You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau merupakan produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsik dan ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara faktor genetik (biologik), kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (sosial) pada anak. Telah disepakati bersama bahwa penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam prosesnya sejak intra uterin hingga dewasa. Penyimpangan dapat memberikan manifestasi klinis baik kelainan dalam pertumbuhan dengan atau tanpa kelainan perkembangan. Walaupun terdapat kombinasi pengaruh faktor biologik, psikologik dan sosial pada perkembangan anak, pengaruh masing-masing faktor secara terpisah perlu diperhatikan. Pengaruh biologik pada perkembangan anak meliputi genetika, paparan teratogen dalam rahim (misalnya Hg dan alkohol) dan gangguan pada postpartum (misalnya meningitis, trauma/cedera pada kelahiran), serta maturasi telah diteliti secara luas dan mendalam.Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah antara lain perawakan pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi dan obesitas, sehingga diperlukan suatu kiat dalam pengukuran antropometri sebagai salah satu cara penilaiannya. Gangguan perkembangan yang dapat menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-macam antara lain gangguan motorik kasar, gangguan wicara, gangguan belajar, gangguan psikologis, gangguan makan, gangguan buang air besar, kecemasan dll.1 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang dan kasus yang diberikan, dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Bayi prematur BBLR APGAR Score Faktor sosial dan lingkungan keluarga kurang baik Imunisasi kurang lengkap Tumbuh dan kembang bayi terlambat (Test Denver II)

1.3 Tujuan Makalah yang berjudul Tumbuh Kembang ini bertujuan untuk mengetahui pemeriksaan fisik, APGAR Score, riwayat imunisasi, pediatric social, tumbuh dan kembang anak sesuai umur dan riwayat makan atau nutrisi bayi yang sewajarnya untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik. 1.4 Manfaat a. Bagi Mahasiswa Dilatih untuk memecahkan berbagai macam kasus yang memerlukan pertimbangan dari beberapa aspek terkait mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayi. b. Bagi Universitas Dapat menambah referensi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sewajarnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan fisik 2.1.1 Antropometri Pengertian istilah nutritional anthropometry mula-mula muncul dalam Body measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe sebagai : Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart), dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur(infantometer), stadiometer dan pita pengukur.2,3 Langkah-langkah Manajemen Tumbuh Kembang Anak Pengukuran antropometri : berat, tinggi, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan, tebal kulit. Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS) Penilaian dan analisa status gizi & pertumbuhan anak Penilaian perkembangan anak, dan maturasi Intervensi (Preventif, Promotif, Kuratif, Rehabilitatif). Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi.3

Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.3 1. Berat dan Tinggi Badan terhadap umur : Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala misalnya berat badan anak diukur tanpa baju, mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang pemeriksa pada papan pengukur (infantometer), tinggi badan anak diatas 2 tahun dengan berdiri diukur dengan stadiometer. Baku yang dianjurkan adalah buku NCHS secara Internasional untuk anak usia 0-18 tahun yang dibedakan menurut jender laki-laki dan wanita. Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas pada anak dengan kalkulasi skor Z (atau standard deviasi) dengan mengurangi nilai berat badan yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens. Skor Z =atau > +2 (misalnya 2SD diatas median) dipakai sebagai indikator obesitas. 2. Lingkar kepala, lingkar lengan, lingkaran dada diukur dengan pita pengukur yang tidak molor. Baku Nellhaus dipakai dalam menentukan lingkaran kepala (dikutip oleh Behrman, 1968). Sedangkan lingkaran lengan menggunakan baku dari Wolanski, 1961 yang berturut-turut diperbaiki pada tahun 1969.3 3. Tebal kulit di ukur dengan alat Skinfold caliper pada kulit lengan, subskapula dan daerah pinggul., penting untuk menilai kegemukan. Memerlukan latihan karena sukar melakukannya dan alatnyapun mahal (Harpenden Caliper). Penggunaan dan interpretasinya yang terlebih penting. 4. Body Mass Index (BMI) adalah Quetelets index, yang telah dipakai secara luas,yaitu berat badan(kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2). BMI mulai disosialisasikan untuk penilaian obesitas pada anak dalam kurva persentil juga (lihat pada lampiran,CDC tahun 2004).8-10 Tingkat kelebihan berat badan harus dinyatakan dengan SD dari mean (rerata)BMI untuk populasi umur tertentu. Mean BMI juga bervariasi seperti pada berat badan normal pada status gizi dan frekuensi kelebihan berat pada rerata BMI dan standarddeviasi yang dihitung. Misalnya
4

anak dengan rerata BMI +1 SD di suatu negara tidak harus sama dengan rerata BMI +1 dinegara lain. Suatu kurva persentil dari BMI atas dasar referens populasi internasional yang dikembangkan

oleh IOTF (International Obesity Task Force) pada tahun 1997 untuk mengatasi keterbatasannya. Batas (cut off points) obesitas dalam kaitan persentil adalah BMI 25 kg/m2 dan BMI 30kg/m2 pada orang dewasa.3

PENGGUNAAN DAN INTERPRETASI KURVA PERTUMBUHAN ANAK 1. Baku (standard) NCHS Penggunaan kurva pertumbuhan (growth chart) atau tabel NCHS sebagai baku secara teratur merupakan alat yang paling tepat untuk menilai status gizi pada pertumbuhan anak. Perlu difahami akan pengertian persentil dan standard deviasi, sebagai patokan sebelum menggunakannya dilapangan. Dalam pemantauan pertumbuhan anak pada plot berat atau tinggi badan anak pada kurva NCHS perlu diikuti secara berkala untuk melihat alur pertumbuhannya meyimpang atau tidak. Bukan dimana posisi titik plot itu saja akan tetapi bagaimana hubungan titik-titik tersebut selama kurun waktu tertentu. Pertumbuhan tidak statis akan tetapi suatu proses perobahan, seorang bayi pada persentil 5 berat badan terhadap umurnya bisa tumbuh normal, atau gagal tumbuh atau baru sembuh dari gangguan pertumbuhan, tergantung kurva pertumbuhannya. Bayi dan anak-anak pada umumnya akan tumbuh dalam 1-2 jalur pertumbuhan kanalisasi yang dikendalikan oleh faktor genetik terhadap ukuran tubuhnya. Terdapat 4 variasi kurva pertumbuhan tinggi badan terhadap umur yang harus diklasifikasikan dalam menentukan pertumbuhan anak yang pendek yaitu konstitusional, familial, patologis yang terjadi prenatal atau postnatal.2

Faktor-faktor yang perlu dikoreksi pada plot dan interprestasi adalah: Pada bayi premature dengan mengoreksi usia sejak lahir dikurangi berapa minggu prematuritasnya, pada lingkaran kepala sampai usia 18 bulan, berat badan sampai usia 24 bulan sedangkan panjang badan sampai usia 40 bulan). Adolesensi dengan memperhitungkan ukuran antropometri orang tua (mean parental height). Terdapat kurva khusus untuk Downs Syndrome dan Achondroplasia yang diusulkan untuk digunakan dalam tatalaksana di klinik Tumbuh kembang. Untuk kurva pertumbuhan di Indonesia sebenarnya tergantung referensi yang mana yang akan dipakai rata-rata tinggi badan tidak berbeda banyak dan kadang-kadang melebihi batas 160-165 cm. Umumnya terdapat tinggi badan yang lebih pendek pada suku Malaya Peninsula dan Filipina (suku Negrito), begitu pula di pedalaman Kalimantan dan Sumatera predominan pendek. Secara umum dikepulauan Sunda seperti Jawa, Bali, Flores, Timor, dan pada kepulauan Luzon di Filipina orang-orang agak lebih tinggi. 2. Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai Home Based Record Di Indonesia terdapat Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dipakai baik untuk penyuluhan maupun sebagai alat monitor pertumbuhan dan gizi dimasyarakat merupakan modifikasi WHO-NCHS yaitu berat badan terhadap umur anak Balita, dilengkapi dengan gambar perkembangan motorik kasar, halus dan berbahasa. Tujuan KMS adalah sebagai alat bantu (instrumen) bagi ibu atau orang tua dan petugas untuk memantau tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak balita, menentukan tindakan-tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.6. Kartu ini sudah cukup lama beredar di Indonesia, akan tetapi penggunaannya sebagai home based record masih perlu dipertanyakan. Pada observasi dibangsal rawat inap anak RSU Dr.Soetomo dan unit rawat jalan (1997-2000), sekitar 90% ibu-ibu penderita malnutrisi menyatakan punya KMS akan tetapi tidak dibawa, dengan alasan ada Posyandu atau tertinggal dirumah. Pada pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit, penekanan KMS dengan konseling yang baik perlu dibudayakan oleh setiap petugas kesehatan bila menghadapi anak balita sakit. Terdapat buku panduan penggunaan KMS bagi petugas kesehatan yang di terbitkan oleh Depkes.RI. tahun 1997. dalam buku tersebut disebutkan bahwa grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO/NCHS yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Kurva garis merah dibentuk dengan menghubungkan
6

angka-angka 70% median, grafik berwarna kuning di atas merah pada batas 75%-80% median, daerah hijau muda adalah 8590% median daerah hijau tua 95 100% median. 3. Penilaian dan klasifikasi status gizi Sistim penilaian gizi dengan pencatatan dalam suatu formulir untuk anak sakit diajukan oleh Behrman & Kliegman dalam buku Essentials Nelsons Texbook of Pediatrics pada lampiran 1.(dikutip dari Meritt RJ.dkk 1983) selain data-data tentang masalah makanan, antropometri, keadaan klinis anak juga dipaparkan secara rinci. Instrumen semacam ini kiranya cukup memadai untuk dipergunakan diklinik yang dilengkapi dengan laboratorium atau penunjang yang lengkap 4. Data-data perkembangan dan maturasi pada penyimpangan tumbuh kembang Milestones perkembangan merupakan suatu parameter dalam manajemen tumbuh kembang yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan antropometri. Akan tetapi hal ini masih harus dibudayakan secara bertahap mengingat adanya faktor waktu dan beban kerja diunit pelayanan kesehatan anak di masyarakat dan klinik-klinik. Terdapat beberapa metode skrining yang dikembangkan dari refensi luar negeri misalnya DDST (Denver Developmental Screening Test) yang sudah dimodifikasi dan dipakai dalam buku Deteksi Dinie dan Stimulasi Balita oleh Depkes R.I. Kartu Kembang Anak yang dikembangkan oleh Satoto pada tahun 1990 Maturitas tulang dengan penilaian umur tulang (bone age), membandingkan dengan baku Greulich Pyle atau TW2 dari Tanner. Maturitas tulang (bone age) berkaitan dengan tingkat pubertas, biasanya bila diperkirakan ada kelainan endokrin (perawakan pendek, kelainan tulang).

2.1.2 Pemeriksaan Denver II Pemeriksaan Denver II (DDST) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini mudah dan cepat (1520menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.4 Denver Developmental Screening Test II menilai seseorang anak berdasarkan empat sektor, yaitu: Personal social: Tugas yang menunjukkan kemampuan anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, cara anak bergaul dengan orang lain dan mengurus dirinya sendiri. Motorik halus: Tugas yang menunjukkan kemampuan anak melihat dan menggunakan tangannya untuk mengambil obyek dan menggambar Bahasa: Tugas yang menunjukkan kemampuan anak mendengar, menjalankan perintah dan berbicara Motorik kasar: Tugas yang menunjukkan kemampuan anak bergerak seperti duduk, berdiri, berjalan dan melompat Penggunaan DDST II Penyaringan anak-anak tanpa gejala gangguan perkembangan Memastikan perkiraan dengan suatu pengukuran yang obyektif Memantau anak-anak resiko tinggi yaitu anak dengan sejarah adanya kesulitan pada periode perinatal Untuk memeriksa perkembangan anak usia bayi baru lahir sampai dengan umur 6 tahun

2.2 Apgar Score Skor Apgar atau nilai Apgar (Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi. Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.5 Skor dibagi untuk setiap sinyal pada satu menit pertama dan menit kelima setelah kelahiran. Sekiranya terdapat masalah padda abyi skor tambahan akan dibagi pada menit kesepuluh. Skor 7-10 adalah normal, manakala 4-7 membutuhkan langkah pemulihan dan bayi yang mendapat skor APGAR 3 dan ke bawah memerlukan penyembuhan segera.5 Lima Kriteria Skor APGAR Nilai 0 Warna kulit Seluruhnya biru Nilai 1 Warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis) <100 kali/menit Meringis/ menangis lemah ketika distimulasi Sedikit gerakan Lemah atau tidak teratur Nilai 2 Akronim Warna kulith Appearance tubuh, tangan dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis >100kali/ menit Meringis/ bersin/ batuk saat stimulasi saluran napas Bergerak aktif Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur Activity Respiration Pulse Grimace

Denyut jantung Respons refleks

Tidak ada Tidak ada respons terhadap stimulasi

Tonus otot Pernapasan

Lemah/ tidak ada Tidak ada

2.3 Riwayat imunisasi Imunisasi pada bayi/anak bertujuan untuk mendapatkan atau meningkatkan imunitas tubuh bayi/anak. Imunitas boleh didapt secara pasif atau aktif, alami atau didapat.

Gambar 1. Jadwal imunisasi rekomendasi ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) periode 2008. 2.3.1 Imunisasi dasar a. BCG (Bacillus Calmette Guerin) Kuman hidup yang dilemahkan (Life attenuated vaccine), manfaat: mencegah TBC. BCG diberikan sejak lahir (umur 2 tahun atau lebih). Suntikan diberi intrakutan: 0,05ml. Apabila umur lebih 3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif. Lokasi pada pangkal lengan atas atau pangkal paha atas.6

10

b. DPT (Difteri-Pertusis-Tetanus) Manfaat: mencegah tiga penyakit tersebut. Saat pemberian: I- umur 3 bulan, II- umur 4 bulan, III- umur 5 bulan, IV- satu tahun setelah III, V- umur masuk sekolah (UMS); 5 tahun (DT saja), VI- umur keluar ekolah (UKS); 10-12 tahun. Suntikan diberi intramuscular: lengan atas(deltoid) atau paha; 0,5ml.6

c. Polio Manfaat: mencegah Poliomielitis. Terdapat dua macam, yaitu: virus hidup yang dilemahkan(vaksin sabin) diberikan secara oral dan virus mati(killed vaccine), disebut vaksin salk diberikan parenteral. Saat pemberian: I- umur 2 bulan, II- umur 3 bulan, III- umur 4 bulan, IV- umur 5 bulan, V- satu tahun setelah IV, VI- umur masuk sekolah.6

d. Campak/Measles/Rubeola Manfaat: mencegah penyakit campak (virus hidup yang dilemahkan). Umur pemberian: 9 bulan. Cara pemberian: suntikan subkutan; 0,5ml. Reaksi umum: kadang menimbulkan demam ringan 5-7 hari setelah imunisasi.6

e. Hepatitis B (rekombinan) Manfaat: mencegah hepatitis B (purified surface virus). Umur pemberian: I- sesegera mungkin, II- satu bulan setelah I, III- enam bulan setelah II. Diberikan secara intramuscular; 0,5ml.6

11

2.3.2 Imunisasi lanjut/ulangan a. HIB (conjugate) Manfaat: mencegah penyakit infeksi E.C. Hemophilus influenzae tipe B (meningitis, septisemia, selulitits, arthritis, epiglottis, dsb). Suntikan subkutan.6 Umur pemberian: 0-6 bulan- 3x, interval 1 bulan, buster 18 bulan 6-12 bulan- 2x, interval 1 bulan, buster umur 18 bulan 12-60 bulan: 1x

b. Varicela/ Cacar air Manfaat: mencegah infeksi varicela. Umur pemberian: >1 tahun, ulangan umur 18 tahun. Suntikan subkutan.6

c. TIPA Manfaat: mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid. Umur pemberian: I- umur 21 bulan/lebih, II- umur 2 tahun/lebih, III- umur 5 tahun/lebih. Suntikan subkutan.6

d. MMR (Measles-Mumps-Rubella) Manfaat: mencegah penyakit campak, gondong, campak jerman. Umur pemberian: 15-24 bulan/lebih. Suntikan subkutan.6

12

2.4 Pediatri Sosial

a. Ryle (Oxford, Inggris)


Pediatri sosial adalah:

i. Pediatri yang diterapkan pada lingkup kesehatan anak:


Anak sebagai socius (fellow human being) Menghilangkan faktor penghambat kesehatan anak, tidak hanya meringankan/ menghilangkan penyakit.

ii. Pediatri yang diterapkan dalam masyarakat anak:


Mengurangi kejadian penyakit yang dapat dicegah (preventable diseases) Meningkatkan kesehatan anak secara optimal.

b. Senegal (Paris, Perancis)


Pediatri sosial adalah: i. Pertumbuhan dan perkembangan anak secara jasmani, rohani sosial dan pendidikan. ii. Faktor-faktor yang memperngaruhi anak sewaktu sehat dan sakit.

c. De Haas (Leiden, Belanda)


Pediatri sosial adalah sebagian dari ilmu kedokteran umum yang memperhatikan anak sehat (The so called healthy child) sejak konsepsi sampai dengan masa remaja dan mengacu pula pada faktor sosial, ekonomi, dan higiene keluarga dan masyarakat dengan menyadari pentingnya kunjungan rumah (home visit). Kunjungan rumah Lingkungan (Ecosystem): mikro, mini, meso, makro i. Ekosistem mikro 7 Profil ibu: *pendidikan (tidak pernah bersekolah) *corak reproduksi (tidak mengikuti program KB) Perawatan kesehatan: imunisasi, sebab morbiditas Pola makan, termasuk pola ASI Kasih saying Komunikasi verbal Alat permainan edukatif dan kreatif (APEK)

13

ii. Ekosistem mini 6 Keadaan keluarga: Pendidikan ayah (sekolah SD sampai kelas 5) Penghasilan keluarga (ibu tidak bekerja, ayah bekerja sebagi pemulung) Jumlah balita (6 bersaudara) Keadaan rumah iii. Ekosistem meso 6 Posyandu, dokter, perawat, bidan, kader, dsb Kelompok bermain, Taman Kanak-Kanak SD, SMP. SMA, SMK, PT, dsb iv. Ekosistem makro 6 Pemerintah pusat (political will) LSM WHO, Unicef, Unesco dsb

14

2.5 Tumbuh dan Kembang anak sesuai umur Lahir: BBL bayi Inah adalah 1780 gram dan PB 45cm. BBL bayi Inah rendah dibanding yang normal yaitu 3400 gram dan PB normal 50.5cm. Pada umur 0 bulan, bayi tersebut mempunyai perkembangan sebagai berikut: 6 Personal sosial menatap muka Motor halus adaptif: (-) Bahasa suara vokal, bereaksi pada suara bel Motor kasar - mengangkat kepala, gerakan merata 3 bulan: Pada umur ini, BB Inah 3700 gram, berat badan normal bayi usia ini adalah 5700 gram dan PB 60 cm. Ini menunjukkan bahwa BB Inah kurang berbanding yang normal. Pada usia ini, perkembangan Inah seharusnya: 6 Personal sosial - memandang tangan sendiri (75%) Motor halus-adaptif: mengikuti 180o(80%), kedua tangan bersentuhan/ bersatu (90%), menggenggam icik-icik(90%) Bahasa memekik (85%), tertawa (90%) Motor kasar dada terangkat lengan menumpu (75%), menumpu berat badan pada kaki (80%), duduk: kepala mantap (>90%) 5 bulan: Pada umur ini, Inah mempunyai BB 4500 gram, dimana BB bayi normal adalah 6900 gram dan PB 64,5cm. BB Inah rendah berbanding yang normal. Pada usia ini, perkembangan Inah seharusnya: 6 Personal sosial mencoba mengambil mainan(<75%), memandang tangan sendiri(>90%) Motor halus adaptif: meraih benda (<75%), memandang manik-manik(>90%) Bahasa menoleh ke bunyi menderik(80%), memekik(90%)

15

Motor kasar ditarik untuk duduk: kepala tidak tertinggal(80%), berbalik(>90%), dada terangkat lengan menumpu(>90%) 8 bulan: Pada umur ini, Inah mempunyai BB 6000 gram, dimana BB bayi normal adalah 8400 gram dan PB 69cm. BB Inah rendah berbanding yang normal. Pada usia ini, perkembangan Inah seharusnya: 6 Personal sosial tangan melambai dag dag(<75%), tepuk tangan/ pok ame ame/ ciluk ba(<75%) Motor halus adaptif: mengambil dua kubus (80%), memindahkan kubus(>90%) Bahasa mengoce (<75%), mengkombinasi dua suku kata(80%), dad a mama non spesifik (80%), menirukan bunyi/bicara (85%), suku kata tunggal(90%) Motor kasar berdiri, berpegangan(80%) Sewaktu melakukan Test Denver II, Inah berusia kurang lebih 10 bulan: BB Inah pada usia ini seharusnya 9300 gram dan TB 72cm secara normalnya. Pada umur 10 bulan, bayi tersebut mempunyai perkembangan sebagai berikut: 6 Personal sosial bermain bola dengan pemeriksa(<75%), dag dag dengan tangan (80%), menyatakan keinginan (<75%), tepuk tangan/ pok ame ame/ ciluk ba(<75%) Motor halus adaptif: membenturkan dua kubus (<75%), menggenggam pinset (85%), mengambil dua kubus (>90%) Bahasa da da mama spesifik (<75%), mengoce (80%), mengkombinasi suku kata- suku kata (85%), menirukan bunyi/bicara (>90%), da da mama non spesifik (>90%) Motor kasar berdiri dua detik (<75%), duduk sendiri (85%), bangkit untuk berdiri (90%), berdiri, berpegangan (>90%)

16

2.6 Riwayat makan (Nutrisi) a. Air Pada masa bayi, terutama bayi muda jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan sangat penting, dibandingkan dengan bayi yang lebih tua dan golongan umur selanjutnya, karena air merupakan nutrien yang menjadi medium untuk nutrien lainnya. Umumnya dapat dikatakan bahwa kebutuhan air berhubungan erat dengan intake kalori dan berat jenis urin, yang bergantung kepada banyaknya zat yang terlarut di dalam urin tersebut. Untuk bayi yang menyusu pada ibunya, masukan air rata-rata 175-200ml/kgBB/hari dalam triwulan kedua, 130-140ml/kgBB/hari dalam triwulan ketiga dan 120140ml/kgBB/hari dalam triwulan terakhir.6 b. Energi Bayi tumbuh kembang dengan pesat sehingga 2-3 kali orang dewasa. BMR bayi: 48-55 Kal/kgBB/hari. Meningkatnya usia, kebutuhan per kgBB menurun, kebutuhan total meningkat. 0-6 bulan: 105-115 Kal/kgBB (rata-rata 108 Kal) 6-12 bulan: 90-100 Kal/kgBB (rata-rata 98 Kal) Kalori dalam makanan berasal dari nutrien protein (4kal), lemak (9kal) dan karbohidrat (5kal). Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet ialah 15% dari protein, 35% dari protein dan 50% dari karbohidrat.6 - Kalori yang diberikan akan digunakan untuk: Metabolisme basal: bayi membutuhkan 55 Kal/kgbb/hari kemudian akan berkurang seiringan dengan pertambahan usia Specific dynamic action: kenaikan kalori yang dibutuhkan diatas keperluan metabolisme basal Pembuangan ekskreta Aktivitas jasmani Pertumbuhan

17

c. Protein Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Protein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Kebutuhan protein untuk anak yang berumur 6- 12 bulan adalah 2g/kgBB/hari.6 d. Lemak Tidak perlu didapat dalam kuantiti yang banyak kecuali asam lemak essential (linoleat dan arakhidonat). Dalam makanan mempunyai arti sebagai berikut: Bahan yang berkalori banyak yang diperlukan untuk memenuhi rekuiremen kalori anak dan bayi. Mengandung asam lemak essential dan dianjurkan sekurang- kurangnya 1% dari kalori terdapat dari asam linoleat. Merupakan sumber gliserida dan kolestrol yang tidak dapat dibuat oleh karbohidrat oleh bayi sekurang- kurangnya sampai usia 3 bulan. Zat yang memberikan rasa sedap pada makanan dan juga mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E dan K)6 e. Karbohidrat Bayi yang menyusu pada ibunya akan mendapat 40% kalori dari laktosa. Laktosa akan meningkatkan penyerapan Cu, Zn, Fe dan juga Mn. Selain itu bisa juga didapatkan galaktosa yang akan membantu dalam mielinisasi susunan saraf pusat.6 f. Rekuiremen vitamin dan juga mineral Vitamin B kompleks seperti B1, B2 dan B3 yang merupakan koenzim essential dalam metabolisme energi. Asam folat dan vitamin B12 yang merupakan koenzim essential untuk sintesis beberapa komponen tubuh. Vitamin C yang berperan pada sintesis dan maintenance kolagen dan seterusnya.

18

Pengaturan makan untuk bayi dan anak sehat Pengaturan makan untuk bayi Makanan utama yang harus diberikan adalah susu ibu (ASI). Seharusnya diberikan sehingga bayi berumur sehingga bulan. Pada tempoh ini dinamakan juga ASI eksklusif.6 ASI (air susu ibu) o Keuntungan: o Praktis, mudah dan murah dan sedikit sekali terjadinya kontaminasi dan tidak akan terjadi kekeliruan dalam mempersiapkan makanan. o Dapat menjalin hubungan psikologis yang erat antara ibu dan anak yang penting untuk perkembangan psikologis anak. o Memberi keuntungan juga dalam pencegahan karsinoma payu dara o Sifat ASI: o Mengadung nutrient yang lengkap dengan komposisi yang sesuai sehingga pada bulanbulan pertama berat badan anak dapat meningkat dengan kira- kira 30%. o Nutrient yang diberikan selalu dalam keadaan segar dan jauh dari pathogen o Mengandung zat anti dan kekebalan yang dapat memproteksi anak dari terkena infeksi terutama pada usus mereka o Pengaturan pemberian makanan untuk bayi yang disusukan: Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan: o Mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Diberikan kolostrum, susu pertama kali yang dihasilkan payu dara selama minggu pertama. Kolostrum ini banyak mengandung zat- zat kekebalan yang sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi terutama infeksi saluran pencernaan. o Tidak diberikan makanan tambahan seperti madu, air dan lainnya. o Sejak usia 2 bulan, dapat diberikan buah- buahan seperti pisang sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik dapat diberikan pada usia 3- 4 bulan o Pada bulan keempat bayi, biasanya dimulai pemberian makanan padat bayi yang pertama yaitu makanan lumat misalnya bubur susu yang dibuat dari tepung.

19

Bayi umur 5- 6 bulan:

o Diberikan 2 kali bubur susu sehari, buah- buahan dan telur.

Bayi umur 6- 7 bulan:

o Sudah dapat mulai diberi nasi tim. o Nasi tim merupakan makanan campuran yang lengkap karena mengandung bahan makanan yang bersumberkan protein nabati dan hewani. Namun begitu nasi tim ini harus disaring dahulu bagi mengelakkan anak dari tercekik semasa makan. Bayi umur 8- 12 bulan: o Sudah dapat diganti sepenuhnya dengan nasi tim sebagai makan pagi, siang dan malam. Menilai kecakupan makanan o Masukan ASI sukar dinlai secara objektif tetapi kecakupannya dapat diperkirakan dengan menganalisa pertumbuhan bayi. ASI dinilai cukup apabila: Berat badan waktu lahir telah dicapai kembali dalam tempoh 2minggu setelah lahir Kurva pertumbuhan berat badan yang memuaskan o Secara subjektifnya, kecakupan ASI dapat dinilai dari pengamatan dan perasaan ibu seperti: Bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah menyusu. Ibu merasakan perubahan pada payudara sebelum dan setelah menyusukan dan aliran ASI yang cukup banyak selama menyusu.6 Makanan pengganti ASI (PASI) Kebanyakannya dibuat dari susu sapi. Hamper semuanya terdapat dalam bentuk bubuk dan hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum diberikan kepada bayi. Dapat dikelompokkan: a. Menurut rasa: Manis dan asam. Contohnya adalah Isomil dan Dumex. b. Menurut pH cairan: diasamkan dan tidak diasamkan. Contoh dan sifat serupa dengan pengganti ASI asam yang manis atau asam. c. Menurut kadar nutrient: rendah laktosa dan rendah lemak.
20

d. Menurut bahan utama sumber protein: PASI dari kacang kedele. Ini biasanya diberikan kepada bayi yang alergi terhadap susu ibu dan susu sapi. e. Menurut maksud penggunaan: menggantikan peranan ASI atau melengkapi kekurangan ASI untuk diet dalam pengobatan penyakit metabolic bawaan. f. Berdasarkan komposisi nutrein yaitu Adapted formula yang mempunyai komposisi nutrient serupa ASI.

Pengaturan makan dengan PASI: Tidak ada bedanya dengan pengaturan pemberian ASI. Jumlah pemberian PASI yang diberikan harus diperhitungkan menurut rekuiremen nutrient terutama cairan dan kalori. Bila PASI diberikan dengan tujuan untuk melengkapi ASI, hendaknya diberikan sengan sendok atau gelas sahaja agar tidak mengganggu proses menyusu yang dapat merugikan laktasi lebih lanjut.6

21

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Tumbuh dan kembang bayi dan anak sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, pediatri sosial, riwayat imunisasi, riwayat makan dan berbagai faktor terkait yang lain. Faktor-faktor tersebut akan memberi dampak besar terhadap anak bukan hanya pada tubuh fisik tetapi juga pada mental sosial seorang anak. 3.2 Saran Oleh karena faktor-faktor yang berpengaruh pada anak sangat penting dalam tumbuh kembang, penyuluhan atau edukasi terhadap ibu bapa sangat penting dalam memastikan anak bertumbuh dan berkembang sebaiknya dan sesuai dengan umur anak. Dengan adanya pemeriksaan seperti antropometri, Test Denver II dan Skor APGAR, akan dapat lebih membantu dalam memahami dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. D Needlman Robert. Overview and Assessment of Variability, Part II Growth and Development. Edisi 17. Philadelphia: W.B.Saunders Co; 2004. H. 23-66.

2. JZ Alfrend, JB Derrick dan J Patrice. Epidemiology and Nutrion in Human Growth: A comprehensive Treatise. Edisi 2. New York: Plenum Press; 2000. H: 475.

3. RS Gibson. Principles of Nutritional: Anthropometric assessment. New York: Oxfor University Press; 2001. H: 45-7.

4. Denver Development Screening Test II. 10 Desember 2010. Diunduh dari: http://www.infokeperawatan.com/info/pemeriksaan-denver-II.html, 15 Januari 2011.

5. BM Casey, DD McIntire dan KJ Leveno. The continuing value of the Apgar score for the assessment of newborn infants. England: J Med; 2001 H. 467-7.

6. Staf pengajar ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu kesehatan anak jilid 1. Cetakan ke-11. Jakarta: Bagian ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. H: 313-56.

23

You might also like