You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkat serta nimatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam. Penulis mengambil judul dari makalah ini yaitu Transplantasi Organ Menurut Pandangan Islam. Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak lain, diantaranya : 1. Bpk. Adep, selaku dosen mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam D3 Teknik Informatika, 2. Rekan-rekan penulis, yang telah memberikan pendapatnya mengenai pembahasan ini, 3. Orang tua penulis, yang telah memberikan doa serta dorongan dan semangat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Mei 2011

Penulis
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii BAB I .............................................................................................................................................. 1 Pendahuluan .................................................................................................................................... 1 1. 2. 3. 4. 5. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1 Manfaat Pembuatan Makalah .............................................................................................. 1 Metode Penyusunan ............................................................................................................. 2 Tujuan Pembuatan Makalah ................................................................................................ 2

BAB II............................................................................................................................................. 3 Pembahasan..................................................................................................................................... 3 1. 2. 3. 4. Sejarah Transplantasi Organ ................................................................................................ 3 Macam Macam Organ Tubuh Yang Boleh Didonorkan ................................................... 5 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Transplatasi Organ ............................................ 6 Pandangan Islam mengenai transplantasi organ tubuh manusia .......................................... 8

BAB III ......................................................................................................................................... 11 Penutupan...................................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

ii

iii

BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi semakin pesat saat ini, terutama di bidang kedokteran. Banyak alat-alat serta campuran kandungan-kandungan obat yang ditemukan oleh para ilmuwan untuk menyembuhkan penyakit yang semakin beragam pula, seperti transplantasi organ atau lebih di kenal dengan sebutan donor organ, baik itu dari orang yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Bagaimanakah hukum Islam tentang transplantasi organ tersebut? Halalkah? Bolehkah? Atau haramkah? Banyak perbedaan pendapat dari para ulama tentang masalah ini. Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan sedikit tentang hukum transplantasi organ ini.

2.

Rumusan Masalah
a. b. c. d. e. Apa pengertian dari transplantasi organ? Bagaimana asal mula adanya transplantasi organ? Apa saja organ yang boleh dan tidak boleh didonorkan? Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan oleh pendonor ataupun penerima? Bagaimana pandangan donor organ menurut Islam?

3.

Manfaat Pembuatan Makalah


a. b. c. d. e. Mengetahui apa itu transplantasi organ Mengetahui asal mula adanya transplantasi organ Mengetahui organ-organ apa saja yang boleh dan tidak boleh didonorkan Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan oleh pendnor ataupun penerima organ Mengetahui pandangan dari Islam tentang transplantasi organ

4.

Metode Penyusunan
Dalam penyusunan makalah ini, kami melakukan studi literatur dari buku dan juga internet.

Selain itu kami pun melakukan wawancara kepada beberapa narasumber.

5.

Tujuan Pembuatan Makalah


Karena adanya beberapa pendapat tentang masalah hukum transplantasi organ, penulis

berharap dengan pembuatan makalah yang bersifat informatif ini dapat sedikit memberikan informasi kepada para pembaca tentang bagaimana transplantasi organ.

BAB II Pembahasan
Sebelum kita mengetahui bagaimana hukum transplantasi organ menurut Islam, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu transplantasi? Transplantasi organ adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari pendonor. Dalam istilah kedokteran, transplantasi organ terbagi menjadi 3 : a. Auto transplantasi, yaitu transplantasi dari bagian tubuh 1 ke bagian tubuh yang lainnya dengan individu yang sama. Misalnya : karena terbakar, maka ditambal dengan kulit bagian tubuh lainnya. b. Homo transplantasi, yaitu tranplantasi organ vital atau pun non vital dengan individu yg berbeda. Misalnya : jantung, paru-paru, hati (vital). Tangan, kaki, mata, ginjal (non vital). c. Hetero transplantasi, yaitu transplantasi organ dari hewan ke manusia

1.

Sejarah Transplantasi Organ


Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakuakan transpalantasi kulit. Sementara jaman

Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama. Transplantasi jaringan sebetulnya mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam menurut manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai eksperimen transplantasi jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as. Sedang di India beberapa puluh tahun sebelum lahirnya Nabi Isa as. seorang ahli bedah bangsa Hindu telah berhasil memperbaiki hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan cara mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari lengannya. Pengalaman inilah yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli bedah Itali, pada tahun 1597M untuk mencoba memperbaiki cacat hidung seseorang dengan menggunakan kulit milik kawannya. Tatkala Islam muncul pada abad ke-7 Masehi, ilmu bedah sudah dikenal di berbagai negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua negara adi daya Romawi dan Persi.
3

Namun pencangkokan jaringan belum mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh berbagai upaya untuk mengembangkannya. Selama ribuan tahun setelah melewati banyak eksperimen barulah berhasil pada akhir abad ke-19 M, untuk pencangkokan jaringan, dan pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan organ manusia. Di masa Nabi saw. negara Islam telah memperhatikan masalah kesehatan rakyat, bahkan senantiasa berupaya menjamin kesehatan dan pengobatan bagi seluruh rakyatnya secara cuma-cuma. Ada beberapa dokter ahli bedah di masa Nabi yang cukup terkenal seperti al Harth bin Kildah dan Abu Ramtah Rafaah, juga Rafidah al Aslamiyah dari kaum wanita. Meskipun pencangkokan organ tubuh belum dikenal oleh dunia saat itu, namun operasi plastik yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal di masa Nabi saw., sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin Tharfah (Sunan Abu Dawud, hadits. no.4232) bahwa kakeknya Arfajah bin Asad pernah terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung tersebut mulai membau (membusuk), maka Nabi saw. menyuruhnya untuk memasang hidung (palsu) dari logam emas. Imam Ibnu Saad dalam Thabaqatnya (III/58) juga telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa Utsman (bin Affan) pernah memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat (tahan lama). Pada periode Islam selanjutnya berkat doktrin Islam tentang urgensi kedokteran mulai bertebaran karya-karya monumental kedokteran yang banyak memuat berbagai praktek kedokteran termasuk transplantasi dan sekaligus mencuatkan banyak nama besar dari ilmuwan muslim dalam bidang kesehatan dan ilmu kedokteran, diantaranya adalah; Al-Rozy (Th.251-311 H.) yang telah menemukan dan membedakan pembuluh vena dan arteri disamping banyak membahas masalah kedokteran yang lain seperti, bedah tulang dan gips dalam bukunya AlAthibba. Lebih jauh dari itu, mereka bahkan telah merintis proses spesialisasi berbagai kajian dari suatu bidang dan disiplin. Az-Zahrawi ahli kedokteran muslim yang meninggal di Andalusia sesudah tahun 400-an Hijriyah telah berhasil dan menjadi orang pertama yang memisahkan ilmu bedah dan menjadikannya subjek tersendiri dari bidang Ilmu Kedokteran. Beliau telah menulis sebuah buku besar yang monumental dalam bidang kedokteran khususnya ilmu bedah dan diberi judul At-tashrif. John Hunter ( 1728 1793 ) diduga adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat criteria teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan

transplantasi yang tumbuh di tempat baru. Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi. Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil mentransplantasikan jaringan, namun sejak penemuan John Murphy pada tahun 1897 yang berhasil menyambung pembuluh darah pada binatang percobaan, barulah terbuka pintu percobaan mentransplantasikan organ dari manusia ke manusia lain. Percobaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya berhasil, meskipun ia menghabiskan waktu cukup lama yaitu satu setengah abad. Sejarah transplantasi modern diawali oleh keberhasilan transplantasi kornea pada tahun 1905. Sejak saat itu berbagai organ mulai ditransplantasikan untuk menggantikan organ yang rusak, meliputi transplantasi kornea, ginjal, paru, jantung, liver, muka, tangan, dan bahkan penis. Tabel 1 dibawah ini menggambarkan perkembangan transplantasi organ dari waktu ke waktu.
Tabel 1. Sejarah perkembangan transplantasi organ dari waktu ke waktu Organ Kornea Paru-paru Ginjal Dokter Eduard Zirm James Hardy Dr. J.E. Murray Tahun 1905 1960s 1954 Keterangan Memindahkan kornea pada korban kecelakaan kerja Resipien: pasien Ca paru berhasil mentransplantasikan ginjal kepada seorang anak yang berasal dari saudara kembarnya Resipien: Luois Washkansky. Donor jenazah kll. Resepien kemudian meninggal dalam waktu 18 hari. Survive 400 hari Resipien: Clint Hallam, New Zealand Di Arab Saudi, Resipien: pasien HPP, survive 99 hr Resipien: Isabelle Dinoire, Perancis korban

Jantung

Christian Barnard

1967 1967 1998 2000 2005

Liver Tangan Uterus Muka

Thomas Strazl -

penyerangan Labrador. Donor: bunuh diri (hanging) Di China, Resipien: pria 44 tahun kehilangan sebagian penis. Donor: anak muda, 23 tahun, MBO

Penis

2005

2.

Macam Macam Organ Tubuh Yang Boleh Didonorkan


Tentunya tidak semua organ tubuh manusia boleh didonorkan. Ada kaidah yang perlu

diperhatikan dalam masalah pencangkokan organ tubuh ini yaitu bahwa kemudharatan harus dihilangkan. Dalam hal ini, Yusuf al Qaradhawi memberikan rincian terhadap organ-organ tubuh yang boleh / tidak boleh didonorkan oleh seseorang yang masih hidup, sebagai berikut :

a.

Tidak diperkenankan seseorang mendonorkan organ tubuh yang cuma satu-satunya dalam tubuhnya, misalnya hati atau jantung, karena dia tidak mungkin dapat hidup tanpa adanya organ tersebut.

b.

Tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh bagian luar, seperti mata, tangan, dan kaki. Karena yang demikian itu adalah menghilangkan dharar orang lain dengan menimbulkan dharar pada diri sendiri yang lebih besar, sebab dengan begitu dia mengabaikan kegunaan organ itu bagi dirinya dan menjadikan buruk rupanya.

c.

Tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh bagian dalam yang berpasangan tetapi salah satu dari pasangan itu tidak berfungsi atau sakit, maka organ ini dianggap seperti satu organ.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa organ tubuh manusia dan jaringan tubuh manusia yang boleh didonorkan antara lain : a. Organ tubuh : 1) 2) 3) 4) 5) 6) b. Mata Ginjal Paru-paru Hati Jantung Panreas

Jaringan tubuh : 1) 2) 3) Tulang Katup jantung Kulit

3.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Transplatasi Organ


Transplantasi merupakan upaya terakhir yang dapat dilakukan oleh seorang dokter untuk

menolong pasiennya jika pasien tersebut mengalami kerusakan organ, seperti : gagal ginjal, luka bakar, kebutaan, dll. Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan, baik oleh dokter, pendonor, atau pun penerima donor, diantaranya :

a.

Dokter Ketika melakukan proses transplantasi, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1) Dokter yang melakukan operasi transplantasi organ tidak boleh dokter yang merawat pasien selama dia sakit. 2) 3) Dokter harus mempersiapkan peralatan yang dipakai untuk operasi. Dokter harus melaksanakan hukum-hukum yang berlaku, diantaranya : a) Pasal 2. Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi. b) Pasal 10. Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani. c) Pasal 11. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.

b.

Pendonor 1) Yang masih hidup : a) b) c) d) e) 2) Kondisi organ pendonor masih sehat Tidak membahayakan bagi kesehatan pendonor Melakukan dengan sukarela, tanpa adanya paksaan Tidak menyumbangkan organ vital Tidak diperjualbelikan

Yang sudah meninggal : a) b) c) Organ yang didonorkan harus masih berfungsi dengan baik dan masih sehat Tidak menyebabkan kematian pada penerima donor Telah mendapat persetujuan dari pendonornya sendiri sebelum meninggal atau dari keluarga pendonor d) Tidak diperjualbelikan, sebagaimana hokum di bawah ini : Pasal 80 ayat(3) barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfusi darah sebagaimana dimaksud

Pasal 33 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

c.

Penerima Tidak ada syarat khusus untuk penerima selain penerima memang benar-benar

membutuhkan donor tersebut.

4.

Pandangan Islam mengenai transplantasi organ tubuh manusia


Mendonorkan organ tubuh hukumnya tidak diharamkan namun akan menjadi haram jika

unsur perdagangan menjadi alasan untuk mendonorkan itu. Selain itu saat mendonorkan organpun tidak boleh jika pendonor masih hidup sehingga donor organ hanya boleh dilakukan dengan cara wasiat. Berikut fatwa yang dikeluarkan MUI. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan donor organ tubuh jika pendonor masih hidup. Donor organ dibolehkan hanya ketika pendonor sudah meninggal. Pandangan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Saleh saat jumpa pers di Hotel Twin Plaza, Jl S Parman, Jakarta Barat, Selasa (27/7/2010) "Orang yang hidup haram mendonorkan organ

tubuhnya kepada orang lain. Menjual organ tubuh hukumnya haram, karena tubuh adalah milik Allah sebagai amanat". (Dikutip dari m.detik.com) Bila dikaitkan dengan realita, fatwa tersebut sangat beralasan karena mungkin saja dokter yang akan melakukan pembedahan itu tidak memprioritaskan keselamatan donor. Seperti yang dikutip dari sebuah website berikut ini, meskipun dokter menepisnya. Menurut Dr. Kam, salah satu mitos terbesar dari donor organ adalah jika anda seorang donor, maka dokter tidak akan bekerja keras untuk menyelamatkan hidup Anda. Ini tidak benar. Prioritas utama dokter adalah menyelamatkan hidup Anda. Donor hanya dipertimbangkan setelah anda mati. (dikutip dari http://islamabangan.wordpress.com/2009/02/08/kampanyedonor-organ/) Lalu bagaimanakah jika donor diperlukan saat dalam keadaan darurat , misalnya pada orang yang gagal ginjal dan membutuhkan ginjal baru untuk mempertahankan hidupnya ? Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati. Membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjerumus pada kematian adalah perbuatan terlarang,

dan janganlah kamu membunuh dirimu ! Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa 4: 29) Maksudnya, apabila sakit, berobatlah secara optimal sesuai dengan kemampuan karena setiap penyakit sudah ditentukan obatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah saw. seraya bertanya, Apakah kita harus berobat? Rasulullah menjawab, Ya hamba Allah, berobatlah kamu, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga (menentukan) obatnya, kecuali untuk satu penyakit. Para shahabat bertanya, Penyakit apa itu ya Rasulullah? Beliau menjawab, Penyakit tua. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) Transplantasi bisa dikategorikan urusan muamal (duniawi). Kalau kita amati, tidak ada dalil baik dari Al Quran ataupun hadits yang melarangnya. Jadi trasplantasi itu urusan duniawi yang diperbolehkan. Persoalannnya, bagaimana hukum mendonorkan organ tubuh untuk ditransplantasi? Islam memerintahkan untuk saling menolong dalam kebaikan dan

mengharamkannya dalam dosa dan pelanggaran. Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah 5 :2) Menolong orang lain adalah perbuatan mulia. Namun tetap harus memperhatikan kondisi pribadi. Artinya, tidak dibenarkan menolong orang lain yang berakibat membinasakan diri sendiri, sebagaimana firman-Nya, dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. (QS. Al-Baqarah 2: 195) Di luar negeri juga telah dilakukan transplantasi jantung, pankreas, dan juga organ tubuh lain. Terapi cangkok organ telah berhasil meningkatkan kualitas hidup penderita dan menyelamatkan pasien dari ancaman kematian. Penderita gagal ginjal terminal, misalnya, memerlukan hemodialisa yang terus-menerus. Jika dilakukan cangkok ginjal, kualitas hidupnya akan lebih baik dan biayanya pun tidak mahal jika dibandingkan dengan hemodialisa seumur hidup.

Jadi, jika menurut perhitungan medis menyumbangkan organ tubuh itu tidak membahayakan pendonor atau penyumbang, hukumnya boleh, bahkan dikategorikan ibadah kalau dilakukan secara ikhlas. Namun, bila mencelakakannya, hukumnya haram. (dikutip dari http://keperawatanreligionvrianagusramdhan.wordpress.com/2010/12/11/transplantasi-organdalam-islam-2/) Akademi Fikih India, dalam seminar pertamanya tentang fiqih (Delhi, Maret 1989), menetapkan bahwa dibenarkan mengganti satu bagian tubuh seseorang dengan bagian tubuhnya yang lain atas dasar kebutuhan mendesak. Dewan Akademi Fiqih Islam Liga Dunia Muslim, Mekah, pada rapat kerjanyayang ke-8 (1405 H/1985 M) menetapkan bahwa menurut syariat, diperbolehkan mengambil organ tubuh seseorang dan mentransplantasikannya pada tubuh orang lain dalam rangka menyelamatkan nyawa atau membantu menstabilkan fungsi normal organ dasar dari orang tersebut. perkumpulan ini juga menyatakan bahwa praktik ini sama sekali tidak melanggar martabat orang yang organ tubuhnya diambil. karena itu, tindakan mendonorkan organ tubuh dipandang boleh dan terpuji sepanjang persyaratan-persyaratan berikut ini terpenuhi:

Hidup donor sama sekali tidak terancam bahaya Donor secara sukarela menyumbangkan organ tubuhnya tanpa ada paksaan dari mana pun

Prosedur tersebut merupakan satu-satunya perosedur medis yang bisa ditempuh unuk meringankan penderitaan si pasien

Tingkat keberhasilan dari pengambilan dan petransplantasian tersebut cukup tinggi. Akademi Fiqih India, pada seminarnya yang pertama (Delhi, Maret, 1989), menetapkan

bahwa transplantasi organ tubu manusia dibolehkan dalam situasi yang mendesak dan tak terhindarkan di mana slah satu organ tubuh pasien tidak berfungsi lagi dan ada ancaman serius bahwa nyawa si pasien akan melayang jika organ yang rusak itu tidak segera diganti. Demikian pula, dibolehkan bagi seseorang yang sehat, atas dasar ahli-ahli medis, untuk mendonorkan salah satu ginjalnya kepada keluarganya yang sakit ginjal. (dikutip dari

http://keperawatanreligionvrianagusramdhan.wordpress.com/2010/12/11/transplantasi-organdalam-islam-2/)

10

BAB III Penutupan


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa transplantasi organ menurut pandangan Islam diperbolehkan selama bertujuan untuk mempertahankan kehidupan manusia. Namun tentunya dalam pelaksanaan transplantasi organ harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya mengenai teknologi pendukungnya, catatan kesehatan pendonor maupun resipien, dan juga kesediaan resmi dari pendonor yang bebas dari aspek transaksi apapun (perdagangan organ).

2.

Saran
Setiap orang sangat dianjurkan untuk mewasiatkan organ tubuhnya sebelum meninggal,

karena seandainya banyak orang yang mendonorkan organnya masalah stok organ akan dapat teratasi. Itu artinya akan banyak jiwa yang terbantu pula.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://supermi.wordpress.com/2010/11/13/cangkok-anggota-tubuh/

http://haxims.blogspot.com/2011/01/inilah-organ-dan-jaringan-tubuh-yang.html http://yanimeak.blogspot.com/2011/01/transplantasi-organ.html

Atmadja, Djaja Surya., 2010. TRANSPLANTASI ORGAN DAN ASPEK MEDIKOLEGALNYA, [online], http://en.netlog.com/djajasurya/blog/blogid=3757162 (15 April 2011).

Anonim, - , Transplantasi, [online], http://nursing-transplan.blogspot.com/ (16 April 2011).

Buyung, 2009, Sejarah Transplantasi dan Hukum Donor Jaringan Tubuh Menurut Islam, [online], http://buyung30.wordpress.com/2009/02/27/sejarah-transplantasi-dan-hukum-donor-

jaringan-tubuh-menurut-islam/ (12 April 2011).

http://zolopox.blogspot.com/2008/07/transplantasi-organ.html

http://hargablogmurah.blogspot.com/2010/04/transplantasi-organ.html

http://baim32.multiply.com/journal/item/76

http://health.kompas.com/read/2010/10/18/06503546/Donor.Transplantasi.Organ

http://keperawatanreligionvrianagusramdhan.wordpress.com/2010/12/11/transplantasi-organdalam-islam-2/

http://islamabangan.wordpress.com/2009/02/08/kampanye-donor-organ/

12

13

You might also like