You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. Tantangan utama pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan adalah bagaimana pemerintah dapat menerjemahkan komitmen dan kebijakan intervensi efektif yang sudah tersedia menjadi program rutin pelayanan kesehatan yang dapat langsung menyentuh masyarakat, terutama mereka yang paling membutuhkan, yaitu masyarakat miskin. Kesehatan yang dijabarkan dalam berbagai indikator tujuan 4 (Menurunkan angka kematian anak), tujuan 5 (Meningkatkan kesehatan ibu), dan tujuan 6 (Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya). Sebagian besar indikator kesehatan membaik, tetapi lamban. Walau menurun, angka kematian ibu dan anak masih tinggi (Utomo, 2007). Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama. Karena sangat menentukan Sumber Daya manusia (SDM) pada masa yang akan datang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta lambannya penurunan angka kedua kejadian tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan. Tingginya AKI di Indonesia merupakan permasalahan yang perlu penanganan serius. Untuk AKI, Indonesia berada pada peringkat ke-12 dari 18 negara di Assosiation Of Southeast Asian Nation (ASEAN) dan South East Asian Region (SEARO). Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa AKI Indonesia pada tahun 2007 sebesar 288 per 100.000

kelahiran hidup. Propinsi Sumatra Barat pada tahun 2007 mencatat jumlah kematian ibu yaitu sebesar 229 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2007) Hasil dari beberapa studi serta pengamatan atas kematian ibu maternal, mengungkapkan bahwa penyebab kematian pada ibu maternal dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung dikaitkan dengan kondisi kesehatan ibu sejak masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Sedangkan penyebab tidak langsung lebih terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografis dan perilaku budaya masyarakat. Penyebab utama kematian ibu secara langsung adalah timbulnya perdarahan (28 %), eklamsia (24 %), infeksi (11%) dan komplikasi puerperium (8%). (Depkes RI 2007). Masa nifas adalah masa pasca persalinan, merupakan masa yang kritis bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam waktu 24 jam pertama. (Ambarwati, 2008). Pada penelitian yang dilakukan di 5 rumah sakit di Indonesia (RSUD Padang Pariaman, RSUD Pesisir Selatan, RSUD Sikka, RSUD Larantika, RSUD Serang) pada tahun 2005, didapatkan bahwa kematian maternal paling banyak ditemukan setelah persalinan yaitu sebesar 83,3 % dan 50 % diantaranya terjadi dalam 24 jam postpartum. Data kematian maternal kota Padang Panjang pada tahun 2009 menunjukkan bahwa kematian maternal di kota Padang Panjang yaitu sebanyak 2 orang dari 14.346 kelahiran hidup dan 2 orang diantaranya meninggal pada masa nifas. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kematian maternal sebanyak 2 orang dan 1 diantaranya meninggal pada masa nifas. Diantara 2 kecamatan yang ada di kota Padang Panjang,

kecamatan Padang Panjang Barat tepatnya wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos merupakan salah satu kecamatan dengan kematian ibu nifas yaitu sebanyak 1 orang. Cakupan Pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF) Adalah Cakupan Pelayanan kepada Ibu nifas pada 6 jam sampai dengan 42 hari Paska Persalinan Sesuai Standar paling Sedikit 3x dengan distribusi waktu 6 jam S/d hari ke 3 (KF 1) hari ke 4 S/D Hari 28 ( KF 2) Dan hari ke 42 (KF 3 ) Setelah persalinan. Data untuk Puskesmas Kebun Sikolos (KF 1) Tahun 2010 Adalah 73,3% dan (KF 2) 75,5% dan (KF 3)75,9%. Cakupan Pelayanan Neonatal Pertama (KN 1), adalah Cakupan Pelayanan Neonatal yang mendapat pelayanan sesuai standar Pada 6-48 jam setelah lahir. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal 0-28 hari ( KN ) lengkap adalah cakupan neonatal yang mendapat Pelayanan sesuai Standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu : 1 kali pada 6 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 dan hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 dan hari ke 28 setelah lahir. Data untuk Puskesmas Kebun Sikolos tahun 2010 (KN) lengkap 75,4% Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu, menuntut hubungan yang erat antara berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya tersebut mencakup upaya pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan yang bersih dan aman serta rujukan yang memadai. (Depkes RI, 2009). Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa persalinan dan nifas. Hal ini disebabkan pertolongan tidak diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan professional. Standar pelayanan kesehatan berguna dalam norma dan tingkat kinerja dan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi dalam menjalankan praktek kebidanan (Depkes RI, 2007).

Pada siklus persalinan, fokus diarahkan pada aksessebility serta kualitas pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan. Melalui pertolongan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi yang dimaksud, diharapkan berbagai faktor resiko dalam persalinan seperti perdarahan, eklamsia dan infeksi dapat diatasi dengan benar sehingga tidak menimbulkan kematian maternal. Langkah awal untuk menyakinkan bahwa kualitas pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan telah sesuai dengan standar operasi, dapat dihitung dengan cara menghitung ratio bidan dengan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 2007). Dari data yang diperoleh dari PWS-KIA kota Padang Panjang tahun 2010, Kebun Sikolos mempunyai cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang lebih rendah dari Puskesmas lain yaitu sebesar 76,61% , berada pada urutan ke3 dari 4 Puskesmas yang ada di kota Padang Panjang. Hal ini menimbulkan kesenjangan karena ditilik dari ratio jumlah tenaga kesehatan yang ada, wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos mempunyai jumlah tenaga kesehatan (perawat dan bidan) yang paling besar yaitu sebanyak 38 orang dari 396 perawat dan bidan yang bertugas di kota Padang Panjang. Untuk menerapkan standar dalam setiap pelayanan kebidanan yang diberikan, bidan harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta motivasi. Sehingga karakteristik bidan berpengaruh dalam penerapan standar pelayanan kebidanan. Diantara karakteristik yang berhubungan dengan standar pelayanan kebidanan terutama dalam dua jam pertama postpartum antara lain tingkat pendidikan dan lamanya bekerja. Tingkat pendidikan, pendidikan informal, home care akan mempengaruhi kinerja dari bidan (Helen, 2008).

Dari hasil penelitian yang dilakukan Ahmad Dani dkk (2006) di Puskesmas Tanjung Pinang didapatkan hasil bahwa bidan dengan lama kerja > 20 tahun mempunyai kinerja yang lebih baik yaitu sebesar 33,3% dibandingkan dengan bidan dengan lama kerja < 20 tahun yaitu sebesar 8,3%. Sedangkan untuk tingkat pendidikan dari hasil penelitian didapatkan kinerja bidan dengan Pendidikan D-I lebih baik yaitu 28,67% dibandingkan dengan bidan dengan pendidikan D-III yang hanya sebesar 9,52 %, pendidikan informal dan home care turut mempengaruhi. Berdasarkan uraian diataslah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas kebidanan ditinjau dari karakteristik bidan di BPS yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos Kota Padang Panjang pada tahun 2011. B. Rumusan Masalah Dari permasalahan yang ada peneliti ingin melihat bagaimanakah kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas ditinjau dari karakteristik bidan di Bidan Praktek Swasta (BPS) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos tahun 2011. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas ditinjau dari karakteristik bidan di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos tahun 2011.

2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. b. Diketahuinya distribusi frekuensi lama bekerja bidan di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. c. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan bidan di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. d. Diketahuinya distribusi frekuensi pendidikan informal bidan di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. e. Diketahuinya distribusi frekuensi home care di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. f. Diketahuinya hubungan lama bekerja bidan dengan kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. g. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan bidan dengan kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. h. Diketahuinya hubungan pendidikan informal bidan dengan kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos.

i. Diketahuinya hubungan home care dengan kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas di BPS yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos. D. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan serta menambah pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam menerapkan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan terutama asuhan pada ibu. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan bahan masukan bagi pembaca dan bahan penelitian selanjutnya serat dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bahan bacaan di perpustakaan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Fort De Kock. 3. Bagi Puskesmas Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan tolak ukur atas pelayanan yang diberikan oleh petugas terutama petugas kesehatan yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos dan hasilnya dapat dijadikan pedoman sehingga diharapkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas semakin meningkat. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meneliti tentang karakteristik bidan meliputi lama bekerja dan tingkat pendidikan dan pendidikan informal dan home care sebagai variabel independen dan kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum dan kunjungan nifas sebagai variabel dependen. Objek penelitian adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebun

Sikolos sebanyak 48 orang. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 30 Juni 2011 untuk mengetahui kinerja bidan dalam penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum ditinjau dari karakteristik bidan. Data dikumpulkan dengan cara melakukan observasi secara langsung dan mengisi daftar chek list dan home care.

You might also like