You are on page 1of 28

BASALIOMA Averiska Hartabri

Defenisi Basalioma
Basalioma (Karsinoma Sel Basal) merupakan kanker kulit yang timbul dari sel basal epidermis atau folikel rambut. (Brunner & Suddarth, 2001) Basalioma merupakan keganasan kulit yang paling sering ditemukan umumnya di daerah wajah dan paling banyak timbul pada orang kulitnya miskin pelindung terhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau dari luar sel folikel rambut. (R. Sjamsuhidayat, 2004)

Etiologi
Faktor genetik Pemaparan sinar ultraviolet yang berlebihan Pengobatan / Radiologi Sinar ultraviolet panjang yang dipancarkan oleh alat untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga merusak epidermis yang dianggap sebagai karsinogen.

Anatomi Kulit

Patofisiologi
Basalioma berasal dari sel epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher Pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih mudah mendapat kanker kulit. Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah sinar yang panjang gelombangnya, bekisar antara 280 samapi 320 mm.Spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi cacat.

Manifestasi Klinik
Gambaran klinik basalioma bervariasi terbagi menjadi 5 bentuk : a. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens b. Berpigmen c. Morfea atau fibrosing atau sklerosine d. Superfisial e. Fibroepitelioma

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita Basalioma adalah : a. Evaluasi histologis b. Biopsi, dilakukan dengan cara mengambil sample jaringan kulit yang dicurigai sebagai kanker.

Penatalaksanaan
a. Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik (kuretase dan elektrodesikasi) atau dipotong dengan pisau bedah. Sebelumnya diberikan suntukan anestesi. b. Eksisi, tindakan pembedahan onkologis pada kanker kulit c. Terapi radiasi

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian a. Data dasar 1). Identitas 2). Riwayat penyakit dahulu Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan dengan keluhan sekarang. 3). Riwayat penyakit sekarang Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan.

4). Riwayat kesehatan keluarga Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit basalioma atau kanker 5). Data biologis a). Pola nutrisi klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan b). Pola minum Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total 24 jam c). Pola eliminasi Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan

d). Pola istirahat dan tidur Tidak dapat tidur dalam posisi baring rata pasca operasi e). Pola kebersihan Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan pasca operasi f). Pola aktivitas Keletihan melakukan aktivitas seharihari

6). Data psikologis


a). Status emosi b). Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang dialaminya atau tidak c). Gaya komunikasi Kesulitan berbicara dalam kalimat panjang/perkataan yang lebih dari 4 atau 5 sekaligus d). Pola interaksi Tidak ada sistem pendukung, pasangan, keluarga, orang terdekat. Keterbatasn hubunan dengan orang lain, keluarga atau tidak. e). Pola koping Klien marah, cemas, menarik diri atau menyangkal.

7). Data sosial a). Pendidikan dan pekerjaan tingkat pengetahuan tentang operasi minim b). Hubungan sosial Kurang harmonisnya hubunan sosial merupakan stressor emosional pernafasan tidak teratur c). Gaya hidup Kebiasan merokok, minum minuman beralkohol, sering bergadang 8). Data spiritual Keterbatasan melakukan kegiatan spiritual.

b. Pemeriksaan Fisik 1). Keadaan umum lemah 2). Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat efek pembedahan dan anestesi. 3). Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi. 4). Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut. 5). Hidung : pernafasan cuping hidung 6). Dada : berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan mempengaruhi pernafasan cepat sampai retraksi. 7). Ekstremitas : ekstremitas berkeringat

2. Diagnosa Keperawatan
1) Diagnosa keperawatan pre-operatif a) Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan. b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan. c) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis berhubungan dengan kurang informasi.

2) Diagnosa keperawatan post-operatif

a) Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan. b) Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan. c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi.

Intervensi
Intervensi Keperawatan Pre-Operatif 1.) Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan. Tujuan : klien dan keluarga tidak cemas lagi. Kriteria evaluasi : rasa takut dan cemas berkurang sampai hilang. a. Kaji status mental termasuk ketakutan pada kejadian isi pikir. Rasional : Pada awal pasien dapat menyangkal dan represi untuk menurunkan dan menyaring informasi keseluruhan

b.Jelaskan informasi tentang prosedur perawatan. Rasional : Pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan
c. Bantu keluarga untuk mengekspresikan rasa cemas dan takut. Rasional : Keluarga mungkin bermasalah dengan kondisi pasien atau merasa bersalah

2.) Gangguan citra tubuh b/d kecacatan. Tujuan : Klien bisa menerima keadaannya. Kriteria evaluasi : Perasaan negatif tentang diri sendiri tidak terjadi. a. Kaji perubahan/kehilangan pada pasien. Rasional : Episode traumatik membuat perasaan kehilangan aktual yang dirasakan b. Bersikap positif selama pengobatan. Rasional : Meningkatkan hubungan kepercayaan antara pasien dengan perawat. c. Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat. Rasional : Meningkatkan perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.

3.) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis penyakit b/d kurang informasi. Tujuan : Klien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya. Kriteria evaluasi :menyatakan pemahaman proses penyakit dan kebutuhan pengobatan a. Kaji kemampuan klien untuk belajar. Rasional : Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu

b. Diskusikan harapan klien untuk sembuh. Rasional : Klien seringkali mengalami kesulitan dan memutuskan untuk pulang
c. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Basalioma. Rasional : Untuk mendeteksi syarat indikatif kepatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik

Intervensi Keperawatan Pre-Operatif 1.) Nyeri akut b/d eksisi pembedahan. Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang. Kriteria evaluasi : Klien akan melaporkan penurunan rasa nyeri dan peningkatan aktivitas setiap hari. Luka eksisi bedah sembuh setelah post operasi tanpa komplikasi. a. Observasi skala nyeri, lama intensitas nyeri. Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi derajat nyeri kebutuhan untuk analgesik.

b. Berikan posisi yang nyaman tidak memperberat nyeri. Rasional: Mengurangi tekanan pada insisi, meningkatkan relaksasi dalam istirahat
c. Beri obat analgesik (diazepam, paracetamol) sesuai terapi medik. Rasional: Membantu mengurangi nyeri untuk meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik

2) Kerusakan integritas kulit/jaringan b/d eksisi pembedahan. Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda infeksi. Kriteria evaluasi : luka bersih tidak tandatanda infeksi
Intevensi : a. Observasi luka, Rasional: Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi, dimana infeksi dapat terjadi

b. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril. Rasional: Sejumlah besar cairan pada balutan luka operasi , menuntut pergantian dengan sering menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi

c. Bersihkan luka sesuai indikasi, gunakan cairan isotonic / larutan antibiotik. Rasional: Diberikan untuk mengobati inflamasi atau infeksi post operasi.

3.) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan eksisi pembedahan. Tujuan : meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat, bebas dari infeksi serta tidak ada tanda demam. Kriteria evaluasi : pertahankan lingkungan aseptik a. Perhatikan kemerahan disekitar luka operasi. Rasional: Kemerahan paling umum disebabkan masuknya infeksi ke dalam tubuh di area insisi

b. Ganti balutan sesuai indikasi. Rasional: Balutan basah bertindak sebagai sumbu untuk media untuk pertumbuhan bakterial. c. Awasi tanda-tanda vital. Rasional: Peningkatan suhu menunjukkan komplikasi insisi

Referensi
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Sjamsudidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC http://google.co.id

http://pterchie.blogspot.com/2009/04/as kep-basalioma.html

You might also like