diukir
2. Dinding pada sisi kanan kiri gerbang
berhadapan seperti gapura
3. Fondasi tiang bendera atau podium yang
bertingkat-tingkat seperti candi
2. Islam 1. Masjid
2. Kaligrafi
3. Makam
3. Cina 1. Amplop angpao
2. Barongsai
3. Baju dengan kerah bergaya Shanghai
4. Eropa 1. Makanan, seperti roti dan keju
2. Sofa
3. Pintu gerbang berat terbuat dari besi yang
berukir-ukir

III Contoh jawaban.

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 33


Rumah saya berbentuk persegi dengan pintu utama berupa dua kayu jati berukir yang
diberi pernis. Di depan pintu itu terdapat tangga yang terhubung dengan taman yang
ada di depannya. Selain itu, di atas berandanya terdapat atap yang disangga dua tiang
besar bergaya Eropa. Pintu gerbang rumahku juga bergaya eropa, yaitu gerbang besar
yang dapat digeser, serta terbuat dari besi berukir.
(dan seterusnya)

V
No. Periode Hasil karya Ciri Khusus Komentar
1. Prasejarah Lukisan Pola berbentuk manusia,
dinding dalam hewan atau benda alam seperti
gua ombak, serta hal yang
Fetisisme berhubungan dengan
Totemisme pekerjaan, seperti perahu dan
2. Zaman Kuil/ candi Elemen batu
Hindu- seni patung bangunan bersusun
Buddha seni relief tumpuk/punden berundak- Komentar subjektif, sesuai pengala
3. Zaman Islam Seni kalirafi Motif kaligrafi
makam tulisan Arab
wayang kulit
batik
4. Pengaruh Ornamen Penggunaan warna merah
Cina arsitektur darah dan emas
pola wastra penggunaan motif swastika,
benda-benda megamendung, dan burung
rumah tangga puniks berekor panjang
5. Pengaruh Ornamen Tiang-tiang besar, pintu-pintu
Kolonial arsitektur besi dan kayu yang lebar dan
seni lukis berat

VIII
Istilah Definisi
swastika Motif hias yang melambangkan energi dan keselarasan
kosmos Dunia; alam semesta
dekorasi Hiasan; gambar
kinara Sejenis makhluk setengah manusia setengah burung yang
merupakan makhluk penghuni langit
geometrik Karya seni yang berhubungan dengan sudut, garis, bidang, ruang
mitos Cerita yang berhubungan dengan dewa-dewa
ornamen Hiasan yang dipahat pada dinding candi, bangunan, dan lain-lain

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 34


konstelasi Kedudukan, keadaan pada suatu waktu
wastra Tenun
ornamental Bersifat hiasan

IX
Jawaban Soal Latihan (hlm 32—34)
1. A
2. B
3. E
4. B
5. B
6. B
7. E
8. no clue
9. C
10. A

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 35


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : ……………..
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 2.1. Merancang dan membuat karya seni rupa terapan
dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah
setempat
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

Α. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• membuat karya seni hias dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara.
• membuat karya seni patung dengan memanfaatkan teknik dan corak
Nusantara.
• membuat karya seni bangunan dengan memanfaatkan teknik dan corak
Nusantara.
• membuat karya seni anyaman dengan memanfaatkan teknik dan corak
Nusantara.
• membuat karya seni tembikar dengan memanfaatkan teknik dan corak
Nusantara.
• membuat karya seni ukir dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara.
• membuat karya seni sesajen dengan memanfaatkan teknik dan corak
Nusantara.
• membuat karya seni lukisan wayang dengan memanfaatkan teknik dan corak
Nusantara.
• membuat ilustrasi naskah dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara.

Β. Materi Pembelajaran
• Seni hias
• Seni patung
• Seni bangunan
• Seni anyaman
• Seni tembikar
• Seni ukir
• Seni sesajen
• Lukisan wayang
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 36
• Ilustrasi naskah

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, pemberian tugas penyusunan kronologi dan peta konsep.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Siswa membaca ulasan tentang berbagai jenis karya seni pada buku teks
halaman 36—45.
2. Siswa membuat kesimpulan tentang karya-karya seni rupa Nusantara dalam 5
kalimat singkat dan padat.
3. Siswa mengumpulkan tugas.

Pertemuan kedua
1. Siswa berkumpul dalam kelompok untuk mengerjakan latihan V halaman 57.
2. Siswa mencari situs-situs tentang pusat seni yang ada di Indonesia melalui
media internet.
3. Siswa membuat kliping berdasarkan informasi yang berhasil mereka temukan

Pertemuan ketiga
1. Siswa mengumpulkan tugas kliping yang mereka kerjakan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Siswa mengerjakan latihan I halaman 48, nomor 1—20.

Pertemuan keempat
1. Siswa mengumpulkan latihan yang telah mereka kerjakan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Siswa melanjutkan mengerjakan latihan I nomor 21—41.

Pertemuan kelima
1. Siswa mengumpulkan latihan yang telah mereka kerjakan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Siswa mengerjakan latihan VII pada halaman 58.
3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk kegiatan pertemuan
selanjutnya.

Pertemuan keenam
1. Siswa berkumpul dalam kelompok.
2. Siswa mengunjungi pusat kerajinan dan membuat profil lengkap pusat
kerajinan tersebut (latihan VI halaman 57).
3. Guru memberi pekerjaan rumah kepada siswa, yaitu mengerjakan latihan III
halaman 56 (menginventarisasi benda seni yang ada di rumah siswa).

Pertemuan ketujuh
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 37
1. Siswa mengumpulkan dua tugas yang telah diamanatkan guru pada
pertemuan sebelumnya.
2. Siswa mengerjakan latihan halaman 58—60.
3. Guru menugaskan siswa membawa peralatan dan perlengkapan untuk
mengerjakan tugas IV pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedelapan
1. Siswa mengerjakan tugas IV halaman 57 dengan peralatan yang mereka
persiapkan.

Pertemuan kesembilan
• Siswa melanjutkan mengerjakan tugas IV hingga selesai.
• Siswa mengumpulkan tugas.
• Siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA & MA kelas X – ESIS (hlm. 36—60)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

F. Penilaian
• Penilaian latihan IV
Aspek Penilaian Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Siswa dapat membuat karya kreatif
Siswa dapat membuat karya imajinatif
Karya memiliki bentuk rapi dan
mengandung estetika
Karya memiliki fungsi tertentu
Karya memiliki nilai dan makna tertentu

• Penilaian latihan V
Aspek penilaian Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Siswa mampu menemukan situs tentang
pusat seni terapan
Siswa menyertakan foto hasil karya seni

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 38


yang ada di pusat seni tersebut
Siswa mencantumkan nama tempat,
daerah.lokasi,
Siswa menyertakan jenis-jenis barang
kesenian yag terdapat di daerah itu
Siswa menyertakan berbagai informasi
penting lainnya tentang tempat itu
(misalnya workshop seni yang pernah
diadakan di sana, pameran terakhir, bazar,
dan lain-lain)

• Penilaian latihan VI
Aspek penilaian Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Siswa mampu mengungjungi satu pusat
kerajinan atau studio
Profil memuat nama tempat, alamat, peta
lokasi, waktu buka (hari dan jam)
Profil memuat nama pendiri dan
pengelola, tanggal berdirinya, tujuan
didirikan
Profil memuat jenis seni yang terdapat di
dalamnya dan contoh nama-nama hasil
karya (misalnya lampion, lukisan kaca)
Profil memuat foto karya seni
Profil memuat berbagai kegiatan yang
pernah diadakan di tempat itu (misalnya
workshop, pameran)
Profil memuat sarana penunjang apresiasi
seni yang ada di tempat itu
Profil memuat informasi lain yang dapat
membuat orang lain tertarik untuk datang
ke tempat itu.

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Jawaban Soal Latihan (halaman 46—48)


Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 39
A.
1. A
2. B
3. no clue
4. E
5. E
6. C
7. A
8. A
9. C
10. C

B
1. Parholin adalah sarkofagus atau sebutan untuk peti mati di daerah Samosir,
Sumatra Utara.
2. - Jagoan (tokoh yang berhadapan).
- Playon (tokoh yang menghadap ke arah yang sama).
3. Kaligrafi dan non-kaligrafi.
4. Relief itu dipahat pada dinding pagar balkon Candi Siwa dan Candi Brahma
dalam kompleks Candi Prambanan. Relief itu menceritakan kehidupan Rama,
yaitu titisan dewa Wisnu yang kedelapan. Ia diutus untuk menyelamatkan
dunia dari kehancuran.

Jawaban Soal Uraian (halaman 21—32)


I.
1. Keragaman seni Nusantara disebabkan oleh faktor wilayah, waktu,
kepercayaan, dan kehidupan sosial-budaya masyarakatnya.
2. - seni hias
- seni patung
- seni bangunan
- seni anyaman
- seni tembikar
- seni ukir
3. Lain tenun, damarkurung (lampion), dan hiasan kulit kayu.
4. Damarkurung/pelita yang ditutupi tudung berbentuk kotak yang terbuat dari
kertas. Biasanya, Damarkurung memiliki gambar bertema sakral dan profan.
Cerita tentang idul fitri, ikan duyung, dan Rojomino merupakan contoh
gambar bertema sakral.
5. a. mikrokosmos: alam/dunia kecil ang menjadi bagian dari alam semesta.
b. makrokosmos: alam semesta yang melingkupi kita.
c. metakosmos: sesuatu yang ada di luar dunia yang kita diami.
6. sakral: cerita tentang idul fitri, ikan duyung, dan Rojomino
profan
7. Prinsip masyarakat Hindu-Buddha bahwa keberadaan alam semsta (baik
makro, mikro, dan metakosmos) adalah suatu keutuhan, kesatuan, serta tidak
terbatas ruang dan waktu.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 40
8. Seni patung di Nusantara memiliki berbagai fungsi yang berbeda-beda. Pada
masa lalu, patung merupakan representasi dewa atau nenek moyang,
disembah dan memiliki fungsi ritual. Saat ini, patung lebih banyak memiliki
fungsi estetis, misalnya sebagai penghias ruangan.
9. Sarkofagus merupakan patung yang berfungsi seperti peti mati. Fungsi
sarkofagus adalah untuk menyimpan tulang belulang masyarakat Batak dari
golongan ningrat. Nama lain sarkofagus di Batak adalah parholin.
10. Patung yang berdiri sendiri (bukan bagian dari bangunan) dan patung relief
(menyatu dengan bangunan).
11. a. Surakarta, Jawa Tengah.
b. Yogyakarta, Jawa Tengah.
c. Samosir, Sumatra Utara.
d. Dayak, Kalimantan.
e. NTT.
12. Seni bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, umumnya dulu terbuat
dari material kayu. Bangunan ibadah di era Hidu-Buddha terbuat dari material
batu.
13. Patung ganesha/dewa ilmu pengetahuan dan penolah marabahaya. Terdapat
pada candi Siwa. Dewa itu selalu disebut pertama kali dalam setiap upacara
keagamaan.
14. Candi merupakan replika alam karena mencakup dunia manusia dan dunia
dewa. Demikianlah ajaran agama Hindu.
15. Anyaman, awalnya memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakatnya (fungsi pragmatis), seperti perabot dan perkakas. Bahan untuk
membuat anyaman cukup berlimpah dan mudah didapat. Oleh karena itu,
masyarakat memproduksi barang anyaman untuk dijual dan menjadi barang
komoditi yang bisa menambah penghasilan.
16. - daun tal (palmyra)
- gebang (corphya)
- lalang (imperata cylindrica)
- purun
- daun kelapa muda
- rotan dan bambu
17. - Fungsi estetis, berarti anyaman memiliki fungsi keindahan, misalnya atap
bambu yang eksotis dan tas bambu yang cantik.
- Fungsi pragmatis, berarti anyaman bambu memiliki fungsi tertentu bagi
aktivitas manusia, misalnya caping untuk menutup kepala dan tudung saji
untuk menutup makanan.
18. - Tasikmalaya (Jawa Barat).
- NTT.
- Lombok.
- Padang.
- Bali.
19. (jawaban sesuai pemahaman dan pengalaman siswa)
20. A. Nama: tas, dompet.
Bahan: akar tanaman.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 41
Fungsi: untuk menyimpan atau membawa sesuatu.
B. Nama: kotak penyimpan barang.
Bahan: kulit bambu.
Fungsi: untuk menyimpan berbagai macam barang.
C. Nama: tudung saji.
Bahan: rotan.
Fungsi: untuk menutupi makanan di atas meja dari kotoran.
21. Tembikar di Nusantara ada sejak zaman prasejarah. Tembikar di Nusantara
tertua ditemukan di desa Kalumpang, Sulawesi Selatan. Tembikar itu
diperkirakan berasal dari tahun 3500—2500 SM. Berbeda pada masa-masa
sebelumnya yang cenderung berfungsi sebagai peralatan hidup, pada abad ke-
14 tembikar juga berfungsi sebagai celengan dan hiasan. Saat ini, fungsi dan
desain tembikar dipengaruhi oleh seniman, pemerintah, wisatawan dan
produsen cendera mata. Pamor tembikar menurun karena adanya perabot
yang terbuat dari logam. Namun, pembuatan tembikar saat ini juga telah
memanfaatkan toknologi modern.
22. a. Galagandang, Payakumbuh, Sumatra Barat.
b. Kayu Agung, Sumatra Selatan.
c. Ciruas, Banten.
d. Kampung Ajun, Indramayu.
e. Bayat dan Kolon di Klaten, Jawa Tengah.
f. Banyumuluk, Panunjuk, dan Mastagih di Lombok.
23. Puncak perkembangan seni tembikar di Majapahit berlangsung pada abad ke-
14. Tembikar tidak hanya berfungsi sebagai peralatan hidup sehari-hari, tetapi
juga sebagai celengan, relief hias bangunan, dan patung.
24. - Kasongan: sejak 20 tahun yang lalu, ada tembikar berbentuk binatang, lalu
tembikar juga memiliki fungsi dekoratif.
- Pejaten: seni tembikar berkembang karena ada teknik produksi baru dan
perubahan dari teknik bakaran rendah ke teknik bakaran tinggi.
- Ciruan (Banten) dan plered (Jawa Tengah): terjadi perubahan juga karena
adanya teknik produksi yang lebih modern.
25. (jawaban relatif, sesuai pengalaman dan pemahaman siswa)
26. Jika jenazahnya merupakan seorang pendeta, ukiran pada peti matinya
berbentuk benteng. Jika jenazahnya merupakan seorang raja, ukiran pada peti
matinya berbentuk singa.
27. - Yogyakarta
- Surakarta
- Jepara
- Batak
- Minangkabau
- Toraja
- Bali
28. Biasanya berbentuk manusia, taru, dan satwa, atau ragam hias abstrak.
Biasanya, ukiran terdapat pada tembok, pintu, jendela, dan plafon.
29. Sesajen merupakan dasar semua jenis ritual upacara adat. Sesajen bersifat
instan, atau hanya berfungsi sementara, yaitu saat upacara/ritual berlangsung.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 42
Unsur/bahan sesajen berbeda-beda sesuai daerah dan kepentingannya.
Sesajen di Bali berisi tepung beras, bagian tubuh hewan, kertas, daun palem,
kayu bambu dan rotan. Alas sesajen biasanya daun pisang, daun kelapa, atau
daun palem yang dianyam.
30. Karena sesajen hanya berfungsi sementara, yaitu saat upacara/ritual
berlangsung.
31. Seni lukisan wayang berlaku pada wayang beber, yaitu pertunjukan wayang
yang menggunakan media gambar wayang di atas kain atau kertas yang lebar.
Tiap bentangan kain/kertas mengandung adegan tertentu (prompangan). Oleh
karena itu, gambar merupakan unsur yang penting.
Seni lukis wayang tidak hanya berfungsi untuk dipertunjukkan, tetapi juga
berfungsi sebagai hiasan pada jenis-jenis seni lainnya. Misalnya, lukisan
wayang digunakan sebagai hiasan pura di Bali.
32. a. Prompangan: adegan dalam pertunjukan wayang beber yang
direpresentasikan melalui gambar wayang pada bentangan kain/kertas.
b. Jagoan: gambar tokoh yang saling berhadapan pada pertunjukan wayang
beber.
c. Playon: gambar tokoh wayang berupa sekelompok rakyat yang menghadap
ke arah yang sama.
33. Dahulu, wayang digunakan sebagai media untuk menyampaikan cerita. Saat
ini, wayang juga dapat berfungsi sebagai hiasan serta motif/gaya pada jenis-
jenis seni yang lain.
34. Sekuen adalah penggalan kisah pewayangan, atau babak-babak cerita.
35. Ilustrasi naskah merupakan gambar pada naskah tulis dengan media apa pun
yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus visualisasi kandungan isi naskah.
Ilustrasi naskah muncul di nusantara sejak abad ke-8. Ilustrasi naskah tertua
terdapat pada prasasti batu dan logam abad ke- 8 dan ke-16.
36. - sebagai hiasan naskah
- sebagai visualisasi kandungan isi naskah
37. Penting, karena ilustrasi akan memperkuat imajinasi dan pemahaman
pembaca terhadap hal yang diungkapkan di dalam naskah.
38. Seni lukisan kaca ditemukan pertama kali di Belanda pada abad ke-14. Pada
abad ke-19, lukisan kaca dikapalkan dari Belanda ke Jepang melalui Batavia
(Jakarta) sehingga kemudian dikenal oleh orang Indonesia. Setelah itu, seni
lukisan kaca berkembang secara terbatas di kalangan istana. Sebebnya adalah
harga kaca yang sangat mahal. Objek lukisan kaca terdiri atas 2 jenis, yaitu
kaligrafi dan non-kaligrafi (misalnya wayang dan pemandangan alam).
39. Karena pada saat itu harga kaca sangat mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat
biasa.
40. - ilustrasi adegan cerita rakyat
- tokoh-tokoh wayang
- gambar masjid
- pemandangan alam
41. - Nasrin H.
- Johar
- Astika
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 43
- Rastika
- Haryadi Suadi
- Djumelan
- Guruh
- Toto Sunu

VI Contoh Profil
Nama Galeri: Maya Gallery
Lokasi: Kemang Utara, Jakarta Selatan
Pengelola: Maya Stanley
Tanggal berdiri: 3 Juni 1996
Waktu buka: setiap hari, pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam
Jenis barang yang dipamerkan
1. lukisan
2. keramik
3. karya seni instalasi
Sarana : ruang pameran
: ruang lelang
: ruang workshop
: kolam renang dan kafe
: lapangan parkir

VII
Istilah Definisi
religius Ketuhanan, keilahian
estetis Bersifat indah
relief Gambar timbul, misalnya gambar pahatan pada dinding candi
gerabah Alat-alat masak yang terbuat dari tanah liat
metakosmos Sesuatu yang ada di luar/di balik dunia yang kita diami
tembikar Barang-barang, seperti periuk, pot bunga, dan lain-lain
artistik bersifat/mengandung unsur seni tinggi
sajen Sajian berupa makanan-makanan, bunga, dan benda-benda lain
yang disajikan kepada dewa atau makhluk halus
simbol Lambang, hal yang melambangkan
makrokosmos Alam semesta yang melingkupi kita
mikrokosmos alam/dunia kecil yang menjadi bagian dari alam semesta
Wayang beber Wayang yang media pentasnya berupa lukisan wayang pada
kain/kertas lebar yang dibentangkan ketika pentas/ketika dalang
bercerita
visualisai Penggambaran

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 44


lampion Pelita yang ditutupi tudung berbentuk bulat/kotak yang terbuat dari
kertas
ekspresi Ungkapan perasaan (jiwa)

VIII
Jawaban Soal Latihan (hlm 58—60)
1. E
2. B
3. E
4. B
5. E
6. A
7. A
8. B
9. B
10. B

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 45


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : ………………………………………………..
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 3. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 3.1. Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik
dalam karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

Α. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• menyebutkan dan menjelaskan berbagai bahan yang dapat digunakan untuk
membuat karya seni hias.
• menyebutkan dan menjelaskan teknik yang digunakan dalam berbagai karya
seni hias.
• menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai dalam berbagai karya seni hias.

Β. Materi Pembelajaran
• Bahan seni hias, seni patung, seni wayang, seni sesajen, seni tembikar, seni
anyaman.
• Teknik seni anyaman, seni tembikar, seni sesajen, lukisan wayang.
• Nilai seni hias, seni patung, seni anyaman, seni sesajen, seni wayang.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan diskusi, latihan, praktik.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Siswa membaca materi tentang bahan, teknik, dan nilai karya seni Nusantara
yang ada di buku teks (hlm. 63—71).
2. Siswa membuka internet dan mencari situs yang memuat profil pusat
kerajinan Nusantara.
3. Siswa membuat profil pusat kerajinan (tugas IV hlm. 82).
4. Tugas dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua
1. Siswa mengumpulkan tugas pertemuan sebelumnya.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 46
2. Siswa membuka internet untuk memeroleh informasi dan mengunduh
gambar-gambar karya seni rupa terapan untuk pengerjaan tugas II hlm 81.
3. Siswa mendaftar karya-karya seni tersebut dan menjelaskan bahan dan teknik
yang digunakan dalam pembuatan karya seni tersebut (mengerjakan tugas II
hlm 81).
4. Tugas dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga
1. Siswa mengumpulkan tugas pertemuan sebelumnya.
2. Siswa mengerjakan latihan I hlm. 73—80.
3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas V
hlm. 82. Pengerjaan tugas ini dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan keempat
1. Siswa mengunjungi pusat kerajinan (kegiatan ini dapat dilanjutkan di luar jam
belajar sebagai PR kelompok).
2. Siswa membuat laporan kunjungan, dilengkapi dengan teknik singkat
pembuatan karya seni yang telah diamati secara langsung (latihan V hlm. 82).
3. Tugas dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kelima
1. Siswa mengumpulkan tugas pertemuan sebelumnya.
2. Siswa mengerjakan latihan VI hlm. 82—84.
3. Guru menugaskan siswa memikirkan proyek pembuatan karya seni terapan
(tugas III hlm. 82).

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA dan MA kelas X – ESIS (hlm. 62—84)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

F. Penilaian
Tugas II hlm. 81
Aspek penilaian Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Siswa mampu melengkapi daftar dengan 5
jenis karya atau lebih dari 5 jenis karya
Siswa mampu menyebutkan daerah-
daerah penghasil tiap karya seni, minimal
3 nama daerah
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 47
Siswa mampu mengidentifikasi bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat
tiap karya seni
Siswa mampu menjelaskan proses
pembuatan karya seni secara teliti dan
berurutan

Tugas V hlm. 82
Aspek penilaian Nilai Nilai
Kualitatif Kuantitatif
Siswa mampu menemukan satu tempat pusat
kerajinan
Siswa mampu membuat cerita singkat
pengalaman mereka mengunjungi tempat
tersebut
Siswa mampu menunjukkan bukti
dokumentasi kunjungan mereka secara
konkret (contoh hasil karya, brosur, foto, atau
rekaman kamera digital)
Siswa mampu menjelaskan teknik/proses
pembuatan karya seni secara jelas dan
terperinci
Siswa mampu menjelaskan fungsi karya seni
Siswa mampu menyajikan laporan dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
Kalimat laporan jelas dan mudah dipahami

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 48


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : …………..
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 3. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 3.2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap
keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni
rupa terapan di wilayah Nusantara
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

Α. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• menunjukkan hasil karya seni hias buatan tangan sendiri, serta dapat
menjelaskan bahan, teknik, dan nilainya.

Β. Materi Pembelajaran
• Pembuatan karya seni hias dengan bahan, teknik, dan nilai yang
ditentukan sendiri.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model life skill

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Guru mendata jenis dan rencana karya seni yang akan dibuat siswa.
2. Siswa memulai berkarya.
3. Tugas dilanjutkan di rumah.

Pertemuan kedua
1. Siswa melanjutkan pengerjaan karya seni.
2. Siswa mengumpulkan tugas karya seni.
3. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
4. Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 49
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA dan MA kelas X – ESIS (hlm. 62—84)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

F. Penilaian

Aspek penilaian Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif


Karya mencerminkan kreativitas
Karya bersifat imajinatif
Pembuatan karya menerapkan
pengetahuan siswa tentang teknik dan
proses pembuatan karya seni terapan

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Jawaban Soal Latihan (halaman 72—73)


A.
1. D
2. C
3. A
4. E
5. B
6. A
7. C
8. E
9. E
10. A

B.
1. - daun tal (palmyra)
- gebang (corphya)
- lalang (imperata cylindrica)
- purun
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 50
- daun kelapa muda
- rotan dan bambu
2. - pertama, tanah dikeringkan, ditumbuk dan disaring, kemudian tanah
dicampur air dan pasir, lalu diaduk. Hasil pecampuran ini siap dicetak dan
dibentuk.
- kedua, tahap penggulungan atau pembentukan. Pada tahap ini, bahan
yang telah jadi lalu digulung, ditumbuk, dan dibentuk sesuai model yang
dikehendaki.
- ketiga, setelah berbentuk, tanah dikeringkan dengan cara dijemur hingga
benar-benar kering. Setelah itu, gosok permukaannya dengan batu
kuarsa/porselen hingga halus.
- keempat, tahap pembakaran, periuk yang telah dibentuk, disusun dan
dibakar dengan suhu tertentu.
3. Sesajen dibuat sebagai persembahan kepada alam, leluhur, dan dewa. Di
Bali, sesajen berisi buah pinang, sirih hijau, dan kapur sirih. Buah pinang
merupakan sesajen untuk Bahra, sang pencipta. Sirih hijau untuk Wisnu,
sang pemelihara. Kapur sirih untuk Siwa Porosan.
4. Wayang kulit awalnya berfungsi sebagai media hiburan. Namun, saat ini
wayang kulit juga dapat dijadikan pajangan atau hiasan. Perkembangan
bentuk wayang kulit di Indonesia dipengaruhi oleh masuknya agama
Islam. Dahulu, bentuk wayang menyerupai gambar pada relief candi.
Bentuk itu berubah ketika Islam masuk karena para kyai menghidari
penggambaran langsung bentuk manusia.
5. - teknik menganyam/menjalin.
- teknik menggulung.

Jawaban Soal Uraian (halaman 73—80)


I.
1.
Jenis Seni Hias Bahan Dasar
Seni anyaman Kulit bambu, rotan
Seni kaca patri Kaca, almunium, besi
Patung Batu, kayu
Tembikar Tanah liat
Ukiran Emas, peral, kayu, batu

2. a. Ukiran kayu, misalnya pada kayu jati dan mahoni.


b. Ukiran batu, misalnya yang terdapat pada candi.
3. a. Bahan dasar patung dapat berupa kayu, batu, dan semen (gips).
b. Kayu dan batu dibentuk dengan cara diukir atau dipahat.
c. Gips dibentuk dengan cara dicetak.
4. Batu
5. - Wayang golek berasal dari Klaten.
- Wayang kulit berasal dari Yogyakarta.
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 51
- Wayang beber berasal dari Bali.
6. - Bali: bunga, buah pinang, sirih hijau, daun palem, dan kapur sirih.
- Upacara perkawinan di Bali dan Jawa: daun palem, daun pisang, bunga,
buah, kembang mayang.
7. a. teknik menganyam/menjalin: dibuat dengan cara menyusun sulur secara
berjajar rapat. Kemudian, sulur lainnya dimasukkan secara berselang-
seling dengan posisi tegak lurus dengan jajaran sulur yang pertama.
b. teknik menggulung. Teknik menggulung lebih rumit dari teknik
menganyam. Pembuatannya adalah dengan cara memilin-milin bahan
sesuai kerangka, dan dimulai dari titik pusat. Hingga meligkar atau
melebar ke sekalilingnya. Setelah tersusun, anyaman dijalin dengan
benang yang halus.
8. a. bilah bambu dan rotan hasilnya keranjang.
b. mendong hasilnya tikar.
c. tali hasilnya table mats dan keset.
d. bilah bambu hasilnya pengki, kukusan, topi caping.
e. pandan hasilnya sandal dan tikar.
9. - gambar 1: tanah dikeringkan, ditumbuk dan disaring, kemudian tanah
dicampur air dan pasir, lalu diaduk.
- gambar 2: hasil pecampuran pada tahap 1 siap dicetak dan dibentuk.
- gambar 3: tahap penggulungan atau pembentukan. Pada tahap ini, bahan
yang telah jadi digulung, ditumbuk, dan dibentuk dengan bentuk dasar
pada alat putar agar memiliki ketebalan yang sama dan berbentuk bundar
sempurna.
- gambar 4: seniman dapat membentuk gerabah sesuai model dan bentuk
yang dikehendaki.
- gambar 5: seniman juga dapat menambah motif-motif variasi dan hiasan
pada permukaannya.
- gambar 6: tahap pembakaran, periuk yang telah dibentuk, disususn dan
dibakar dengan suhu tertentu.
- gambar 7: gerabah siap dijual atau digunakan.
10. a. Upacara pernikahan di Jawa Tengah: sesajen dibuat dengan cara
menyiapkan daun palem atau daun pisang sebagai bahan dasar. Daun
tersebut dipotong dan dianyam hingga berbentuk burung kecil dan nampan
kecil. Burung dan nampan disusun hingga membentuk jambangan dan
tugu yang tinggi. Lalu, jambangan dan tugu itu digabungkan dengan
bunga, buah, dan kembang mayang.
b. Perayaan Penjor di Bali: anyaman daun digantungkan pada bambu yang
tinggi. Anyaman dihias dengan bunga, buah, dan daun palem.
11. a. Pertama, pembuatan sketsa awal. Gambar atau pola digoreskan oleh
pelukis utama dengan tinta cina berwarna hitam.
b. Kedua, tahap pewarnaan. Proses ini dikerjakan oleh seniman pemula
atau keluarga lain dengan cara memulaskan warna yang dikehendaki.
c. ketiga, tahap penyempurnaan. Wayang dilengkapi dengan detail yang
teliti dan indah. Proses ini dikerjakan oleh pelukis utama.

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 52


12. a. Mbis pada suku Asmat: sosok patung leluhur atau pahatan-pahatan
monumental yang diletakkan di rumah adat.
b. Ulos pada suku batak: wastra khas Batak yang dalam perkawinan;
berfungsi sebagai hadiah dari pihak lakki-laki kepada pihak perempuan.
c. Gringsing wastra pada masyarakat Bali: wastra ikat ganda khas Bali
yang digunakan pada upacara adat dan keagamaan. Wastra itu dibuat
selama 5—8 tahun dengan peraturan ketat, upacara, dan berbagai
pantangan.
d. pukpuk pada masyarakat Batak: zat pada tanaman/hewan untuk
memberi kekuatan pada patung leluhur.
13. Patung di Nusantara identik dengan animisme dan bersifat magis.
Biasanya, patung merupakan representasi orang yang sudah mati, nenek
moyang, atau dewa. Namun, saat ini, patung lebih berfungsi sebagai
monumen peringatan kejadian bersejarah atau sebagai penghargaan bagi
orang yang berjasa.
14. Penangkal bencana atau penyakit.
15. Patung Soekarno dan Hatta (patung proklamasi) dan patung soeharto di
museum Soeharto, Taman Mini.
16. Sesaji berfungsi sbagai persembahan kepada dewa, nenek moyang, dan
tamu yang dihormati. Selain itu, sesaji juga berfungsi untuk menolak
bencana dan syarat kelancaran suatu acara/pekerjaan.
17. Wayang golek, kulit, dan beber memiliki berbagai fungsi dari masa ke
masa. Misalnya sebagai media hibuan, hiasan, pajangan, dan media
penyebaran agama Islam.
18. a. Bima
b. Gatotkaca
c. ahwana
d. Drona
e. Semar
f. Punakawan
g. Srikandi
19. Jenis wayang tersebut adalah wayang kulit. Wayang tersebut memiliki 3
tongkat yag terdapat pada kaki, tangan kanan, dan tangan kiri. Cara
memainkannya adalah dengan memegang tongkat yang terdapat di kaki,
sedangkan tangan yang lain memegang tongkat yang terdapat pada tangan
kanan atau kiri wayang. Tongkat tersebut digerak-gerakkan sehingga
tangan wayang tampak bergerak, terutama saat wayang diceritakan sedang
berbicara.

VI
Jawaban Soal Latihan (hlm 82—84)
1. E
2. A
3. A
4. B
5. C
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 53
6. A
7. C
8. E
9. E
10. A

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 54


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : ……………..
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 4.1. Merancang dan membuat karya seni rupa
terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak di
wilayah Nusantara
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

Α. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• menunjukkan hasil karya seni rupa 2 dimensi buatan sendiri
• menunjukkan hasil karya seni rupa 3 dimensi buatan sendiri
• menggambar wajah sesuai tahap-tahap yang benar
• menunjukkan hasil karya ragangan buatan sendiri

Β. Materi Pembelajaran
• Seni rupa 2 dimensi
• Seni rupa 3 dimensi
• Teknik menggambar wajah dan meragang

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, praktik, bermain.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Siswa membaca ulasan singkat tentang seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi
yang ada di buku teks.
2. Siswa mengerjakan latihan halaman 91—92.
3. Guru menugaskan siswa untuk membawa pensil gambar atau limbah kayu
pada pertemuan selanjutnya. Tugas ini disesuaikan dengan keinginan siswa
atau keinginan kelas secara umum; siswa ingin belajar menggambar wajah
atau membuat seni ragang. Siswa memilih salah satu tugas tersebut.

Pertemuan kedua
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 55
1. Siswa menyiapkan peralatan gambar/limbah kayu.
2. Siswa mulai berlatih menggambar wajah/meragang (tugas a dan b hlm. 92
—95).
3. Hasil karya dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga
1. Siswa mengumpulkan tugas menggambar wajah/hasil karya meragang.
2. Siswa ditugasi mengerjakan latihan I hlm. 95—100.
3. Guru menugasi siswa untuk mengerjakan tugas VI di rumah.

Pertemuan keempat
1. Siswa mengumpulkan 2 tugas terakhir.
2. Siswa diajak mengunjungi sebuah galeri/studio seni rupa dan ditugasi
membuat laporan inventarisasi hasil karya 2 dimensi dan 3 dimensi (tugas
VII hlm. 104).
3. Tugas dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kelima
1. Siswa mengumpulkan tugas laporan.
2. Siswa mengerjakan latihan VIII hlm 104—106.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA dan MA kelas X – ESIS (hlm. 86—106)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

F. Penilaian
• Tugas a dan b hlm 92—95.

Lembar Penilaian
Menggambar wajah Nilai Nilai Meragang Nilai Nilai
Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif
Siswa mampu menggambar Siswa dapat membuat
wajah sesuai tahap-tahapnya karya kreatif
Gambar cukup rapi dan Siswa dapat membuat
berciri khas karya imajinatif
Siswa mampu menggambar Karya memiliki bentuk
ekspresi marah rapi dan mengandung
estetika
Siswa mampu menggambar Karya memiliki fungsi
ekspresi senang dan tertawa tertentu
Siswa mampu menggambar Karya memiliki nilai
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 56
ekspresi sedih dan menangis dan makna tertentu
Siswa mampu menggambar Bentuk karya seni tidak
ekspresi lain selain ketiga lagi menunjukkan asal-
ekspresi di atas usul elemen dasarnya

Kolom penilaian tugas inventarisasi karya seni rupa (tugas VII hlm. 104)

Aspek penilaian Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif


Siswa mampu menyajikan gambar karya
seni rupa 2 dimensi
Siswa mampu menyajikan gambar karya
seni rupa 3 dimensi
Siswa mampu melakukan penggolongan
jenis karya
Siswa mampu menjelaskan bahan-bahan
yang terdapat dalam karya seni
Siswa mampu menjelaskan fungsi karya
seni
Siswa mampu menyajikan laporan dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
Kalimat laporan jelas dan mudah
dipahami

Jawaban Soal Latihan (halaman 91—92)


A.
1. E
2. A
3. D
4. A
5. B
6. A
7. D
8. B
9. C
10. E

B.

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 57


1. Dilorod adalah proses penghilangan lilin malam pada kain batik dengan
menggunakan air panas.
2. - diwidel: batik diwarnai dengan warna biru tua.
- dikelir: batik diwarnai dengan warna selain biru tua.
3. - Earthenware: keramik dengan suhu matang 900—1100 derajat Celcius
dan daya serap 10—15%.
- Stoneware: keramik dengan suhu matang sekitar 1200 derajat Celcius dan
daya serap 2—5%.
- Porselen: keramik dengan suhu matang sekitar 1260 derajat Celcius dan
daya serap 0—1%.
4. Stoneware adalah keramik dengan suhu matang sekitar 1200 derajat
Celcius dan daya serap 2—5%. Keramik ini memiliki kerasan seperti batu.
5. - tahap 1: sediakan kain putih polos berjenis mori, brokolin, atau sutra.
- tahap 2: kain dikemplong atau dihaluskan.
- tahap 3: ngelowong, atau menggambari kain dengan pensil/arang.
- tahap 4: ngrengreng, atau menempelkan cairan lilin dengan canting tulis
atau cap.
- tahap 5: pewarnaan, yaitu diwidel (pewarnaan dengan warna biru tua)
dan dikelir (pewarnaan dengan warna selain biru tua).
- tahap 6: dilorod, atau proses penghilangan lilin malam dengan air panas.

VIII
Jawaban Soal Latihan (hlm 104—106)
1. B
2. A
3. C
4. D
5. A
6. E
7. B
8. E
9. B
10. E

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 58


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : ……………………
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 4.2. Menyiapkan dan menata karya seni rupa
buatan sendiri dalam bentuk pameran di kelas atau
di sekolah
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

Α. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• menyiapkan sebuah acara pameran karya seni rupa buatan sendiri dan
teman
• menyelenggarakan acara pameran seni rupa
• membuat penutupan/penyelesaian proyek acara pameran seni rupa

Β. Materi Pembelajaran
• Persiapan pameran.
• Pelaksanaan pameran.
• Penyelesaian pameran.

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas portofolio, praktik.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
1. Siswa membaca pembahasan tentang cara merecanakan dan melaksanakan
pameran yang ada di buku teks.
2. Siswa mengerjakan latihan hlm. 111—113 secara individual.
3. Siswa mengumpulkan pekerjaan.
4. Guru menugaskan siswa mengerjakan latihan I (hlm. 113—114) di rumah.

Pertemuan kedua
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 59
1. Siswa mengumpulkan tugas latihan I.
2. Siswa berkumpul dalam kelompok yang beranggotakan 4—6 orang.
3. Siswa berdiskusi untuk membuat proposal pameran seni rupa (latihan II
hlm. 114).
4. Tugas dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
5. Guru mengingatkan siswa untuk membawa alat-alat gambar untuk melukis
pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga
1. Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
2. Siswa menyiapkan alat-alat gambar untuk melukis dan mulai berkarya
(mengerjakan tugas IV hlm. 115).
3. Guru mengingatkan siswa bahwa karya seni mereka akan dipilih oleh
teman-teman sendiri untuk dipamerkan pada acara pameran seni rupa
kelas/sekolah.

Pertemuan keempat
1. Siswa mengumpulkan lukisan.
2. Siswa dan guru memilih sejumlah lukisan terbaik.
3. Siswa yang lukisannya tidak terpilih berkumpul sebagai kelompok panitia
pameran seni rupa kelas.
4. Panitia mulai rapat perdana dan menyiapkan acara pameran (mengerjakan
tugas V hlm. 115).
5. Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas persiapan pameran di luar jam
belajar.

Pertemuan kelima
1. Siswa menyusun hasil karya di dalam kelas dan mengadakan pameran.
2. Siswa mengadakan acara diskusi karya teman sendiri.
3. Jika memungkinkan, siswa dapat mengadakan lelang atau penjualan hasil
karya.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS
• Buku sumber Seni Rupa SMA dan MA kelas X – ESIS (hlm. 108—119)
• Peta konsep
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet

F. Penilaian
Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 60
Tugas pembuatan proposal pameran seni rupa berkelompok (latihan II hlm. 114)

Format Penilaian Proposal

Indikator Nilai Nilai Deskripsi


Kualitatif Kuantitatif
Kreativitas Konsep dan tema pameran digambarkan
gagasan dengan menarik, jenis karya yang
pameran dipamerkan menarik dan mengundang
rasa ingin tahu
Kejelasan Tema pameran terepresentasi dalam
gagasan rangkaian acara.
Tiap rangkaian acara mendukung satu
tema dan ada koherensi antartiap
rangkaian acara.
Perincian Persiapan karya seni dan konsep pameran
persiapan dijabarkan secara detail.
Dana dijabarkan secara detail dan masuk
akal.
Pelaksanaan dideskripsikan secara detail.
Struktur Proposal memiliki struktur yang teratur
penulisan dan sesuai dengan tata cara penulisan
proposal proposal.
Penyajian Bahasa yang digunakan adalah bahasa
dan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
sesuai EYD.

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Tugas membuat perencanaan acara pameran seni rupa (tugas V hlm. 115).

Format Penilaian Perencanaan Pameran


Indikator Nilai Nilai Deskripsi
Kualitatif Kuantitatif

Kepanitiaan Siswa mampu membentuk tim,


menentukan pemimpin, serta membuat
pembagian tugas dengan adil dan
berimbang.

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 61


Perencanaan Siswa mampu membuat rencana kerja dan
acara secara mengatur jadwal secara kronologis dan
umum masuk akal, menetapkan anggaran, serta
tempat dan waktu pameran.
Perincian Siswa mampu menetapkan tema,
persiapan menggolongkan jenis karya, memilih
seniman, membuat katalog, undangan,
poster, menghubungi orang yang
membuka pameran, memasang karya
dengan baik dan disertai dengan judul,
membuat sistem penjualan karya, serta
membuat laporan pertanggungjawaban

Perincian Mampu membuka acara pameran,


acara menyelenggarakan diskusi dan transaksi
pameran karya
Penutupan Mampu mengumpulkan kembali karya
acara dengan rapi, serta membuat laporan
pameran pertanggungjawaban

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Jawaban Soal Latihan (halaman 111—113)


A.
1. E
2. A
3. C
4. C
5. B
6. A
7. no clue
8. C
9. E
10. D

B.
1. - Tahap persiapan. Hal yang harus dipikirkan pada tahap ini adalah tema
pameran, jenis karya, seniman, tempat dan waktu, sumber dana, panitia
pelaksana, katalog, kartu undangan, orang yang membuka pameran,
pemasangan karya, pembuatan judul, tata letak, sistem penjualan karya,
dan publikasi.

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 62


- Tahap pelaksanaan. Tahap ini meliputi pembukaan, pameran harian,
diskusi, dan transaksi penjualan karya.
- Tahap penyelesaian. Tahap ini meliputi pengepakan, pengembalian karya,
penyelesaian akhir, pembayaran fasilitas yang disewa, laporan
pertanggunjawaban, dan pembubaran panitia.
2. Kurator adalah orang yang bertugas menyeleksi atau menilai karya seni.
3. Kolektor adalah orang yang menggemari dan mengoleksi karya seni.
4. Yang harus diundang dalam diskusi pameran adalah moderator, pembicara
(meliputi seniman, kurator, dan panitia), dan peserta (masyarakat).
5. Penjualan karya tidak harus selalu dilakukan dalam pameran. Penjualan
juga dapat dilakukan setelah pameran selesai, sesuai kesepakatan pembeli
dan seniman.

VIII
A. Jawaban Soal Latihan (hlm 82—84)
1. D
2. A
3. A
4. no clue
5. C
6. D
7. A
8. B
9. B
10. E
11. A
12. A
13. A
14. C
15. E
16. D
17. D
18. C
19. C
20. A
21. A
22. E
23. A
24. C
25. B
26. A
27. B
28. E
29. no clue
30. C

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 63


B.
1. Seni rupa Nusan tara berkembang sejak zaman prasejarah. Pada zaman
prasejarah, seni rupa bernuansa animisme dan dinamisme. Setelah zaman
prasejarah, seni rupa dipengaruhi agama Hindu, Buddha, dan Islam, serta
budaya Cina dan kolonial (Eropa).
2. - Seni rupa murni adalah seni rupa yang dibuat untuk mengekspresikan
nilai budaya dan keindahan, sedangkan seni rupa terapan dibuat untuk
fungsi pragmatis, atau untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
- Seni rupa dua dimensi memiliki unsur panjang dan lebar, sendangkan
seni rupa tiga dimensi memiliki unsur panjang, lebar, dan volume.
3. - Seni kaligrafi
- Seni makam
- Seni wayang
- Seni batik
4. a. teknik menganyam/menjalin: dibuat dengan cara menyusun sulur secara
berjajar rapat. Kemudian, sulur lainnya dimasukkan secara berselang-
seling dengan posisi tegak lurus dengan jajaran sulur yang pertama.
b. teknik menggulung. Teknik menggulung lebih rumit dari teknik
menganyam. Pembuatannya adalah dengan cara memilin-milin bahan
sesuai kerangka, dan dimulai dari titik pusat. Hingga meligkar atau
melebar ke sekalilingnya. Setelah tersusun, anyaman dijalin dengan
benang yang halus.
5. Yang harus dipersiapkan sebelum pameran seni rupa adalah tema pameran,
jenis karya, seniman, tempat dan waktu, sumber dana, panitia pelaksana,
katalog, kartu undangan, orang yang membuka pameran, pemasangan
karya, pembuatan judul, tata letak, sistem penjualan karya, dan publikasi.

Mengetahui, Jakarta, ………..............


Kepala Sekolah/Yayasan Guru Mata Pelajaran

……………………........ ........................................
NIP/NRK....................... NIP/NRK.......................

Buku Guru Seni Rupa untuk SMA dan MA Kelas X - ESIS 64

You might also like